• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

vii

HUBUNGAN ANTARA INVASI JARAK PERSONAL DENGAN

STRES KERJA PADA KARYAWAN SUBDIVISI DESAIN

PROGRAM DI PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Maria Grasia Deivi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara jarak personal dengan stres kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang karyawan pada subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala stres kerja yang terdiri dari 36 item dengan reliabilitas α 0,988 dan kuesioner jarak personal yang terdiri dari 6 item dengan reliabilitas α 0,737. H0 dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan antara invasi jarak personal dan stres kerja.

(2)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN INVASION OF PERSONAL

DISTANCE WITH WORK STRESS ON THE PROGRAM DESIGN

EMPLOYES AT PT.MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Maria Grasia Deivi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between invasion of personal distance with work stress on the employee subdivision program design at PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hypothesis in this study is there is a significant positive relationship between personal distance with work stress. Subjects in this study were 10 employees on the subdivision design program at PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Instrument in this research use work stress scale consist of 36 item with reliability 0,788 and personalized distance questionnaire consisting of 6 items with reliability 0,737. H0 in this study is rejected which means there is no relationship between invasion of personal distance and work stress.

(3)

HUBUNGAN ANTARA INVASI JARAK PERSONAL DENGAN

STRES KERJA PADA KARYAWAN SUBDIVISI DESAIN

PROGRAM DI PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Maria Grasia Deivi

NIM : 129114013

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA INVASI JARAK PERSONAL DENGAN

STRES KERJA PADA KARYAWAN SUBDIVISI DESAIN

PROGRAM DI PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Maria Grasia Deivi

NIM : 129114013

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN MOTTO

Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, janganlah

lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu.

-2 Tawarikh 15:7

A winner is a dreamer who never gives up

-Nelson Mandela

Work hard in silence, let success be your noise

(8)

v

Skripsi ini aku persembahkan untuk Bapak, Ibu, dan

(9)
(10)

vii

HUBUNGAN ANTARA INVASI JARAK PERSONAL DENGAN

STRES KERJA PADA KARYAWAN SUBDIVISI DESAIN

PROGRAM DI PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Maria Grasia Deivi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara jarak personal dengan stres kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang karyawan pada subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala stres kerja yang terdiri dari 36 item dengan reliabilitas α 0,988 dan kuesioner jarak personal yang terdiri dari 6 item dengan reliabilitas α 0,737. H0 dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan antara invasi jarak personal dan stres kerja.

(11)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN INVASION OF PERSONAL

DISTANCE WITH WORK STRESS ON THE PROGRAM DESIGN

EMPLOYES AT PT.MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Maria Grasia Deivi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between invasion of personal distance with work stress on the employee subdivision program design at PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hypothesis in this study is there is a significant positive relationship between personal distance with work stress. Subjects in this study were 10 employees on the subdivision design program at PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Instrument in this research use work stress scale consist of 36 item with reliability 0,788 and personalized distance questionnaire consisting of 6 items with reliability 0,737. H0 in this study is rejected which means there is no relationship between invasion of personal distance and work stress.

(12)
(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul ”Hubungan antara Invasi Jarak Personal dengan Stres Kerja pada

Karyawan Subdivisi desain program di PT.Mitra Karsa Sukses Mandiri”, dengan

baik.

Selama penulisan Skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak sehingga Skripsi dapat diselesaikan. Oleh karena

itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas dukungannya

sehingga proses pengerjaan skripsi hingga diujikan dapat berjalan

dengan lancar.

2. P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas peran dan

dukungannya atas kelancaran skripsi yang saya kerjakan.

3. R. Landung Eko P., M.Psi., Psi. selaku dosen pembimbing skripsi

yang sudah membimbing saya dengan sabar selama proses

pengerjaan skripsi.

4. Ratri Sunar Astuti M.Si. selaku dosen pembinbing akademik.

Terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama ini,

(14)

xi

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang sudah membagi semua ilmu

dan pengalamannya.

6. Karyawan Fakultas Psikologi: Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Muji,

terima kasih untuk semua bantuan selama proses penyusunan

skripsi.

7. Teruntuk yang tercinta Bapak dan Ibu, terima kasih untuk cinta

yang tulus, semangat, dukungan, dan doa yang tidak pernah putus

untukku.

8. Untuk kakak-kakakku tersayang, Mas Yudo & Mbak Maia, Mbak

Vita & Mas Sigit, Mas Dhanang & Mbak Wida. Terima kasih

untuk semangat dan dukungannya.

9. Untuk sahabat terbaik, tersayang, dan tercintaku, Wisnu.

Terimakasih untuk segala bantuan dan dukungannya selama

penyusunan skripsi. Terimakasih juga telah membuat hari-hariku

semakin berwarna.

10. Mas Sigit selaku Direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.

Terimakasih atas kesediaannya dalam membantu jalannya proses

penelitian sehingga penelitian dan pelatihan dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

11. Mbak Maria selaku supervisor administrasi PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam proses

(15)

xii

12. Seluruh karyawan subdvisi desain program PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu. Terimakasih atas

partisipasinya serta kesediaannya membantu dan mendukung

pelaksanaan penelitian.

13. Terimakasih juga untuk semua teman-teman yang sudah

memberikan semangat dan dukungan untukku, semoga

keberuntungan selalu beserta kalian.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

(17)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Stres Kerja

1. Definisi Stres Kerja ... 7

2. Aspek Stres ... 8

3. Faktor-faktor Pembangkit Stres ... 9

B. Invasi Jarak Personal 1. Definisi Invasi Jarak Personal ... 10

2. Jenis Jarak Personal ... 11

3. Faktor Jarak ... 12

C. Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ... 13

D. Dinamika Hubungan antara Jarak Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ... 14

E. Bagan... 17

F. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19

B. Identitas Variabel Penelitian ... 19

C. Definisi Operasional ... 19

1. Stres Kerja ... 19

(18)

xv

D. Subjek Penelitian ... 21

E. Metode Pengumpulan Data ... 21

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 24

G. Metode Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 31

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 31

C. Deskripsi Data Penelitian ... 32

D. Hasil Penelitian ... 35

E. Pembahasan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor Item-item Favorable pada Skala Stres Kerja ... 22

Tabel 2 Skor Item-item Unfavorable pada Skala Stres Kerja ... 22

Tabel 3 Blue Print Skala Stres Kerja ... 23

Tabel 4 Skor Item-item Favorable pada Kuesioner Invasi Jarak Personal ... 23

Tabel 5 Skor Item-item Unfavorable pada Kuesioner Invasi Jarak Personal .... 23

Tabel 6 Blue Print Invasi Jarak Personal ... 24

Tabel 7 Distribusi Penyebaran Item Kuesioner Invasi Jarak Personal ... 26

Tabel 8 Distribusi Penyebaran Skala Stres Kerja ... 27

Tabel 9 Perbandingan Nilai Mean Teoritik dan Empiris ... 32

Tabel 10 Norma Kategorisasi ... 34

Tabel 11 Norma Kategorisasi Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ... 35

