• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT MITRA YATIM MANDIRI JAMBANGAN SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT MITRA YATIM MANDIRI JAMBANGAN SURABAYA."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. MITRA YATIM MANDIRI JAMBANGAN

SURABAYA

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosisal (S.Sos)

Oleh : Qonitatun Najah

B04212040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Qonitatun Najah, B04212040. Pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan ( Studi Kasus Di PT. Mitra Yatim Mandiri ( kanor pusat Surabaya, jambangan). Skripsi Progam Studi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan, diperlukan adanya peningkatan kinerja karyawan. Salah satu hal yang dapat memengaruhi kinerja karyawan, salah satunya adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dimaksud adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan tempat seseorang bekerja, metode kerja, serta pengaturan kerjanya baik sebagai per-seorangan maupun sebagai kelompok Secara garis besar, lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya Adakah pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?. Adakah pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?. Berapakah nilai pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?.Berapakah nilai pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?. Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode kuantitatif dalam menggali data. Metode ini dipilih untuk memperkuat hasil analisis penelitian.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa variabel X1 dan Y mempunyai hubungan korelasi yang sedang dengan nilai 0.498. Sedangkan nilai signifikansinya adalah 0,001 yang membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan Y. Yang berarti Ha diteima dan Ho ditolak sehingga hasil akhir menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara X1 dan Y. dan variabel X2 dan Y mempunyai hubungan korelasi yang sedang dengan nilai 0.544. Sedangkan nilai signifikansinya adalah 0,000 yang membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X2 dan Y. Yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga hasil akhir menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara X2 dan Y.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN (SAMPUL DALAM)

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II : KERANGKA TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

B. Kerangka Teori ... 16

C. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi Penelitian ... 38

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 38

(8)

E. Tahap-tahap Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian ... 46

H. Teknik Analisa Data ... 49

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51

B. Penyajian Data ... 54

C. Pengujian Hipotesis ... 80

D. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 82

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

C. Keterbatasan Penelitian ... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(Instrumen penelitian form hasil pengumpulan data semisal angket, checlist, dan sebagainya ;

kalkulasi perhitungan; Surat Keterangan melakukan penelitian, kartu konsultasi dengan dosen

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1: Variabel Dan Indikator Penelitian ... 40

Tabel III.2 : Nilai Makna Nilai Kolerasi Tabel IV.1 : Hasil Prosentase Pemerataan Penerangan Memadai ... 56

Tabel IV.2 : Hasil Prosentase Kualitas Fasilitas Pencahayaan Memadai ... 57

Tabel IV.3 : Hasil Prosentase Fentilasi Udara Di Dalam Perusahaan Berfungsi Dengan Baik ... 58

Tabel IV.4 : Hasil Prosentase Sirkulasi Udara di Perusahaan Lancar ... 58

Tabel IV.5 : Hasil Prosentase Kuantitas Fentilasi Mencukupi ... 59

Tabel IV.6 : Hasil ProsentaseKeadaan Ruang Kerja Senantiasa Bersih ... 60

Tabel IV.7 : Hasil prosentas Tersedianya fasilitas tempat sampah yang memadai ... 60

Tabel IV.8 : Hasil prosentase Suara dari peralatan tidak menganggu konsentrasi ... 61

Tabel IV.9 : Hasil prosentase Adanya ruangan yang kedap suara memberikan kemudahan dalam bekerja ... 61

Tabel IV.10 : Hasil prosentase Tersedianya alat pemadam kebakaran ... 62

Tabel IV.11 : Hasil prosentase Tersedianya sirine untuk kondisi yang membahayakan 63 Tabel IV.12 : Hasil prosentase Tersedianya alat pengaman ketika terjadi kebakaran ... 63

Tabel IV.13 : Hasil prosentase Adanya mekanisme atau petunjukdalam pelaksanaan tugas ... 64

Tabel IV.14 : Hasil prosentase Terdapat jaminan keamanan dalam proses pelaksanaan kerja ... 64

Tabel IV.15 : Hasil prosentase Terdapat jalinan komunikasi dua arah antara pemimpin dan karyawan ... 65

Tabel IV.16: Hasil prosentase Pemimpin memperlihatkan kepercayaan kepada karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan ... 66

Tabel IV.17 :Hasil prosentase Terdapat hubungan kerja yang nyaman di antara para karyawan ... 66

Tabel IV.18 : Hasil prosentase Supervisor di perusahan berkompeten dalam bidangnya ... 67

Tabel IV.19 : Hasil prosentase Rekan kerja yang menyenangkan ... 67

Tabel IV.20 : Hasil prosentase Dalam menjalankan pekerjaan saya dapat meminimalkan tingkat kesalahan dalam bekerja ... 68

Tabel IV. 21:Hasil prosentase Dalam menjalankan pekerjaan saya mampu meningkatkan kualitas hasil kerja ... 69

Tabel IV.22 : Hasil prosentase Dalam menjalankan pekerjaan saya mampu memberikan jaminan atas kualitas produk yang dihasilkan ... 70

Tabel IV.23:Hasil prosentase Dalam menjalankan pekerjaan saya mampu mencapai target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan ... 70

Tabel IV.24:Hasil prosentase Dalam menjalankan pekerjaan saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai beban kerja dari perusahaan .... 71

Tabel IV.25:Hasil prosentase Dalam menjalankan pekerjaan saya bisa menggunakan waktu secara efektif dalam menjalankan pekerjaan ... 72 Tabel IV.26:Hasil prosentase Dalam menjalankan pekerjaan saya bisa memanfaatkan

(10)

