• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN

MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

HETDY SITIO

NIM. 8136172038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Hetdy Sitio. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi pada Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan kreativitas Matematik Siswa Smp. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan tingkat ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah; (2) mendeskripsikan tingkat ketuntasan dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah; (3) mendeskripsikan tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkan masalah; (4) mendeskripsikan aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah dan (5) mendeskripsikan respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran berdasarkan masalah. Jenis penelitian ini adalah pengembangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 1 Siantar, dan sampelnya dipilih secara acak dengan VII-1 dan VII-2 yang masing- masing berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes komunikasi matematik siswa yang berbentuk uraian. Instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validasi serta memiliki koefisien realibilitas 0,835. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat ketuntasan belajar siswa diperoleh dari hasil daya serap siswa secara klasikal sebesar 88,57%; (2) tingkat ketuntasan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah yaitu secara klasikal sebesar 85,71% sedangkan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada ujicoba I yaitu 2,76 meningkat menjadi 3,06 pada ujicoba II. Aspek kemampuan komunikasi matematis yang paling tinggi peningkatannya adalah pada aspek menggambar; (3) tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkan masalah sudah dapat dikatakan efektif, sebab rata-rata kemapuan guru mengelola telah mencapai kriteria minimal; (4) aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah sudah berada pada kriteria batasan keefektifan pembelajaran; dan (5) respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran berdasarkan masalah sudah menunjukkan respon yang positip.Peneliti menyarankan agar pembelajaran berbasis masalah menjadi alternatif bagi guru dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

(7)

ii ABSTRACT

Hetdy Sitio . Development of Authentic Learning and Assessment Tools Through Problem Based Learning to Increase Mathematical creativityt Ability and Creativity Students Through Problem Based Learning in The Linear Equations and Inequalities of One Variabels in VII SMP Negeri 1 Siantar. Thesis. Programs Postgraduate Mathematics Education State University of Medan, 2014.

The aims of this research is : (1) describe the level of mastery learning students with problem-based learning, (2) describe the level of mastery learning and increasing students’ mathematical communication ability with problem-based learning, (3) describe the level of ability of teachers in managing with problem-based learning, (4) describe students’ activity during the learing process with problem-based learning, and (5) describe students’ response to the component during problem-based learning. This research is development research. The population of this research are all of students in SMP N 1 Siantar, and the sample chosen is random with VII - 1 and VII – 2 with 35 students for each class. The instrument used consisted of a test mathematical communication ability of student in description form. The instrumen has been declared eligible validation and had coefisien reability 0,835. The results of this research shown that : (1)the level of students’ mastery learning obtained from the the absorption of students in the classical is 88,57 %, (2) the level of students’ mastery learning mathematical communication ability in the classical is 85,71% while the increasing of students’ mathematiucal communication abilityin first trial 2,76 increase to 3,06 in the second trial. The most increasing aspect from mathematical communication ability is drawing, (3) the level of ability of teachers in managing during the learing prosecc was efective, because the average level of teacher’s ability in managing has reach the minimum criteria, (4) students’ activity during learing process with problem based learning has on efektive criteria, and (5) students’ response to the component during problem-based learning has a positive respons. The research suggests to use problem based learning as the alternative way for teacher to increase students mathematical communication abilites.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan kasihNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul: ” Pengembangan Perangkat Pembelajaran matematika berorientasi pada model pembelajaran berdasarkan masalah untuk meningkatkan kreativitas matematik siswa smp” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitiaan ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan pelajaran matematika dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Dr.Martua Manullang, M.Pd dan Bapak Prof. Dr.Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.

(9)

3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis. Serta Bapak Dapot Tua Manullang selaku staf pada program studi pendidikan matematika Pascasarjana UNIMED yang telah membantu dan melayani dengan baik dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan berkas penyelesaian tesis.

