REPETA 2004 No. Program Pembangunan Nasional (PROPENAS)
Rencana Tindak Indikator Kinerja Instansi Pelaksana Program RAPBN 2004 1. Pengembangan Pertahanan Negara 1. Menyusun dan menyempurnakan piranti lunak
sebagai dasar hukum pelaksanaan tugas-tugas TNI
2. Melanjutkan validasi organisasi TNI untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja TNI
3. Melaksanakan penelitian dan pengembangan industri dan teknologi alutsista dan alpal pertahanan
4. Membangun personil untuk mempertahankan kekuatan TNI
1. a. Tersusunnya piranti lunak sebagai pedoman pelaksanaan dan pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan TNI
b. Tesusunnya aturan pelaksanaan UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan Undang-undang tentang TNI
c. Tervalidasi dan tersosialisasikannya Doktrin TNI dan Angkatan sampai dengan strata satuan terendah dalam rangka pemantapan sistem dan metoda
d. Meningkatnya pemahaman prajurit terhadap perundang-undangan
e. Terlaksananya pembangunan sistem informasi puskodal Mabesal, Batam dan Bangka
f. Tersusunnya RUU tentang Hukum Disiplin Prajurit TNI
g. Ditetapkannya UU tentang TNI h. Meningkatnya disiplin prajurit
i. Terlaksananya pemantapan implementasi standar operasi prosedur
2. a. Terlaksananya evaluasi hasil validasi organisasi Mabes TNI
b. Terlaksananya pengkajian pembentukan Kohanwil, Kotama Ops dan Kodiklat TNI c. Terlaksananya validasi organisasi di
lingkungan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU 3. a. Tersedianya hasil-hasil litbang alutsista dan alpal untuk mendukung kesiapan operasional TNI
b. Tersedianya hasil-hasil litbang alutsista dan alpal TNI melalui kerjasama dengan BUMNIS, BUSIS dan PTN/PTS 4. a. Terselenggarakannnya rekruitment dan
pendidikan pertama Perwira TNI terdiri dari Taruna, PK, Perwira PSDS Penerbang b. Terselenggarakannya rekruitment dan
pendidikan pertama mahasiswa Beasiswa calon Perwira Prajurit Karier
c. Terselenggarakannya rekruitment dan pendidikan pertama Bintara dan Tamtama Perwira Karier
Rencana Tindak Indikator Kinerja
5. Memelihara kekuatan alutsista yang sudah ada dan melengkapi alat peralatan satuan mendekati mendekati Tabel Organisasi dan Peralatan (TOP) dan Daftar Susunan Personil dan Peralatan (DSPP).
6. Mengadakan alutsista baru untuk mengganti yang sudah mencapai batas usia pakai dan tidak ekonomis untuk dioperasionalkan
7. Membangun/memelihara kekuatan dan kemampuan TNI melalui peningkatan kelayakan fasilitas pangkalan/perkantoran, fasilitas peralatan dan fasilitas pendukung lainnya.
d. Terselenggaranya rekruitment PNS TNI dan Diksarmil serta Prajab PNS TNI
e. Terselenggaranya operasional pendidikan dan latihan yang memenuhi prinsip-prinsip Diklat 5. a. Tersedianya kebutuhan senjata untuk
memenuhi mantap satuan 100 % munisi untuk mencapai MKK 3 BP dan MKB 1,1 BP b. Terlaksananya pemantapan K3I dan
Pusdalops di lingkungan TNI
c. Tersedianya kebutuhan alpalsus, rantis dan ranmor untuk mengisi TOP/DSPP d. Tersedianya kebutuhan suku cadang untuk
kesiapan alutsista dan alpal Darat, Laut dan Udara
e. Meningkatnya kesiapan alutsista dan non alutsista melalui Perpanjangan Usia Pakai (PUP)
f. Terpenuhinya keperluan perlengkapan perorangan lapangan (kaporlap) 6. a. Terlaksananya pengadaan rudal pengganti
rapier.
b. Terlaksananya pengadaan KRI, KAL dan kapal lainnya.
