• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja BATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja BATAN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., Laporan Kinerja BATAN tahun 2014 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Pada tahun 2014, BATAN memasuki tahun kelima (terakhir) dari periode Renstra BATAN 2010 – 2014. BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan akuntabel. Sejalan de-ngan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir serta pemanfaatan hasilnya agar sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2014, BATAN menyusun Lapo-ran Kinerja sesuai PeratuLapo-ran Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja BATAN tahun 2014 menyajikan berbagai keberhasilan capaian tujuan dan sasaran strategis yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja.

Hasil capaian kinerja sasaran, menunjukkan secara umum BATAN, pada akhir tahun 2014 dapat me-menuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014. Capaian kinerja ini adalah mendukung pelaksanaan program RPJMN 2010-2014 khususnya untuk dua dari sebelas prio-ritas nasional yang ada, yaitu Bidang Ketahanan Pangan dan Bidang Energi serta melaksanakan kegiatan priori-tas bidang pembangunan iptek yang terdiri dari prioripriori-tas bidang penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK).

Laporan Kinerja BATAN tahun 2014 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek perencanaan, peng-organisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di BATAN.

Jakarta, Februari 2015 Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional,

Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto

KATA PENGANTAR

Gambar 1. Teras Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy - Kawasan Nuklir Serpong

(4)
(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

iii

Daftar Isi

iv

Ikhtisar Eksekutif (Executive summary)

vii

BAB I

Pendahuluan

1

1.1. Perkembangan dan Kontribusi Iptek Nuklir

1

1.2. Tugas, Fungsi, dan Organisasi BATAN

1

1.3. Tantangan Kedepan

2

BAB II

Perencanaan Kinerja

3

2.1. Rencana Strategis

3

2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2014

4

BAB III

Akuntabilitas Kinerja

5

3.1. Pencapaian Kinerja

5

3.2. Realisasi Anggaran

28

BAB V

Mewujudkan Organisasi BATAN yang Efektif dan Efisien

29

BAB V Penutup

33

Lampiran-lampiran

34

(6)

Gambar 3. Berita acara penyerahan arsip dari BATAN ke ANRI yang dilakukan oleh Kepala BATAN (Djarot Sulistio Wisnubroto - kiri) dan Kepala ANRI (Mustari Irawan, MPA - kanan)

(7)

IKHTISAR EKSEKUTIF

(EXECUTIVE SUMMARY)

Laporan Kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) tahun 2014 merupakan laporan pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja tahun kelima (terakhir) dari periode Renstra BATAN 2010 – 2014. Laporan Kinerja BATAN tahun 2014 menyajikan berbagai keberhasilan capaian kinerja sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang tercermin dalam ca-paian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja.

BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2014 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Penetapan Kinerja, serta Rencana Strategis (Renstra) BATAN 2010-2014 secara berkelanjutan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

Secara umum tingkat capaian kinerja BATAN 100% dengan perhitungan bahwa dari 8 indikator kinerja sasaran strategis, semuanya tercapai sesuai target (100%) bahkan 6 indikator kinerja melampaui dari target yang ditetapkan. Sehingga capaian kinerja tersebut telah memenuhi target dan sesuai dengan rencana kinerja yang telah ditetapkan. Hal tersebut dicapai karena kuatnya komitmen, luasnya keterlibatan dan banyaknya dukungan aktif dari para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan hasil litbang BATAN.

Beberapa langkah kedepan yang akan dilakukan oleh BATAN antara lain adalah: a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas kompetensi SDM BATAN

b. Menjalin kerjasama strategis dengan Kementerian/Lembaga terkait serta swasta dalam rangka pendayagunaan dan pemanfaatan hasil litbang BATAN

c. Memperluas jejaring kerjanya di tingkat internasional/regional

d. Menerapkan sistem standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi sistem mutu pada seluruh Unit Kerja

e. Meningkatkan kualitas kegiatan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dengan menggunakan Technology Readiness Level (TRL)

f. Melakukan revitalisasi fasilitas nuklir

Pagu anggaran BATAN tahun 2014 sebesar Rp667.824.587.000,00 realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp618.518.731.909,00 atau 92,62%. Dibandingkan dengan pagu anggaran BATAN di tahun 2013 adalah Rp768.832.946.000,00 terjadi penurunan sebesar Rp101.008.359.000,00 (13,14%). Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2013 sebesar Rp714.010.836.017,00 atau 92,87% maka tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,25%. Hal tersebut disebabkan berlebihnya alokasi pagu belanja pegawai dari Kementerian Keuangan yang mengaki-batkan adanya sisa anggaran belanja pegawai sebesar 4,78% serta adanya kebijakan penghematan/efisiensi perjalanan dinas.

Jika dibandingkan dengan capain kinerja sebesar 100% menunjukkan bahwa adanya efisiensi anggaran sebesar 7,13% dalam pelaksanaan kegiatan.

(8)
(9)

minan mutu nuklir

7. pembinaan pendidikan dan pelatihan

8. pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan

9. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian, pengembangan dan pen-dayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pene-litian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pe-ngetahuan dan teknologi nuklir, serta untuk melak-sanakan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, perlu menata

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Perkembangan dan Kontribusi Iptek Nuklir

di Indonesia

Sejak saat pertama kali iptek nuklir men-jadi bagian dari kegiatan pembangunan Indonesia, perkembangan dan kontribusi iptek nuklir telah me-nyentuh berbagai bidang pembangunan, meliputi bidang pertanian dan pangan, kesehatan, industri, energi, sumber daya alam dan lingkungan. Perkem-bangan kegiatan iptek nuklir juga diikuti dengan pe-rubahan kelembagaan yang menangani kegiatan iptek nuklir. Pada tahun 1997 telah ditetapkan Undang-undang Nomor 10 tentang Ketenaganukliran. Ber-dasarkan undang-undang tersebut, dibentuk Badan Pelaksana yang bertugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan iptek nuklir yang selanjutnya diberi nama Badan Tenaga Nuklir Nasio-nal (BATAN).

Sejak tahun 1997, BATAN telah melakukan be-berapa kali reorganisasi untuk menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan serta peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi. Dalam rangka melaksana-kan reformasi birokrasi, BATAN melakumelaksana-kan reorganisa-si pada tahun 2013 yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

1.2 Tugas, Fungsi, dan Organisasi BATAN

Tugas Pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengem-bangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksan-akan tugas pokok tersebut, BATAN menyelenggarmelaksan-akan fungsi:

1. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pen-dayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

2. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksa-naan tugas BATAN;

3. pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknolo-gi nuklir;

4. fasilitasi dan pembinaan terhadap instansi pemerintah dan lembaga lain di bidang peneli-tian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

5. pelaksanaan pembinaan dan pemberian du-kungan administrasi kepada seluruh unit orga-nisasi di lingkungan BATAN;

6. pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan

ja-kembali Badan Tenaga Nuklir Nasional. Susunan organisasi BATAN berdasarkan Keputusan Presiden Republik IndonesiaI Nomor 46 Tahun 2013 dan Peraturan Kepala BATAN No. 14 Tahun 2013, Tentang Or ganisasi dan Tata Kerja BATAN sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 16 Tahun 2014, sebagai berikut.

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Berdasarkan Pasal 1 ayat (2), STTN merupakan perguruan tinggi di Badan Tenaga Nuklir Nasional yang mendukung program nuklir untuk mewujudkan industri nuklir di Indonesia. Dengan demikian maka pengelo-laan STTN termasuk penganggarannya menjadi tanggung jawab BATAN.

(10)

1.3 Tantangan Kedepan

Secara garis besar, dalam bidang iptek, RPJP Nasional 2005-2025 mengidentifikasikan bahwa tan-tangan aktual yang dihadapi adalah belum optimalnya pembangunan iptek serta lemahnya daya saing bang-sa dari sektor ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan yang ditunjukkan oleh sejumlah indikator, antara lain: rendahnya iptek nasional, rendahnya kontribusi iptek nasional di sektor produksi, belum optimalnya me-kanisme intermediasi iptek.

Sampai dengan tahun 2014, sesuai dengan hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa dukungan masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nuklir khu-susnya PLTN mencapai 72%, diharapkan pemerintah akan segera go nuklir.

Dalam beberapa tahun ke depan kebutuhan akan energi listrik untuk menopang keinginan men-jadi negara berbasis industri semakin besar. Berbagai opsi sumber daya untuk pengembangan infrastruktur listrik ini perlu dipertimbangkan, termasuk peman-faatan energi nuklir. Listrik adalah infrastruktur yang penting bagi pembangunan energi nasional. Keterse-diaan listrik yang cukup dalam jangka panjang akan menjamin keberlanjutan ekonomi bangsa, sehingga kesejahteraan rakyat meningkat setiap tahapan wak-tunya.

manfaat dan turut serta dalam memasok kebutuhan energi nasional dan mewujudkan kedaulatan energi. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang RP-JMN menyebutkan bahwa dalam kurun waktu ren-cana pembangunan jangka menengah ketiga yakni 2015-2019 tenaga nuklir dimanfaatkan untuk pem-bangkitan listrik dengan mempertimbangkan faktor keselamatan yang ketat. Namun untuk pembangunan PLTN yang bersifat komersial perlu melibatkan semua pemangku kepentingan, terutama untuk memutuskan kebijakan nuklir pada tingkat implementasi proyek. Di-sisi lain energi nuklir merupakan energi alternatif yang potensial untuk berperan dalam memenuhi bauran energi nasional hingga lebih memberikan katahanan terhadap pasokan energi. Penyiapan infrastrukur te-rus dilakukan untuk dapat memenuhi Undang-undang Nomor 17 tahun 2007, BATAN dalam kewenangan-nya mempertimbangkan dan merencanakan untuk membangun reaktor daya eksperimental (RDE). RDE ini dibangun disamping untuk melaksanakan amanat UU tersebut juga dipersiapkan untuk capacity build-ing, sekaligus memupuk kemampuan SDM yang telah dikembangkan selama ini. RDE merupakan reaktor untuk demonstrasi pembangkitan listrik dari reaktor generasi terkini (proven) dan juga untuk eksperimen aplikasi panas, untuk penguasaan konsep kogenerasi,

(11)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Berdasarkan tugas, fungsi, dan kewenang-anya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran serta persoalan yang dihadapi di masa mendatang, dan agar BATAN memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional, maka disusun Visi, Misi, dan Tujuan BATAN. Visi tersebut disusun dengan mempertimbangkan kepentingan nasional dan lembaga dalam struktur kebijakan nasional yang berisikan program dan kegiatan litbang di doku-men RPJPN 2005-2025, RPJMN

2014, dan Jakstranas Iptek 2010-2014, ARN 2010-2014.

