• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Perkandangan Usaha Peternakan Ayam Petelur Fase Layer di Setia Budi Farm Magetan Nur Afandi H3409019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Perkandangan Usaha Peternakan Ayam Petelur Fase Layer di Setia Budi Farm Magetan Nur Afandi H3409019"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

MANAJEMEN PERKANDANGAN USAHA PETERNAKAN

AYAM PETELUR FASE LAYER DI SETIA BUDI FARM

MAGETAN

TUGAS AKHIR

Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Sebutan Ahli Madya Peternakan

Program Diploma III Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Agribisnis Peternakan

Oleh :

NUR AFANDI

H3409019

PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

MANAJEMEN PERKANDANGAN USAHA PETERNAKAN

AYAM PETELUR FASE LAYER DI SETIA BUDI FARM

MAGETAN

TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

NUR AFANDI

H3409019

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Pada tanggal :

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan tim penguji

Penguji I

Penguji II

Shanti Emawati, SPt.MP

Wara Pratitis, S.S, SPt. MP

NIP. 198009032005012001

NIP. 197304222000032001

Surakarta, Juni 2012

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini,

dengan judul “ Manajemen Perkandangan Usaha Peternakan Ayam Petelur Fase

Layer Di Setia Budi Farm ”. Tugas akhir ini merupakan laporan dari hasil magang

di Peternakan Setia Budi Farm Magetan, yang disusun sebagai salah satu syarat

mendapatkan gelar Ahli Madya Diploma III Fakultas Pertanian jurusan Agribisnis

peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas akan adanya bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada yang

terhormat :

1.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2.

Koordinator Program studi D III Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta

3.

Ketua Minat Program Studi D III Agribisnis Minat Peternakan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

4.

Shanti Emawati, SPt. MP. selaku Dosen Pembimbing Magang

5.

Ir. Wara Pratitis, S.S SPt. MP selaku Penguji II

6.

Bapak Karni selaku pemilik dan Pimpinan Setia Budi Farm yang telah

membantu dalam pelaksanaan magang

7.

Semua karyawan Setia Budi Farm yang telah membimbing selama

melaksanakan kegiatan magang

8.

Ibu Rusmini selaku orang tua yang telah berjasa mendukung sepenuhnya baik

moril dan materil

9.

Maytabari yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penyusunan

Tugas Akhir ini

(4)

commit to user

iv

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

Tugas Akhir ini, tetapi penulis selalu berharap semoga laporan Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2012

(5)

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I.

PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Tujuan ... 1

1.

Tujuan Umum ... 1

2.

Tujuan Khusus ... 2

C.

Manfaat Magang ... 2

II.

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A.

Ayam Petelur ... 3

B.

Perkandangan ... 5

C.

Pakan ... 8

D.

Kesehatan ... 9

E.

Penyakit ... 11

F.

Manajemen

Biosecurity

... 19

G.

Limbah ... .. 19

H.

Pemasaran ... 20

III.

METODE PELAKSANAAN ... 22

A.

Tempat Dan Waktu Magang ... 22

B.

Aspek yang Dikaji ... 22

C.

Teknik Pengumpulan Data ... 22

(6)

commit to user

vi

A.

Kondisi Umum Perusahaan ... 23

1.

Sejarah Perusahaan ... 23

2.

Keadaan Umum Perusahaan ... 24

B.

Uraian Kegiatan Magang ... 24

C.

Manajemen Perkandangan di Setia Budi Farm ... 28

V.

KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A.

Kesimpulan ... 34

B.

Saran... 34

(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Beberapa

strain

ayam petelur ... 4

2. Beberapa strain ayam petelur yang diproduksi di Indonesia ... 5

3. Pelaksanaan vaksinasi ... 11

(8)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur organisasi Setia Budi Farm cabang Bogem ... 23

2. Alat pembuat lepek tempat minum ayam ... 37

3. Proses melubangi tempat minum ayam ... 37

4. Pembersihan tempat minum ayam ... 38

5. Pembalikan pakan ayam ... 38

6. Vaksinasi melalui air minum ... 39

7. Penyemprotan saat kandang masih kosong ... 39

8. Kandang baterai di Setia Budi Farm ... 40

9. Atap kandang di Setia Budi Farm ... 40

10. Pembakaran ayam yang mati ... 41

11. Lepek agar air minum tidak terbuang ... 41

12. Tempat pakan ... 42

13. Tempat minum ayam ... 42

14. Jalan dalam kandang ... 43

(9)

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Gambar ... 37

(10)

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Saat ini seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya jumlah

penduduk dan sumber daya manusia (SDM), serta kesadaran akan pentingnya gizi

berdampak pada meningkatnya sumber pangan yang mengandung protein hewani seperti

telur. Tidak menutup kemungkinan dari tahun ke tahun kebutuhan akan telur terus menigkat,

terutama telur ayam. Hal ini menjadikan peluang usaha peternakan ayam ras petelur masih

terbuka lebar. Di era sekarang ini banyak bermunculan usaha ayam ras petelur di Indonesia.

Banyaknya perusahaan peternakan menuntut kita untuk dapat menguasai manajemen

pemeliharaan ayam petelur dengan baik. Penguasaan manajemen yang dimaksud terutama

yang berkaitan dengan keterampilan dalam memilih bibit, menyajikan pakan dalam bentuk

ransum, menyiapkan kandang, melakukan pencegahan penyakit dan memiliki kejelian

dalam membaca situasi pasar.

Setia Budi Farm merupakan perusahaan peternakan ayam petelur yang besar

khususnya di daerah Magetan. Pemilahan tempat magang di Setia Budi Farm dirasa sangat

sesuai karena perusahaan ini memiliki sejarah yang panjang dalam usaha peternakan ayam

petelur. Pengalaman Setia Budi Farm dirasa mampu memberikan pemahaman yang lebih

dalam hal usaha peternakan ayam petelur baik secara teori maupun praktek.

B.

Tujuan Magang

1.

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah :

a.

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan

penerapanya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.

b.

Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis peternakan.

c.

Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan agribisnis peternakan.

d.

Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Instansi Pemerintah,

Perusahaan Swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

(11)

commit to user

a.

Mengetahui jenis

strain

, pakan, perkandangan, penyakit dan teknologi yang

digunakan dalam manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur di Setia Budi Farm Kab.

Magetan.

b.

Melihat dan memahami secara langsung proses kegiatan Manajemen Pemeliharaan

Ayam Petelur yang dilakukan di Setia Budi Farm Kabupaten Magetan.

c.

Melihat dan memahami secara langsung manajemen perkandangan ayam petelur,

jenis kandang yang digunakan, bahan yang dipakai dalam pembuatan kandang,

intensitas cahaya pada kandang serta pengaruh perkandangan terhadap lingkungan

sekitarnya.

C.

Manfaat Magang

Manfaat magang di peternakan ayam petelur Setia Budi Farm di Kabupaten

Magetan ini adalah :

1.

Memperoleh gambaran tentang perusahaan peternakan ayam petelur Setia Budi dari

segi proses pemilihan strain, tata cara pemeliharaan, teknologi yang digunakan, pakan

yang diberikan, pencegahan dan penanggulangan penyakit serta pemasaran produk.

2.

Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pemeliharaan ayam petelur.

3.

Mengetahui manajemen perkandangan ayam petelur yang baik.

4.

Mahasiswa mampu berkomunikasi dan mengintegrasikan diri dalam lingkungan

(12)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Ayam Petelur

Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan menghasilkan banyak

telur. Ayam petelur merupakan produk akhir ayam ras dan tidak boleh disilangkan kembali

(Sudaryani, 2000). Sifat – sifat yang dikembangkan pada ayam petelur adalah cepat

mencapai dewasa kelamin, ukuran telur normal, bebas dari sifat mengeram, bebas dari sifat

kanibalisme dan sebagainya (Yuwanta, 2004).

Ayam petelur dibagi menjadi tiga

fase

yaitu

fase stater

,

fase grower

dan

fase layer

.

