• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH PROGRAM ACARA TELEVISI (Studi Korelasional Antara Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Program Acara Televisi di D.I Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH PROGRAM ACARA TELEVISI (Studi Korelasional Antara Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Program Acara Televisi di D.I Yogyakarta)."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam Memilih Program Acara Televisi di D.I Yogyakarta)

S K R I P S I

Oleh :

DESI SUSANTI

NPM. 0843010163

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

iv

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, penulis panjatkan karena dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi berjudul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH PROGRAM ACARA TELEVISI” (Studi Korelasional Antara Tingkat Pendidikan Dengan

Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Program Acara Televisi di D.I

Yogyakarta)” dapat penulis susun dan selesaikan guna memenuhi persyaratan

penyelesaian Pendidikan Strata Satu (S1), Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UPN ”Veteran” Jawa Timur.

Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Bpk Prof. DR. Ir. Teguh Soedar to, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UPN “Veteran” Jatim.

3. Bpk Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UPN ”Veteran” Jawa Timur.

4. Bpk Ir. H.Didiek Tranggono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Keluargaku Tercinta, yang selalu menjadi tujuan utamaku agar aku selalu melakukan yang terbaik.

6. Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum berlangsungnya proses skripsi hingga selesainya skripsi ini: Tata, Lulut,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(3)

dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran selalu diharapkan demi tercapainya hal terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak.

Amin Allahumma Amin.

(4)

vi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

1.4.1. Manfaat Secara Teoritis ... 10

1.4.2. Manfaat Secara Praktis ... 10

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(5)

2.1.4 Pemirsa D.I Yogyakarta Sebagai Pemirsa Televisi ... 16

2.1.5 Program Televisi ... 18

2.2. Memilih Program Acara ... 20

2.3. Tingkat Pendidikan... 21

2.4. Definisi Perilaku ... 22

2.4.1 Bentuk Perilaku ... 22

2.4.2 Proses Terjadinya Perilaku ... 23

2.5. Teori S- O- R... 23

2.6. Teori Komposisi Audiens ... 24

2.7. Kerangka Berpikir ... 25

2.8. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Konseptual ... 28

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.2.1. Tingkat Pendidikan ... 29

3.2.2. Perilaku Masyarakat D.I Yogyakarta ... 29

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

3.3.1. Populasi ... 31

(6)

viii

3.4.1. Sumber Data ... 34

3.4.2. Jenis Data ... 34

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 40

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 41

4.2.1. Karakteristik Responden ... 42

4.2.2. Tingkat Pendidikan ... 44

4.2.3. Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Program Acara TV . 44 4.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 50

4.3.1. Analisis Data... 50

4.3.2. Pengujian Hipotesis... 55

4.3.3. Interpretasi Hasil ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran... 60

DAFTAR PUSTAKA ...61

LAMPIRAN...63

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(7)

his devout agenda programs in the territory in Yogyakarta. Together with spread him agenda programs in television gave many choices to the viewer to determine the Behaviour of the community in choosing what agenda that was followed. The brightness of programs was just caused by the competition between the television station. As for television program programs covered; the news program, the sport program, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron, Film, Cartoon, Quiz, Reality Show, and the comedy (Morissan,2008: 215). With the agenda that variatif certainly caused a difference in the matter to choose the agenda. The requirement for each viewer the TV would the information was different was based on the factor that influenced that is the age, gender, the rate of return, the work, and the level of education. With the existence of the difference of the level of certain education the trend that happened in determining the Behaviour of the media's election, differed between the individual that one and that was other, that in part was affected by the number of choices of the kind and the contents of the media that was offered.

The theory Stimulus-Organism-Response was used, television was the mass media most was suitable to cover the community's heterogeneity. The presentation of the agenda program ditelevisi gave the stimulus that afterwards would it was responded by someone through organism that took the form of attention, the understanding and acceptance that afterwards will affect someone to choose the agenda program that would in tonton him. And the Theory of the Audiens Composition that have a view that the demographic characteristics influenced the availability of spare time and the choice of the contents media. The research Method that was used was the research korelasional quantitative. This research population was the community of D.I Yogyakarta that including in the figure of school participation. The technique sampling in this research used the technique probability sampling (random sampling) with the method sampling random stratified proportional.

The analysis method of the Contigency C Correlation (Pearsons C) was used counted relations between the variable that his data was nominal nominally or nominally in an ordinal manner. This formula was a measurement of the level of relations, the association or the dependency from classification of classification in the table kotigensi r x k. This technique was connected with the Chi Kuadrat formula to know strong not him relations between this variable. Was based on the analysis of results survey that was carried out by the researcher concerning relations between the level of education and the Behaviour of the community in choosing the television program program was gotten by significant relations strong and high.

(8)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Media komunikasi adalah suatu saluran atau sarana untuk menyampaikan pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya (Efendy, 1986 : 9). Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karena perencanaan, pengolahan dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi, edukasi, persuasi dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki.

Keberadaan media massa saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, karena media massa mempunyai peranan menjadi media penyampai informasi mengenai kejadian atau peristiwa baik yang telah terjadi didalam negeri ataupun luar negeri. Selain itu, ciri media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan – pesan yang disebarkan.( Effendy, 1993 : 4)

Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2003 : 134).

Media massa, khususnya televisi (TV) adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan keberadaannya jauh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(9)

melampaui media-media massa lain, seperti media cetak koran, majalah, apalagi buku. Sebuah rumah, baru dikatakan lengkap jika ada pesawat televisi didalamnya, dan hal ini tidak hanya berlaku pada masyarakat kota yang relatif kaya, melainkan telah merambah kepelosok-pelosok desa, dirumah-rumah hunian liar, dipinggir-pinggir sungai kota, ataupun dibawah jembatan layang (Wirodono, 2006: viii).

Televisi adalah satu diantara sekian banyak media massa yang tengah berkembang secara terus menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin banyaknya stasiun televisi swasta yang bermunculan. Ini dkarenakan media televisi memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan media lain yang lahir saat itu (Kuswandi, 1996:8). Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Kekuatan gambar menjadi andalan media televisi,karena gambar yang disajikan bukan gambar mati melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan pada penonton. Ini jelas menguntungkan televisi untuk digunakan penonton karena sifatnya yang audio visual. Selain itu televisi memiliki segi positif yaitu suatu pesan yang disampaikan kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit (Effendy, 1993:178)

(10)

tentang realitas pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996:254).