BATAN sebagai lembaga pe-nelitian dan pengembangan di bidang nuklir, bertanggung jawab dan mam-pu berperan untuk meraih visi dan misi, serta tujuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dengan didasarkan hal tersebut di atas, untuk mendukung tercapainya tujuan BATAN maka disusun sasaran strategis dengan menetapkan Indikator Kinerja Utama. Indikator tersebut untuk mengukur keberhasi-lan pencapaian sasaran strategis sesuai dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 11 Tahun 2014.

Tabel 1.

Indikator Kinerja BATAN

No Sasaran Strategis Badan Tenaga Nuklir NasionalIndikator Kinerja Utama Target 2014 Target s/d 2014

1 Meningkatnya pe-manfaatan hasil litbang iptek nuklir

Persentase penerimaan masyarakat terhadap

iptek nuklir di Indonesia 66% 66%

Jumlah mitra komersial yang menerapkan

hasil litbangyasa iptek nuklir 3 Mitra 15 Mitra

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir

yang dikomersialkan 2 Jenis 10 Jenis

Jumlah daerah yang memanfaatkan hasil

litbang iptek nuklir 38 Kab/Kota 38 Kab/Kota*)

Luas lahan pertanian yang menggunakan

varietas unggul BATAN 500 Ha 500 Ha*)

2 Meningkatnya

(12)

No Sasaran Strategis Badan Tenaga Nuklir NasionalIndikator Kinerja Utama Target 2014 Target s/d 2014 3 Meningkatnya

kuali-tas hasil litbang iptek nuklir

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Stand-ardisasi Nasional (BSN)

3 SNI 15 SNI

4 Meningkatnya kuali-tas layanan iptek nuklir

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) layanan

BATAN 3 3*)

Keterangan:

*) Indikator kinerja baru ditetapkan pada tahun 2014

2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2014

Pada tanggal 22 Januari 2014, BATAN melakukan reorganisasi kelembagaan, dimana terjadi perubahan struktur pada tataran Eselon I dan II. Perjanjian Kinerja (PK) BATAN yang ditetapkan pada bulan Maret 2014 masih mengacu pada struktur sebelum reorganisasi kelembagaan, dan pada perjalanannya dilakukan revisi terhadap PK BATAN yang kemudian ditetapkan kembali di bulan Juli 2014 sebagai PK BATAN Revisi 1 (Lampiran 1). Laporan Kinerja BATAN tahun 2014 ini dibuat berdasarkan PK BATAN Revisi 1 yang dijabarkan dalam tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 2

Penetapan Kinerja Tahun 2014

No Sasaran Strategis Badan Tenaga Nuklir NasionalIndikator Kinerja Utama Target 2014

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya pemanfaatan

hasil litbang iptek nuklir 1 Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia 66%

2 Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil

litbangyasa iptek nuklir 3 Mitra

3 Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang

dikomersialkan 2 Jenis

4 Jumlah daerah yang memanfaatkan hasil

lit-bang iptek nuklir 38 Kab/Kota

5 Luas lahan pertanian yang menggunakan

vari-etas unggul BATAN 500 Ha

2 Meningkatnya kualitas SDM

iptek nuklir 6 Persentase serapan lulusan DIV teknik nuklir di industri 75%

3 Meningkatnya kualitas hasil

litbang iptek nuklir 7 Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Standardisasi

Nasional (BSN)

3 SNI

4 Meningkatnya kualitas

lay-anan iptek nuklir 8 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) layanan BATAN 3

Program : Anggaran

1. Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop

dan Radiasi (Enisora) Rp559.190.522.000,00

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

BATAN Rp108.634.065.000,00

(13)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pencapaian Kinerja

Metode pengukuran tingkat capaian kinerja BATAN tahun 2014 dilakukan dengan membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja BATAN tahun 2014 dengan realisasinya. Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja BATAN tahun 2014 sebesar 100% dengan perhitungan bahwa 8 indikator kinerja sasaran strategis tercapai.

Tabel 3

Pengukuran Kinerja BATAN Tahun 2014

No Sasaran Strategis Badan Tenaga Nuklir NasionalIndikator Kinerja Utama Target 2014 Target s/d 2014 %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya peman-faatan hasil litbang iptek nuklir

Persentase penerimaan masyarakat

terhadap iptek nuklir di Indonesia 66% 66% 109.09%

Jumlah mitra komersial yang

menerap-kan hasil litbangyasa iptek nuklir 3 Mitra 15 Mitra 100,00%

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek

nuklir yang dikomersialkan 2 Jenis 10 Jenis 100,00%

Jumlah daerah yang memanfaatkan

hasil litbang iptek nuklir 38 Kab/Kota 38 Kab/Kota*) 102,63%

Luas lahan pertanian yang

mengguna-kan varietas unggul BATAN 500 Ha 500 Ha*) 156,50%

2 Meningkatnya kualitas

SDM iptek nuklir Persentase serapan lulusan DIV teknik nuklir di industri 75% 75% 121,07

3 Meningkatnya kualitas

hasil litbang iptek nuklir Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan

Badan Standardisasi Nasional (BSN)

3 SNI 15 SNI 133,33%

4 Meningkatnya kualitas

layanan iptek nuklir Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) layanan BATAN 3 3*) 105,00%

Dari tabel 2 di atas dapat diuraikan untuk setiap indikator kinerja berdasarkan sasaran strategis pada masing-masing tujuan.

(14)

SASARAN STRATEGIS 1

Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek

Nuklir

1) Persentase Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir

di Indonesia

BATAN melakukan diseminasi hasil litbang ip-tek nuklir di berbagai bidang kepada masyarakat lalui berbagai media (cetak, elektronik, maupun me-lalui website). Tujuan diseminasi iptek nuklir adalah untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.

Dalam rangka mengukur tingkat penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir dan PLTN, telah di-lakukan kegiatan "Survey Penerimaan Masyarakat Terhadap Iptek Nuklir”, melalui Jajak Pendapat. Ke-giatan Jajak Pendapat dilakukan oleh PT. Media Cipta Pesona.

Jajak pendapat tingkat nasional dilaksanakan tiap tahun menggunakan sebaran responden seba-nyak 3.000 orang di 33 Provinsi di Indonesia dengan memperhatikan proporsi jumlah penduduk di masing-masing provinsi. Sampel dalam survei ini dirancang untuk dapat merepresentasikan penduduk dewasa di seluruh wilayah penelitian yakni minimal berusia 15 tahun atau pernah sekolah setingkat SLTA, tujuannya untuk menggambarkan kondisi regional tersebut.

Proses pengumpulan data melalui jajak pen-dapat tahun 2014, dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2014 s.d. 28 Oktober 2014, dengan rincian sebagai berikut.

• 3.000 Responden Nasional yang dilakukan di 33 Propinsi;

• 1.000 Responden Masyarakat Bangka Belitung (Babel);

• 1.000 Responden Masyarakat Jawa – Madura – Bali (Jamali).

Untuk itu, survei telah diselenggarakan di

se-dasarkan proporsi jumlah penduduk di masing-ma-sing provinsi.

Metode pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara secara tatap muka (face to face in-terview). Dengan penentuan metode semacam ini, setiap masyarakat umum pada wilayah terpilih me-miliki peluang sama untuk diwawancarai. Metode semacam ini juga lebih menjamin tingkat keterwaki-lan masyarakat. Dengan demikian, penggunaan me-tode tersebut dapat memberikan kepastian bahwa hasil jajak menggambarkan kenyataan yang sesung-guhnya.

Alasan responden menyetujui pembangunan PLTN dominan didasari oleh alasan bahwa pembang-kit listrik jenis ini dapat mempermudah dan memper-murah akses mereka terhadap energi. Secara nasio-nal tercatat 1283 responden beralasan pembangunan PLTN dapat menghindarkan mereka dari krisis listrik yang mengakibatkan pemadaman, 1237 responden menunjuk alasan listrik menjadi murah adalah hal yang menjadi pertimbangan. Di tingkat Bangka Beli-tung tercatat 416 responden beralasan pembangu-nan PLTN dapat menghindarkan mereka dari krisis listrik, 299 responden menunjuk alasan listrik men-jadi murah adalah hal yang menmen-jadi pertimbangan. Di Jamali 363 responden beralasan pembangunan PLTN dapat menghindarkan mereka dari krisis listrik yang mengakibatkan pemadaman, 347 responden menun-juk alasan listrik menjadi murah.