Fase stater berlangsung selama 30-66 hari. Setelah masa awal berakhir maka tiba saatnya

ayam memasuki masa remaja atau

fase grower.

Perubahan yang terlihat hanya dari ukuran

tubuhnya yang semakin bertambah dan bulu yang mulai lengkap. Selain itu kelamin

sekunder juga sudah mulai tampak. Ayam petelur periode

grower

adalah ayam yang hidup

antara umur 7-16 minggu. Fase yang terakhir adalah

fase layer

, pada fase ini ayam ras

petelur akan mulai bertelur (Rasyaf, 1994).

Ada beberapa jenis ayam ras petelur yang dikenal di Indonesia antara lain:

1.

Ayam petelur putih

Tipe ayam petelur putih/ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang

ramping/kurus, mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan

berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni

white

leghorn

. Ayam galur ini sulit

dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai

nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam

petelur putih komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun

produksi hen house (HHA). Sebagai petelur, tipe ayam ini khusus untuk bertelur saja.

Beberapa

strain

yang termasuk dalam ayam petelur putih ialah

Babcock, Hisex White,

Ross White, Hubbard Leghorn

(Rasyaf, 2008).

2.

Ayam petelur cokelat

Bobot tubuh ayam petelur cokelat cukup berat. Beratnya ayam petelur cokelat

masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Ayam ini disebut

juga tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat

(13)

commit to user

ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Ayam ini disebut ayam petelur cokelat,

karena bulu dan warnanya cokelat. Beberapa strain yang termasuk dalam ayam petelur

coklat ialah

Lohman Brown, Hisex Brown, Hubbard Golden Comet, Rosa Brown,

Dekalb Brown, Isa Brown

(Rasyaf, 2008).

Ada beberapa strain ayam petelur di dunia, untuk lebih jelasnya lihat Tabel 1.

Tabel 1. Beberapa

strain

ayam petelur

Strain Umur

awal produksi (minggu) Umur pada produksi 50% (minggu) Puncak produksi (%)

FCR Kematian

(%)

Lohmann Brown MF 402

19-20 22 92-93 2,3-2,4 2-6

Hisex Brown 20-22 22 91-92 2,36 0,4-3

Bovans White

20-22 21-22 93-94 2,2 5-6

Hubbard Golden Comet

19-20 23-24 90-94 2,2-2,5 2-4

Dekalb Warren

20-21 22,5-24 90-95 2,2-2,4 2-4

Bovans Goldline

20-21 21,5-22 93-95 1,9 6-7

Brown Nick 19-20 21,5-23 92-94 2,2-2,3 4-7

Bovans Nera 21-22 21,5-22 92-94 2,3-2,45 2-5

Bovans Brown

21-22 21-23 93-95 2,25-2,35 2-7

Sumber: Rasyaf, 2008

Ada berbagai

strain

ayam yang kini banyak beredar di Indonesia. Masing-masing

strain diciptakan oleh para

breeder

untuk memenuhi keunggulan standar yang diinginkan

konsumen. Dapat dilihat pada Tabel 2 beberapa

strain

ayam petelur yang diproduksi di

Indonesia.

Tabel 2. Beberapa

strain

ayam petelur yang diproduksi di Indonesia

No Strain ayam ras petelur Perusahaan pembibitan

1 Isa Brown, Shaver Starcross PT. ISAInkud Breede / PT. Cargil

Indonesia

2 AA-26, Haro PT. Charoen Pokphand Indonesia

3 Bromo PT. Ankie, PT. ANputraco

(14)

5 Hysex Brown, Enya Brown PT. Ayam Manggis

6 Golden Comet, Dekab PT. Cipendawa Farm

7 Hyline PT. Hybrida Indonesia

8 Kimber 137, K155 Unit Peternakan DKI

9 H&N, Brown Nick Unit Peternakan DKI

10 Lohmann Brown Multi Breeder Adirama Indonesia

11 HS Nick, Ross Brown Cibadak Indah Farm

12 Babcock CV. Missouri

13 Cobb Hardy PT. Randu Agung Jaya

Sumber : Abidin, 2004

B.

Perkandangan

Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi, oleh karena

itu dibutuhkan kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil

produksi yang maksimal. Sebagai salah satu sarana pendukung usaha, berbagai alat

perkandangan harus tersedia dan dalam keadaan bersih, siap pakai dan jumlahnya

mencukupi. Penempatan peralatan harus ditempatkan ditempat yang mudah terjangkau,

sehingga tidak menyulitkan dalam mencari pada saat akan dipakai (Abidin, 2004). Kandang

yang nyaman dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Apabila kandang lebih dari satu dengan

umur yang sama maka kumpulan kandang tersebut disebut satu

flock.

Kumpulan seluruh

kelompok yang memenuhi suatu aturan sanitasi dan tata laksana peternakan disebut

perkandangan, ruang s

taff

, gudang,

mess

dengan segala fasilitas yang ada merupakan satu

peternakan (Rasyaf, 1997).

Menurut Sudarmono (2003) kandang yang digunakan dalam pemeliharaan ayam

petelur sangat beraneka ragam. Masing-masing dapat dibedakan atas dasar fungsi dan

kegunaannya, model lantai, pengisian kandang, dan kelangsungan penempatan ayam di

dalam kandang. Kandang

fase grower

dapat menggunakan kandang yang khusus untuk

grower

atau kandang

fase starter

tetap dipakai (jadi ayam tak dipindah lagi). Kalau ayam

digunakan kandang

postal

harus diperhatikan jumlah ayam dalam kandang 7- 10 ekor

grower

tiap meter luas kandang (Yahya, 1980).

Udara dalam kandang banyak mengandung CO

2

dan gas Amoniak yang berasal dari

hasil sekresi, seperti

feses.

Gas tersebut dapat menyebabkan kerusakan permanen pada

paru-paru dan darah jika konsentrasinya sangat padat, oleh karena itu ventilasi kandang dan

kontruksi kandang harus diperhatikan. Perputaran udara pada musim kemarau harus

(15)

commit to user

lebih dingin sedangkan perputaran udara pada musim hujan harus dikurangi sampai pada

tingkat untuk tidak menimbulkan adanya kelembaban dan bibit penyakit (Lubis dan Paimin,

2001).

Konstruksi kandang yang baik harus bisa menciptakan keamanan dan kenyamanan

bagi ayam yang dipelihara (Sudaryani dan Santosa, 2004). Konstruksi kandang yang

menjamin kelangsungan hidup ayam yaitu kandang yang memenuhi aspek kesehatan dan

mempunyai daya tahan yang kuat dan lama, sehingga dapat dipakai untuk proses produksi

berikutnya (Hartono, 1999).

Menurut Jahja (1998) agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup

sebaiknya dibangun membujur dari arah timur ke barat, yang ditambahkan oleh Prayitno

(1999) bahwa arah barat timur tersebut bertujuan menghindari panas matahari secara

langsung baik pada pagi hari maupun tengah hari. Kandang selain berfungsi untuk

melindungi ayam dari iklim seperti hujan, panas matahari, dan angin juga berfungsi

melindungi dari gangguan manusia atau binatang. Kandang bagi ayam ras petelur juga

diharapkan meningkatkan produksi ayam dengan memberikan rasa nyaman bagi ayam yang

dipelihara. Kandang yang nyaman diharapkan mampu meningkatkan produktifitas ternak

yang dipelihara (Sudaryani dan Santosa, 1997).

Kandang yang dipakai dalam pemeliharaan ayam petelur fase

starter

dan

grower

menggunakan kandang

litter.

Lantai kandang diberi sekam padi, fungsi

litter

sebagai

absober

atau penyerap cairan kotoran supaya kandang tidak lembab dan basah. Ketebalan

litter

berkisar 10-15 cm, untuk kandang sistem

litter,

dengan

panjang kandang 1 m dapat

menampung 10 ekor ayam dewasa adalah kandang

battery.