4. Direktur, Asisten I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.

5. Ibu Syafrida purba, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Siantar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan, staf tata usaha, serta guru pelajaran matematika Bapak Riduan Sinaga, S.Pd yang bersedia membantu dalam proses penelitian. 6. Ayahanda J.Sitio (+), Ibunda B. Br.Manurung,Suami, serta anak saya

Anastasya Tesalonika Amabarita,keluarga Mertua saya, yang telah memberikan rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan moril maupun materi sejak sebelum kuliah, dalam perkuliahaan hingga menyelesaikan pendidikan ini.

(10)

8. Pihak –pihak yang belum tersebutkan dan mungkin terlewatkan saya mohon maaf

Diatas segalanya penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam tesis ini, dan dengan tangan terbuka penulis menerima segala masukan dan saran untuk perbaikan terhadap dunia pendidikan kita.

Medan, Juli 2015

(11)

xiiii

1.2 Identifikasi masalah ... 14

1.3 Batasan Masalah ... 14

1.4 Rumusan Masalah ... 15

1.5 Tujuan Penelitian ... 16

1.6 Manfaat Penelitian ... 16

1.7 Asumsi dan Keterbatasan ... 17

1.8 Defenisi Operasional ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 21

2.2 Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 28

2.3 Ciri Utama Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 29

2.4 Tahapan-tahapan pembelajaran berdasarkan masalah ... 30

2.5 Keunggulan dan Kesulitan Model Pembelajaran Bedasarkan Masalah ... 32

2.6 Teori-teoti belajar yang relevan ... 33

2.7 Aktivitas Belajar Siswa ... 41

2.8 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 44

2.9 Perangkat Pembelajaran ... 46

(12)

xiiii

2.11 Model Thiagarajan, dkk... 50

2.12 Hasil Penelitian yang relevan ... 58

2.13 Materi Segiempat... 58

3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian ... 72

3.5 Teknik Analisa Data ... 97

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 109

4.1.1 Deskripsi hasil tahap pedefinisian ... 109

4.1.2 Deskripsi hasil tahap perancangan ... 116

4.1.3 Deskripsi hasil tahap pengembangan ... 117

4.1.4 Uji Coba I ... 127

4.1.5 Hasil Uji Coba II ... 158

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 177

4.2.1 Data Hasil Ketuntasan Belajar Siswa ... 177

4.2.2 Data Hasil Ketuntasan Kreativitas Matematis ... 178

4.2.3 Data Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 179

4.2.4 Data Hasil Aktivitas Siswa ... 181

4.2.5 Data Hasil Respon terhadap pembelajaran ... 182

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 183

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 185

5.2 Saran ... 186

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 34

2.2 Indikator Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 49

3.1 Kisi-kisi Tes Kreativitas Matematik ... 93

3.2 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Matematik ... 93

3.3 Kriteria Tingkat Kevalidan ... 99

3.4 Format Perhitungan Validasi ... 100

3.5 Tingkat Penguasaan Siswa ... 104

3.6. Keefektifan Aktivitas Siswa………105

3.7 T^ingkat Penguasaan Siswa ... 107

4.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...118

4.2 Revisi Rencana Pembelajaran………...120

4.3 Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa………...120

4.4 Revisi Las Berdasarkan Hasil Validasi………... 122

4.5 Hasil Validasi Buku Petunjuk Guru……….123

4.6 Revisi Buku petunjuk Guru………..124

4.7 Hasil Validasi Buku Ajar Siswa………... 125

4.8 Hasil Validasi Tes Kreativitas Matematik………127

4.10 Deskripsi Hasil tes Kreativitas Matematik………....128

4.11 Tingkat Pencapaian Tes Kreativitas matematik siswa Pada hasil Pretes uji Coba I………129

4.12 Hasil Postes Tes Kreativitas Matematik Siswa Pada Uji coba I………… 130

4.13 Tingkat Ketuntasan Kreativitas Matematik Siswa Pada Uji Coba I……….132

4.14 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada Uji Coba I………134

4.15 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ( Uji Coba 1)………140

4.16 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap pembelajaran Pada Uji Coba I……141