Televisi lahir karena perkembangan teknologi yang semakin maju. Televisi adalah media massa yang lahir setelah media cetak, oleh karena itu televisi merupakan lambang dari komunikasi modern. Televisi, baru dapat dinikmati setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon, telegraf, fotografi, serta rekaman suara. Kenyataannya, televisi dapat dibahas secara mendalam, baik dari segi isi pesan maupun penggunaannya. (Kuswandi, 1996 : 6)

Sekarang ini sudah terdapat sepuluh stasiun televisi swasta seperti Indosiar, RCTI, SCTV, MNC , Anteve, TVone, Trans TV, Trans7, Metro TV dan Global TV. Selain kesepuluh stasiun tersebut, juga terdapat stasiun televisi swasta yang dikhususkan hanya untuk cakupan wilayah DI. Yogyakarta seperti TVRI Jogja, Jogja TV, RBTV,AdiTV (www.id.wikipedia.org)

Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talkshow, berita, program olah

raga, sinetron dan sebagainya. Tiap program-program acara ingin menunjukkan keunggulannya masing-masing. Adapun program-program acara televisi meliputi; program berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron,

Film, Cartoon, Quiz, Reality Show, dan Komedi (Morissan,2008 : 215)

Menurut R.Mar’at (dalam Effendy,2002:122) program acara televisi pada umumnya mempengaruhi perilaku, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona atau latah, bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(11)

salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah terhanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi.

Cangara (2003,151) mengatakan bahwa ada tiga aspek yang perlu untuk diketahui oleh komunikator menyangkut khalayaknya, yaitu aspek sosiodemografis, aspek psikologi dan aspek karakteristik perilaku khalayak. Aspek sosiodemografis meliputi jenis kelamin, usia, populasi, lokasi, tingkat pendidikan, bahasa, agama, pekerjaan, ideologi, dan pemilikan media. Aspek psikologis meliputi emosi, pendapat, keinginan dan perasaan khalayak. Aspek karakteristik perilaku meliputi hobby, nilai dan norma, mobilitas sosial, dan perilaku komunikasi.

Berbicara masalah pendidikan, tingkat pendidikan di Indonesia belum merata, padahal masalah pendidikan merupakan masalah yang vital bagi negara yang sedang membangun seperti Indonesia. Dewey (2003) sendiri memandang pendidikan sebagai suatu proses perkembangan, pemeliharaan, dan pengadaan dan dalam arti luas pendidikan merupakan alat untuk menjamin kelangsungan atau kontinuitas hidup.

(12)

gilirannya akan menentukan pilihan jenis hiburan maupun acara televisi yang diikutinya. Pendidikan bukan hanya memberikan wawasan, tetapi juga membentuk sebuah perilaku dengan cara berpikir. Dalam hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan seseorang menentukan cara berpikir dan kemampuan untuk menerima informasi. Pendidikan masyarakat yang semakin baik diharapkan sebagai penangkal masuknya unsur negatif dari isi acara televisi.

Penonton atau pemirsa (television watcher, television viewer) adalah

sasaran komunikasi melalui televisi siaran yang karena heterogen masing - masing mempunyai kerangka acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain.

Mereka berbeda bukan saja dalam usia, dan jenis kelamin tetapi juga dalam latar belakang sosial dan kebudayaan, sehingga pada gilirannya berbeda dalam pekerjaan, pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan, cita – cita, keinginan, kesenangan dan lain sebagainya. Kegiatan pemirsa dalam menonton acara televisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi tujuan mereka, baik kebutuhan berupa informasi maupun hiburan. (Effendy, 1993 : 8)

Faktor – faktor yang menentukan perilaku konsumsi media seseorang khususnya televisi seseorang meliputi banyak faktor,baik personal maupun eksternal, yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang. Littlejohn (1996) mengatakan bahwa kepercayaan seseorang tentang isi media dipegaruhi oleh : budaya dan institusi sosial seseorang,termasuk media itu sendiri, keadaan – keadaan sosial seperti ketersediaan media, variabel – variabel psikologis tertentu seperti introvert-ekstrovert. Nilai – nilai dipengaruhi oleh faktor kultural dan

sosial,kebutuhan dan variabel psikologis. Kepercayaan – kepercayaan dan nilai –

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(13)

nilai akan menentukan pencarian kepuasan yang akhirnya menentukan perilaku konsumsi terhadap isi media seseorang.

Dalam faktor personal penggunaan isi media televisi ini adalah adanya kebutuhan manusia akan berkomunikasi dan mencapai tingkat emosional tertentu. Dengan kata lain perbedaan kebutuhan dari masing – masing individu untuk menonton televisi dipengaruhi oleh karakteristik sosio demografi yang meliputi : usia, tingkat pendidikan,jenis kelamin, tingkat pendapatan dan lainnya. Sedangkan,lingkungan eksternal mempengaruhi penggunaan isi media televisi dalam hubungannya dengan ketersediaan media televisi bagi penggunanya.(Rachmat, 2003)

Selain faktor – faktor yang dikemukakan diatas Menurut Rosengren aktivitas penggunaan media massa yaitu penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang di konsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan media secara keseluruhan. Mc.Quail (2000. 220) aktivitas penggunaan isi media massa juga dipengaruhi oleh kebutuhan individu, jumlah waktu, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan.

Kepercayaan – kepercayaan dan nilai – nilai akan menentukan pencarian kepuasan yang akhirnya menentukan \perilaku konsumsi terhadap isi media seseorang. Dalam program acara dapat dikatakan, diterima pemirsa televisi dan terjaga eksisitensinya apabila program acara tersebut banyak ditonton oleh pemirsa televisi.

(14)

memperoleh apa yang diinginkan. Sesuai dengan Teori Perilaku Konsumen yang mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan jasa, barang, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler dalam Rangkuti, 2009: 91).

Pemahaman ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pemirsa sehingga perusahaan pertelevisian mampu menyusun dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik pemirsanya agar program yang ditayangkan banyak ditonton dan diminati. Studi perilaku konsumen ini merupakan cara pandang suatu stasiun televisi dalam menghadapi pemirsa dan pesaingnya, dimana stasiun televisi tersebut berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pemirsanya secara lebih efektif dari para pesaingnya. Sebagai media komersial stasiun televisi penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumennya yaitu audiens. Agar program yang dihadirkan dapat diterima dan ditonton.

Menurut riset AGB Nielsen menyebutkan bahwa masyarakat berpenghasilan tinggi atau orang kaya dan berpendidikan tinggi (lulusan universitas) lebih memilih waktu santai dirumah dengan menonton tayangan gelar tinju ketimbang sinetron. Pemirsa yang berpendidikan tinggi tidak menempatkan sinetron sebagai program yang paling banyak ditonton.

