• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN AKSES INFORMASI DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA PASANGAN USIA SUBUR DI UPTD PUSKESMAS BALIDA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN AKSES INFORMASI DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA PASANGAN USIA SUBUR DI UPTD PUSKESMAS BALIDA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2018"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN AKSES INFORMASI DENGAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA

PASANGAN USIA SUBUR DI UPTD PUSKESMAS BALIDA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2018

Yuyun Wahyu Indah Indriyani *1), Suharno2

¹Program Studi D3 Kebidanan STIKes YPIB Majalengka,

²Program Studi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka

ABSTRAK

IVA adalah metode baru deteksi dini kanker leher rahim dengan mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Jumlah PUS yang melakukan pemeriksaan IVA di UTPD Puskesmas Balida tahun 2017 yaitu sebanyak 62 orang dan yang hasilnya positif sebanyak 5 orang. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan sikap, dukungan keluarga dan akses informasi dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control. Populasinya adalah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka sebanyak 10.863 orang.

Sampel penelitian sebanyak 62 orang (kasus) dan 124 orang (kontrol). Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah PUS tidak melakukan pemeriksaan IVA, kurang dari setengah PUS bersikap negatif terhadap pemeriksaan IVA, lebih dari setengah PUS yang dukungan keluarganya kurang dan lebih dari setengah PUS tidak mendapat akses informasi. Ada hubungan antara sikap (p value = 0,022), dukungan (p value = 0,015) dan akses informasi (p value = 0,000) dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Perlunya mengadakan pemeriksaan IVA secara rutin serta meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada PUS dan keluarganya sehingga dengan pemahaman keluarga yang baik diharapkan keluarga memberikan dukungan yang baik pula kepada PUS.

Kata Kunci : Sikap, dukungan keluarga, informasi, pemeriksan IVA, PUS

ABSTRACT

VIA is a new method for early detection of cervical cancer by applying acetic acid (vinegar) to the cervix.

The number of couples of reproductive age who conducted VIA examination at Balida CHC unit in 2017 was 62 people and there were 5 people with positive result. This study aims to determine the relationship between attitude, family support and access to information with Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) examination among couples of reproductive age in the Work Area of Balida CHC unit Dawuan DDub-District, Majalengka District in 2018. This was an analytic study with case control approach. The population was all couples of reproductive age in the Work Area of Balida CHC, Dawuan Sub-District, Majalengka District, as many as 10.863 people. The study samples were 62 people (cases) and 124 people (controls). Data analysis used univariate analysis with frequency distribution and bivariate analysis with chi square test. The results showed that more than half of couples did not conduct VIA examination, less than half of couples were negative based on VIA examination, more than half of couples lacked of family support and more than half of couples did not get access to information. There were relationships between attitudes (p value = 0,.022), family support (p value = 0.015) and access to information (p value = 0.000) with Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) examination among couples of reproductive age in the Work Area of Balida CHC unit Dawuan DDub-District, Majalengka District in 2018. There is a need to conduct VIA examination on a regular basis and increase counseling to and their families since with a good understanding, it is expected that the family will provide sufficient support to the couples of reproductive age.

Keywords: attitude, family support, information, IVA examination, couples of reproductive age.

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan reproduksi bagi wanita senantiasa berkembang dengan pesat. Salah

satu masalah kesehatan wanita yang saat ini menjadi perhatian masyarakat di dunia yaitu

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 535 Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533

Tlp: 0226631622 - 6631624

(2)

masalah kanker serviks. Kanker serviks dapat ditanggulangi sejak dini jika ada deteksi awal, namun sayangnya masyarakat banyak yang tidak menyadari dan enggan untuk memeriksakan organ–organ yang rentan terkena kanker dan ini mengakibatkan peningkatan kejadian kanker servik (Emilia, 2014). Kanker servik merupakan suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Kanker serviks akan menujukkan gejala serius, setelah 10-20 tahun kedepan pada wanita yang menikah atau aktif secara seksual. Banyak pengidap kanker serviks baru menyadari setelah melakukan pemeriksaan untuk pengobatan dan didiagnosis bahwa stadium kankernya sudah akut karena pada fase prakanker dan stadium awal (Dianda, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO), jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara- negara yang sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030 (Yayasan Kanker Indonesia, 2016).

Diperkirakan 90-100 kasus kanker serviks di Indonesia diantara 100.000 penduduk, atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Resiko penderita kanker serviks adalah wanita yang berusia lebih dari 35 tahun karena pada usia tersebut sistem reproduksi mulai berkurang, namun menunjukkan faktor resiko juga terjadi pada wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini (< 20 tahun), sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan.

Beberapa tahun terakhir ini di indonesia

tampak kecenderungan meningkatnya prevalensi kanker serviks meningkat sampai 10% pada beberapa kelompok wanita pekerja seks dan 2% pada kelompok ibu hamil (WHO dalam Yayasan Kanker Serviks Indonesia, 2012).

Angka kejadian kanker serviks di Propinsi Jawa Barat dari tahun 2012 sampai dengan 2015, yaitu tahun 2012 sebanyak 3505 kasus, tahun 2013 sebanyak 2782 kasus, tahun 2014 sebanyak 5155 kasus, sedangkan tahun 2014 sebanyak 482 kasus (Dinkes Propinsi Jawa Barat, 2015).