4.17 Tingkat Daya Serap Siswa Pada Uji Coba 2……….159

4.18 Tingkat Ketuntasan Daya Serap Siswa ………161

4.19 Deskripsi hasil Tes Kreativitas Matematika………..162

4.20 Tingkat Pencapaian Tes Kreativitas Matematik Siswa Pada Hasil Pretes Uji Coba II……….163

(14)
(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Soal Matematika ... 11

1.2 Pola jawaban Siswa... 11

1.3 Pola Jawaban Siswa...11

1.4 Pola Jawaban Siswa………...12

2.1 Tahap Pendefenisian Dalam Model 4-D………...52

2.2 Tahap Pendefenisian dalam Model 4-D... 53

2.3 Tahap Pendefenisian dalam Model 4-D... 54

2.4 Tahap Pendefenisian dalam Model 4-D... … 55

3.1 Bagan pengembangan perangkat pembelajaran Mode 4-D……….74

3.2 Konsep Segi Empat………..78

3.3 Bagan Rancangan Penelitian dengan Pretest-postes Group Design………88

4.1 Konsep Bangun Datar……….112

4.2 Tingkat pencapaian Kreativitas Matematik Pada Hasil Postes Uji coba I .131 4.5 Nilai Kemampuan Guru mengelola pembelajaran………136

4.6 Tingkat Daya Serap Siswa Terhadap Proses pembelajaran Pada UjiCobaI 160 4.7 Tingkat Ketuntasan Daya Serap siwa Pada Uji Coba I……… 161

4.8 Tingkat pencapaian Kreativitas Matematik Pada hasil Postes Uji Coba II...165

4.9 Persentase Ketuntasan Kreativitas Matematik siswa Pada Hasil Pretes Dan Postes Uji Coba II………..166

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A RPP...188

Lampiran B LAS... 219

Lampiran C BUKU PETUNJUK GURU...244

Lampiran D BUKU AJAR SISWA………...270

Lampiran E INSTRUMEN………...289

Lampiran F LEMBAR VALIDASI DAN OBSERVASI………..305

Lampiran G HASIL PENELITIAN………327

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak abad 21 (abad pertengahan) dunia memasuki era globalisasi sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK). Untuk itu sangat dituntut agar setiap orang dapat menguasai IPTEK dan beradaptasi dengan keadaannya. Hal ini berarti sumber daya manusia tersebut harus mempunyai mutu yang tinggi dan memiliki kemampuan komparatif, inovatif, kompetitif dan mampu berkolaboratif sehingga lebih mudah menyerap informasi baru, mempunyai kemampuan yang handal dalam beradaptasi untuk menghadapi perubahan zaman yang semakin cepat.

Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai. Perubahan dalam tujuan pendidikan selanjutnya diimplementasikan terhadap kurikulum yang berlaku. Mulyasa (2013 : 4) menyatakan bahwa :

(18)

2

Kurikulum tahun 2013 yang mengusung paradigma belajar abad 21, diharapkan dapat membantu siswa untuk melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang diperoleh atau diketahuinya yang merupakan tujuan pendidikan nasional, yakni jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selain itu siswa diharapkan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mewujudkan terciptanya masyarakat belajar (learning society), dimana setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan pendidikan (education for all) dan menjadi pembelajaran seumur hidup (longlife education). Hasbullah (2011 : 125) menyebutkan bahwa : “Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat“.

(19)

3

yang dikeluarkan oleh pemerintah.Mulyasa (2013 :10 ) mengatakan sebagai berikut :

Keberhasilan kurikulum 2013 dapat diketahui dari perwuudan indikator Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam pribadi peserta didik secara utuh.Kata utuh perlu ditekankan,karena hasil pendidikan sebagai output dari setiap satuan pendidikan belum menunjukkan keutuhan tersebut.Bahkan dapat dikatakan bahwa lulusan-lulusan dari setiap satuan pendidikan tersebut baru menunjukkan SKL pada permukaannya saja atau hanya kulitnya saja.Kondisi ini juga boleh disebabkan karena alat ukur atau penilaian keberhasilan peserta didik dari setiap satuan pendidikan hanya menilai permukaannya saja,sehingga hasil penilaian tersebut belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu yakni penilaian otentik.