"Alih-alih menonton sinetron, mereka menyaksikan film barat, musik, komedi , dan gelar tinju, selain program sepakbola spesial," (Hellen Katherina, Associate Director Marketing & Client Service AGB Nielsen di Jakarta.)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(15)

Penelitian ini didasari fenomena semakin banyaknya jumlah stasiun siaran di Indonesia yang menyajikan begitu banyak program acara khusunya di wilayah DI Yogyakarta. Seiring dengan merebaknya program-program acara di televisi memberikan banyak pilihan kepada pemirsa untuk menentukan perilaku masyarakat dalam memilih acara mana yang diikuti. Maraknya program-program baru disebabkan oleh persaingan antar stasiun televisi. Adapun program-program acara televisi meliputi; program berita, program olah raga, Infotaiment, Talk

Show, Musik, Sinetron, Film, Cartoon, Quiz, Reality Show, dan Komedi

(Morissan,2008 : 215). Dengan acara yang variatif tentu menimbulkan suatu perbedaan dalam hal memilih acara. Khalayak diasumsikan sebagai bagian dari khalayak yang aktif dalam memanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif saat mengkonsumsi media massa(Rubin dalam Littlejohn, 1996 : 345). Khalayak aktif adalah khalayak yang memilih jenis dan isi media untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan tiap pemirsa TV akan informasi itu berbeda berdasarkan faktor yang mempengaruhi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pekerjaan, dan tingkat pendidikan(Untoro, 1994). Peneliti

menentukan hanya salah satu faktor yang diteliti yaitu tingkat pendidikan.

“Karena semakin tinggi tingkat pendidikan ternyata dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam memilih tayangan televisi, yang akan ditontonnya” (Ahmad Sirozi,Pengamat Pendidikan).

(16)

pendidikan yang berbeda bisa membedakan antara khalayak yang tidak terdidik dan khalayak yang terdidik (educated people) yang cenderung menjadi bagian

dari khalayak aktif, karena mereka lebih bisa memilih media yang mereka konsumsi sesuai kebutuhan mereka (Junaedi,2007:83).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi D.I Yogyakarta. Agar tujuan penelitian dapat tercapai, perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori “S – O - R”atau Stimulus – Organisme – Respon dan juga diimbangi dengan Teori Komposisi Audiens yang berpandangan bahwa karakteristik demografis mempengaruhi ketersediaan waktu luang dan pilihan isi media. Sementara dipilihnya Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lokasi penelitian karena menurut data BPS mengenai angka partisipasi sekolah tertinggi di Indonesia dengan jumlah 3.108.000 jiwa antara tingkat pendidikan rendah yang berusia 7 – 15 tahun, tingkat pendidikan menengah yang berusia 16 – 18 tahun dan pendidikan tinggi dengan usia 19 – 24 tahun.(www.bps.go.id)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimanakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi D.I Yogyakarta?”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Dengan memahami perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi D.I Yogyakarta.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian Ilmu Komunikasi, khususnya dapat dijadikan dasar pengembangan penelitian serupa dan sebagai informasi terhadap pihak lain di masa-masa mendatang.

1.4.2 Manfaat secara Praktis

(18)

11

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i 2.1.1 Media Massa

Media massa merupakan “kependekan” dari media komunikasi massa. Media massa lahir untuk menjembatani komunikasi antar massa. Massa adalah masyarakat luas yang heterogen tetapi saling bergantung antar satu sama lain. Ketergantungan antar massa menjadi penyebab lahirnya media yang mampu menyalurkan hasrat, gagasan, dan kepentingan masing – masing agar diketahui dan dipahami oleh yang lain. Penyaluran hasrat, gagasan, kepentingan tersebut dinamai “pesan” (message). Dengan demikian hakekatnya media massa adalah media saling silang pesan antar massa.(Poreno, 2005:7)

Media massa merupakan sumber kekuatan, sebagai alat kontrol manajemen dan inovasi yang dapat didaya gunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa – peristiwa kehidupan pelanggan baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media massa seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma – norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(19)

Media menyuguhkan nilai – nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Mc. Quail, 2005:3). Media massa diartikan sebagai media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan – pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut.(Sutaryo, 2005:289)

Menurut bentuknya, media massa dibagi menjadi dua yaitu media massa elektonik dan media massa cetak. Yang termasuk media massa elektronik anatara lain radio, televisi, dan film. Sedangkan media massa cetak antara lain surat kabar, bukudan majalah (Rakhmat, 2005:189). Media massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti televisi, radio, dan lain – lain tidak terlepas kaitannya dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu , bahkan lapisan sosial dalam pelanggan.(Sugiharti, 2000:3)

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenya perencanaan, pengolahan dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi,edukasi,persuasi dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic). Begitu pesan disebarkan oleh komunikator tidak diketahui

(20)

2.1.2 Peran Media Massa

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change yaitu

sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya, peran media massa adalah (Bungin, 2006:85): 1. Sebagai institusi pencerahan yaitu peranannya sebagai media edukasi. Media

massa menjadi media yang setiap saat mendidik pelanggan supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi pelanggan yang maju.

2. Media massa sebagai media informasi yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi terbuka, jujur, dan benar yang disampaikan media massa kepada masyarakat maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaliknya masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan dengan jujur kepada media massa. Selain itu informasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat,menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuan.

3. Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa

juga menjadi institusi budaya yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisor perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of change

yang dimaksud ialah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan pelanggan sakinah. Dengan demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(21)

Dalam penelitian ini media massa yang digunakan adalah media elektronik khususnya televisi yang berperan sebagai media edukasi, informasi dan hiburan (Effendi, 2003:314). Khalayak dalam penelitian ini menonton, memahami dan menyeleksi semua program pada tayangan di setiap stasiun televisi. Program dari tayangan stasiun televisi tidak semua ditonton karena khalayak yang bersifat heterogen dan memiliki selera yang tidak sama. Perbedaan dalam pemilihan program dan stasiun televisi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu psikologis, sosial, lingkungan, jenis kelamin, usia , tingkat pendidikan , dan lain – lain

(Untoro, 1994). Khalayak memilih program pada stasiun televisi tertentu sesuai dengan keinginan, kebutuhannya dan latar belakang yang dimiliki. (Junaedi,2007:83).

2.1.3 Televisi Sebagai Media Massa

Televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siaran (Televisi

Broadcast) yang merupakan media elektronik dan memiliki ciri – ciri yang

berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. (Effendy. 1993 : 17)

(22)

elektronik sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima di rumah. (Effendy, 1993:10)

Dari beberapa media massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak lain penayangannya

mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas dengan modal audio visual yang

dimiliki siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesannya karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan perilaku, perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir, pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi

yang menyentuh segi – segi kejiawaan. (Sastro, 1992:23)

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khusunya dalam proses komunikasi dan informasi. Setiap media massa jelas melahirkan satu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai – nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik media televisi sedemikian besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi, berubah total sama sekali. Pengaruh daripada televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio televisi yang menyentuh segi – segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi yang menyentuh segi – segi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(23)

kejiwaan pemirsa. Media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa (Kuswandi, 1996:21 – 23).

