• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN No.2 Sepetember 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN No.2 Sepetember 2021"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Peta dan Komponennya Dengan Menggunakan Model Index Card

Match Di Kelas VII SMP NEGERI 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019

Oleh Sri Rejeki

Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS pada siswa Kelas VII SMPN 2 Seputih Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS pokok bahasan Peta dan Komponennya dengan menggunakan Model Index Card Match. Teknik ini merupakan salah satu bentuk permainan mencari pasangan yang mempunyai ciri mengembangkan aktivitas berpikir dan kemampuan mengingat mencari pasangan. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMPN 2 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2018 / 2019. Pendekatan Tindakan Kelas ini sebanyak 2 siklus setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan Peta dan Komponennya menggunakan Model Index Card Match di Kelas VII SMPN 2 Seputih Mataram. Hal ini dapat dilihat dari meningkatkan hasil belajar siswa pada kondisi awal yang sebelum tindakan hanya 25% pada Pra Siklus. Mengalami peningkatan 44,4 % pada siklus I dan 94,4% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII SMPN 2 Seputih Mataram pada mata pelajaran IPS.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Model Index Card Match.

(2)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial mata pelajaran yang dianggap mudah tetapi dalam kenyataannya siswa masih mendapatkan nilai kurang, oleh karena itu berbagai pendekatan yang dilakukan guru supaya siswa mudah mempelajari dan memahaminya.

Penulis melakukan Observasi pada umumnya guru mengharapkan siswa dapat menerima materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan prosentase yang baik namun kenyataannya tingkat keberhasilan siswa belum memuaskan. Hal ini hasil pengamatan dari nilai ulangan siswa Kelas VII SMPN 2 Seputih Mataram Seputih Mataram, pada pelajaran IPS nilai rata-rata kelas mencapai 64,17 dan yang baru memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 8 orang siswa.

Penulis melakukan observasi awal di SMP NEGERI 2 Seputih Mataram, Kecamatan Seputih Mataram. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas di lapangan SMP NEGERI 2 Seputih Mataram Kecamatan Seputih Mataram, kegiatan belajar mengajar disekolah pada umumnya cenderung monoton dan tidak menarik, sehingga beberapa pelajaran yang dianggap mudah oleh siswa, termasuk didalamnya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, menjadi pelajaran yang sulit untuk dicerna. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu: adanya kolerasi positif dengan perolehan nilai pelajaran yang cenderung rendah. Selain itu, motivasi anak dalam belajar ilmu pengetahuan sosial menjadi rendah dikarenakan model pembelajaran yang tidak menarik (ceramah). Padahal mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan nata pelajaran yang wajib diikuti oleh setiap siswa.

Masalah ini dapat dilihat dari hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII SMP NEGERI 2 Seputih Mataram, Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah pada Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Dari jumlah siswa 28 orang, sebanyak 20 orang siswa memperoleh nilai

(3)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

dibawah KKM dan siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan KKM adalah 8 orang. Masalah ini menandakan bahwa ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial secara klasikal belum tercapai.

Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Peta dan Komponennya Dengan Menggunakan Model Index Card Match Di Kelas VII SMP NEGERI 2 Seputih Mataram“.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan Model Index Card Match pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa Kelas VII SMP NEGERI 2 Seputih Mataram ?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penggunaan Model Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII SMP NEGERI 2 Seputih Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2018 / 2019.

4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Siswa, Guru dan Pihak Sekolah sebagai berikut :

a. Bagi Siswa : Diharapkan dengan Model Index Card Match (Mencari Pasangan dengan kartu) siswa semakin tertarik dan berminat dalam belajar, sehingga aktivitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat.

(4)

b. Bagi Guru : Diharapkan dapat membuka wawasan dan cara berpikir guru untuk lebih kreatif dalam mengajar serta upaya memperbaiki proses pembelajaran.

c. Bagi Pihak Sekolah : Hasil Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam mengambil kebijakan yang berkenaan dengan peningkatan mutu pembelajaran.

II. KAJIAN PUSTAKA a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas.Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran.Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar.

Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh.Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan.Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu

(5)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Mulyono TJ (1980:8) berpendapat bahwa IPS adalah suatu pendekatan Interdisipliner (inter-disciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Menurut Nasution Sumaatmadja(2002:123) bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti : geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.

Menurut Somantri (Sapriya:2008:9) menyatakan IPS adalah penyederhanan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah merupakan ilmu yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik yang beraspek hubungan sosial.

b. Peta dan Komponennya

Istilah peta berasal dari bahasa Yunani yaitu mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja.Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi.Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi. Kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas.Peta yang dibuat pada bidang bola disebut Globe.