c. Terlaksananya pengadaan pesawat tempur angkut dan helikopter
d. Terlaksananya pengadaan radar Hanud 7. a. Terlaksananya pembangunan renovasi
Fasdukops dan fasilitas TNI lainnya b. Terlaksananya pembangunan fasilitas
pendidikan dan latihan meliputi bangunan kelas, mess/asrama, simulasi tempur, perumahan guru militer dan fasilitas pendukung lainnya untuk melengkapi fasilitas yang sudah ada
c. Terlaksananya pembangunan fasilitas dan alat peralatan latihan
d. Terwujudnya pemantapan kemampuan faswatpers, fasbinlan, faslabuh, fasbek dan sarana pendukung lainnya
e. Terlaksananya pembangunan markas komando utama dan markas komando pembinaan TNI
f. Terlaksananya pembangunan markas satuan operasional TNI
Rencana Tindak Indikator Kinerja 8. Melaksanakan pembangunan pos-pos/ satuan
pertahanan dan keamanan beserta penempatan aparatnya
sakit dan perumahan prajurit TNI
8. a. Terbangunnya pos-pos/ satuan pertahanan dan keamanan di pulau-pulau terluar dan perbatasan
b. Menurunnya tingkat pelanggaran wilayah pulau-pulau terluar dan perbatasan 2. Pengembangan Dukungan
Pertahanan 1. Melanjutkan sebagai penjabaran UU No. 3 Tahun 2002 penyusunan piranti lunak tentang Pertahanan Negara dalam rangka pembinaan dan pengelolaan potensi pertahanan negara
2. Merevisi piranti lunak tentang potensi pendukung strategi pertahanan, RUU tentang Peradilan Militer, dan RUU tentang Rahasia Negara
3. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan naskah akademik RUU tentang Komponen Cadangan, RUU tentang Komponen Pendukung, dan RUU tentang Hukum Pidana Militer
4. Melaksanakan pembuatan peta batas wilayah untuk kepentingan pertahanan negara 5. Melaksanakan pemasyarakatan kesadaran
bela negara
6. Mewujudkan potensi cadangan materiil strategis dan logistik wilayah melalui pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Buatan (SDB) dalam rangka sistem pertahanan negara, serta meningkatkan kemampuan pertahanan nasional melalui pembinaan sarana dan prasarana pertahanan
1. Terlaksananya penjabaran UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam rangka pembinaan dan pengelolaan potensi pertahanan negara
2. a. Tersusunnya piranti lunak tentang potensi pendukung strategi pertahanan.
b. Ditetapkannya UU tentang Peradilan Militer c. Ditetapkannya UU tentang Rahasia Negara d. Terlaksananya sosialisasi konsep produk
piranti lunak di lingkungan internal dan eksternal Dephan/TNI yang dilaksanakan di tingkat pusat dan daerah
3. a. Terlaksananya pengkajian dalam rangka penyusunan naskah akademik RUU tentang Komponen Cadangan
b. Terlaksananya pengkajian dalam rangka penyusunan naskah akademik RUU tentang Komponen pendukung
c. Terlaksananya pengkajian dalam rangka penyusunan RUU tentang Hukum Pidana Militer
4. Terwujudnya peta batas wilayah pertahanan darat, laut dan udara sebagai legitimasi hukum batas wilayah
5. a. Terlaksananya penyebarluasan PPBN di lingkungan pendidikan, pekerjaan, dan pemukiman yang dilaksanakan di tingkat pusat (Dephan) dan daerah
b. Prosentase tingkat kesadaran bela negara pada masyarakat
6. a. Meningkatnya kemampuan dan kualitas SDM di bidang iptek untuk kepentingan hannas b. Meningkatnya kemampuan dibidang
manajemen pertahanan
c. Terlaksananya rehabilitasi sarana dan fasilitas di lingkungan Departemen Pertahanan d. Meningkatnya kemampuan kerjasama
Dephan, TNI, Kantor Menko Polkam, BIN, Lemsanneg, Wantannas, Lemhannas
Rencana Tindak Indikator Kinerja serta sarana prasarana nasional untuk
kepentingan pertahanan nasional 7. Memperkuat prasarana dan sarana intelijen
yang handal, efektif, efisien dan tanggap terhadap aspirasi dan dinamika lingkungan strategis secara nasional, regional, dan internasional
8. Membina, mengembangkan dan menyelenggarakan kajian-kajian strategic, pendidikan strategic, evaluasi dan pengembangan serta pemasyarakatan konsepsi nasional, beserta sarana dan prasarana pendukungnya.