Ayam petelur fase layer

menggunakan Kandang

berbentuk kotak

cage

yang terbuat dari kawat atau bambu. Ukuran

panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm. (Suprijatna

et al

, 2005).

Dua jenis kandang yang sering dipakai dalam usaha peternakan ayam petelur

adalah:

1.

Kandang

open house

Kandang

open house

adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan sistem

terbuka, yang biasa terbuat dari kawat burung atau bambu sehingga menjamin hembusan

angin bisa masuk dalam kandang dan bisa memanfaatkan pergantian sinar matahari.

(16)

bentuk kandang yang umum dijumpai adalah kandang sistem terbuka atau

open house,

baik sistem panggung maupun sistem postal dengan lantai beralaskan sekam, serutan

gergaji kayu dan beberapa peternak juga menggunakan jerami. Model kandang terbuka

memiliki keuntungan yaitu sistem pergantian udara dalam kandang berjalan dengan

lancar sehingga kandang tidak pengap (Prayitno, 1999).

2.

Kandang

close house

Kandang

close house

adalah kandang yang dindingnya dibuat dengan sistem

tertutup dengan rapat sehingga sinar matahari, ventilasi dan kelembapan kandang diatur

dengan mesin yang memerlukan kontruksi kandang tertentu. Kandang sistem tertutup

atau

close house

merupakan sistem kandang yang harus sanggup mengeluarkan

kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO

,

CO

2

dan NH

3

yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan

oksigen bagi ayam. Kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu

meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan

produktivitas yang dipunyai ayam (Prayitno, 1999).

C.

Pakan

Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan.

Secara umum, bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan atau edible (Tillman et al.,

1991). Bentuk fisik pakan ada beberapa macam, yaitu mash and limited grains (campuran

bentuk tepung dan butiran), all mash (bentuk tepung), pellet (bentuk butiran dengan ukuran

sama), crumble (bentuk butiran halus dengan ukutan tidak sama). Di antara keempat macam

bentuk tersebut, bentuk pellet memiliki palatabilitas paling tinggi dan lebih tahan lama

disimpan. Bentuk all mash atau tepung digunakan untuk tempat ransum otomatis, tetapi

kurang disukai ayam, mudah tengik, dan sering menyebabkan kanibalisme yang tinggi

(Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Pakan untuk ayam petelur umur 0 – 6 minggu (fase

starter) sebaiknya menggunakan pakan jadi buatan pabrik yang memiliki komposisi pakan

yang tepat dan tekstur halus, sedangkan untuk fase grower dan layer dapat digunakan pakan

hasil formulasi sendiri (Ditjennak, 2001).

Ransum adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang

diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi

(17)

commit to user

jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus memadai (Suprijatna

et al., 2005).

Ayam petelur membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernafas,

peredaran darah, bergerak, dan fungsi - fungsi fisiologis lainya. Disamping itu, unsur gizi

juga dibutuhkan oleh ayam yang sedang bertelur untuk meningkatkan produksi telurnya.

Kebutuhan yang pertama itu disebut dengan kebutuhan hidup pokok dan yang kedua untuk

produksi. Kebutuhan hidup pokok dan hidup produksi, ayam membutuhkan protein, energi,

vitamin, dan mineral (Rasyaf, 1994).

Konversi ransum merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai

efisiensi penggunaan ransum serta kualitas ransum. Salah satu ukuran efisiensi adalah

dengan membandingkan antara jumlah ransum yang diberikan (

input

) dengan hasil yang

diperoleh baik itu daging atau telur (

output

). Hal ini karena berkaitan dengan pertumbuhan

ayam dan juga konsumsi ransum. Konversi inilah yang selalu diperbaiki dari masa ke masa

oleh berbagai pembibit sesuai dengan kemampuan genetis ayam dan ditunjang dengan

lingkungan yang baik (Rasyaf, 2008).

Setelah masa awal (

starter)

berakhir, tingkat pertumbuhan anak ayam akan

mengalami penurunan. Dimasa remaja kebutuhan protein berkurang karena organ-organ

tubuh yang telah terbentuk sesuai dengan fungsinya. Hal inilah yang menyebabkan

kandungan protein ransum untuk ayam petelur masa remaja lebih rendah dari pada kadar

protein ayam petelur masa awal. Di Indonesia pakan ayam

grower

memiliki kandungan

protein 15% (Rasyaf, 1994).

Guna mendapatkan campuran ransum yang merata dan homogen, harus dilakukan

pencampuran dengan teknik yang benar. Pencampuran bahan baku yang beragam ini dapat

dilakukan secara mekanik dan manual. Secara mekanik dapat dilakukan dengan mesin

pengaduk atau disebut

feed mixer

, sedangkan pengadukan secara manual dapat

menggunakan sekop atau drum (Sudarmono, 2003).

D.

Kesehatan

Menjaga kebersihan kandang merupakan satu langkah strategis mengurangi populasi

bibit penyakit di sekitar ayam. Karakteristik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah

menyukai tempat-tempat yang kotor, sehingga jika peternak berkeinginan mememerangi

(18)

bisa dicapai dengan melakukan program sanitasi dan disinfektan kandang secara rutin

(Abidin, 2004).

Pada prinsipnya ayam akan tetap sehat jika total energi dan bahan nutrisi lain yang

dikonsumsi sesuai standar kebutuhan masing-masing

strain

. Monitoring yang ketat terhadap

tingkat konsumsi pakan setiap hari, secara tidak langsung dapat meningkatkan daya tahan

tubuh ayam terhadap bibit penyakit yang ada. Lingkungan ayam yang nyaman juga dapat

mengurangi level stres pada ayam. Daya tahan tubuh ayam akan lebih baik jika dalam

lingkungan yang kadar amoniaknya rendah, tidak berdebu, cukup oksigen, temperatur dan

kelembapan sesuai, dan tidak terlalu padat (Abidin, 2004).

Menurut Rasyaf (1992) pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, cara

pertama adalah melalui tata laksana harian dan yang kedua melalui vaksin. Keduanya

digunakan bersama dan saling mendukung satu sama yang lain. Pencegahan melalui tata

laksana harian pada prinsipnya adalah menciptakan suasana tenang, bersih, dan nyaman di

peternakan. Pencegahan penyakit virus dilakukan dengan cara vaksinasi.

Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja dimasuki gen

penyakit (antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentuk daya

tahan atau daya kebal tubuh terhadap suatu penyakit, dan aman untuk tidak menimbulkan

penyakit. Kekebalan tubuh optimal bila vaksinasi diberikan pada kondisi yang optimal

(Rasyaf, 1990).

Lama dan kuatnya reaksi vaksin dan kekebalan penyakit yang diperoleh tergantung

dari imunitas yang diperoleh pada saat vaksinasi mula-mula. Jadi cara pemberian, persiapan

dan hal-hal lain harus dilakukan dengan betul pada saat vaksinasi pada pertama kali. Daya

tahan tubuh ayam terhadap penyakit yang akan diperoleh akan lebih baik bila ayam lebih

sehat dan kuat kondisinya (Yahya, 1980). Vaksinasi untuk ayam muda atau anak ayam

dapat melalui tetes mata, sedangkan untuk ayam remaja dapat disuntikan. Vaksin berguna

memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, namun kekebalan tersebut dalam

jangka waktu tertentu (Rasyaf, 2008).

Vaksin ND diberikan pada ayam umur 4 hari yaitu dengan suntik langsung

(

subcutan

) dan dengan tetes mata. Vaksin gumboro (IBD) juga diberikan pada ayam umur

(19)

commit to user

dilakukan pada saaat anak ayam berumur 7-9 hari, yakni melalui pemberian air minum.

Program vaksin dapat dilihat secara jelas pada Tabel 3.