(sesuai dengan target) ... 73

Tabel IV. 27 : Item-Total Statistics ... 74

Tabel IV. 28 : Uji validitas variabel lingkungan kerja fisik ... 74

Tabel IV. 29 : Item-Total Statistics ... 75

Tabel IV. 30 : Uji validitas variabel Lingkungan kerja non fisik ... 76

Tabel IV. 31 : Item-Total Statistics ... 76

Tabel IV. 32 : Uji validitas variabel kinerja ... 77

Tabel IV. 33 : Uji Reliabilitas tiap item pernyataan ... 77

Tabel IV. 34 : Nilai Cronbach’s Alpa ... 78

Tabel IV. 35 : Uji Rank Spearman ... 79

DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 : Paradigma Penelitian ... 35

Gambar IV.1 : Struktur Organisasi ... 53

Gambar IV.2 : Jenis Kelamin Responden ... 54

Gambar IV.3 : Usia Responden ... 55

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Menurut Noordiansyah yang dikutip oleh Edduar mengatakan bahwa:

“dalam rangka mencapai tujuan, setiap perusahaan memerlukan

manajemen yang berkaitan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan keefektifan organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan penting untuk mewujudkan cita-cita organisai. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya unsur

manusia dalam memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan”. 1

Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan, diperlukan adanya

peningkatan kinerja karyawan. Salah satu hal yang dapat memengaruhi

kinerja karyawan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dimaksud

adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi lingkungan

tempat seseorang bekerja, metode kerja, serta pengaturan kerjanya baik

sebagai per-seorangan maupun sebagai kelompok Secara garis besar,

lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja non fisik.2

Jumlah sumber daya manusia yang banyak apabila didayagunakan secara

efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya

1

Edduar Hendri, Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik terhdap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Asuransi Wahana Tata Cabang Palembang, Jurnal Sosioteknologi (Vol. 15, No 1, April 2016 ) hal 136-137

2

(12)

2

pembangunan nasional yang berkelanjutan. Persoalan yang ada adalah

bagaimana dapat menciptakan sumber daya manusia yang dapat

menghasilkan kinerja yang optimal sehingga, tujuan dapat tercapai.3

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar

tempat kerja yang akan memengaruhi karyawan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi

lingkungan kerja fisik di antaranya penerangan, temperatur, kelembapan,

sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, tata warna,

dekorasi, musik, dan keamanan. Selain lingkungan kerja fisik, ada juga

lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan

yang ter jadi dan berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan,

dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan.4

Dalam alquran pun telah ditegaskan tentang lingkungan :

و ْاو ْ ْ ْ ْاو و ْ ي َ ْ َ ۚ ْ ين ْح ْلو

Artinya:

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al-A'raaf Ayat: 56)5

Penelitian ini lebih memfokuskan pada lingkungan kerja yaitu segala

sesuatu yang berada di sekitar para pekerja dan yang dapat

mempengaruhinya dalam menjalankan tugas–tugasnya. Pada dasarnya

3

Muchdarsyah, Sinungan, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta : Bumi Aksara, 2003, hlm. 81

4

Ibid

(13)

3

setiap perusahaan akan menghadapi perubahan lingkungan yang bersifat

teknis dan fenomatik. Untuk mendukung tingkat kinerja karyawan dapat

dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan,

lingkungan kerja merupakan segala sesuatu di sekitar pekerja dan dapat

berpengaruh terhadap pekerjanya.6

Banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja, untuk itu perusahaan harus

berusaha menjamin agar faktor yang berkaitan dengan kinerja dapat

dipenuhi secara maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah

lingkungan kerja.7

Lingkungan kerja terdiri dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja

non fisik. Lingkungan kerja fisik adalah kondisi yang terdapat di sekitar

tempat kerja dimana para karyawan beraktivitas dan menghasilkan

produktivitas sehari – harinya.8

Sedangkan lingkungan kerja non fisik merupakan semua keadaan yang

terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan

maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.9

Lingkungan kerja non fisik dapat mempengaruhi kinerja karyawan di

perusahaan. Hubungan karyawan yang tidak serasi akan menurunkan kinerja

karyawan. Hal tersebut dikarenakan para karyawan akan merasa terganggu

6

Alex, Nitisemito, 1992, Menejemen Personalia, Jakarta : Penerbit Erlangga, hlm. 192

7

Muchdarsyah, Sinungan, Ibid, hlm. 83

8

Alex S Nitisemito. 2000, Manejemen Personalia: Manajemen Suberdaya Manusia. (Jakarta:Ghalia Indonesia) h.183

9

(14)

4

atau diganggu dengan hal-hal sebagai akibat tidak serasinya hubungan

karyawan tersebut.

Kinerja yang dimiliki oleh seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja.

Dalam jurna Jurnal Administrasi bisnis, Ruhana mengatakan bahwa:

“kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. dinilai sebagai tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan”.10

Dari definisi diatas yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini

adalah kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu yang dimiliki oleh karyawan

untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian peningkatan kinerja

karyawan pada suatu perusahaan sangat tergantung pada kesadaran dan

kemampuan dari tiap-tiap karyawan yang juga dipengaruhi adanya usaha dari

perusahaan dalam meningkatan kinerja para karyawannya. Salah satu bentuk

usaha dari perusahaan yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan

kinerja para karyawan yaitu dengan menciptakan lingkungan kerja yang

mampu mendukung aktivitas karyawan baik secara fisik maupun non fisik.

PT. Mitra Yatim Mandiri adalah suatu badan usaha yang dimiliki oleh

Yayasan Yatim Mandiri yang tepatnya berada di Jalan Raya Jambangan No.

10

(15)

5

135-137 Surabaya. PT. Mitra Yatim Mandiri merupakan sebuah perusahaan

yang bergerak dibidang bisnis dengan didukung beberapa bidang usaha

antara lain Depot Kambing, Aqiqoh dan Catering, Percetakan serta Umrah

dan haji plus.

