• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

ABU BAKAR

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajar an gerak dasar servis sepak takraw melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan, dengan penggunaan alat bantu modifikasi berupa bola dari kertas, bola plastik , bola plastik yang diisi busa dan ketinggian net 125 cm, 135 cm, dan 152 cm.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dengan menggunakan 3 siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa, dengan jumlah 11 laki-laki dan 9 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar servis sepak takraw.

Hasil penelitian menunjukkan: pada temuan awal hanya mencapai ketuntasan 20 % hal ini berarti masih sangat rendahnya kemampuan gerak dasar siswa dalam melakukan gerak dasar Servis dalam sepak takraw. Pada siklus pertama dengan penggunaan alat bantu modifikasi bola dari kertas dan ketinggian net 125 cmdiperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar meningkat menjadi 45 %, sedangkan prosentase ketuntasan belajar klasikal 80% itu berarti tindakan belum memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus kedua dengan penggunaan alat bantu modifikasi bola plastik dan ketinggian net 125 cm diperoleh prosentase

(2)
(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pendidikan yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan. Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh hasil seoptimal mungkin.

(4)

belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Semestinya permainan sepak takraw merupakan permainan yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa karena sepak takraw tidak ubahnya seperti sepak bola yang selama ini menjadi kesenangannya. Sebagaimana di Sulawesi sepak takraw disebut sepak raga atau siraga-raga yang diambil dari bahasa Bugis yang artinya saling menghibur. Salah satu bukti bahwa permainan sepak takraw (sepak raga) merupakan permainan yang menyenangkan yaitu sepak raga ini ditampilkan pada acara resmi kerajaan, dan pesta keramaian keluarga, pesta panen, dan untuk menyambut tamu-tamu penting kerajaan.

Bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya, menguasai teknik servis sepak takraw yang benar menjadi suatu kendala yang luar biasa. Hal ini dikarenakan bola takraw yang sebenarnya dirasakan sakit pada kaki saat menendang/menyepak. Lapangan yang besar juga menjadikan penyebab permainan sepak takraw tidak menarik minat bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya karena jangkauan untuk menyeberangkan bola tidak

tercapai. Dari berbagai kendala yang ada maka penulis merasa perlu untuk memodifikasi permainan ini baik dari bolanya maupun ukuran lapangan dan juga ketinggian netnya, agar pola gerak dasar servis sepak takraw dapat diajarkan dengan baik dan tepat sasaran. Dengan modifikasi alat yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa SD diharapkan

memberikan kontribusi yang cukup tinggi untuk dapat meningkatkan keterampilan servis sepak takraw pada kelas IV SD Negeri 2 Margamulya serta memperbaiki teknik dasar sepak takraw.

(5)

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah yang dihadapi antara lain:

1. Kurangnya minat siswa terhadap permainan sepak takraw karena kerasnya bola takraw yang sebenarnya.

2. Kurang efektifnya pembelajaran penjaskes keterampilan gerak dasar servis sepak takraw kelas IV SD Negeri 2 Margamulya.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam gerak dasar servis dalam bermain sepak takraw sebab ketinggian net.

C.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas secara umum maka rumusan dalam penelitian ini adalah:

“Apakah modifikasi alat pada sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan?” sedangkan secara khususnya yaitu :

1. Apakah modifikasi bola yang dibuat dari kertas dan net yang dibuat dengan

ketinggian 125 cm dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan? 2. Apakah modifikasi bola yang dibuat dari plastik dan net yang dibuat dengan

ketinggian 135 cm dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan? 3. Apakah modifikasi bola yang dibuat dari plastik dan diisi busa dan net yang dibuat

(6)

sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan?

D.

Batasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Untuk memberikan batasan permasalahan agar penafsiran tidak berbeda-beda sehingga ruang lingkup dari penelitian menjadi lebih jelas.

Adapun batasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kemampuan gerak dasar servis sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung, Lampung Selatan dengan menggunakan modifikasi alat permainan sepak takraw yang berupa: modifikasi bola, modifikasi ukuran lapangan, dan modifikasi tingginya net.