Tabel 3. Pelaksanaan vaksinasi

Umur Ayam

(minggu)

Vaksin

Cara Vaksinasi

Penyakit

Strain

2 – 3

Bronchitis

Massachusetts

Melalui air minum

Newcastle

La sola

Melalui air minum

6

Bronchitis

Massachusetts

Melalui air minum

Newcastle

Lasota

Melalui air minum

10

Laryngotracheitis

Fowl pox

Ada di label

Tusuk sayap

6 – 16

Avian

encephalomyelitis

Air minum

Sumber : Rasyaf, 2008

Untuk menghindari kebisingan, penyebaran penyakit dan polusi bau, jarak kandang

harus cukup jauh dari pemukiman penduduk. Jarak kandang dengan pemukiman minimal

satu kali lebar kandang atau sekitar 6 meter. Kandang dengan tipe litter pengelolaannya

lebih mudah dan praktis, hemat tenaga dan waktu, lantai kandang relatif tahan lama, lantai

tidak mengakibatkan telapak kaki ayam terluka, dan mengeras serta litter merupakan media

yang baik untuk mencakar-cakar debu atau mandi debu yang memberikan kenyamanan bagi

ayam. Lokasi kandang dekat dengan sumber air tetapi tidak becek serta sarana transportasi

mudah (Suprijatna

et al.,

2005).

E.

Penyakit

1.

Newcastle Disease

(ND) atau Tetelo

Penyakit

Newcastle Disease

(ND) disebabkan oleh virus family

paramyxovirus

.

Penyakit ini mempunyai gejala spesifik yang dapat dilihat, yaitu kepala mengarah ke

atas (tortikolis) dan tertekuk, sayap terkulai, mata sayu, terdiam atau tidak aktif.

Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi dengan jadwal yang sudah ada.

Vaksin yang digunakan adalah vaksin ND dari strain la sota (Tabbu, 2000).

2.

Infectious Bronchitis

(IB)

Infectious Bronchitis

adalah suatu penyakit viral pada saluran pernapasan ayam

(20)

Tarpeia pulli

. Gejala yang muncul bila ayam terserang penyakit ini adalah ayam sulit

bernafas, mata berair, tampak lesu, dan nafsu makan menurun (Tabbu,2000)

Penularan dapat terjadi melalui udara yang mengandung partikel virus yang

berasal dari hidung dan tenggorokan unggas yang terserang oleh penyakit ini. Ayam

yang sembuh masih mengandung virus dalam waktu satu bulan. Sumber infeksi yang

terpenting adalah ayam sakit yang mengandung virus IB yang bereplikasi secara cepat

dan dikeluarkan dari tubuh, misalnya pada ayam yang baru

terinfeksi

dan ayam yang

mengandung virus IB yang

bereplikasi

akibat faktor tertentu, misalnya pada awal

produksi telur. Penularan virus IB dapat juga secara tidak langsung melalui pekerja,

alat/perlengkapan peternakan, tempat/peti telur, kandang bekas ayam sakit, bangkai

ayam sakit dan roden. Penularan virus IB secara vertikal (melalui telur), dari induk

kepada anaknya belum dilaporkan sampai saat ini. Penyakit ini biasanya bersifat

endemik pada suatu peternakan tertentu, terutama jika faktor sanitasi/desinfeksi kurang

diperhatikan. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi kandang yang baik serta

melakukan vaksinasi dengan vaksin IB (Infectious Bronchitis) dengan jadwal yang telah

ditentukan (Tabbu, 2000).

3.

Avian Influenza

(AI)

Avian Influenza

adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus

Orthomixo

. Gejala penyakit AI adalah gangguan pernafasan, diare, nafsu makan

menurun. Pada ayam muda dapat tercekik karena sumbatan getah radang pada saluran

pernafasan. Penyakit ini dapat menular antara lain melalui kontak langsung dengan

ayam yang terjangkit, peralatan, lalu lintas anak kandang dan angin. Penyakit ini

bersifat

zoonosis

atau dapat menular pada manusia. Penyakit ini menyebabkan

mortalitas yang sangat tinggi. Penyakit ini tidak ada pengobatan secara khusus, untuk

pencegahan dengan melakukan sanitasi dengan baik dan vaksinasi dengan vaksin AI

(Akoso, 2003).

4.

Infectious laryngotracheitis

(ILT,LT)

Infectious laryngotracheitis

merupakan suatu penyakit viral pada ayam yang

dapat bersifat akut ataupun ringan, yang tersifat oleh adanya kesulitan bernafas (bernafas

dengan mulut sambil menjulurkan leher) dan adanya eksudat bercampur darah yang

(21)

commit to user

arti ekonomis yang penting sehubungan dengan adanya ILT bentuk ganas yang

menyebabkan mortalitas yang tinggi dan penurunan produksi telur. Penularan penyakit

dapat terjadi melalui kontak secara langsung dengan ayam sakit, jaringan ayam sakit,

carrier

ataupun karkas yang mengandung virus ILT. Penularan tersebut dapat juga

terjadi secara tidak langsung melalui kandang ayam yang terserang ILT, alat atau

perlengkapan peternakan, makanan atau minuman, pekerja atau kendaraan yang

tercemar ILT. Vaksin ILT aktif yang dilemahkan kerap kali merupakan sumber

penularan penyakit ini. Ciri ayam yang terjangkit virus ini antara lain ayam terlihat lesu,

mata berair, gangguan pernapasan, konjungtiva kemerahan, kebengkakan sinus

infraorbitalis, leleran dari hidung yang terus–menerus dan penurunan produksi telur.

Penanggulangan penyakit ini ialah dengan memberikan antibiotik/ antibakteri (Tabbu,

2000).

5.

Pullorum

(Berak kapur)

Pullorum

adalah penyakit infeksi akut atau kronis yang disebabkan oleh kuman

Salmonella Pullorum.

Tanda-tanda serangan pada anak ayam adalah merunduk,

mengantuk, menggigil dan diare. Lutut membengkak, lemah dan pantat kotor dengan

bulu yang lengket. Tinja putih seperti kapur dan ada kalanya berwarna hijau. Penularan

melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit, peralatan, burung liar dan limbah

peternakan. Pengobatan dengan pemberian preparat sulfa dan antibiotik (Akoso, 2003).

6.

Coryza

(

Snot

).

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri

Haemophillus Paragallinarum

. Tanda-tanda

ayam yang terserang penyakit ini adalah pembengkakan dan busung pada daerah muka.

Ayam bersin-bersin dan terdapat pengeluaran lendir yang kental dan lengket dari rongga

hidung yang berbau busuk. Penularan sangat cepat melalui kontang langsung antara

ayam yang sakit dengan ayam yang sehat dalam satu kandang. Kontaminasi pakan dan

minum merupakan cara penularan yang sering terjadi. Pengobatan yang efektif yaitu

dengan pemberian

sulfatiasol

atau

sulfadimetoksin

dan

eritromisin

. Pencegahan dengan

memperbaiki tata laksana kandang dan sanitasi (Akoso, 2003).

7.

Fowl Pox

(cacar ayam)

Fowl Pox

adalah penyakit cacar ayam.

Fowl Pox

disebabkan oleh

fowl pox

(22)

sangat resisten pada keropeng yang kering dan dalam beberapa kondisi dapat hidup

hingga beberapa bulan. Virus ini dapat ditransmisikan melalui beberapa spesies nyamuk.

Nyamuk akan membawa virus yang infeksius, setelah nyamuk tersebut menggigit

unggas yang terinfeksi. Gejala yang didapatkan pada penyakit ini adalah pertumbuhan

yang lambat pada unggas muda, telur menurun pada periode layer, kesulitan bernapas

dan makan. Langkah pencegahan yang utama adalah memberikan vaksinasi pada ayam

(Sauvani, 2012).

8.

Infectious Bursal Disease

(IBD) atau Gumboro

Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fabrikus dan

thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang

parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan

tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena

akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di

sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam (Sauvani, 2012).

Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus

Avibirnavirus

. Di

dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan

berkembang menjadi infeksius. Gumboro memang tidak menyebabkan kematian secara

langsung pada ayam, tetapi

infeski

sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan

kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja (Sauvani, 2012).

Gumboro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang

sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumboro tidak menular

dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “

carrier”.