Pada tahun 2012 di beberapa Negara maju, skrining kanker servik dengan tes pap smear secara luas terbukti mampu menurunkan angka kejadian kanker servik hingga 90% dan menurunkan mortalitas hingga 70-80%. Tapi penyelenggaraan tes pap smear secara luas apalagi secara nasional sangat sulit dilaksanakan di Indonesia. Perlu upaya pemecahan masalah dengan metode skrining lain yang lebih mampu laksana untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu metode alternatife skrining kanker serviks yang dapat menjawab ketentuan-ketentuan tersebut adalah inspeksi visual dengan pulasan asam asetat (IVA) (Aminati, 2013).

IVA adalah metode baru deteksi dini kanker leher rahim dengan mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa. Metode tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pap smear yang selama ini lebih populer. IVA (inspeksi visual asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Askandar, 2014).

IVA test dapat menjadi metode alternatife untuk skrining. Pertimbangan ini berdasarkan bahwa mudah dan praktis dilaksanakan, dapat dilakukan oleh ginekologi, dokter umum, bidan praktek swasta, tenaga kesehatan lain yang terlatih, alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk pemeriksaan ginekologi dasar, biaya murah sesuai untuk pusat pelayanan sederhana, hasil langsung diketahui, dapat langsung terapi (Rasjidi, 2012).

Pemeriksaan metode IVA dapat dilakukan di puskesmas atau di tempat praktek bidan

(3)

swasta karena selain praktis dan murah, metode ini juga mempunyai akurasi yang tinggi sehingga banyak wanita tertarik

mengikuti pemeriksaan IVA. Syarat pemeriksaan dengan metode ini adalah wanita yang sudah pernah menikah, dan dianjurkan untuk wanita yang berusia 30-

50 tahun, karena pada usia tersebut wanita lebih rentan terkena kanker serviks (Sahrial, 2012). Berkembangnya IVA, dapat saling membantu para wanita dari sosio-ekonomi bawah maupun menengah untuk mendeteksi kanker serviks. Sehingga kanker tersebut akan semakin mudah diketahui, semakin cepat

diobati dan semakin besar harapan hidup penderita (Kumalasari, 2011).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2017, beberapa puskesmas yang melakukan pemeriksaan metoda IVA diantaranya di UPTD Puskesmas Balida sebanyak 62 orang, UPTD Puskesmas Jatiwangi sebanyak 8 orang, UPTD Cikijing sebanyak 8 orang, dari UPTD Puskesmas Argapura sebanyak 1 orang dan UPTD Puskesmas Majalengka sebanyak 1 orang.

Sedangkan di puskesmas lainnya belum dilaksanakan (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2017).

Menurut data dari UPTD Puskesmas Balida diketahui bahwa jumlah wanita yang melakukan pemeriksaan kanker rahim di UPTD Puskesmas Balida dengan metoda IVA dengan hasil positif sebanyak 5 orang dari jumlah wanita yang melakukan pemeriksaan kanker rahim sebanyak 62 orang (UPTD Puskesmas Balida, 2017).

Masih rendahnya perilaku wanita terutama Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan kanker rahim dan payudara hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor. Perilaku dapat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu faktor predisposisi (predisposing), pemungkin (enabling), penguat (reinforcing). Termasuk faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah dan mendasari untuk

terjadinya perilaku tertentu, seperti;

pengetahuan, sikap, nilai-nilai dan budaya dan kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku tertentu tersebut, serta beberapa karakteristik individu, misalnya umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.

Termasuk faktor pemungkin, yaitu faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut, terdiri atas; ketersediaan pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun biaya dan sosial, serta adanya askes informasi.

Termasuk faktor penguat, yaitu faktor yang memperkuat atau kadang-kadang justru dapat memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut, seperti; pendapat, dukungan, kritik baik dari keluarga, teman-teman sekerja atau lingkungannya, bahkan juga dari petugas kesehatan sendiri (Green dalam Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoadmodjo (2012), sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Reaksi atau respons tersebut berupa menerima, merespons, menghargai bertanggung jawab. Sikap negatif terhadap pemeriksaan IVA disebabkan karena anggapan bahwa apabila dirinya sehat sehat saja sehingga selama belum ada keluhan tidak akan memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, selain itu juga WUS merasa malu melakukan pemeriksaan IVA karena yang diperiksa adalah bagian intim perempuan dan menganggap pemeriksaan IVA tidak ada gunanya.

Dukungan sosial yang dimaksud adalah dukungan dari keluarga. Besarnya kosntribusi dukungan dari orang atau kelompok terdekat untuk memperkuat alasan bagi seseorang untuk berperilaku. Jika seseorang tidak memiliki orang atau kelompok terdekat yang memiliki pemahaman yang baik mengenai kesehatan, maka secara tidak langsung akan berimbas pada perilaku wanita tersebut. Oleh karena itu informasi mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA tidak hanya wanita sebagai focus utama, namun anggota keluarga

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 537

(4)

juga merupakan sasaran yang sangat potensial (Sarini, 2011).