E.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan secara umum untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar Servis dalam sepak takaraw. Dan secara khusus yaitu :

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar servis dalam sepak takraw dengan menggunakan modifikasi bola yang dibuat dari kertas dan net yang dibuat dengan ketinggian 125 cm pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

(7)

ketinggian 135 cm pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar servis dalam sepak takraw dengan menggunakan modifikasi bola yang dibuat dari bola plastik dan diisi busa dan net yang dibuat dengan ketinggian 152 cm pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

F.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi bahan masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi peneliti, pemain, pelatih, dan Pembina olahraga sepak takraw, khususnya berkenaan dengan keterampilan gerak dasar servis dan modifikasi alatnya.

Secara praktis hasil dari penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai tambahan informasi bagi siswa SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung, Lampung Selatan tentang perlunya membina penguasaan keterampilan gerak dasar servis sepak takraw.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani dan kesehatan mengenai bentuk modifikasi alat yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar servis sepak takraw bagi siswanya.

3. Memberi informasi kepada pembaca bahwa meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam permainan sepak takraw dapat dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan modifikasi alat permainan sepak takraw.

(8)

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsiwi Arikunto,2002;64)

Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Secara umum hipotesisnya adalah “Jika modifikasi alat digunakan maka dapat

meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan”. Sedangkan secara khusus adalah :

1. Jika modifikasi alat pada siklus pertama yaitu dengan menggunakan modifikasi bola yang dibuat dari kertas dan net yang dibuat dengan ketinggian 125 cm maka dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

2. Jika modifikasi alat pada siklus kedua yaitu dengan menggunakan modifikasi bola yang dibuat dari plastik dan net yang dibuat dengan ketinggian 135 cm maka dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

3. Jika modifikasi bola yang dibuat dari bola plastik dan diisi busa dan net yang dibuat dengan ketinggian 152 cm maka dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung

(9)
(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perceptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional (Kurikulum 2004:1).

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang baik sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak (Abdul Ghofur, yang dikutip oleh Arma Abdullah dan Agus Munadji 1994:5).

Pendidkan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. (Kurikulum 2004:1)

B. Pengertian Pembelajaran

(11)

lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Oemar Hamalik:2003).

Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar yang menyatakan bahwa adalah memperoleh pengetahuan: belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaian (Oemar

Hamalik:2003). Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antarindividu dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar.

Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena semua hal. (Oemar Hamalik:2003)

Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa. (Husdarta dan Saputra 2002:2)

(12)

dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelola proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.

C. Gerak Dasar

Keterampilan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa bakat atau kemampuan untuk melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan, baik berupa gerak atau kerajinan yang dapat dimanfaatkan (www.yahoo.co.id, selasa 29 Juli 2008 21.30). Sedangkan keterampilan gerak adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang didapat melalui latihan. (Eddy Suparman 1996:61)

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan.Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Pangrazi (1995) membagi tiga gerak dasar yang melekat pada individu, yaitu: 1) gerak lokomotor, 2) gerak non-lokomotor, 3) manipulative.

Pangrazi (1995) mendefinisikan gerak lokomotor adalah “gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas, misalnya jalan, lompat, dan berguling”. Gerak non-lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkukkan badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulative adalah

keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun tangan atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulative ini bertujuan untuk mengkoordinasi mata kaki, mata tangan, misalnya melempar, menangkap, dan menendang.

(13)

Yang dimaksud dengan keterampilan dasar dominan (KDD) dalam sepak takraw adalah sejumlah keterampilan dasar yang dipandang paling menentukan untuk mendukung pencapaian keberhasilan dalam memainkan teknik-teknik dasar dalam sepak takraw. Penguasaan keterampilan pada setiap cabang olahraga berlandaskan pada penguasaan keterampilan dasar. Keterampilan dasar ini, secara umum terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu (1) keterampilan lokomotor, (2) keterampilan non lokomotor, dan (3) keterampilan manipulatif. Peragaan satu teknik dasar suatu cabang olahraga, seperti dalam sepak takraw misalnya, didukung oleh kombinasi beberapa keterampilan dasar. Karena itu untuk mampu memainkan sepak takraw dengan sukses, dalam pengertian mampu memperagakan teknik-tekniknya dengan baik, keterampilan dasar merupakan landasan yang harus dibina sejak awal. Rangkaian latihannya, secara bertahap dalam tata urut yang logis menuju pembelajaran teknik-teknik dasar sepak takraw.