Alasan yang terlontar dari pihak yang meno-lak adalah karena ketakutan akan terjadi bencana. Di tingkat nasional 314 responden menyatakan PLTN be-resiko terjadi kecelakaan/kebocoran reaktor, 299

(15)

res-haya, 257 responden menyatakan PLTN dapat memicu pencemaran radioaktif. Di tingkat Bangka Belitung ter-catat 354 responden menyatakan PLTN berisiko terjadi kecelakaan/kebocoran reaktor 155 responden menya-takan pencemaran radioaktif sangat berbahaya, 100 responden menyatakan PLTN menghasilkan Limbah radioaktif. Di tingkat Jamali 84 responden menyata-kan PLTN beresiko terjadi kecelakaan/kebocoran reak-tor, 80 responden menyatakan pencemaran radioaktif sangat berbahaya, 75 responden menyatakan PLTN

menghasilkan Limbah radioaktif. Alasan selain ben-cana terlihat dari 44 responden merasa pembangkit listrik jenis lain masih mencukupi.

Hasil jajak ini dapat digunakan untuk menen-tukan strategi kegiatan sosialisasi dan diseminasi Ip-tek Nuklir kepada masyarakat yang lebih terpadu dan terkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk men-capai pemahaman masyarakat yang seutuhnya terha-dap pemanfaatan Iptek Nuklir.

Grafik 1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur

Capaian Target Kinerja

Persentase penerimaan masyarakat terhadap

iptek nuklir di Indonesia TargetRealisasi : 66%: 72% CapaianKinerja 109,09%

Pada tahun 2014 Indikator kinerja persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indo-nesia ditargetkan sebesar 66% dengan realisasi sebe-sar 72% atau capaian kinerja sebesebe-sar 109,09%. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja di tahun 2013 (94,38%) capaian kinerja tahun 2014 naik secara sig-nifikan. Dari sisi substansi, capaian ini memperlihat-kan bahwa masyarakat (khususnya responden) telah memiliki pemahaman yang baik terhadap iptek nuk-lir dan dapat menerima jika iptek nuknuk-lir tersebut di-manfaatkan untuk berbagai bidang pembangunan, termasuk sebagai sumber energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Jika dibandingkan dengan target akhir Renstra BATAN 2010-2014 sebesar 66% maka dengan rea-lisasi sebesar 72% telah melebihi target, dengan ca-paian kinerja sebesar 109,09%. Memang pada tahun

2011 terjadi penurunan penerimaan masyarakat dan lebih rendah dari persentase yang ditargetkan. Hal ini terjadi kemungkinan terkait dengan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak yang ditimbulkan oleh PLTN apabila terjadi kecelakaan seperti kecelakaan yang terjadi pada PLTN Fukushima Daiichi di Jepang pada bulan Maret 2011. Akan tetapi, pada tahun 2012 dan 2013 persentase penerimaan telah naik kembali dan terjadi peningkatan terus hingga tahun 2014, bahkan melampaui target. Oleh karenanya, jika masyarakat konsisten setuju terhadap perkembangan iptek nuklir, khususnya PLTN, diharapkan pemerin-tah akan segera go nuklir. Terlebih sebanyak 54,2% masyarakat setuju PLTN karena kerap mengalami pemadaman listrik bergilir.

(16)

2) Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbangyasa

Iptek Nuklir

Kerja sama kemitraan dan keterlibatan mitra pengguna (komersial) diperlukan agar produk BATAN dapat diaplikasikan di masyarakat, hal tersebut ber-tujuan untuk mempercepat penyebarluasan peman-faatan produk BATAN. Pola kemitraan yang dikem-bangkan diharapkan mampu memberikan jaminan terhadap kualitas produk BATAN yang dimitrakan, dan dapat memberikan peningkatan nilai ekonomi, serta dapat memberikan feedback kepada peneliti BATAN untuk melakukan inovasi terhadap produk BATAN yang telah dihasilkan dalam rangka memenuhi kebu-tuhan pasar.

Pada tahun 2014, kerjasama kemitraan pe-manfaatan produk BATAN melibatkan 3 mitra komer-sial, yaitu:

a. Mitra Bidang Agroindustri: Kerja sama kemitraan

pemanfaatan produk teknologi nuklir dengan Gapoktan “Sido Rahayu”, Playen, Gunungkidul, DIY.

Kerjasama kemitraan masih dalam tahap demo plotting (demplot) terhadap produk sorgum, su-plemen pakan ternak, dan padi. Pemanfaatan produk sorgum akan dikembangkan menjadi benih turunan

sedangkan batang dan daunnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Pengenalan suplemen pakan ternak sapi (Urea Multinutrient Molasses Block / UMMB) dilaku-kan untuk meningkatdilaku-kan berat badan sapi sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan peternak. Sedangkan demplot padi varietas Inpari Sidenuk, Bestari, dan Sulutan Unsrat telah dilakukan dalam rangka untuk mengetahui jenis padi varietas

(17)

struksi saluran urinarius dan atau gagal ginjal - dapat membantu menentukan tindakan terapi

karena dengan renograf dapat diketahui apakah penurunan fungsi ginjal akibat obstruksi atau sudah terjadi kerusakan parenkhim.

- pada kasus obstruksi, karena renograf mencatat fungsi kedua ginjal maka dengan adanya alat ini dapat ditentukan ginjal mana yang lebih dahulu diselamatkan dengan tindakan operatif

- karena renograf yang tidak terlalu mahal, maka bagi kami di RSUD Ulin alat ini sangat mem-bantu untuk pelayanan pasien karena tarif yang digunakan menjadi terjangkau masyarakat, dan dapat menekan unit cost”.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari

Di-rektur RSUD Ulin, Banjarmasin (Lampiran 3).

• RSKB An Nur, Yogyakarta

Sejak dilakukan kerja sama tahun 2012

hing-ga Oktober 2014, RSKB An Nur - Yogyakarta telah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka diagnosis fungsi ginjal mencapai 477 pasien. Berikut pernyataan Direktur Medis RSKB An Nur,

Yogyakarta (dr. Danarto, Sp.B,Sp.U):

“Renograf sangat penting di RSKB An Nur

dan RS sekitar karena sangat membantu seba-gai alat bantu deteksi fungsi ginjal setelah pasien ureum dan kreatinin meningkat. Tanpa renograf kita kerepotan menentukan fungsi ginjal pasien. Kelebihan renograf dapat cepat mendeteksi fungsi ginjal pasien. Adanya renograf akan banyak mem-bantu asuransi karena bisa membuat prognosis pasien, sehingga program terapi semakin jelas”.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari

Di-rektur Medis RSKB An Nur (Lampiran 4). b. Mitra Bidang Perangkat Medik: Proses tindak

lanjut kerja sama penempatan peralatan Reno-graf untuk uji fungsi ginjal dalam rangka uji klinis dengan RSKB An Nur Yogyakarta dan RSUD Ulin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pada tahun 2014, Kerjasama yang telah di-lakukan adalah:

• RSUD Ulin, Banjarmasin

Sejak dilakukan kerja sama tahun 2011 hingga

Oktober 2014, RSUD Ulin telah memberikan pela-yanan kepada masyarakat dalam rangka diagnosis fungsi ginjal mencapai 415 pasien dengan polulasi pelayanan yang paling tinggi pada semester II Ta-hun 2013 (selama 6 bulan) sebanyak 117 pasien. Renograf yang berada di RS Ulin sangat menjadi andalan di bidang kesehatan untuk diagnosis

fungsi ginjal pasien tidak hanya pasien RSUD Ulin tetapi juga pasien dokter praktek pribadi, selalu memberikan rujukan ke RSUD Ulin dalam diagnosis fungsi ginjal menggunakan Renograf.

Berikut ini pernyataan dari Kepala Unit

Radio-logi RSUD Ulin, Banjarmasin - dr. Arlavinda A Lubis, Sp.Rad.(K)Onk.:

“Renograf yang ada di RSUD Ulin sangat

mem-bantu bagi para klinisi, karena di Kalimantan belum ada RS pemerintah maupun swasta yang memiliki gamma camera maupun renograf, sehingga pada pasien dengan kadar ureum kreatinin tinggi, alat ini akan memiliki dampak manfaat yang signifikan, seperti :

- alat ini dapat membantu para klinisi untuk me-negakkan diagnosa hipertensi renovaskuler,

(18)

Capaian Target Kinerja

Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil

litbangyasa iptek nuklir TargetRealisasi : 3 Mitra: 3 Mitra CapaianKinerja 100%

c. Mitra Bidang Industri: Telah dibangun komitmen Kerja sama pembangunan Iradiator untuk pen-gawetan bahan pangan antara PT. PISMA GAM-MA - Jawa Timur dengan BATAN.

Kegiatan kemitraan bidang industri bekerja sama dengan PT. PISMA GAMMA - Jawa Timur dalam hal pembangunan Iradiator untuk pengawetan ba-han pangan. Kegiatan ini merupakan kelanjutan kerja sama yang telah dijalin sejak tahun 2013. Pada tahun

2014, BATAN berkomitmen untuk menjadi Technical Support Organization dalam persiapan pembangun-an iradiator gamma tersebut. Saat ini sedpembangun-ang dijajaki untuk meningkatkan lingkup kerja sama kemitraan tersebut, tidak hanya melibatkan Pusat Diseminasi dan Kemitraan (PDK) tetapi juga unit kerja terkait lain-nya di BATAN bahkan dengan pihak luar negeri yaitu Isotop Hungaria.

Pada tahun 2014, Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir ditargetkan sebanyak 3 mitra dengan realisasi sebanyak 3 mitra komersial atau capaian kinerja sebesar 100%. Tiga mitra tersebut masing-masing 1 mitra untuk bidang pertanian, kesehatan dan industri.