Tujuan awal berdirinya adalah sebagai wadah untuk menampung dan

mengembangkan jiwa berbisnis anak yatim purna asuh binaan Yayasan

Yatim Mandiri. dimana pada saat itu Yayasan Yatim Mandiri sudah mulai

mengembangkan program Kemandirian bagi Yatim Purna asuh. PT. Mitra

Yatim Mandiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang bisnis

layanan aqiqoh catering depot kambing, percetakan Umroh dan Haji plus.11

PT. Mitra Yatim Mandiri atau yang biasa disingkat MYM mempunyai

visi, yaitu melakukan usaha bisnis yang hasil keseluruhan usahanya

didedikasikan untuk program memandirikan anak-anak yatim Indonesia.

Tujuan mulia ini disebut visi Usaha Mitra Yatim Mandiri.

Berawal dari kepedulian Yayasan Yatim Mandiri akan kemandirian

anak-anak yatim bianaannya, didirikanlah sebuah badan usaha berupa

perusahaan/PT Mitra Yatim Mandiri dengan sub bidang layanan aqiqoh yang

pada awalnya berdiri, pada mulanya hanya ditangani oleh beberapa dari

adik-adik purna asuh selepas lulus pendidikan entrepreneur di Mandiri

Entrepreneur Center (sekolah yang didirikan Yayasan Yatim Mandiri)

11

(16)

6

dengan bimbingan dari pembina Yayasan Yatim Mandiri sebagai mentor,

seiring berjalannya waktu layanan Aqiqoh mandiri semakin berkembang,

tumbuh dan membesar hingga Aqiqoh Mandiri dapat membuka beberapa

cabang di berbagai kota di Indonesia, dengan begitu lebih banyak lagi

adik-adik purna asuh yang diberdayakan sehingga lebih mandiri. Sebagian dari

adik-adik purna asuh tersebutlah yang kini menangani aktifitas di berbagai

daerah sebagai kepala cabangnya.12

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judu “pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik

terhadap kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Surabaya

(jambangan)”.

B.Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan di

PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?

2. Adakah pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan

di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?

3. Berapakah nilai pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja

karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?

4. Berapakah nilai pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja

karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya?

12

(17)

7

C.Tujuan Peneilitian

1. Untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja

karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya

2. Untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja non fissik terhadap

kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya

3. Untuk mengetahui nilai pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap

kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya

4. Untuk mengetahui nilai pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap

kinerja karyawan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan Surabaya

D.Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Berguna bagi peningkatan kinerja karyawan atau menambah wawasan

pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan kerja fisik dan

non fisik terhadap kinerja karyawan sehingga dapat dijadikan informasi

bagi pembaca dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian

lebih lanjut,

Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi

pihak-pihak tertentu guna menjadi acuan untuk penelitian lanjutan

terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam

penelitian ini.

(18)

8

Sebagai bahan masukan untuk perbaikan peningkatan kinerja

karyawannya untuk meningkatkan produktivitasnya dan dapat

memberikan hasil yang optimal bagi peruasahaan di masa yang akan

datang.

E. Devinisi Operasional

Operasional adalah penentuan konstruk atau sifat yang akan dipelajari

sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional

menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan

mengoperasikan konstruk, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran konstruk yang lebih baik.13

1. Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Hani Handoko Lingkungan kerja fisik didalam perusahaan

dapat dibagi menjadi beberapa bagian atau aspek pembentuk lingkungan

kerja yang lebih terperinci. Adapun beberapa bagian tersebut adalah

pelayanan karyawan, kondisi kerja, dan hubungan karyawan didalam

perusahaan yang bersangkutan.14

2. Lingkungan kerja nonfisik

13

Sugiyono,2014.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta. H 31 14

(19)

9

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan

3. kinerja

kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang

diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada

masing-masing individu dalam organisasi.15

F. Sistematika Pembahasan

Peneliti menyusun sistematika pembahasan untuk kejelasan dan

ketetapan arah pembahasan, terbagi dalam lima bab pembahasan. Pada bab

pertama, pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah

yang nantinya akan ditemukannya rumusan masalah. Menjawab rumusan

masalah ditentukan terlebih dahulu tujuan dari penelitian, agar dapat di ambil

manfaat terlaksananya penelitian. Tahap terakhir pada bab ini menguraikan

sistematika pembahasan penelitian, dapat digunakan pembaca sebagai alat

untuk mengetahui penelitian.

Selanjutnya Bab kedua, kajian pustaka. Bab ini menguraikan mengenai

teori dan konsep, untuk menganalisis guna menjawab rumusan masalah, serta

pengujian pada variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian

15

(20)

10

diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian terdahulu yang

relevan, paradigma Islam tentang penelitian, serta hipotesis penelitian.

Pada bab ketiga, metodologi penelitian. Menjelaskan tentang

pendekatan-pedekatan dan jenis penelitian yang di gunakan. Menguraikan

lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitan, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data serta validitas instrument

penelitian.

Tahap selanjutnya bab keempat, hasil penelitian. Menjelaskan mengenai

gambaran umum obyek penelitian. Bab ini membahas mengenai penyajian

data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dari hasil penelitian. Hal ini

merupakan serangkaian dalam penyelesaian penelitian.

Bab terakhir, bab kelima, adalah penutup. Berisi kesimpulan dan saran

serta keterbatasan penelitian. Kesimpulan dapat mengemukakan kembali

masalah penelitian (mampu menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah),

hipotesis dan bukti-bukti yang dihasilkan pada akhirnya menarik kesimpulan

apakah hipotesis diterima atau sebaliknya. Saran merupakan usulan dari

peneliti untuk dilaksanakan sesuatu yang belum ditempuh dan layak untuk

dilaksanakan. Saran dicantumkan karena peneliti melihat adanya jalan keluar

untuk mengatasi masalah/kelemahan yang ada. Keterbatasan penelitian

menguraikan apa saja hambatan/ketidak mampuan dalam melaksanakan

(21)

BAB II

KERANGKA TEORI A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian dilakukan oleh Pramono dengan judul Pengaruh Kompensasi,

Motivasi, Lingkungan Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

PT. Adi Mitra Pratama Semarang16. Penelitian ini memiliki tujuan untuk

menganalisis pengaruh kompensasi, motivasi, lingkungan kerja dan

kepemimpinan terhadapkinerja karyawan PT. Adi Mitra Pratama Semarang.

Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner, dan metode analisis

data menggunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

parsial terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara kompensasi,

motivasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Persamaan antara skripsi diatas dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti kinerja karyawan. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya,

dimana penelitian diatas meneliti di PT. Adi Mitra Pratama Semarang, sedangkan

penelitian ini dilakukan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan. Variabel

penelitian ini terdiri dari dua variabel, sedangkan penelitian diatas memiliki

empat variabel.

16

(22)

13

Penelitian dari Arik Prasetya dengan judul pengaruh lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan17. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Jenis

penelitian yang digunakan adalah explanatory research. Jumlah sampel dalam

penelitian ini 79 orang karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara.

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskritif dan analisis regresi linier

berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis deskriptif,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, mayoritas responden menyetujui

lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik yang ada diperusahaan

sudah baik sehingga kinerja karyawan meningkat. Hasil analisis regresi linear

berganda menunjukan bahwa secara parsial lingkungan kerja fisik mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dan lingkungan kerja non

fisik juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil

uji simultan menunjukkan lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Persamaan antara skripsi diatas dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti kinerja karyawan. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya,

dimana penelitian diatas meneliti di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang

Utara, sedangkan penelitian ini dilakukan di PT. Mitra Yatim Mandiri

17

(23)

14

Jambangan. Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, sedangkan penelitian

diatas memiliki satu variabel.

Penelitian dari Ika Ruhana dengan judul pengaruh lingkungan kerja fisik dan

non fisik terhadap kinerja karyawan di PT. Telkomsel Area III Jawa-Bali Nusra

di Surabaya.18 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan

pengaruh lingkungan kerja dari suatu perusahaan terhadap kinerja karyawan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah penelitian

penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Telkomsel Area III Jawa-Bali Nusra di

Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dari bagian finance,

administration dan marketing area departement pada PT. Telkomsel Area III

Jawa-Bali Nusra di Surabaya, dengan jumlah 310 karyawan dan jumlah sampel

sebesar 75. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik

deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik inferensial yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Variabel lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh yang signifikan dan

berpengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan dan variabel lingkungan

kerja non fisik mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel

kinerja karyawan. Lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara

simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan yang

18

(24)

15

berarti bahwa jika lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik berjalan

dengan baik secara bersama-sama, maka akan meningkatkan kinerja karyawan

PT. Telkomsel Area III Jawa-Bali Nusra kota Surabaya.

Persamaan antara skripsi diatas dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti kinerja karyawan dan memiliki dua variabel. Perbedaannya adalah pada

objek penelitiannya, dimana penelitian diatas meneliti di PT. Telkomsel Area III

Jawa-Bali Nusra di Surabaya, sedangkan penelitian ini dilakukan di PT. Mitra

Yatim Mandiri Jambangan Surabaya.

Penelitian dari Alini Gilang dengan judul pengaruh lingkungan kerj fisik

terhadap kinerja karyawan pada KPPN Bandung I.19 Penelitian ini bersifat

deskriptif dengan menggunakan regresi linier software SPSS versi 16.0 sebagai

alat ukur statistik. Hasil penelitian terhadap 45 responden menunjukkan bahwa

44,9% lingkungan kerja fisik seperti peralatan kerja, ventilasi, kebisingan,

pencahayaan, dan tata letak berpengaruh parsial terhadap kinerja karyawan.

Selanjutnya, 42,8% dari lingkungan kerja nonfisik seperti hubungan kerja atasan

dan bawahan atau antar sesama karyawan juga berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan.

Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa 72,1% lingkungan

kerja fisik dan nonfisik juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara parsial

19

(25)

16

maupun simultan, lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja nonfisik

berdampak signifikan terhadap kinerja karyawan di Bandung KPPN I.

Persamaan antara skripsi diatas dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti kinerja karyawan dan memiliki dua variabel. Perbedaannya adalah pada

objek penelitiannya, dimana penelitian diatas meneliti di Bandung KPPN I,

sedangkan penelitian ini dilakukan di PT. Mitra Yatim Mandiri Jambangan

Surabaya.

B. Kerangka Teori 1. Lingkungan Kerja

a. Definisi Lingkungan Kerja

Lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat

dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang.20 Lingkungan kerja

adalah semua keadaan tempat kerja dapat mempengaruhi pegawai atau

karyawan baik secara langsung atau tidak langsung. Lingkungan kerja

islami juga dapat diartikan sebagai sikap, norma, dan perasaan yang lazim

dimiliki oleh para karyawan sehubungan dengan organisasi mereka.21

b. Lingkungan Kerja Fisik

1) Pengertian lingkungan kerja fisik

Menurut Konradus, ”Lingkungan kerja fisik adalah segala

sesuatu yang ada di sekitar para pekerja berupa keadaan atau kondisi

20

Zakiyah, Drajat, 1996, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara), hlm. 66

21

(26)

17

fisik yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.”22

Nitisemito berpendapat ”Lingkungan kerja fisik adalah semua

keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang

dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak

langsung.”23

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa lingkungan kerja

fisik adalah semua wujud benda sekitar yang dapat mempengaruhi

seorang karyawan dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai yang

mana dengan hal itu dapat mempengaruhi seorang karyawan dalam

bekerja.

2) Indikator indikator yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik

karyawan

Sedarmayanti menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja

dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:24

22

Konradus, Danggur, 2006, Keselamatan dan kesehatan Kerja,(Jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya), h 97

23

Alex S Nitisemito, 2000, Manejemen Personalia: Manajemen Suberdaya Manusia, (Jakarta:Ghalia Indonesia), h.184

24

(27)

18

(a) Penerangan/cahaya di tempat kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi

karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh

sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang

terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas akan

memperlambat pekerjaan, banyak mengalami kesalahan, dan pada

akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan

pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.

