• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan mengetahuiefektifitas modul pembelajaran yang dikembangkan setelah dilakukannya uji coba lapangan terbatas kepada siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

1. Pengembangan modul pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswakelas IX SMP N 1 Yogyakarta Penelitian ini melewati beberapa tahapan pengembangan untuk akhirnya menghasilkan prototipe produk modul pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, yaitu 1) tahap kajian kompetensi inti dan kompetensi dasar, 2) tahap analisis kebutuhan, 3) tahap perancangan modul matematika, 4) tahap uji keterbacaan modul dan validasi modul, dan 6) tahap uji lapangan terbatas.

Tahap kajian kompetensi inti dan kompetensi dasar menghasikan KI dan KD yang digunakan dalam penelitian, yaitu “1)Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 2)Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori”. KD “1)Menentukan nilai variabel persamaan linear dua variabel dalam konteks nyata. 2)Membuat dan menyelesaikan model matematika

dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel”.

Tahap analisis kebutuhan menghasilkan bahwa modul yang dibuat mempunyai fitur memecahkan masalah, mendukung pembelajaran, sistematis, memotivasi, komponen- komponennya sesuai dengan tujuan, strategi penyampaian pesan, self- instruction, dan realisasi pengakuan perbedaan individual. Fitur tersebut adalah beberapa kriteria dari kriteria pemilihan sumber belajar yang baik dan ciri khas dari modul yang diungkapkan oleh Rusman (2009) dan Vembriarto (1981).

Rancangan modul dibuat berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan yang diperoleh. Rancangan modul yang sudah selelesai diuji keterbacaannya kepada siswa dan divalidasikan kepada pakar pembelajaran matematika, pakar media pembelajaran matematika, dan guru matematika kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta. Hasil dari uji keterbacaan modul yang diujikan kepada 10 siswa kelas VIII adalah 90% siswa setuju bahwa mereka memahami bahasa yang digunakan dalam modul, 82,5 % siswa setuju bahwa bahasa yang digunakan dalam modul menggunakan bahasa sehari – hari yang sering mereka jumpai, 90% siswa setuju bahwa jenis tulisan yang digunakan pada modul mudah untuk dibaca, 80% siswa setuju bahwa ukuran tulisan pada modul ideal sehingga tulisan mudah untuk dibaca, 70% siswa setuju bahwa Ilustrasi gambar yang diberikan pada modul dapat

memperjelas materi, 85% siswa setuju bahwa mereka merasa soal yang diberikan pada modul jelas. Karena presentase pada ilustrasi gambar memiliki presentase yang paling rendah maka modul mendapat revisi pada ilustrasi gambar.

Dari hasil validasi modul kepada pakar pembelajaran matematika, pakar media pembelajaran matematika, dan guru matematika kelas VIII SMP N 1 modul pembelajaran matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 mendapatkan penilaian dalam kategori “Sangat Baik” dengan rata – rata skor dari ketiga pakar 3,4. Namun denkian masih ada beberapa revisi yang dilakukan untuk memperbaiki modul yaitu sampul modul, beberapa konten isi pada modul, dan penambahan ilustrasi pada modul.

Modul pembelajaran matematika yang sudah mengalami revisi – revisi tersebut telah menjadi prototipe produk. Prototipe produk inilah yang diuji cobakan secara terbatas pada 6 orang siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta yang mempunyai kategori belum baik kemampuan pemecahan masalahnya menurut hasil pretestnya.

Uji coba lapangan terbatas bertujuan untuk meyakinkan peneliti bahwa prototipe produk layak untuk diuji cobakan pada sampel yang lebih luas.

2. Efektifitas modul pembelajaran yang dikembangkan setelah dilakukannya uji coba lapangan terbatas kepada siswa kelas IX SMP N 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Efektifitas modul pembelajaran matematika yang dikembangkan dapat dilihat dari hasil uji coba lapangan terbatas yang dilakukan kepada 6 orang siswa yang belum mempunyai kemampuan pemecahan masalah dalam kategori baik berdasarkan nilai pretestnya. Hasil dari uji lapangan terbatas berupa hasil tes siswa dan hasil wawancara dengan siswa setelah dilakukannya pembelajaran menggunakan modul pembelajaran matematika yang dikembangkan. Berdasarkan hasil dari nilai tes diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.27 hasil pretest dan posttest Siswa Pretest Posttest Kenaikan

3 54 86 59, 25% 12 46 92 100% 19 52 88 69,23% 28 38 70 84,21% 30 54 80 48,15% 31 48 82 70,83% Rerata 48,67 83 71,95%

Dari tabel diatas menunjukan rata – rata nilai posttest siswa naik sebesar 71,95% dengan nilai rata – rata pretest 48,67 menjadi 83 pada saat posttest. Jika dilihat dari tiap tahapan pemecahan masalah

matematikanya dari hasil pretest dan posttest terlihat bahwa pada tiap tahapannya secara keseluruhan siswamengalami peningkatan kemampuan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest yang awalnya pada tahapan menyusun dan melaksanakan strategi serta memeriksa proses dan hasil belum seluruh siswa mempunyai kemampuan yang baik, pada posttest seluruh siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam tahapan memahami masalah,menyusun strategi penyelesaian dan melaksanakan strategi penyelesaian. Namun demikian pada tahapan pemeriksaan proses dan hasil belum seluruh siswa mempunyai kemampuan yang baik. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa untuk melakukan pemeriksaan setelah didapatkannya hasil.

Menurut hasil wawancara dengan siswa yang dilakukan setelah dilakukannya pembelajaran menggunakan modul pembelajaran matematika diperoleh bahwa semua siswa berpendapat bahwa pembelajaran menggunakan modul membantu mereka untuk lebih memahami dan menguasai strategi dalam menyelesaikan masalah sitem persamaan linier dua variabel dan bagian yang dirasa masih sulit untuk dipahami adalah pada bagian penjelasan grafik. Untuk itulah pada penjelasan grafik modul mengalami revisi.

Dokumen terkait