Jika dibandingkan dengan target akhir Ren-stra BATAN 2010-2014 sebanyak 15 mitra yang

me-manfaatkan hasil litbangyasa iptek nuklir dengan re-alisasi total mitra yang dapat dicapai selama periode tersebut adalah 26 mitra atau capaian kinerja sebesar 173,3%. Keberhasilan capaian kinerja selama periode Renstra 2010-2014 ini terlihat terutama pada tahun 2011, 2012 dan 2013 capaian lebih besar dari target.

(19)

3) Jumlah Jenis Hasil Litbangyasa Iptek Nuklir yang

Dikomersilkan

Pada tahun 2014 telah dilakukan komersiali-sasi terhadap 2 produk litbangyasa iptek nuklir, yaitu: a. Bidang Agroindustri: Penyebaran padi varietas

Inpari Sidenuk dan demplot Sorgum

Pemanfaatan produk BATAN bidang pangan dengan produsen benih bersertifikat kelas SS (stock seed/label ungu) :

• CV. Srijaya – Banyuwangi, mampu memproduk-si padi varietas Sidenuk dengan kapamemproduk-sitas 150 ton/tahun.

• Koperasi Satria Jaya – Blitar, mampu mem-produksi padi varietas Sidenuk dengan kapa-sitas 100 ton/tahun, padi varietas Mugibat dengan kapasitas 40 ton/tahun, padi varietas Bestari dengan kapasitas 5 ton/tahun.

• PP. Kerja – Boyolali, mampu memproduksi padi varietas Sidenuk dengan kapasitas 133 ton/ta-hun dan padi varietas Bestari dengan kapasitas 7 ton/tahun.

• CV. Fiona Benih Mandiri – Subang, mampu memproduksi padi varietas Sidenuk dengan ka-pasitas 305 ton/tahun.

• PT. Salehwangan - Sulawesi Selatan, mampu memproduksi padi varietas Sidenuk (label biru) dengan kapasitas 13 ton/tahun.

• PT. Andal Nasa Prima – Lampung, mampu mem-produksi varietas Bestari dengan kapasitas 100 ton/tahun.

Dari kajian teknoekonomi pemanfaatan produk BATAN (padi varietas Sidenuk) oleh mitra komersial (Koperasi Satria Jaya - Blitar dan PP. Kerja - Boyolali) menunjukkan bahwa:

• Produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan padi varietas lain, dengan demikian dapat me-ningkatkan pendapatan petani.

• Dari segi bisnis menguntungkan bagi mitra komersial (produsen benih berlabel) karena padi varietas Sidenuk banyak diminati oleh petani.

Berikut contoh estimasi analisa kelayakan ekonomi budi daya padi varietas Sidenuk dan estima-si jumlah petani dari mitra:

Tabel 4

Estimasi Analisa Kelayakan Ekonomi Budi Daya Padi Untuk Ditangkarkan Menjadi Benih

No Uraian Padi BATAN varietas Sidenuk Padi varietas Lain

1 Rata-rata hasil panen 6 Ton GKP/Ha 5,5 Ton GKP/Ha

Benih (rendemen 70%) 4,2 Ton 3,85 Ton

2 Biaya Produksi (benih,lahan, pupuk, SDM) Rp8.000,00 Rp8.000,00

3 Harga Jual/Kg

• Benih label ungu (SS) Rp8.500,00

• Benih label putih (FS) Rp12.000,00 Rp51.000,00Rp72.000,00 Rp46.750,00Rp66.000,00

4 Keuntungan/Tahun

• Benih label ungu (SS) Rp8.500,00

• Benih label putih (FS) Rp12.000,00 Rp43.000.000,00Rp64.000.000,00 Rp38.750.000,00Rp58.000.000,00

Catatan:

Produksi/panen per tahun untuk 2 (dua) kali musim tanam Sumber PP. Kerja - Boyolali

(20)

Tabel 5

Estimasi Analisa Kelayakan Ekonomi Budi Daya Padi (Keperluan Konsumsi)

No Uraian Padi BATAN varietas Sidenuk Padi varietas Lain

1 Rata-rata hasil panen 7 Ton GKG/Ha 5 Ton GKG

Jumlah produksi /tahun 100 Ton/Tahun

-2 Biaya produksi

(benih, lahan, pupuk, SDM) Rp7.741.000,00 Rp7.741.000,00

3 Harga jual / kg untuk benih label biru (ES)

sebesar Rp4.250,00 RP29.750.000,00 Rp21.250.000,00

4 Keuntungan/Tahun Rp22.009.000,00 Rp13.509.000 ,00

Catatan:

Sumber Koperasi Satria Jaya - Blitar

Produksi/panen per tahun untuk 2 (dua) kali musim tanam Rerata petani mempunyai lahan 1 Ha

GKG : Gabah Kering Giling

Berikut estimasi jumlah petani yang meman-faatkan produk litbang BATAN:

• Rata-rata produksi benih dari 1 produsen benih sebesar 100 ton/th

• Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani adalah 0,5 ha

• Jika 1 ha membutuhkan benih 25 kg, maka dalam 1 tahun dibutuhkan luas lahan 4.000 Ha • Dengan demikian, jumlah petani sebanyak

4.000 x 0,5 = 8.000 petani

• Jumlah mitra BATAN (produsen benih) = 5 • Sehingga jumlah Petani (mitra BATAN) yang

ter-libat 5 x 8.000 = 40.000 petani

b. Bidang Perangkat Medik: Pelaksanaan uji klinis Renograf untuk diagnosis fungsi ginjal

Pelaksanaan uji klinis Renograf untuk diagno-sis fungsi ginjal yang bekerjasama dengan 2 Rumah Sakit :

• RSUD Ulin - Banjarmasin. Pelaksanaan uji klinis dilakukan sejak tahun 2011 sampai dengan bu-lan Oktober 2014 dengan jumlah pasien 415 • RSKB AN Nur - Yogyakarta. Pelaksanaan uji klinis

dilakukan sejak tahun 2012 sampai dengan bu-lan Oktober 2014 dengan jumlah pasien 477

Keunggulan Renograf mampu memberikan gambaran kondisi ginjal seseorang dalam bentuk grafik kurva urodinamik. Kurva tersebut merupa-kan bahan informasi diagnostik bagi dokter maupun pasien.

Capaian Target Kinerja

Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang

dikomersialkan TargetRealisasi : 2 Jenis: 2 Jenis CapaianKinerja 100%

Pada tahun 2014, Jumlah jenis hasil litbang-yasa iptek nuklir yang dikomersilkan sebanyak 2 jenis dengan realisasi sebanyak 2 jenis atau capaian kinerja sebesar 100%. Dua jenis produk litbang BATAN yaitu Inpari Sidenuk dan Renograf. Untuk Inpari Sidenuk, saat ini telah ditangkarkan oleh produsen benih di berbagai daerah dan dipakai secara luas oleh petani di berbagai daerah, sedangkan untuk Renograf pada

tahun 2014 sedang dalam rangka uji untuk memper-oleh izin edar dan aplikasi izin edar diproses di Ke-menterian Kesehatan, semoga dalam waktu dekat izin edar tersebut dapat diperoleh dan selanjutnya dapat diproduksi oleh calon mitra produsen.

(21)

Jika dibandingkan dengan target akhir Renstra BATAN 2010-2014 sebanyak 10 jenis produk litbang BATAN telah siap dikomersialkan dengan realisasi sebanyak 10 jenis produk litbang BATAN atau capaian kinerja sebesar 100%.

4) Jumlah Daerah yang Memanfaatkan Hasil Litbang

Iptek Nuklir

Kegiatan promosi dan diseminasi produk terpilih hasil litbangyasa iptek nuklir dilakukan dengan cara alih informasi dan alih teknologi mengenai produk dan jasa hasil lit-bangyasa iptek nuklir kepada masyarakat calon pengguna produk hasil litbangyasa tersebut. Dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkat-kan pemahaman yang benar ameningkat-kan teknologi nuklir sehingga dapat memicu tumbuhnya penerimaan yang baik terhadap penerapan teknologi nuklir di Indonesia. Kegiatan promosi dan diseminasi dilakukan melalui berbagai me-tode yaitu :

• Demo pemanfaatan teknologi nuklir, • Pelatihan iptek nuklir bidang pertanian

dan peternakan,

• Demonstrasi teknologi,

• Focus group discussion (FGD), dan • Gelar produk terpilih teknologi nuklir. Melalui pelaksanaan kegiatan promosi dan diseminasi tersebut dapat meningkatkan minat peserta untuk memanfaatkan hasil litbangyasa iptek nuklir, yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peternakan di daerah yang melakukan kerja sama dengan BATAN. Pada tahun 2014, jumlah daerah yang memanfaatkan hasil litbangyasa iptek nuklir mencapai 39 Kabupaten/Kota, yaitu :

(22)

Tabel 3.