Tabel 12 Uji Normalitas ... 36

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Histogram Stres Kerja ... 37

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blue Print Stres Kerja... 49

Lampiran 2 Blue Print Invasi Jarak Personal ... 57

Lampiran 3 Skala Stres Kerja dan Kuesioner Invasi Jarak Personal ... 58

Lampiran 4 Reliabilitas ... 82

Lampiran 5 Deskriptif ... 99

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang desain dan pembuatan komponen persisi, pembuatan

cetakan, dan pembuatan mesin dengan desain khusus yang selalu

mengupdate teknologi dan dikelola dengan kompetensi tinggi serta tim yang

fokus ke costumer. Perusahaan tersebut terbagi menjadi dua divisi besar

yaitu Divisi Technical yang berkaitan dengan proses produksi dan Divisi

Operation yang berkaitan dengan administrasi perusahaan dan marketing.

Masing-masing divisi terbagi lagi menjadi subdivisi dengan tugas yang

berbeda-beda. Salah satunya adalah subdivisi desain program yang termasuk

kedalam subdivisi technical. Subdivisi desain program merupakan subdivisi

yang bertugas untuk membuat rancangan produk yang hendak di produksi.

Menurut direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri, karyawan pada subdivisi

desain program harus memiliki konsentrasi dan fokus yang baik karena

dalam mendesain suatu produk diperlukan ketelitian.

Berdasarkan data absensi perusahaan tahun 2015 sampai dengan

tahun 2016, karyawan dengan tingkat absensi tinggi adalah karyawan pada

bagian subdivisi desain program. Selain itu, berdasarkan data yang

diperoleh dari dokumen PICA (Problem Identification & Corective Action)

(23)

kesalahan kerja yang dilakukan oleh karyawan subdivisi desain program dan

kesalahan kerja yang sering terjadi adalah pembuatan desain yang tidak

sesuai dengan permintaan konsumen serta kesalahan dalam memberikan

ukuran pada barang sehingga ukuran dalam part list tidak sesuai dengan

hasil yang telah dibuat. Kesalahan kerja tersebut mengakibatkan perusahaan

harus mengganti barang dengan melakukan desain ulang. Selain itu, direktur

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri juga mengatakan bahwa saat ini

perusahaan sedang mengalami masalah yang mengakibatkan kerugian besar

di perusahaan. Masalah tersebut terjadi karena kekeliruan karyawan

subdivisi desain program dalam mendesain barang. Barang yang telah

diproduksi tidak sesuai dengan permintaan customer sehingga perusahaan

harus mengganti semua barang yang tidak sesuai tersebut.

Dapat diketahui apabila munculnya kesalahan kerja dan absensi yang

tinggi merupakan gejala dari stres kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Occupational Safety and Health Administration (2013), yang

mengatakan bahwa pada tingkat organisasi gejala stres kerja dapat dilihat

dari absensi karyawan, turnover staf yang tinggi, kurangnya waktu,

menurunnya tingkat kedisiplinan karyawan, penurunan produktivitas,

munculnya kesalahan kerja, serta meningkatnya biaya untuk kompensasi

dan perawatan kesehatan (dalam Fihir & Ludia, 2013).

Menurut Munandar (2012) setiap faktor dalam pekerjaan dapat

menjadi pembangkit stres. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan ke dalam

(24)

organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan

iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan, serta ciri-ciri

individu (Hurrel dkk, dalam Munandar, 2012). Selain itu, Fincham dan

Rhodes (1988) juga mengemukakan bahwa stres merupakan hasil dari tidak

adanya kecocokan antara seseorang (dalam arti kepribadiannya, bakatnya,

dan kecakapannya) dengan lingkungannya, yang menyebabkan seseorang

menjadi tidak mampu untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya

secara efektif (dalam Munandar, 2014). Lazarus (dalam Khusniyah, 2014)

menambahkan bahwa stres adalah gejala yang terjadi dalam proses

penyesuaian antara individu dengan lingkungannya, selanjutnya stres akan

terjadi bila ada tuntutan-tuntutan terhadap individu melebihi kemampuan

penyesuaiannya. Hal ini dapat dikatakan bahwa stres sebagai bentuk

hubungan antara individu dengan lingkungannya yang dinilai sebagai

sesuatu yang mengancam atau sesuatu yang menekan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan

kerja sangat berpengaruh terhadap munculnya stres kerja pada karyawan.

Seperti halnya kondisi lingkungan kerja pada subdivisi desain program,

menurut direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ruang kerja di subdivisi

desain program menggunakan desain ruangan dengan bentuk terbuka tanpa

adanya pembatas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya. Desain

ruang tersebut hanya diterapkan di bagian subdivisi desain program karena

keterbatasan tempat. Hedge, mengemukakan bahwa ruang kerja terbuka

(25)

kemudahan akses interpersonal dan kemudahan komunikasi dibandingkan

dengan kantor-kantor dengan model tertutup (Brand & So, 2005). Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan karyawan yang mengatakan bahwa

dengan desain ruangan terbuka mereka dapat dengan mudah melakukan

komunikasi berkaitan dengan pekerjaan tanpa harus berpindah dari tempat

kerja mereka. Akan tetapi, beberapa karyawan juga mengungkapkan bahwa

mereka merasa terganggu dengan suara berisik dari karyawan lain sehingga

memerlukan tenaga lebih untuk berkonsentrasi dan fokus pada pekerjaan

mereka.

Hippel dan Alena (2005) mengatakan bahwa ruang kerja dengan

desain terbuka mengakibatkan karyawan merasa sulit untuk menghindari

kontak interpersonal atau menjaga privasi. Hal ini sesuai dengan keadaan

karyawan subdivisi desain program yang memiliki jarak personal yang

sangat dekat sehingga kondisi tersebut menghambat mobilitas kerja pada

karyawan karena ruang gerak karyawan menjadi sangat terbatas. Dengan itu

berarti tingkat invasi jarak personal antar karyawan dalam ruang kerja

terbuka juga semakin besar.