(20)

4

guru untuk mempersiapkan rencana pembelajaran yang tepat dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas terkait dengan keprofesionalan guru sebagai tenaga pendidik, mengharuskan guru untuk mengembangkan kemampuan diri baik dari segi ilmu maupun kemampuan pedagogiknya. Menurut Kemendikbud (2014: 31) beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk pengembangan diri antara lain :

(1)penyusunan RPP, program kerja, dan/atau perencanaan pendidikan; (2) penyusunan kurikulum dan bahan ajar; (3) pengembangan metodologi mengajar; (4) penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik; (5) Penggunaan dan pengembangan teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam pembelajaran ; dan (6) inovasi proses pembelajaran.

Sejalan dengan Kurikulum di era 2000-an yakni KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004, KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006, dan kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis pada kompetensi dengan pembelajaran yang kontruktivistik. Keterlaksanaan kurikulum berbasis kompetensi sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, yakni pengembangan silabus, buku ajar, sumber dan media pembelajaran, model pembelajaran, instrumen asesmen, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (Akbar, 2013: 2).

(21)

5

Permasalahan perangkat pembelajaran yang digunakan guru di sekolah yaitu (1) banyak indikator dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru masih cenderung pada kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotor yang rendah, (2) bahan ajar yang digunakan guru masih cenderung kognitivistik, (3) pemanfaatan sumber dan media yang masih kurang, (4) model pembelajaran konvensional yang banyak diterapkan guru sehingga kurang memicu keaktifan siswa, dan (5) penilaian proses juga kurang berjalan optimal karena keterbatasan kemampuan mengembangkan instrument asesmen.

Buku teks sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang digunakan terkadang tidak sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan guru. Kesesuaian antara buku teks dengan model pembelajaran yang digunakan akan lebih meningkatkan efektivitas pembelajaran yang dilakukan guru.Senada Imas Kurniasih (2013 : 2) menyatakan bahwa :

“Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri atau secara

(22)

6

matematika yang optimal. Dengan kata lain, guru sebagai perancang dan pengelolah pembelajaran harus mampu merencanakan pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami siswa, dan dapat mengaktifkan siswa sehingga matematika semakin disenangi siswa.

Didalam proses belajar mengajar lembar aktivitas siswa(LAS) juga tidak kalah penting diperhatikan.Walaupun banyak sekali lembar aktivitas siswa (LAS) yang diperjual belikan di pasaran, tetap saja guru harus mempertimbangkan dengan bijak, lembar aktivitas siswa (LAS) mana yang seharusnya digunakan. Penilaian yang ada pada beberapa lembar aktivitas siswa (LAS) hanya merupakan pemberian pemahaman terhadap materi, bukanlah bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Jadi dengan kata lain lembar aktivitas siswa (LAS) tersebut hanyalah bentuk lain dari buku teks atau modul. Lembar aktivitas siswa (LAS) seharusnya memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan kreativitas matematik siswa dalam upaya membentuk kemampuan dasar sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Untuk mencapai tujuan di atas perlu adanya model pembelajaran yang bisa mengatasi masalah pendidikan yang telah diungkapkan di atas,Panel (dalam Ngalim 2009 : 8) menyatakan bahwa :

“Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran.Tanpa pengukuran tidak

(23)

7

pengetahuan, dapat membuat siswa mandiri dalam belajar, dapat meningkatkan interaksi siswa, dapat melatih siswa untuk mengkomunikasikan idenya dan dapat meningkatkan pengetahuan siswa memecahkan masalah. Dengan ciri-ciri yang dimiliki tersebut diharapkan model pembelajaran itu akan berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa. Sesuai dengan pendapat Nur (dalam Trianto : 96) menyatakan bahwa: “Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir,pemecahan masalah,dan keterampilan intelektual ; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan memberi pembelajaran yang otonom dan mandiri”.

