• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT (1969-1989).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT (1969-1989)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Lintank Veralianty Putri, 2014

Abstrak

(2)

Lintank Veralianty Putri, 2014

(3)

Lintank Veralianty Putri, 2014

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Metode Penelitian ... 7

1.6Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Pondok Pesantren ... 11

2.1.1 Pengertian dan Tujuan Pesantren ... 11

2.1.2 Tipologi Pesantren ... 12

2.1.3 Komponen-Komponen Pokok Pesantren ... 13

2.1.4 Kurikulum Pendidikan Pesantren ... 16

2.1.4.1 Tujuan Pendidikan ... 16

2.1.4.2 Materi Pembelajaran ... 17

2.1.4.3 Metode Pembelajaran ... 18

2.1.4.4 Evaluasi Pembelajaran ... 19

2.2 Penelitian Terdahulu Mengenai Pesantren ... 19

2.2.1 Skripsi ... 19

2.2.2 Jurnal ... 21

(4)

Lintank Veralianty Putri, 2014

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Metode Penelitian ... 28

3.2 Persiapan Penelitian ... 30

3.2.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 30

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 31

3.2.3 Mengurus Perizinan Penelitian ... 32

3.2.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian ... 32

3.2.5 Proses Bimbingan ... 33

3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 33

3.3.1 Pengumpulan Sumber ... 33

3.3.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis ... 34

3.3.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan ... 36

3.3.2 Kritik Sumber ... 37

3.3.2.1 Kritik Eksternal ... 38

3.3.2.2 Kritik Internal ... 39

3.3.3 Interpretasi (Penafsiran Sumber) ... 40

3.4 Laporan Hasil Penelitian ... 42

BAB IV SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH TAHUN (1969-1989) ... 44

4.1 Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah .... 44

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat ... 44

4.1.1.1 Kondisi Geografis, Demografis dan Administratif.45 4.1.1.2 Kondisi Ekonomi, Pendidikan, Keagamaan dan Interaksi Sosial Masyarakat ... 47

4.1.2 Awal Mula Berdirinya Pondok Pesantren Al-islamiyyah . 49 4.1.2.1 Pendirian Pondok Pesantren Al-Islamiyyah ... 49

4.1.2.2 Biografi Kiai Haji Muhammad Ridwan ... 51

4.2 Komponen-Komponen Pondok Pesantren Al-Islamiyyah ... 53

4.2.1 Pimpinan Pesantren (Kiai) dan Staf Pengajar ... 53

(5)

Lintank Veralianty Putri, 2014

4.2.3 Mesjid ... 56

4.2.4 Pondok ... 57

4.2.5 Pengajaran Kitab-Kitab Klasik ... 57

4.2.6 Sarana dan Prasarana ... 58

4.2.7 Kurikulum Pendidikan Pesantren ... 58

4.2.7.1 Tujuan Pendidikan Pesantren ... 59

4.2.7.2 Materi Pendidikan Pesantren ... 60

4.2.7.3 Metode Pendidikan Pesantren ... 61

4.2.7.4 Evaluasi Pendidikan Pesantren ... 62

4.3 Pandangan Masyarakat Terhadap Keberadaan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah ... 64

4.4 Pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah Terhadap Masyarakat Cikalongwetan ... 72

4.4.1 Pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah Terhadap Pendidikan Agama Masyarakat Cikalongwetan ... 72

4.4.2 Pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah Terhadap Masyarakat Cikalongwetan dalam Aspek Pendidikan ... 74

4.4.3 Pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah Terhadap Masyarakat Cikalongwetan dalam Aspek Ekonomi ... 76

4.4.4 Pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah Terhadap Masyarakat Cikalongwetan dalam Aspek Sosial Budaya ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Simpulan ... 80

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA

(6)

Lintank Veralianty Putri, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah

Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah,

Pendidikan Guru Agama, Pesantren dan Perguruan Tinggi Agama Islam baik

negeri maupun swasta. Adapun mengenai pesantren dikutip dari ceramah Menteri

Agama RI (H.Munawir Sjadzali) pada Seminar Islam dan Pendidikan Nasional,

tanggal 25 April 1983, sebagai berikut:

“…. secara umum tujuan pembinaan dan pengembangan Pondok Pesantren adalah untuk meningkatkan dan membantu Pondok Pesantren dalam rangka membina dan mendinamisir Pondok Pesantren di seluruh Indonesia sehingga mampu mencetak manusia muslim selaku kader-kader penyuluh pembangunan yang bertakwa, cakap, berbudi luhur dan terampil bekerja untuk membangun diri dan keluarganya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan dan keselamatan bangsa, menetapkan Pondok Pesantren dalam mata rantai ke seluruh sistem pendidikan nasional, baik pendidikan normal maupun pendidikan non formal dalam rangka membangun manusia seutuhnya dan perencanaan ketenagakerjaan yang menghasilkan anggota-anggota masyarakat yang memiliki kecakapan sebagai tenaga pembangunan, membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang berguna bagi agama, masyarakat dan negara (Daradjat, 2006: 98).”

Daradjat juga mengungkapkan secara khusus, tujuan pembinaan dan

pengembangan Pondok Pesantren itu diantaranya diarahkan untuk:

- Mendidik santri untuk menjadi anggota masyarakat, seorang muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang ber Pancasila.

- Mendidik santri menjadi manusia muslim dan kader ulama serta mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, memilih semangat wiraswasta

serta mengamalkan syari’ah Islam secara utuh dan dinamis.

(7)

2

Lintank Veralianty Putri, 2014

- Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan bangsa dan negara (Daradjat, 2006:98-99).”

Secara keseluruhan fungsi pesantren dapat dikatakan adalah untuk

membina dan mengembangkan para masyarakat (santri) untuk menjadi manusia

muslim yang bertaqwa, tawakal serta mengabdi dengan istiqomah kepada Allah

SWT. disamping itu para santri diharapkan mempunyai kesadaran yang tinggi

akan hak dan kewajiban sebagai warga negara serta patuh kepada kiai dan

pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kehadiran Pondok Pesantren ternyata tidak hanya berfungsi sebagai

lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran

agama. Demikian yang diungkapkan oleh Mastuhu, (1994:59). Bahkan pesantren

berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat pergerakkan pengembangan Islam. Hal

ini seperti yang diakui oleh DR. Soebardi dan Prof. Johns yang dikutip

Zamakhsyari Dhofier, (1974:17). Pondok Pesantren dengan segala bentuk dan

jenisnya juga tergolong pada lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.

Eksistensinya diakui oleh warga masyarakat. Hanya saja secara spesifik bahwa

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengarah kepada bidang

keagamaan (Islam).

Dalam hal ini A. Mukti Ali (1987:15-19) mengemukakan bahwa pada

dasarnya Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam,

pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan agama Islam diharapkan dapat diperoleh

dari lembaga ini (pesantren). Beliau juga mengemukakan beberapa ciri pendidikan

dan sistem pengajaran yang ada di Pondok Pesantren. Di antara ciri-ciri

pendidikan di Pondok Pesantren adalah : 1) Adanya hubungan yang akrab antara

santri dan Kiai, 2) Tunduknya para santri kepada Kiai, 3) Adanya prinsip hidup

hemat dan sederhana, 4) Adanya semangat menolong diri sendiri amat terasa di

kalangan santri di Pondok Pesantren, 5) Jiwa tolong menolong dan suasana

persaudaraan sangat mewarnai pergaulan para santri di Pondok Pesantren, 6)

Penanaman rasa disiplin sangat ditekankan di Pondok Pesantren, 7) Berani

(8)

3

Lintank Veralianty Putri, 2014

diperoleh pesantren, 8) kehidupan agama yang baik dapat diperoleh para santri di

Pondok Pesantren itu sendiri.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Pondok Pesantren sebagai

lembaga pendidikan Islam (di Indonesia) adalah mempunyai arti dan peranan

yang cukup besar dalam pengembangan bangsa dan Negara Indonesia. Dan

sebagai lembaga pendidikan Pondok Pesantren ikut bertanggung jawab terhadap

proses mencerdaskan bangsa secara keseluruhan. Sedangkan secara khusus

lembaga ini bertanggung jawab atas kelangsungan tradisi keagamaan (Islam)

dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu bentuk pribadi manusia mukmin yang sejati

dan punya kualitas moral serta intelektual.

Adapun target yang hendak dicapai oleh Pondok Pesantren adalah untuk

membekali para santrinya agar memiliki iman, ilmu, ibadah dan ahlaknya yang

mulia. Sehingga apabila mereka terjun ke masyarakat nanti diharapkan tidak

bersifat pasif. Di samping itu juga untuk mempersiapkan para santri agar kelak

menjadi orang yang bisa mengambil bagian (berpartisipasi) dalam pembangunan

bangsa dan memajukan negara, serta dapat membentuk watak yang mulia.Sebab

masalah-masalah yang menyangkut tentang kesadaran politik, ekonomi, dan sosial

budaya tidak perlu dipertentangkan, karena hal itu menurut Islam termasuk

masalah kebutuhan pokok dalam kehidupan suatu bangsa (Zuhri, 1981:617).

Secara historis bahwa pada zaman walisongo, zaman kerajaan Islam jawa,

zaman pergolakan melawan penjajahan dan pada masa-masa revolusi

kemerdekaan bahkan hingga masa Orde Baru, peranan Pondok Pesantren bagi

perubahan sosial kelihatannya cukup jelas. Sebab ketika itu, fungsi dan peranan

Pondok Pesantren sebagai lembaga sosial lebih menonjol dibandingkan dengan

fungsi dan peranannya sebagai lembaga pendidikan (Rahardjo, 1987:61).

Kedudukan Pondok Pesantren tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat

Islam di Indonesia. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua

sudah dikenal sejak Islam masuk ke wilayah Nusantara. Oleh karana itu sejarah

Pondok Pesantren merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari sejarah

(9)

4

Lintank Veralianty Putri, 2014

pertama di Aceh pada abad pertama hijriah, era walisongo dan sampai sekarang.

Peran para wali, ulama dan kiai Pondok Pesantren sangat besar dalam merintis

tumbuh dan berkembangnya masyarakat desa, bahkan kota.

Pondok Pesantren merupakan bapak dari pendidikan Islam diIndonesia.

Pondok Pesantren didirikan karena adanya tuntutan kebutuhan zaman, hal ini bisa

dilihat dari perjalanan historisnya, bahwa sesungguhnya pesantren dilahirkan atas

kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran

Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama dan da’i.

Pondok Pesantren diharapkan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat

sekitar yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan sosial

yang ada di dalam pondok dan diluar pondok, kegiatan ini memang harus

dilakukan oleh pesantren agar terjalin interaksi antara pesantren dan masyarakat

sehingga Pondok Pesantren dapat mengetahui keadaan masyarakat sekitar.

Sehingga diantara keduanya akan terjalin kebersamaan dalam memajukan

kepentingan bersama.

Penulis memiliki keresahan bagaimana lembaga-lembaga pendidikan

Islam seperti pesantren ini dapat terus bertahan ditengah perkembangan jaman

yang semakin modern ini. Maka dari itu untuk mengetahui secara langsung

tentang perkembangan Pondok Pesantren yang ada di Kecamatan Cikalongwetan,

penulis merasa tertarik untuk meneliti perkembangan Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah yang dipimpin langsung oleh Kiai Haji Muhammad Ridwan yang

dirasa perlu diteliti karena di Kecamatan Cikalongwetan pesantren inilah yang

mampu bertahan dan terus mengalami kemajuan di setiap tahunnya dengan cara

melihat dan mengikuti perkembangan Pondok Pesantren dari awal berdirinya

hingga dibentuknya Madrasah Aliyah Al-Huda yang sama-sama terletak di Desa

Mandalamukti. Penulis memilih rentang waktu antara tahun 1969 hingga 1989

karena pada tahun 1969 adalah tahun dibentuknya pesantren Al-Islamiyyah yang

berada dibawah kepemimpinan Kiai Haji Muhammad Ridwan sedanagkan tahun

1989 digunakan sebagai batas tahun penelitian karena pada tahun 1989 Pondok

(10)

5

Lintank Veralianty Putri, 2014

membangun sekolah Madrasah Aliyah Al-Huda di Desa Mandalamukti

Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.

Berdasarkan pemaparan diatas penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih

dalam mengenai perkembangan Pondok Pesantren Al Islamiyyah yang ada di

Desa Mandalamukti. Oleh karena itu penulis mengambil judul

“PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN

BANDUNG BARAT (1969-1989)”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

terdapat permasalahan yang cukup menarik untuk dikaji. Permasalahan utama

yang menjadi pokok kajian yaitu bagaimana perkembangan Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah yang ada di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan

Kabupaten Bandung Barat dalam rentang waktu tahun 1969 sampai 1989.

Berdasarkan rumusan tersebut maka permasalahan yang akan dikaji harus

mengaju pada permasalahan:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di

Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimanakah gambaran kehidupan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di

Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat?

3. Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap keberadaan Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan

Kabupaten Bandung Barat?

4. Bagaimanakah pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah terhadap

lingkungan sekitar?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan,

maka tujuan atau hal yang ingin dicapai dalam penelitian dengan judul

(11)

6

Lintank Veralianty Putri, 2014

1. Memberikan gambaran tentang latar belakang historis berdirinya Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan

Kabupaten Bandung Barat.

2. Memberikan gambaran tentang kehidupan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung

Barat dilihat dari segi kehidupan santri, kurikulum dan pola pembelajaran

serta program-program yang diberlakukan di pesantren tersebut.

3. Mengidentifikasi pandangan masyarakat terhadap keberadaan Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan

Kabupaten Bandung Barat, terutama mengenai dampak yang ditimbulkan

dengan adanya pesantren tersebut baik secara langsung maupun tidak

langsung.

4. Memberikan gambaran tentang pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

terhadap lingkungan sekitar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini, baik bagi penulis

sendiri maupun dari segi implementasi bagi bidang pendidikan terutama

pendidikan sejarah yakni:

1. Memperkaya khasanah penulisansejarah pesantren.

2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan Islam lain

khususnya di Kabupaten Bandung Barat untuk dapat mempertahankan

dan meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga dapat menjadi

lembaga yang tetap survive ditengah modernisasi yang terjadi.

3. Menambah pengetahuan bagi penulis sebagai mahasiswa pendidikan

sejarah untuk lebih mendalami lagi tentang pendidikan Islam khususnya

pesantren yang ada di Kecamatan Cikalongwetan.

4. Memberikan sumbangan dalam pembelajaran sejarah khususnya di

jenjang SMA kelas XI untuk lebih mengetahui tentang salah satu

(12)

7

Lintank Veralianty Putri, 2014

1.5. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam

penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan)

yang diteliti (Sjamsuddin, 2007: 13). Metode yang digunakan dalam mengkaji

proposal ini adalah metode historis atau sejarah. Sjamsuddin (2007: 14)

mengartikan metode sejarah sebagai suatu cara bagaimana mengetahui sejarah.

Proposal ini menggunakan metode historis karena permasalahan yang diangkat

adalah permasalahan sejarah.

Sjamsuddin (2007: 89) mengungkapkan enam langkah yang harus

dilakukan dalam melakukan penelitian sejarah yaitu.

1. Memilih judul atau topik yang sesuai.

2. Mengusut semua eviden (bukti) yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung. 4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah berhasil

dikumpulkan (kritik sumber).

5. Menyusun hasil penelitian ke dalam pola yang benar atau sistematika tertentu.

6. Menyajikan dan mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara yang menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti.

Ismaun (2005: 50) mengungkapkan empat tahapan dalam melakukan

penelitian sejarah. Keempat tahapan ini diuraikan sebagai berikut:

1. Heuristik (Pengumpulan Sumber-sumber Sejarah)

Ini merupakan tahap awal dengan mencari dan mengumpulkan

sumber-sumber sejarah yang relevan dengan masalah atau judul yang akan

dikaji. Penulisberusaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah, baik

sumber primer maupun sumber sekunder yang diperlukan dalam

penelitian ini. Dalam mencari sumber-sumber dan referensi ini penulis

mencari sumber refersnsi buku yang sesuai dengan tema penelitian

penulis dan sumber sumber lain yang relefan. Selain itu penulispun

mencari sumber lain seperti mencari sumber di internet.

2. Kritik Ekternal dan Internal (menilai sumber sejarah)

Pada tahap ini peneliti mulai melakukan seleksi dan penilaian terhadap

(13)

8

Lintank Veralianty Putri, 2014

meliputi dua aspek yaitu aspek eksternal yang digunakan untuk menilai

otentitas dan integritas dari sumber-sumber sejarah yang telah

diperoleh. Aspek internal digunakan untuk melihat dan menguji dari

dalam mengenai reliabilitas dan kredibilitas isi dan sumber-sumber

sejarah yang telah diperoleh. Dari proses kritik ini sumber-sumber

sejarah selanjutnya di sebut fakta-fakta sejarah.

3. Interpretasi (menafsirkan sumber sejarah).

Pada tahap ini, peneliti memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta

sejarah yang diperoleh dari hasil kritik eksternal maupun internal.

Fakta-fakta dihubungkan, disusun dan dianalisis sehingga diperoleh

penjelasan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Dalam tahap ini,

peneliti mengerahkan seluruh kemampuan intelektual dalam membuat

deskripsi, analisis kritis serta seleksi dari fakta-fakta tentang Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan

Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat ini sehingga akan

menghasilkan bentuk penelitian sejarah yang utuh.

4. Historiografi, merupakan langkah terkahir dalam penelitian ini.

Historiografi merupakan proses penyusunan seluruh hasil penelitian ke

dalam bentuk tulisan. Dalam hal ini peneliti menyajikan hasil

temuannya pada tiga tahap yang dilakukan sebelumnya dengan cara

menyususn dalam suatu tulisan yang jelas dengan bahasa yang

sederhana dan menggunakan tata bahasa penelitian yang baik dan

benar.

1.6. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan proposal disesuaikan dengan buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Sistematika penulisan yang

dimaksud adalah:

Bab I Pendahuluan, Bab ini berisi ringkasan secara rinci mengenai latar

belakang penulisan yang menjadi alasan penulis sehingga merasa tertarik untuk

(14)

9

Lintank Veralianty Putri, 2014

Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat dalam

kurun waktu dari tahun 1969 sampai 1989 yang ditujukan sebagai bahan

penulisan skripsi, rumusan dan pembatasan masalah yang diuraikan menjadi

beberapa pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi.

Bab II Kajian Pustaka. Di dalam bab inidijelaskan secara terperinci

mengenai materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan

penelitian yaitu tentang bagaimanaperkembangan Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten

Bandung Barat (1969-1989). Penjelasan materi-materi tersebut adalah berupa

informasi-informasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka. Dari hasil kajian

pustaka ini dipaparkan beberapa konsep. Konsep-konsep yang dikembangkan

dalam bab ini adalah konsep-konsep yang relevan dengan bahan penelitian yang

dilakukan.

Bab III Metode Penelitian. Di dalam bab ini diuraikan mengenai metode

penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Peneliti menguraikan

tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian yang berisi

langkah-langkah penelitian, dimulai dari persiapan sampai langkah terakhir dalam

menyelesaikan penelitian ini. Pada tahap ini penulis melakukan langkah-langkah

penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi

mengenai bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa

Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat

(1969-1989).

Bab IV Hasil penelitian yang didalamnya mengenai bagaimana

perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti

Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989).Dalam bab ini

berisi mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai seluruh

informasi dan data-data yang diperoleh penulis tentang bagaimana perkembangan

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan

Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989) melalui penelitian yang

(15)

10

Lintank Veralianty Putri, 2014

studi dokumentasi, studi literature, wawancara, pengamatan atau observasi yang

diuraikan dalam bentuk uraian deksriptif yang bertujuan agar semua keterangan

yang diperoleh dalam bab hasil penelitian dan pembahasan ini dapat dijelaskan

secara rinci. Dalam bab ini juga ditemukan jawaban-jawaban dari

permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah.

Bab V Kesimpulan. Pada bab terakhir ini peneliti memberikan kesimpulan

dari hasil pembahasan yang berisi mengenai interpretasi penulis terhadap kajian

yang menjadi bahan penelitiannya yaitu tentang bagaimana perkembangan

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti Kecamatan

Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat (1969-1989). Interpretasi peneliti ini

disertai dengan analisis peneliti dalam membuat kesimpulan atas

jawaban-jawaban dari permasalahan-permasalahan yang dirumuskan dalam rumusan

masalah. Dalam bab ini juga berisi saran dan rekomendasi dari peneliti yang

(16)

Lintank Veralianty Putri, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Pada bab ini penulis akan memaparkan simpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan penulis mengenai perkembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di

Desa Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun

1969-1989. Simpulan tersebut adalah sebagai analisa dari temuan-temuan hasil

penelitian tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang, antara lain

pertama, latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa

Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Kedua,

gambaran kehidupan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa Mandalamukti

Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Ketiga, pandangan

masyarakat terhadap keberadaan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah di Desa

Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat dan

pengaruh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah terhadap lingkungan sekitar.

Pertama, Pondok Pesantren Al-Islamiyyah berdiri pada tahun 1969 di Desa

Mandalamukti Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Pendirinya

yaitu Kiai Haji Muhammad Ridwan yang sampai saat ini masih menjadi Pimpinan

Pondok Pesantren. Pondok Pesantren Al-Islamiyyah berkembang pesat dari tahun

ke tahun, bahkan sampai saat ini Pondok Pesantren Al-Islamiyyah semakin maju

dan berkembang. Sarana Pendidikan di Cikalongwetan pada saat itu terpenuhi

dengan adanya Pondok Pesantren Al-Islamiyyah karena pada saat itu belum ada

sekolah formal. Setelah ada sekolah formal pun tetap tidak mengurangi eksistensi

Pondok Pesantren ini.

Kedua, Pondok Pesantren Al-Islamiyyah merupakan pondok pesantren

yang tetap mempertahankan budaya tradisional baik dalam proses

pembelajarannya maupun dalam kehidupan di pesantren. Pondok pesantren ini

mampu bertahan di tengah perkembangan zaman, bahkan perkembangannya

(17)

81

Lintank Veralianty Putri, 2014

Ketiga, menurut pandangan masyarakat sekitar terhadap keberadaan

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah yaitu terjadinya perubahan perilaku dalam

kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Cikalongwetan. Perubahan tersebut

utamanya meliputi kehidupan sosial masyarakat. Dalam kehidupan sosial

masyarakat Cikalongwetan, pesantren menjadi rujukan penting bagi masyarakat

dalam menghadapi permasalahan terutama yang berkaitan dengan hukum-hukum

keagamaan.

Selain itu sosok kiai sebagai pimpinan pesantren dan orang yang berilmu

memiliki posisi tersendiri dalam struktur sosial masyarakat. Ia adalah orang yang

dihormati dalam lingkungan masyarakat Cikalongwetan, ia juga menjadi orang

yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

pembangunan daerah.

Keempat, pengaruh keberadaan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah terhadap

lingkungan sekitar yang dirasakan masyarakat Cikalongwetan yaitu berbagai

peran positif yang dirasakan oleh masyarakat dalam kehidupannya, membuat

masyarakat memliki kepedulian untuk bersama-sama dengan pihak pesantren

memajukan dan mengambangkan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah baik dari segi

fisik maupun jumlah santri. Para almuni jebolan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

banyak yang menjadi Ketua Desa di sekitar Kecamatan Cikalongwetan.

Para santri yang bermukim di Pondok Pesantren Al-Islamiyyah selain dari

Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Bandung, Purwakarta, Jakarta, Banten,

Kalimantan Timur, Jambi. Dan para alumni tersebar di Jawa Barat, Jakarta,

Banten, Lampung, Palembang, Pangkal Pinang, Jambi, Kalimantan Timur, Batam,

Sulawesi dan lain-lain.

Satu-satunya pangajaran formal yang diberikan dalam lingkungan

pesantren ialah pengajaran kitab-kitab Islam klasik, terutama karangan-karangan

ulama yang menganut paham Syafi’iyah. Tujuan utamanya adalah untuk

mendiddik calon-calon ulama. Sedangkan sekarang kebanyakan pesantren telah

memasukan pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam

(18)

82

Lintank Veralianty Putri, 2014

Metode pembelajaran yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pesantren lainnya yaitu Sorogan,

Bandongan, Halaqah, Talaran dan Diskusi. Begitu juga dengan evaluasi

pembelajarannya. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah secara lisan merupakan sistem evaluasi yang lebih efektif karena

dengan begitu Kiai atau Ustadz dapat mengetahui secara langsung sejauh mana

kemampuan santri dalam menyerap materi pelajaran. Apalagi pelajaran mengenai

agama merupakan pelajaran praktek yang tidak dapat di ukur atau di nilai

pembelajarannya jika sekedar evaluasi tertulis. Bahkan evaluasi terhadap

kemampuan santri dalam memahami ajaran agama justru dapat terlihat dalam

praktek kehidupannya sehari-hari. Evaluasi terhadap kemampuan santri menerima

pelajaran, di tes hapalannya terhadap materi ynag di sebut talaran.

Seorang santri dikatakan lulus pada materi tertentu dan berhak naik kelas

ketika santri tersebut telah memahami kitab tertentu. Evaluasi berupa tes hafalan

atau bisa di sebut talaran juga dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

diantaranya yaitu para santri yang telah belajar tiga tahun harus hafal bacaan

Shalat serta terjemahnya, harus hafal Al-Asmaul Husna dan harus hafal Surat Al

Mulk, Al-Waqiah dan surat Yasin. Bagi laki-lakiharus hafal Al-Barjanji sampai

Mahallul Qiyam dan Wakaana yang terakhir (Muhammad Ridwan, Pimpinan

Pondok Pesantren).

Keberadaan para alumni dari Pondok Pesantren Al-Islamiyyah juga

berkontribusi besar bagi perkembangan dan kemajuan Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah. Setiap tahunnya rutin diadakan silaturahmi antar alumni, para alumni

dari Pondok Pesantren Al-Islamiyyah ini memiliki tabunngan yang di namakan

wakaf Sabilillah untuk kemajuan dan perkembangan Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah. Maka dari itu Pondok Pesantren Al-Islamiyyah tidak khawatir tentang

masalah pendanaan.

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah merupakan satu dari sekian banyak

pondok pesantren yang mampu bertahan di tengah perkembangan zaman, trelihat

jelas dari usianya yang berdiri sejak tahun 1969 hingga saat ini masih

(19)

83

Lintank Veralianty Putri, 2014

Pesantren Al-Islamiyyah dapat menjadi contoh untuk pondok pesantren lainnya

yang ada di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.

5.2 Saran

Dengan penyusunan skripsi ini penulis mengharapkan agar Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah hendaknya menjadi lembaga pendidikan yang

dikembangkan oleh semua pihak, baik Pondok Pesantren Al-Islamiyyah sendiri,

masyarakat, maupun pemerintah daerah. Akan lebih baik jika Pondok Pesantren

Al-Islamiyyah tidak hanya di kenal di Kabupaten Bandung Barat saja.

Pengembangan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah ini dapat dilakukan

dengan mengadakan koordinasi atau kerja sama yang berkesinambungan antara

Pondok Pesantren Al-Islamiyyah dengan pemerintah daerah Kabupaten Bandung

Barat atau lembaga terkait, sehingga dapat bersama-sama meningkatkan

pendidikan terutama pemahaman terhadap agama Islam serta aplikasinya dalam

kehidupan bermasyarakat. Para alumni juga dapat terus berkontribusi untuk

mengembangkan Pondok Pesantren Al-Islamiyyah.

1) Pihak Pondok Pesantren Al-Islamiyyah disarankan agar dapat lebih respontif

terhadap perubahan dalam masyarakat dan lebih mengembangkan program

pendidikannya agar Pondok Pesantren Al-Islamiyyah dapat lebih di terima

oleh berbagai lapisan masyarakat.

2) Pondok Pesantren Al-Islamiyyah disarankan agar terus melibatkan

masyarakat Cikalongwetan untuk membantu mengembangkan Pondok

Pesantren Al-Islamiyyah. Untuk pemerintah daerah Kabupaten Bandung

Barat, diharapkan agar dapat membantu Pondok Pesantren Al-Islamiyyah

terutama dalam masalah pendanaan maupun program pendidikannya.

3) Diharapkan juga skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

referensi bagi pondok pesantren Al-Islamiyyah sendiri, masyarakat,

pemerintah daerah, serta pihak lain yang berkepentingan dalam upaya

mempelajari karakteristik pesantren salafiyah khususnya yang terdapat di

(20)

84

Lintank Veralianty Putri, 2014

mempertahankan keberadaan pesantren salafiyah serta upaya

pengembangannya.

4) Selain itu, semoga skripsi ini juga berkontribusi penting bagi pembelajaran

sejarah. Skripsi ini dapat diijadikan referensi bagi pengembangan pelajaran

sejarah lokal di sekolah khususnya di Kabupaten Bandung Barat, sehingga

peserta didik dapat lebih mengenal sejarah daerah terutama sejarah

pengembangan agama Islam di Kabupaten Bandung Barat khususnya di

(21)

Lintank Veralianty Putri, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Azra, A. (2000) Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium

Baru. Jakarta: Logos.

Daradjat, Z. (2006) Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. (2007) Modernisasi Pesantren. Jakarta: Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama.

Dhofier, Z. (1982) Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup

Kyai.Jakarta: LP3ES.

Djumhur, I. dan Danasaputera.(1974) Sejarah Pendidikan. Bandung: Ilmu.

Ismaun. (2005) Sejarah Sebagai Ilmu.Bandung: Historia Press.

Kartawiriaputera, S. (1994) Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: IKIP.

Kuntowijoyo.(1994) Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Madjid, N. (1997) Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:

Paramadina.

Manfred. (1986) Pesantren dalam perubahan sosial. LP3ES, Jakarta.

Marwan, S. (1980) Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia. Darma Bakti,Jakarta.

Mastuhu. (1994) Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren : Suatu Kajian

TentangUnsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.

Nata, A.(1997) Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

(22)

2

Lintank Veralianty Putri, 2014

Sjamsudin, H. (2007) Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Soelaeman, M. M. (1986) Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial.

Bandung: PT. Eresco.

Supardan, D. (2007) Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural.Jakarta: Bumi Aksara.

Supriatna, N. (2007) Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia

Utama Press.

Suwendi. (2004) Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2013) Pedoman

PenulisanKarya Ilmiah.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Skripsi

Aditia, W. (2005). Pondok Pesantren An-Nasuha Desa Kalimukti Kabupaten

Cirebon. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah pada FPIPS UPI

Bandung: tidak diterbitkan

Azizah, L. N. (2013). Pondok Pesantren Masyaul Huda Desa Heuleut

Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka 1980-2008.Skripsi mahasiswa

Jurusan Pendidikan Sejarah pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sonia, S. (2008). Perkembangan Pondok Pesantren Al-Riyadl Kabupaten

Majalengka 1989-2005. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah pada

(23)

3

Lintank Veralianty Putri, 2014

Sumber Internet

Mifa Raya (2013) Pengaruh dakwah terhadap santri tersedia

Referensi

Dokumen terkait

Pada lima sampel makanan pecel diketahui bahwa diantara pedagang pecel tersebut terdapat beberapa faktor yang kurang memenuhi syarat yaitu sanitasi tempat dagang yang

Nilai signifikansi atau nilai P yang didapatkan sebesar 0.598 sehingga dapat dimaknai bahwa tidak didapatkan hubungan signifikan antara riwayat penyakit pasien

[r]

Pengaruh Karakteristik, Faktor Internal dan Eksternal Ibu terhadap Pemberian MP-ASI Dini pada Bayi Usia <6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barusjahe Kabupaten

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Andrea Taufiq Mutaqin 2014

Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka metode spektrofotometri ultraviolet dengan panjang gelombang berganda dapat digunakan untuk melakukan penetapan

Tujuan perencanaan pelabuhan batubara ini adalah memudahkan proses pembongkaran batubara guna mensuplai bahan bakar pada PLTU Rembang.. 1.3 RUANG

Pada hasil uji coba sistem terdapat hasil CC yang sama karena memiliki nilai transformasi Fuzzy berada pada rentang TFN yang sama, untuk itu pembentukan