Invasi menurut KBBI merupakan perilaku atau perbuatan yang

dilakukan ketika seseorang memasuki wilayah orang lain. Sedangkan

menurut Hall (1966), jarak personal adalah lingkup pelindung kecil atau

lingkaran yang digunakan oleh organisme untuk mempertahankan antara

dirinya sendiri dan orang lain. Pada jarak ini, seseorang dapat memegang

(26)

others (2010), juga mengatakan bahwa jarak personal adalah lingkup yang

digunakan oleh individu untuk melindungi dirinya dari orang lain (dalam

Myers & Twenge, 2013). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui

apabila invasi jarak personal berarti suatu perilaku atau tindakan yang

dilakukan ketika seseorang memasuki wilayah pribadi orang lain.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Flynn dan

Kanaga (1981) mengenai hubungan antara invasi jarak personal terhadap

stres, di peroleh hasil bahwa invasi jarak personal dapat mengakibatkan

stres. Akan tetapi, penelitian ini dilakukan pada kriteria subjek yang berbeda

di negara Amerika Serikat. Oleh karena itu, untuk membuktikan apakah

invasi jarak personal memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program, maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan mengangkat judul, “Hubungan Antara Invasi Jarak

Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan

antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi

(27)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peniliti adalah untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara invasi jarak personal dan stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber

pengetahuan dan sumbangan ilmiah bagi ilmu psikologi, khususnya

dalam bidang psikologi industri dan organisasi. Dimana topik ini terkait

dengan hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Karyawan

Hasil penelitian ini diharapkan karyawan dapat mengetahui

pentingnya mengatur ruang kerja berdasarkan kajian jarak personal.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menciptakan

lingkungan kerja yang nyaman khususnya dengan memperhatikan

jarak antar karyawan untuk mencegah munculnya stres kerja pada

(28)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

Menurut Luthans (2005) stres kerja merupakan suatu respon

penyesuaian terhadap situasi eksternal yang mengakibatkan

penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis, dan tingkah laku bagi

para partisipan organisasi. Cooper dan Davidson (dalam Nugrahani,

2008) mengatakan bahwa situasi eksternal tersebut merupakan faktor

negatif dari lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Selain itu, Fincham dan Rhodes (1988) juga mengemukakan bahwa

stres merupakan hasil dari tidak adanya kecocokan antara seseorang

dalam arti arti kepribadian, bakat, dan kecakapannya dengan

lingkungan sehingga menyebabkan seseorang menjadi tidak mampu

untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif

(dalam Munandar, 2014).

Jadi, yang di maksud stres kerja dalam penelitian ini adalah suatu

respon penyesuaian terhadap situasi eksternal yang muncul akibat

faktor negatif lingkungan kerja dan interaksi antara individu dengan

pekerjaannya, serta tidak adanya kecocokan antara seseorang dalam arti

arti kepribadian, bakat, dan kecakapannya yang ditandai oleh

munculnya perubahan pada diri yang menyimpang dari fungsi normal

(29)

2. Aspek Stres

Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2005) mengklasifikasikan

stres kerja kedalam tiga aspek, yaitu :

a. Aspek fisik

Stres dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh

sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan fisiologis

individu. Gejala fisik yang muncul pada karyawan meliputi : sakit

kepala atau migrain, sakit pada punggung, tekanan pada leher dan

tenggorokan, susah menelan, kram otot, susah tidur, kehilangan

gairah seksual, kaki dan tangan dingin, mudah lelah, tekanan darah

tinggi, denyut nadi cepat, gangguan selera makan, gangguan

pencernaan dan pernafasan.

b. Aspek psikologis

Stres yang dialami karyawan secara psikis meliputi : mudah

lupa, pikiran kacau, susah berkonsentrasi, sulit dalam mengambil

keputusan, percaya kepada hal-hal yang tidak rasional, dan sering

mengalami mimpi buruk. Selain itu gejala fisik juga termasuk

kedalam gejala emosional seperti mudah marah, perasaan jengkel,

mudah merasa terganggu, gelisah, cemas, panik, ketakutan, sedih,

depresi, memiliki kebutuhan yang tinggi untuk bergantung kepada

orang lain, perasaan butuh pertolongan, putus asa, pesimis, tidak

(30)

c. Aspek perilaku

Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku dalam kehidupan

pribadi akan muncul pada karyawan seperti: tidak dapat

berhubungan akrab dengan orang lain, tidak dapat mempercayai

orang lain, tidak asertif, tidak berani mengambil resiko, menarik diri,

tidak punya kontrol hidup, membuat tujuan yang tidak realistis, self

esteem rendah. Tidak termotivasi, sering membuat kekacauan,

mudah bertengkar, bermasalah dalam perkawinan, cemburu

berlebihan, merasa terasing, tidak dapat mengekpresikan perasaan

sebenarnya. Sedangkan dalam kehidupan pekerjaan, para pekerjaan

akan mengalami hal-hal seperti tidak merespon tantangan,

kehilangan kreativitas, performa rendah, sering absen, aspirasi

rendah, motivasi rendah, terlalu banyak bekerja, terlalu mengontrol

dan tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.

3. Faktor-faktor penyebab stres

Luthans (1995) menyebutkan bahwa faktor penyebab stres terdiri

dari empat hal utama (dalam Waluyo 2013), yaitu:

a. Sumber luar organisasi, yang terdiri dari perubahan sosial atau

teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras

dan kelas, serta keadaan komunitas dan tempat tinggal.

b. Sumber dari dalam organisasi, yang terdiri dari kebijakan

organisasi, struktur organisasi, kondisi lingkungan kerja fisik

(31)

c. Sumber dari dalam kelompok, yang terdiri dari kurangnya

kebersamaan dalam grup, dan kurangnya dukungan sosial.

d. Sumber dari individu, yang terdiri dari disposisi individu seperti

pola keperibadian tipe A, personal control, learned helplessness,

dan daya tahan psikologis.

Woodman (1995) menambahkan bahwa tekanan fisik dan psikologis

yang berasal dari lingkungan kerja merupakan pembangkit dari stress kerja

(Gemora & Haydee, 2016).

Selain itu, Lu et al (2003) juga mengelompokkan sumber stres kerja

menjadi enam kategori, yaitu lingkungan fisik, struktur organisasi dan

karakteristik pekerjaan, relasi dengan rekan kerja, perkembangan karir,

serta permasalahan dalam keluarga (Ambren & Zamir, 2011).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pembangkit stres

yaitu tekanan fisik dan psikologis dalam lingkungan kerja, dukungan

sosial, struktur organisasi dan karakteristik pekerjaan, relasi dengan rekan

kerja, perkembangan karir dan kondisi keuangan, serta permasalahan

dalam keluarga dan masalah kesehatan.

B. Invasi Jarak personal

1. Pengertian Invasi Jarak personal

Menurut KBBI, invasi merupakan perilaku atau perbuatan dimana

seseorang memasuki wilayah orang lain. Sedangkan jarak personal

(32)

memisahkan spesies non-kontak. Atau dapat juga disebut sebagai

lingkup pelindung kecil yang digunakan oleh organisme untuk

mempertahankan antara dirinya sendiri dan orang lain. Pada jarak ini,

seseorang dapat menyentuh dan meraih seorang lainnya (dalam Sagi,

Berson, Avienzer, dan Haim, 2002). Kemudian, Felipe dan Somer

(dalam Grelic, Elfassy, Allinson, dan Wilcok, 2006), mengatakan

apabila seseorang memasuki lingkup personal tersebut tanpa

persetujuan dan menimbulkan ketidaknyamanan maka individu yang

bersangkutan akan melakukan penolakan seperti bergeser ke sisi lain,

membelakangi, hingga meninggalkan tempat tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa invasi jarak personal adalah suatu

perilaku atau tindakan ketika seseorang memasuki ruang lingkup

pribadi orang lain, dan apabila tindakan tersebut dilakukan tanpa

persetujuan akan menimbulkan penolakan.