2.1.4 Pemir sa D.I Yogyakar ta Sebagai Pemirsa Televisi

Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan atau penerima merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpecar – pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing – masing berbeda dalam berbagai jenis : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, tingkat pendidikan, pengalaman, pandangan hidup, keinginan, cita – cita dan lain sebagainya (Effendy, 1993:25)

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi. Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal, yaitu :

(24)

2. Kepribadian yakni untuk dapat diterima dan dimengerti oleh pemirsa maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu.

3. Aktif yakni pemirsa sifatnya aktif,mereka aktif, seperti apabila mereka menumpai sesuatu menarik dari sebuah stasiun televisi mereka berpikir aktif, aktif melakukan interpretasi. Mereka bertanya – tanya pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang penyiar televisi benar atau tidak.

4. Selektif yakni pemirsa sifatnya selektif, dia memilih program televisi yang disukainya (Effendy, 1992 : 84)

Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukkan untuk kelompok tertentu sebagai sasaran (target group).

Disamping khalayak keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target audience). Contoh acara untuk khalayak sasaran adalah warta berita,

sandiwara, film seri, musik, dan lain – lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anak – anak, remaja, mahasiswa, ABRI, pemeluk agama islam, dan lain – lain (Effendy, 1993:20). Ada tiga efek yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa, yaitu :

1. Efek Kognitif, yaitu : berhubungan dengan kemampuan berpikir dan bernalar pemirsa untuk dapat menyerap serta memahami acara yang ditayangkan televisi, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, tidak mengerti dan bingung menjadi merasa jelas;

2. Efek Afektif, yaitu : ketertarikan pemirsa terhadap tayangan yang ditonton;

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(25)

3. Efek Konatif, yaitu : bersangkutan dengan niat, tekat, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka efek konatif sering disebut juga efek behavioral. Timbulnya efek konatif setelah muncul kognitif dan atau efek afektif (Effendy, 2000 : 319).

2.1.5 Program Televisi

Kata program berasal dari bahasa Inggris, ‘programme’ atau ‘program’

yang artinya acara atau rencana. Undang-undang Penyiaran di Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah siaran. Dalam konteks ini, program diartikan sebagai segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan, 2005).

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 pasal 1 (1) menyebutkan bahwa siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Siaran dapat berupa siaran audio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran visual yang bergerak dan sinkron, seperti pada siaran televisi. Unsur-unsur siaran menurut Pareno (2002) terdiri atas:

1. Komunikator 2. Informasi (pesan)

3. Media (radio atau televisi) 4. Pemancar

(26)

Setiap harinya, televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Pada dasarnya apa saja dapat dijadikan sebagai program, yang penting adalah disukai oleh audiens, tidak bertentangan dengan norma kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas sebaik mungkin untuk menghasilkan berbagai program acara. Dari berbagai jenis program tersebut, maka secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya menjadi dua bagian, yaitu program informasi dan program hiburan.

1. informasi (berita)

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik program ini adalah informasi, sehingga informasi inilah yang dijual kepada audiens. Program informasi dapat dipilah menjadi dua yaitu:

a. Berita keras (hard news) atau straight news, yaitu segala informasi yang

penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya harus segera diketahui oleh khalayak.

b. Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan menarik

yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus

segera ditayangkan.

2. Program hiburan (entertainment)

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(27)

termasuk dalam kategori hiburan adalah musik, sinetron, film, cartoon, Quiz,

Reality Show, Program Olah Raga. (Morissan, 2008 : 215)

Kedua jenis siaran itu memiliki latar belakang yang berbeda, demikian pula titik tolaknya. Meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu menjalankan fungsi utama media massa. Head dan Sterling menyatakan bahwa audien terhadap pola menonton televisi sangat dipengaruhi oleh karakteristik demografis audiens misalnya : Usia, Tingkat Pendidikan, Keluarga, Pekerjaan, Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin. (Morissan, 2005 : 196)

2.2. Memilih Program Acara

Memilih program acara dalam penelitian ini lebih dimaksudkan pada pilihan penonton televisi berdasarkan tingkat pendidikan terhadap program acara yang diminati. Memilih program acara yang dimaksud adalah ketika penonton selalu menonton program dan stay tune pada stasiun televisi tersebut setiap kali

menyalakan televisi.

(28)

karena media cenderung membentuk selera atas hal – hal atau isi yang ditawarkan (Himmelweit dan Wift dalam Mc Quail, 1996 : 216).

2.3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan perilakunya (Thompson, 1993). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya. Pendidikan penduduk merupakan cerminan dari kualitas sumber daya manusia atau produktivitas penduduk suatu daerah. Tingkat pendidikan penduduk juga menjadi gambaran pola pikir masyarakat dilihat dari tinggi rendahnya pendidikan yang ditamatkan.

Dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan tentu saja kecenderungan yang terjadi dalam menentukan perilaku pemilihan media , berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lainnya, yang antara lain dipengaruhi oleh banyaknya pilihan terhadap jenis dan isi media yang ditawarkan. Dengan tingkat pendidikan yang berbeda bisa membedakan antara khalayak yang tidak terdidik dan khalayak yang terdidik (educated people) yang cenderung menjadi bagian dari khalayak aktif , karena mereka lebih bisa lebih memilih media yang mereka konsumsi sesuai kebutuhan mereka (Junaedi,2007:83). Tingkat pendidikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(29)

masyarakat dibagi menjadi : Tingkat Pendidikan Tinggi (Diploma, Sarjana, Magister dan Doktor), Tingkat Pendidikan Menengah (SMA, SMK, MA), Tingkat Pendidikan Rendah (SD, MI, MTS, SMP). Tingkat pendidikan yang dimaksudkan disini ialah pendidikan yang sedang ditempuh oleh seseorang tersebut.

2.4. Definisi Perilaku

Perilaku adalah kemampuan untuk membuat pilihan tentang bagaimana berperilaku alih-alih merespon berdasarkan impuls dorongan hati. Perilaku sebagai hasil proses belajar dalam proses belajar, dalam proses belajar itubterjadi anatara individu dan dunia sekitarnya sebagai hasil instropeksi maka jawaban yang terlihat dari seorang individu akan dipengaruhi oleh hal-hal atau kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh individu tersebut maupun oleh situasi masa kini Soeharto, Disiplin (arahan diri pada suatu nama atas dasar kesadaran diri) Jakarta, 1946, hal 11-12. Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar. Perilaku terdiri dari aktifitas-aktifitas yang berlangsung, baik di dalam maupun di luar.