Bidang Kerja Sama yang Dilakukan BATAN dengan Kabupaten/Kota di Indonesia

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA BIDANG KERJASAMA

1 NAD 1 Kab. Aceh Besar Pertanian, Peternakan

2 Kab. Bener Meriah Pertanian, Peternakan

3 Kab. Aceh Jaya Pertanian, Peternakan

4 Kab. Aceh Barat Daya Pertanian, Peternakan

5 Kab. Dharmasraya Pertanian

6 Kab. Lima Puluh Kota Pertanian

2 Sumatera Utara 7 Kab. Mandailing Natal Pertanian, Peternakan

3 Sumatera Barat 8 Kab. Solok Pertanian, Peternakan

9 Kab. Solok Selatan Pertanian, Peternakan

4 Sumatera Selatan 10 Kota Palembang Pertanian, Peternakan

11 Kab. Musi Rawas Pertanian

12 Kab. Ogan Komering Ilir Pertanian

13 Kab. Ogan Ilir Pertanian

5 Banten 14 Kab. Serang Pertanian, Peternakan

15 Kab. Pandeglang Pertanian, Peternakan

16 Kab. Lebak Pertanian, Peternakan

17 Kota Tangerang Pertanian, Peternakan

6 Jawa Barat 18 Kab. Bogor Pertanian

19 Kab. Sumedang Pertanian

7 Jawa Tengah 20 Kab. Jepara Pertanian, Peternakan

21 Kab. Kebumen Pertanian, Peternakan

8 Jawa Timur 22 Kab. Jember Pertanian

23 Kab. Malang Pertanian, Peternakan

24 Kab. Madiun Pertanian, Peternakan

25 Kab. Lumajang Pertanian, Peternakan

9 Bali 26 Kab. Tabanan Pertanian

27 Kab. Badung Pertanian

10 NTB 28 Kab. Lombok Barat Pertanian

29 Kab. Lombok Tengah Pertanian

30 Kab. Lombok Timur Pertanian

31 Kab. Sumbawa Pertanian

32 Kab. Sumbawa Barat Pertanian

33 Kab. Dompu Pertanian

34 Kota Mataram Pertanian

11 Sulawesi Selatan 35 Kab. Maros Pertanian, Peternakan

12 Kalimantan Selatan 36 Kota Banjarbaru Pertanian, Peternakan

13 Kalimantan Barat 37 Kab. Sambas Pertanian

(23)

Gambar 8. Demfarm Padi Sidenuk di Jepara

Capaian Target Kinerja

Jumlah daerah yang memanfaatkan hasil litbang

iptek nuklir TargetRealisasi : 38 Kab/Kota: 39 Kab/Kota CapaianKinerja 100%

Tabel 6.

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Rata-rata Target/ Realisasi/Capaian Kinerja s/d Tahun 2014 Target/Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah daerah yang meman-faatkan hasil litbang iptek nuklir (Kab/Kota)

26/27 (103,85%)

- /9 -/16 -/32 -/40 38/39

(102,6%)

Pada tahun 2014 jumlah daerah yang me-manfaatkan hasil litbangyasa iptek nuklir mencakup 39 daerah dengan ragam kegiatan di bidang perta-nian dan peternakan, dengan menggunakan metode demo pemanfaatan teknologi nuklir, pelatihan iptek nuklir bidang pertanian dan peternakan, demonstrasi teknologi, focus group discussion (FGD), dan gelar ter-pilih produk teknologi nuklir.

Indikator kinerja utama ini baru ditetapkan sebagai IKU BATAN pada tahun 2014, didasarkan atas

hasil evaluasi terhadap pemanfaatan hasil litbang BATAN di bidang pertanian pada tahun sebelumnya. Namun demikian, kerja sama pemanfaatan hasil lit-bang di daerah telah berjalan sejak tahun 1999. Sam-pai dengan akhir periode Renstra 2010-2014, BATAN menargetkan untuk menjalin Kerja sama dengan 38 Kabupaten/Kota tiap tahunnya yang memanfaatkan hasil litbangyasa iptek nuklir. Hasil yang dicapai adalah 39 daerah (Kabupaten/Kota) dengan capaian indika-tor kinerja sebesar 102,6%.

(24)

Gambar 9. Ki-Ka : Pelatihan demo teknologi bioremediasi untuk lahan gambut di Banjarbaru – Kalimantan Selatan; Penangkaran benih di Kab. Mandailing Natal; Pelatihan Jerami Fermentasi di NTB

5) Luas Lahan Pertanian yang Menggunakan Varietas

Unggul BATAN

Di tahun 2014, BATAN melakukan diseminasi produk pertanian hasil litbangyasa iptek nuklir beker-jasama dengan 19 mitra daerah di 12 provinsi. Total luas lahan pertanian yang digunakan mencapai 782,5 Ha. Adapun daerah, nama mitra, dan luasan lahan ditampilkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 7.

Luasan Lahan Pertanian yang Menggunakan Varietas Unggul BATAN

No Daerah Mitra Kerja sama Luasan Lahan (Ha)

1 NAD Faperta Unsyiah 60

2 Kab. Mandailing Natal Dinas Pertanian Kabupaten Madina 71

3 Kab. Musi Rawas Dinas TPH Kab. Musi Rawas 63

4 Kab. Ogan Komering Ilir Dinas Pertanian Kab. OKI 53

5 Kab. Ogan Ilir Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Ogan Ilir 43

6 Banten LPPM Untirta 62

7 Kab. Bogor Distanhut Kab. Bogor 25

8 Kab. Sumedang Distan TPH Kab. Sumedang 32

9 Kab. Jepara Distannak Kab. Jepara 21

10 Kab. Kebumen Distannak Kab. Kebumen 62

11 Kab. Jember Distannak Kab. Jember 70

12 Jawa Timur Faperta Universitas Brawijaya 52

13 Bali Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali 10

14 Kab. Tabanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Tabanan 11

15 Kab. Maros Distan Kab. Maros 41

16 NTB Distan TPH Prov. NTB 41

17 Kalimantan Barat Faperta Universitas Tanjung Pura 52

18 Sumatera Barat LPPM Universitas Andalas 0,5

(25)

Luas lahan pertanian yang dimanfaatkan un-tuk menanam varietas padi unggul hasil litbangyasa iptek nuklir mencapai 730,5 Ha. Sedangkan luas lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk menanam varie-tas kedelai unggul hasil litbangyasa iptek nuklir men-capai 52 Ha.

Untuk mendorong pengenalan dan peman-faatan hasil litbangyasa iptek nuklir, BATAN telah me-lakukan berbagai upaya sosialisasi dan diseminasi, salah satunya melalui kegiatan Pemanfaatan Hasil Lit-bang Iptek Nuklir (PHLIN). Salah satu hasil yang telah siap dimanfaatkan oleh masyarakat adalah varietas unggul berbagai tanaman pangan hasil mutasi radiasi. Capaian Target Kinerja

Luas lahan pertanian yang menggunakan

varietas unggul BATAN TargetRealisasi : 500 Ha: 782,5 Ha CapaianKinerja 156,50%

Tabel 8.

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Rata-rata Target/ Realisasi/Capaian Kinerja s/d Tahun 2014 Target/Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Luas lahan pertanian yang menggunakan varietas

unggul BATAN 4768 302 890 1653 1141,5 782,5

Pada tahun 2014, ditargetkan 500 Ha lahan dapat ditanami varietas unggul BATAN. Dalam rea-lisasi hingga akhir 2014, lahan yang memanfaatkan varietas unggul BATAN mencapai 782,5 Ha dengan capaian kinerja sebesar 156,5% dari target yang telah ditetapkan pada perencanaan kinerja.

Indikator luas lahan pertanian yang menggu-nakan varietas unggul BATAN baru ditetapkan pada ta-hun 2014. Hal tersebut didasarkan atas hasil evaluasi terhadap pemanfaatan hasil litbang BATAN di bidang pertanian pada tahun sebelumnya serta rekomendasi dari KemenpanRB atas evaluasi LAKIP BATAN tahun 2013 agar BATAN menyempurnakan Indikator Kiner-ja. Target peningkatan pendayagunaan iptek nuklir melalui indikator luas lahan pertanian yang

meng-gunakan varietas unggul BATAN telah dapat dicapai, dengan persentase capaian kinerja sebesar 156,5%. Areal lahan sebesar sekitar 782,5 Ha yang tersebar di 12 provinsi di Indonesia telah memanfaatkan va-rietas unggul BATAN. Beberapa lahan memang masih berupa demonstration farming (demfarm), dan seba-gian besar lahan lainnya dimanfaatkan dalam bentuk kegiatan penyebaran dan penangkaran benih unggul. Respon dari petani yang telah memanfaatkan benih unggul BATAN sangat baik sehingga di tahun-tahun mendatang upaya penyebaran akan terus dilakukan dengan menjamin ketersediaan suplai benih dari BATAN. Respon dari mitra Kerja sama juga sangat baik, sehingga mitra mengharapkan BATAN melanjutkan upaya penyebaran benih varietas unggul tersebut.

(26)

kinerja sebesar 121,07%. Jika dibanding-kan dengan capaian kinerja di tahun 2013 (112,00%) capaian kinerja tahun 2014 meningkat. Jika dibandingkan dengan tar-get akhir Renstra BATAN 2010-2014 sebe-sar 75% maka dengan realisasi rata-rata setiap tahunnya sebesar 88,93% telah melebihi target, deng-an capaian kinerja sebesar 118,57%.

SASARAN STRATEGIS 2

Meningkatnya Kualitas SDM Iptek Nuklir

Persentase Serapan Lulusan DIV Teknik Nuklir di Industri

BATAN melalui Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) berupaya agar lulusannya dapat langsung di-terima oleh pasar kerja di Indonesia. Target yang direncanakan adalah penyerapan lulusan STTN di industri mencapai 75% setiap tahun berdasarkan angka lulusan STTN tahun sebelumnya.

Capaian Target Kinerja

Persentase serapan lulusan DIV teknik nuklir di

industri TargetRealisasi : 75%: 90,80% CapaianKinerja 121,07%

Jumlah kumulatif lulusan STTN dari tahun 2010 s/d 2014 sebanyak 485 lulusan, sedangkan jumlah lulu-san STTN yang telah bekerja sebanyak 435 orang atau 89,7%. Potensi kebutuhan akan lulusan STTN di indus-tri semakin meningkat, maka kebijakan BATAN mulai tahun 2013 jumlah penerimaan mahasiswa baru pada setiap program studi ditingkatkan dari 25 mahasiswa menjadi 35 mahasiswa.