2. Jenis Jarak personal

Hall (dalam Rahman, 2013) membagi jarak personal mejadi dua

jenis, yaitu :

a. Jarak personal - Close Phase

Pada jarak ini orang dapat memegang atau menyentuh orang

lain. Menurut KBBI, memegang berarti dapat menggenggam

sesuatu menggunakan tangan. Sedangkan menyentuh dalam KBBI

berarti mennyinggung, menjamah, atau dapat mengenai sesuatu

(33)

melihat wajah orang lain dengan kejelasan yang luar biasa. Seperti,

bentuk wajah, rambut halus pada wajah, bulu mata, dan poripori

pada wajah dengan sangat jelas.

b. Jarak personal - Far Phase

Ciri dari jarak personal far phase adalah apabila kita memiliki

jarak satu lengan dengan orang lain. Pada jarak ini orang tidak

dengan mudah menyentuhkan tangannya pada orang lain. Akan

tetapi seseorang dapat melihat ukuran tubuh orang lain secara

normal.

Selain itu juga seorang masih dapat dengan mudah melihat

secara jelas halus kulit, warna rambut, kedipan mata, noda pada

gigi, bintik-bintik dan keriput pada wajah, serta kotoran pada

pakaian.

3. Faktor Jarak

Menurut Hediger, jarak (baik itu intimate, personal, social, dan

public distance) tidak hanya mengacu pada culture tetapi juga dilihat

dari tipe aktivitas dan cara seseorang berelasi. Selain itu, jarak juga

dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang, yang termasuk di dalamnya

(34)

C. Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang industry manufacturing. Visi dari PT. Mitra Karsa

Sukses Mandiri adalah menjadi perusahaan skala Nasional di bidang

Precision Parts, Mold & Die maker, Special Purpose Machine dengan

selalu mengupdate teknologi dan dikelola dengan kompetensi yang tinggi

dan customer focused team. Sedangkan, Misi dari PT.Mitra Karsa Sukses

Mandiri adalah selalu mengedepankan kepuasan pelanggan memberikan

nilai tambah yang bermanfaat bagi perkembangan industri. Fokus pada

sales and service yang memuaskan dan pengembangan yang

berkesinambungan.

Perusahaan tersebut terbagi menjadi dua divisi besar yaitu Divisi

Technical yang berkaitan dengan proses produksi dan Divisi Operation

yang berkaitan dengan administrasi perusahaan dan marketing.

Masing-masing divisi memiliki subdivisi dengan tugas yang berbeda-beda. Salah

satunya adalah subdivisi desain program yang termasuk kedalam subdivisi

technical. Subdivisi desain program merupakan subdivisi yang bertugas

untuk membuat rancangan produk yang hendak di produksi.

Ruang kerja pada subdivisi desain program menggunakan desain

ruang kerja terbuka, yaitu ruang kerja yang tidak memiliki pembatas atau

sekat antara karyawan satu dengan lainnya, yang terdiri dari deretan meja

(35)

jarak antar karyawan sangat dekat sehingga karyawan dapat dengan

mudah melakukan kontak fisik dengan rekan kerja yang berada

disampingnya atau dengan kata lain karyawan dapat dengan mudah

mendapatkan invasi jarak personal.

D. Dinamika Hubungan antara Invasi Jarak Personal dengan Stres

Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Progam PT. Mitra Karsa

Sukses Mandiri

Melihat ruang lingkup pekerjaannya, bekerja pada bidang desain

identik dengan ruang kerja yang kondusif. Hal ini dikarenakan karyawan

dalam bidang desain membutuhkan konsentrasi dan fokus yang baik

selama mereka bekerja. Sama halnya dengan karyawan subdivisi desain

program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Karyawan subdivisi desain

program merupakan karyawan yang bertugas untuk menganalisis,

menghitung, memperkirakan, menentukan, memutuskan, menggambarkan,

dan menyatakan secara objektif dan sistematis suatu ide, cara, rencana,

atau sistem yang akan digunakan untuk membuat suatu benda baik produk

maupun barang (Nurcahyanie & Tahid, 2007). Oleh karena itu, karyawan

subdivisi desain program harus memiliki kecermatan dan ketelitian dalam

bekerja supaya produk yang hendak dipasarkan maupun yang menjadi

permintaan konsumen sesuai.

Ruang kerja pada karyawan subdivisi desain program memiliki

(36)

kurang kondusif. Jarak antar karyawan juga sangat dekat sehingga

membuat suasana ruang kerja menjadi sangat gaduh karena suara antar

karyawan yang tidak dapat terkontrol saat jam kerja berlangsung. Jarak

yang sangat dekat ini juga membuat ruang gerak karyawan menjadi sangat

terbatas, selain itu karyawan juga dapat dengan mudah untuk melakukan

kontak fisik dengan karyawan lain yang mungkin dapat mengganggu fokus

mereka dalam bekerja.

Menurut Hall jarak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

jenis aktivitas yang dilakukan, jenis hubungan dan perasaan yang dialami

oleh seseorang (Hall, 1966). Berdasarkan jenis aktivitas, karyawan pada

subdivisi desain program memiliki tingkat jarak personal yang dekat

dikarenakan kondisi pekerjaan mereka yang mengharuskan mereka berada

pada jarak yang dekat. Akan tetapi, belum tentu setiap karyawan nyaman

dengan keadaan tersebut, setiap karyawan memiliki cara tersendiri dalam

menjalin hubungan dan mereka juga memiliki perasaan yang berbeda-beda

terhadap rekan kerjanya. Sehingga, setiap karyawan belum tentu merasa

nyaman dengan tingkat jarak personal yang dekat.

Ketidaknyamanan karyawan dalam bekerja dapat memberikan

dampak negatif seperti munculnya stres kerja yang nantinya juga akan

berpengaruh terhadap performansi karyawan dalam bekerja. Apabila

karyawan tidak memiliki performa kerja yang baik maka proses

pencapaian visi dan misi akan sangat terhambat sehingga merugikan

(37)

adalah dengan meminimalisir munculnya stres kerja. Menurut Rice (1999)

stres kerja dapat merugikan karyawan maupun perusahaan. Pada karyawan

konsekuensi dari stres kerja adalah menurunkan gairah kerja, kecemasan

tinggi, serta frustasi (dalam Minto, 2013).

