• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para pengusaha harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan suatu produk.

Inovasi dari produk yang akan dihasilkan tentunya harus sesuai juga dengan kebutuhan dari para konsumen. Tujuan dari suatu perusahaan adalah menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan itu sendiri, melakukan pertumbuhan dan juga dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu. Setiap perusahaan bersaing dalam hal meningkatkan efisiensi dalam penghitungan biaya produksi suatu produk.

Dengan begitu suatu perusahaan memerlukan adanya informasi yang cukup jelas mengenai berapa harga pokok produksi yang di peroleh untuk dapat menentukan harga jual produk.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Merek juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat di banding sektor usaha lainnya, dan mereka juga memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.

(Pramiyanti, 2008).

Menurut Udang-Undang Republik Indonesi No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(2)

bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Perkembangan nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa yang diselenggarakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat menjadi pelaku utama pembangunan, dan pemerintahan berkewajiban mengarahkan, membimbing, melindungi serta menumbuhkan suasana iklim yang menunjang.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berperan cukup besar dalam menunjang kestabilan perekonomian Indonesia, terutama setalah krisis ekonomi di tahun 1998, UKM mulai bermunculan di pelosok-pelosok nusantara. Daerah yang menempati urutan utama dalam pertumbuhan UKM adalah Pulau Jawa. (Krisdiartiwi, 2008).

Sejak krisis moneter yang diawali tahun 1997 hampir 80% usaha besar mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK masal terhadap karyawannya. Berbeda dengan UKM yang tetap bertahan didalam krisis dengan segala keterbatasannya. UKM dianggap sektor usaha yang tidak cengeng dan tahan banting. (Primiana, 2009).

(3)

Menurut Pramiyanti (2008) dalam bukunya, Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya sudah besar sejak dulu. Namun peranan UKM meningkat dengan tajam sejak krisis ekonomi melanda Indonesia. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, persentase jumlah UKM dibandingkan total perusahaan pada tahun 2001 adalah sebebsar 99,9%. pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 99,4%

dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh produksi dari UKM (59,3%). Di Indonesia, sumber penghidupan amat bergantung pada sektor UKM.

Kebanyakan usaha kecil ini terkonsentrasi pada sektor perdagangan, pangan, olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu dan produk kayu, serta produksi mineral nonlogam.

Namun, mereka bergerak dalam kondisi yang amat kompetitif dan penuh ketidakpastian, hal ini sangat dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro. Lingkungan yang buruk lebih banyak merugikan UKM dibandingkan usaha besar.

Sejak tahun 1983, pemerintah secara konsisten telah melakukan berbagai upaya deregulasi sebagai upaya retrukturisasi perekonomian. Kendati demikian, banyak yang mensinyalir deregulasi tersebut tidak memberi banyak keuntungan bagi perusahaan kecil dan menengah, alih-alih perusahaan besar dan konglomeratlah yang mendapat keuntungan. Oleh karena itu, peran UKM harus terus ditingkatkan agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar. Jika tidak, UKM di Indonesia yang berjumlah 225 ribu dan merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak akan bisa maju dan berkembang. Perkembangan UKM di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat pada tahun 2001, pertumbuhan ekonomi Usaha Menengah mencapai 4,64 persen terhadap tahun

(4)

sebelumnya, sementara Usaha Kecil 3,45 persen dan Usaha Besar sekitar 2,98 persen.

Pada tahun 2004, Usaha Menengah tumbuh semakin pesat sebesar 6,10 persen terhadap tahun 2003, sementara Usaha Kecil tumbuh 5,18 persen dan Usaha Besar hanya tumbuh 4,04 persen. Namun demikian, akselerasi pertumbuhan yang tinggi ini tampaknya tidak menjadikan Usaha Menengah memberikan sumbangan paling tinggi dalam pertumbuhan ekonomi nasional mengingat peranannya dalam penciptaan nilai tambah secara keseluruhan relatif kecil dibandingkan dengan kelompok usaha yang lain.

Persaingan dan kemajuan dalam dunia industri guna menghasilkan suatu produk yang berkualitas sejauh ini berkembang dengan pesat baik dalam skala besar maupun kecil juga memiliki peran penting terhadap peekonomian Indonesia.