Upaya

penanggulangan gumboro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi,

menjaga kebersihan lingkungan kandang (Sauvani, 2012).

9.

Avian Encephalomyelitis

(AE)

Avian Encephalomyelitis (AE) disebut juga

epidemic tremor

adalah penyakit

pada ayam yang terutama ditandai dengan adanya gangguan susunan syaraf pusat. Avian

Encephalomyelitis (AE) merupakan penyakit

infeksi

yang menular. Avian

Encephalomyelitis disebabkan oleh virus yang terdapat di feses dapat tahan sampai 4

(23)

commit to user

penyakit. Kekebalan yang diperoleh baik dari

infeksi

maupun hasil vaksinasi bertahan

cukup lama dan bisa seumur hidup (Medion, 2012).

Pada ayam muda, jika gejala klinis muncul pada umur kurang dari 2 minggu

berarti infeksi terjadi melalui telur. Jika gejala klinis muncul pada umur lebih dari 2

minggu berarti infeksi terjadi secara horizontal. Penyakit umumnya terjadi pada umur 3

minggu. Gangguan yang tampak: ataksia, tremor pada kepala leher lumpuh dan akhirnya

mati. Pada ayam petelur gangguan yang terjadi tidak khas, hanya berupa penurunan

produksi telur juga terjadi penurunan kualitas telur dan kualitas DOC (Medion, 2012).

Penularan penyakit paling sering melalui telur dari induk tertular kepada

anaknya. Selain itu juga terjadi penularan baik secara kontak langsung maupun tidak

langsung. Virus picorna cepat tersebar luas sehingga jika seekor ayam

terinfeksi

virus

cepat menulari seluruh kelompok ayam dalam satu areal perkandangan. Reaksi ayam

tertular bermacam-macam tergantung kepada daya tahan masing-masing individu ayam.

Telur dari ayam tertular dalam periode 3-6 hari dapat mengandung virus. Vaksinasi AE

sebelum penularan membuat daya tahan tubuh menjadi baik. Tidak ada obat yang dapat

menyembuhkan AE. Pada ayam masih sehat diusahakan supaya kondisi badan tetap

baik, nafsu makan dirangsang vitamin dan pencegahan infeksi sekunder dengan

memberikan antibiotik (Medion, 2012).

10.

Koksidiosis

(Berak darah)

Berak darah atau sering disebut dengan koksidiosis disebabkan oleh protozoa

dari genus

Eimeria

. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak secara langsung

maupun tidak langsung seperti kontak dengan droplet dari unggas yang terinfeksi. Pada

saat unggas memakan koksidia, organisme ini akan menginvasi usus dan mengakibatkan

kerusakan dan kemudian mulai berkembang biak. Beberapa minggu setelah terjadinya

infeksi

, koksidia akan berubah menjadi

oocyst

.

Oocyst

masih belum cukup matur,

meskipun oocyst terdapat pada

droplet

, oocyst ini tidak dapat menginfeksi unggas lain

kecuali ia berkembang (sporulasi) menjadi bentuk yang lebih matang di litter. Bentuk

inilah yang dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Berat tidaknya penyakit ini

tergantung dari jumlah protozoa yang termakan. Di dalam peternakan, penyakit ini

sangat mudah ditularkan melalui alas kaki, baju, burung liar, peralatan, tempat pakan,

(24)

Gejala yang timbul pada penyakit ini adalah sbb: kotoran lembek cenderung cair

dan berwarna coklat kehitaman kerena mengandung darah, pertumbuhan terhambat,

napsu makan menurun, pada pembedahan ayam yang mengalami kematian akibat

penyakit ini akan ditemukan pada usus besarnya akan bengkak berisi darah. Pencegahan

dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi pada ayam pada usia 4 hari. Selain

itu harus dilakukan sanitasi yang baik pada kandang DOC. Pilihlah pakan yang sudah

mengandung koksidiostat ( preparat pembunuh protozoa

Eimeria

) (Sauvani, 2012).

11.

Chronic Respiration Disease

(CRD) atau Ngorok

Penyakit ini muncul bersama dengan

coryza,

sering muncul pada waktu

perubahan cuaca yang buruk seperti di Indonesia. Penyakit CRD/Ngorok disebabkan

oleh bakteri

Mycoplasma gallisepticum

. Penularan terjadi melalui kontak langsung,

peralatan kandang, tempat makan dan minum yang terinfeksi. Pengobatan CRD dengan

pemberian antibiotik antara lain

spiramycin, tylosin

(Rasyaf, 2008).

12.

Worm Disease

(Cacingan

)

Cacingan pada ayam dapat disebabkan oleh:

a)

Ascaridia galli

Infeksi cacing ini terutama menyerang ayam usia 3-4 bulan. Spesimen dari

parasit ini kadang-kadang ditemukan dalam telur. Cacing ini berpindah tempat dari

usus ke oviduct dan dapat masuk ke dalam telur pada saat pembentukan telur tersebut.

Cacing dewasa mudah dilihat dengan mata telanjang karena panjang cacing dewasa

mencapai ½ hingga 3 inchi (Sauvani, 2012).

Riwayat hidup cacing ini sangat sederhana. Cacing betina akan meletakan

telurnya di usus unggas yang terinfeksi dan akan ikut dikeluarkan bersama tinja.

Embrio akan terus berkembang dalam telur tersebut meskipun tidak akan langsung

menetas. Larva dalam telur mencapai stadium infektif dalam 2-3 minggu. Telur yang

mengandung embrio ini sangat tahan banting bahkan dalam kondisi laboratorium

dapat bertahan hingga 2 tahun, sedangkan dalam keadaan biasa akan tetap bertahan

hingga 1 tahun bahkan lebih. Hal yang penting di sini adalah desinfektan yang

digunakan pada peternakan tidak dapat membunuh/ merusak telur. Unggas akan

(25)

commit to user

Unggas yang terinfeksi oleh cacing ini akan terlihat lesu, diare dan kurus.

Kerusakan utama yang ditimbulkan adalah penurunan efisiensi pakan, namun

kematian hanya timbul pada infeksi yang sangat berat. Pencegahan dapat dilakukan

dengan melakukan sanitasi kandang dengan baik dan pemisahan ayam berdasarkan

umur. Bersihkan kandang sebersih mungkin jika kandang akan digunakan untuk

populasi ayam yang baru. Sedangkan obat yang digunakan adalah preparat piperazine

yang hanya dapat memutus rantai penularan dengan membunuh cacing dewasa.

Pemberian obat ini cukup dicampurkan pada air minum (Sauvani, 2012).

b)

Heterakis gallinae

Parasit ini tidak menimbulkan akibat yang serius pada kesehatan ayam.

Minimal tidak menimbulkan gejala atau patologi yang signifikan. Cara penularan

cacing ini sama dengan

Ascaris.

Namun telur yang mengandung larva akan infektif

dalam 2 minggu. Dalam cuaca yang dingin akan membutuhkan waktu yang lebih

panjang. Parasit ini dapat dibasmi dengan

fenbendazole

(Sauvani, 2012).

c)

Capillaria annulata

atau

Capilaria contorta

Cacing ini sering ditemukan pada esophagus dan tembolok. Parasit ini

menyebabkan penipisan dan inflamasi pada mukosa. Pada system gastrointestinal

bagian bawah, dapat ditemukan beberapa spesies parasit tetapi biasanya adalah

Capillaria obsignata

(Sauvani, 2012).

Berbeda dengan cacing yang lain, pembentukan embryo memakan waktu 6-8

hari dan akan sangat infeksius untuk peternakan. Kerusakan terparah akan terjadi

pada 2 minggu setelah infeksi. Parasit ini akan menimbulkan inflamasi berat dan

kadang-kadang terjadi perdarahan. Erosi pada usus akan menyebabkan kematian.

Problem yang sering ditimbulkan oleh parasit ini adalah penurunan pertumbuhan,

penurunan produksi dan fertilitas. Sanitasi yang baik merupakan kunci pencegahan

yang utama. Pemberian vitamin A dapat memberikan nilai tambah. Parasit ini dapat

dibasmi dengan menggunakan

fenbendazole

atau

leviamisole

(Sauvani, 2012 ).