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah dengan seringnya

karyawan mendapatkan invasi jarak personal karyawan akan

mempengaruhi stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT.

(38)

E. BAGAN

Hubungan antara Jarak Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan

Subdivisi Desain Program di PT.Mitra Karsa Sukses Mandiri

Lingkungan kerja Karyawan Subdivisi Desain

Program di PT. MKSM

Jarak Personal Close-phase

(46-76 cm)

Invasi jarak personal tinggi : - karyawan sulit menghindari kontak interpersonal

- karyawan sulit menjaga privasi

Stres kerja tinggi

Jarak Personal Far-phase

(76-122 cm)

Invasi jarak personal rendah : - karyawan jarang atau tidak mengalami kontak interpersonal - karyawan dapat menjaga privasi

(39)

F. HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang

signifikan antara invasi jarak personal dengan stres kerja. Semakin tinggi

invasi jarak personal pada karyawan maka tingkat stres kerja pada

karyawan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah invasi jarak

personal pada karyawan maka tingkat stres kerja pada karyawan semakin

(40)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.

Menurut Azwar (2004), penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah

penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka)

dengan metode statistika. Sedangkan, penelitian korelasional merupakan

penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variable lain,

berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009).

B. Identitas Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (independent) : Invasi jarak personal

2. Variabel tergantung (dependent) : Stres kerja pada karyawan PT.

Mitra Karsa Sukses Mandiri

C. Definisi Operasional

1. Stres Kerja

Stres kerja pada karyawan subdivisi Desain Program merupakan

respon negatif yang muncul akibat interaksi antara karyawan subdivisi

(41)

perubahan pada diri yang menyimpang dari fungsi normal baik secara

fisik, psikis, dan perilaku.

Stres kerja dalam penelitian ini akan diukur dengan Skala Stres

Kerja yang terdiri dari spek-aspek kerja yaitu gejala fisik, psikologis,

dan gejala-gejala perilaku. Semakin tinggi skor total yang diperoleh,

maka tingkat stres pada karyawan juga semakin tinggi. Namun, jika

semakin rendah skor total yang diperoleh, maka semakin rendah pula

tingkat stres pada karyawan.

2. Invasi jarak personal

Invasi jarak personal didefinisikan sebagai suatu perilaku atau

tindakan dimana seseorang memasuki ruang lingkup pribadi seseorang

dan apabila tidak mendapat persetujuan maka akan terjadi penolakan.

Jarak personal sendiri di bedakan menjadi dua jenis yaitu jarak

personal close-phase dan jarak personal far-phase.

Pada jarak personal close-phase seseorang dapat meraih dan

memegang anggota badan orang lain dengan mudah. Sedangkan pada

jarak personal far-phase seseorang tidak dapat dengan mudah

menyentuh dan memegang orang lain. Akan tetapi, seseorang masih

dapat melihat jelas warna rambut dan noda baju pada orang lain.

Invasi jarak personal dalam penelitian ini akan di ukur dengan

kuesioner invasi jarak personal. Semakin tinggi skor total yang

(42)

semakin tinggi. Namun, jika semakin rendah skor total yang

diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat invasi jarak personal

pada karyawan.

D. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

karyawan pada subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri dengan jenis kelamin laki-laki.

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Menurut

Sugiyono (2008) total sampling merupakan teknik pengambilan sampel

dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi.

E. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan

adalah penyebaran kuesioner dan skala. Penyebaran skala merupakan

metode yang berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar kumpulan

pernyataan yang harus dijawab oleh individu sebagai subjek penelitian

(Azwar, 2009).

Jenis skala yang pada penelitian ini merupakan skala tertutup yaitu

skala yang memuat pernyataan-pernyataan yang subjek tidak diberi

kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas. Sedangkan

model skala yang digunakan merupakan skala Guttman. Item dalam skala

(43)

diminta menjawab pertanyaan atau pernyataan dengan memilih salah satu

dari dua jawaban yang disediakan yaitu “YA” atau “TIDAK” (Sugiyono,

2013). Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

stres kerja. Sedangkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner jarak personal.

1. Skala Stres Kerja

Pada penelitian ini, subjek akan diminta untuk memilih salah satu

dari 2 alternatif pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Pemberian skor

dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel. 1. Skor item-item favorable pada Skala Stres Kerja

Respon Subjek Skor Subjek

YA 1

TIDAK 0

Tabel. 2. Skor item-item unfavorable pada Skala Stres Kerja

Respon Subjek Skor Subjek

YA 0

(44)

Tabel 3. Sebaran Item Skala Stres Kerja

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah %

1. Gejala fisik 6 6 12 33,33%

2. Gejala psikologis 6 6 12 33,33%

3. Gejala Perilaku 6 6 12 33,33%

Total 18 18 36 100%

2. Kuesioner Invasi Jarak personal

Pada penelitian ini, subjek akan diminta untuk memilih salah satu

dari 2 alternatif pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Pemberian skor

dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel. 4. Skor item-item favorable pada Kuesioner Invasi jarak

personal

Respon Subjek Skor Subjek

YA 1

TIDAK 0

Tabel. 5. Skor item-item unfavorable pada Kuesioner Invasi jarak

personal

Respon Subjek Skor Subjek

YA 0

(45)

Tabel 6. Sebaran Item Kuesioner Invasi jarak personal

Aspek Skor Tinggi Skor Rendah Jumlah %

1. Close phase 3 0 3 50%

2. Far phase 1 2 3 50%

Total 4 2 6 100%

F. Validitas dan Reliabilitas Alat ukur

1. Validitas

Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana

suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak

diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

isi yaitu pembuktian yang dilakukan melalui analisis logis atau empiris

terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa

relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor yang

dimaksudkan (Supratiknya, 2014). Dengan kata lain, valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2013).

Selain itu, penelitian ini juga melalui penilaian dari ahli profesional

(professional judgment). Pada penelitian ini penilaian oleh profesional

dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini dilakukan

untuk melihat kesesuaian antara item-item dalam instrumen tes dengan

(46)

2. Seleksi Items

Seleksi item merupakan hal yang penting dalam penelitian. Hal ini

dikarenakan tujuan dari seleksi item adalah memutuskan item-item

mana saja yang memenuhi syarat untuk dimasukan kedalam bentuk

final tes. Apabila item tidak memenuhi syarat maka item akan

digugurkan karena memiliki ciri-ciri statistic yang terlalu jauh dari

yang disyaratkan (Supratiknya, 2014). Seleksi item dilakukan dengan

cara melihat daya diskriminasi item (daya beda) dari setiap item yang

ada.

Subjek dari pengambilan data ini adalah seluruh karyawan

subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 26 November 2016. Dari

10 skala yang dibagi, kembali kepada peneliti sejumlah 10 skala.