1. Keterampilan Non Lokomotor

Keterampilan non lokomotor adalah jenis keterampilan yang dilakukan dengan

menggerakkan anggota badan yang melibatkan sendi dan otot dalam keadaan badan si pelaku menetap, statis, kaki tetap menumpu pada bidang tumpu atau tangan tetap berpegang pada pegangan.

Yang termasuk ke dalam jenis gerakan non lokomotor adalah, berdiri tegak dengan salah satu kaki diangkat, keterampilan dasar ini termasuk kemampuan keseimbangan (balance). Makin tinggi titik berat badan dari bidang tumpu, makin labil keseimbangan seseorang. Makin kecil bidang tumpu juga makin labil posisi keseimbangan.

Untuk dapat mempertahankan titik keseimbangan, seorang pemain berusaha

(14)

Karena gerakan teknik dasar sepak takraw yang dominan berupa menyepak bola anyaman dilakukan dengan salah satu kaki, maka kaki tumpu harus memiliki kekuatan otot yang memadai untuk mempertahankan keseimbangan. Tentu saja, bukan hanya satu kaki yang dilatih, sebaiknya kedua kaki, kanan dan kiri sama-sama dilatih walaupun dalam praktiknya satu kaki lebih dominan sesuai dengan kebiasaan seseorang.

2. Keterampilan Lokomotor

Yang dimksud dengan keterampilan lokomotor adalah keterampilan untuk

menggerakkan anggota badan dalam keadaan titik berat badan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Karena permainan sepak takraw berlangsung dalam sebuah petak lapangan datar dengan keterampilan dominan memainkan bola dengan kaki, maka bentuk keterampilan dasar dominan adalah :

berpindah tempat berupa gerakan melangkah;lari beberapa langkah;melompat dengan kedua kaki (misal untuk menanduk bola dalam teknik

serangan di atas jaring);melompat dengan satu kaki (misal ketika melakukan serangan akrobatik di depan jaring).Keterampilan dasar dominan jenis lokomotor ini harus didukung oleh kekuatan dan kecepatan, dan bahkan power seperti untuk gerakan melompat.

3. Keterampilan Manipulatif

Keterampilan manipulatif adalah keterampilan menggunakan anggota badan, tangan atau kaki, untuk mengontrol bola. Karena dalam sepak takraw, bola terutama

(15)

4. Kombinasi Keterampilan Dasar

Keterampilan dasar itu tentunya tidak berdiri sendiri-sendiri. Dalam satu teknik dasar sepak takraw, misal sepak mula (servis), maka di situ dibutuhkan kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan (non-lokomotor) dan keterampilan manipulatif. Koordinasi anggota tubuh dibutuhkan untuk menampilkan gerak dengan (force) dan alur gerak (flow) yang selaras, terutama ayunan kaki penyepak. Kemampuan untuk mengantisipasi arah bola yang disajikan temannya juga sangat dibutuhkan, sehingga keterampilan dalam sepak takraw seperti pada fenomena PerspektifPerception-Action yang berbunyi:

”Perspektif ekologis memahami fenomena gerak berdasarkan efek lingkungan terhadap peragaan keterampilan. Menurut perspektif persepsi-aksi (perception-action) yang diteorikan oleh J.J Gibson (1979) bahwa ada hubungan yang erat antara sistem perseptual dan sistem motorik, dan keduanya itu terjadi pada hewan dan manusia. Karena itu, kita tidak dapat mempelajari masalah persepsi secara terpisah dengan fenomena gerak itu sendiri. Gibson menggunakan istilah ketersediaan kondisi lingkungan untuk menjelaskan fungsi objek lingkungan berupa ukuran dan bentuk dalam tata latar tertentu yang kemudian ditanggapi oleh seseorang. Sebuah bidang datar memberikan kesan kepada seseorang sebagai tempat duduk, dan tidak akan ada yang duduk di sebuah bidang yang miring, kecuali ditanggapi sebagai tempat bersandar. Teori ini berimplikasi terhadap praktik nyata bahwa seseorang mempersepsi objek lingkungannya dalam kaitannya dengan diri mereka, bukan dalam standar objektif”.

Dalam cabang olahraga yang memerlukan keterampilan manipulatif yang dominan, seperti sepak takraw, teori ini berimplikasi terhadap kemampuan pemain untuk membuat keputusan untuk menentukan tindakan (teknik yang tidak melanggar

peraturan) berdasarkan persepsinya tentang daya, kecepatan, alur (lurus, melambung) bola yang datang dari teman seregu atau pemain lawan. (Sudrajat Prawirasaputra, 1999:19).