13.

Kolera

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri

Pasteurella cholera gallinarum

. Penyakit ini

menular melalui pencemaran pakan atau air oleh lendir hidung dari ayam yang sakit,

(26)

kurang baik. Penyakit ini biasanya menyerang ayam umur 4 bulan ke atas. Gejala dari

ayam yang terserang adalah terjadi peradangan selapur lendir mata disertai keluarnya

kotoran. Tinja sangat encer dan dapat berwarna hijau. Pada ayam dapat menyebabkan

kematian mencapai 20 %. Pengobatan dengan memberikan antibiotik

streptomysin,

kloramfenikol

dan

teramisin

(Akoso, 2003).

F.

Manajemen

Biosecurity

Program sanitasi merupakan tindakan pembersihan dan pencucian kandang dan

peralatannya yang dilakukan secara teratur. Penyucian ini dilakukan dengan cara

penyemprotan desinfektan keseluruh kandang dan peralatan. Penyakit pada ayam dapat

mengakibatkan kemrosotan produksi telur (Lubis dan Paimin, 2001).

Biosecurity

merupakan tindakan pengamanan terhadap ternak, melalui pengamanan

terhadap lingkungannya dan orang yang terlibat dalam siklus pemeliharaan. Kegagalan

peternak dalam memproduksi ayam dengan berat maksimal atau produksi telur dengan

Hen

Day Production

(HDP) yang optimum salah satunya adalah karena kesalahan dalam

penerapan

biosecurity

. Tempat minum ayam sebaiknya dibersihkan sehari sekali karena

kebersihan peralatan kandang seperti tempat air minum merupakan syarat mutlak kesehatan

ayam (Abidin, 2004).

G.

Limbah

Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha

peternakan baik berupa limbah padat dan cair, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat

merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak,

ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah

yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian

alat-alat). Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas (Soehadji 1992).

Dunia peternakan kini makin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan munculnya

berbagai cara untuk meningkatkan hasil produksi ternak. Kotoran ternak yang dulu hanya

dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, sekarang ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber

(27)

commit to user

usaha pokoknya. Pemanfaatan kotoran ayam dapat berupa : gas bio, pupuk padat, pupuk

cair dan sisa pupuk cair (Junus, 1985).

H.

Pemasaran

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberikan

harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. Dalam manajemen suatu

pemasaran dibutuhkan suatu riset pemasaran. Riset pemasaran adalah suatu fungsi yang

menghubungkan produsen dan konsumen melalui informasi dengan pihak luar untuk

mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran, menghasilkan dan mengevaluasi upaya

pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai suatu proses. Riset pemasaran

menspesifikasi suatu informasi untuk menghadapi isu dan mendesain metode pengumpulan

data, menganalisis hasilnya dan mengkomunikasikan hasil temuan dan implikasinya

(Daniel, 2001).

Umumnya pemasaran telur yang berlaku di Indonesia adalah penjualan hasil

peternakan kepada pengepul atau distributor yang sering berkunjung ke setiap peternakan.

Harga yang disepakati adalah harga peternak atau

farm gate price

yang lebih rendah dari

pada harga eceran. Kesepakatan harga yang dicapai akan menguntungkan peternak maupun

pedagang. Peternak akan mendapatkan keuntungan bukan dari segi harga tetapi karena

semua telurnya akan dibeli oleh pedagang, sedangkan bagi pedagang mereka akan

mendapatkan telur dengan harga yang relatif murah. (Rasyaf, 2008).

Pemasaran telur dapat dilakukan dengan memperhatikan kualitas dan klasifikasi

telur

antara lain:

1.

Kualitas AA

Kualitas telur untuk kualitas AA telur harus bersih, kulit telur tidak boleh retak atau

berkerut, bentuk kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm.

Putih telur harus bersih dan kental. Kuning telurnya bersih dan tanpa kotoran.

2.

Kualitas A

Telur kualitas A, kulit telur bersih, tidak retak atau berkerut, halus dan normal.

Rongga udara 0,48 cm dan terdapat bagian yang tumpul dari telur. Putih telur bersih dan

boleh agak encer. Kuning telur normal dan bersih.

(28)

Kulit telur bersih, tidak pecah atau retak dan boleh agak tidak normal, misalnya

sedikit lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan sudah lebih banyak

yang encer. Kuning telur normal, tetapi boleh ada bercak.

4.

Kualitas C

Kulit telur bersih dan boleh kotor sedikit, kulit tidak retak/pecah dan boleh tidak

normal. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk

tidak normal. Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak, bentuk telur tidak normal

(29)

commit to user

III. METODE PELAKSANAAN

A.

Tempat dan Waktu Magang

Magang dilaksanakan di peternakan ayam petelur Setia Budi Farm yang beralamat

di Jl. Sukowati Km 2, Magetan. Kegiatan Magang dilaksanakan selama 1 bulan mulai 13

Februari – 13 Maret 2012.

B.

Aspek yang dikaji

1.

Pengamatan secara umum mengenai keadaan umum dari perusahaan diantaranya

sejarah perusahaan, kondisi perusahaan dan struktur organisasi di perusahaan ayam

petelur Setia Budi Farm.

2.

Pengamatan secara khusus mengkaji tentang manajemen perkandangan ayam petelur

yang diterapkan di Setia Budi Farm.

C.

Teknik pengumpulan data

Data yang diperlukan harus akurat sehingga tercapai keyakinan akan suatu kebenaran

untuk memperoleh data-data yang relevan. Tehnik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1.

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan, magang kerja serta

wawancara secara langsung dari responden seperti manajer perusahaan, karyawan, dan

masyarakat sekitar perusahaan.

2.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber. Data

sekunder diambil dari buku, catatan yang diperoleh selama berada di perusahaan dan

(30)

commit to user

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Kondisi Umum Perusahaan

1.

Sejarah Usaha

Perusahaan ayam petelur Setia Budi Farm didirikan oleh bapak Karni pada

tahun 1982 dengan modal sendiri. Pada awal berdirinya Setia Budi Farm hanya

mempunyai 50 ekor saja. Kegigihan dan keuletan bapak Karni dalam menjalankan usaha

membuat peternakan ini berkembang dan meningkat 50 ekor setiap 6 bulan. Setia Budi

Farm mendapatkan bantuan dari pihak ketiga untuk mengembangkan usahanya. Usaha

ayam petelur di Setia Budi Farm makin berkembang pada tahun 2012 ini Setia Budi

Farm telah memiliki 7200 ekor ayam ras petelur.

Perusahaan ayam petelur Setia Budi Farm Magetan mempunyai lebih dari 4 sub

kandang, yang masing-masing kandang ini berada di tempat yang berbeda, kandang

yang pertama terletak di Jln. Sukowati Km. 2 Magetan. Lokasi kandang yang pertama

berada tepat di samping kantor serta pabrik pakan, sehingga segala proses produksi

diatur dari sini. Kandang kedua dan ketiga terletak di daerah Bogem dan Krajan.

Kandang yang keempat terletak di daerah Cepu, meskipun jauh dari kota Magetan

segala aktivitas mulai dari pendistribusian pakan dan telur tetap dilakukan dari kantor

pusat.

Adapun struktur organisasi yang ada di Setia Budi Farm seperti disajakan

[image:30.595.111.464.530.675.2]

dalam gambar 1.

Gambar 1. struktur organisasi Setia Budi Farm cabang bogem

23

Manajer umum

Manajer peternakan

Anak kandang

Administrasi Anak

(31)

commit to user

2.

Keadaan Umum Perusahaan

Lokasi kandang di Perusahaan Setia Budi Farm terletak jauh dari pemukiman

penduduk maupun jalan raya. Perusahaan ini masih bisa berkembang karena masih

banyak lahan kosong di daerah sekitar. Setia Budi Farm Magetan terletak di antara 7 38'

30" Lintang selatan dan 111 20' 30" Bujur Timur dan memiliki Suhu udara berkisar

antara 16 – 20

0

C dengan curah hujan rata-rata mencapai 2500 - 3000 mm.