2.4.1 Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

(30)

masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan perilaku yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

2.4.2 Proses Terjadinya Perilaku

Menurut Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003)mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluation yaitu menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

4. Trial yaitu orang telah memulai mencoba perilaku

5. Adoption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

2.5. Teori S-O-R

Menurut Effendy, 2000, teori Stimulus Organism Response (S-O-R) ini

menjelaskan tentang adanya reaksi khusus yang merupakan efek dari adanya stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(31)

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikannya. Adapun unsur-unsur dalam teori S-O-R adalah sebagai berikut:

1. St imulus, dalam hal ini adalah Pesan (M essage)

2. Organism

3. Response, adalah Efek (Effect)

Mengutip pendapat Hovlan, Janis dan Kelley; Effendy, 2000, menelaah perilaku dari organism ada tiga variabel, antara lain: (1) Perhatian, (2) Pengertian

dan, (3) Penerima.

Gambar 2.1

Teori Stimulus Organism Response (SOR)

Sumber: Soemanagara, Rd, 2008. Strategic Marketing Communication:

Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: CV Alfabetha.

Stimulus (rangsangan atau obyek), ialah beberapa unit obyek dari segala yang masuk ke dalam alam pikiran kita. Dalam penelitian ini, stimuli ditunjukkan dengan hal yang berhubungan dengan manfaat program acara dan jenis – jenis program acara disodorkan kepada audience.

2.6. Teori Komposisi Audiens

Teori Komposisi Audiens yang berpandangan bahwa karakteristik demografis

(32)

mempengaruhi ketersediaan waktu luang dan pilihan isi media. Pendidikan dan tanggung

jawab pekerjaan profesional yang lebih tinggi dapat juga mengakibatkan pilihan isi yang

berbeda, yaitu isi yang lebih informasional atau isi yang lebih didukung oleh nilai-nilai

pendidikan dan budaya yang dominan Pada saat kita memiliki tanggung jawab keluarga dan

pekerjaan sendiri, minat kita sudah berbeda, dengan menyediakan waktu yang lebih banyak

untuk membaca surat kabar dan menonton televisi. Dengan lebih banyaknya penghasilan saat

beranjak dewasa, konsumsi media lebih beragam. Dan selanjutnya pada saat kita memasuki

usia lanjut, kita kembali pada media yang lebih domestik (televisi dan buku) dan pilihan isi

yang lebih “serius” (McQuail, 1991: 218)

2.7. Kerangka Berpikir

Televisi adalah salah satu diantara sekian banyak media massa yang tengah berkembang. Meskipun demikian, perkembangannya terus – menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin banyaknya stasiun televisi swasta bermunculan. Hal ini dikarenakan media televisi memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan media lain yang lahir pada saat itu (Kuswandi, 1998:8).

Menurut Rosengren aktivitas penggunaan media massa yaitu penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang di konsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan media secara keseluruhan. Isi media secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya menjadi dua bagian, yaitu program informasi dan program hiburan. Adapun program-program acara televisi meliputi; program berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron,

Film, Cartoon, Quiz, Reality Show, dan Komedi (Morissan,2008 : 215)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(33)

Khalayak diasumsikan sebagai bagian dari khalayak yang aktif dalam memanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif saat mengkonsumsi media massa(Rubin dalam Littlejohn, 1996 : 345). Kebutuhan tiap pemirsa TV akan informasi itu berbeda berdasarkan faktor yang mempengaruhi yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pekerjaan, dan tingkat pendidikan(Untoro, 1994).

Peneliti menentukan hanya salah satu faktor yang diteliti yaitu tingkat pendidikan.

Disini peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat D.I Yogyakarta dalam memilih program acara di televisi ditinjau dari pembuatan keputusan yaitu timbul kebutuhan, mencari informasi, mengevaluasi serta memutuskan untuk memilih

Metode survei digunakan dalam penelitian ini dengan meyebarkan kuesioner kepada responden yang dijadikan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling dengan metode

(34)

Gambar 2.2 : Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Program

Acara Televisi D.I Yogyakar ta 2.8. Hipotesis

Berdasarkan pada landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat menarik hipotesis sementara, yaitu diduga terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi D.I Yogyakarta.

Y : Perilaku 1. Awareness 2. Interest 3. Evaluation 4. Trial 5. Adoption X : Tingkat Pendidikan

X1 : Tingkat Pendidikan Tinggi, 440.300 Jiwa (Diploma,Sarjana,Magister,Doktor) X2 :Tingkat Pendidikan

Menengah, 1.670.800 Jiwa (SMA,SMK MA) X3 : Tingkat Pendidikan Rendah, 996.900 Jiwa

(SD,MI,SMP,MTS)

Teknik Analisis Chi Kuadrat (λ 2)

Tidak Ada Hubungan Ada Hubungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Konseptual

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional kuantitatif. Adapun pengertian dari penelitian korelasional adalah adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui akibat dari suatu tindakan atau bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel (M. Nazir, 1988). Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38). Penelitian ini menggunakan data dengan suatu indeks kuantitatif disebut koefisien korelasi.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

(36)

3.2.1 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini berkaitan dengan status pendidikan yang sedang ditempuh responden saat ini. Tingkat pendidikan penduduk juga menjadi gambaran pola pikir masyarakat dilihat dari tinggi rendahnya pendidikan yang ditempuh. Tingkat pendidikan merupakan salah satu variabel yang turur menentukan perilaku seseorang dalam memilih isi media yang ada (Suprapto,2009:23). Tingkat pendidikan diukur berdasarkan tingkat pendidikan yang di miliki responden sampai saat ini. Tingkat pendidikan masyarakat dibagi menjadi : Tingkat Pendidikan Tinggi (Diploma,Sarjana,Magister dan Doktor), Tingkat Pendidikan Menengah (SMA,SMK,MA) dan Tingkat Pendidikan Rendah (SD,MI,SMP,MTS) http://digilib.unimus.ac.id. Untuk mengukur tingkat pendidikan, diberikan skor pada masing – masing kategori yaitu :

1. Tingkat Pendidikan Tinggi (Diploma, Sarjana, Magister dan Doktor) = 3 2. Tingkat Pendidikan Menengah (SMA,SMK,MA) = 2

3. Tingkat pendidikan rendah (SD,MI,SMP,MTS) = 1

3.2.2 Perilaku Masyarakat D.I Yogyakarta

Perilaku dalam penelitian ini ialah perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi D.I Yogyakarta. Yang artinya sebagai respon memilih program acara yang diberikan oleh masyarakat D.I Yogyakarta setelah menonton berbagai program acara di televisi, dalam wujud suatu orientasi atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(37)

kecenderungan dalam bertindak. Perilaku memilih dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi isi media seseorang yang akan dikur dengan :

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu, khalayak mengetahui program berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron, Film,

Cartoon, Kuis, Reality Show, dan Komedi.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus dalam arti suka dengan

stimulus yang diberikan, khalayak suka dengan salah satu program berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron, Film, Cartoon,

Kuis, Reality Show, dan Komedi.

