BAB IV
KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Purworejo
4.1.1 Letak Geografis
Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah. Terletak diantara 109047’ 28” – 11008’ 20” Bujur Timur dan 70 32’ –
70 54” Lintang Selatan. Luas daerahnya yaitu 1.034,82 km2 yang terdiri dari ± 2/5 daerah daratan dan 3/5 daerah pegunungan, dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten
Magelang
Sebelah Timur : Kabupaten Kulon Progo Provinsi DIY
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen
Secara administratif, Kabupaten Purworejo dibagi menjadi 16 kecamatan yang terdiri dari 469 desa dan 25 kelurahan. Berikut adalah tabel jumlah desan dan luas kecamatan Kabupaten Purworejo.
Tabel 4.1
Jumlah Desa dan Luas Kecamatan Kabupaten Purworejo
No. Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah
(Km2)
data jumlah penduduk hingga Oktober 2015, jumlah penduduk dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Purworejo per Kecamatan
No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kode Nama Jumlah % Jumlah % Kecamatan %
jiwa dengan jumlah laki-laki 19.167 jiwa dan perempuan 19.280 jiwa.
4.1.3 Mata Pencaharian Masyarakat Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo merupakan daerah agraris yang sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian. Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat di Kabupaten Purworejo
bermatapencaharian sebagai petani. Lahan pertaniannya sebagian besar adalah sawah berpengairan nonteknis dan tadah hujan. Selain
ditanami padi, sebagian lahan di daerah tersebut juga ditanami jeruk.
4.1.4 Kesenian di Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo memiliki cukup banyak Kesenian, berikut adalah beberapa kesenian yang terdapat di Kabupaten Purworejo:
1. Kesenian Kuda Lumping
Kesenian Kuda Lumping adalah tarian tradisional yang menggunakan property berupa kuda tiruan. Kuda lumping atau biasa juga disebut Jaranan/Jaran Kepang atau Jathilan merupakan tarian tradisional dari Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit sedang menunggang kuda.
2. Kesenian Soyar Maole
3. Kesenian Cing Poo Ling
Kesenian Cing Poo Ling merupakan kesenian tari yang menampilkan kisah prajurit penderek Ki Demang, dengan diiringi tabuhan gamelan. Kesenian ini digunakan sebagai sarana hiburan dalam upacara-upacara adat yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia, seperti dalam upacara pernikahan, upacara khitanan, penyambutan tamu-tamu terhormat, peringatan kemerdekaan RI dan hari-hari besar
lainnya
4. Kesenian Ketoprak
Kesenian Ketoprak merupakan jenis pertunjukan rakyat yang memiliki gabungan unsur-unsur tari suara, musik, sastra, drama,, dan lain-lain. Dari beberapa unsur tersebut, unsur drama adalah yang paling menonjol. Cerita yang dibawakan pada pementasan kesenian ini merupakan cerita permasalahan sehari-hari yang dialami masyarakat.
5. Kesenian Incling
Kesenian ini sebenarnya bersumber dari sebuah cerita yang terdapat di Jawa Timur dan khususnya Karisidenan Madiun yang berpusat di Ponorogo.
6. Kesenian Kentrung
Kesenian Kentrung atau kentrungan biasa dimainkan pada saat hari-hari besar Islam, acara pernikahan, khitanan, dan acara besar lainnya. Kesenian ini dimainkan dengan menggunakan alat musik yang terdiri dari gendang, rebana, ketipung, serta jidur. Kesenian ini berisikan cerita-cerita para nabi, wali, serta
lagu-lagu Islam.
7. Kesenian Cekok Mondhol
Kabupaten Purworejo. Gerak, lagu, syair, dan music iringannya merupakan hasil adaptasi dari kesenian Kubro Siswo yang berasal dari Magelang.
4.2 Kesenian Tari Dolalak
4.2.1 Sejarah Berdirinya Kesenian Tari Dolalak
Kesenian Tari Dolalak merupakan akulturasi dari budaya Barat (Belanda) dan Timur (Jawa). Pada waktu Indonesia diperintah
oleh Belanda, daerah Kabupaten Purworejo terkenal sebagai daerah milisi (tempat melatih serdadu/tentara). Angota milisinya terdiri dari orang-orang pribumi yang tidak hanya berasal dari Purworejo, tetapi juga dari luar daerah Purworejo.
Ternyata kehidupan di tempat tersebut membosankan, hingga akhirnya mereka mencari hiburan dengan bernyanyi sambil menari. Bagi yang terbiasa menari, mereka akan menari dan bagi yang terbiasa pencak silat ataupun berdansa, mereka akan pencak silat ataupun berdansa. Hal itu mereka lakukan hanya sekedar untuk menghibur diri.
Hingga akhirnya pada tahun 1915, tiga orang santri bersaudara yang berasal dari Dukuh Sejiwan Desa Trirejo mengemas tari dan lagu tersebut menjadi sebuah tarian/kesenian. Ketiga pemuda tersebut bernama Rejo Taruna, Duliyat, dan Renodimejo. Penamaan Dolalak diambil dari dominannya notasi nada do – la – la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka.
Ketika pertama kali tercipta, kesenian ini tidak diiringi
bernuansa romantis bahkan ada yang erotis. Nyanyian tersebut dinyanyikan silih berganti atau terkadang secara koor bersama.
4.2.2 Bentuk Penyajian Kesenian Tari Dolalak
1. Dolalak Tradisi
Dolalak Tradisi yaitu penyajian Kesenian Tari Dolalak semalam suntuk antara 4 – 6 jam. Dalam penyajiannnya 1 tembang bisa sampai
30 menit. Penyajian bentuk ini biasanya dilakukan pada saat acara tanggapan. Pada bentuk penyajian Kesenian Tari Dolalak ini, biasanya
sebelum melakukan tarian dilakukan beberapa ritual terlebih dahulu dan nantinya pada pertengahan tarian akan dinyanyikan tembang khusus untuk memanggil roh yang nantinya akan menyebabkan terjadinya trance (mendem).
Dolalak Tradisi ini memiliki kekhasan yaitu pada saat tampil pemusik/pengrawit harus berhadap-hadapan dengan para penari. Hal ini bertujuan agar saat terjadi trance, penari yang mengalami trance
dapat dengan mudah mendatangi para pemain musik untuk memberi tahu keinginannya.
2. Dolalak Kemasan Padat
Dolalak kemasan padat yaitu Kesenian Tari Dolalak hanya dimainkan selama 15 menit – 25 menit atau sesuai dengan kebutuhan. Penyajian Kesenian Tari Dolalak bentuk ini biasanya dilakukan pada acara-acara festival tari, penyambutan tamu pemerintahan atau acara-acara lainnya yang tidak memiliki durasi panjang. Pada Dolalak kemasan padat ini biasanya terdapat beberapa gerakan/tarian yang dikemas menjadi satu paket dalam sekali pertunjukan.
4.2.3 Elemen-Elemen dalam Kesenian Tari Dolalak
1. Gerak
Gerak tari Dolalak merupakan gerak keprajuritan didominasi oleh gerak yang rampak dan dinamis nyaris seperti gerakan bela diripencak silat yang diperhalus. Gerakan “kirig” yaitu gerakan bahu yang cepat pada saa-saat tertentu, merupakan ciri khas gerakan Kesenian Tari Dolalak. Gerakan dalam kesenian ini dibagi menjadi 4 gerakan. Berikut beberapa gerakan dasar Kesenian Tari Dolalak:
- Gerakan Kaki: jinjit, ngetol, pencik,angkat kaki, sempoh(kaki ditekuk), jengkeng.
Gambar 6. Gerakan Pencik Sumber: Tri Viani, 2011
- Gerakan Tangan: ngrayung/ngruji, taweng/tawing, ukel. - Gerak Leher: tolehan, pacak jengko, dan coklekan
Gambar 7. Gerak Bandul Sumber: Tri Viani, 2011
Gambar 9. Gerak Kirig Sumber: Tri Viani, 2011
2. Musik
Awlanya Kesenian Tari Dolalak ini tidak diiringi dengan alat musik, namun seiring dengan perkembangan kesenian ini mulai diingiri dengan alat musik. Alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi yaitu jidur, terbang, kendang, rebana dan saat ini mulai ditambah dengan orgen, drum, serta kendang.
3. Tembang/Lagu
Syair dalam tembang Dolalak ini bersifat keagamaan, pantun jenakan, dan petuah-petuah. Judul dari tembang merupakan nama dari tarian yang dibawakan. Berikut beberapa tembang Kesenian Tari Dolalak:
- Jalan-jalan
1. Pambukaning kidung minangka pambagya Katur sagung para rawuh kang minulya 2. Miwah asung pudyastawa basukyarjo
Mugi antuk sihing Hyang Maha Kuwasa 3. Mila ing wardaya dahat kumacelu
Sung sugata sepi kawruh sru balilu
4. Awit sedyaning nala sayekti amung Amemetri kabudayan adiluhung
5. Punika ta warni wewujudanira Kabudayan asli saking Purworejo - Ikan Cucut
1. Ikan cucut mandi di laut Kena ombak bergoyang buntut 2. Kelap kelip lampu di kapal
Matrus Blanda turun sekoci 3. Arip-arip kita berlayar
Untuk bekal di hari nanti 4. Jangan suka makan mentimun
Mentimun itu banyak getahnya 5. Jangan suka duduk melamun
Mlamun itu tak ada gunanya 6. Burung gelatik kepala tiga
Iddadahu……… mama 8. Minggu milir malilir lilir
Jauh…….. jauh……….. mama 9. Hitam-hitam burung srigunting
Kalau terbang menyahut gangsir
- Ambil Kain
1. Kembang mlathi pantes den agem pra putri, Ayo ngudi kagunan kita pribadi
2. Kembang menur megar anjrah kadya sawur, Muji sukur mrih rukuning pra sedulur 3. Kembang mawar megar gandane angambar,
Samya sabar anggayuh kawruh kang anyar 4. Kembang gambir arum gandane sumilir,
Aja kibir kawruh kang durung kelair 5. Kembang suruh mbalasah saengga uwuh,
Kudu teguh ngadhepi baya pakewuh 6. Kembang jambe arum mencit panggonane,
Aja rame lamun lagya tandang gawe 7. Kembang soka megare kaya tinata,
Angudiya rahayuning nusa bangsa
4. Tata Rias dan Tata Busana
Dalam pementasannnya, Kesenian Tari Dolalak menggunakan tata rias dan kostum. Tata rias dalam Kesenian Tari Dolalak tidak ada patokannya, karena tarian ini bukan merupakan tarian karakter dan tidak ada penokohan. Penari dalam kesenian ini hanya menggunakan make up sewajarnya yaitu yang laki-laki di rias agar terlihat segar dan
Gambar 11. Tata Rias Penari Kesenian Tari Dolalak Sumber: Kelompok Arum Sari
Kostum dalam kesenian ini mencontoh bentuk pakaian yang digunakan oleh opsir Belanda. Berikut adalah kostum yang biasa digunakan: - Baju dengan rumbai-rumbai, pangkat, dan motif untu walang
Gambar 12. Pakaian Kesenian Tari Dolalak (depan-belakang)
Gambar 13. Celana Kesenian Tari Dolalak
- Memakai topi pet
Gambar 14. Topi Pet
- Berkaos kaki
- Berkacamata (pada umunya hitam) - Sampur
seiring dengan perkembangannya warna kostum mulai menyesuaikan dengan pasarnya tanpa menghilangkan ciri khas dari kostun Kesenian Tari Dolalak itu sendiri.
Gambar 15. Penari Kesenian Tari Dolalak dengan Kostum Lengkap
Sumber: Tri Viani, 2011
4.2.4 Versi Kesenian Tari Dolalak
Kesenian Tari Dolalak memiliki tiga versi, yaitu versi mlaranan,
versi kaligesingan, dan versi pesisir. Yang bedakan dari ketiganya ini adalah cengkok dan gerakannya. Dolalak versi mlaran cenderung ditarikan