Akses informasi pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perubahan perilaku kesehatan seseorang khususnya pelaksanaan deteksi dini kanker serviks dan faktor ini disebut faktor pendukung. Melalui media cetak ataupun media elektronik dapat diperoleh informasi masalah kesehatan yang disajikan dalam bentuk artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat dan sebagainya. Media massa mempunyai kemampuan yang kuat untuk membentuk opini publik, kemudian opini publik dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk merubah perilaku kesehatan seseorang. Bila wanita usia subur mengetahui bahayanya kanker serviks melalui media informasi, maka hal tersebut dapat mempengaruhi sikap dan tindakan untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker

METODE PENELITIAN Instrument Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu kuiesioner tentang sikap dan kuesioner tentang dukungan yang akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan di UPTD Puskesmas Kasokandel pada 20 orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel dengan hasil sebagai berikut:

Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid berarti instrumen penelitian tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang didapat dan digunakan sesuai dengan variabel yang dimaksud. Instrumen memiliki validitas tinggi jika derajat ketepatan mengukurnya benar (Sugiyono, 2012).

serviks (Mubarak, 2011).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida pada bulan Desember 2017 terhadap 10 ibu menyatakan bahwa ibu yang pernag melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat sebanyak 2 orang dan yang tidak pernah sebanyak 8 orang (80%). Ibu yang tidak pernah melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat karena belum mendapatkan informasi sebanyak 5 orang, 2 orang karena tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dan 1 orang karena kurang setuju dengan pemeriksaan tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Hubungan sikap, dukungan keluarga dan akses informasi dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018”

Pada penelitian ini uji validitas menggunakan meode alpha dengan ketentuan item dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation > r tabel (r tabel untuk jumlah n = 20 adalah 0,444). Item tidak valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation < r tabel.

Apabila ada item yang tidak valid, maka item tersebut perlu di koreksi dan apabila dimungkinkan untuk dibuang atau tidak digunakan karena dapat diwakilkan oleh pertanyaan lain, maka item tersebut dibuang atau tidak digunakan dalam penelitian.

Hasil uji untuk 14 item sikap, menghasilkan nilai Corrected Item-Total Correlation paling kecil yaitu 0,806 dan paling tinggi yaitu 0,921 yang berarti sebanyak 14 item sikap mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation > r tabel (0,444). Dengan demikian sebanyak 14 item sikap dinyatakan valid.

Adapun hasil uji untuk 10 item

(5)

dukungan, menghasilkan nilai Corrected Item-Total

Correlation paling kecil yaitu 0,547 dan paling tinggi yaitu 0,877 yang berarti sebanyak 10 item dukungan mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation > r tabel (0,444). Dengan demikian sebanyak 10 item dukungan dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran (kuesioner untuk variabel pengetahuan) dikatakan reliabel bila memberikan skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Dengan uji reliabilitas maka akan diketahui apakah butir-butir dalam kuesioner saling

berhubungan, menentukan skala pengukuran secara keseluruhan (nilai alpha Cronbach) dan mengidentifikasi butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang bermasalah dan harus direvisi atau harus dihilangkan (Notoatmodjo, 2010).

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan model alpha cronbach.

Dengan ketentuan apabila nilai Cronbach's Alpha > 0,8 (80%) atau mendekati angka 1 maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel.

Hasil uji dari 14 item sikap yang telah dinyatakan valid menghasilkan nilai alpha cronbach sebesar 0,970 dan dari 10 item dukungan yang telah valid menghasilkan nilai alpha cronbach sebesar 0,954. Hal ini berarti kedua kusioner yang diujikan baik 14 item sikap dan 10 item dukungan mempunyai nilai alpha cronbach > 0,8 sehingga dapat dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.Jalannya Penelitian

Langkah I Menentukan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu populasi kasus dan populasi kontrol, sebagai berikut:

Populasi kasus yaitu seluruh Pasangan

Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018 yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 62 orang.

Populasi kontrol yaitu seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018 yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 10.791 orang

Sampel penelitian ini dengan desain case control, peneliti mengambil perbandingan 1 : 2 dengan pertimbangan populasi kontrol sangat besar. Maka jumlah sampel kasus yaitu PUS yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 62 orang dan jumlah sampel kontrol yaitu PUS yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 124 orang (kontrol). Sehingga jumlah keseluruhan untuk sampel sebanyak 186 orang.

1) Untuk sampel kasus

Tidak dilakukan teknik sampling, artinya seluruh PUS yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 62 orang dijadikan sebagai sampel (total populasi).

2) Untuk sampel kontrol

Pengambilan sampel untuk kontrol pada penelitian ini menggunakan teknik porportional to size. Menurut Arikunto (2013), teknik proportional to size adalah cara penarikan sampel di mana peluang terpilihnya sampel sebanding dengan ukuran. Maka dari itu, langkah pertama dalam teknik ini adalah menghitung terlebih dahulu besar sampel untuk setiap desa dan hasilnya sebagai berikut:

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 539

(6)

Tabel 1. Besar Sampel Masing-Masing Desa.