3. Evaluation yaitu menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi

dirinya, khalayak merasakan manfaat atau dirugikan dari program acara berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron, Film,

Cartoon, Kuis, Reality Show, dan Komedi.

4. Trial yaitu orang telah memulai mencoba perilaku, khalayak mencoba

perilaku dalam hal mencoba menonton program acara berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron, Film, Cartoon, Kuis, Reality

Show, dan Komedi.

5. Adoption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan perilakunya terhadap stimulus. khalayak sudah memutuskan program acara yang disukai dan diminati.

(38)

tingkat mengkategorikan, memberi nama dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti. Dimana angka yang diberikan pada obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan yang berarti.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2003: 257).

Dengan demikian populasi merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang akan diteliti. Adapun populasi penelitian ini adalah jumlah masyarakat dalam angka partisipasi sekolah Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 3.108.000 jiwa antara tingkat pendidikan rendah yang berusia 7 – 15 tahun, tingkat pendidikan menengah yang berusia 16 – 18 tahun dan pendidikan tinggi dengan usia 19 – 24 tahun.

3.3.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan probability

sampling (randomsampling) dengan metode sampling acak berstrata proposional,

yang melibatkan pembagian populasi ke dalam kelas, kategori, maupun kelompok.

Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian adalah:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(39)

1 Responden pernah menonton televisi

2 Responden yang diteliti ialah yang sedang menempuh tingkat pendidikan tinggi, menengah dan rendah.

Untuk jumlah sampel sebanyak 100 dan dibagi dalam 3 kategori, yang mengatakan bahwa agar sampel penelitian bisa mewakili populasi atau dinilai representatif maka besarnya sampel harus dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memperoleh jumlah sampel secara keseluruhan yang akan dijadikan penelitian, maka digunakan rumus Yamane :

Keterangan:

N = Ukuran populasi n = Ukuran sampel

d = Presisi 10 %; tingkat kepercayaan 90 % (derajat ketelitian = 0,1)

n 3.108.000

(3.108.000) (0,1)2 + 1

n =

n =

n = 3.108.000 31081

n = 99,996783 dibulatkan menjadi 100

Jadi sampel penelitian ini sebanyak 100 responden 3.108.000

(3.108.000) (0,01) + 1

(40)

Untuk memperoleh sampel dari masing – masing populasi berdasarkan tingkat pendidikan,menggunakan rumus yang dikemukakan singarimbun (187 :115) yaitu:

Keterangan:

nk = Jumlah sampel masing - masing pk = Jumlah populasi masing - masing n = Jumlah sampel keseluruhan p = Jumlah populasi keseluruhan

1. Tingkat Pendidikan Tinggi (Diploma,Sarjana,Magister,Doktor) nk = 440.300 X 100

nk = 44.030.000

nk = 14,166667 dibulatkan menjadi 14

Jadi sampel penelitian untuk tingkat pendidikan tinggi sebanyak 14 responden. 2. Tingkat Pendidikan Menengah (SMA, SMK, MA)

nk = 1.670.800 X 100

nk = 167.080.000

nk = 53,758044 dibulatkan menjadi 54 3.108.000

3.108.000

3.108.000

3.108.000

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(41)

Jadi sampel penelitian untuk tingkat pendidikan menengah sebanyak 54 responden.

3. Tingkat Pendidikan Rendah (SD,MI,SMP,MTS) nk = 996.900 X 100

nk = 99.690.000

nk = 32,07529 dibulatkan menjadi 32

Jadi sampel penelitian untuk tingkat pendidikan rendah sebanyak 32 responden.

3.4. Sumber dan J enis Data 3.4.1. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer yaitu data yang lansung diperoleh dari sumber data pertama yang dilokasi penelitian atau objek penelitian (kuesioner). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh oleh sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (literatur) (Bungin, 2004 :122).

3.4.2. J enis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data yang dapat diperoleh, antara lain:

3.108.000

(42)

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian (Ruslan, 2003: 29). Data ini diperoleh dari kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Kuesioner adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan tertulis untuk dijawab (Sugiyono, 2003: 135). Peneliti telah menyediakan pilihan jawaban dengan skala Likert untuk dipilih oleh responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan (Ruslan, 2003: 29). Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber lain selain sumber-sumber data primer untuk mendukung keakuratan data. Data sekunder diperoleh melalui obsevasi, wawancara (interview),

buku-buku teks, majalah, dan internet yang mendukung obyek penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti adalah metode kuesioner yang berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan, kemudian pertanyaan, kemudian pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi (Bungin, 2004: 130). Adapun instrument penelitian yang dibutuhkan adalah kuesione semi

tertutup dan terbuka. Yang dimaksud kuesioner tertutup adalah kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(43)

memberikan jawaban lain (Singarimbun, 1989:45). Namun untuk lebih menggali informasi dari responden, peneliti juga membuat pertanyaan kuesioner secara terbuka. Yang dimaksud kuesioner terbuka adalah pertanyaan yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab tanpa adanya alternatif jawaban yang diberikan peneliti.(Kriyantono, 2008:95)

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam memilih program acara di televisi menggunakan metode analisis Korelasi Contigency C (Pearson’s C). Metode

analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Korelasi

Contigency C (Pearson’s C) karena Korelasi Contigency C digunakan untuk

menghitung hubungan antar variabel yang datanya nominal dengan nominal atau nominal dengan ordinal. Rumus ini adalah suatu ukuran derajat hubungan, asosiasi atau dependensi dari klasifikasi – klasifikasi dalam tabel kotigensi r x k (dimana r menunjukkan banyaknya baris dan k menunjukkan banyaknya kolom). Teknik ini dikaitkan dengan rumus Chi – Kuadrat untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antarvariabel tersebut (Kriyantono,2008 :178). Dengan prosedur menghitung harga C dan uji signifikannya sebagai berikut:

(44)

Tabel 1 : Tabel Kontigensi Hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyrakat dalam memilih program acara di televisi

b. Menghitung frekuensi yang diharapkan peneliti (frekuensi teoritis) di bawah HO untuk tiap – tiap sel dengan mengalikan kedua jumlah tepi yang sama – sama dimiliki sel itu (jumlah frekuensi baris x jumlah frekuensi kolom), dan kemudian hasilnya dibagi dengan N, yakni jumlah total sampel. apabila lebih dari 20% diantara sel – sel itu mempunyai frekuensi teoritis kurang dari 5, atau bila ada sembarang sel yang mempunyai frekuensi teoritis kurang dari 1, gabungkanlah kategori – kategori guna meningkatkan jumlah frekuensi teoritisnya.