(b) Temperatur/suhu udara di tempat kerja

Setiap keadaan normal, dalam tiap anggota tubuh manusia

mempunyai temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha

untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem

tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan yang terjadi di luar tubuh.

Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada

batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan

dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar

tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk

kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.

(c) Kelembaban di tempat kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam

(28)

19

berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara

bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara

bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi

keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan

panas dari tubuhnya.

Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan

kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari

tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh

lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya

peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh

manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar

panas tubuh dengan suhu disekitarnya.

(d) Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup

untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses

metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan kotor apabila kadar

oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur

dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di

sekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang

dibutuhkan olah manusia. Dengan cukupnya oksigen di sekitar

(29)

20

adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan

memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk

dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan

tubuh akibat lelah setelah bekerja.

(e) Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk

mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak

dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama

dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu

ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan

kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan

yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan

membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya

dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan

efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

(f) Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat

mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan

dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran

mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak

teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun

(30)

21

konsentrasi bekerja, mengakibatkan kelelahan dan timbul beberapa

penyakit, seperti penyakit mata, syaraf, peredaran darah, otot, dan

tulang.

(g) Bau-bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap

sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja,

dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi

kepekaan penciuman. Pemakaian air condition atau AC yang tepat

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk

menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat

kerja.

(h) Tata Warna di Tempat Kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan

direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata

warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini

dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar

terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang

menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat

warna dapat merangsang perasaan manusia.

(i) Dekorasi di Tempat Kerja

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik,

(31)

22

saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata

warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

(j) Musik di Tempat Kerja

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai

dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan

merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu

perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat

kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja

akan mengganggu konsentrasi kerja.

(k) Keamanan di Tempat Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap

dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya

keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di

tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas

Keamanan (SATPAM).

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap

pegawai, maka langkah pertama adalah harus mempelajari

manusia, baik mengenai sifat dan tingkah lakunya, kemudian

digunakan sebagai dasar untuk memikirkan lingkungan fisik yang

(32)

23

c. Lingkungan Kerja Non Fisik

1) Definisi Lingkungan Kerja Non Fisik

Suasana kerja atau lingkungan non fisik (non-physical working

environment), menurut Sedarmayanti

“Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang

terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”.25

Wursanto menyebut lingkungan kerja non fisik sebagai

lingkungan kerja psikis yang didefinisikan sebagai “sesuatu yang

menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja”.26

Dari pendapat di

atas dapat di simpulkan bahwa lingkungan kerja non fisik

merupakan keadaan lingkungan tempat kerja karyawan yang

berupa suasana kerja yang harmonis dimana terjadi hubungan atau

komunikasi antara bawahan dengan atasan (hubungan vertikal)

serta hubungan antar sesama karyawan (hubungan horizontal) atau

bisa di katakan sebagai hubungan psikis yang tidak berkaitan

dengan lingkungan yang bisa di pandang secara fisik. Dengan

adanya suasana kerja dan komunikasi yang harmonis, maka

karyawan akan merasa betah di tempat kerja sehingga pekerjaan

yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik, efisien dan efektif.

25

Sedarmayanti,2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama. H. 26

26

(33)

24

Penerapan hubungan pekerjaan yang baik antar karyawan akan terlihat

pada suasana kerja yang :

(1) Tidak terdapat konflik antar karyawan

(2) Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan

pekerjaaan yang menjadi tugasnya.

(3) Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.

(4) Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan

keakraban,bukan suasana yang mencekam penuh ancaman.

(5) Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan. Hubungan

kerja yang berhasil dibina antara bawahan dengan atasan akan

memperlihatkan suasana antara lain :

(a) Para karyawan betul–betul menghormati, menghargai

kepemimpinan atasannya.

(b) Atasan dianggap rekan sekerja yang seluruh kebijakannya perlu

didukung, bukan seorang majikan yang menakutkan.

(c) Adanya perhatian yang besar dari atasan terhadap masalah

bawahan untuk mencari jalan pemecahnya.

(d) Adanya usaha atasan untuk memperlihatkan ketauladanan kerja

bagi bawahan.

(e) Para bawahan selalu merasa termotivasi untuk bekerja karena

adanya penghargaan atas prestasi yang mereka dapatkan. Oleh

(34)

25

tercermin dalam lingkungan kerja fisik dan non fisik yang

diberikan kepada karyawan secara baik dan benar.

2) Indikator-indikator Lingkungan kerja non fisik

Merupakan lingkungan kerja yang tidak dapat terdeteksi oleh

panca indera manusia, namun dapat dirasakan. Beberapa indikator

lingkungan kerja yang bersifat non fisik menurut Wursanto

disebutkan yaitu: ”1) adanya perasaan aman dari para pegawai

dalam menjalankan tugasnya, 2) adanya loyalitas yang bersifat dua

dimensi, 3) adanya perasaan puas di kalangan pegawai”.27 Dari

ketiga indikator lingkungan kerja non fisik yang disebutkan

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

(a) Perasaan Aman Pegawai

Perasaan aman pegawai merupakan rasa aman dari

berbagai bahaya yang dapat mengancam keadaan diri pegawai.

Wursanto, perasaan aman tersebut terdiri dari sebagai berikut.28

(1) Rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat

menjalankan tugasnya.

(2) Rasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang dapat

mengancam penghidupan diri dan keluarganya.

27

Wursanto, 2009, Dasar Dasar Ilmu Organisasi. (Yogyakarta:Andi), h.265

28

(35)

26

(3) Rasa aman dari bentuk intimidasi ataupun tuduhan dari

adanya kecurigaan antar pegawai.

(b) Loyalitas pegawai

Loyalitas merupakan sikap pegawai untuk setia terhadap

perusahaan atau organisasi maupun terhadap pekerjaan yang

menjadi tanggungjawabnya. Loyalitas ini terdiri dari dua

macam, yaitu loyalitas yang bersifat vertikal dan horizontal.