Setelah didapat besar sampel masing- masing desa, kemudian langkah selanjutnya melakukan prosedur random sampling yaitu mengambil sampel di masing-masing

desa menggunakan cara undian.

Langkahnya yaitu membuat potongan kertas kecil yang telah diberi nomor sebanyak jumlah anggota populasi yang ada di desa. Kemudian, mengambil satu per satu potongan kertas tersebut sebanyak jumlah sampel yang sudah ditentukan untuk tiap desa. Nomor yang telah terambil merupakan nomor urut dalam daftar anggota populasi yang ditetapkan sebagai sampel.

Analisis Data

1. Analisis Univariat

Tujuan analisis univariat yaitu untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Setiap variabel dalam penelitian ini akan

Langkah II Mengisi Kuesioner

Setelah kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabelitas maka kuesioner tersebut dibagikan kepada responden yang telah ditetapkan.

Sebelum mengisi kuisioner responden diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian dan menandatangani inform consent jika responden bersedia menjadi respoden pada penelitian ini. Setelah menandatangani inform consent responden kemdian mengisi kuisioner yang diberikan.

Apabila responden kurang paham terhadap pertanyaan pada kuisioner, peneliti membantu memberikan penjelasan.

Peneliti kemudian melakukan pemeriksaan terhadap apakah semua pertanyaan sudah terisi, apakah jawaban atau tulisan masing- masing pertanyaan cukup jelas atau terbaca. Jika sudah terisi dengan lengkap maka dilanjutkan pada tahap pengkodean.

Pada tahap pengkodean ini untuk Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yaitu diberi kode 0 jika tidak pernah melakukan IVA dan 1 jika sudah pernah melakukan IVA. Untuk sikap diberi kode 0 jika jawaban responden < rata-rata (68,82%) dan 1 jika jawaban responden > rata-rata (68,82%). Dukungan keluarga diberi kode 0 jika jawaban responden < rata-rata (70,05%) dan 1 jika jawaban responden >

rata-rata (70,05%). Untuk akses informasi diberi kode 0 jika ibu belum pernah mendapatkan informasi dari media maupun petugas kesehatan dan 1 jika ibu pernah mendapatkan informasi dari media maupun petugas kesehatan.

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase. Untuk menghitung besar persentase dari masing-masing kategori menggunakan rumus berikut :

(7)

Keterangan :

P = persentase kategori

f = jumlah frekuensi dari masing-masing kategori n = jumlah sampel

Setelah diperoleh besar persentase tiap kategori, kemudian diinterpretasikan dengan ketentuan sebagai berikut:

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis bivariat menggunakan uji hipotesis yaitu uji chi square pada nilai = 0,05. Adapun rumus chi square yang digunakan yaitu:

Keterangan:

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat

a. Gambaran Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan

x2 = Nilai Chi Square N = Jumlah sampel

Ketentuan keputusan ujinya yaitu:

Apabila ρ value ≤ 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel independent dengan variabel yang dependen.

Apabila ρ value > 0,05 maka Ho gagal tolak yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen.

Disamping itu dilakukan analisis OR (Odd Ratio) dengan rumus: Odds pemajanan pada kelompok kasus

Odds pemajanan pada kelompok kontrol

Odds ratio

atau

merupakan perbandingan antara odds pemajanan pada kelompok kasus dengan odds pemajanan pada kelompok kontrol. Interpretasi dari nilai OR adalah sebagai berikut:

OR > 1 artinya variabel tersebut merupakan faktor resiko

OR = 1 artinya variabel tersebut tidak mempunyai efek

OR < 1 artinya hanya sebagai efek protektif

Kabupaten Majalengka Tahun 2018

Berdasarkan data pada tabel 3. dari 186 PUS yang tidak melakukan pemeriksaan IVA

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 541

(8)

sebanyak 124 orang (66,7%) dan yang melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 62 orang (33,3%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (66,7%) PUS tidak melakukan pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

PUS yang tidak melakukan pemeriksaan IVA dapat dikarenakan kurang pengetahuan, rendahnya dukungan keluarga dan juga kurang mendapatkan akses informasi.

Dampak dari tidak melakukan pemeriksaan IVA yaitu dapat berisiko PUS mengalami infeksi atau bahkan kanker serviks.

Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian Tarigan (2015) di Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang menunjukan bahwa yang tidak melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat sebesar 80% dan sedikit lebih tinggi dibanding dengan hasil penelian Widiastuti (2013) di Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga menunjukkan bahwa ibu yang tidak melakukan kunjungan pemeriksaan IVA sebesar 63,5%.

IVA adalah metode baru deteksi dini kanker leher rahim dengan mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa. Metode tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pap smear yang selama ini lebih populer. IVA (inspeksi visual asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Askandar, 2014).

IVA test dapat menjadi metode alternative untuk skrining. Pertimbangan ini berdasarkan bahwa mudah dan praktis dilaksanakan, dapat dilakukan oleh ginekologi, dokter umum, bidan praktek swasta, tenaga kesehatan lain yang terlatih, alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk pemeriksaan ginekologi dasar, biaya murah sesuai untuk pusat pelayanan sederhana, hasil langsung diketahui, dapat langsung terapi (Rasjidi,

2012).