Fh : Jumlah frekuensi baris x jumlah frekuensi kolom Jumlah total sampel

c. Dari data tersebut hitunglah harga chi-kuadrat, untuk memperoleh λ2

Keterangan λ2 = chi kuadrat

fo = frekuensi yang diperoleh fh = frekuensi yang diharapkan

Tingkat Pendidikan

PROGRAM ACARA Berita Olah

Raga Infotaiment Show Talk

Musik Sinetron Film Cartoon Kuis Reality

Show

Jumlah

Tinggi

Menengah

Rendah

Jumlah

λ 2 =

(fo - fh)2

fh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(45)

d. Dengan harga λ2 tersebut, hitunglah harga C

Keterangan

λ2 = chi kuadrat

N = Individu sebagai sampel C = Koefisien korelasi contigency

e. Untuk menguji signifikansi harga C gunakan Tabel C (tabel harga – harga kritis dari chi kuadrat).

Setelah melalui beberapa langkah diatas maka jika λ2 hitung > λ2 tabel dengan α = 0,05 dan db = (r-1) (k-1) berarti Ho ditolak (Hi diterima) artinya terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi di D.I Yogyakarta

Sebaliknya jika λ2 hitung ≤ λ 2 dengan tabel α = 0,05 dan db= (r-1) (k-1) berari Hi ditolak (Ho diterima) artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi di D.I Yogyakarta.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hubungan yang terjadi antar dua variabel dapat dilihat dari angka – angka yang terdapat dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi diartikan sebagai (Rakhmat,2009:171)

C = λ2 N + λ2

(46)

Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali ; lemas sekali 0,20 – 0,39 Hubungan rendah tetapi pasti

0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 Hubungan yang tinggi ; kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan yang sangat tinggi ; kuat sekali ;dapat diandalkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(47)

40 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat Provinsi di Indonesia yang meliputi [Negara] Kesultanan Yogyakarta dan [Negara] Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.

(48)

memenuhi kualifikasi dari total 24.093 guru. Jenjang SMP/MTs sebanyak 3.939 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 12.971 guru. Dan untuk SMA/MA sebanyak 4.826 guru telah memenuhi kualifikasi dari total 15.067 guru.

Para lulusan jenjang SD/MI pada umumnya dapat melanjutkan ke SMP/MTs, sejalan kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan pemerintah. Pada tahun 2010, angka kelulusan SD/MI mencapai 96,47%, SMP/MTs mencapai 81,84% dan SMA/MA/SMK sebesar 88,98%. Sedangkan angka putus sekolah di tahun yang sama sebesar 0,07% untuk SD/MI; 0,17% untuk SMP/MTs; dan 0,44% untuk SMA/MA/SMK[32]. Sementara itu jumlah perguruan tinggi di Provinsi DIY baik negeri, swasta maupun kedinasan seluruhnya sebanyak 136 institusi dengan rincian 21 universitas, 5 institut, 41 sekolah tinggi, 8 politeknik dan 61 akademi yang diasuh oleh 9.736 dosen.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan angka partisipasi sekolah tertinggi di Indonesia dengan jumlah 3.108.000 jiwa antara tingkat pendidikan rendah yang berusia 7 – 15 tahun, tingkat pendidikan menengah yang berusia 16 – 18 tahun dan pendidikan tinggi dengan usia 19 – 24 tahun.

4.2 Penyajian Data dan Analisis Data

Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuesioner yang telah dibagikan kepada 100 orang. Data yang akan dikelompokkan meliputi data karakteristik responden dan rekapitulasi jawaban responden.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(49)

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan tentang karakteristik responden dari obyek penelitian yaitu masyarakat DI Yogyakarta yang berpartisipasi dalam pendidikan tingkat rendah (SD,MI,SMP,MTS) antara usia 7 – 15 tahun, pendidikan tingkat menengah (SMA,SMK,MA) antara usia 16 – 18 tahun, pendidikan tingkat tinggi (Diploma, Sarjana, Magister dan Doktor) dengan usia 19 – 24 tahun.

Adapun data tentang karakteristik yang disajikan oleh peneliti antara lain berdasarkan jenis kelamin, usia, dan mempunyai televisi yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan J enis Kelamin

Sumber : Kuesioner No II. 1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian responden dalam penelitian ini adalah masyarakat DI Yogyakarta yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 59 orang atau sebesar 59% dan sisanya adalah masyarakat yang berjenis kelamin laki – laki dengan jumlah sebanyak 41 orang atau sebesar 41%. Hal ini dapat diinterpretasikan perempuan sebagai partisipan pendidikan. Di samping itu, jumlah responden laki-laki 41 % juga dapat diinterpretasikan sebagai partisipan pendidikan. Namun, jumlah tersebut tidak

No J enis Kelamin Frekuensi Prosentase (% )

1 Laki – Laki 41 41

2 Perempuan 59 59

(50)

mengalami gap signifikan dikarenakan rentan frekuensi tidak jauh berbeda

diantara keduanya.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Kuesioner II.2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia antara 16 – 18 tahun dengan jumlah 54 orang atau sebesar 54% , sedangkan responden yang berusia 7 – 15 tahun sebanyak 32 orang atau 32% dan sisanya adalah responden yang berusia 19 – 24 tahun yakni 14 orang atau 14%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas r esponden dapat dikategorikan usia dewasa. Sehingga responden diharapkan telah memiliki

pengetahuan yang nantinya akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih

program acara di televisi.

No Usia Frekuensi Prosentase (% )

1 7 - 15 Tahun 32 32

2 16 - 18 Tahun 54 54

3 19 - 24 Tahun 14 14

TOTAL 100 100

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(51)

Dari hasil penyebaran kuesioner mengenai variabel tingkat pendidikan masyarakat D.I Yogyakarta, diperoleh data sebagai berikut

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Masyarakat D.I Yogyakarta

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini sedang menjalani pendidikan tingkat menengah (SMA, SMK, MA) 54 orang atau sebesar 54 %, sedangkan responden yang menjalani pendidikan tingkat rendah (SD,MI,SMP,MTS) 32 orang atau sebesar 32% dan sisanya adalah responden yang menjalani pendidikan tingkat tinggi (Diploma,Sarjana, Magister dan Doktor) dengan jumlah 14 orang atau 14%. Hal ini dikarenakan teknik pengambilan sample secara proporsional pada setiap populasi tingkat pendidikan.