Loyalitas yang bersifat vertikal yaitu loyalitas antara bawahan

dengan atasan atau sebaliknya antara atasan dengan bawahan.

Loyalitas ini dapat terbentuk dengan berbagai cara. Menurut

Wursanto untuk menunjukkan loyalitas maka dilakukan

dengan cara.29

(1) Kunjungan atau silaturahmi ke rumah pegawai oleh

pimpinan atau sebaliknya, yang dapat diwujudkan dalam

bentuk kegiatan seperti arisan.

(2) Keikutsertaan pimpinan untuk membantu kesulitan

pegawai dalam berbagai masalah yang dihadapi pegawai.

(3) Membela kepentingan pegawai selama masih dalam

koridor hukum yang berlaku.

(4) Melindungi bawahan dari berbagai bentuk ancaman.

29

(36)

27

(c) Kepuasan pegawai

Kepuasan pegawai merupakan perasaan puas yang muncul

dalam diri pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan. Perasaan puas ini meliputi kepuasan karena

kebutuhannya terpenuhi, kebutuhan sosialnya juga dapat

berjalan dengan baik, serta kebutuhan yang bersifat psikologis

juga terpenuhi.

Lingkungan kerja non fisik tersebut merupakan lingkungan

kerja yang hanya dapat dirasakan oleh pegawai. Karena itu,

lingkungan kerja yang dapatmemberikan perasaan-perasaan

aman dan puas dapat mempengaruhi perilaku pegawai ke arah

yang positif sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.

d. Kinerja karyawan 1) Definisi Kinerja

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil

kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih

dahulu telah disepakati bersama.30

Sedangkan Mathis dan Jackson menyatakan bahwa :

30

Rivai, Vethzal & Basri, 2005, Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja

(37)

28

“kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau

tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan

tersebut.”31

Mangkunegara mengatakan pengertian kinerja adalah: “Hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya”.32

Sedangkan menurut Dharma

“Kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang

dihasilkan atau diberikan seseorang atau kelompok orang”.33

Beberapa pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian

bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh

seorang karyawan atau pegawai dalam rangka melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan

kepadanya.

2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

31

Mathis, R.L. & J.H. Jackson, 2005, Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya

Manusia, Terjemahan Dian Angelia, (Jakarta: Salemba Empat), Hlm 65

32

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000 Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,Cetakan Kedua, (Bandung: PT. RemajaRosdakaryaOffset), Hlm 67

33

(38)

29

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, menurut

Mangkunegara adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi

(motivation).34

(a) Faktor Kemampuan

Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +

skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ

110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan

terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan

lebih mudah untuk mencapai kinerja yang diharapkan.

(b) Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi

yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai

tujuan organisasi (tujuan kerja)

3) Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Robbins, Indikator untuk mengukur kinerja karyawan

secara individu ada enam indikator, yaitu:35

(a) Kualitas.

34

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung. Hlm 67

35

(39)

30

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap

kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas

terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

(b)Kuantitas.

Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan

dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang

diselesaikan.

(c)Ketepatan waktu.

Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas

diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari

sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan

waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

(d) Efektivitas.

Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya

organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku)

dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap

unit dalam penggunaan sumber daya.

(e)Kemandirian.

Kemandirian merupakan tingkat seorang karyawan yang

nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen

(40)

31

komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab

karyawan terhadap kantor.

e. Pengaruh Lingkungan Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan

Penciptaan lingkungan kerja yang baik dapat menjaga kesehatan

karyawan dari gangguan penglihatan, penciuman, pendengaran dan

kelelahan.Lingkungan kerja yang sehat dan bersih dapat

mempertahankan serta meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Lingkungan kerja yang baik akan menimbulkan suasana yang baik pula,

dimana kelelahan dan kebosanan dalam melakukan pekerjaan akan

berkurang atau hilang.

Sebaliknya lingkungan kerja yang buruk akan menimbulkan

kebosanan, kelelahan dan suasana yang kurang menyenangkan sehingga

kinerja karyawan menjadi menurun. Menurut Ahyari, lingkungan kerja

yang memuaskan bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan akan

dapat meningkatkan gairah kerja di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Demikian pula sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memuaskan

akan dapat mengurangi gairah kerja karyawan dan menurunkan tingkat

produktivitas kerja karyawan yang bekerja di dalam perusahaan yang

(41)

32

dengan tingginya tingkat produktivitas kerja karyawan pada suatu

perusahaan tidak dapat diragukan lagi.36

Lingkungan kerja yang cukup memuaskan para karyawan

perusahaan akan mendorong karyawan tersebut untuk bekerja

sebaik-baiknya sehingga proses pelaksanaan kegiatan produksi di perusahaan

dapat berjalan baik pula. Dengan demikian apabila lingkungan kerja di

perusahaan tersebut baik maka para karyawan akan cenderung untuk

bekerja di perusahaan dengan baik pula sehingga luas produksi yang

telah dilakukan dapat mendekati dengan luas produksi yang telah

direncanakan oleh perusahaan

1) Perspektif Islam

(a) Lingkungan kerja fisik

Artinya:

“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan”.37

Dalam ayat ini Allah mengumpamakan manusia yang hidup

di bumi ini disediakan oleh Allah daratan dan lautan, rezeki yang

36

Ahyari, Agus, Manajemen Produksi 2; Edisi Keempat, (Yogyakarta: BPFE, 2009), h. 125

37

(42)

33

baik, kelebihan yang sempurna dari makhluk lain. Ini artinya

Allah menyediakan segala kebutuhan manusia di bumi.Begitu pula

hal ini dapat di ibaratkan lingkungan kerja, perusahaan juga harus

memenuhi segala kebutuhan para karyawan guna mempermudah

karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.