.

(16)

Secara harfiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan gerakan maka dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak. “Modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan lama menjadi keadaan baru. Perubahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karakteristik semula” (Lutan 1977). Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar ketrampilan gerak dasar servis sepak takraw pada peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pengalaman gerak, fasilitas dan peralatan yang tersedia.

Minimnya peralatan seharusnya bukan menjadi kendala guru dalam mengajar ketrampilan gerak dasar servis sepak takraw, karena peralatan untuk melakukan servis sepak takraw tersebut dapat dimodifikasi dari bahan-bahan yang sederhana dan dibentuk seperti peralatan yang sebenarnya sehingga cukup baik dan aman untuk diperkenalkan/mengajar tahap gerak dasar servis sepak takraw kepada peserta didik.

1. Modifikasi Bola Takraw

(17)

2. Modifikasi Tinggi Net

Modifikasi tingginya net adalah ukuran ketinggian pemasangan net yang direndahkan dari ketinggian pemasangan net sepak takraw yang standar, hal ini berfungsi untuk merangsang semangat siswa untuk melakukan servis sepak takraw karena tidak terlalu tinggi karena siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya ketinggiannya masih sangat rendah. Untuk ketinggian net modifikasi ini diambil dari ketinggian rata-rata siswa kelas IV SD Negeri 2 margamulya yang setelah diadakan pengukuran tinggi badan rata-ratanya hanya 129,3 cm maka tinggi net modifikasinya adalah 125 cm dan ketinggian net standarnya adalah 152,5 cm. Disamping ketinggian net yang dimodifikasi ternyata netnyapun dimodifikasi kalau net sepak takraw yang standar terbuat dari pabrik dari benang dan kain maka net modifikasi terbuat dari tali plastik rafia saja.

3. Modifikasi Lapangan

Modifikasi lapangan yang dimaksud adalah ukuran panjang dan lebarnya yang

dikurangi, hal ini untuk menyesuaikan dengan kemampuan rata-rata siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya. Modifikasi ini mengalami perubahan dari ukuran lapangan standar yang panjangnya 13,40 meter dan lebarnya 6,10 meter dimodifikasi menjadi panjang 8 meter dan lebar 4 meter.

F. Pengertian Sepak Takraw

(18)

digunakan untuk memeriahkan acara–acara resmi misalnya pada penyambutan tamu agung, pesta panen dan pelantikan keluarga raja.

Secara resmi permainan sepak takraw berkembang di Indonesia sejak tahun 1970, berawal dari kunjungan muhibah Singapura dan Malaysia. Berdasarkan intruksi Depdikbud tahun 1970 permainan sepak takraw berkembang di Sulawesi selatan, Sumatra utara, Sumatra barat dan Riau. Pada tahun 1971 secara resmi berdiri organisasi olah raga sepak takraw yang diberi nama PERSERASI.Dari empat pengda pada tahun 1980 berkembang menjadi 14 pengda bertepatan dengan diselenggarakannya kejurnas ke III. Namun sangat

disayangkan hingga sekarang sepak takraw belum mencapai prestasi yang menggembirakan di tingkat aseanpun.

Hampir disetiap negara di asia mengenal permainan sepak takraw meski dengan nama yang berbeda-beda. Sepak raga dikenal di Malaysia, Singapura, dan Brunai; Tkaraw di Thailand, Sipa di Filipina, Ching Loong di Myanmar, Rago di Indonesia dan Kator di Laos.

(19)
(20)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan dengan

metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yaitu penelitian tindakan kelas (PTK)

atau disebut juga dengan classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan

yang dilakukan dengantujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus

penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pada siswa atau pada proses belajar mengajar

yang terjadi di kelas (Zubaidah, www,google.com).

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Masalah berawal dari guru.

2. Tujuanya memperbaiki pembelajaran.

3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian.

4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

5. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti

Sedangkan tujuan utama dari penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk perbaikan,

(21)

pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan

aktual pembelajara di kelasnya atau di sekolahnya sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian sampai tiga siklus

dan setiap siklusnya memiliki tindakan yang berbeda dan apabila pelaksanaan dua siklus

sudah memenuhi KKM maka penelitian akan dihentikan. Dalam pelaksanaannya setiap

proses penelitian merupakan tindakan lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui putaran atau spiral yang disetiap

siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi seperti :

Gambar 1. Siklus penelitian kaji tindak Depdikbud (1999)

Keterangan:

I, = Siklus 1,II= Siklus 2 dan III= siklus 3

A= Rencana : merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan Atau perubahan prilaku dan sikap yang diinginkan.