Pemeriksaan metode IVA dapat dilakukan di puskesmas atau di tempat praktek bidan swasta karena selain praktis dan murah, metode ini juga mempunyai akurasi yang tinggi sehingga banyak wanita tertarik

mengikuti pemeriksaan IVA. Syarat pemeriksaan dengan metode ini adalah wanita yang sudah pernah menikah, dan dianjurkan untuk wanita yang berusia 30-50 tahun, karena pada usia tersebut wanita lebih rentan terkena kanker serviks (Sahrial, 2012).

Berkembangnya IVA, dapat saling membantu para wanita dari sosioekonomi bawah maupun menengah untuk mendeteksi kanker serviks.

Sehingga kanker tersebut akan semakin mudah diketahui, semakin cepat diobati dan semakin besar harapan hidup penderita (Kumalasari, 2011).

Pentingnya melakukan pemeriksaan IVA dan masih banyaknya PUS yang tidak melakukan IVA maka pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas bekerja sama untuk mengadakan pemeriksaan IVA secara rutin di kecamatan masing-masing, sehingga memberikan kesempatan pada PUS yang belum melakukan pemeriksaan IVA.

b. Gambaran Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten

Majalengka Tahun 2018.

Berdasarkan data pada tabel 4 dari 186 PUS yang bersikap negatif terhadap pemeriksaan IVA sebanyak 88 orang (47,3%) dan yang

(9)

positif terhadap pemeriksaan IVA sebanyak 98 orang (52,7%). Hal ini menunjukkan bahwa kurang dari setengah (47,3%) PUS yang bersikap negatif terhadap pemeriksaan IVA di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Sikap negatif dapat dikarenakan PUS belum memahami mengenai pentingnya pemeriksaan IVA dalam pencegahan kanker dan dampak dari sikap yang negatif PUS menjadi enggan untuk melakukan pemeriksaan IV kepada petugas kesehatan.

Hasil penelitian ini lebih tinggi disbanding penelitian Tarigan (2015) di Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang menunjukan bahwa ibu yang bersikap negatif sebesar 40%, namun lebih rendah dibanding dengan hasil penelian Widiastuti (2013) di Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga menunjukkan bahwa ibu yang bersikap negatif sebesar 55%.

Sikap merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan perilaku seseorang.

Dengan sikap positif terhadap upaya pelayanan kesehatan maka seseorang akan berusaha memanfaatkannya dengan baik mungkin (Mubarak, 2011).

Sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak social dan hubungan antar individu sebagai

anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat (Azwar, 2011).

Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan diri dan kegagalan. Cerminan sikap negatif yaitu lebih dari sekedar bermuka sedih, merupakan sesuatu yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dan sesuatu yang

menyatakan ketidakramahan, tidak menyenangkan, dan tidak memiliki kepercayaan diri (Azwar, 2011).

Masih terdapatnya PUS yang bersikap negatif akan menjadi faktor terhadap tidak dilakukannya pemeriksaan IVA oleh PUS.

Maka untuk PUS yang bersikap negatif perlu diberikan informasi oleh

petugas kesehatan tentang pemeriksaan IVA agar PUS bisa memahami dengan lebih baik.

c. Gambaran Dukungan Keluarga pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan

Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018

Berdasarkan data pada tabel 5 dari 186 PUS yang dukungan keluarganya kurang sebanyak 113 orang (60,8%) dan yang dukungan keluarganya baik sebanyak 73 orang (39,2%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (60,8%) PUS yang dukungan keluarganya kurang di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Dukungan keluarga yang kurang atau rendah dikarenakan keluarga tidak menyadari mengenai tujuan dan pentingnya PUS melakukan pemeriksaan IVA, dampak dari dukungan kurang yaitu PUS menjadi tidak termotivasi untuk melakukan pemeriksaan IVA.

Hasil penelitian ini lebih tinggi disbanding dengan hasil penelitian Kurniawati (2015) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 543

(10)

Yogyakarta menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan kurang baik sebesar 46,5% dan juga lebih tinggi dibanding dengan hasil penelitian Khotimah (2015) di Wilayah Kerja Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus Palembang menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan keluarga kurang sebesar 56,8%.

Dukungan adalah suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup Bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal Bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk (Muhlisin, 2012).

Dukungan keluarga adalah bantuan yang bermanfaat secara emosional dan memberikan pengaruh positif yang berupa informasi, bantuan instrumental, emosi, maupun penilaian yang diberikan oleh anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, mertua, maupun saudara lainnya (Prawirohardjo, 2012).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan (Friedman, 2011).

Masih terdapatnya PUS dengan dukungan keluarga kurang, maka petugas kesehatan perlu melakukan kegiatan penyuluhan kepada PUS dan juga keluarganya sehingga keluarganya juga memahami tentang pencegahan kanker melalui metode IVA, dengan pemahaman yang baik diharapkan keluarga memberikan dukungan yang baik pula kepada PUS.