Dari pemaparan fakta ini, rendahnya kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan menjadi paradigma bahwa perangkat pembelajaran adalah kumpulan berkas-berkas dalam memenuhi kelengkapan administrasi di sekolah. Guru belum memanfaatkan perangkat pembelajaran dengan semestinya. Bahkan, menurut Akbar (2013: 3) dari hasil KKG (Kelompok Keja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang seragam antara satu dengan sekolah lain, guru cenderung hanya sekedar

copy paste perangkat pembelajaran mulai silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), format penilaian, dan lain sebagainya, walaupun kondisi dan kemampuan siswa yang diajarkan di setiap sekolah berbeda-beda.

(24)

8

dalam kelas. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pembelajaran telah disajikan, indikator-indikator apa sajakah yang ingin dicapai, hingga bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh guru. Selain itu, perangkat pembelajaran juga bertujuan membantu para siswa untuk mengikuti proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil survey TIMSS pada tahun 2007, Indonesia menempati urutan ke 36 dari 49 negara dengan skor rata 411, berada di bawah skor rata-rata internasionl 500. Sementara, pada tahun 2011, peringkat Indonesia semakin menurun, yaitu urutan ke 38 dari 42 negara dengan skor rata-rat adalah 386, berada dibawah skor rata-rata internasional 500. Bila di tinjau dari survey PISA tahun 2009, yang diumumkan pada Desember 2011, Indonesia menempati peringkat ke 61 dari 65 negara yang disurvey dengan skor rata-rata kemampuan matatika siswa Indonesia yaitu 371. Skor tersebut masih berada di bawah skor internasioanl 496. Pada survey tersebut kreativits siswa dalam menyelesaikan masalah termasuk dalam aspek yang diukur. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di Indonesia masih belum berhasil.

(25)

9

“kreativitas adalah orisinalitas artinya bahwa produk,proses atau orangnya mampu

menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain”.Guru matematika juga biasanya berfikir bahwa hanya logika yang paling utama diperlukan dalam matematika dan bahwa kreativitas tidak penting dalam belajar matematika.Padahal di lain pihak seorang matematikawan yang megembangkan produk atau hasil baru tidak dapat diabaikan potensi kreatifnya.

(26)

10

Terdapat lima karakteristik PBM yang dikemukan Arends (dalam Trianto, 2011:93) yakni : (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah; (2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin; (3) Penyelidikan autentik; (4) Menghasilkan produk dan memamerkannya; dan (5) Kolaborasi. Kelima karakteristik ini diharapkan dapat membantu siswa untuk berpikir kritis, berpikir kreatif, membantu siswa memproses informasi yang telah dimiliki, dan membantu siswa membangun serta menemukan sendiri pengetahuan tentang dunia sosial dan fisik di sekelilingnya.

Masalah yang diajukan dalam PBM bersifat terbuka. Artinya, jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, model PBM ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkapa untuk meemcahkan masaah yang dihadapi. Tujuan utama dari model PBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.

(27)

11 Contoh Soal:

Hitung luas dan keliling bangun datar di bawah ini !

(28)

12

Kesalahan siswa pada gambar 1.2 dan 1.3 adalah tidak mampu untuk merencanakan penyelesaian masalah. Hal ini terlihat dari kesalahan siswa dalam menentukan konsep keliling dengan luas. Seharusnya, untuk menentukan luas dan keliling bangun datar tersebut kita bagi menjadi dua bangun datar agar mudah menghitungnya. Sementara para siswa langsung menghitung tanpa membagi terlebih dahulu bangun datar tersebut.