B.

Uraian Kegiatan Magang

1.

Manajemen Pemeliharaan Ayam

Ayam yang ada di Setia Budi Farm khususnya yang ada di kandang bogem

adalah ayam-ayam yang telah berumur lebih dari 3 bulan atau ayam

fase grower

dan

ayam

fase layer

dalam kegiatan pemeliharaan pada dua fase ini tidak ada perbedaan

yang mencolok. Sejak umur 3 bulan (

fase grower

) ayam petelur telah diletakkan pada

kandang baterai hal ini bertujuan agar ayam segera beradaptasi dengan lingkungan

yang baru, sehingga ayam tidak akan setres saat ayam mulai bertelur. Ayam akan

mulai bertelur pada saat umur 20 minggu dan akan mencapai puncak produksi antara

umur 29-32 minggu.

Manajemen pemeliharaan ayam petelur yang dilakukan di Setia Budi Farm

yaitu sebagai berikut :

a.

Pemilihan bibit

Ayam yang dipelihara di Setia Budi Farm adalah

Strain Lohman Brown

dengan kapasitas 7.200 ekor. Ayam petelur

Lohman Brown

dipilih karena memiliki

beberapa keunggulan diantaranya: pertumbuhan yang cepat, sifat kanibalisme

rendah, produksi telur yang tinggi dan puncak produksi yang relatif lama, serta

mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Strain

ini merupakan tipe ayam petelur

dwiguna dengan warna bulu coklat. Ayam petelur dwiguna adalah ayam petelur

yang dapat dimanfaatkan telur serta dagingnya sesudah ayam diafkir.

b.

Pemberian pakan dan minum

Pakan yang digunakan adalah campuran bahan pakan sendiri. Bahan pakan

(32)

perbandingan Konsentrat : 35 %, Jagung : 50 % dan Katul halus : 15 %. Apabila

harga bahan pakan naik, terutama jagung kuning dan bekatul melambung tinggi

perusahaan menggunakan bahan

alternative

lain misalnya bungkil kelapa yang

harganya jauh lebih murah dibandingkan jagung dan bekatul. Hal ini dilakukan agar

perusahaan masih mempunyai keuntungan diwaktu harga bahan pakan naik.

Pemberian pakan dilakukan satu kali sehari yaitu pada siang hari pukul 14.00 WIB.

Sumber air di Setia Budi Farm diperoleh dari air PAM sehingga kebersihan

air terjaga. Air minum diberikan pada ayam secara

ad libitum

yang mengalir terus

menerus pada tempat minum yang terbuat dari pipa paralon yang diberi nepel.

Tempat minum dibersihkan setiap pagi hari menggunakan kain lap.

c.

Program pemberian cahaya

Pada pemeliharaan ayam fase

layer

penerangan dilakukan selama 2 jam

pada malam hari, yaitu dengan menggunakan cahaya lampu pada jam 08.00 – 09.00

malam dan pada jam 03.00 – 04.00 pagi. Tujuannya agar ayam dapat melakukan

aktivitas makan dan minum. Ayam akan memiliki gizi yang cukup untuk

memproduksi telur sehingga telur akan lebih berbobot. Pemberian lampu juga

membantu dalam proses pematangan sel telur.

d.

Kesehatan ayam

Berdasarkan pengamatan di Setia Budi Farm kasus yang sering muncul

yaitu penyakit ngorok atau sering juga disebut

Chronic Respiratory Desease

(CRD). Penyakit CRD masih susah ditangani dan kerugian yang ditimbulkan tidak

sedikit. Hal ini dihubungkan dengan rendahnya laju pertumbuhan dan tingginya

konversi ransum. Kerugian lain akibat CRD adalah keseragaman bobot badan yang

tidak tercapai dan banyaknya ayam yang harus diafkir. Penyebab penyakit ini

adalah sistem pemeliharaan dengan suhu lingkungan yang tinggi yaitu panas atau

dingin, kelembaban tinggi, kurangnya ventilasi, kepadatan ternak terlalu tinggi dan

cara pemeliharaan yang berbagai umur.

Biosecurity

yang ketat dan pemilihan antibiotik yang spesifik merupakan

langkah yang harus ditempuh untuk menyelamatkan ayam dari penyakit CRD.

Penyakit ngorok atau CRD pada ayam merupakan suatu penyakit yang menyerang

(33)

commit to user

berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama (menahun) dan

ayamnya tidak sembuh-sembuh. CRD jarang sampai menimbulkan kematian namun

menimbulkan angka kesakitan yang tinggi. CRD dapat dicegah dengan berbagai

cara antara lain: memperbaiki tatalaksana kandang, melakukan sanitasi air minum

yang baik, melakukan pengobatan yang tepat dan melaksanakan

biosecurity

yang

ketat.

Untuk menghindari kerugian yang dikarenakan penyakit dan virus Setia

Budi Farm rutin melakukan vaksinasi. Pada Tabel 4 dijelaskan program vaksinasi

yang ada di Setia Budi Farm magetan. Program vaksinasi dilakukan sejak ayam

berumur 1 hari yaitu vaksin ND + IB vaksinasi dilakukan sampai ayam berumur 28

minggu. Setelah ayam memasuki fase

layer

vaksinasi ND dan obat cacing rutin

dilakukan setiap 4-12 minggu sekali. Ayam

layer

setiap hari rutin diberi vitamin

(34)
[image:34.595.134.480.124.517.2]

Tabel 4. Program Vaksinasi Setia Budi Farm

Umur

Vaksin

Aplikasi

1 hari

ND + IB

Spray

7-8 hari

ND + IB

Injeksi

12 hari

Gumboro

Cekok

70 hari

ILT

Air minum

78 hari

IB

Minum

82 hari

Obat cacing

Minum

87 hari

ND

Minum

105 hari

ND+IB+EDS

Injeksi

110 hari

IB

Minum

115 hari

AI KILL

Injeksi

120 hari

Obat cacing

Minum

125 hari

CORIZA II

Injeksi

140 hari

ND

Minum

150 hari

ND + IB KILL

Injeksi

175 hari

ND

Minum

220 hari

AI KILL

Injeksi

1 bulan sekali

Obat cacing

Minum

Starter – Afkir

Protek

Minum

Sumber: Setia Budi Farm Magetan

e.

Pengambilan dan pemasaran telur

Di Setia Budi Farm pengambilan telur dilakukan empat kali sehari, yaitu

pagi hari pukul 07.00 WIB dan pukul 09.00 WIB, siang hari pukul 13.00 WIB.

Pada sore hari pengambilan telur dilakukan pada pukul 15.00 WIB. Telur

dikumpulkan dengan menggunakan

egg tray

(tempat telur). Telur yang telah

terkumpul oleh anak kandang ditimbang dan dimasukkan dalam kotak telur setiap

kotak telur berisi 15 kg.

Saat proses pengemasan dilakukan pemisahan antara telur yang bagus atau

yang berkualitas A dengan telur yang memiliki kualitas B yaitu telur yang memiliki

(35)

commit to user

diletakkan dibagian paling atas, karena telur yang warna kerabangnya agak putih

memiliki kerabang yang tipis sehingga apabila diletakkan dibagian bawah akan

pecah. Telur yang retak atau pecah diletakkan pada

egg tray

yang kemudian akan

dijual pada pabrik roti Davia dengan harga Rp 12.000/kg. Telur yang telah dikemas

dalam kotak akan dibawa ke gudang telur yang terletak di Jalan Sukowati Km.2

Magetan. Para pedagang akan datang sendiri kesana untuk mengambil telur dengan

harga Rp 14.000/kg. Telur-telur ini kemudian oleh para pedagang akan langsung

dipasarkan ke konsumen.

f.