Gambaran Akses Informasi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Akses Informasi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Berdasarkan data pada tabel 6 dari 186 PUS yang tidak mendapat akses informasi sebanyak 116 orang (62,4%) dan yang mendapat akses informasi sebanyak 70 orang (37,6%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (62,4%) PUS tidak mendapat akses informasi di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Informasi yang kurang dikarenakan PUS tidak aktif mencari informasi dari media atau berkonsultasi dengan petugas kesehatan, dampaknya adalah PUS menjadi tidak mengetahui dengan baik tentang pemeriksaan IVA.

Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding dengan hasil penelitian Kusyati (2014) di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak menunjukkan bahwa ibu yang tidak mendapat informasi tentang deteksi dini kanker rahim seebsar 73% dan sedikit lebih rendah dibanding dengan hasil penelian Widiastuti (2013) di Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga menunjukkan bahwa ibu yang tidak mendapatkan informasi sebesar 65,5%.

Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan.Informasi dapat direkam atau ditransmisikan (Kholid, 2012). Pengertian

(11)

informasi menurut George H. Bodnar dalam Mubarak (2011) informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sedangkan menurut McFadden dalam Mubarak (2011) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan

pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Sumber informasi dapat dibedakan menjadi tiga sumber, yaitu (Notoatmodjo, 2012) sumber dari media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna akhir. Sumber

media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara lain adalah televisi, internet dan lain sebagainya. Sumber dari media cetak adalah media massa yang berbentuk printing dimana dinikmati dengan membaca dan bentuk medianya statis. Seperi surat kabar, majalah dan lain sebagainya. Sumber dari nara sumber yaitu informasi yang dapat bersumber dari tenaga kesehatan, anggota keluarga atau tokoh masyarakat.

Masih terdapatnya PUS di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka yang tidak mendapatkan informasi maka disamping petugas kesehatan melakukan konseling dan penyuluhan, juga perlu penyebaran informasi melalui radio atau surat kabar sehingga menjangkau PUS untuk mendapatkan informasi semakin luas.

2. Analisis Bivariat

Hubungan Sikap dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Tabel 7. Hubungan antara Sikap dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka

Tahun 2018.

Berdasarkan table 7, diketahui bahwa PUS yang tidak memeriksakan IVA dan sikapnya negatif sebesar 53,2% sedangkan PUS yang memeriksakan IVA dan sikapnya negatif sebesar 35,5%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi PUS yang tidak memeriksakan IVA

dan sikapnya negatif lebih tinggi disbanding PUS yang memeriksakan IVA dan sikapnya negatif.

Hasil uji statistik diperoleh value = 0,022 (<

0,05) dan OR = 2,06 (95%CI : 1,104-3,879). Hal ini berarti hipotesis nol (h0) ditolak atau

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 545

(12)

ada hubungan antara sikap dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018. Berdasarkan nilai OR berarti PUS yang bersikap negatif berpeluang 2,06 kali lebih besar tidak akan memeriksakan IVA dibanding ibu yang bersikap positif.

Berdasarkan nilai OR berarti PUS yang bersikap negatif berpeluang 2,06 kali lebih besar tidak akan memeriksakan IVA dibanding ibu yang bersikap positif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tarigan (2015) di Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang menunjukan bahwa ada hubungan sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat dengan hasil nilai p 0,000 dan nilai OR diperoleh 22,87. Juga sejalan dengan hasil penelian Widiastuti (2013) di Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga menunjukkan bahwa sikap berhubungan dengan pemeriksaan metode IVA. Juga hasil penelitian Sukmawati (2014) di Puskesmas Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa sikap berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan IVA.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang

menyatakan bahwa Sikap dan prilaku memiliki kaitan erat, sikap akan mengarahkan perilaku. Dalam hubngan interpersonal sikap akan berpengaruh pada pola-pola hubungan interpersonal yang dikembangkan. Sikap dapat didefinisikan terhadap demokrasi.

Sikapsikap lain dapat bersifat impersonal, akan tetapi sikap yang penting adalah sikap terhadap orang lain (Azwar, 2011).

Demikian juga dengan teori Rahay (2015) bahwa pemeriksaan IVA dipengaruhi oleh sikap PUS. PUS yang memiliki sikap yang positif yang berarti bahwa pemeriksaan IVA perlu dilakukan untuk mendeteksi dini kanker leher Rahim dengan mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Sikap yang sudah terbangun dengan baik akan mendorong PUS melakukan pemeriksaan IVA.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka untuk meningkatkan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka adalah dengan membangun sikap yang positif dan sikap akan terbangun ketika mempunyai pemahaman yang benar, maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan dan konseling kepada PUS tentang pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

b. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Tabel 8. Hubungan antara Sikap dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka

Tahun 2018.

Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa PUS yang tidak memeriksakan IVA dan dukungannya kurang sebesar 66,9%

sedangkan PUS yang memeriksakan IVA dan

dukungannya kurang sebesar 48,4%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi PUS yang tidak memeriksakan IVA dan dukungannya kurang lebih tinggi dibanding PUS yang

(13)

memeriksakan IVA dan dukungannya kurang.

Hasil uji statistik diperoleh value = 0,015 (<

0,05) dan OR = 2,15 (95%CI : 1,158-4,026).