Setelah data terkumpul, seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan

standar rix ≥ 0,3. Analisis seleksi aitem menggunakan analisis

cornbach alpha pada program SPSS for windows versi 22.

Menurut Periantalo (2015), prosedur seleksi item memiliki

koefisien korelasi (rix) ≥ 0,3. Dengan demikian, jika item mencapi rix

minimal 0,3, maka item tersebut memiliki daya beda yang tinggi.

Sebaliknya, jika item mencapi rix kurang dari 0,3, maka item tersebut

memiliki daya beda yang rendah sehingga tidak lolos seleksi.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti ditemukan

(47)

item yang gugur dan 36 item yang memenuhi syarat terdiri dari 18

item favorable dan 18 item unfavorable. Sedangkan untuk item pada

kuesioner jarak personal yang berjumlah 6 item sudah memenuhi

syarat atau tidak ada item yang gugur.

Tabel 7. Distribusi Penyebaran Item Skala Stres Kerja

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

(48)

Tabel 8. Distribusi Penyebaran Item Kuesioner Jarak Personal

Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah

1.Close phase 1, 2, 3 0 3

2. Far Phase 6 4, 5 3

Total 4 2 6

4. Reliabilitas

Menurut Azwar (2009), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau

kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor

yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara

individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan

yang sesungguhnya. Dengan kata lain pengukuran yang tidak reliabel

adalah pengukuran yang tidak konsisten.

Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal, yaitu

pendekatan yang bertujuan untuk melihat konsistensi antara item

ataupun konsistensi antara bagian dalam tes (Azwar, 2010). Pada

penelitian ini, reliabilitas konsistensi internal akan dicari

menggunakan alpha cronbach (α). Koefisien reliabilitas bergerak

mulai dari angka 0 sampai dengan 1,00. Jika skor yang diperoleh

semakin mendekati angka 1,00, maka skala tersebut dapat dikatakan

memiliki koefisien reliabilitas yang baik. Sebaliknya, jika skor

mendekati 0, maka maka skala tersebut dapat dikatakan memiliki

(49)

Dari hasil pengujian reliabilitas skala stres kerja diperoleh nilai

koefisien reliabilitasnya sebesar 0,988. Kemudian, untuk hasil

pengujian kuesioner jarak personal diperoleh nilai koefisien

reliabilittas sebesar 0,737. Hal ini menunjukkan bahwa skala stres

kerja dan kuesioner jarak personal memiliki reliabilitas yang baik.

G. METODE ANALISIS DATA

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah penyebaran

data dalam penelitian yang dilakukan terdistribusi dengan normal

atau tidak (Kasmadi & Sunariah, 2013). Jika nilai p > 0,05, maka

H0 diterima dan Ha ditolak, artinya data yang diuji memiliki

distribusi yang tidak berbeda dari data normal, atau dengan kata

lain, data yang diuji memiliki distribusi normal. Sebaliknya, jika

nilai p < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya data yang

diuji memiliki distribusi yang berbeda dari data normal, atau

dengan kata lain, data yang diuji memiliki distribusi yang tidak

(50)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat bagaimana kekuatan

hubungan antara dua variabel, yaitu antara variabel bebas dan

variabel tergantung. Selain itu, juga untuk melihat hubungan antara

variabel yang akan dianalisis, apakah mengikuti garis lurus atau

tidak mengikuti garis lurus. Peningkatan kuantitas pada suatu

variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan kuantitas

variabel lainnya. Sedangkan, penurunan kuantitas pada suatu

variabel, juga akan diikuti secara linear oleh penurunan kuantitas

variabel lainnya.

Jika nilai p > 0,05, maka terdapat hubungan yang tidak linear,

sehingga hubungan antara kedua variabel dapat dikatakan lemah.

Sebaliknya, jika nilai p < 0,05, maka terdapat hubungan yang

linear, sehingga hubungan antara kedua variabel dapat dikatakan

kuat. (Santoso, 2010).

2. Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan teknik yang digunakan untuk mencari

hubungan atau korelasi antara dua variable atau lebih. Penelitian ini

dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan diagram pencar

(scatter diagram) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

variabel secara langsung. Korelasi antar variabel tersebut dikatakan

(51)

lurus dengan kemiringan yang positif. Namun, apabila sebaran

titik-titik semakin menjauh dan memencar maka korelasi antar variabel

(52)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu

memberikan surat izin penelitian kepada pihak PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri pada tanggal 14 Juli 2016 sebagai perizinan untuk mengambil

data.

Kemudian, penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 november 2016

sampai dengan 26 November 2016. Pengambilan data dilakukan dengan

membagikan skala stres kerja dan kuesioner invasi jarak personal kepada

seluruh karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri yang berjumlah 10 orang.

Penyebaran skala dan kuesioner dilakukan dengan cara membagikan

lembar skala beserta lembar kuesioner ke masing-masing karyawan di

subdivisi desain program yang sebelumnya telah menerima penjelasan

mengenai instruksi pengerjaan oleh peneliti.

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

Jumlah subjek dari penelitian ini ada 10 karyawan yang merupakan

jumlah total karyawan pada subdivisi desain program. PT. Mitra Karsa

Sukses Mandiri terbagi menjadi dua divisi besar yaitu Subdivisi Technical

(53)

berkaitan dengan administrasi perusahaan dan marketing. Alasan peneliti

memilih subdivisi desain program karena ruang kerja karyawan di

subdivisi menggunakan desain ruang kerja dengan bentuk terbuka tanpa

adanya pembatas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya dan

desain ruang terbuka tersebut hanya di terapkan di bagian subdivisi desain

program karena keterbatasan tempat sehingga membuat jarak antar

karyawan sangat dekat sehingga membuat kecenderungan terjadinya

invasi jarak personal terhadap karyawan juga semakin tinggi.

Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di

dalam ruangan serta memenuhi karakteristik jarak personal. Identitas yang

didapatkan dalam pengambilan data adalah jenis kelamin, masa kerja,

serta beberapa gambaran tentang kondisi ruang kerja.

Dalam pengambilan data diperoleh hasil bahwa seluruh subjek adalah

berjenis kelamin berjenis kelamin laki-laki. Subjek juga memiliki masa

kerja yang bervariasi yaitu mulai dari 2 tahun hingga 4 tahun bekerja.

C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Tabel 9. Perbandingan Nilai Mean Teoritik dan Empiris

Variabel Data Teoritik Data Empiris

One

Sample

t-test

Stres

Kerja Min Max Mean Min Max Mean SD

Sig.

(2-tailed)

(54)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, stres kerja memiliki mean

teoritik sebesar 18 dan mean empiris sebesar 9,50. Hasil menunjukkan

bahwa nilai teoritik lebih besar dibandingkan nilai empiris. Hal ini

menunjukan bahwa rata-rata stres kerja pada karyawan subdivisi desain

program lebih rendah.