Dari 36 siswa, ada 14 (38,89%) siswa yang menjawab dengan jawaban

Pada gambar 1.4 Siswa sudah mampu membagi bangun datar tersebut terlebih dahulu dan menyelesaikan hingga jawaban terakhir tetapi siswa tersebut belum mampu menunjukkan penyelesaian

yang berbeda dengan jawaban atau hasil yang sama.

Dilihat dari cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa ternyata siswa masih belum mampu untuk mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Dari sisi flexibility siswa tidak mampu menghasilkan bermacam pendekatan untuk menyelesaikan soal, dari sisi fluency siswa masih belum mampu untuk menguraikan bentuk bangun datar tersebu dari sisi novelty

(29)

13

siswa belum mampu menyelesaikan sama sekali soal tersebut dan tidak mampu untuk mengeluarkan pendapatnya.

Padahal pada dasarnya untuk menjawab soal tersebut dibutuhkan kreativitas siswa karena dalam penyelesaian soal tersebut dibutuhkan komponen kreativitas seperti yang disebutkan oleh .Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan”.

Hal yang penting mengenai kreativitas bukanlah penemuan tentang sesuatu yang baru bagi orang lain (yang belum pernah dikenal sebelumnya) melainkan hasil dari kreativitas tersebut merupakan hal yang baru bagi diri siswa itu sendiri bukannya hal yang baru bagi orang lain atau sekitarnya. Proses belajar mengajar yang berlangsung selama ini di dalam kelas lebih sering menggunakan algoritma (langkah-langkah) penyelesaian yang dicontohkan oleh guru sehingga sering juga terjadi jika soal tersebut dirubah sedikit maka siswa bingung dalam menyelesaikannya. Sebaiknya cara mengajar guru yang lebih sering menggunakan algoritma penyelesaian diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengadakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran matematika berorientasi pada model pembelajaran berdasarkan masalah untuk

(30)

14 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, dapat dilakukan identifikasi masalah :

1. Kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika rendah. 2. Rendahnya hasil belajar matematika rendah.

3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika masih rendah. 4. Banyak buku teks yang hanya berisikan konsep-konsep seperti teorema dan

rumus-rumus yang tidak bermakna bagi siswa.

5. Sebagian besar kemampuan guru mengelola pembelajaran belum sesuai dengan harapan.

6. Aktivitas aktif siswa dalam belajar masih rendah. 7. Respon siswa terhadap matematika masih rendah.

8. Strategi pembelajaran matematika kurang relepan dengan tujuan pembelajaran.

9. Siswa belum mampu mengaplikasikan pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari.

10. Pembelajaran matematika di sekolah-sekolah saat ini masih cenderung menerapkan pembelajaran konvensional.

1.3 Batasan Masalah

(31)

15

teridentifikasi diatas merupakan masalah yang cukup luas dan kompleks,agar penelitian ini lebih terfokus dan mencapai tujuan maka penulis membatasi masalah pada pengembangan perangkat pembelajaran matematika berorientasi pada model pembelajaran berdasarkan masalah untuk meningkatkan kreativitas matematik siswa smp.Perangkat pembelajaran tersebut mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP),Buku Petunjuk Guru (BPG),Buku Ajar Siswa(BAS).Lembar Aktivitas Siswa(LAS),Lembar Tes Kreativitas Matematik (TKM)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah utama dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana produk pengembangan perangkat pembelajaran yang valid dan efektif dalam penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan bangun datar segi empat.

2. Bagaimana kreativitas matematik siswa menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan melalui penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah?

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, keefektifan pembelajaran dapat diukur melalui beberapa pertanyaan penelitian sebagai beriku

1. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran masalah 2. Bagaimana peningkatan kreativitas matematik siswa dalam pembelajaran

(32)

16

3. Bagaimana tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkan masalah

4. Bagaimana aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah

5. Bagaimana respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran berdasarkan masalah

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan tingkat ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah.