Perkembangan sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia dapat dikembangkan dengan baik sehingga mewujudkan usaha menengah yang tangguh.

(Rachman, 2016).

Penentuan harga pokok produksi sendiri sangat penting untuk perusahaan manufaktur. Harga pokok produksi sendiri digunakan perusahaan untuk dapat menentukan laba dan juga harga penjualan untuk suatu produk. Pentingnya perhitungan harga pokok produksi sendiri menyebabkan perusahaan harus dapat menghitung dan menetapkan harga pokok produksinya secara tepat dan akurat sesuai dengan prosedur akuntansi yang semestinya. Dengan melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan tepat maka perusahaan dapat menentukan harga jual dengan tepat pula, sehingga perusahaan juga akan mendapatkan laba secara maksimal.

Suatu perusahaan mempunyai tujuan menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari

(5)

waktu ke waktu. Setiap perusahaan ingin melakukan hal yang sama sehingga menimbulkan persaingan yang ketat antar meningkatkan efisiensi dalam menghitung biaya produksi. Dengan begitu perlunya informasi yang jelas mengenai berapa harga pokok produksi yang diperoleh untuk penetapan harga jual. (Kusmanto, etc all, 2015).

Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah menentukan harga jual produk serta penentuan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca. Di dalam penentuan harga pokok produksi, informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga keja, dan biaya overhead pabrik. Ketiga jenis kegiatan ini harus ditentukan secara cermat baik dalam pencatatan maupun penggolongannya. Sehingga informasi harga pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan baik untuk penentuan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba periodik. Harga pokok produksi sangat berpengaruh dalam perhitungan laba rugi perusahaan, apabila perusahaan kurang teliti atau salah dalam penetapan harga pokok produksi, mengakibatkan kesalahan dalam penentuan laba rugi yang diperoleh perusahaan.

Mengingat arti pentingnya harga pokok produksi yang memerlukan ketelitian dan ketepatan. (Batubara, 2013).

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dan untuk menghasilkan biaya yang efisien maka diperlukan penerapan suatu metode yang tepat untuk menghitung penetapan harga pokok produksi. (Fahma, etc all, 2012). Berdasarkan penentuan harga pokok produk yang benar dari suatu produk akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam penentuan harga jual. Harga

(6)

pokok produk biasanya terdiri dari dua jenis biaya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Dalam penentuan harga pokok produk dan mengalokasikan unsur-unsur biaya tersebut secara tepat sehingga dapat menggambarkan pengorbanan sumber ekonomi yang sesungguhnya. (Slat, 2013).

UKM Roti Sumber Rejeki merupakan usaha yang bergerak dibidang manufaktur. Perusahaan manufaktur sendiri merupakan perusahaan yang mengolah persediaan bahan baku menjadi barang jadi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), perusahaan manufaktur diwajibkan untuk menerapkan metode perhitungan harga pokok produksi (HPP) untuk keperluan pelaporan pada pihak eksternal. Dalam sistem harga pokok penuh seluruh biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap dibebankan kepada produk. (Witjaksono, 2006). Dalam mekanisme pencatatan biayanya, UKM Roti Sumber Rejeki perhitungannya masih sangat sederhana dan belum terperinci, sehingga berdampak kepada ketepatan penentuan harga jual produk itu sendiri. Hal ini disebabkan karena belum adanya pemisahan untuk setiap komponen-komponennya dengan memasukkan biaya penolong ke dalam biaya bahan baku. UKM Roti Sumber Rejeki juga belum memisahkan antara biaya produksi dan biaya rumah tangga.

Suatu perusahaan memiliki tujuan utama memperoleh laba untuk kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Dalam rangka usaha memperoleh laba tersebut terdapat tiga faktor utama didalam perusahaan yang harus diperhatikan, yaitu jumlah barang yang harus diproduksi, biaya perunit untuk produksi dan harga jual perunit produk tersebut. Perusahaan perlu memerhitungkan berapa biaya produksi. Dalam penelitian ini menggunakan metode full costing, karena dalam metode ini menentukan harga pokok produksi, dengan membebankan semua biaya

(7)

produksi tetap maupun variabel pada produk yang dihasilkan. (Sujarweni, 2015).