Hasil ini juga diperkuat dengan hasil uji t yang telah dilakukan untuk

membandingkan hasil dari nilai mean teoritik dan nilai mean empiris.

Berdasarkan hasil uji t pada skala stres kerja, didapatkan hasil yang

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai mean teoritik

dan nilai mean empiris karena hasil dari nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05 (p<0,05) (Sugiyono, 2008).

Kemudian peneliti juga melakukan kategorisasi yang bertujuan untuk

menempatkan individu kedalam kategori terpisah secara berjenjang

menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang di ukur. Untuk membuat

kategorisasi dibutuhkan mean teoritik dan satuan standar deviasi populasi.

Standar deviasi diperoleh dengan cara mencari rentang skor maksimum di

kurangi dengan skor minimal, kemudian skor dibagi enam (Azwar, 2012).

Pada penelitian ini, skor subjek pada variabel stres kerja dikelompokkan

ke dalam lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan

sangat tinggi. Berikut merupakan norma kategorisasi yang digunakan

(55)

Tabel 10. Norma Kategorisasi

Skor Kategorisasi

X ≤ (µ - 1,5σ) Sangat Rendah

(µ - 1,5σ) < X ≤ (µ - 0,5σ) Rendah

(µ - 0,5σ) < X ≤ (µ + 0,5σ) Sedang

(µ + 0,5σ) < X ≤ (µ + 1,5σ) Tinggi

X > (µ + 1,5σ) Sangat Tinggi

Keterangan :

µ : Mean teoretis

σ : Standar deviasi teoretis

X : Skor total setiap responden

Skor maksimal = 1 x 36 = 36

Skor minimal = 0 x 36 = 0

µ = (skor maksimal + skor minimal)

= (36+0)

= 18

σ = (skor maksimal - skor minimal)

= (36-0)

= 6

Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa skor mean teoretis

variabel stres kerja pada karyawan subdivisi desain program sebesar 18

(56)

skor pada variabel stres kerja pada karyawan subdivisi desain program

adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Norma Kategorisasi Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi

Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri

Skala Rentang skor Kategorisasi Jumlah Persentase

Stres

Kerja

X ≤ 9 Sangat Rendah 7 70 %

9 < X ≤ 15 Rendah 0 0 %

15 < X ≤ 21 Sedang 1 10 %

21 < X ≤ 27 Tinggi 1 10 %

X > 27 Sangat Tinggi 1 10 %

Pada tabel norma kategorisasi diketahui bahwa sebanyak 70%

karyawan memiliki tingkat stres kerja yang sangat rendah, 10% lainnya

masuk ke dalam kategori stres kerja sedang. Kemudian, karyawan dengan

kategori stres kerja tinggi adalah sebanyak 10% dan karyawan dengan

kategori stres kerja sangat tinggi adalah sebanyak 10 %.

D. HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

a) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek

(57)

normal sehingga dapat digunakan dalam statistik parametrik atau

statistik inferensial (Santoso, 2010). Metode pengambilan

keputusan uji normalitas menggunakan p>0,05 maka data

berdistribusi normal dan apabila p<0,05 maka data tidak

berdistribusi normal (Supardi, 2013). Pengujian normalitas

menggunakan teknik uji Shappiro-wilk dengan program SPSS versi

20 for Windows. Menurut Althouse et al, uji Shappiro-wilk

merupakan tes yang digunakan untuk membatasi sampel yang

berjumlah kurang dari 50 serta mampu mendeteksi penyimpangan

normalitas baik karena skewness atau kurtosis dan keduanya (Wah

& Razali, 2011). Adapun hasil pengolahan uji normalitas adalah

sebagai berikut :

Tabel 12. Uji Normalitas

Variabel Shapiro Wilk Sig.

Personal distance 0,693 0,001

Stres Kerja 0,796 0,013

Hasil perhitungan uji normalitas menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,001 untuk skala jarak personal dan 0,013

untuk skala stres kerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

(58)

normal (p<0,05). Hasil tersebut ditunjukkan dalam kurva sebagai

berikut :

Gambar 1. Histogram Stres Kerja

(59)

b)Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

versi 20 for windows. Hubungan antar variabel dikatakan linear

apabila p<0,05 (Sugiyono, 2008). Hasil hubungan antar variabel

ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 13. Uji Linearitas

F Sig

Between Groups (Combined)

0,408 0,753

Stres

Kerja*Jarak personal

Linearity 0,227 0,650

Deviation

from Linearity 0,499 0,630

Berdasarkan hasil uji linearitas menunjukkan F sebesar 0,227

dengan nilai signifikansi sebesar 0,650. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang linear antara jarak personal dengan

stres kerja pada karyawan subdivisi desain program PT. Mitra

Karsa Sukses Mandiri karena signifikasi lebih besar dari 0,05

(p>0,05). Sedangkan untuk menunjukkan adanya hubungan yang

linear adalah apabila nila signifikansi lebih kecil dari 0,05

(60)

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan melalui uji normalitas dan

uji linearitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa distribusi data

skala stres kerja dan invasi jarak personal tidak normal dan tidak

linear. Oleh karena itu, pengujian hipotesis tidak dilakukan karena

hasil perolehan data tidak memenuhi uji asumsi (Gunawan, 2015),

sehingga dapat disimpulkan apabila hipotesis dalam penelitian ini

ditolak.

E. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jarak

personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

terdapat hubungan positif yang signifikan antara invasi jarak personal

dengan stres kerja. Semakin tinggi invasi jarak personal pada karyawan

maka tingkat stress kerja pada karyawan semakin tinggi. Sebaliknya,

semakin rendah invasi jarak personal pada karyawan maka tingkat stres

kerja pada karyawan semakin rendah.

Berdasarkan uji asumsi diperoleh hasil apabila distribusi data dalam

penelitian ini adalah tidak normal dan tidak linear. Hal tersebut berarti

tidak ada hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada

karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri,

(61)

adalah semakin tinggi tingkat invasi jarak personal pada karyawan, stres

kerja kerja semakin rendah dan sebaliknya. Selain itu, pada skala stres

kerja diperoleh nilai mean teoritik sebesar 18 dan nilai mean empiris

sebesar 9,50. Hasil menunjukkan bahwa nilai teoritik lebih besar

dibandingkan nilai empiris. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program adalah rendah. Berdasarkan

kategorisasi stres kerja pada masing-masing karyawan diperoleh hasil

bahwa karyawan dengan tingkat stres kerja yang sangat rendah berjumlah

7 orang dan 1 orang lainnya masuk kedalam kategori stres kerja sedang.

Selanjutnya, karyawan dengan kategori stres kerja tinggi sebanyak 1 orang

dan karyawan dengan kategori stres kerja sangat tinggi sebanyak 1 orang.