9. Melaksanakan telaahan, perkiraan dan apresiasi strategis pengelolaan pertahanan negara, pengerahan komponen pertahanan dan risiko, serta persoalan krusial mendesak
internasional di bidang pertahanan 7. a Tersedianya sarana dan prasarana intelijen
pada pos intelijen wilayah sesuai dengan perubahan struktur organisasi
b. Tersedianya peralatan intelijen (inteligence device) untuk pusat dan pos intelijen wilayah c. Terlaksananya penyelenggaraan pengamanan
berita rahasia negara
d. Terlaksananya diklat teknis dan fungsional di bidang intelijen dan persandian
8. a. Terlaksananya pengembangan kajian-kajian strategik yang bersifat reaktif dan antisipatif di bidang geografi, demografi dan
kependudukan, sumber kekayaan alam dan kewilayahan, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, hubungan internasional, kepemimpinan nasional, kewaspadaan nasional, dan wasantara, tannas dan sismennas sebagai konsepsi nasional serta kajian khusus mengenai berbagai masalah aktual baik yang bersifat nasional maupun internasional b. Meningkatnya kapasitas aparat penyelenggara
negara di pusat maupun daerah dalam rangka menyiapkan kader-kader pemimpin tingkat nasional dan memantapkan kader pimpinan bangsa
c. 1. Meningkatnya kualitas sistem dan metoda pengkajian, pendidikan dan
pemasyarakatan konsepsi nasional 2. Meningkatnya pemahaman terhadap
konsepsi nasional
3. Meningkatnya kesadaran terhadap ancaman disintegrasi bangsa dan persatuan dan kesatuan nasional
d. Meningkatnya sarana dan prasarana pendukung kegiatan pengkajian dan pendidikan, pemasyarakatan konsepsi nasional
9. a. Tersusunnya dokumen telaah jangka pendek, jangka sedang, serta jangka panjang tentang pengelolaan pertahanan negara, pengerahan komponen pertahanan dan resiko
Rencana Tindak Indikator Kinerja
pemerintah dalam menghadapi persoalan krusial mendesak sesuai dengan bidangnya 3. Pengembangan Pemeliharaan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
1. Meningkatkan penyelenggaraan fungsi-fungsi operasional dan fungsi pembinaan dalam pelaksanaan tugas :
a. Menyelenggarakan identifikasi dan penilaian terhadap setiap perkembangan keadaan yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas/ pelanggaran hukum sebagai peringatan dini bagi
penyelenggaraan kegiatan kepolisian. b. Menyelenggarakan upaya pemeliharaan
dan peningkatan ketaatan, kepatuhan dan kesadaran masyarakat terhadap hukum, dan norma sosial dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam siskamtibmas swakarsa dan meningkatkan pembinaan kemampuan pengemban fungsi kepolisian lainnya.
c. Meningkatkan kapasitas aparat daerah yang menangani keamanan dan ketertiban umum
1. a. Prosentase peningkatan intensitas dan kemampuan deteksi dini terhadap potensi kerawanan gangguan kamtibmas dan pelanggaran hukum lainnya
b. 1. Terbentuknya kualitas dan kuantitas Babinkamtibmas
2. Prosentase peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum dan perundang-undangan serta norma sosial 3. Prosentase peningkatan peran serta
masyarakat dalam mewujudkan siskamtibmas swakarsa di lingkungan permukiman, lingkungan kerja dan lingkungan pendidikan
4. Terbentuknya kualitas dan kuantitas pengemban fungsi kepolisian lainnya c. 1. Terlaksananya sosialisasi pedoman
peningkatan kemampuan deteksi dini sosial dan politik dalam rangka penginderaan masalah-masalah sosial budaya yang berpotensi menimbulkan konflik, serta pedoman mekanisme peningkatan ketentraman dan ketertiban umum
2. Terlaksananya sosialisasi dan evaluasi terhadap pedoman penilaian kinerja aparat ketentraman dan ketertiban umum dalam menegakkan peraturan daerah dan peningkatan ketentraman dan ketertiban masyarakat