Pada tahun 2014 Indikator kinerja persentase serapan lulusan pendidikan DIV STTN ditargetkan sebe-sar 75% dengan realisasi sebesebe-sar 90,8% atau capaian Pada tahun 2014, serapan lulusan STTN di industri sebanyak 79 orang atau 90,80% dari 87 jumlah lu-lusan. Dari 87 orang, 17 orang (19,54%) bekerja sebagai PNS/BUMN dan 62 orang (71,26%) bekerja di industri. Perkembangan Persentase Serapan Lulusan Pendidikan D IV Teknik Nuklir di Industri dari tahun 2010 s/d 2014 dapat dilihat pada diagram di atas.

(27)

SASARAN STRATEGIS 3

Meningkatnya Kualitas Hasil Litbang Iptek Nuklir

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Ditetapkan

Badan Standardisasi Nasional

Pada tahun 2014 indikator kinerja Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan Badan Standar-disasi Nasional (BSN) ditargetkan sebanyak 3 SNI dengan realisasi sebanyak 4 SNI atau capaian kinerja sebesar 133,3%. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja di tahun 2013 (333,3%) capaian kinerja tahun 2014 menu-run. Hal tersebut disebabkan SNI yang ditetapkan tahun 2013 ada yang berasal dari RSNI tahun-tahun sebe-lumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 9 di bawah. Selain itu, pada tahun 2014 berhasil juga dicapai 30 SNI yang diperoleh melalui program fasilitasi BSN dalam rangka Asean Free Trade Agreement. Empat SNI yang dibiayai DIPA BATAN dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9.

Daftar SNI yang Dihasilkan di Tahun 2015

NO NOMOR SNI JUDUL SNI

1. SNI ISO 2919:2014 Protek radiologi – Sumber radioaktif terbungkus – Persyaratan umum

dan klasifikasi

2. SNI ISO/ASTM 51818:2014 Dosimetri pada fasilitas berkas elektron untuk pemrosesan dengan

radiasi pada energi antara 80 keV sampai dengan 300 keV

3. SNI ISO 9712:2014 Uji tak rusak – Kualifikasi dan sertifikasi personel UTR

4. SNI ISO 5579:2014 Uji tak rusak – Uji radiografi bahan logam menggunakan film dan

si-nar-X atau sinar gamma – Aturan dasar

Tercapainya 30 SNI diperoleh melalui program Asean Free Trade Agreement bertujuan untuk melin-dungi produk-produk dalam negeri dan juga melinmelin-dungi konsumen dari serbuan produk luar negeri. Oleh kare-na itu, seluruh instansi teknis pengelola perumusan SNI didorong untuk meningkatkan jumlah SNI yang dapat dihasilkan melalui metode adopsi identik.

Capaian Target Kinerja

Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang nuklir yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional (BSN)

Target : 3 SNI Capaian

Kinerja 133,33%

Realisasi : 4 SNI

Jika dibandingkan dengan target akhir Renstra BATAN 2010-2014 sebesar 15 SNI maka dengan realisasi sebanyak 27 SNI telah melebihi target, dengan capaian kinerja sebesar 180%. Keberhasilan ini didukung oleh tingginya permintaan dari para stakeholder serta kemampuan dari SDM BATAN. Hal ini juga tidak terlepas dari kemudahan proses penetapan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

(28)

Gambar 11. Dokumen SNI yang ditetapkan BSN

Beberapa perusahaan/industri di Indonesia telah memanfaatkan SNI Bidang Nuklir untuk Inspeksi Ra-diografi, seperti PT. Bone Jakarta - KSB, PT. Relion Bekasi - KSB, PT. Megatek Jakarta - KSB, dan PT. Radiant Utama – Jakarta.

(29)

ta-rata Layanan BATAN sebesar 3,15 tersebut telah melampaui target IKM yang telah ditetapkan sebe-sar 3 atau persentase capaian kinerja sebesebe-sar 105%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya selama kurun waktu 2010-2014 terlihat me-ngalami penu-runan, hal tersebut disebabkan sebelum tahun 2014 belum seluruh jenis layanan melaksanakan survei IKM

serta Indikator Kinerja IKM Rata-rata Layanan BATAN baru ditetapkan sebagai IKU BATAN di tahun 2014, meski demikian, survey atas IKM sudah dilakukan di beberapa Unit Kerja pada beberapa tahun sebelum-nya seperti terlihat pada diagram di atas (Lampiran 5).

SASARAN STRATEGIS 4

Meningkatnya Kualitas Hasil Litbang Iptek Nuklir

Indeks Kepuasan Masyarakat Layanan BATAN

Survei Skor Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di-lakukan secara mandiri oleh unit kerja yang melaksanakan pelayanan.

Pada tahun 2014 dari 42 jenis layanan yang telah melaksanakan survei IKM diperoleh skor IKM rata-rata La-yanan di BATAN sebesar 3,15 predikat BAIK. Nilai tersebut mengacu kepada keputusan Menteri PAN Nomor 25 tahun 2004 tentang Pedoman Indeks Kepuas-an Masyarakat dan Perka BATAN Nomor 186/KA/IX/2012, tentang Pedoman Penyusunan IKM Unit Pelayaan BATAN. Realisasi IKM

Ra-Capaian Target Kinerja

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) layanan

BATAN TargetRealisasi : 3: 3,15 CapaianKinerja 105%

Tabel 10.

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2010-2014

Indikator Kinerja Rata-rata Target/ Realisasi/Capaian Kinerja s/d Tahun 2014 Target/Realisasi/Capaian Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Rata-rata Layanan BATAN

3/3,15 (105%)

- - - - 3/3,15

(105%) Indikator kinerja IKM ini penting untuk

ditetap-kan di BATAN, dengan tujuan untuk meningkatditetap-kan kualitas layanan, baik secara internal maupun ekster-nal. Target nilai IKM 3 telah dicapai untuk beberapa layanan, tetapi secara rata-rata layanan di lingkungan BATAN baru mencapai 3,15. Salah satu penyebab

ada-lah terdapat beberapa layanan yang baru pertama kali melakukan pengukuran IKM. Hasil ini akan menjadi landasan pertimbangan untuk peningkatan layanan di masa depan dan sebagai dasar penetapan target IKM untuk periode 2015-2019.

(30)

3.2. Indikator Kinerja Lainnya

A. Penghargaan “Outstanding Achievement Award” IAEA/FAO

BATAN menerima penghargaan tertinggi “Outstanding Achievement Award” IAEA/FAO, atas keberhasilan riset dan pe-manfaatan iptek nuklir untuk pemuliaan tanaman pangan, pada peringatan 50 tahun didirikannya Joint FAO/IAEA Division of Nu-clear Technique in Food and Agriculture (NAFA), Wina - Austria, 24 September 2014. Penghargaan disampaikan oleh Yukiya Amano, Direktur Jenderal IAEA kepada Rachmat Budiman sebagai perwa-kilan tetap Indonesia di Wina.

Penghargaan di bidang pangan juga telah diterima BATAN, untuk varietas unggul padi sawah “INPARI SIDENUK” merupakan karya unggulan peneliti BATAN, Almarhum Prof. Dr. Mugiono. Va-rietas Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir), sebagai salah satu dari “19 Kar-ya Unggulan Teknologi Anak Bangsa”. Penghargaan diberikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi RI pada peringatan HAKTEKNAS, tanggal 11 Agustus 2014 di Jakarta.

Varietas Inpari Sidenuk merupakan perbaikan dari varietas Diah Suci (persilangan Cilosari dan IR 74) yang kemudian dimuta-sikan dengan cara iradiasi. Produkstivitas Inpari Sidenuk tinggi, mencapai 9 – 10 ton per hektar dibanding varietas lain 5 – 6 ton per hektar, rasa nasi enak, bertekstur pulen dan tidak disukai hama.

Gambar 12. Penghargaan “Outstanding Achievement Award” IAEA/FAO

Pusat Unggulan Iptek adalah suatu organisasi, baik berdiri sendiri maupun berkolaborasi dengan organisasi lainnya (konsorsium) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan riset bertaraf internasional pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna iptek.

Lembaga litbang yang dikembangkan sebagai Pusat Unggulan Iptek harus memiliki empat kriteria

1. Kemampuan menyerap informasi dan teknologi dari luar (sourcing/absorptive capacity)

2. Kemampuan mengembangkan kegiatan riset berbasis demand driven dan bertaraf interna-sional (research and development capacity) 3. Kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset

berkualitas bertaraf internasional (dissemina-ting capacity)

4. Kemampuan mengembangkan potensi sumber-B. Pusat Unggulan Iptek Radiobiomulekuler

(31)

Pada tahun 2014, BATAN berdasarkan Keputu-san Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 48/M/Kp/XI/2014 tentang Penetapan Lem-baga Penelitian dan Pengembangan menjadi Pusat Unggulan Iptek tahun 2014 dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Penerima Pembiayaan Pusat

Unggulan Iptek Tahun Anggaran 2015, telah dilaku-kan pembahasan bersama mengenai Masterplan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Radiobiomole-kuler tahun 2015-2025.