(6)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

Peta merupakan alat bantu dalam geografi. Oleh karena itu, dalam pembuatannya harus dilengkapi dengan komponen-komponen tertentu, antara lain sebagai berikut :judul peta, skala peta, legenda, simbol, arah mata angin, garis astronomis, garis tepi, sumber peta, dan tahun pembuatan.

Salah satu komponen peta yang penting adalah skala.Skala merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.Skala ada dua jenis, skala angka dan skala garis. Kita dapat menghitung jarak suatu tempat dengan menggunakan skala

c. Model Pembelajaran

Menurut Agus Suprijono (2010) Model Pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.

Menurut Slavin (2010) model pembelajaran sebagai suatu acuan kepada suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuan, sintaksnya, lingkungan dan sistem pengelolaannya.

Menurut Trianto (2009) model pembelajaran sebagai suatu pendekatan yang luas dan menyeluruh serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya.

Menurut Amri (2013:34) model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu:

1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau para pengembangnya.

2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

(7)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

Dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya dikelas, sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa.

d. Model Pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan)

Menurut Silberman (2010:246) model pembelajaran Index Card Match adalah merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Siswa akan belajar menyampaikan suatu pemahaman pada teman serta dapat menjadi pendengar yang baik saat teman yang lain menyampaikan suatu pemahaman, sehingga siswa menjadi antusias dalam proses pembelajaran untuk berlomba-lomba mencari pasangan dari setiap kartu yang dia miliki baik kartu yang berisi pertanyaan maupun kartu yang berisi jawaban.

Model Pembelajaran Index Card Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal yang dipegang.Siswa diharapkan mencari pasangan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya lebih cepat akan mendapatkan poin.

Langkah-langkah penerapan Metode Index Card Match:

1 Guru membuat potongan-potongan kartu sebanyak jumlah siswa yang ada di kelas.

2. Guru membagi potongan kartu- kartu tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3. Guru menuliskan pertanyaan pada separuh kartu.

4. Guru menuliskan jawaban pada separuh kartu lain

5. Guru mengocok kartu , supaya tercampur antara pertanyaan dan jawaban. 6. Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa.

(8)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

8. Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru meminta siswa tersebut untuk membacakan pertanyaan yang diperoleh, selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab oleh pasangannya.

Kelebihan Model Pembelajaran Index Card Match :

1. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa 2. Menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan 3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Kelemahan Model Pembelajaran Index Card Match :

1. Bagi siswa, memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas. 2. Guru harus meluangkan waktu dalam mempersiapkan materi pelajaran. 3. Suasana kelas menjadi gaduh/ribut.

4. Guru harus memiliki kemampuan dalam mengontrol dan mengelola kelas dengan baik.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut:

Masalah

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Sepitih Mataram

Tindakan

Proses Pembelajaran Dengan menggunakan Model

Index Card Match

Hasil

Hasil Belajar Dengan menggunakan Model Index Card Match Meningkatkan Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Seputih Mataram

(9)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021 III. METODE PENELITIAN

a. Setting Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di SMP NEGERI 2 Seputih Mataram Kecamatan Plakat Tinggi, Subjek penelitian adalah peserta didik Kelas VII berjumlah 28 orang. Dilaksanakan dari bulan Juli s/d Agustus 2018.

b. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan dua Siklus. Secara rinci setiap siklus penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

A. Perencanaan

(1) Menyusun rencana pembelajaran IPS dengan Model Index Card Match, (2) Membuat dan mempersiapkan instrumen penelitian berupa : lembar penilaian, pedoman observasi, pedoman dokumentasi, dan pedoman wawancara, (3) Menyiapkan media pembelajaran berupa potongan kertas (kartu) sebanyak jumlah siswa.

(10)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

B. Tindakan

adalah proses pembelajaran dalam dua kali pertemuan yaitu : (1) Pendahuluan yang meliputi kegiatan guru menyapa siswa,menanyakan keadaan peserta didik, memancing peserta didik menyampaikan hambatan yang dialaminya saat proses pembelajaran IPS dengan model Index Card Match. (2) Kegiatan Inti, yaitu tahap melakukan kegiatan pembelajaran IPS dengan model Index Card Match.