Hal ini berarti hipotesis nol (h0) ditolak atau ada hubungan antara dukungan dengan pemeriksaan Inspeksi

Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Berdasarkan nilai OR berarti PUS

yang dukungannya kurang berpeluang 2,15 kali lebih besar tidak akan memeriksakan IVA dibanding ibu yang dukungannya baik.

Hasil penelitian ini mendukung teori bahwa perilaku kunjungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh dukungan keluarga, semakin tinggi dukungan yang diberikan maka peluang untuk melakukan kunjungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan akan semakin tinggi pula. Namun berbeda pada keluarga yang tidak mendukung akan menyulitkan seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Wijaya, 2010).

Hasil penelitian ini juga mendukung teori bahwa pemeriksaan IVA pada PUS memerlukan dukungan dari keluarga,

pemberian informasi dan nasehat yang tepat kepada PUS oleh keluarganya yang sudah memahami tentang IVA dengan baik akan mendorong PUS untuk mau melakukan pemeriksaan IVA yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan (Tarigan, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitan Kurniawati (2015) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta

menunjukkan bahwa dukungan keluarga terutama suami berhubungan dengan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dengan p value=0.045. Juga sejalan dengan hasil penelitian Khotimah (2015) di Wilayah Kerja Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus Palembang menunjukkan dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemeriksaan deteksi dini kanker rahim.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperlukan dukungan keluarga yang baik kepada PUS agar PUS mau melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Maka dari itu petugas kesehatan perlu memberikan informasi yang jelas kepada keluarga tentang IVA sehigga keluarga bisa memberikan nasihat dan dorongan kepada anggota keluarga terutama PUS untuk melakukan pemeriksaan IVA.

c. Hubungan Akses Informasi dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Tabel 9.Hubungan antara Sikap dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan

Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa PUS yang tidak memeriksakan IVA dan tidak ada

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 547

(14)

akses informasi sebesar 74,2% sedangkan PUS yang memeriksakan IVA dan tidak ada akses informasi sebesar 25,8%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi PUS yang tidak memeriksakan IVA dan tidak ada akses informasi lebih tinggi dibanding PUS yang memeriksakan IVA dan tidak ada akses informasi.

Hasil uji statistik diperoleh value = 0,000 (<

0,05) dan OR = 4,55 (95%CI : 2,376-8,723). Hal ini berarti hipotesis nol (h0) ditolak atau ada hubungan antara akses informasi dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Berdasarkan nilai OR berarti PUS yang tidak ada akses informasi berpeluang 4,55 kali lebih besar tidak akan memeriksakan IVA disbanding ibu yang ada akses informasi.

Hasil penelitian ini mendukung teori bahwa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan membentuk perilaku seseorang.

Informasi yang diperoleh seseorang semakin banyak dari berbagai sumber media dan kemudian diolah menjadi kumpulan informasi yang berguna bagi kebutuhannya maka semakin baik pula pengetahuan dan juga perilakunya (Notoadmodjo, 2012).

Juga sejalan dengan teori bahwa pelaksanaan pemeriksaan IVA dipengaruhi oleh pengetahuan PUS tentang metode deteksi dini kanker. Umumnya PUS yang melakukan pemeriskaan IVA adalah mereka yang sudah mengerti dan paham tentang metode ini, ada juga yang paham setelah diberikan konseling

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Ada hubungan antara sikap dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan

pada saat mau melakukan pemeriksaan IVA.

Kesadaran dan pengetahuan menjadi penting sebagai dasar tindakan seseorang (Heru, 2011).

Menurut Mubarak (2011), sumber media informasi kesehatan yang utama adalah dari pihak petugas kesehatan bidan, bidan desa, dokter atau petugas lainnya. Dengan adanya informasi yang terusmenerus dan melalui berbagai media informasi dengan demikian diharapkan akan terjadi perubahan dalam hal kesehatan. Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kusyati (2014) di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak menunjukkan bahwa ada hubungan antara dan informasi

dengan dengan perilaku ibu dalam deteksi dini kanker rahim. Juga sejalan dengan hasil penelian Widiastuti (2013) di Puskesmas Sidorejo Kidul Kota Salatiga menunjukkan bahwa ibu informasi berhubungan dengan pemeriksaan metode IVA.

Berdasarkan hasil penelitian ini maka meningkatkan informasi sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi PUS di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka untuk memeriksakan IVA. Maka dari itu, perlunya petugas kesehatan memberikan informasi dan konseling kepada PUS tentang pencegahan kanker rahim dengan melakukan deteksi dini menggunakan metode IVA.

Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Ada hubungan antara dukungan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Ada hubungan antara akses informasi

(15)

dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas UPTD Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Tahun 2018.

Sehingga disarankan bagi Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan IVA dan masih banyaknya PUS yang tidak melakukan IVA maka pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas bekerja sama untuk mengadakan pemeriksaan IVA secara rutin di kecamatan masing-

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih peneliti sampaikan kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam terlaksananya penelitian ini diantaranya:

Para responden yang sudah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya sehungga peneliti bisa mendapatkan data yang diperlukan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka,Kepala Puskesmas, bidan dan Kader di Wilayah Kerja UPTD

DAFTAR PUSTAKA

_________. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Askandar, B. 2014. Kanker Mulut Rahim : Deteksi Dini dan PenanganAnya.

Surabaya.