3. Terlaksananya revisi PP tentang Polisi Pamong Praja serta tersusunnya pedoman teknisnya.
4. Terfasilitasinya kebutuhan sarana dan prasarana aparat pelaksana ketentraman dan ketertiban umum
Polri, Kantor Menko Polkam, Depkeh dan HAM, Depdagri , dan BNN
Rencana Tindak Indikator Kinerja
d. Menyelenggarakan upaya pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli untuk mencegah dan/atau meminimumkan kesempatan terjadinya gangguan kamtibmas/ pelanggaran hukum
e. Menyelenggarakan upaya penyelidikan dan penyidikan terhadap setiap tindak pidana sesuai ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku dengan memperhatikan norma sosial dan keagamaan serta menjunjung tinggi HAM f. Menyelenggarakan upaya pemeliharaan
dan peningkatan kemampuan profesionalisme kepolisian melalui pendidikan dan latihan, pembinaan mental dan disiplin personil Polri, didukung dengan kesejahteraan personil yang memadai, menata manajemen organisasi dan prosedur serta meningkatkan pemeliharaan sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan tugas kepolisian. 2. Menata kembali sikap mental dan perilaku
Polri sesuai peran, tugas dan fungsi sebagai komponen utama sistem keamanan negara melalui :
a. Menyempurnakan sisdik Polri b. Menata komponen pendidikan secara
sinergis
c. Merumuskan nilai-nilai dan budaya organisasi
d. Melakukan pendekatan psikologis, sosial budaya kepada masyarakat dan tindakan nyata secara transparan kepada rakyat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Polri
5. Terlaksananya pengkajian dan evaluasi kualitas penanganan keamanan dan ketertiban umum/masyarakat. d. 1. Tercapainya batas toleransi 12 % dalam
rangka pengendalian jumlah tindak pidana dan pelanggaran hukum lainnya 2. Terciptanya rasa aman bagi masyarakat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari 3. Meningkatnya keamanan di
daerah-daerah kunjungan wisata khususnya Bali, Batam, Riau, Manado, Makasar dan Mataram
e. 1. Prosentase peningkatan penyelesaian perkara, minimal 60%
2. Terwujudnya profesionalitas Polri dalam kegiatan penyelidikan dan penyidikan perkara pidana
f. 1. Prosentase peningkatan profesionalitas personil Polri di bidang operasional maupun pembinaan
2. Terciptanya ketahanan mental dan disiplin yang tinggi setiap personil Polri dalam menjalankan tugasnya
3. Terpenuhinya kesejahteraan personil Polri yang memadai
4. Tersedianya piranti lunak dalam melaksanakan manajemen operasional pembinaan Polri
2. a. Tersusunnya sisdik disesuaikan dengan proses Polri Mandiri
b. Terlaksananya penataan komponen pendidikan secara sinergis
c. Dirumuskannya nilai-nilai dan budaya organisasi sesuai peran, fungsi dan tugas Polri d. Tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap
Rencana Tindak Indikator Kinerja 3. Melanjutkan penjabaran UU No. 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia kedalam bentuk Peraturan Pemerintah dalam upaya memandirikan Polri sebagai lembaga independen
4. Menata dan membangun organisasi Polri sejalan dengan kemandirian otonomi daerah dengan terbentuknya satuan wilayah.
5. Melanjutkan pengembangan kekuatan Polri secara bertahap dalam rangka memenuhi kebutuhan personil, materiil, dan fasilitas yang memadai
6. Melakukan pengembangan tingkat kemampuan profesionalitas dan kesiapan yang handal dengan:
a. Melaksanakan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pokok
b. Melaksanakan kegiatan latihan untuk mendukung pelaksanaan tugas operasional
3. a. Terwujudnya Polri sebagai lembaga independen
b. Disahkannya berbagai Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan Keputusan Kapolri c. Disahkannya seluruh peraturan
perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan lain yang mengatur tugas fungsi dan peran sejalan dengan kemandirian Polri (disahkan Bujukdas, Bujukin dan Bujuklak) 4. a. Terbentuknya organisasi Polri dari tingkat
Mabes sampai dengan satuan wilayah selaras dengan struktur organisasi dan otonomi daerah
b. Terlaksananya kegiatan penelitian dalam rangka keberhasilan kegiatan yang diprogramkan berjalan dengan baik dan mendapat hasil yang maksimal
c. Terlaksananya kegiatan pembangunan sistem dan metode untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas operasional dan pembinaan 5. a. Tersedianya kebutuhan personil yang
memadai guna melaksanakan operasional Polri
b. Tersedianya calon siswa yang berkualitas c. Terlaksananya dikma yang bermutu sesuai
program dan tepat waktu
d. Tersedianya kapor dikma yang berkualitas, tepat guna dan tepat waktu
e. Tercukupinya alsus, alut untuk pelaksanaan tugas
f. Tersedianya kebutuhan materiil dan fasilitas yang memadai guna mendukung pelaksanaan tugas operasional maupun pembinaan g. Tersedianya peralatan yang memadai dalam