C. Observasi

Kegiatan ini meliputi : Guru membagikan kertas yang dibagi dua bagian yang sama banyak, separuh kertas ditulis pertanyaan tentang materi, setiap kertas berisi satu pertanyan, separuh yang lain diisi jawaban dari pertanyaan yang dibuat, sebelum dibagikan dikocok dahulu hingga tercampur rata, setiap siswa diberi satu kartu, guru menjelaskan bahwa pelajaran ini dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapat pertanyaan dan separuh siswa mendapat jawaban, guru meminta siswa untuk mencari dan menemukan pasangan mereka, setelah menemukan meminta siswa untuk duduk berdampingan/ berdiri berpasangan, setelah semua siswa menemukan jawabannya atau pasangannya bergantian untuk membacakan dan meletakkan di tabel yang telah disiapkan. Kegiatan Akhir atau Penutup, merupakan refleksi kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu.

D. Refleksi

Tahap ini meliputi : guru memberikan hadiah bagi kelompok yang menang, kegiatan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran hari itu, guru menanyakan kesulitan yang dialami oleh siswa mencari pasangan dalam model Index Card Match.Pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, dalam pengamatan ini akan diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas peserta didik maupun kegiatan pembelajaran serta respon peserta didik terhadap teknik pembelajaran. Selanjutnya pada pertemuan ke dua dilakukan tes untuk mendapatkan nilai hasil belajar pada siklus 1, dan data yang diperoleh pada siklus 1 dijadikan sebagai bahan refleksi.

(11)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021 Demikian seterusnya dilakukan berulang dua kali. Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I diperbaiki pada siklus II.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data siswa dilakukan melalui tes, observasi dan wawancara. Teknik yang digunakan untuk menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data. Adapun dari Triangulasi yang ada hanya menggunakan 2 teknik yaitu triangulasi data (sumber) dan tringulasi metode.

d. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif, model analisis interktif mempunyai tiga komponen, yaitu: 1) Reduksi Data ( data reduction), 2) Penyajian Data (data display), 3) Conslucion Drawing (verification).

e. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah pencapaian hasil belajar peserta didik rata-rata sebesar 85%.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus

Sebelum penelitian dilaksanakan, pembelajaran IPS pokok bahasan Peta dan Komponennya, dilaksanakan dengan pembelajaran ceramah. Pembelajaran hanya bersifat monoton, guru menyapaikan materi pelajaran dengan ceramah dan peserta didik cenderung mendengarkan sehingga tidak ada komunikasi yang sebenarnya, karena kurang tertarik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM. Sebelum penelitian dilaksanakan nilai KKM sebesar 25%.

(12)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021 Tabel 1

Nilai Pra Siklus

Tindakan Nilai Peserta didik Prosentase (% KKM)

≤ KKM ≥ KKM ≤ KKM ≥ KKM

Sebelum Tindakan 20 orang 8 orang 75% 25%

Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat dilihat bahwa masih rendahnya prestasi belajar IPS dalam pokok bahasan Peta dan Komponennya.

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini penulis mempersiapkan semua perangkat pembelajaran meliputi; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat skenario pembelajaran, menyusun alat-alat evaluasi.

2. Tindakan

Pada tahap ini adalah proses pembelajaran, terdiri tiga sesi: Kegiatan awal, Kegiatan inti dan Kegiatan akhir.

a. Kegiatan awal yaitu; mengucapkan salam, mengabsen peserta didik dan menjelaskan pokok bahasan yang akan dibahas.

b. Kegiatan inti yaitu; menjelaskan materi pelajaran Ilmu Penetahuan Sosial pokok bahasan peta dan komponennya dengan menggunakan model index card match.

c. Kegiatan akhir : menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dibahas dan menucapkan salam.

(13)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

Pada tahap ini dilaksanakan dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam melaksanakan tindakan siklus I, pembelajaran dilakukan dengan penerapan Model Index Card Match (mencari pasangan). Siswa dibagi menjadi 2 kelompok dengan cara merandom, satu kelompok berisi pertanyaan dan satu kelompok berisi jawaban, ada beberapa anak yang bertugas sebagai juri yang mengarahkan bahwa jawaban kelompok yang mencari pasangan sudah benar. Berdasarkan lembar observasi masih ada sebagaian besar siswa yang masih kurang konsentrasi atau tidak aktif dalam kelompok belajar, siswa masih ada yang bermain dan bercerita sendiri. Hal ini mungkin dikarenakan teman dalam kelompok atau pasangannya masing-masing tidak paham dengan materi.

Hasil tes tindakan siklus I diperoleh nilai ≤ KKM sebanyak 16 siswa atau 55%, sedangkan siswa yang memperoleh ≥ KKM sebanyak 12 siswa atau 45%.