Dalam periode Renstra BATAN 2010-2014, BATAN telah mendapatkan dua Pusat Unggulan Iptek. Gambar 13. Sertifikat Sertifikat Masterplan Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI) 2015 – 2025

C. Publikasi Ilmiah

Indikator publikasi ilmiah adalah jumlah artikel ilmiah yang dipublikasi di jurnal internasional dan jur-nal nasiojur-nal terakreditasi selama tahun 2010-2014. Pada tahun 2014 realisasi publikasi ilmiah BATAN se-banyak 180 publikasi ilmiah terdiri dari 58 publikasi ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional dan 122 publikasi ilmiah yang diterbitkan pada jurnal

na-sional terakreditasi (Lampiran 6). Jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya selama kurun waktu 2010-2014 terlihat mengalami peningkatan dan total publikasi ilmiah seluruhnya sebanyak 718 makalah il-miah BATAN telah dipublikasikan yaitu 168 publikasi ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional dan 550 publikasi ilmiah yang diterbitkan pada jurnal na-Tabel 11.

Publikasi Ilmiah BATAN 2010-2014

Jurnal 2010 2011 2012 2013 2014 TOTAL

BATAN TOTAL 89 160 150 139 180 718

Jurnal Internasional Jumlah 18 26 46 20 58 168

Dep. SATN 17 14 28 20 30 109

Dep. TEN 1 12 18 0 25 56

Dep. PTN 0 0 0 0 3 3

Jurnal Nasional

Terakreditasi JumlahDep. SATN 7154 13452 10457 11961 12264 550286

Dep. TEN 17 82 47 58 56 260

(32)

sional terakreditasi. Jika dibandingkan target akhir

Renstra BATAN 2010-2014 sebanyak 278 publikasi il- miah maka realisasi pada akhir Renstra sebanyak 718 publikasi ilmiah atau capaian kinerja sebesar 258,27%.

D. Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) Di tahun 2014, BATAN berada

pada peringkat 10 dari 24 LPNK yang dinilai kinerja e-Government yang di-miliki. Terdapat 5 dimensi penilaian, meliputi aspek Kebijakan, Kelemba-gaan, Infrastruktur, Aplikasi, dan Per-encanaan terkait penerapan sistem e-Government di instansi pemerin-tah. BATAN mendapatkan rata-rata nilai 2,67 dengan predikat Baik, di-mana hasil rata-rata penilaian LPNK berada pada nilai 2,57.

E. Paten Granted

Indikator lain yang menunjukkan kualitas dan kredi-bilitas sebuah lembaga riset seperti BATAN adalah jumlah paten yang dihasilkan. Jumlah kumulatif realisasi usulan paten dari tahun 2010 s/d 2014 sebanyak 67 usulan paten. Dari usulan paten yang ada di tahun 2014 telah diperoleh 9 paten granted. Jumlah kumulatif paten granted periode Renstra 2010-2014 sebanyak 18 paten granted. Adapun daftar paten granted BATAN dapat dilihat pada tabel beri-kut.

Tabel 12.

Daftar Paten Granted BATAN 2010-2014

No Judul/Inventor Jenis Paten/Hak Cipta No. Permintaan Keterangan

1 Botol Plastik Berbentuk Gallon Dari Bahan Polimer

(33)

No Judul/Inventor Jenis Paten/Hak Cipta No. Permintaan Keterangan

2 Proses Pembuatan Bahan Perekat Pengalengan Yang Ta-han Pelarut

Prof. Dr. Marga Utama, APU (PATIR)

Paten P.00200400119 19 Maret 2004 Granted tgl. 13 Juni 2011 Sertifikat No.ID P000028522 Nilai Rp196.588.000,00 3 Proses Pembuatan Kondom Dari Lateks Pekat

Pravul-kanisasi Radiasi Bebas Nitrosamin Dan Rendah Protein Prof. Dr. Marga Utama, APU (PATIR)

Paten P.00200200687 11 Oktober 2002 Granted tgl. 25 Juli 2011 Sertifikat No.ID P000028775 Nilai Rp208.721.000,00 4 Proses Pembuatan Natriun Bentonit Dari Bentonit Alam

Ir. Moch. Setiadji, MT (PTAPB) Paten P.00200400385

6 Agustus 2004

Granted tgl. 1 Agustus 2011 Sertifikat No.ID P0028846 Nilai Rp. 70.083.000,-5 Pembuatan Aditif Minyak Lumas Dari Kopolimer Lateks

Alam Metil Metakrilat Dan Pembuatan Aditif Minyak Lu-mas Dari Kopolimer Lateks Alam Stiren

Prof. Dr. Marga Utama, APU (PATIR)

Paten P.00200400668 24 Desember 2004 Granted tgl. 18 Ok-tober 2011 Sertifikat No.ID P000029373 Nilai Rp234.660..000,00

6 Penghalang Serangga Merayap

Dr. Ir. Suwardi, DEA (PTBN) Paten P.00200400335

2 Agustus 2004

Granted tgl. 8 Nov’ 2011 Sertifikat No.ID P0029584 Nilai Rp22.729.000,00 7 Peralatan Ukur Suhu Pendingin Pada Reaktor Riset

Ber-bahan Bakar Silinder

Dr. Ir. Efrizon Umar, MT (PTNBR)

Paten

P.00200900458 24 Agustus 2009

Granted tgl. 23 Sept’ 2013 Sertifikat No.ID P000033915 8 Adsorben Nanokomposit Magnet Bentonit

Drs. Adel Fisli, dkk (PTBIN) Paten P.00200700740

19 Desember 2007

Granted tgl. 29 Nov’ 2013 Sertifikat No.ID P000034459 9 Kopolimer Lateks Karet Alam Metil Metaklirat Silikat

Se-bagai Bahan Anti Lengket dan Pelapis Permukaan Dan Pelapis Permukaan Barang Jadi Karet

Dr. Marga Utama, APU, dkk (PATIR)

Paten

P.00200400669 6 Agustus 2004

Granted tgl. 29 Nov’ 2013 Sertifikat No.ID P000034452

10 Kopolimer Lateks Karet Alam Metil Metakrilat Dan Kopolimer Lateks Karet Alam Stirena Sebagai Bahan Perekat Panel Kayu Dan Sepatu Kanvas

Dr. Marga Utama, APU, dkk (PATIR)

Paten P.20000927 27 Oktober 2000

Granted tgl. 2 Januari 2014 Sertifikat No.ID P000034673

11 Proses Pembuatan Oligokhitosan Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Organik Dengan Teknologi Radiasi

Anik Sunarni, B.Sc, Tita Puspitasari, M.Si (PATIR)

Paten

P.00200900457 24 Agustus 2009

Granted tgl. 2 Januari 2014 Sertifikat No.ID P000034713 12 Pelapis Tahan Korosi Dari Lateks Alam Yang

Dikopolime-risasi Radiasi

Dr. Marga Utama, APU, dkk (PATIR)

Paten

P.00200600538 12 September 2006

Granted tgl. 20 Feb’ 2014 Sertifikat No.ID P000034972 13 Alat Etsa (Etching Device)

Ir. Saeful Hidayar, dkk (PTNBR) Paten SederhanaS.00201000139

23 Juli 2010

Granted tgl. 12 Maret 2014 Sertifikat No.ID S000001290 14 Alat Pengeras Permukaan Logam Dengan Anoda

Ber-bentuk Silinder Dengan Bagian Atas BerBer-bentuk Sete-ng-ah Ellips

Ir. Suprapto (PTAPB)

Paten Sederhana S.00200900219 16 Oktober 2009

Granted tgl. 24 Maret 2014 Sertifikat No.ID S000001298

15 Perangkat Reaktor Subkritik Untuk Produksi Mo99

(SAMOP : Subcritical Assembly for Molybdenum-99

Pro-ductions)

Ir. Syarif, dkk (PTAPB)

Paten

P. 00200500760 Sertifikat No.ID P000034511

16 Cetakan Untuk Membuat Pelet Atau Tablet Dan Kom-ponennya Yang Dirancang Untuk Memudahkan Penge-luaran Hasil Cetakan

Drs. Wagiyo, dkk (PTBIN)

Paten Sederhana

(34)

No Judul/Inventor Jenis Paten/Hak Cipta No. Permintaan Keterangan

17 Pemanas Cartrigde Yang Dilengkapi Alat Ukur Suhu

Dr. Ir. Efrizon Umar, MT (PTNBR) Paten P 00200900456 Granted tgl. 22 Agus-tus 2014 Sertifikat No.ID

P000036546 18 Pupuk Multinutrien Berbasis Fospat Dari Air Laut

Drs. Sudirman, M.Sc, APU, dkk (PTBIN) Paten P.00200600751 Granted tgl. 4 Maret 2014 Sertifikat No.ID P000035636

F. Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP)

Pada Tahun 2014 BATAN telah memperoleh peringkat 5 untuk peng-hargaan KIP 2014 untuk kategori Badan/Lembaga dengan skor nilai 87. Piala dan penghargaan KIP diserahkan oleh Ketua KIP Abdulhamid Dipopramono kepada Kepala BATAN, pada hari Jum’at, tanggal 12 Desember tahun 2014 di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia.

(35)

G. Penghargaan dari Ombudsman RI

BATAN mendapatkan penghargaan berupa Pi-agam Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik (UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik), dari Ombudsman RI untuk Unit Pelayanan Terpadu, pada tahun 2014. Ombudsman RI melakukan penilaian pe-riode pelaksanaan uji kepatuhan tahun 2013 – 2014

dengan metode observasi tanpa pemberitahuan di Unit Pelayanan Publik (UPP)

Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Pe-rangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi (Pem-prov), Pemerintah Kota/Kabupaten.

Gambar 15. Sertifikat Ombudsman RI

H. Penghargaan dari Arsip Nasional RI

BATAN kembali menerima Peng-hargaan dari ANRI untuk yang ke-3 ka-linya pada tahun 2014. Penghargaan diberikan sebagai apresiasi atas upaya BATAN dalam penyelamatan dan peles-tarian arsip yang bernilai guna pertang-gungjawaban nasional bagi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Penghargaan disampaikan oleh Kepala ANRI kepada BATAN yang diwakili oleh Settama BATAN, di Hotel Amarossa, tanggal 20 Mei 2014.