2. Mendeskripsikan peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah.

3. Mendeskripsikan tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkan masalah.

4. Mendeskripsikan aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah.

5. Mendeskripsikan respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran berdasarkan masalah

1.6 Manfaat Penelitian

(33)

17

1. Sebagai masukan kepada guru-guru tentang alternatif pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

2. Sebagai masukan bagi segenap pembaca dan pemerhati yang perduli pada peningkatan mutu pendidikan khususnya mutu pendidikan matematika.

1.7Asumsi dan Keterbatasan 1.7.1 Asumsi :

a. Siswa mengerjakan tes hasil belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga hasil tes mencerminkan kemampuan kreativitas siswa yang sebenarnya.

b. Siswa mengisi angket respon siswa dengan jujur, sehingga hasil angket mencerminkan tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

c. Para validator memberi penilaian dengan objektif, sehingga hasil validasi mencerminkan kualitas perangkat dan instrument berdasarkan teori yang digunakan.

d. Pengamat benar-benar mengamati dan mengisi data dengan sesungguhnya sehingga data pengamatan menunjukkan kondisi lapangan sesungguhnya.

(34)

18 1.7.2 Keterbatasan

Dalam penelitian ini, subjek penelitian terbatas pada satu sekolah saja yaitu sekolah SMP Negeri 1 Siantar yang menjadi populasi penelitian dan terbatas pada pokok bangun datar segi empat.

1.8 Definisi Operasional

1. Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model pembelajaran yang dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, masalah tersebut siswa belajar ketrampilan-ketrampilan yang lebih mendasar dengan berorientasi siswa terhadap masalah; mengorganisasi siswa untuk belajar; membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; mengembangkan dan menyajikan hasil karya; menganalisis dan mengevaluasi.

2. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan alat pendukung (rencana pembelajaran, buku siswa, lembar aktivitas siswa, kreativitas siswa) yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran.

(35)

19

internal), dan dalam pelaksanaan ujicoba perangkat memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu : (a) aktifitas aktif siswa selama pembelajran sesuai dengan batas toleransi waktu ideal; (b) kemampuan guru mengelola pembelajaran minimal cukup dan (c) siswa memberikan respon yang positif terhadap komponen-komponen perangkat pembelajaran (d) tes hasil belajar valid.

4. Keefektifan Pembelajaran merupakan standar kompetensi yang diterapkan dari indikator-indikator, yang ditunjukkan dengan i) ketuntasan belajar siswa secara klasikal, ii) aktivitas aktif siswa selama kegiatan belajar memenuhi kriteria toleransi waktu ideal yang ditetapkan iii) kemampuan guru mengelolah pembelajarn minimal berada pada kategori cukup baik iv) respon siswa yang positip terhadap komponen-komponen perangkat pembelajarn dan kegiatan peembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif jika tiga dari empat indikator tersebut terpenuhi dengan syarat indikator pertama harus dipenuhi.

(36)

20

6. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran, meliputi: mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman, membaca/memahami masalah, menyelesaikan masalah/menemukan cara dan jawaban masalah , berdiskusi/bertanya kepada teman/guru, menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur dan perilaku yang tidak relevan dengan pembelajaran seperti : percakapan diluar pelajaran,berjalan-jalan diluar kelompok, mengerjakan sesuatu topik diluar pembelajara dan lain-lain.

7. Kemampuan guru mengelolah pembelajaran adalah kualitas guru dalam melaksanakan setiap tahap-tahap pembelajaran berdasarkan masalah menggunakan perangkat pembelajaran. Kemampuan ini diukur dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan guru. 8. Respon siswa adalah pendapat senang-tidak senang, baru-tidak baru,

(37)

142

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Efektifitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah,disimpulkan pada (i) kreativitas matematik siswa memperoleh persentase 88,57 % (ii) Kadar aktifitas aktif siswa memenuhi kriteria toleransi waktu ideal yang ditetapkan (iii) Kemampuan guru mengelola pembelajaran berada pada kriteria baik (iv) Respon siswa terhadap komponen-komponen perangkat pembelajaran dan kegiatan pembelajaran adalah positif.