(14)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021 Tabel 2

Hasil Tes pada Siklus I

Tindakan Nilai Peserta didik Prosentase (% KKM)

≤ KKM ≥ KKM ≤ KKM ≥ KKM

Siklus I 16 orang 12 orang 55,6% 44,4%

Dari tabel diatas dapat dilihat adanya peningkatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model Index Card Match (mencari pasangan), pada tindakan siklus I dibanding dengan pembelajaran IPS sebelum diadakan tindakan. Namun demikian hasil belajar tersebut belum tercapai indikator keberhasilan. Penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.

C. Observasi

Selama proses Belajar mengajar yang dilaksanakan dengan menggunakan Model Index Card Match berjalan sangat lancar. Semua siswa memperhatikan dengan seksama dan mereka sangat senang Belajar dengan Model Index Card Match tersebut.

D. Refleksi

Dengan melihat Tabel hasil Belajar pada siklus 1 dapat diketahui bahwa hasil Belajar rata-rata 55,6%. Prosentase ketuntasan Belajar tercapai 44,4% dengan demikian memberikan gambaran bahwa indikator keberhasilan belum dapat dicapai. Penulis akan memperbaiki semua kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki pada siklus II.

Siklus II

1. Perencanaan

Perangkat pembelajaran yang digunakan adalah perangkat yang disesuaikan dengan hasil refleksi siklus 1 yaitu: mempersiapkan semua perangkat pembelajaran meliputi; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat skenario pembelajaran, menyusun alat-alat evaluasi.

(15)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021 2. Tindakan

Pada tahap ini adalah proses Pembelajaran,terdiri tiga sesi: Kegiatan awal, Kegiatan inti dan Kegiatan akhir.

a. Kegiatan awal yaitu: mengucapkan salam, mengabsen peserta didik dan menjelaskan pokok bahasan yang akan dibahas.

b. Kegiatan inti yaitu: menjelaskan materi pelajaran menggunakan Model Index Card.

c. Kegiatan akhir yaitu: menyimpulkan materi pelajaran yang sudah dibahas dan mengucapkan salam.

Tindakan siklus II dilakukan dengan menguncang kembali kartu yang telah dibagi menjadi 2 yaitu: kelompok pertanyan dan kelompok jawaban serta ditunjuk 2 orang sebagai juri. Siswa yang mendapatkan pertanyaan segera mencari jawaban dari pertanyaan tersebut sehingga terbentuk pasangan dari pertanyaan yang diajukan, juri menilai apakah jawaban sudah tepat, guru sebagai motivator dalam pembelajaran ini. Keaktifan siswa dapat dilihat dari antusias siswa dalam mencari pasangan dari pertanyaan yang diajukan. Siswa mulai mengerti dan memahami serta dapat menganalisis pertanyaan dan jawaban yang di sebutkan. Siswa yang

(16)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

aktif membantu siswa lain yang kurang aktif, sehingga pasangan yang telah memilih pasangannya dengan benar akan mendapatkan apresiasi dari guru dan teman-tamanya.

Pada hasil tes tindakan siklus II diperoleh nilai KKM sebesar 94%, Dari 28 siswa terdapat 26 orang sudah mencapai KKM dan yang belum tuntas belajar sebanyak 2 orang siswa.

Tabel 3

Hasil Tes pada Siklus II

Tindakan Nilai Peserta didik Prosentase (% KKM)

≤ KKM ≥ KKM ≤ KKM ≥ KKM

Siklus II 2 orang 26 orang 5,6% 94,4%

Dari tabel diatas adanya peningkatan hasil belajar ulang peserta didik signifikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Meskipun masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas belajar, namun peningkatan hasil belajar pokok bahasan Peta dan Komponennya dengan model Index Card Match sudah tercapai. Bagi siswa yang belum tuntas akan diremidial dan diberi bimbingan khusus.

3. Observasi

Selama proses Pembelajaran, Semua siswa memperhatikan dengan

seksama dan mereka sangat senang Belajar dengan peta dan

komponennya. Siswa mengikuti Pembelajaran dengan aktif, siswa

berlomba menjawab pertanyaan lisan dari guru.

4. Refleksi

Dengan melihat Tabel hasil Belajar pada siklus II dapat diketahui

bahwa hasil Belajar rata-rata 98,9%. Prosentase ketuntasan Belajar

tercapai 94,4% dengan demikian memberikan gambaran bahwa

indikator keberhasilan sudah dapat dicapai.

