• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Seleksi Komptensi Bidang (SKB) Pertanahan dan Agraria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Soal Seleksi Komptensi Bidang (SKB) Pertanahan dan Agraria"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Soal Seleksi Komptensi Bidang (SKB) Pertanahan dan Agraria

1. Jelaskan tujuan Hukum Agraria Nasional! Jawab:

Tujuan Hukum Agraria Nasional dimuat dalam Penjelasan Umum UUPA yaitu:

a) ) Meletakan dasar-dasar penyusunan Hukum Agraria Nasional, yang akan merupakan alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan, dan keadilan bagi negara dan rakyat, terutama rakyat tani dalam rangka maayarakat yang adil dan makmur.

b) Meletakan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan

c) Meletakan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.

2. Jelaskan konsepsi pemilikan tanah menurut hukum tanah nasional? Apa nama konsepsinya?

Jawaban:

Pada dasarnya konsepsi hukum tanah nasional memakai konsepsi hak ulayat setelah melalui proses saner. Yaitu konsepsi yang komunalistik religius yang memungkinkan penguasaan tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi sekaligus mengandung unsur kebersamaan dgn tetap memperhatikan kepentingan sosial. 3. Jelaskan apa saja perubahan fundamental dari Hukum Agraria Nasional terhadap Hukum

Agraria lama! Jawaban:

a) Semua ciri-ciri yang ada dalam Hukum Agraria Lama diganti dengan ciri-ciri yang baru di dalam Hukum Agraria Nasional

b) Merubah Sifat-sifat yang terkandung dalam Hukum Agraria lama yaitu : Sifat DUALISME menjadi bersifat UNIFIKASI

c) Dasar aturan yang berlaku pada Hukum Agraria lama yaitu KUH Perdata diganti dengan Hukum Agraria Nasional yaitu UUPA yang bersumber dari Hukum Adat d) Pada saat berlakunya Hukum Agraria Lama Hak kepemilikan atas tanah tidak dibatas

sehingga timbulnya TANAH PARTIKELIR yang merugikan masyarakat setelah berlakunya Hukum Agraria Nasional kepemilikan atas tanah terbatas sesuai dengan peruntukannya

e) Pada saat berlakunya Hukum Agraria Lama negara dapat memiliki hak atas tanah negara setelah berlakunya Hukum Agraria Nasional tanah negara menjadi Tanah dikuasai Negara

4. Jelaskan bagian hukum adat yang digunakan dalam Hukum Tanah Nasional disertai dengan contohnya masing-masing!

Jawaban:

(2)

1) Asas–asas Hukum Tanah Adat . Asas-asas yang diadopsi dari Hukum Tanah Adat ke dalam Hukum Agraria Nasional meliputi:

a) ASAS KEBERSAMAAN. Asas ini mengandung arti bahwa Hak milik atas tanah adat tidak hanya melayani pemiliknya saja tetapi harus memperhatikan

kepentingan bersama (Pasal 6 UUPA). Asas Kebersamaan ini merupakan inti dari masyarakat Adat (Comunal)

b) ASAS PEMISAHAN HORISONTAL adalah asas yang menyatakan bahwa antara tanah dan bangunan atau segala sesuatu yang diatasnya itu dipisahkan secara horizontal sehingga bisa terjadi pemilik tanah bukan pemilik bangunan. Akibat hukum yang perlu diperhatikan dalam asas horizontal adalah:

1. Dapat dibeli Tanahnya saja 2. Dapat dibeli Bangunannya saja 3. Dapat dibeli dua-duanya

Namua pada perkembangannya asas horizontal ini terus disesuaikan mengingat banyak bangunan yang permanent sehingga tidak bisa dijual tanahnya saja

c) ASAS PERLEKATAN (ACCESSIE/NATRECKKING). Menurut asas ini,

bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah merupakan satu kesatuan, bangunan dan tanaman tersebut bagian dari tanah yang bersangkutan. Hak atas tanah dengan sendirinya, karena hukum meliputi juga pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah yang dihaki, kecuali kalau ada kesepakatan lain dengan pihak yang membangun dan menanamannya.

2) Lembaga Hukum Tanah Adat

berlakunya Hukum Agraria Nasional salah satunya adalah Lembaga Jual Beli Hak Tanah Adat. Pada jual-beli Tanah Adat, perbuatan hukum pemindahan hak atas tanah dari penjual kepada pembeli dan pembeli membayar harga itu. Jual-beli Tanah

menurut Hukum Tanah Adat diawali dengan panjer dan diselesaiakan didepan Kepala Desa dan bersifat TERANG. Maksunya Kepala Desa mewakili seluruh warganya. Sedangkan Jual-Beli tanah menurut BW diawali dengan PERJANJIAN. Kemudian setelah berlakunya Hukum Agraria Nasional dengan dikeluarkannya UUPA peran Kepala Desa digantikan oleh PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah ), yang membuat Akte Jual-Beli Tanah dan didaftarkan di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mendapatkan SERTIFIKAT sebagai alat bukti yang kuat. Sehingga Perpindahan Hak Atas Tanah menjadi Hak Milik adalah setelah dibuatnya AKTE JUAL BELI oleh PPAT.

