HUBUNGAN ANTARA
HUBUNGAN ANTARA
INFLASI, SUKU BUNGA DAN
INFLASI, SUKU BUNGA DAN
NILAI TUKAR
NILAI TUKAR
Pada saat laju inflasi sebuah negara naik
relatif terhadap laju inflasi negara lain, maka deman atas valutanya menurun karena exportnya menurun (menyusul naiknya harga).
Selain itu konsumen dan perusahaan
dalam negara yang memiliki inflasi tinggi cenderung meningkatkan konsumsi
import mereka.
Kedua tekanan ini menciptakan
Teori Paritas Daya Beli
Teori Paritas Daya Beli
(Purchasing power parity)
(Purchasing power parity)
• Teori paritas daya beli berfokus pada
hubungan inflasi dan nilai tukar. Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar
akan menyesuaikan diri dari waktu ke waktu untuk mencerminkan
selisih inflasi antara dua negara.
• Ada beberapa bentuk teori PPP
Bentuk absolut
Bentuk absolut
Menyatakan bahwa harga dari
produk-produk yang sama di dua
negara yang berbeda seharusnya
sama jika diukur memakai valuta
yang sama.
Jika terdapat pebedaan harga maka
akan terjadi perubahan permintaan
sehingga harga yang satu akan
contoh
contoh
• Produk yang sama dibuat oleh amerika dan inggris.
• Harga di Inggris lebih rendah jika diukur memakai valuta yang sama, maka permintaan produk tersebut akan meningkat di Inggris dan
menurun di Amerika.
• Pada akhirnya akan mendorong harga produk pada tingkat yang sama.
Bentuk Relatif
Bentuk Relatif
Bentuk ini memperhitungkan
ketidak sempurnaan pasar seperti
biaya transportasi, tarif, kuota.
Karena ketidak sempurnaan pasar,
harga dari produk-produk yang
sama di negara-negara yang
berbeda bisa jadi tidak sama
Latar Belakang Teori PPP
Latar Belakang Teori PPP
• Jika 2 negara menghasilkan produk
yang saling mensubstitusi, permintaan produk berubah jika laju inflasi
berbeda.
• Contoh bila harga di AS meningkat 9 %
sementara di Inggris 5 % , akan menyebabkan AS meningkatkan importnya dari Inggris.
• Konsumen Inggris akanmenurunkan
Seterusnya akan mendorong pound untuk
naik.
Perpindahan konsumsi dari AS ke Inggris
akan terus terjadi sampai nilai pound
mengalami apresiasi. Sampai ke tingkat harga untuk produk inggris oleh
konsumen AS mendekati sama dengan harga produk yang sebanding dengan yang dibuat AS. Dan sebaliknya.
Besarnya apresiasi pound untuk mencapai
Derivasi Paritas Daya Beli
Derivasi Paritas Daya Beli
Index harga domestik = h
Index harga negara lain=f
Laju inflasi = Ih
Laju inflasi negara lain = If
Index harga barang domestik :
Ph = (1 + I h )
Index harga di negara lain (Pf) berubah
karena inflasi di negara tersebut :
Pf = ( 1 + I f )
Jika Ih < If dan nilai tukar tidak berubah,
maka daya beli atas produk domestik lebih besar dari pada daya beli atas
produk luar negeri. Dalam hal ini PPP juga tidak ada.
Teor PPP menyiratkan bahwa nilai tukar
tidak akan tetap konstan, tetapi akan menyesuaikan diri untuk
mempertahankan varitas daya beli.
Index harga luar negeri dari persfektif
konsumen domestik :
•
Ef mewakili % perubahan dalam nilai
valas ybs. Menurut teori varitas %
perubahan nilai valas (ef) harus
berubah untuk mempertahankan
paritas dalam index harga yang baru
dari kedua negara.
•
Pf (1+ if )(1+ef)= Ph (1 +ih)
•
(1+ef)= Ph (1+ih)/Pf(1+if)
•
Ef = ((Ph(1+ih)/Pf(1+if))-1
•
Karena Ph=Pf (index harga awal
diasumsikan sama di kedua negara)
contoh
contoh
• Nilai tukar awal berada pada kondisi
ekuilibrium. Kemudian valuta
domestik mengalami inflasi 5 %
sementara negara lain mengalami inflasi 3 %.
• Menurut teori PPP nilai valas tersebut
akan mengalami penyesuaian sbb:
• Ef = ((1+ih)/(1+if))-1
Artinya valas harus mengalami
apresiasi sebesar 1,94 % sebagai reaksi
tehaap tingginya inflasi di negara itu
relatif terhadap negara lain.
Contoh 2 :
Nilai tukar awal berada dalam kondisi
ekuilibrium.
Negara asal mengalami inflasi 4 %
Negara lain mengalami inflasi 7 %
Maka valas akan mengalami
Ef =((1+0,04)/(1+0,07))-1
= - 0,028
= - 2,8 %
Artinya bahwa valas yang dimaksud
harus mengalami depresiasi 2,8%
sebagai reaksi terhadap tingginya
inflasi di negara asing terhadap