(17)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

Keadaan Antar Siklus ( siklus I dan siklus II, dari tabel berikut ):

Tabel 4

Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Tindakan

Nilai Peserta didik Prosentase (% KKM)

≤ KKM ≥ KKM ≤ KKM ≥ KKM

1 Sebelum tindakan 20 orang 8 orang 75% 25%

2 Siklus I 16 orang 12 orang 55,6% 44,4%

3 Siklus II 2 orang 26 orang 5,6% 94,4%

V. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanalan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa meningkatkan hasil belajar dapat ditingkatkan melalui model Index Card Match dalam pembelajaran IPS. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan Model Index Card Match pokok bahasan Peta dan Komponennya, dapat dilihat dari peningkatan angka presentase ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal yang hanya 25% meningkat pada siklus I menjadi 44,4%, dan pada akhir siklus II mencapai 94,4%. Saran

Beberapa saran sebagai bahan masukan dan tindak lanjut berkenaan hasil penelitian ini yaitu :

1. Bagi Kepala Sekolah, sebaiknya Kepala Sekolah selalu mendorong dan membina guru untuk lebih proaktif dalam usaha menerapkan model-model pembelajaran yang bervariasi untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi siswa.

2. Bagi Guru :

a. Guru sebaiknya selalu menggunakan strategi pembelajaran yang tepat,efektif dan bervariasi dalam pembelajaran IPS.

(18)

Jurnal Lipnas Volume 3 ISSN 2686-1402 No.2 Sepetember 2021

b. Guru sebaiknya selalu tanggap terhadap masalah yang timbul dalam pembelajaran dan berusaha mencari solusi.

c. Guru hendaknya mampu dan mau untuk menggunakan model-model pembelajaran baru yang sesuai dengan standar kompetensi yang dicapai.

d. Guru dituntut untuk selalu meningkatkan hasil belajar sesuai dengan tuntutan standar kompetensi yang digariskan dalam kurikulum, seimbang antara hasil belajar dan keterampilan proses.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2008. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka

Amri (2013:34). Bab II. Kajian Pustaka A. Model Pembelajaran.1. Pengertian Model Pembelajaran.Digilib unila.ac.id.Diakses pada 15 Agustus 2018. Hamalik, Oemar. ( 2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT . Bumi Aksara Mulyono TJ (1980:8). Nasution Sumaatmadja(2002:123). Somantri

(Sapriya:2008:9). Kajian IPS pada tingkat SD. Diunduh oleh lalabudianti.blogspot.com(2011). Diakses pada 15 Agustus 2018.

Santori, Djami’an dkk. 2007. Profesi Keguruan.Jakarta: Universitas Terbuka. Silberman, M. 2010. 101 Cara Pelatihan dan Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT.

Indexs.

Slavin (2010). Trianto (2009).Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli.Diunduh oleh www.sepengetahuan.com(2016).Diakses pada 15 Agustus 2018.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(cet. XV). Bandung : PT. Rosdakarya

(19)

Biodata Penulis

Nama : Dra. Sri Rejeki

NIP : 19690908 199703 2 005

Jabatan : Guru Kelas VII ( SMP NEGERI 2 Seputih Mataram

Kec. Seputih Mataram No. Hp / Wa : 085279304413

Gambar

Tabel 1  Nilai Pra Siklus

Referensi

Dokumen terkait

116 Selanjutnya dalam bagian ketiga melanjutkan dengan pandangan gereja Katolik yang menghargai umat Islam, dilanjutkan dengan meng- ungkapkan beberapa hal kesamaan

Setelah salah satu pemain memenangkan permainan baik itu dengan memakan semua pion lawan maupun telah memakan semua pion lawan yang memiliki huruf yang harus dicari, maka akan

Model yang diperoleh dari hasil penerapan prinsip hirarki adalah jenis kendaraan, umur, dan pendidikan terakhir, memiliki sumbangsi atau dapat menjadi alasan atas

Sapi bali yang diberi ransum dengan kandungan protein dan energi berbeda menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) terhadap bahan organik tercerna di dalam rumen (BOTR),

1) Rencana tindakan pada siklus I ini diarahkan untuk memperbaiki strategi pembelajaran, yaitu dengan menerapkan metode kerja kelompok sehingga penyajian materi

Dari hasil penelitian pengerjaan canai hangat pada suhu 300°C metode bolak-balik dapat disimpulkan bahwa proses canai hangat pada suhu 300°C menunjukkan semakin besar

Siswa yang berada pada kategori keterampilan berpikir kritis tinggi mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan pada instrumen dengan baik dengan