B=Melaksanakan (tindakan) : Tindakan apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya

perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

C= Observasi : Mengamati atas hasil yang dilakukan setelah tes.

D= Refleksi : Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari berbagai

informasi dan tindakan.

(22)

Sesuai dengan judul penelitian dalam PTK ini maka subyek penelitian ini adalah siswa

kelas IV SD Negeri 2 Margamulya kecamatan jatiagung Kabupaten Lampung Selatan

tahun pelajaran 2011/2012.

C.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

2.Waktu penelitian

Lama waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah 10 pertemuan dalam 3 siklus

dan dalam setiap minggu dilakukan 2 pertemuan maka penelitian ini membutuhkan

waktu 5 minggu.

D.Instrumen Penilaian

Instrumen ini yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya

(Tabel 1). Alat ini berupa indikator–indikator dari penilaian gerak dasar servis sepak

takraw (Roji,2004;15). Jika siswa memenuhi setiap aspek pada pelaksanaan pembelajaran di atas

maka siswa mendapatkan nilai 1 – 3 dengan keterangan sebagai berikut.

1 : Kurang (apabila satu item penilaian benar sedang yang lain salah/bola tersepak

(23)

2 : Sedang (apabila nilai benarnya lebih banyak dari nilai salahnya/bola tersepak dan

masuk tapi menyentuh net).

3 : Baik (apabila semua item penilaian benar/bola tersepak sempurna dan masuk pada

sasaran yang tepat).

Tabel 1. Format penilaian gerak dasar servis sepak takraw

Tahap Kriteria penilaian Nilai

1 2 3

Persiapan Berdiri dengan lutut kiri di depan ditekuk, kaki kanan di belakang lurus badan agak condong ke depan.

Tangan kiri diluruskan ke depan meminta lambungan bola takraw modifikasi dari teman yang bertugas melambungkan yang akan disepak, sementara tangan kanan rileks di samping badan.

Pandangan mata tertuju pada arah lemparan bola dari pelambung bola (apit) yang hendak disepak.

Pelaksanaan Dengan ayunan kaki yang sudah dikunci pada persendian lututnya mengarah ke bola yang akan dilepas oleh tangan seorang apit, sementara berat badannya berangsur akan berpindah 100% ke kaki kiri (tumpu).

Saat perkenaan kaki ke bola badan agak diangkat posisi kaki kiri jinjit kaki kanan terangkat menghampiri bola yang dilepas dari tangan sang apit dengan lutut bengkok terkunci persendiannya.

Pandangan mata tertuju pada bola sambil mengatur persentuhan bola dengan kaki kanannya.

Sikap akhir Kaki kanan diturunkan di depan kaki kiri dengan lutut tetap ditekuk sedang kaki kiri dalam posisi lurus, kedua tangan rileks di samping badan sebagai gerak lanjutan

(24)

(ikutan).

Bola tersepak dan melewati diatas net dan masuk pada area lapangan lawan (sasaran yang tepat).

Pandangan mata tertuju pada sasaran jatuhnya bola,kemudian dengan sikap akhir badan kembali berdiri tegak.

Jumlah

Adopsi dari Surisman (permainan sepak takraw 2011:78) 1 : kurang

2 : cukup 3 : baik

E.Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sampai tiga siklus(10 pertemuan) dan

setiap siklus mempunyai kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan dan apabila dalam

siklus ke-2 telah mencapai KKM maka tindakan akan dihentikan. Dalam pelaksanaannya,

setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.

1. Siklus Pertama

a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup;

2) Menyiapkan alat-alat (bola yang dibuat dari kertas)dan net yang tingginya 125 cm,

untuk proses pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi

tindakan;

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera);

4) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sepak takraw khususnya

Servis dalam sepak takraw.