Manajemen

Biosecurity

Sanitasi yang dilakukan adalah pembersihan tempat air minum setiap pagi

hari. Penyemprotan kandang dilakukan setiap seminggu sekali, dan apabila

terserang penyakit penyemprotan kandang dengan disinfektan dilakukan setiap hari.

g.

Limbah

Di Perusahaan Setia Budi Farm limbah yang dihasilkan berupa kotoran

ayam yang mengandung gas metan dan amoniak. Kotoran yang dihasilkan diambil

setiap 3 bulan sekali. Kotoran dimbil dan dijual kepada pedagang pupuk kompos di

Magetan dengan harga Rp 5000/ karung.

C.

Manajemen Perkandangan di Setia Budi Farm

1.

Lokasi perkandangan

Lokasi kandang terletak cukup jauh dari kantor maupun gudang pakan. Lokasi

kandang yang membuat proses pendistribusian pakan dan telur memerlukan biaya lebih

besar karena memerlukan alat tranportasi lain seperti truk untuk mengangkut pakan dan

telur. Jarak kandang dengan rumah penduduk sekitar 1 km sehingga bau yang

disebabkan peternakan Setia Budi Farm tidak sampai ke pemukiman penduduk.

2.

Kondisi umum perkandangan

Di perusahaan peternakan ayam petelur Setia Budi Farm kandang dibuat

membujur dari timur ke barat. Kandang ayam petelur dibagi menjadi 5 kandang dengan

kapasitas masing-masing sebesar 3.600 ekor. Sistem kandang yang dipakai adalah

kandang terbuka (

open house

). Keuntungan kandang model ini adalah sirkulasi udara

dalam kandang berjalan lancar serta tidak membutuhkan biaya yang besar dalam

(36)

Peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan ayam petelur di Setia Budi Farm

adalah :

a.

Tempat pakan yang terbuat dari plastik

b.

Tempat minum yang terbuat dari paralon yang diberi nepel

c.

Sorong untuk mempermudah memindahkan pakan

d.

Gayung untuk menaburkan pakan ke tempat pakan

e.

Alat untuk meratakan pakan yang terbuat dari kayu

f.

Timbangan

g.

Egg tray

(tempat telur) yang berkapasitas 30 butir untuk mengumpulkan telur

h.

Ember untuk mencampur vaksin

i.

Kain lap untuk membersihkan tempat minum

3.

Atap kandang

Atap kandang berfungsi untuk melindungi ternak yang ada di dalam kandang

dari panas matahari langsung dan curah hujan. Menurut Priyatno (2005), konstruksi

ataupun bahan yang dipasang sebagai atap perlu dipilih dari jenis yang ringan, tahan

panas, tidak menyerap atau menghantar panas, tidak bocor, dan tahan terhadap curah

hujan yang lebat. Setia Budi Farm menggunakan atap kandang berbahan asbes dengan

kemiringan atap 30

0

. Atap berbahan asbes cocok untuk daerah peternakan ini yang

beriklim dingin dengan suhu rata-rata 18,27

0

C.

Atap kandang yang digunakan di Setia Budi Farm berbentuk atap monitor.

Keuntungan menggunakan atap monitor adalah sirkulasi udara dalam kandang menjadi

lebih lancar sehingga tingkat kesehatan ayam akan meningkat terutama mengurangi

resiko penyakit ngorok atau

Chronic Respiratory Desease

(CRD). Kelemahan dari atap

monitor ialah peternak membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan atap tanpa

monitor.

4.

Tipe kandang

Kandang yang dipakai di perusahaan ini adalah kandang baterai berbentuk kotak

cage

yang terbuat dari kawat besi dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm dan tinggi

bagian belakang 30 cm, tinggi depan 35 cm. Setiap kotak

cage

berisi 2 ekor ayam.

Kandang dibuat dari rangkaian yang terdiri dari 4 buah. Menurut Rasyaf (2008) kandang

(37)

commit to user

memudahkan pengontrolan produksi dan kesehatan ayam. Pengafkiran ayam yang sakit

atau dibawah produksi standar, konsumsi ransum mudah dikontrol sehingga persaingan

konsumsi antar ayam dapat dihindari serta kanibalisme pada ayam petelur dapat

dihindari. Keuntungan kandang model ini adalah sebagai berikut:

a.

Lebih menghemat tempat dan dapat dibuat bertingkat

b.

Produktivitas masing masing ayam mudah di ketahui

c.

Pengawasan kesehatan ayam lebih terjamin

d.

Penyebaran penyakit secara luas dapat dicegah

e.

Energi yang dikeluarkan sedikit sehingga ayam dapat berproduksi maksimal

f.

Mencegah kerusakan telur dari pematukan

g.

Mencegah terjadinya kanibalisme

h.

Memudahkan pemeliharaan seperti pemberian pakan, minum dan lain lain

i.

Memudahkan dalam pengambilan telur

j.

Ventilasi alamiah berlangsung lancar, sehingga memungkinkan ayam merasa lebih

nyaman

Kelemahan pada kandang model ini adalah sebagai berikut:

a.

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat kandang lebih besar

b.

Persentase telur pecah lebih tinggi bila alas kandang tidak diberi alas yang empuk

c.

Penyusunan ransum yang kurang baik akan menyebabkan ayam menderita penyakit

defisiensi

d.

Mudah terjadi kelumpuhan, jika ayam yang dimasukkan dalam kandang baterai

tersebut belum waktunya, karena uratnya masih lemah.

Temperatur rata-rata lingkungan dalam perusahaan Setia Budi Farm sebesar 16–

20

0

C. suhu ini merupakan suhu yang ideal untuk peternakan ayam petelur. Menurut

rasyaf (2008) ayam ras yang ada di Indonesia berasal dari negara beriklim dingin yang

mempunyai 4 musim. Lokasi perkandangan Setia Budi Farm Magetan telah sesuai dan

sangat cocok untuk usaha peternakan ayam petelur.

Letak bangunan kandang membujur dari timur ke barat, hal ini dimaksudkan agar

sinar matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang serta pada siang harinya dapat

melindungi ayam dari panas sinar matahari. Menurut Rasyaf (2008) kandang yang baik

(38)

Walaupun arah jendela kandang menghadap ke timur dan sisi lain ke barat, tetapi dengan

sistem atap lebar maka sinar matahari siang dan menjelang sore dapat dihindari.

Peralatan ya

Gambar

Tabel                                                                                                           Halaman
Gambar                                                                                                        Halaman
Gambar 1. struktur organisasi Setia Budi Farm cabang bogem kandang
Tabel 4. Program Vaksinasi Setia Budi Farm

Referensi

Dokumen terkait

Rata – rata total biaya yang dikeluarkan responden peternak ayam ras petelur selama satu tahun di Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Menurut Triana

skripsi yang berjudul ” Analisis Pengaruh Faktor Resiko Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Terhadap Pendapatan (Studi Kasus Nurispa Farm di Kecamatan Tilatang

Perusahaan peternakan ayam petelur komersial ini fokus pada produksi telur ayam yang berkualitas tinggi dengan kandungan tambahan nutrisi ( value added ) yang beraneka ragam

Skripsi yang berjudul: Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Petelur “Sumur Banger Farm” Kecamatan Tersono Kabupaten Batang, dan penelitian yang terkait dengan skripsi

Nilai IRR yang diperoleh dari usaha ayam ras petelur oleh perusahaan adalah sebesar 71 persen atau lebih besar dari tingkat discount rate 6 persen, maka usaha ini

Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian tambahan sinbiotik sebagai zat aditif dalam ransum pakan ayam petelur akan memberikan pengaruh yang baik terhadap performans ayam petelur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan ayam petelur pada perlakuan kepadatan kandang yang berbeda berpengaruh terhadap Hen Day, konsumsi pakan, feed egg ratio FER, dan

48.000 Sumber: Peternakan Ayam Ras Petelur Talago Farm, Padang Pariaman 2022 Pada strategi promosi, yang menjadi permasalahan dan kendala adalah persaingan sesama peternak dalam