Azwar, S. 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam:

Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Dianda, D, W. 2013. Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Emilia, dkk, Ed. 2014. Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta : Med Press.

Friedman. 2011. Keperawatan Keluarga.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Heru, P. S. 2011. Cegah Kanker Pada Wanita.

EGC: Jakarta.

masing, dan juga meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada PUS dan keluarganya sehingga dengan adanya pemahaman keluarga yang baik diharapkan keluarga memberikan dukungan yang baik pula kepada PUS. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu perlunya mencari informasi lebih luas baik melalui surat kabar, radio atau media lainnya tentang

metode IVA sehingga mempunyai pemahaman yang baik dan membangun sikap yang positif terhadap pemeriksaan IVA.

Puskesmas Balida Kecamatan Dawuan atas ijin dan bantuannya.

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DPRM), Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek DIKTI atas dana hibah Penelitian Dosen Pemula yang diberikan pada penelitian ini.

Hidayat, A. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika.

Irianto, K. 2014. Biologi Reproduksi.

Bandung: Alfabeta. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI

Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Khotimah. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Rahim di Wilayah Kerja Puskesmas Gandus Kecamatan Gandus – Palembang Tahun 2015. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6 No. 2 Tahun 2015.

Kumalasari, I, dkk. 2011. Kesehatan

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 549

(16)

Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta : Salemba Medika.

Kurniawati, W. 2015. Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku WUS dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta. Program Studi DIV Kebidanan STIkes Ngudi Waluyo.

Kusyati. 2014. Hubungan Pendidikan, Pekerjaan dan Informasi dengan dengan Perilaku Ibu dalam Deteksi Dini Kanker Rahim Di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Program Study S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Semarang.

Maharsie, Lesse & Indarwati. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan Keiikutsertaan Ibu Melakukan IVA Test Di Kelurahan Jebres Surakarta.

GASTER Vol.9 No. 2 Agustus 2012.

Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mubarak, W. I. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba medika.

Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo. S. 2012. Ilmu Kebidanan.

Jakarta: Yayasan Bisa Sarwono Prawirohardjo.

Rahayu, D. S. 2015. Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba Medika.

Rahma, Rina Arum & Prabandari, Fitria. 2012.

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi WUS (Wanita Usia Subur) Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Dengan Pulasan Asam Asetat) Di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Kebidanan,

Vol.3 No.1 Edisi Juni 2012.

Rasjidi, I. 2012. Kanker Serviks dan Penanganannya. Yogyakarta : Nuha Medika

Rathi MF, et al. 2011. Deteksi Dini Kanker Serviks pada Pusat Pelayanan Primer di Lima Wilayah DKI Jakarta. J Indon Med Assoc.

Sarini, Ni Ketut Manik. 2011. Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Papsmear pada Wanita Usia Subur di Desa Pucung wilayah Kerja Puskesmas Tejakula II kecamatan

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.

Sukmawati. 2014. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan IVA di Puskesmas Kabupaten Wonogiri Tahun 2004. Tersedia digilib.unimus.ac.id, diakses tanggal 15 Desember 2016.

Tarigan. 2015. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Pada Wanita Usia Subur Di Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang Tahun 2015 Tejakula Kabupaten Buleleng Bali Tahun

2011. Jakarta: FKM UI.

UPTD Puskesmas Balida. 2016. Jumlah Wanita yang Melakukan Pemeriksaan IVA di UPTD Puskesmas Balida.

Dawuan: UPTD Puskesmas Balida.

Widiastuti. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Metode IVA di Puskesmas Sidorejo Kidul

Kota Salatiga. Tersedia www.eprints.ums.ac.id/, diakses tanggal 20 Desember 2016.

Wijaya, D. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta:

Sinar Kejora.

Yayasan Kanker Serviks Indonesia. 2012. Data Kanker Serviks.

(http://yayasankankerindonesia.org), diakses tanggal 20 Desember 2016

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 550

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Terlihat pada gambar 6, gambar 7, dan gambar 8 yaitu hubungan antara dimensi rantai dengan gaya maksimum yang diperoleh dari hasil simulasi metode elemen hingga, variasi

Pada siklus I penelitian belum berhasil karena angka keberhasilan belum mencapai 75% yakni baru 73%.Kemudian dilanjutkan pada siklus II kemampuan motorik halus

Lebih dari itu, tingkat kepuasan pelanggan atas kualitas layanan pada suatu perguruan tinggi juga dapat dikaitkan dengan perkembangan jumlah calon mahasiswa yang masuk

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh empat bulan Maret tahun Dua Ribu Enam Belas, kami Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat

Thesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak pengalaman traumatis yang dialami oleh karakter utama dalam novel Speak , Melinda Sordino, dan bagaimana dia

Berdasarkan hasil penelitian ini dengan uji (F) ditemukan bahwa Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh

Daerah yang tandus dan kapur membuat etnis Madura harus merantau dan menjadi tradisi bahwa sukses adalah kembali dari rantauan membawa uang atau emas yang berlimpah, jika tidak

Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh daun babadotan dan umbi bawang putih yang dilarutkan dengan air, etanol, metanol dan heksan, serta minyak kemiri sunan dalam