(36)

3.3. Realisasi Anggaran

Pada tahun 2014, terjadi kebijakan penghematan yang diberlakukan bagi seluruh Kemente-rian dan Lembaga Negara. Atas kebijakan tersebut, DIPA BATAN mengalami penurunan sebesar 7,1% atau Rp50.698.456.000,00.

Dari total pagu anggaran BATAN tahun 2014 sebesar Rp667.824.587.000,00 realisasi sampai deng-an 31 Desember 2014 sebesar Rp 618.518.731.909,00 atau 92,62% dengan rincian per program seperti pada diagram di atas. Dibandingkan dengan pagu anggaran BATAN di tahun 2013 adalah Rp768.832.946.000,00 terjadi penurunan sebesar Rp101.008.359.000,00 (13,14%).

Jika dibandingkan dengan realisasi angga-ran tahun 2013 sebesar Rp714.010.836.017,00 atau 92,87% maka tahun 2014 mengalami penurunan

sebesar 0,25%. Hal tersebut disebabkan berlebih-nya alokasi pagu belanja pegawai dari Kementerian Keuangan yang mengakibatkan adanya sisa anggaran belanja pegawai sebesar 4,78% serta adanya kebija-kan penghematan/efisiensi perjalanan dinas. Serapan anggaran BATAN tahun 2014 mencapai 92,62% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata serapan nasio-nal 89,45%.

Jika dibandingkan dengan capain kinerja sebe-sar 100% menunjukkan bahwa adanya efisiensi ang-garan sebesar 7,13% dalam pelaksanaan kegiatan.

(37)

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Penyempurnaan sistem perencanaan pegawai dan pengembangan karir pegawai dilakukan dengan meningkatkan kompetensi pegawai melalui pembe-rian kesempatan melanjutkan pendidikan S2 dan S3, training/pelatihan maupun pengembangan jabatan fungsional.

Penambahan jumlah lulusan S2 dan S3 ini sangat penting terkait peningkatan kualitas SDM BATAN serta pemenuhan target komposisi tingkat pendidikan SDM BATAN dalam roadmap Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 (S3 : S2 : S1 adalah 1 : 3 : 9). Kondisi komposisi tingkat pendidikan SDM BATAN saat

BAB IV

MEWUJUDKAN ORGANISASI BATAN YANG EFEKTIF

DAN EFISIEN

1. Organisasi dan Ketatalaksanaan

Dalam Dokumen Road Map Reformasi Bi-rokrasi BATAN 2010 – 2014 telah ditetapkan sasa-ran kegiatan, yaitu menghasilkan struktur organisasi yang right sizing (organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran) serta ramping struktur dan kaya fungsi. Memperhatikan hal tersebut di atas dan dalam rang-ka Penataan dan Penguatan Organisasi, BATAN telah berhasil melaksanakan tugas, dengan indikator kiner-ja yaitu ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional dan Peraturan Kepala BATAN Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuk-lir Nasional.

Berdasarkan Perka BATAN Nomor 14 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 16 Tahun 2014. BATAN telah melakukan perampingan organisasi pada level Ese-lon I, II, III, dan IV, eseEse-lon I berkurang 1, eseEse-lon II berkurang 1, eselon III berkurang 20, dan eselon IV berkurang 33. Restrukturisasi organisasi bertujuan untuk penguatan tugas-tugas teknis BATAN, pengga-bungan tugas dan fungsi (tusi) yang tumpang tindih, dan pelaksanaan tusi yang belum tertampung dalam struktur organisasi.

Dalam mewujudkan Organisasi BATAN yang Efektif dan Efisien, pada tahun 2013 BATAN telah melaku-kan beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

Gambar 17. Profil Pejabat Fungsional BATAN per 31 Desember 2014

(38)

Gambar 18. Profil SDM BATAN per 31 Desember 2014 ini adalah 1 : 3 : 11 (S3 : S2 : S1). Dalam rangka

menca-pai komposisi ideal yang direncanakan pada roadmap Reformasi Birokrasi, strategi yang diambil BATAN ada-lah dengan membuka kesempatan beasiswa sebesar-besarnya bagi SDM BATAN tiap tahunnya. Beasiswa di-berikan kepada pegawai BATAN yang telah mengikuti pendaftaran perguruan tinggi. Pegawai BATAN yang diterima mengikuti beasiswa S2 dan S3 dari tahun

2010-2014 sebanyak 61 orang, sedangkan pegawai BATAN yang telah lulus beasiswa S2 dan S3 pada pe-riode yang sama sebanyak 42 orang, terdiri dari lulu-san S2 sebanyak 37 orang dan lulululu-san S3 sebanyak 5 orang.

Pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pegawai BATAN, pada tahun 2014 telah dilakukan pada 1.036 pegawai.

3. Sistem Informasi Manajemen Litbang Iptek Nuklir (SIMLIN)

SIMLIN merupakan Portal Sistem Informasi yang dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan e-Gover-ment di BATAN. Portal ini menfasilitasi seluruh pegawai BATAN, mulai dari level terbawah (staf) sampai ke level teratas (Kepala BATAN) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya baik untuk pengelolaan kegiatan teknis mau-pun kegiatan manajerial. Portal SIMLIN terdiri dari beberapa aplikasi sistem informasi sebagai berikut.

Tabel 13.

Daftar Sistem Informasi yang Dimiliki BATAN

No Nama Fungsi

1 SI Tata Persuratan (SITP) Pengelolaan surat-menyurat secara elektronik di internal BATAN

2 SI Sumber Daya Manusia (SI SDM) Pengelolaan data SDM dan proses yang berkaitan dengan

perenca-naan, pengembangan, mutasi SDM, dsb.

3 SI Administrasi Presensi Pegawai

(SIAPP) Pengelolaan data presensi pegawai, penghitungan kekurangan jam kerja, reminder sangsi, pemotongan prosentase tunjangan kinerja

4 SI Kinerja Pegawai (SIKAP) Pengelolaan SKP, pencatatan aktivitas harian, dan pembayaran

tun-jangan kinerja

5 SI Pengelolaan Litbangyasa (SIPL) Pengelolaan perencanaan kegiatan, monitoring realisasi fisik dan

ang-garan, evaluasi pelaksanaan kegiatan, LAKIP, dsb.

6 SI Pengelolaan Anggaran (SIPPAN) Pengelolaan transaksi anggaran, GU, LS, perjalanan dinas, dsb.

7 SI Pelatihan (SILAT) Pengelolaan perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi pelatihan

8 E-Audit Pengelolaan data audit seluruh satker di BATAN bekerjasama dengan

BPK RI

(39)

Disamping BATAN, beberapa aplikasi juga sudah diadopsi oleh instansi lainnya dengan penyesuaian seperti Kementerian Ristek (SIPL dan SIKAP), LAPAN (SIPL dan SIKAP), Bapeten (SIKAP), Kemenko Pembangun-an MPembangun-anusia dPembangun-an KebudayaPembangun-an (SIPL), Dirjen KebudayaPembangun-an - KementeriPembangun-an Dikbud (SIPL, SITP, SIKAP).

Gambar 19. Portal SIMLIN

4. Nilai Akuntabilitas Kinerja BATAN

Berdasarkan hasil evaluasi akuntabilitas kiner-ja yang dilakukan oleh Kemeneterian PAN & RB, BATAN untuk tahun 2014 memperoleh “kategori B” dengan nilai 65,08. Hasil ini menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya yang mendapat nilai 73,17. Hal tersebut disebabkan ka-rena tingkat kedeputian di lingkungan BATAN belum menyusun laporan akuntabilitas kinerja, serta belum optimalnya capaian outcome disebabkan oleh masih adanya sasaran strategis yang tidak berorientasi hasil dan belum memiliki indikator yang tepat. Rincian hasil evaluasi oleh Kemenpan dan RB dapat dilihat pada ta-bel di bawah.

Temuan tersebut telah ditindaklanjuti BATAN dengan melengkapi pelaporan kinerja BATAN di setiap jenjang/tahapan eselon, dan juga mentargetkan ki-nerja yang bersifat outcome pada tahun 2014.

Kedepan, terhadap permasalahan tersebut BATAN juga melakukan perbaikan untuk dokumen Rencana Strategis 2015-2019 terutama Indikator Kinerja Utama (IKU) sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengukuran kinerja sejara berjenjang (cas- cading), mulai dari level badan, unit organisasi eselon I dan II sampai kepada tingkat individu.

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Pasal 3 Peraturan Walikota Kediri Nomor 26 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran terkait penerapan self assessment system

Dalam tulisan ini dibahas bioavailibilitas, manifestasi sistemik steroid inhalasi, pengaruhnya terhadap metabolisme dan densitas tulang, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan

Kegiatan Pengembangan Budidaya Ternak Kambing/Domba Ds. Tembelang dimaksudkan untuk menumbuhkan lapangan usaha di pedesaan melalui pengembangan ternak.. kambing/domba

Secara umum, mayoritas responden, atau lebih tepatnya lebih separoh responden memiliki corak berpikir keagamaan yang eksklusif (52,7%), kemudian secara

1) Bahwa Termohon II diketahui telah memalsukan identitas dirinya dalam perkawinan dengan Termohon I yaitu berupa pemalsuan status. 2) Bahwa Termohon II diketahui

Judul yang diajukan penulis adalah Perancangan Destination Branding Desa Wisata Kandri Sebagai Tujuan Wisata Edukasi.. Dalam penyusunan perancangan proyek akhir ini tentunya

1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan airuntuk menunjang pertanian. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan

[r]