Dalam penelitian ini mereplikasi penelitian dari Kusmanto, etc all (2015) dengan jurnal “Penentuan Harga Pokok Produksi Kerupuk Lebar Barokah Dengan Metode Full Costing” sehingga penulis tertarik untuk meneliti kembali dengan judul :

“Penentuan Harga Pokok Produksi Usaha Pembuatan Roti Menggunakan Metode Full Costing (Studi Kasus pada Usaha Pembuatan Roti UKM Sumber Rejeki di Gunung Pati, Semarang).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1) Bagaimanakah penghitungan harga pokok produksi yang diterapkan pada UKM Roti Sumber Rejeki?

2) Bagaimanakah penghitungan harga pokok produksi pada UKM Roti Sumber Rejeki dengan menggunakan Metode Full Costing?

3) Bagaimanakah hasil perhitungan harga jual yang diterapkan UKM Roti Sumber Rejeki dengan Metode Full Costing.

1.3 Tujuan Peneliatan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan pada

UKM Roti Sumber Rejeki.

2) Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada UKM Roti Sumber Rejeki dengan menggunakan Metode Full Costing.

(8)

3) Untuk mengetahui perbedaan antara perhitungan harga jual yang diterapkan UKM Roti Sumber Rejeki dengan Metode Full Costing.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang di berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan masukkan dalam penghitungan dan penetepan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dan menentukan dan menetapkan harga jual untuk selanjutnya dengan tepat.

2. Bagi Penulis

Dapat memberikan manfaat yang dapat meningkatkan wawasan, pengalaman dan pengetahuan penulis tentang harga pokok produksi dengan cara mengaplikasikan teori-teori akuntansi yang telah dipelajari selama perkuliahan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada UKM Roti Sumber Rejeki.

3. Bagi Pembaca

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pengetahuan di bidang informasi akuntansi khususnya, agar dapat dijadikan sumber referensi, pembelajaran dan pembanding bagi program Akuntansi terutama yang akan melakukan penelitian serupa mengenai hal-hal yang berhubungan dengan harga pokok produksi dan harga jual produk.

(9)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi 5 bab yang tersusun sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, menjelaskan tentang latar belakang permasalahan dalam penelitian, rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, serta sistematika penulisan laporan peneltian.

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan landasan yang berkaitan dalam menganalisis permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini.

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, menjelaskan tentang tahap-tahap penelitian, cara pengumpulan data, metode penelitian yang digunakan, sumber data, serta metode pengolahan data.

Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, berisi mengenai pembahasan harga pokok produksi yang dengan metode yang digunakan perusahaan dan metode Full Costing.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang sesuai dengan hasil dan yang telah dijelaskan dari pembahasan serta saran yang diharapkan dapat berguna bagi UKM Roti Sumber Rejeki.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL YANG TEPAT” disusun guna memenuhi salah satu

Namun karena pandemi, pemerintah Saudi masih menutup tanah suci, sehingga kemungkinan (ibadah haji) ditunda tahun 2021,” terang Kepala Kemenag Kabupaten malang, Dr musta’in

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model penelitian dan pengembangan serta desain pengembangan ASSURE yang akan mendeskripsikan hasil dari pengembangan media Puzzle

Berdasarkan hasil analisa data diatas, maka dapat dilihat bahwa hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan, artinya bahwa

Limbah kotoran manusia mengandung nilai tinggi yang dapat dibuat kompos untuk menghasilkan pupuk tanaman yang berkualitas dan enhancer tanah dengan harga yang jauh

Karena banyaknya pasangan komisi ada 6 maka banyaknya anggota minimal adalah 6 sebab jika kurang dari 6 maka akan ada seorang anggota yang tergabung dalam lebih dari 2 komisi.

Menjamin kepastian layanan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan; Uraian di atas tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan

Penelitian dilakukan dengan menganalisis peran dari APIP dan Aparatur Desa terkait dalam pengelolaan keuangan desa.Selanjutnya,tujuannya untuk menuju tata kelola