(25)

1) Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bolayang dimodifikasidan siswa terbagi

dengan merata setiap barisnya;

2) Menunjukkan dan menjelaskan pentingya proses kaki, tangan, perkenaan bola,

gerakan badan dalam keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takrawdari tahap

persiapan, eksekusi/ pelaksanaan dan gerakan lanjutan;

3) Setelah melihat dan dijelaskan bagaimana gerakan dasar servis dalam sepak

takrawyang benar kemudian siswa memperagakan gerak tersebut sebanayk 30-50 kali

pengulangan sesuai petunjuk yang sudah diperlihatkan menggunakan bola dari kertas

yang sudah disiapkan;

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang

dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan yang salah dengan berpedoman pada

petunjuk yang sudah diberikan.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan

kemudian dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

1) Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan ;

2) Diskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

2. Siklus kedua

a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup;

2) Menyiapkan alat-alatbola plastik dan net yang tingginya 135 cm, untuk proses

(26)

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera);

4) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sepak takraw khususnya

Servis dalam sepak takraw

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bolayang dimodifikasidan siswa terbagi

dengan merata setiap barisnya;

2) Menunjukkan dan menjelaskan pentingya proses kaki, tangan, perkenaan bola,

gerakan badan dalam keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takrawdari tahap

persiapan, eksekusi/ pelaksanaan dan gerakan lanjutan;

3) Setelah melihat dan dijelaskan bagaimana gerakan dasar servis dalam sepak takraw

yang benar kemudian siswa memperagakan gerak tersebut sebanayk 30-50 kali

pengulangan sesuai petunjuk yang sudah diperlihatkan menggunakan bola dari kertas

yang sudah disiapkan;

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang

dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan yang salah dengan berpedoman pada

petunjuk yang sudah diberikan

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan

dinilai atau dievaluasi.

d. Refleksi

(27)

2) Diskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

3.Siklus ketiga

a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang

dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup;

2) Menyiapkan alat-alatbola plastik yang diisi dengan busa dan net yang tingginya 152

cm, untuk proses pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi

tindakan;

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera);

4) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sepak takraw khususnya

Servis dalam sepak takraw

b. Tindakan

1) Membariskan siswa sesuai dengan jumlah bola untuk pembelajaran;

2) Siswa melakukan menimang dengan bola takraw yang digantung kemudian

melakukan gerakan yang benar;

3) Setiap siswa menimang sebanyak-banyaknya dalam waktu 1 menit secara bergantian

dengan bola takraw yang digantung;

4) Diberikan pengulangan gerakan menimang secara berurutan.

b. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan

dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.

(28)

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes permainan sepak takraw menimang

didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari tindakan disetiap siklus, selanjutnya data dianalisis melalui

tabulasi, presentasi dan normative (Subagyo 1991;107 dalam Surisman 1997). Untuk

melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus sebagai berikut:

= 100%

Keterangan :

P : Presentasi keberhasilan

(29)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat modifikasi bola yang dibuat dari kertas dan net yang dibuat dengan ketinggian 125 cm pada siklus pertama dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw siswa Kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

2. Dengan penggunaan alat modifikasi alat pada siklus kedua yaitu dengan

menggunakan modifikasi bola yang dibuat dari plastik dan net yang dibuat dengan ketinggian 135 cm pada siklus kedua dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

3. Dengan penggunaan modifikasi bola yang dibuat dari plastik dan diisi busa dan net yang dibuat dengan ketinggian 152 cmpada siklus ketiga dapat meningkatkan

keterampilan gerak dasar servis dalam sepak takraw pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

B.Saran- Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan bentuk inovasi pembelajaran gerak dasar servis dalam sepak takraw. 2. Untuk siswa Kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan agar

(30)
(31)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

ABU BAKAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(32)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

ABU BAKAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUI MODIFIKASI PADA SISWA

(33)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Penelitian Kaji Tindak... 21 2. Diagram Batang rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapat Nilai ≥ RK dan< RK

GerakDasarServisDalamSepakTakraw ... 34

3. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang Mendapat Nilai ≥

(34)

DAFTAR ISI

A. Pengertian Pendidikan Jasmani... 8

B. Pengertian Pembelajaran ... 10

C. Gerak Dasar ... 11

D. Keterampilan Gerak Dominan ... 12

E. Hakekat Modifikasi ... 16

F. Pengertian Sepak Takraw ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 20

(35)

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Armelia F. 6 2008. Pembelajaran Senam. Direktorat Jendral Olahraga : Jakarta

Drs. Roji. (2004). Bukupendidikanjasmanidankesehatansmp.Jakarta: PT. GloraAngkasaPratama. Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar.PT. BumiAksara. Jakarta PembukaanUndang – UndangDasarRepublik Indonesia 1945.