(b) Lingkungan kerja non fisik

Artinya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali-Imran: 159).38

Maksud dari surat tersebut adalah islam menginginkan para

pemeluknya untuk selalu damai dan menjaga komunikasi yang

baik. Komunikasi yang baik akan membawa hubungan baik dan

diharapkan akan memperlancar komunikasi sehingga dapat

membangun kesepahaman dan menghindari terjadinya

38

(43)

34

komunikasi di antara pegawai. Jika terjadi kesalahpahaman antara

para karyawan harus saling mengingatkan dan bermusyawarah

untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.

(c) Kinerja Karyawan

Artinya :

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan. (QS. Al-Ahqaaf: 19).39

Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas

setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah

mereka kerjakan. Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan

dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik pula bagi

perusahaannya maka orang tersebut akan mendapat hasil yang

baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah model berpikir yang dipakai untuk

menjelaskan proses kesinambungan antara dua variabel atau lebih di dalam

penelitian. Paradigma penelitian disusun untuk memudahkan

pembacaan.Paradigma penelitian harus dibuat dalam bentuk gambar model.

39

(44)

35

Gambar model mencantumkan rumusan pengolaha statistik untuk

menggambarkan alur dan proses pelaksanaan penelitian.

Menurut Sugiyono, paradigma penelitian adalah pola hubungan antara

variabel yang akan diteliti mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah

yang perlu dijawab melalui penelitian, teori untuk merumuskan, jenis dan

jumlah hipotesis serta teknik analisis statistik yang akan digunakan.40

Paradigma penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar II.1 : Paradigma Penelitian

Keterangan:

= Variabel independen mempengaruhi variabel dependen

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

40

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung ; Alfabeta, 2012) Hal 42 Lingkungan kerja fisik

(X1)

Kinerja karyawan (Y)

(45)

36

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.41 Adapun hipotesis

rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja fisik

dengan kinerja karyawan

Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja

fisik dengan kinerja karyawan

2. Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja non fisik

dengan kinerja karyawan

Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja non

fisik dengan kinerja karyawan

41

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.42

Peneliti menggunakan jenis penelitian asosiatif, Penelitian asosiatif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun

juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai

tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena

dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk

menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.43

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.44 Penelitian ini dapat

dikatakan sebagai penelitian yang menggunakan metode kuantitatif.

Dikatakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisis

menggunakan statistik

42

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta Hal 8

43

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas).H 11

44

(47)

38

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Mitra Yatim Mandiri

Jambangan Surabaya. Lokasi tersebut mudah dijangkau oleh peneliti,

sehingga pelaksnaan penelitian berjalan dengan lancar.

C. Populasi dan Sampel

Populasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.45 Populasi adalah jumlah keseluruhan

(satuan-satuan/individu) yang karakteristiknya hendak digunakan.46

Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian.47 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

karyawan PT. Mitra Yatim Mandiri Surabaya dengan berbagai jabatan.

Total populasi di PT. Mitra Yatim Mandiri Surabaya adalah 40

karyawan. Data ini diperoleh peneliti dari Pak Masduki Manajer Aqiqoh dan

Katering dikarenakan jumlah dari populasi adalah 40 karyawan, maka peneliti

mengambil keseluruhan populasi ini sebagai responden dari penelitian ini.

45

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta), Hal. 80

46

Pangestu Subagyo Dan Djarwanto,1996, Statistik Induktif, (Yogyakarta: Bpee),H. 107

47

(48)

39

D. Variabel dan Indikator Penelitian 1. Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.48 Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu

variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau dependen

a. Varibel bebas

Variabel bebas sering disebut juga variabel prediktor, stimulus,

input, antecedent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).49 Pada

penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas ada dua yakni

lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik (X2).

b. Variable Terikat

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.50

Variabel terikat, sering juga disebut variabel kriteria, konsekuen,

output (hasil). Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel

48

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta) Hal. 38

49

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta), Hlm. 39

50

(49)

40

yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variable bebas.

Variabel terikat adalah kinerja karyawan (Y).

2. Indikator

Indikator dari variabel pada penelitian ini dengan judul “Pengaruh

Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Kinerja Karyawan.”

Adalah :

Tabel III.1: Variabel Dan Indikator Penelitian

No Variabel Indikator Sub-Indikator

1 Lingkungan

 Keadaan ruang kerja selalu bersih

 Kebersihan ruang kerja selalu

terjaga

(50)

41

Suara

Keamanan

 Suara dari peralatan menganggu

konsentrasi

 Adanya ruangan yang kedap

suara memberikan kemudahan

 Jaminan keamanan dalam proses

pelaksanaan kerja.

 Jalinan komunikasi dua arah

antara pemimpin

 Memperlihatkan kepercayaan

kepada karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan

 Adanya hubungan baik dengan

pimpinan.

52

(51)

42

Kondisi Kerja

 Kondisi kerja yang nyaman

 Supervisor yang berkompeten

 rekan kerja yang menyenangkan

3 Kinerja

 Jaminan atas kualitas produk

 Kesesuaian pencapaian target

kerja yang dilakukan karyawan

dalam perusahaan

 Mampu menyelesaikan pekerjaan

dibebankan perusahaan

 Melebihi target yang telah

ditetapkan.

 Keefektifan karyawan dalam

penggunaan waktu kerja

 Pemanfaatan jam kerja oleh

kayawan

 Mampu menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan target waktu.

53

(52)

43

E. Tahap – Tahap Penelitian

Tahap ini merupakan tahapan saat melakukan penelitian lapangan.

Tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun Perancangan Penelitian

Dalam menyusun rancangan, peneliti terlebih dahulu membuat

permasalahan yang akan dijadikan obyek penelitian. Sebelum

melaksanakan penelitian dari pembuatan matriks untuk pengajuan

judul hingga menyusun proposal skripsi.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Sebelum peneliti mencari dan menetapkan lapangan sasaran,

peneliti mempertimbangkan kesesuaian, kenyataan yang berada

dilapangan dengan merencanakan penelitian. Dalam hal ini peneliti

memilih PT. Mitra Yatim Mandiri Surabaya. Sebelum menentukan

obyek secara pasti, peneliti terlebih dahulu menggali informasi yang

ada pada obyek penelitian sehingga menemukan masalah yang ada dan

menetapkan sebagai obyek penelitian.

c. Menentukan Populasi dan Sampel

Pada tahap ini peneliti menentukan siapa saja yang dijadikan

(53)

44

2. Tahap Lapangan

a. Memahami Latar Belakang dan Persiapan Diri

Untuk meneliti pekerjaan lapangan, peneliti harus memahami latar

belakang terlebih dahulu, disamping itu peneliti mempersiapkan diri,

baik persiapan fisik maupun persiapan mental sehingga pelaksanaan

penelitian berjalan baik dan tidak ada kendala apapun.

b. Memasuki lapangan

Melakukan penelitian lapangan untuk mencari data dan informasi

yang diperlukan dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah dan

fokus penelitian.

c. Berperan serta saat pengumpulan data

Peneliti mengumpulkan dan menyusun hasil-hasil atau fakta yang

sudah diperoleh selama penelitian lapangan dan menyusun laporan

berdasarkan data atau informasi yang ditemukan.

d. Analisa data dan kesimpulan

Menganalisis data dari informasi atau angket yang telah diisi oleh

responden sehingga dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

(54)

45

responden untuk dijawabnya.54 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.55

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk

pilihan ganda. Jadi jenis kuesioner jenis ini responden tidak diberi kesempatan

untuk mengeluarkan pendapat. Dalam teknik ini penulis membagikan angket

yang berupa pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan diberikan

kepada para karyawan sebagai sampel penelitian.

Pertanyaan ini merupakan bentuk dari indikator variabel bebas dan

terikat. Dengan angket ini diharapkan peneliti memperoleh hasil tanggapan

dari karyawan tentang pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap

kinerja karyawan PT. Mitra Yatim Mandiri Surabaya. Skala yang digunakan

dalam pengumpulan data penelitian ini adalah skala likert, yakni skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang

fenomena sosial.56 Setiap pernyataan pernyataan diberi alternatif skor nilai

untuk mempermudah dalam mengolah data dari responden, berikut ini kriteria

skor yang ditentukan oleh peneliti:

1. Untuk jawaban “Sangat Setuju (SS)” diberi skor 5.

2. Untuk jawaban “Setuju (S)” diberi skor 4.

54

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung, H.142

55

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung, Alfabeta, Hal 142

56

(55)

46

3. Untuk jawaban “Netral (N)” diberi skor 3.

4. Untuk jawaban “Tidak Setuju (TS)” diberi skor 2.

5. Untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)” diberi skor 1.

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian

Proses analisis data merupakan salah satu metode untuk menemukan

jawaban atas pertanyaan dari rumusan yang diperoleh melalui obyek

penelitian.57 Teknik analisis data yang digunakan adalah metode kuantitatif

yaitu menggunakan cara perhitungan dengan menampilkan pengolahan data

kedalam angka-angka.

Analisis data yang dimaksudkan adalah untuk mengkaji pengujian

hipotesa yang diajukan oleh penulis. Tujuan analisis data adalah untuk

mencari keabsahan data tersebut dan mendapatkan suatu kesimpulan dari hasil

penelitian yang dilakukan. Adapun data yang dimaksud dengan data analisis

statistik adalah teknik analisa yang digunakan untuk menganalisis data.

Data yang dibentuk angka-angka dan akan dibantu dengan menggunakan

SPSS. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penelitian maka,

diperlukan pengujian, yaitu:

1. Validitas data

Uji Validitas adalah ketepatan antara data yang terkumpul dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.58 Uji validitas

57

Marzuki, 1986, Metodelogi Reserach, Yogyakarta: Bpe Uii, Hal. 63

58

(56)

47

digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Uji ini

dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur dengan tepat.

Pengujian validitas pertanyaan yang diajukan adalah dengan

menggunakan metode corrected item-total correlation.59 Uji validitas

dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel untuk degree of freedom

(df) = n-k, dengan alpha 0,05 dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k

adalah jumlah item. Kriteria pengambilan keputusan valid tidaknya suatu

kuesioner adalah:

1) Kalau rhitung >rtabel maka kuesioner tersebut valid.

2) Kalau rhitung< rtabel maka kuesioner tersebut tidak valid

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

mengukur reliabilitas suatu instrumen penelitian, tergantung dari skala

yang digunakan. Pengujuan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

Alpha Cronbach.

Teknik atau rumusan ini dapat digunakan untuk menentukan apakah

suatu instrumen penelitian reliabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan

responden berbentuk skala 1-3, dan 1-5, serta 1-7 atau jawaban responden

59

Gambar

Gambar II.1 : Paradigma Penelitian
Tabel III.1: Variabel Dan Indikator Penelitian
Tabel III,2 :makna nilai korelasi Spearman
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis uji t dapat diperoleh motivasi, lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Misaja Mitra Pati secara individu sedangkan hasil uji F dapat diperoleh

Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Norianggono dkk (2014) yang menyatakan ada pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja karyawan dan sesuai

Terdapat pengaruh secara simultan antara variabel kompensasi, beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT Traktor Nusantara cabang Surabaya

Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja non fisik dapat menciptakan kepuasan kerja para karyawan, sehingga para karyawan dapat bekerja dengan baik hal ini terbukti dengan

Hasil pengujian hipotesis kedua bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan dibuktikan dengan hasil dari pengolahan data SPSS 22

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lingkungan kerja non fisik, motivasi, dan kinerja karyawan di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PINAGO UTAMA (KEBUN SRIWIJAYA

iii PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT MITRA ARTHA DELAPAN BANDAR LAMPUNG ABSTRAK Oleh ANDRE BRAMANTIO Kinerja karyawan penting dalam