2. Peningkatan kreativitas matematik siswa menggunakan perangkat pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan bangun datar segi empat adalah dari persentase pencapaian kreativitas matematik pada uji coba I sebesar 60 % meningkat menjadi pada uji coba II 88,57 %.

3. Kadar aktifitas aktif siswa pada uji coba 1 terdapat aktif siswa yang belum memenuhi kriteria toleransiwaktu ideal yang ditetapkan sedangkan pada ujicoba II seluruh aktifitas aktif siswa telah memenuhi kriteria toleransi waktu ideal yang ditetapkan.

(38)

143

5. Respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran berdasarkan masalah sudah menunjukkan respon yang positif.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah yang diterapkan dengan kegiatan pembelajaran memberikan beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan ini baru sampai tahap pengembangan, belum diimplementasikan secara luas disekolah-sekolah. Untuk mengetahui perangkat pembelajaran berdasarkan model pembelajaran berdasarkan masalah yang efektif dan valid dalam berbagai materi pokok bahasan pelajaran matematik dan mata pelajaran lain yang sesuai, disarankan para guru dan peneliti untuk mengimplementasikan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran berdasrkan masalah ini pada ruang lingkup yang lebih luas di sekolah-sekolah.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Bandung: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bandung, Bumi Aksara____________ 2001. Instruction to Teach. Fifth Edition. New York: McGraw Hill Companies

____________ 2001. Instruction to Teach. Fifth Edition. New York: McGraw Hill Companies

Arends, Richard, I. 2008. Learning to Teach, Belajar untuk Mengajar. Edisi

Ketujuh. Jilid Dua. (diterjemahkan oleh Soedjipto, Helly, P. dan

Soedjipto, Sri, M.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____________ 2001. Instruction to Teach. Fifth Edition. New York: McGraw

Dahar, R. W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Ekana, Heni., dkk. 2012. Pengembangan Modul Matematika yang Berbasis Peta Konsep. Makalah diseminarkan di Seminar Nasional Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 21 Nopember 2012. http://lppm.uns.ac.id/kinerja/files/pemakalah/lppm-pemakalah-2012-11122013224206.pdf. Diakses :16 September 2013.

Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

(40)

Ibrahim, M dan Nur, M. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya, Unesa-University Press.

Litbangkemdikbud. (2011). Survei International TIMSS dan PISA.

http://litbangkemdikbud.go.id. Diakses: September 2013

Munandar, U. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

Petunujuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia

________. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim, M dan Nur, M. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya, Unesa-University Press.

Muslich, M. 2010. Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics Reston, VA : NCTM

Nur, M. 2008. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Thiagarajan, S. Semmel, DS. Semmel, M. 1974. Instructional Development for

Training Teachers of Exceptional Children. A Sourse Book. Bloomington:

Central for Innovation on Teaching The Handicapped.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta. Kenaba Perdana Media Group

. Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. __________ 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman
Gambar                                                                                           1.1    Soal Matematika  .......................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Beberapa penjelasan para ahli diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar

Analisa data dilakukan secara deskriptif terhadap hasil pengujian kualitas daging bebek yang meliputi sifat mutu organoleptik yang warna, bau dan konsistensiann kandungan

Definisi media sosial yaitu sebagai alat ( tools ) teknologi online yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan komunikasi dengan mudah melalui internet dalam

Mangkunegara (2004:67) mengungkapkan pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

Hal ini sejalan dengan penelitian Nurniawati (2016) pada brownies tepung kulit pisang yang disuplementasi tepung torbangun menyatakan kadar lemak yang tinggi pada

Pada aktivitas ini akan dilakukan analisis terhadap biaya pengelolaan material untuk mengetahui apakah sudah dilakukan secara efektif dan melihat potensi efisiensi yang

Sesuai dengan beberapa pernyataan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa motif internal implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah dorongan dari dalam