rangka menangani pelanggaran ketertiban umum
6. a. Terlaksananya kegiatan rutin kepolisian sesuai program serta tepat guna dan tepat waktu b. 1. Terlaksananya operasi kepolisian,
termasuk latihan pra operasi khusus 2. Terlaksananya latihan dalam rangka penyiapan kekuatan termasuk latihan kontijensi
Rencana Tindak Indikator Kinerja 7. Menindaklanjuti validasi organisasi tingkat
kewilayahan melalui pengembangan struktur organisasi tingkat Polda sampai ke Polsek 8. Menyusun dan menyempurnakan piranti
lunak petunjuk pelaksanaan di lapangan yang disesuaikan dengan reformasi Polri 9. Mencegah dan menanggulangi masalah
narkotika, psikotropika dan bahan aditif lainnya (narkoba)
Malindo
7. Terbentuknya pengembangan Polsek/ Polsekta/ Polres/ Polresta yang disesuaikan dengan tingkat administrasi pemerintah daerah guna dapat menanggulangi berbagai tindak pidana secara cepat
8. Terwujudnya piranti sebagai pedoman pelaksanaan tugas serta petunjuk yang disesuaikan dengan reformasi Polri 9. a. Terwujudnya koordinasi dalam penanganan
kasus tindak pidana pembawa narkoba b. Meningkatnya kerjasama baik di dalam dan
di luar negeri dalam penanganan masalah Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) c. Terwujudnya data dan informasi masyarakat
yang rentan terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba
d. Meningkatnya koordinasi dalam pencegahan dan penanggulangan narkoba
e. Tersedianya data permasalahan penegakan hukum yang up to date
f. Meningkatnya prosentasi penyitaan narkoba dari peredaran gelan
g. Menurunnya tingkat penyimpangan jalur resmi narkoba
h. Tersedianya sarana dan prasarana di bidang pengakan hukum
i. Meningkatnya prosentasi pengungkapan penyitaan dan pemusnahan barang sitaan narkoba
4. Pengembangan Keamanan Dalam Negeri
1. Menyusun peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan lain yang mengatur hubungan kerjasama TNI dan Polri dalam menghadapi gangguan keamanan dalam negeri. 2. Melakukan penyelesaian berbagai ancaman
disintegrasi bangsa dan konflik horizontal secara tegas dan tuntas sesuai ketentuan hukum yang berlaku, serta pemulihan dan rehabilitasi daerah-daerah konflik.
1. Tersusunnya peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan lain yang mengatur hubungan dan kerjasama TNI dan Polri 2. a. Terwujudnya penyelesaian berbagai ancaman
disintegrasi bangsa maupun konflik horisontal secara menyeluruh. b. Tertanggulanginya berbagai ancaman
disintegrasi bangsa dan konflik horisontal yang terjadi di berbagai daerah secara cepat, tuntas dan terkoordinir.
c. Terciptanya rasa aman bagi para pengungsi
Polri, TNI, Kantor Menko Polkam, Lemsanneg
Rencana Tindak Indikator Kinerja
3. Meningkatkan upaya penegakan hukum dan menindak tegas setiap pelaku tindak pidana.
4. Persiapan dan penyelenggaraan pengamanan pemilu pada tahun 2004 melalui : penyediaan perlengkapan pasukan dalam rangka pengamanan pemilu, penyediaan personil/pasukan pengamanan pemilu, dan mengamankan jalannya Pemilu 2004. 5. Menyelesaikan, mencegah, dan menindak
penanganan kasus-kasus kejahatan
transnasional, kejahatan konvensional, kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan kontinjensi lainnya
dan penduduk setempat serta masyarakat maupun petugas yang menangani para perusuh
d. Terwujudnya keamanan dan ketertiban bagi para pengungsi dan masyarakat setempat atas usaha bersama dan peranan semua pihak yang ada dalam masyarakat
e. Terlaksananya dialog diantara kelompok masyarakat di daerah konflik
f. Meningkatnya peran dan bakti TNI dan Polri bersama-sama lembaga pemerintah lainnya dan masyarakat dalam rehabilitasi di daerah-daerah konflik
3. a. Terlaksananya kegiatan operasi terpadu b. Terlaksananya penindakan yang tegas dan
tuntas terhadap dader/ aktor intelektual dan pelaku kriminal berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku
4. Terlaksananya/ terselenggaranya pengamanan Pemilu 2004
5. a. Terinventarisasikannya kasus tindak pidana tentang kejahatan transnasional
b. Terbentuknya buku petunjuk, peraturan-peraturan, undang-undang tentang tindak pidana kejahatan transnasional c. Meningkatnya kuantitas dan kualitas tim
penyidik
d. Terbentuknya kemampuan untuk menindak, mencegah kasus kejahatan transnasional, kejahatan konvensional, kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan kontijensi lainnya.
e. Meningkatnya koordinasi, informasi yang cepat dalam kerjasama antar negara f. Meningkatnya sarana pendukung dalam
bidang teknologi penanganan kejahatan g. Adanya kesepakatan, MOU antar negara
yang terlibat dalam penanganan kasus kriminal khususnya dengan negara yang belum ada perjanjian ekstradisi