Flynn dan Kanaga (1981), menyatakan bahwa ivansi jarak personal

mampu menimbulkan stres. Akan tetapi, hal tersebut tidak sesuai dengan

hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

negatif dan tidak signifikan antara jarak personal dan stres kerja. Dalam

penelitian ini hubungan antara jarak personal terhadap stres kerja

memberikan sumbangan efektif sebesar 2,13 % sehingga masih ada

97,87% variabel lain yang mempengaruhi variabel stres kerja.

Menurut Fincham & Rhodes (1988) stres kerja merupakan hasil dari

tidak adanya kecocokan antara seseorang dalam arti kepribadiannya,

bakatnya, dan kecakapannya dengan lingkungannya, yang menyebabkan

seseorang menjadi tidak mampu untuk menghadapi berbagai tuntutan

(62)

berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan subdivisi desain program

masing-masing karyawan sudah saling mengenal rekan kerja mereka dan

sudah memiliki kecocokan satu sama lain. Sehingga meskipun jarak

mereka ketika bekerja sangat dekat dan mengalami tingkat invasi jarak

personal yang tinggi, mereka tidak merasa terganggu.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu menggunakan

tryout terpakai sehingga generalisasi terbatas. Selain itu, jumlah subjek

sangat terbatas sehingga mengakibatkan data tidak seimbang atau

memunculkan rentang yang tidak seimbang yang mengakibatkan mean

(63)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak personal dan stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri tidak memiliki hubungan. Hal tersebut dapat diketahui dari uji

linearitas yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

linear antara jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi

desain program PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hal tersebut menandakan

bahwa hipotesis dari penelitian ini ditolak.

B. SARAN

1. Bagi Karyawan Subdivisi Desain Program PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program cenderung rendah. Oleh

sebab itu, karyawan diharapkan dapat mempertahankan rendahnya

stres kerja dengan cara mencegah timbulnya stres dengan cara

mengubah faktor-faktor di lingkungan dan individu melalui teknik

kerekayasaan organisasi, kerekayasaan kepribadian, teknik penanganan

pikiran dan teknik penanganan melalui aktivitas fisik (Munandar,

(64)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Pentingnya melakukan verifikasi faktor lain untuk mengetahui

sumbangan efektif dari variabel tersebut.

b. Peneliti lain perlu mencari subjek dengan variansi yang lebih

memadahi.

c. Pentingnya melakukan tryout sebelum dilaksanakannya penelitian

(65)

Daftar Pustaka

Ambreen, M, & Zamir, S. (2011). Relationship Between Ocupational Stress and

Organizational Citizenship Behavior of Academic Staff Working at Higher

Educational Level. Elixir International Journal.

Azwar, Syaifudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Azwar, Syaifudin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Azwar, Syaifudin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Brand, J. L., & Lee. S. Y. (2005). Effects of Control Over Office Workspace on

Perspections of the Work Environment and Work Outcomes. Journal of

Enviromental Psychology, 25, 323-333

Crowe, Sarah. (2011). The Use of Personal Space among College Students.

Journal of Social Psychology, 3

Dodiansyah, K. A. (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Stres

Kerja pada Karyawan Solo Pos. Surakarta : Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Fihir., & Safitri, L. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Stres Kerja

pada Karyawan Pusat Administrasi. Depok : Universitas Indonesia.

Flynn, M., & Kanaga, K. R. (1981). The Relationship Between Invasion of

Personal Space and Stress. Huaman Relation Journal, 34, 4

Gemora, R. B., & Haydee C. Q. (2016). Causes and Effects of Stress Among

Faculty Member in a State University. Asia Pacific Journal of

Multidisiplinary Research. 4 (1).

Grelic., Elfasy., Allinson., & Wilcox. (2006). Personal Space in Virtual Reality.

(66)

Hall, Edward. T. (1966). The Hidden Dimension. United States of America :

Doubleday.

Hippel, C. V., & Maher, A. (2005). Individual Differences in Employee Reaction

to Open-Plan Offices. Journal Enviromental Psychology, 25, 219-299

Ikasari, H, & Kurniawan, B. S. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya

Organisasi, dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Koran PT.

Tempo Jateng dan D.I Yogyakarta. Universitas Dian Nuswantoro.

Iswahyudi, Didik. (2015). Pengaruh Reduksi Pencahayaan Terhadap Lebar Jarak

Personal. Bandung : Universitas Padjajaran.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Memegang. Diunduh pada 25

Oktober, dari www.kbbi.wed.id.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Menyentuh. Diunduh pada 25

Oktober, dari www.kbbi.wed.id.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Invasi. Diunduh pada 2 Mei,

dari www.kbbi.wed.id.

Khusniyah, Nur Andita. (2014). Hubungan antara Stres Kerja dengan Burnout

pada Karyawan CV. Ina Karya Klaten. Surakarta : Universitas

Muhammadiyah.

Luthans, F. (2005). Organization Behavior. New York : MC Graw-Hill.

Munandar, A.S. (2014). Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit Universitas

Indonesia.

Myers, D. G., & Twenge, J. M. (2013). Social Psychology (11th Edition). New

York : McGraw-Hill

Nugrahani, Salafi. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja Pada

Pekerja Bagian OperasionalPT. GUNZE Indonesia Tahun 2008. Depok :

Universitas Indonesia.

Nurcahyanie, Y. D, dan Tahid, S. (2007). Konsep Teknologi dalam

Gambar

Gambar 2. Histogram Jarak Personal .............................................................
Tabel. 1. Skor item-item favorable pada Skala Stres Kerja
Tabel 3. Sebaran Item Skala Stres Kerja
Tabel 6. Sebaran Item Kuesioner Invasi jarak personal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Nilai dan Tipe Konsumen Rumah Tangga Kaitannya dengan Perilaku Pembelian Produk Makanan Kemasan di Wilayah

Apabila permasalahan yang telah diungkapkan di atas tidak segera ditemukan solusi yang tepat dalam penanganannya mungkin prestasi olahraga permainan bola basket

Kendala-kendala yang menghambat stategi pembelajaran menulis puisi bahasa Indonesia di kelas VI SD Negeri Cangkol 3 Kabupaten Sragen antara lain : kurang

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa-siswa sekolah dasar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, dengan experiental learning.

Fajariah (2009) menggunakan fraksi etil asetat dari ekstrak etanol kayu secang untuk menguji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus diperoleh hasil KBM 0,25% dan

Syarat-syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan, yang pada hakekatnya harus tepat

Griya De Nature Indonesia pusat obat herbal untuk penyakit kelamin yang sudah terbukti keampuhanya dan sudah banyak bahkan ribuan pasien yang sudah sembuh dengan pengobatan

Bentuk tulisan yang muncul dalam kaligrafi pada makam-makam masa Aceh Darussalam dapat dikategorikan atas 5 jenis yaitu tulisan: Naskhi , Thuluth (terdiri dari dua tipe: