i
HUBUNGAN KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA
PESERTA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN II
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK SANJAYA
PAKEM TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Elysabeth Frativi Broto Tarwanto
NIM. 091334016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ini untuk:
v
MOTTO
"Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam oleh
ombak”
Keindahan pertama dari pekerjaan adalah bekerja. Keindahan
hasilnya adalah kewenangan Tuhan.
(Mario Teguh)
“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan
saya menang!”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Juli 2013 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Elysabeth Frativi Broto Tarwanto
Nomor Mahasiswa: 091334016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA PESERTA
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN II DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA SMK SANJAYA PAKEM TAHUN PELAJARAN
2012/2013.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusi secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 29 Juli 2013 Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA
PESERTA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN II
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK SANJAYA
PAKEM TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Elysabeth Frativi Broto Tarwanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kesiapan mental dengan motivasi belajar siswa; (2) hubungan kesiapan materi dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMK Sanjaya Pakem. Subjek penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2012/2013. Jumlah responden penelitian adalah 60 siswa. Teknik pengumpulan data adalah observasi dan kuesioner. Teknik analisis data adalah regresi linier
ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan kesiapan
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE TEACHING
READINESS OF TEACHING PARTICE STUDENTS AND
STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION OF SMK SANJAYA
PAKEM STUDENTS, 2012/2013 ACADEMIC YEAR.
Elysabeth Frativi Broto Tarwanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul”Hubungan Kesiapan Mengajar Mahasiswa Peserta Program Pengalaman Lapangan II Dengan Motivasi Belajar Siswa SMK Sanjaya Pakem Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
xi
4. Bapak Bambang Purnomo, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan koreksi kepada penulis.
6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan koreksi kepada penulis. 7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi
serta staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.
8. Seluruh keluarga besar SMK Sanjaya Pakem yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terimakasih banyak atas ijin dan bantuannya.
9. Siswa kelas X dan XI selaku subjek dalam penelitian ini.
10. Orangtuaku, Y. Broto Purwanto S.Pd dan B. Sutarmi S.Pd yang telah memberikan doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral. 11. Kakakku, Antonius N. Broto T. S.E yang selalu memberi motivasi yang
sangat membangkitkan semangatku untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Om Tyo dan keluarga yang telah membantu dan mendukung dalam
menyelesaikan skripsi ini.
xii
membantu, mendukung, mendampingi, memberi semangat, memberi kritik-saran, serta doa selama ini.
14. My Lenovo, sebagai tempat untuk pencurahan uneg-uneg dan penolong keberhasilanku dalam menyelesaikan skripsiku.
15. Tempat-tempat terindah yang memberi inspirasi dalam hidup.
16. Teman-temanku yang telah berjuang bersama dan saling memberi dukungan Tari, Priam, Thomas, Susi, Heri.
17. Teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2009 yang saling memberikan bantuan dan semangat.
18. Honda Vario dan Beat yang telah mengantarku kemana-mana demi sebuah skripsi ini.
19. Laptop Asus milik pipin yang telah membantu dalam presentasi ujian pendadaran.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 29 Juli 2013 Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii
ABSTRAK ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN TEORETIK DAN HIPOTESIS... 6
A. Tinjauan Teoritik ... 6
1. Kesiapan Mengajar ... 6
2. Motivasi Belajar ... 10
B. Kerangka Berfikir ... 17
xiv
BAB III METODE PENELITIAN... 20
A. Jenis Penelitian... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 20
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20
D. Populasi dan Sampel ... 21
E. Variabel dan Pengukurannya ... 22
F. Teknik Pengumpukan Data... 25
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 26
H. Pradigma Penelitian ... 31
I. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 35
A. Sejarah SMK Sanjaya Pakem ... 35
B. Tujuan Pendidikan SMK... 37
C. Sistem Pendidikan SMK ... 38
D. Kurikulum SMK ... 41
E. Sumber Daya Manusia SMK Sanjaya Pakem ... 43
F. Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 49
G. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Sanjaya Pakem ... 50
H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 51
I. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 53
J. Hubungan antara SMK Sanjaya Pakem dengan Instansi lain ... 54
K. Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan... 55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Deskripsi Penelitian ... 56
B. Pengujian Normalitas ... 59
C. Uji Statistik ... 61
1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
xv
a. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 63
b. Uji Parameter Serempak (Uji Statistik F) ... 65
c. Uji Koefisien Determinan Berganda ... 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Keterbatasan ... 72
C. Saran ... 73
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel Kesiapan Mental dan Kesiapan Materi ... 23
Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar... 24
Tabel 3.3 Uji Validitas untuk Instrumen Variabel Kesiapan Mental... 27
Tabel 3.4 Uji Validitas untuk Instrumen Variabel Kesiapan Materi ... 27
Tabel 3.5 Uji Validitas untuk Instrumen Variabel Motivasi Belajar ... 28
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Variabel Kesiapan Mental ... 30
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Variabel Kesiapan Materi ... 30
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar... 30
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas... 31
Tabel 4.1 Daftar Guru Tetap Yayasan dan Guru Tetap (DPK)... 46
Tabel 4.2 Daftar Guru Tidak Tetap... 47
Tabel 4.3 Daftar Wali Kelas... 47
Tabel 4.4 Daftar Jumlah Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 49
Tabel 4.5 Daftar Inventaris Peralatan SMK Sanjaya Pakem ... 52
Tabel 5.1 Deskripsi Kesiapan Mental ... 57
Tabel 5.2 Deskripsi Kesiapan Materi... 58
Tabel 5.3 Deskripsi Motivasi Belajar... 59
Tabel 5.4 Hasil Pengujian Normalitas ... 60
Tabel 5.5 Hasil Uji Analisis Regresi Ganda ... 61
Tabel 5.6 Uji T Hitung ... 63
Table 5.7 Hasil Uji F... 65
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Kuesioner Penelitian... 77
Lampiran 2 : Lembar Validitas dan Reliabilitas ... 84
Lampiran 3 : Lembar Data Induk... 89
Lampiran 4 : Lembar Uji T, Uji F, Uji Determinan dan Uji Normalitas ... 99
Lampiran 5 : Lembar Daftar Distribusi FRekuensi ... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan sebuah perubahan perilaku yang terjadi dari sebuah pengalaman. Pengalaman akan menjadi sebuah pembelajaran berharga apabila sebuah pengalaman itu dapat dikelola dengan baik. Selain itu pembelajaran juga merupakan sebuah interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan.
Pembelajaran yang berkualitas tergantung dari motivasi pengajar dan kreativitas pengajar. Seorang pengajar yang mempunyai motivasi tinggi akan memperoleh hasil yang tinggi juga, hal ini terlihat dalam keberhasilan peserta didik dalam belajar atau dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan hasil setelah melakukan perubahan belajar yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah.
Siswa cenderung menyukai seorang guru yang dalam proses pembelajarannya dirasakan menyenangkan, dengan maksud suka bercanda, santai dan tidak ribet. Siswa juga akan memberikan rasa hormat terhadap guru. Sikap siswa yang diberikan oleh guru berbeda dengan sikap yang diberikan untuk mahasiswa PPL II. Siswa mengerti bahwa mahasiswa PPL II adalah mahasiswa yang sedang melakukan praktek, sehingga siswa sering menaruh rasa tidak serius dalam pembelajaran.
Perbedaan sikap yang diberikan antara guru dan mahasiswa PPL begitu berbeda. Siswa merasa sedikit takut dengan seorang guru karena siswa takut memperoleh hasil yang tidak diharapkan sedangkan dengan mahasiswa PPL II, siswa mengerti bahwa mahasiswa PPL II ini belum sepenuhnya menjadi guru dan masih melakukan praktek atau belajar praktek, sehingga siswa menaruh rasa sedikit mengganggu dalam keseriusan mengajar.
Perbedaan itu yang menjadi pertanyaan menganai motivasi belajar siswa. Oleh karena itu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA
PESERTA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN II DENGAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK SANJAYA PAKEM TAHUN
B. Identifikasi Masalah
1. Mahasiswa masih membutuhkan bimbingan dari guru 2. Mahasiswa masih memerlukan motivasi dalam mengajar 3. Mahasiswa memiliki sikap yang labil dalam berbuat sesuatu
4. Siswa masih menganggap bahwa kondisi PPL akan menentukan dalam menyajikan materi
5. Siswa belum dapat membedakan antar mahasiswa PPL dengan guru 6. Siswa belum dapat membedakan mana yang baik dan kurang baik 7. Siswa masih ketergantungan pada pendidikan orang tua.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah mengingat waktu, biaya, tenaga yang terbatas, maka peneliti membatasi masalah yang ada sehingga penelitian ini menjadi terarah yaitu mengenai hubungan kesiapan mengajar mahasiswa peserta PPL II yang terdiri dari kesiapan mental dan kesiapan materi dengan motivasi belajar siswa kelas X dan XI SMK Sanjaya Pakem.
D. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan beberapa hal yang dikemukakan pada latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
2. Apakah terdapat hubungan kesiapan materi dengan motivasi belajar siswa SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengkaji dan menganalisis hubungan kesiapan mental dengan motivasi belajar siswa SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengkaji dan menganalisis hubungan kesiapan mental dengan
motivasi belajar siswa Sanjaya Pakem tahun ajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Diharapkan menjadi gambaran dan informasi mengenai sikap yang harus diterapkan mahasiswa PPL II saat melakukan praktik di sekolah.
2. Bagi Guru
Diharapkan menjadi patokan dan menjadi referensi dalam membimbing mahasiswa PPL II, sehingga mahasiswa PPL II dapat berpraktik dengan maksimal.
3. Bagi Mahasiswa PPL II
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan menjadi bahan referensi bagi mahasiswa dan dosen yang membutuhkan informasi dan menjadi bahan pertimbangan dalam menerjunkan mahasiswa PPL II di sekolah-sekolah.
5. Bagi Penulis
6 aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar-mengajar. Sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Mengajar juga mempunyai pengertian yaitu menyampaikan pengetahuan kepada anak didik.
Prinsip-prinsip dalam mengajar. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :
a. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; pemahaman terhadap peserta didik; pengembangan kurikulum/ silabus; perancangan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; evaluasi hasil belajar; dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
c. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : berkomunikasi lisan dan tulisan; menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
Sehubungan dengan kesiapan mengajar maka yang harus ditekankan terdapat dua kesiapan yaitu:
a. Kesiapan Mental
Mental memiliki banyak pengertian, dalam kamus bahasa Indonesia arti kata mental (hal 574) yaitu hal yang menyakut batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Mental bagi mahasiswa PPL II harus dipersiapan, sehingga mahasiswa PPL II siap untuk diterjunkan dalam sekolah-sekolah atau siap praktik.
Kesiapan mental yang harus dilihat dari mahasiswa PPL yaitu mengenai sikap yang seharusnya dimiliki oleh calon pendidik atau mahasiswa PPL. Sikap seorang guru harusnya percaya diri, begitu juga dengan calon guru harus memiliki sikap percaya diri.
kemampuan yang dimiliki dan memiliki harapan yang realistis. Menurut Thantaway dalam kamus istilah bimbingan dan konseling (2005:87) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologi diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep negatif, kurang percaya pada kemampuan, sehingga pada akhirnya sering menutup diri.
Beberapa macam atau istilah percaya diri yang terkait dengan percaya diri yaitu:
1) Self-concept
Bagaimana menyimpulkan diri secara keseluruhan, bagaimana meilhat potret diri sendiri secara keseluruhan, bagaimana mengkonsepsikan diri secara keseluruhan.
2) Self-esteem
Mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri, mempunyai sesuatu yang dirasakan bernilai atau berharga dari diri, memiliki keyakinan adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga dalam diri sendiri.
3) Self efficacy
Sejauhmana mempunyai keyakinan atas kapasitas yang dimiliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed), ini yang disebut dengan general self-efficacy atau meyakini kapasitas diri dibidangnya dalam menangani urusan tertentu.
4) Self-confidence
Keyakinan terhadap penilaian diri sendiri atas kemampuan yang dimiliki dan merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence adalah kombinasi dari self esteem dan
self efficacy (James neill,2005).
1) Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh.
2) Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
3) Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
4) Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
5) Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)
6) Canggung dalam menghadapi orang
7) Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
8) Sering memiliki harapan yang tidak realistis 9) Terlalu perfeksionis
10) Terlalu sensitif (perasa)
Manusia yang mempunyai kepercayaan diri, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Manusia yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.
b. Kesiapan Materi
memberikan mata kuliah yang dapat menunjang para calon guru untuk lebih siap dan lebih mantap dalam melakukan praktik sampai akhirnya disebut seorang guru bukan guru.
Pengertian materi yaitu terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sifat yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Selangkah terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengalaman (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sifat atau nilai. (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2159699-pengertian-materi-pembelajaran/)
Jenis-jenis materi (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2159699-pengertian-materi-pembelajaran/):
1) Materi fakta
Objek-objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang. Termasuk jenis materi konsep yaitu penjelasan,definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu objek
2) Materi Jenis Prosedur
Materi yang kerkenaan dengan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas.
3) Materi Jenis sifat
Materi yang berkenaan dengan sifat atau nilai, contohnya nilai kejujuran, cinta kasih, semangat dan minat belajar, semangat bekerja.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Oemar Hamalik (Mc. Donald 1999:158-159) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Di dalam perumusan ini kita dapat mengetahui unsur-unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut:
Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisasi manusia, misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
1) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-katanya dengan lancer dan cepat akan kelar.
2) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan enegri dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah kea rah mencapai tujuan.
Secara serupa menurut Ali Imron (Winkels 1996: 87-88)
motivasi belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkels 1996: 87-88).
b. Jenis dan Sumber Motivasi
Menurut Eveline Siregar (2006:50-51) jenis motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya ransangan dari luar.motivasi ini sering disebut motivasi murni, motivasi ini berguna dalam situasi belajar yang fingsional dan bersifat riil.
2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri individu. Motivasi ini diperlukan di sekolah karena pembelajran yang diberikan oleh guru tidak semua menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (Maslow 2006:50-51) motivasi bersumber dari lima kebutuhan dasar manusia. Keliam kebutuhan dasar tersebut yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian, dan tempat tinggal. Termasuk dalam kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan biologis seperti seks. Kebutuhan fisik ditempatkan sebagai yang paling dasar, oleh karena itulah yang terpenting pada diri manusia termasuk makhluk hidup yang lainnya.
demikian dapat menjadi faktor motivasi, termasuk juga motivasi belajar.
3) Kebutuhan sosial ini erat hubungannya dengan kedudukan manusia yang sebagai makhluk sosial itu. Sebagai makhluk sosial ia butuh agar dianggap sebagai warga komunitas sosialnya, ialah manusia. Kebutuhan sosial ini sangat penting artinya buat mereka yang sedang belajar. Pembelajar tidak akan dapat belajar dengan baik manakala ia merasa atau mempersepsi dirinya tertolak oleh warga komunitasnya. Oleh karena itu, ia haruslah senantiasa dapat diterima dengan baik oleh teman-teman sesame pembelajar. Kebutuhan mengasihi dan dikasihi oleh orang lain, berbeda dalam wilayah kebutuhan sosial itu. 4) Kebutuhan ego adalah kelanjutan dari kebutuhan sosial. Ia ingin
prestasi dan berprestasi. Oleh karena itu, ia membutuhkan kepercayaan dan tanggungjawab dari orang lain. Dengan kepercayaan dan tanggungjawab yang menantang, maka seseorang akan beraktivitas. Jika kebutuhan ini diterapkan dalam belajar dan pembelajaran, maka pembelajar haruslah diberikan banyak tugas-tugas yang menantang tetapi masih dalam kerangka kemampuan dirinya. Dengan tugas-tugas yang menantang, maka ia akan termotivasi.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, yang dimaksud dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk membuktikan dirinya dan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Oleh karena itulah, pada tahapan pemenuhan kebutuhan tertinggi ini, ia mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang mereka miliki, apapun potensinya. Pada seorang pembelajar, ekspresi dari seluruh totalitasnya bisa tercurah dengan baik manakala terdapat suasana yang kondusif untuk aktualisasi belajar dari pembelajar baik di setting kelas maupun di luar kelas.
c. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh dalam bukunya Eveline Siregar (2006:51-52) mengatakan bahwa di antara tiga faktor, yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi, maka faktor yang terakhir merupakan predictor yang paling baik untuk prestasi belajar.
d. Fungsi Motivasi
Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007:160-161) motivasi berfungsi sebagai pendorong tibulnya kelakuan atau suatu perbuatan belajar, mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, penggerak artinya motivasi menentukan cepat atau lambatnya pekerjaan. Jadi fungsi motivasi itu meliputi yaitu:
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan
perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia akan berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
e. Prinsip-Prinsip Motivasi
pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self
motivation dan self discipline dikalangan siswa prisip-prisip motivasi
tersebut adalah:
1) Pujian lebih efektif daripada hukuman
Hukuman bersifat menghentikan sesuatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu pujian lebih besar nilainya bagi motovasi belajar siswa.
2) Semua siswa mempunyai kebutuhan psiklogis tertentu yang harus mendapatkan kepuasan. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan di dalam motivasi dan disiplin.
3) Motivasi dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.
4) Terhadap jawaban yang serasi perlu dilakukan usaha pemantauan. Apabila sesuatu perbuatan belajar mencapai tujuan maka terhadap perbuatan itu perlu segera diulang kembali setelah beberapa menit kemudian, sehingga hasilnya lebih mantap. Pemantapan itu perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalam belajar.
5) Motivasi mudah tersebar terhadap orang lain. Guru yang berminat tinggi atau antusias akan menghasilkan siswa menghasilkan siswa yang antusias atau berminat tinggi dalam belajar.
6) Pemahaman yang jelas terhdap tujuan-tujuan akan meransang motivasi.
7) Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minta yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada tugas-tugas tersebut dipaksa oleh guru.
f. Cara Menggerakkan Motivasi Belajar Siswa
Menurut Ali Imron (1996:166-168) guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut:
1) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.
kendala-kendala yang ditemui. Kendala demikian ini patut dijauhi agar tidak mengganggu prinsip-prinsip belajar.
2) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran.
Dapat dilakukan dengan cara menyediakan secara kreaktif berbagai unsure pembelajaran tersebut. Penyediaan ini perlu dilakukan karena umumnya ketika guru tidak ada guru hanya menerima kondisi tersebut apa adanya. Selain itu dapat dilakukan dengan cara, memanfaatkan sumber-sumber di luar sekolah sehingga keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dapat ditanggulangi.
3) Mengembangkan aspirasi dalam belajar.
Setiap siswa mempunyai kemampuan dan pengalaman yang berbeda. Kemampuan dan pengalaman yang bebeda demikian hendaknya tidak menjadi kendala dalam aktivitas belajar. Pengalam masa lalu ini bisa didapatkan siswa melalui aktivitas belajar, aktivitas non belajar.
4) Member Angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan guru. Siswa yang mendapatakan angka baik, akan mendorong belajarnya semakin lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang, mungkin akan menimbulkan frustasi atau bisa jadi menjadi pendorong agar belajar lebih baik.
5) Pujian
Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.
6) Hadiah
Cara ini dapat dilakukan guru dalam batasan-batasan tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik dan mendapat juara.
7) Persaingan
Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-mptif social kepada siswa. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar.
8) Sarkasme
Dilakukan dengan cara mengajak siswa yang hasil belajarnya kurang jalan-jalan. Selama dalam batasan tertentu sakarsme dapat mendorong kegiatan belajar.
9) Penilain
10) Film Pendidikan
Setiap siswa merasa senang menonton film, siswa akan mendapat pengalaman baru yang merupakan suatu unit cerita yang bermakna.
11) Belajar Melalui Radio
Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan ceramah guru. Kendatipun demikian radio tidak akan bisa menggatikan kedudukan guru dalam mengajar.
g. Komponen Motivasi
Terdapat tiga komponen utama dalam motivasi (Dimyati 2006:80-81), yaitu:
1) Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Menurut Maslow kebutuhan dibagi menjadi lima tingkat, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan perasaan aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan diri, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.
2) Dorongan
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada tujuan yang merupakan inti motivasi.
3) Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal perilaku belajar. Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku, jika kebutuhan tercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk sementara.
B. Kerangka Berpikir
Dari kajian teori dan penelitian yang relevan di atas, maka dalam peneliti penelitian ini digunakan kerangka berpikir sebagai berikut:
1. Hubungan kesiapan mental dengan motivasi belajar siswa
mental akan mendorong mahasiswa peserta PPL untuk tampil percaya diri. Karakter mental yang terbentuk dengan percaya diri akan mendorong siswa untuk termotivasi didalam belajar. Peran serta yang ditimbulkan oleh adanya kesiapan mental yang baik pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk memberikan motivasi kepada siswa yang optimal. Kesiapan mental yang telah disiapkan akan tercermin dalam segala usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan demikian siswa akan mendapatkan motivasi belajar karena mahasiswa PPL membantu siswa dalam menumbuhkan semangat siwa untuk belajar. Semakin kesiapan mental terbentuk maka siswa akan terdorong dalam belajar karena motivasi yang membangkitkan semangat.
2. Hubungan kesiapan materi dengan motivasi belajar siswa
seorang pendidik. Seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan dan mampu berinteraksi dengan siswa dengan baik, sehingga akan dapat memberikan motivasi belajar terhadap pelajaran yang diajarkan. Sebaliknya guru yang hanya monoton memberikan materi pelajaran atau tugas tanpa memperhatikan kesulitan yang dialami siswa akan menimbulkan kebosanan bagi siswa dan menurunkan semangat belajar siswa. Dengan demikian hubungan kesiapan materi sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, semakin baik kesiapan materi yang telah disiapkan oleh peserta mahasiswa PPL II dalam proses pembelajaran terhadap siswa semakin baik pula motivasi yang diberikan kepada siswa.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berfikir yang telah dikemukaan, maka dapat dirumusakan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga terdapat hubungan signifikan antara kesiapan mental mahasiswa PPL II dengan motivasi belajar SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 2012/2013.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Dimana penelitian hanya dilakukan pada objek yang telah ditentukan. Penelitian ini akan berlangsung di SMK Sanjaya Pakem.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sanjaya Pakem beralamat di Jalan Kaliurang Km. 17, Sukunan, Pakembinangun, Pakem Sleman Yogtakarta 2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari–April 2013
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMK Sanjaya Pakem.
2. Obyek Penelitian
II yang berpraktik di SMK Sanjaya pakem meliputi kesiapan mental, kesiapan materi dan motivasi belajar siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah kesluruhan subjek penelitian (Suharsimi 1996:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem.
2. Sampel
Sampel menurut Suharsimi (2003:125) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah populasi sebanyak 60 siswa, yang terdiri dari kelas X akuntansi, X administrasi perkantoran, X pemasaran dan XI pemasaran.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan memilih sampling purposive adalah:
b. Kelas XI akuntansi dan XI perkantoran tidak diambil karena sedang melakukan praktek kerja lapangan (PKL).
c. Kelas XII tidak diambil karena sedang mempersiapkan ujian nasional.
E. Variabel dan Pengukurannya
Variabel merupakan konsep yanng diberi lebih dari satu nilai. Setelah mengemukakan beberapa proporsi berdasarkan konsep dan teori tertentu, peneliti perlu menentukan variabel-variabel penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesisbberdasarkan hubungan antar variabel. Penentuan variabel penelitian yang dapat diukur dan perumusan hubungan antara variabel adalah dua langkah yang sangat penting dalam penelitian sosial (Muhadi 2011:23).
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kesiapan Mental
Kondisi mengajar merupakan suatu kunci demi sebuah keberhasilan dalam suatu pengajaran. Kondisi mengajar yang berprofesional akan menciptakan hasil yang optimal. Sehingga suasana pembelajaran akan semakin hidup. Salah satu kondisi mengajar yang harus diperhatikan yaitu dalam kesiapan mental
2. Kesiapan Materi
menerima pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif dalam pembelajaran sehingga materi dapat tersampaikan pada siswa dengan baik dan siswa dapat menerima dengan semangat.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kesiapan Mental dan
Kesiapan Materi Kesiapan Materi a. Penjelasan materi
secara runtut
sering = 3, jarang = 2, tidak pernah = 1, sedangkan untuk pertanyaan negatif selalu = 1, sering = 2, jarang = 3, tidak pernah = 4
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dlam sebuah pembelajaran atau belajar. Kompetensi mengajar yang diterapkan seorang guru yang memiliki standar yang cukup akan mempengaruhi motivasi yang diberikan kepada siswa.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar
Dimensi Variabel Indikator No.
a. Ketekunan
mengerjakan tugas. b. Antusias
c. Semakin jelas
d. Keseriusan dalam pembelajarn e. Aktif dalam
pembelajaran f. Terbantu dalam
penjelasan materi
1,2,3
4,5.6 7,8,9 10,11,12 13,14,15
16,17,18
Pengukuran variabel kesiapan mental dan kesiapan materi didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang sesuai dengan empat skala pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan positif yaitu selalu = 4, sering = 3, jarang = 2, tidak pernah = 1, sedangkan untuk pertanyaan negatif selalu = 1, sering = 2, jarang = 3, tidak pernah = 4.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi 2003:134). Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Dilakukan dengan mengamati langsung dilapangan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa PPL II, dan diharapkan memberikan gambaran mengenai hubungan situasi dan kondisi kesiapan mahasiswa PPL II dengan motivasi belajar siswa.
2. Angket atau Kuisoner
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi 2003:225) :
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total dari seluruh item
X = skor total dari setiap item n = jumlah responden ∑ = hasil kali X dan Y
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid. Untuk menentukan tingkat validitas maka peneliti menggunakan bantuan komputer SPSS versi 13,0.
demikian df dalam penelitian ini yaitu df= n-2, 44-2=42 dan alpha 0,05 (5%) didapat r tabel 0,304. Untuk r hitung tiap item bisa dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Dalam pengambilan keputusan, jika r hitung > r tabel maka variabel tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan uji validitas kuesioner dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 for windows dan excel didapat data sebagi berikut:
Tabel 3.3 Uji validitas pertama untuk instrumen variabel
Kesiapan Mental (X1)
No PertanyaanButir r hitungN = 44 df = N-2 = 44r tabel–2 = 42 Status
1 ITEM 1 0,404
0,297
Valid
2 ITEM 2 0,663 Valid
3 ITEM 3 0,601 Valid
4 ITEM 4 0,652 Valid
5 ITEM 5 0,724 Valid
6 ITEM 6 0,767 Valid
7 ITEM 7 0,741 Valid
8 ITEM 8 0,731 Valid
9 ITEM 9 0,673 Valid
10 ITEM 10 0,723 Valid
11 ITEM 11 0,741 Valid
12 ITEM 12 0,324 Valid
Tabel 3.4 Uji validitas pertama untuk instrumen variabel
Kesiapan Materi (X2)
No Butir
Pertanyaan
r hitung r tabel Status
N = 44 df = N-2 = 44–2 = 42
1 ITEM 13 0,426
0,297
Valid
2 ITEM 14 0,675 Valid
3 ITEM 15 0,610 Valid
4 ITEM 16 0,665 Valid
5 ITEM 17 0,708 Valid
7 ITEM 19 0,727 Valid
8 ITEM 20 0,721 Valid
9 ITEM 21 0,677 Valid
10 ITEM 22 0,747 Valid
11 ITEM 23 0,750 Valid
Tabel 3.5 Uji validitas pertama untuk instrumen variabel
Motivasi Belajar (Y)
No PertanyaanButir r hitungN = 44 df = N-2 = 44r tabel–2 = 42 Status
1 ITEM 1 0,443
0,297
Valid
2 ITEM 2 0,569 Valid
3 ITEM 3 0,767 Valid
4 ITEM 4 0,635 Valid
5 ITEM 5 0,645 Valid
6 ITEM 6 0,575 Valid
7 ITEM 7 0,762 Valid
8 ITEM 8 0,443 Valid
9 ITEM 9 0,569 Valid
10 ITEM 10 0,767 Valid
11 ITEM 11 0,470 Valid
12 ITEM 12 0,756 Valid
13 ITEM 13 0,607 Valid
14 ITEM 14 0,496 Valid
15 ITEM 15 0,379 Valid
16 ITEM 16 0,525 Valid
17 ITEM 17 0,495 Valid
18 ITEM 18 0,379 Valid
19 ITEM 19 0,508 Valid
2. Uji Reliabilitas
akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Suatu alat ukur yang dinilai reliabel jika pengukuran tersebut menunjukan hasil-hasil yang konsisten dari waktu ke waktu dan di uji dengan menggunakan bantuan SPSS.13.0 (Statistical Package for social sciene)for windows.dengan alpha 0.6. Untuk menguji reabilitas dalam pengujian ini dengan membandingkan
cronbach alpha pada hasil olahan SPSS dengan rule of thumb dari
kesempakatan umum koefisien alpha.
Rumus Alpha =
Keterangan :
: Reliabilitas instrument / koefisien Alpha Cronbach
M : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Variasi butir
: Variasi total
Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikan 5% maka data kuesioner tersebut reliabel. Dan sebaliknya jika koefisen alpha lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikasi 5% maka data kuesioner tersebut tidak reliabel.
a. Uji reliabilitas Variabel Kesiapan Mental (X1)
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Variabel Kesiapan Mental
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha N of Items 0,910 12
cronbach alpha = 0,910 > 0,60, sehingga data dianggap reliabel
b. Uji reliabilitas Variabel Kesiapan Materi (X2)
Setelah dilakukan uji reliabilitas dengan SPSS. 13.0, maka dihasilkan sebagai berikut
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Variabel Kesiapan Materi
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha N of Items 0,917 11
cronbach alpha = 0,917 > 0,60, sehingga data dianggap reliabel
c. Uji reliabilitas Variabel Motivasi belajar (Y)
Setelah dilakukan uji reliabilitas dengan SPSS. 13.0, maka dihasilkan sebagai berikut
Reliability Statistics
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha N of Items 0,912 19
Tabel 3.9
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas dari seluruh Instrumen penelitian
Sesuai dengan kriteria pengujian mengenai reliabilitas atau tidaknya suatu butir atau item yang telah disebut pada bab sebelumnya, maka :
a. Variabel Kesiapan Mental diketahui Cronbach alpha variabel tersebut sebesar 0,910 > 0,60 maka variabel kesiapan mental adalah reliabel. b. Variabel Kesiapan Materi diketahui Cronbach alpha variabel tersebut
sebesar 0,917> 0,60 maka variabel kesiapan materi adalah reliabel. c. Variabel Motivasi Belajar diketahui Cronbach alpha variabel tersebut
sebesar 0,912> 0,60 maka variabel motivasi belajar siswa adalah reliabel.
H. Pradigma Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas diberi symbol X dan variabel terikat diberi simbol Y. Dua variabel yaitu kesiapan mental X1 dan kesiapan mateeri X2. Motivasi belajar siswa berkedudukan sebagai variabel terikat atau variabel tergantung yaitu variabel yang merupakan akibat dari variabel tergantung yaitu variabel yang
r alpha Rule Of Thumb
Status N = 40
Kesiapan Mental (X1) 0,910 0,60 Reliabel
Kesiapan Materi (X2) 0,917 0,60 Reliabel
Motivasi Belajar Siswa (Y)
merupakan akibat dari variabel yang mendahuluinya dan diberi symbol Y. untuk dapat lebih jelas dapat dilihat pada bagan analisis antar variabel berikut
Keterangan :
X1= variabel bebas yaitu Kesiapan Mental X2= variabel bebas yaitu Kesiapan Materi Y = variabel terikat yaitu motivasi Belajar Siswa
I. Teknik Analisis data
1. Deskripsi Data
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan data sampel atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2006:21).
Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dan penelitian di lapangan yang meliputi responden, variabel kesiapan mental, kesiapan materi dan motivasi belajar.
2. Uji Prasyarat Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:225) :
D = Max[ ( ) − ( )] Keterangan :
D = Deviasi maksimum
( ) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
( ) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai F > F pada taraf signifikan 5 %, maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai F < F , maka distribusi data dikatakan normal.
3. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat 2 hipotesis yang akan diuji. Uji hipotesis ini menggunakan analisis regresi ganda. Hasil perhitungan diperoleh korelasi antara masing-masing variabel bebas yaitu: kesiapan mental (X1), dan kesiapan materi (X2) dengan variabel terikat motivasi belajar siswa (Y).
Hipotesis Pertama dan Hipotesis Kedua a. Rumusan Hipotesis
1) Rumusan hipotesis pertama
Ho : tidak ada hubungan antara kesiapan mental ( ) dengan
motivasi belajar siswa (Y).
Ha : ada hubungan antara kesiapan mental (X1) dengan motivasi
Ho : tidak ada hubungan antara kesiapan materi ( ) dengan
motivasi belajar siswa (Y).
Ha: ada hubungan antara kesiapan materi ( ), terhadap motivasi
belajar siswa (Y). b. Perhitungan statistik
Pengujian hipotesis menggunakan persamaan garis Regresi
Linier Ganda dengan dua variabel (Sugiyono, 2010: 267). Analisis ini
digunakan untuk menentukan derajat hubungan antara variabel bebas dan terikat. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, untuk menguji ketiga hipotesis yaitu kesiapan mental (X1), kesiapan materi (X2), dengan motivasi belajar siswa (Y) sebagai berikut :
Mencari persamaan garis regresi ganda dua variabel :
Y’ = a + +
Keterangan :
′ = nilai yang diprediksikan = konstanta
= koefisien regresi
= nilai variabel independen c. Pengujian Koefisien Determinasi Parsial
1) Koefisien determinasi parsial antara X1 dengan Y, jika X2 konstan. Rumusnya :
KPPY1.2 =ry1.22
(Iqbal Hasan, 2002:274)
2) Koefisien determinasi parsial antara X2 dengan Y, jika X1 konstan. Rumusnya :
KPPY2.1 =ry2.12
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah SMK Sanjaya Pakem
SMK Sanjaya Pakem didirikan pada tanggal 1 Januari 1966. Pada awal mulanya sekolah ini diberi nama Sekolah Menengah Ekonomi Sugiyopranato, yang menggunakan gedung milik SMK Kanisius Pakem. Perintis pendiri sekolah ini diketuai Bapak FX. Dirdjo Widarsono dengan anggota FX. Ramijo Susanto, Drs. Y. Sukidjo D.S., dan Y.Sismadi, B.A. Panitia ini dibentuk oleh Yayasan Sanjaya yang merupakan organisasi gereja di bawah Keuskupan Agung Semarang yang bertugas di bidang keagamaan yang ditangani Dewan Paroki dan bidang pendidikan yang ditangani oleh Yayasan Gereja Papa Miskin (YGPM).
SMK yang dulu bernama SMEA Soegijopranoto ini kemudian diubah menjadi SMK Sanjaya, karena berdiri di bawah Yayasan Sanjaya. Sekolah tersebut didirikan dengan akte Nomor 43 tahun 1979 yang disahkan oleh Notaris S. Siswandi Aswin, S.H. Pada tahun 1983 SMK Sanjaya Pakem telah memiliki gedung sendiri yang dibangun di atas tanah seluas 3200 meter persegi. Adapun pembangunan gedung sekolah ini terdiri dari:
1. Dua belas ruang sekolah 2. Satu ruang kepala sekolah 3. Satu ruang guru
4. Satu ruang tata usaha 5. Satu ruang perpustakaan 6. Satu ruang UKS
7. Satu ruang OSIS
8. Satu ruang bimbingan dan penyuluhan 9. Satu ruang wakil kepala sekolah 10. Satu ruang koperasi dan kantin 11. Satu ruang komputer
12. Satu ruang praktik mengetik 13. Satu ruang kegiatan siswa 14. Satu ruang gudang
15. Satu ruang dapur 16. Empat kamar kecil
B. Tujuan Pendidikan SMK
SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam Sistem Pendidikan Nasional bertujuan:
a. Memajukan pendidikan dan pengajaran, dengan turut berpartisipasi aktif dalam mengembangkan pendidikan sosial, kultural dan spiritual manusia, berdasarkan Pancasila sesuai dengan ajaran Gereja.
b. Yayasan sosial dan tidak komersial maka sekolah berusaha menyelenggarakan pendidikan yang mampu dijangkau oleh kalangan bawah dengan tidak memberatkan semua pihak sehingga penyelenggaraan sekolah dapat terwujud. Biaya sekolah bisa terjangkau oleh golongan menengah ke bawah.
c. Mampu menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai untuk mencapai tingkat kelulusan sesuai standar kelulusan yang telah ditetapkan secara nasional dan tamatan siap berkompetisi dengan yang lain di dunia kerja kelak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
SMK Sanjaya Pakem dalam upaya mengembangkan bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional tetap berpegang pada tujuan pendidikan SMK yang telah ditetapkan oleh Depdiknas memiliki tujuan yang tertuang dalam visi dan misi SMK Sanjaya Pakem.
Visi dan Misi SMK Sanjaya Pakem
Menjadi Sekolah Kejuruan Bisnis dan Manajemen yang Menyediakan Tatanan Kompeten dan Menghayati Semangat Pelayanan Cinta Kasih dalam Persaingan Global.
2. Misi
1) Mengembangkan model pembelajaran yang berkualitas 2) Mengembangkan profesionalitas guru, staf dan kelembagaan 3) Menyediakan suasana dan lingkungan belajar yang mendukung
4) Menunjukkan nilai-nilai iman dalam pembelajaran, pelayanan, dan pembentukan karakter
C. Sistem Pendidikan SMK
1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda
Pendidikan Sistem Ganda adalah program pendidikan dan pelatihan dengan sistem ganda pada SMK dengan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, instansi terkait (Depdikbud). Menurut kurikulum 1994, Pendidikan Sistem Pendidikan Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaran pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik dan situasi-kondisi antara program pendidikan sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di perusahaan. Sedangkan menurut Wardiman Djojonegara, Pendidikan Sistem Ganda adalah model penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang dipilih untuk mewujudkan misi kebijaksanaan link and match (keterkaitan dan kesepadanan) khusus SMK.
Menurut panduan pelaksanaan PSG bagi siswa SMK kelompok Bisnis dan Manajemen, tujuan pendidikan sistem ganda adalah
a. Tamatan dapat menampilkan dirinya sebagai manusia yang beriman, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Memiliki kemampuan dan ketrampilan praktis sesuai dengan program studinya masing-masing.
3. Isi Sistem Pendidikan Sistem Ganda
Isi Pendidikan Sistem Ganda memiliki 5 komponen yaitu:
a. Komponen pendidikan umum (normatif) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia.
b. Komponen pendidikan dasar menunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan IPTEK. c. Kemampuan teori kejuruan, dimaksudkan untuk membekali
pengetahuan teknis dasar keahlian kejuruan.
d. Komponen praktik dan profesi yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai tuntutan persyaratan keahlian profesi.
4. Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan untuk Menyusun Program Pendidikan dan Latihan yang Mengacu pada Tamatan
Langkah-langkahnya adalah: a. Pemetaan Profil Kemampuan
Pemetaan profil kemampuan dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahan kajian komponen khusus teori kejuruan, praktek dasar profesi dan praktek dasar keahlian profesi untuk masing-masing profil kemampuan
b. Pemetaan Jenis Pekerjaan Industri
Pemetaan jenis pekerjaan industri dimaksudkan untuk mengindentifikasi jenis ketrampilan kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di industri atau dunia usaha dengan persyaratan yang diperlukan dalam penguasaan ketrampilan tersebut.
c. Sinkronisasi Kurikulum dalam Pekerjaan Industri
d. Penyusunan Rencana Program Pengajaran
Setelah diketahui dan ditetapkan bagian-bagian mana yang akan mereka pelajari di industri atau dunia usaha maka dibuatlah rencana program di sekolah.
D. Kurikulum SMK
Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Kurikulum dimaksudkan sebagai pedoman atau alat untuk memperlancar proses belajar-mengajar dan membina pengembangan program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap, trampil, sesuai dengan tuntutan kurikulum. Selain itu dikenal adanya PSS (Pengembangan Sekolah Kejuruan Seutuhnya) di SMK menjadi unit produksi dan dapat bekerjasama dengan dunia usaha. Garis-garis besar program pengajaran (GBPP) memuat tentang materi yang harus dipelajari siswa. Buku GBPP tentang kurikulum SMK yang disebut buku II berisi tentang kerangka dasar program pembelajaran yang terdiri dari tujuan yang hendak dicapai, susunan program kurikulum berupa mata pelajaran yang harus dicapai, susunan program kurikulum berupa mata pelajaran yang harus dipelajari, serta diskripsi singkat setiap materi pelajaran.
Untuk melaksanakan kurikulum, SMK menganut program pedoman pelaksanan proses belajar-mengajar dan GBPP sebagai dasar penyusunan penyusunan petunjuk pelaksanaan yang meliputi:
2. Pedoman penilaian 3. Pedoman bimbingan 4. Pedoman pembinaan guru 5. Pedoman sistem kredit
6. Pedoman pelaksanaan penataran
7. Pedoman kerja lapangan untuk sekolah lanjutan
Struktur program mata pelajaran dikelompokkan dalam program pengajaran dasar umum dan mata pelajaran dasar kejuruan. Dalam hal ini dikenal dengan istilah:
1 Program Studi yaitu program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan 2 Jurusan adalah kumpulan program studi yang memiliki mata pelajaran
dasar kejuruan yang sama.
3 Kelompok merupakan pengelompokkan pendidikan di SMK yang terdiri dari:
a Kelompok pertanian dan kehutanan b Kelompok rekayasa
c Kelompok bisnis dan managemen d Kelompok budaya
e Kelompok kerumahtanggaan
Kurikulum yang dipakai sekarang adalah kurikulum 2004 ( kurikulum berbasis kompetensi) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP).
1. Mengacu pada upaya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang lebih sesuai dengan tuntuntan kebutuhan pembangunan nasional.
2. Memuat kerangka umum program pembelajaran berdasarkan kompetensi standar minimal yang harus dikuasai oleh tamatan.
3. Memberi peluang kepada guru-guru SMK untuk mengembangkan strategi dan pola pembelajaran secara inovatif.
Kekhususan kurikulum ini diharapkan akan memberikan peluang tumbuhnya potensi SMK untuk mandiri dan bertanggungjawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat dengan tetap mengikuti standar yang telah ditempatkan secara nasional.
E. Sumber Daya Manusia SMK Sanjaya Pakem
1. Kepala Sekolah
Sejak berdiri sampai dengan sekarang, sudah tercatat tujuh orang yang pernah dan sedang menjabat Kepala sekolah:
a Periode 1966-1969 : Bapak Drs. J. Sukidjo
b Periode 1969-1975 : Bapak St. Teguh Setiadi, B.A. c Periode 1975-1977 : Bapak Drs. V. Sumarno d Periode 1977-1999 : Bapak F. Sutoyo, BA
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekolah dibantu langsung oleh empat Wakil Kepala Sekolah yaitu wakasek kurikulum, wakasek humas dan Industri/Litbang, wakasek kesiswaan, liturgi, ekstrakurikular, wakasek sarana prasarana dan keuangan dengan SK Nomor /KS/SS/VII/2011, yaitu:
1. Wakasek Kurikulum : Dra. F.Heny Prihasworo/ NIP 19610416 198703 2 004
2. Wakasek Humas dan Industri/Litbang : Tris Winarti, S.Pd.
3. Wakasek Kesiswaan : Y.Supriyadi, S.Pd
Wakil : Lucia Endang Ratnawati,
S.Pd.
4. Wakasek Sarana Prasarana : Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd.
Dan Inventaris Barang : Met. Murniyati, S. E.
5. Adm. Keuangan : Dra. Suwarti/
NIP 196220205 198703 2 004
Pelaksana Keuangan : V. Sulistyowati
Kepala Kantor, Ketua Program Keahlian, Ketua Lab, dan Ketua BC dengan SK Nomor /KS/SS/VII/2011, yaitu:
1. Kepala Tata Usaha : Tc. Mudjana
2. K3Akuntansi & Ketua Lab. Akuntansi : B.Endah Wahyuningsih, S.Pd
NIP 18710510 200604 2 015
K3 & Ketua Lab.Adm.Perkantoran : CH. Dwi Sabtiningsih, S.Pd
3. Ketua Lab. Mengetik : Dra.F.Heny Prihasworo NIP 19610416 198703 2 004
4. Ketua Lab. Komputer &
Ketua Lab. Pemasaran : YC. Agus Budiyanto, S.Pd. 5. Ketua Unit Produksi : Y.Rini Kusuma Indrawati,
S.Pd
Koordinator Kewirausahaan/
Pengemb.Usaha : Met. Murniyati, S.E.
2. Guru-Guru
Dalam melaksanakan proses belajar-mengajar SMK Sanjaya Pakem mempunyai 25 orang guru yang terdiri dari:
a Guru Tetap sebanyak 17 orang, yang terdiri dari 11 orang guru tetap yayasan dan 6 orang guru DPK. Sebanyak 8 guru tidak tetap.
Tabel 4.1 Daftar Guru Tetap Yayasan dan Guru Tetap (DPK)
G
Guru Tetap Yayasan Guru Tetap (DPK)
1. Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd. 2. A. Ibud Sudarmanto, B.A. 3. M. Murniyati, S.E.
4. Dra. S. Sri Utami
5. C. Dwi Sabtiningsih, S.Pd. 6. Agus Budiyanto, YC, S.Pd. 7. Triswinarti, S.Pd.
8. M. Peniati, S.Pd.
9. Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd.
10. Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd.
11. Dra. Rini Kusparwati
1. Budi Rahayu, B.A. 2. Dra. F. Heny Prihasworo 3. Dra. Suwarti
4. YB. Anjar Sugiyanto, S.Pd. 5. Dra. Suci Puji Astuti
Tabel 4.2 Daftar Guru Tidak Tetap
Guru Tidak Tetap 1. An. Aty Istiati, S.Si.
2. V. Yeni Indrawati
3. M. Priwantoro
4. Dra. Rosalia Endang Widiastuti
5. Ignatius Setiawan,Ag,S.Or. 6. Lusia Endang Ratnawati,
S.Pd.
7. Bani Gantartyo, A.Md. 8. Frater
Dilihat dari fungsinya, guru SMK Sanjaya Pakem dapat dikategorikan sebagai: guru kelas biasa, guru kelas merangkap guru bimbingan dan wali kelas. Jumlah wali kelas sebanyak 9 orang, seperti yang tertera pada tabel:
Tabel 4.3 Daftar Wali Kelas
No Kelas Nama Wali Kelas
1 X AK B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. NIP 19710510 200604 2 015 2 X AP Dra. L. Suci Puji Astuti
5 XI AP Ch. Dwi Sabtiningsih, S.Pd 6 XI PJ Budi Rahayu, B.A.
NIP 19560406 198103 2 005 7 XII AK E.Triswinarti, S.Pd
8 XII AP Dra. Suwarti
NIP 19620205 198703 2 004 9 XII PJ Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd
b. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan Sekolah dan Perpustakaan
Tugas umum pegawai Tata Usaha adalah memberi pelayanan kepada guru-guru dan siswa-siswi yang berhubungan dengan surat-menyurat dan urusan administratif lainnya. Rincian tugas pegawai Tata Usaha adalah sebagai berikut:
1. Mengurus daftar gaji 2. Mengurus subsidi
3. Mengurus kenaikan pangkat 4. Mengurus kenaikan berkala 5. Mengurus uang sekolah
6. Mengurus persediaan barang kebutuhan sekolah dan kantor 7. Mengurus perpustakaan
F. Siswa SMK Sanjaya Pakem
Siswa adalah warga negara yang terdidik, oleh sebab itu harus dapat menjadi warga negara yang baik dan memiliki sikap hidup: taqwa, jujur, bertanggungjawab, kebersamaan dan menghargai. Untuk itu dalam mendidik siswa diperlu peraturan tata tertib siswa agar tingkah laku siswa menjadi terkontrol.
Pembagian program keahlian dilakukan di kelas satu pada saat penerimaan siswa baru melalui tes penjurusan yang berupa tes psikologi. Adapun program keahlian yang terdapat di SMK Sanjaya yaitu:
1. Program Keahlian Akuntansi
2. Program Keahlian Administrasi Perkantoran (Sekretaris) 3. Program Keahlian Penjualan
Jumlah siswa SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2012/2013 menurut data terakhir adalah sebanyak siswa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.4 Daftar Jumlah Siswa SMK Sanjaya Pakem
Kelas Putra Putri Jumlah
X AK 3 17 20
X AP - 17 17
X PM 4 8 12
XI AK 1 23 24
XI PM 1 18 19
XII AK 4 26 30
XII AP - 20 20
XII PM 2 15 17
Jumlah Total 16 169 185
G. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Sanjaya Pakem
1. Letak SMK Sanjaya Pakem
SMK Sanjaya Pakem terletak di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem, Yogyakarta.
2. Luas Area SMK Sanjaya Pakem
SMK Sanjaya Pakem memiliki gedung sendiri yang dibangun diatas area tanah seluas 5383 2
m . Gedung SMK Sanjaya Pakem terdiri dari: a. 10 ruang kelas
b. 1 ruang guru
c. 1 ruang kepala sekolah d. 1 ruang tata usaha e. 1 ruang perpustakaan f. 1 ruang koperasi g. 1 ruang BK h. 1 ruang komputer
t. 1 ruang yayasan u. 1 ruang OSIS
3. Kondisi Gedung dan Ruangan
Gedung yang ditempati oleh SMK Sanjaya Pakem adalah milik sendiri dan bersifat permanen. Keadaan gedung SMK Sanjaya Pakem secara umum masih baik, misal: tembok masih kokoh, cat tembok masih baik, genteng masih baik. Lingkungan di sekitar sekolah bersih, teratur dan rapi dan ditunjang dengan banyaknya bunga-bunga, tanaman perindang di halaman tempat upacara maupun halaman depan sekolah dan pada halaman tempat upacara berupa lapangan rumput sehingga menimbulkan kesan sejuk, hijau dan asri yang mendukung proses belajar mengajar. Semua ini terawat dengan baik karena sikap saling memiliki dan menjaga dari semua warga sekolah.
4. Halaman Sekolah
Halaman SMK Sanjaya Pakem terdiri dari dua bagian yaitu halaman yang terletak di dalam sekolah yang berfungsi sebagai tempat upacara bendera dan halaman yang terletak di depan sekolah yang berfungsi sebagai tempat olah raga (lapangan basket).
H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan
Tabel 4.5 Daftar Inventaris Peralatan SMK Sanjaya Pakem
13. Gambar–gambar Pahlawan 14. Jadwal mata pelajaran 15. Daftar pengurus kelas
Selain inventaris kelas, ada juga inventaris sekolah yang digunakan oleh semua siswa dan guru berupa fasilitas–fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar yaitu perpustakaan. Perpustakaan SMK Sanjaya Pakem memiliki koleksi yang jumlah dan jenisnya cukup memadai yaitu buku-buku pelajaran, kamus, surat kabar, kumpulan laporan-laporan, dan sebagainya. Selain sarana-sarana tersebut sekolah juga mempunyai sarana-sarana lain yang menunjang ketrampilan siswa yang berupa:
1. Untuk keperluan praktik jurusan Administrasi Perkantoran/Sekretaris tersedia 40 buah mesin ketik manual dan 2 buah mesin ketik elektrik. 2. 6 buah mesin hitung manual.
5. 5 buah laptop, 4 buah viewer, dan 1 buah layar. 6. Kas register sebanyak 3 buah.
7. Komputer: Ada 30 unit mesin komputer untuk keperluan praktik siswa dan ditambah 1 komputer guru dan mesin printer 1 buah. Untuk pengadaan komputer pihak sekolah merasa sudah cukup tetapi yang dapat digunakan hanya sekitar 18 komputer sedangkan tiap satu kelas berisi rata-rata 30 siswa sehingga pemakaian komputer dilakukan secara bergantian. Pihak sekolah selalu berupaya untuk memperbanyak komputer agar lebih mendukung dan membantu tercapainya tujuan belajar yang diharapkan.
I. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah
Majelis Sekolah berfungsi sebagai wadah kerja sama antara sekolah dan masyarakat dalam mendayagunakan segala potensi yang ada di lingkungan sekolah (khusus dalam dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja) untuk menunjang efektifitas pencapaian tujuan SMK yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Mejelis sekolah adalah majelis pendidikan kejuruan yang ada ditingkat sekolah yang keanggotaannya terdiri dari unsur perwakilan kelompok atau perseorangan, antara lain: KADINDA tingkat II, asosiasi profesi, organisasi pekerja, tokoh masyarakat, instansi terkait dan alumni yang memiliki kepedulian terhadap SMK serta unsur-unsur SMK (guru-guru) terkait.
kerja dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Sekaligus menjadi wahana untuk melakukan upaya-upaya peningkatan dan pembangunan mutu proses dan hasil pelatihan kejuruan pada SMK.
Majelis Sekolah berperan sebagai agen yang memformulasikan dan mengkomunikasikan aspirasi dan tuntutan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja baik yang menyangkut penyelenggaran pendidikan dan pelatihan maupun tentang tenaga kerja berkualitas yang membutuhkannya.
Majelis Sekolah menjadi mitra pimpinan sekolah dalam mengembangkan kelembagaan SMK, mengembangkan kurikulum, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, mengembangkan staf/guru mengembangkan unit produksi, mempromosikan keberadaan SMK serta kualitas lulusan. Kegiatan yang termasuk di dalam peran tersebut adalah dalam penerimaan PSB, uji kompetensi dan sertifikasi, penambahan institusi pasangan tempat siswa berpraktik industri.
J. Hubungan antara SMK Sanjaya Pakem dengan Instansi-Instansi lain
1. Hubungan dengan sekolah lain adalah tidak ada keterkaitan khusus namun selama ini terdapat suatu badan yang bernama K3S yaitu Kelompok Kerja Kepala Sekolah. Dan hubungan dengan sekolah lain tercermin dari lomba antar sekolah, misal: PBB, gerak jalan, bola volley, musik, seni tari, dan sebagainya.