4.2.3 Perilaku Masyarakat Dalam Memilih Program Acara Televisi

Dari hasil penyebaran kuesioner mengenai variabel perilaku masyarakat dalam memilih program acara televisi di D.I Yogyakarta yaitu Awareness (kesadaran),Interest, Evaluation, Trial, Adoption diperoleh data sebagai berikut :

No Tingkat

Pendidikan Frekuensi Prosentase (% )

1 Rendah 32 32

2 Menengah 54 54

3 Tinggi 14 14

TOTAL 100 100

(52)

1. Awareness

Pada awareness, responden diteliti lebih mendalam mengenai hal yang

menyangkut : pengetahuannya tentang program acara di televisi yang terdiri dari program berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron,

Film, cartoon, Kuis, Reality Show dan Komedi.

Tabel 4.4

Pengetahuan Responden Tentang Program acara

Tabel di atas menunjukkan bahwa 14 responden yang sedang menempuh pendidikan tinggi mengetahui semua program acara yang terdiri dari program acara berita, Olah Raga, Infotaiment, Talk Show, Musik, Sinetron, Film, Cartoon,

Kuis, Reality Show dan komedi. Dan yang sedang menempuh pendidikan

menengah yang mengetahui program acara 50 responden, program acara olah raga 54 responden, program acara Infotaiment 54 responden, program acara Talk

Show 45 responden, program acara musik, sinetron, film, cartoon dan kuis 54

responden dan yang mengetahui program acara reality show 44 responden, Dan

yang sedang menempuh pendidikan rendah yang mengetahui program acara 30 responden, program acara olah raga 32 responden, program acara Infotaiment 32 Tingkat

Pendidikan

PROGRAM ACARA

Berita Olah Raga

Infotaiment Talk

Show

Musik Sinetron Film Cartoon Kuis Reality Show

Komedi

Tinggi 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

Menengah 50 54 54 45 54 54 54 54 54 44 54

Rendah 30 32 30 26 32 32 32 32 32 25 32

Jumlah 94 100 98 86 100 100 100 100 100 83 100

Sumber Kuesioner : 4

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(53)

sinetron, film, cartoon dan kuis 32 responden dan yang mengetahui program acara

reality show 25 responden. Dan beberapa responden menyatakan tidak tahu

terhadap beberapa program acara tersebut, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang ditempuh responden masih rendah.

2. Interest

Interest, responden diteliti lebih mendalam mengenai hal yang menyangkut : ketertarikan kepada stimulus dalam arti suka dengan stimulus yang diberikan, khalayak suka dengan salah satu program berita, program olah raga, Infotaiment,

Talk Show, Musik, Sinetron, Film, Cartoon, Kuis, Reality Show, dan Komedi.

Tabel 4.5

Program Acara Yang Paling diminati N = 100

Responden yang minat dengan program acara berita 5 responden yaitu responden yang sedang menempuh pendidikan tinggi, karena mereka membutuhkan informasi, program acara Olah raga 14 responden yaitu responden yang sedang menempuh pendidikan menengah karena mereka mempunyai hobby berolah raga, program acara talk show 5 responden yaitu responden yang sedang

menempuh pendidikan tinggi, alasannya karena menurut mereka wawasan mereka Tingkat

Pendidikan

PROGRAM ACARA Berita Raga Olah

Talk

Show Musik Cartoon

Reality

Show Total

Tinggi 5 0 5 0 0 4 14

Menengah 0 14 0 40 0 0 54

Rendah 0 0 0 22 10 0 32

J umlah 5 14 5 62 10 4 100

(54)

akan bertambah, program acara musik 62 responden yaitu 40 responden yang sedang menempuh pendidikan menengah dan 22 responden yang sedang menempuh pendidikan rendah, beberapa responden menyatakan suka dengan program acara musik karena mereka merasa terhibur, program acara cartoon 10

responden yaitu responden yang sedang menempuh pendidikan rendah, karena mereka menganggap program acara tersebut lucu dan bisa tertawa apabila melihatnya, program acara reality show 4 responden yaitu responden yang sedang menempuh pendidikan tinggi, karena mereka menganggap bahwa melihat program tersebut mereka bisa belajar dari pengalaman orang lain.

3. Evaluation

Evaluation, responden diteliti lebih mendalam mengenai hal yang menyangkut : baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya, khalayak merasakan manfaat atau dirugikan dari program acara berita, program olah raga, Infotaiment, Talk Show,

Musik, Sinetron, Film, Cartoon, Kuis, Reality Show, dan Komedi.

Tabel 4.6

Program Acara Yang Bermanfaat N = 100

Sumber Kuesioner :.6

Responden yang mengaangap program acara tersebut bermanfaat dengan program acara berita 5 responden yaitu responden yang sedang menempuh Tingkat

Pendidikan

PROGRAM ACARA Berita

Olah Raga

Talk

Show Musik Cartoon

Reality

Show Total

Tinggi 5 0 5 0 0 4 14

Menengah 0 14 0 40 0 0 54

Rendah 0 0 0 22 10 0 32

J umlah 5 14 5 62 10 4 100

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

(55)

raga 14

Gambar

Gambar 2.2 : Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Antara
Tabel 1 : Tabel Kontigensi Hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyrakat dalam memilih program acara di televisi
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap tradisi nujuh bulanan. Masyarakat sudah tidak terlalu mementingkan tradisi nujuh bulanan,

Terdapat pemikiran secara umum pula, yakni ketika melihat perkembangan pertanian yang cenderung ke arah pertanian perkotaan, dimana produk yang diminati adalah

Judul : PENGARUH DISIPLIN KERJA, STRES KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN) KABUPATEN KENUMEN.. telah

l\renetapkan Dosen Penasehat Akademik Tahap Saiana pada Prograrn Stud Sariana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya TA 2016/20'17 sebagaimana

oleh guru pamong tata boga bimbingan ini bertujuan untuk. meningkatkan kemampuan pratikan dalam proses kegiatan

makanan yang di konsumsi. 5) Tempat tinggal, bisa dalam arti rumah dan lokasi dimana rumah itu berada. 6) Pendidikan formal, merupakan salah satu aspek penting dari kemiskinan. 7)

Dengan penyedia layanannya atau yang disebut Internet Service Provider dapat memenuhi kebutuhan setiap orang yang memerlukan suatu informasi kapan dan dimanapun dengan fasilitas

Berarti definisi yang paling tepat dalam kehidupan sehari-hari atau dalam praktik klinis ialah keadaan di mana penis tidak bisa mencapai ereksi yang cukup keras pada