HusdartadanSaputra. 2002. Adopsi dari Skripsi Pepi Rosita Ria. Efektifitas

Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Penggunaan Alat Bantu pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

KurikulumPendidikanRepublik Indonesia ( 2004 : 1 )

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK

Nizar Alam Hamdani dan H. Dodi Hermana 2008. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi.PT Rineka Cipta. Jakarta.

SuparmanEddy (1996 : 61). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK

Surisman, 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran.Universitas lampung.

UU RI No 20 tahun 2003.SistemPendidikanNasional.

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

(37)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUIMODIFIKASI PADASISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Abu Bakar

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013078001

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Pembimbing

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. Drs.

Baharrudin, M.Pd.

NIP 19620808 198901 1 001 NIP

(38)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd.

…………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(39)
(40)

MOTTO

“ Bakat hanya satu persen dalam hidup,, selebihnya adalah

tekun ...

( Simer)

”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

(41)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Abu Bakar

NPM : 1013078001

Tempat tanggal lahir : Sleman, 06November 1960

Alamat : Margamulya Jatiagung Lampung Selatan.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN

GERAKDASAR SERVIS SEPAK TAKRAW MELALUIMODIFIKASI PADASISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAMULYA JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3Januari s.d 3 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan

terimakasih.

Bandar Lampung, 10 Mey2012

(42)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah

yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil

mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Istri tercinta , yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Kang Mas, Anak-anak kuTerkasih yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya

terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(43)
(44)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta tepatnya di Kabupaten Sleman Pada tanggan 06 Bulan November tahun 1960, sebagai putra kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Muhtarom (Alm) dan Ibu Siti Ruqoyah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada Sekolah Dasar Negeri 1 Margadadi tahun 1973. Pendidikan menengah pada Sekolah Menengah Pertama Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI) Margadadi tahun 1980, sedang pendidikan tingkat atasnya pada Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Tanjung Karang tahun 1983.

Pada tahun 1984 penulis diterima sebagai pegawai negeri menjadi guru olahraga di SD Negeri 2 Margamulya sampai sekarang.

Dua tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil tepatnya pada tanggal 05 Mey 1986 penulis menikah dengan seorang gadis dari Desa Margomulyo yang bernama Madinem, dan dari pernikahan itu penulis diberi amanat 3 orang anak 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki.

Pada tahun 1998, Penulis menyelesaikan program pendidikan Diploma II Penjas kes

Universitas Terbuka. Dan pada tahun 2010 Penulis menjadi mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani dan

(45)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Meningkatkan kemampuan Gerak Dasar Servis Takraw Melalui

Modifikasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan Tahun Ajaran 2011/2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan yang telah memberikan izin

untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas IVSDN 2 Margamulya Jatiagung Lampung Selatan tahun pelajaran

2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2001 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1

secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

(46)

Gambar

Gambar 1. Siklus penelitian kaji tindak Depdikbud (1999)
Tabel 1. Format penilaian gerak dasar servis sepak takraw

Referensi

Dokumen terkait

Then we prove some regularity results, in the sense of Sobolev or H¨older spaces (see Theorems 5, 6), when the coefficients are more regular, as well as the generalization of all

Untuk mengetahui kualitas penguasaan teknik dasar permainan sepakbola anak usia 11-13 tahun di SSB Locomotive dari Kota Bandung dan SSB Panama dari Kota Cimahi, maka

Penelitian yang dilakukan oleh Salamina, Program studi komunikasi Islam dengan judul “ Komunikasi Politik Gerakan Aceh Merdeka dalam Membangun Ideologi Masyarakat di Kabupaten Aceh

Syarat lafal (ikrar) yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya jaminan serta pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pelunasan hutang dan jaminan ini tidak

This study aims at identifying the types of swearing words used by all characters in Blood Father Movie and the factors contribute to those swearing.. It is a

Penelitian yang bertujuan untuk, (1) mengevaluasi perbedaan penggunaan mulsa jerami dan pola tanam tumpangsari terhadap pertumbuhan gulma, (2) mengetahui penggunaan mulsa jerami

(2010), Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah / Madrasah dalam Artikulasi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah.. Yogyakarta:

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan