• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN Judul Tugas Akhir Proyek Tugas Akhir ini mengambil judul Hotel Resort Agriwisata di Purwodadi, Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN Judul Tugas Akhir Proyek Tugas Akhir ini mengambil judul Hotel Resort Agriwisata di Purwodadi, Jawa Timur."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Judul Tugas Akhir

Proyek Tugas Akhir ini mengambil judul Hotel Resort Agriwisata di Purwodadi, Jawa Timur.

1.1.1. Pengertian Judul

1.1.1.1.Hotel

“Hotel berasal dari kata hospitium (bahasa Latin), artinya ruang tamu.

Menurut Dirjen Pariwisata Depparpostel, “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial” (Kurniasih, 2006, 45).

Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum” (Kurniasih, 2006, 45).

Menurut Webster, “Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum” (Kurniasih, 2006, 46).

1.1.1.2.Resort

Menurut Dirjen Pariwisata (1988) resort merupakan ”Suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya” (Kurniasih, 2006, 46).

(2)

Menurut Echols (1987) resort merupakan “Tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi” (Kurniasih, 2006, 46).

Menurut Hornby (1974) resort merupakan “Tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya” (Kurniasih, 2006, 46).

Menurut Pendit (1999) resort merupakan “Sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tenis, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resort, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini” (Kurniasih, 2006, 46).

1.1.1.3.Agriwisata

Wisata pendidikan/ilmiah yang berkaitan dengan agrikultur, berupa kegiatan mengunjungi tempat-tempat seperti laboratorium penelitian, observatorium, planetarium, kebun raya, balai penelitian tanaman dan peternakan.

Agriwisata berasal dari Agrikultur dan wisata. Agrikultur juga merupakan studi dari ilmu agrikultur (agricultural science). Agrikultur berasal dari bahasa latin, agricultura yang berarti pengolahan lahan. Agrikultur mencakup banyak subyek, termasuk akuakultur, pengolahan tanah (pertanian intensif dan pertanian organik), peternakan hewan (peternakan ekstensif, intensif dan semi intensif), dan holtikultur (Agriculture, 1).

1.1.1.4.di

Kata petunjuk tempat. (Balai Pustaka, 1996, 230).

1.1.1.5.Purwodadi

Salah satu kecamatan di Propinsi Jawa Timur yang termasuk dalam wilayah kabupaten Pasuruan.

(3)

1.1.1.6.Jawa Timur

Salah satu propinsi di Indonesia.

1.1.1.7.Hotel resort agriwisata di Purwodadi, Jawa Timur

Jadi, Pengertian Hotel Resort Agriwisata di Purwodadi, Jawa Timur adalah, Suatu kawasan wisata yang memiliki sarana akomodasi tempat dimana sebagian pengunjung menginap, yang terletak di kecamatan Purwodadi, Jawa Tmur dimana sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan dan menyediakan fasilitas agriwisata yang tidak hanya bersifat sebagai hiburan tetapi juga bersifat edukatif. Fokus bidang agriwisata yang dipilih adalah area peternakan sapi dan pengolahan hasil-hasil dari peternakan sapi.

1.2. Latar Belakang Permasalahan.

1.2.1. Agrikultur – Agribisnis – Agriindustri .

Bidang agriwisata berkaitan dengan Agrikultur. Agrikultur adalah produksi makanan, serat dan lain-lain yang berasal dari tanaman, hewan ataupun bentuk kehidupan lainnya, yang ditanam dan dipanen secara sistematis. Agrikultur juga merupakan studi dari ilmu agrikultur (agricultural science). Agrikultur berasal dari bahasa latin, agricultura yang berarti pengolahan lahan. Agrikultur mencakup banyak subyek, termasuk akuakultur, pengolahan tanah (pertanian intensif dan pertanian organik), peternakan hewan (peternakan ekstensif, intensif dan semi intensif), dan holtikultura (agriculture, 1).

Gambar 1.1 Hewan Ternak Sapi (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cattle)

(4)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian 2005, menyebutkan bahwa :

Pangan yang berasal dari ternak sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia terutama bagi usia-usia pertumbuhan (usia balita sampai remaja).

Dimana pangan berperan besar dalam kesehatan dan kecerdasan masyarakat. Dalam beberapa dasawarsa terakhir permintaan produk pangan hasil ternak meningkat pesat seiring dengan pesatnya perkembangan penduduk, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, serta perubahan gaya hidup sebagi imbas dari arus globalisasi dan urbanisasi.

Kondisi yang ada saat ini merupakan peluang yang baik untuk bisa mendorong perkembangan sektor agribisnis dalam hal ini khususnya peternakan sapi. Upaya pengembangan ini bisa diwujudkan dalam berbagai cara, antara lain dengan pemanfaatan sumber daya peternakan sapi dengan lebih maksimal. Antara lain dengan cara: pengolahan hasil peternakan sapi mulai dari sapi sebagai komoditas utama, sampai ke hasil limbahnya. Selain itu peternakan sapi bisa dikembangkan sebagai salah satu sarana obyek wisata edukasi yang masih sangat jarang berkembang di Indonesia tidak dapat dielakkan lagi bahwa bidang pariwisata sedang mengalami kemajuan pesat. (3)

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah.

Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu. Demikian dikatakan Dr. James J. Spillane dalam bukunya Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya (Susantio, 1)

Hingga kini masih banyak definisi lain tentang pariwisata. Kebanyakan mencerminkan sudut pandang atau kepentingan masing-masing. Perbedaan sudut pandangan atau kepentingan itulah yang menyebabkan adanya berbagai jenis pariwisata. Djuliantio Susantio menyebutkan ada 6 jenis pariwisata, yaitu :

Pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga.

(5)

Pariwisata untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi.

Pariwisata untuk menikmati perjalanan dilakukan untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, dan mendapatkan kedamaian.

Pariwisata untuk rekreasi dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan menyegarkan keletihan.

Pariwisata untuk kebudayaan ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan belajar di pusat riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen bersejarah dan peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.

Pariwisata untuk olahraga dibagi menjadi dua kategori, yakni pariwisata olahraga besar seperti Olimpiade, Asian Games, dan Sea Games serta buat mereka yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing. Pariwisata untuk urusan usaha dagang umumnya dilakukan para pengusaha atau industrialis antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi teknis.

Pariwisata untuk berkonvensi berhubungan dengan konferensi, simposium, sidang dan seminar internasional. (1)

”Pada dasarnya setiap manusia memerlukan kegiatan wisata untuk mengembalikan kondisi fisik dan mental mereka setelah melakukan berbagai aktivitas yang melelahkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini terutama sangat dirasakan oleh penduduk di kota-kota besar, seperti, Surabaya, Jakarta, dsb.” (Susantio, 2008, 1)

Apalagi sejak tahun ini Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan program ’Visit Indonesia Year 2008’. Pada program ini, pemerintah Indonesia berusaha memaksimalkan potensi wisata dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia dan membuka pintu gerbang pariwisata ke Indonesia dengan selebar- lebarnya, sehingga dari program ini diharapkan sektor pariwisata mampu memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian negara dan sebagai sarana promosi terhadap dunia luar akan kekayaan negeri kita sendiri.

(6)

Apalagi subsektor peternakan mempunyai andil penting dalam pembangunan di Kabupaten Pasuruan, utamanya dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan penyediaan protein hewani. Berbagai jenis ternak telah berkembang dengan baik yang menunjukkan bahwa iklim dan kondisi alam wilayah Kabupaten Pasuruan sangat cocok untuk usaha peternakan. Pemerintah Daerah telah memberikan beberapa fasilitas untuk mendukung keberadaan subsektor peternakan berupa 11 unit RPH (Rumah Pemotongan Hewan), 5 unit Poskeswan (Pos Kesehatan Hewan), 6 unit Pasar Hewan. Dukungan pihak swasta ditunjukkan dengan menanamkan modalnya untuk usaha peternakan seperti Breeding Farm, Rumah Potong Unggas, Industri Pakan Ternak, Industri Pengolahan Susu dan Industri Pengolahan Kulit. Namun demikian masih terbuka peluang untuk terus mengembangkan usaha peternakan di Kabupaten Pasuruan (Potensi daerah, 2007).

Gambar 1.2 Peternakan sapi di Pasuruan (Sumber: http://pasuruan.go.id)

Sapi perah telah menjadi produk unggulan sekaligus ikon Kabupaten Pasuruan. Ikon tersebut dapat dilihat pada tiga monumen sapi perah yang terdapat ditiga pintu masuk Kabupaten Pasuruan, yakni dari arah Malang (pintu selatan) terletak di Purwodadi, dari arah Probolinggo (pintu timur) terletak di Nguling, dan dari arah Surabaya terletak di Pandaan. Keistimewaan sapi perah yang hidup di

(7)

Kabupaten Pasuruan adalah mampu beradaptasi dengan daerah dataran rendah dengan kemampuan produksi susu tetap optimal, khususnya yang hidup di wilayah Kecamatan Grati sehingga kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sapi Perah Grati (Potensi daerah, 2007).

Kawasan penyebaran dan pengembangan sapi perah meliputi wilayah Kecamatan Tutur, Grati, Purwodadi, Puspo dan Prigen. Keberadaan peternak sapi perah didukung oleh koperasi susu yang siap menampung susu untuk selanjutnya disetorkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Populasi dan produksi sapi perah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2005, populasi sapi perah mencapai 46.376 ekor yang mampu menghidupi 22.924 Rumah Tangga Peternak (RTP), sedangkan produksi susu yang dihasilkan sebanyak 60.535,36 ton (Potensi daerah, 2007).

Oleh karena itu sebagai salah satu pengembangan usaha peternakan sapi perah, Purwodadi juga merupakan salah satu perhatian pemeritah daerah khususnya dalam hal pengembangan sektor pariwisata. Untuk mendukung usaha pemerintah itu maka diperlukan suatu fasilitas akomodasi untuk mampu memfasilitasi sarana wisata yang sudah ada di derah purwodadi yang juga bergerak di bidang peternakan untuk mendukung sektor perekonomian setempat.

Sehingga keberadaan saran pariwisata ini mampu bertindak sebagai fasilitas rekreatif dan juga edukatif yang menunjang potensi area setempat.

1.2.2. Budidaya Ternak Sapi Perah.

Agriwisata sendiri erat kaitannya dengan bidang peternakan dalam hal ini peternakan sapi perah. Prihatman 2000 bahwa:

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit.

Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar tahun 400 SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia.

Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau

(8)

Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen.

Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia

Gambar 1.3 Contoh Suasana Area Pemeliharaan Sapi (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/dairy_farming)

Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai 385 juta m2/ton/th, khususnya pada zona yang beriklim sedang.

Produksi susu sapi di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari,rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari (1-2).

(9)

1.2.3. Agriwisata.

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Menurut Kurniasih 2000, timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

Berkurangnya waktu untuk beristirahat bagi masyarakat kota khususnya kota Jakarta kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

Kebutuhan manusia akan rekreasi. Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

Kesehatan. Gejala-gejala stres dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

Keinginan menikmati potensi alam. Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut (47-48).

Peluang ini memacu tumbuhnya pariwisata di berbagai sektor dan daerah di Indonesia. Yang sedang marak saat ini adalah pertumbuhan wisata di daerah- daerah yang jauh dari pusat keramaian kota seperti, pegunungan, pantai, dll.

Kesibukan dan hingar-bingar di kota-kota besar telah membawa penduduk di kota mulai kembali ke alam dan mencari tempat dan aktivitas yang jauh dari segala rutinitas mereka sehari-hari di kota.

Berkembangnya pola pemikiran masyarakat, mengakibatkan kebutuhan pariwisata tidak sekedar hanya menikmati pemandangan atau view yang indah tetapi mulai bergerak pada nilai aktivitas apa yang didapat dari kegiatan wisata tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan makin maraknya agrowisata belakangan ini.

(10)

Selain berekreasi dan melepaskan kejenuhan, wisatawan diperkenalkan pada kehidupan perkebunan, sehingga nilai rekreasi itu sendiri menjadi lebih dari sekedar aktivitas refreshing tetapi juga memuat nilai edukasi, sosial, dan interaksi terhadap alam.

Kondisi pariwisata yang sedang menggeliat ini memacu timbulnya inovasi-inovasi baru dibidang pariwisata agar nantinya, geliat pariwisata ini tidak menjadi redup. Agrowisata / wisata kebun kali ini bisa dianggap sebagai salah satu inovasi bagi pariwisata di Indonesia. Tetapi tentu saja inovasi tidak bisa berhenti hanya pada tahap ini saja perlu adanya upaya pengembangan tidak hanya dari pihak pemerintah tetapi juga dari masyarakatnya sendiri agar nantinya bisa membawa dampak yang baik bagi perkembangan pariwisata di Indonesia.

Bila ditinjau lebih lanjut, bidang peternakan juga membawa nilai edukasi yang tidak sedikit bila dibandingkan dengan agrowisata , karena peternakan sendiri juga dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Pangan asal ternak sendiri sangat dibutuhkan oleh manusia, ditambah lagi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini permintaan produk peternakan cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi masyarakat, perbaikan tingkat pendidikan, serta perubahan gaya hidup sebagai akibat arus globalisasi dan urbanisasi. Oleh karena itu bidang peternakan lokal perlu mendapat perhatian lebih tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari masyarakat.

Pada kebanyakan negara, peternakan seringkali dijadikan sebagai salah satu sarana rekreasi yang bersifat edukatif, karena kondisi fisiknya sendiri terjaga dan terawat. tetapi berbeda halnya dengan di indonesia, dimana peternakan dianggap masih belum layak untuk dijadikan sebagai sarana wisata. Hal ini dikarenakan banyak sekali potensi dibidang peternakan yang belum sempat digali.

Seringkali peternakan-peternakan lokal dibiarkan terbengkalai, tidak terjaga kebersihannya, sehingga image peternakan sendiri identik dengan kotor, sarang bibit penyakit, dan tidak layak untuk dikunjungi.

Untuk itu perlu upaya-upaya untuk mengembangkan kawasan Hotel resort agriwisata ini sehingga layak untuk disejajarkan dengan wisata edukatif lainnya.

Salah satu caranya dengan memelihara kondisi fisik dari peternakan yang bersangkutan dan menggabungkan konsep peternakan dengan fasilitas akomodasi

(11)

berupa hotel resort. Dimana peternakan sapi disini, berfungsi sebagai latar belakang dari kawasan hotel resort ini sendiri. Penggabungan 2 konsep ini bertujuan agar para wisatawan selain bisa berekreasi dan beristirahat tetapi bisa juga menambah wawasan dengan mengenal bagaimana kehidupan peternakan sehari-hari, dan bisa menikmati hasil-hasil peternakan secara langsung.

1.3. Permasalahan Umum

Permasalahan yang dapat disimpulkan dari latar belakang masalah diatas adalah bagaimana menyediakan suatu tempat/wadah fasilitas akomodasi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan sarana penunjang bagi Pariwisata setempat tetapi juga mampu mendukung sektor perekonomian yang menjadi potensi saerah setempat khususnya kecamatan Purwodadi. Serta mengangkat sektor agriindustri sehingga mampu dikenal dan dikembangkan secara luas.

1.4. Tujuan Proyek 1.4.1. Tujuan Umum

Memajukan pariwisata dengan menciptakan suatu kawasan akomodasi dengan konsep agriwisata di Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

1.4.2. Tujuan Khusus

memperkenalkan dan mendekatkan masyarakat pada kehidupan peternakan yang sebenarnya, mulai dari proses pengembang biakkan sampai pada proses produksi dari hasil-hasil peternakan.

Menjadi salah satu alternatif tempat wisata alam yang jaraknya tidak jauh dari pusat kota, mengingat seiring dengan perkembangan jaman, efisiensi waktu merupakan faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih lokasi tempat wisata.

Menciptakan suatu pusat percontohan produksi dan distribusi hasil-hasil dari peternakan sapi di kecamatan Purwodadi dan sekitarnya.

(12)

Ikut membantu usaha pemerintah dalam mengembangkan usaha dibidang agriindustri dan agriwisata terutama yang berhubungan dengan bidang peternakan.

Membantu memenuhi kebutuhan hasil-hasil peternakan di kawasan Purwodadi khususnya, dan diharapkan meluas di seluruh Indonesia.

Menciptakan dan memperluas lapangan kerja khususnya untuk penduduk lokal setempat.

Memajukan dan mengembangkan potensi agriwisata di daerah Purwodadi, sehingga nantinya kawasan ini bisa berkembang menjadi sarana pariwisata yang tidak hanya menarik untuk wisatawan lokal tetapi juga wisatawan mancanegara.

1.5. Manfaat Proyek

Menyediakan suatu sarana wisata edukatif di bidang agriwisata di Jawa Timur yang dilengkapi dengan sarana akomodasi dan rekreasi.

Menjadi salah satu tempat penyaluran / distribusi hasil-hasil agribisnis setempat.

Diharapkan dengan penanganan yang tepat, negara mampu mengurangi impor hasil-hasil peternakan di masa mendatang.

Mampu mengurangi tingkat pengangguran pada wilayah masyarakat setempat yang akhirnya berujung pada peningkatan taraf hidup masyarakat.

1.6. Permasalahan Desain

Bagaimana menciptakan suatu kawasan wisata edukatif yang mampu mengakomodir aspek, kenyamanan, edukatif, dan hiburan, dalam rangka mengubah citra agriwisata peternakan di mata masyarakat dengan menggabungkan konsep hotel resort dengan peternakan sapi sebagai fasilitas rekreasi pendukung.

Bagaimana mengintegrasikan antara bangunan hotel yang memiliki sifat refreshing dan relaksasi dengan area peternakan yang memiliki sifat rekreatif dan edukatif. Sehingga keberadaan kedua area yang ada dapat menjadi satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lain.

(13)

Bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul akibat keberadaan Peternakan yang menimbulkan dampak bau yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung hotel resort tetapi tetap mengekspos keberadaan peternakan sebagai fasilitas utama dari hotel resort ini.

1.7. Sasaran

Menciptakan dan memperkenalkan suatu kawasan wisata dengan konsep yang baru di Jawa Timur.

Salah satu cara promosi pariwisata, sehingga mampu memajukan potensi wilayah setempat, dalam hal ini kawasan Purwodadi, Jawa Timur.

Pengembangan kawasan Purwodadi sebagai salah satu alternatif kawasan wisata alam yang letaknya tidak jauh dari pusat kota.

1.8. Metodologi Perancangan.

1.8.1. Pendekatan Perancangan.

“Segitiga konsekuensi merupakan suatu model yang berguna untuk memahami jaringan cari sebab-akibat tautan dan bagaimana sebab akibat tersebut berhubungan kepada aspek-aspek dan persoalan izin dari proyek kita” (White, 1985, 9).

Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kontekstual, dimana diharapkan pendekatan yang melibatkan tautan tapak, bangunan dan aktivitas manusia ini mampu menyelesaikan masalah yang timbul dari penggabungan hotel resort dan peternakan ini dan keberadaan hotel resort ini tidak berdiri sendiri tetapi juga memperhatikan keberadaan aspek-aspek tapak, aktivitas dan bangunan baik didalam hotel resort maupun diluar.

Menurut White 1985 :

Dalam pendekatan ini terdapat 3 aktor dalam segitiga konsekuensi yaitu : bangunan, manusia/pemakai, dan site . bangunan mencakup seluruh perwujudan fisik dari rancangan kita baik interior maupun eksterior, seperti: dinding, lantai, langit-langit, struktur, peralatan mekanik, mebel, penerangan, warna, pertamanan, perkerasan, pintu, jendela, perangkat

(14)

keras dan peralatan tambahan lainnya. Manusia/ pemakai meliputi semua orang yang memiliki bangunan tersebut, pengunjung / tamu bangunan tersebut, bekerja dalam bangunan tersebut, memelihara bangunan tersebut, mempergunakan bangunan tersebut, tinggal di dekat bangunan tersebut dan semata-mata hanya lewat didepan bangunan tersebut. Sedangkan site meliputi semua kondisi, situasi, pengaruh dan tekanan-tekanan yang merupakan tapak yang telah ada sebelum pembangunan bangunan tersebut (9-10).

1.8.2. Pendalaman Perancangan.

Pendalaman yang dipakai pada proses perancangan Hotel resor ini adalah Pendalaman Landscape / Lansekap. Untuk menunjang pendalaman tersebut, Kurniasih menyebutkan ada 4 (empat) karakteristik hotel resor sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu :

Lokasi. Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, Hutan beton dan polusi perkotaan. Pada Hotel resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya.

Fasilitas. Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersediaan fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape.

Arsitektur dan Suasana. Wisatawan yang berkunjung ke hotel resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

Segmen Pasar. Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai,

(15)

gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah (47- 48).

Hotel yang diklasifikasikan sebagai hotel resort memiliki 2 sifat utama, tujuan pleasure dan rekreasi. Karena itu peranan ruang luar sangat penting dalam perancangan suatu hotel resort. Tidak hanya dedesain saja, tetapi ruang luar harus mampu berharmonisasi dengan desain kompleks bangunan. Untuk mempertahankan occupancy rate yang tinggi perlu disediakan fasilitas yang dapat dipergunakan untuk fungsi nonrekreatif seperti, multifunction room dan banquet (Kurniasih, 2006, p.48).

Menurut Kurniasih, dalam merencanakan sebuah hotel resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut.

1.8.2.1. Kebutuhan dan Persyaratan individu dalam Melakukan Kegiatan Wisata.

Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah raga dan hiburan.

Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.

Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan Negara baru dengan standar kenyamanan rumah sendiri.

1.8.2.2. Pengalaman Unik bagi Wisatawan.

Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi.

Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau, dan sebagainya.

Memiliki skala yang manusiawi.

Dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olah raga dan rekreasi.

Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkungan kerja.

Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda.

1.8.2.3. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik.

Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik mungkin.

Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan setempat.

(16)

Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat (48-49).

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data.

1.8.3.1. Survey Lapangan.

Pelaksanaan survei lapangan dilakukan dengan mendatangi lokasi site secara langsung dan melihat bagaimana kondisi eksisting site yang ada pada saat ini termasuk bagaimana kondisi di sekitar lokasi tapak. Selain itu survei lapangan juga dilakukan dengan melihat dan meninjau hotel resor yang ada di Jawa Timur pada khususnya sebagai bahan pertimbangan.

1.8.3.2. Studi Banding.

Studi banding dilakukan pada hotel resort yang ada di Jawa Timur sebagai bahan perbandingan, antara lain:

Purnama Hotel Batu, Malang

Guna : Mengetahui bagaimana cara kerja hotel resort dan menjadi bahan masukan dalam hal penyediaan fasilitas hotel, penataan massa, sirkulasi, zoning kelompok ruang, dan studi program ruang.

Kusuma Agro Batu, malang

Guna : Melihat bagaimana penyelesaian desain penggabungan konsep hotel dengan bidang lain sebagai sarana fasilitas pendukung, zoning kelompok ruang, pola penataan massa di lahan berkontur, dan observasi mengenai fasilitas yang disediakan oleh hotel yang bersangkutan.

1.8.3.3. Wawancara.

Wawancara dilakukan pada pihak-pihak terkait yang bergerak di bidangnya antara lain dengan praktisi lapangan jasa Hotel resort, penduduk sekitar lokasi site, dan juga praktisi dibidang peternakan, maupun pengolahan

(17)

hasil-hasil peternakan yang bertujuan untuk menunjang pemahaman dan informasi pada pengerjaan proyek tugas akhir ini.

1.8.3.4. Studi Literatur.

Studi literatur yang dilakukan dalam menyelesaikan proyek ini, antara lain dengan menelusuri situs-situs di internet yang berhubungan dengan peternakan sapi, agriwisata/agriindustri, hotel resort, dan perkembangan pariwisata di Jawa Timur. Kemudian selain penelusuran melalui internet, studi juga dilakukan melalui buku-buku panduan yang menunjang judul proyek tugas akhir ini.

Gambar

Gambar 1.1 Hewan Ternak Sapi  (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cattle)
Gambar 1.2 Peternakan sapi di Pasuruan  (Sumber: http://pasuruan.go.id)
Gambar 1.3 Contoh Suasana Area Pemeliharaan Sapi  (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/dairy_farming)

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan data-data yang ditunjukkan oleh pasien maka penulis menegakkan diagnosa keperawatan Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan Penumpukan

Masyarakat yang miskin terkadang dalam posisi yang lemah untuk mendapatkan hak. hukumnya// Untuk membantu masyarakat miskin/ dalam mencari keadailan/

Lebaran identik dengan baju barunya// Sebagian orang sudah mempersiapkan untuk menyambut hari yang ditunggu – tunggu itu / dengan memesan membuat busana // Ini

Dari gambar diatas terlihat bahwa antara komputer kelas dan server tidak ada hubungan secara langsung, komputer kelas mempunyai database sendiri yang terpisah dari server utama,

Pemasangan Dinding Bata Ringan Tebal 10 cm dengan Mortar Siap Pakai... (3x20)cm Kayu klas I

Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan mengenai motif partisipasi olahraga pada wanita yang bekerja dan tidak bekerja dalam aktivitas olahraga di kabupaten BandungE.