5. Sebutkan Hierarchie/tingkatan Hak Penguasaan atas tanah menurut UUPA? Jawaban:

Hirarki hak penguasaan atas tanah menurut UUPA adalah :

(3)

ruang angkasa merupakan karunia Tuhan YME dan merupakan kekayaan dan memiliki hubungan abadi dengan Bangsa Indonesia.

b) Hak menguasai dari Negara (Ps.2 UUPA) sebagaimana diatur dalam Ps.33 (3)

UUD’45, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya termasuk ruang

angkasa dikuasai oleh Negara. Negara memiliki kewenangan untuk mengatur dan menentukan peruntukan serta hubungan-hubungan hukum antara orang/bangsa dengan bumi, air, dan ruang angkasa;

c) Hak Ulayat masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada (Ps.3 UUPA);

d) Hak-hak Individu/Perorangan yang terdiri dari :

• HAT (Ps.4 UUPA) meliputi (Primer=HM, HGU, HGB, HP yang diberikan oleh Negara, Sekunder = HGB, HP yang diberikan oleh pemilik tanah, Hak Gadai, Usaha Bagi Hasil, Hak Menumpang, Hak Sewa dsb.)

• Wakaf (Ps. 49 UUPA)

• Hak jaminan atas tanah/HT (Ps. 23, 33, 39, 51 UU 4/96) 6. Hak atas tanah apa yang dapat dikonversi menjadi HM?

Jawaban:

Hak atas tanah yang dapat dikonversi menjadi HM adalah Bekas Hak Barat (eigendom milik pribumi) dikonversi menjadi HM, Bekas Hak Barat milik badan hukum dikonversi menjadi HGB, Bekas Hak Barat yang sifatnya sementara Hak Opstal, Erfpact, masing-masing dikonversi menjadi HGB dan HGU.

Hak bekas Tanah Adat, Hak yang tunduk pada hukum barat yaitu Hak Eigendom,

Erfpach, opstal, setelah berlakunya UUPA yang dapat dikonversi menjadi hak milik yaitu HGB.

7. Apa yang dimaksud dengan hak Agrarisch eigendom dan apa bedanya dengan Hak Eigendom?

Jawaban:

Hak agrarisch Eigendom (Agrarische Eigendom Recht), termaktub dalam pasal 51 ayat 7 IS. (Indische Staatsregelling) s. 1870 No. 117, yang berbunyi: Tanah milik rakyat asli atas permintaan yang berhak dapat diberikan kepadanya dengan hak eigendom disertai syarat pembatasan yang perlu yang akan diatur dalam Undang-undang (ordonantie) dan yang harus tercantum dalam surat tanda eigondom itu, yakni mengenai

kewajibankewajiban kepada negara dan desa dan juga tentang hak untuk menjualnya kepada orang yang tidak termasuk golongan rakyat asli. Perbedaan Hak Eigendom Agraria (hak milik agraria) dengan Hak Milik Perseorangan (Erferlijk individueel bezitsrecht).

Hak Milik Agraria (Hak Eigendom Agraria)

Hak Milik Perseorangan (Erferlijk individueel bezitsrech)

1. Mempunya surat tanda bukti hak yang lebih kuat kedudukannya 2. Bisa dioperkan kepada bukan

(4)

bangsa Indonesia

3. Bila jatuh bukan pada bangsa Indonesia, maka otomatis tunduk pada BW

4. Dapat digunakan sebagai tanggungan pinjaman (hypotik) 5. TUnduk pada pasal 51 ayat 7 IS dan

pasal 4 ayat 1 A.B.S. 1870/118-S. 1872/117

3. Tidak mungkin jatuh kepada selain bangsa Indonesia

4. Tidak dapat digunakan sebagai tanggungan pinjaman

5. Tunduk pada huku ada

6. Mengapa asas Domein merugikan tanah rakyat? Jawaban:

Azas domain merugikan rakyat karena azas domain merupakan salah satu peraturan pelaksana dari agrarisch wet yang bertujuan untuk mengembangkan modal swasta. Dimana setiap tanah yang tidak dapat dibuktikan oleh pemiliknya sebagai hak eigendom maka tanah itu menjadi tanah Negara, Negara sebagai pemilik (eigenaar) sehingga

Negara bisa melakukan perbuatan hukum terhadap tanah tersebut. Rakyat sebagai bezitter 7. Sebutkan sebab hapusnya HM ?

Jawaban:

HM hilang/dihapus apabila:

a. Tanahnya jatuh kepada Negara:

1) Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18 (Kepentingan Umum) 2) Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya.

3) Karena diterlantarkan

4) Karena ketentuan Ps.21 (3), Ps.26(2) (perubahan status WN) b. Tanahnya musnah

8. Apa fungsi Asas Domein bagi pemerintah Belanda? Jawaban:

a. Sebagai landasan hukum bagi pemerintah yang mewakili Negara sebagai pemilik tanah, untuk memberikan tanah dengan hak barat yg diatur KUHPerdata, seperti hak erfpacht, hak opstal dll

b. Untk pembuktian kepemilikan, jika tidak dapat dibuktikan maka tanah tersebut dikuasai negara (eigendomà tanah domein negara). Asas ini bertentangan dengan UUPA yang mana negara sebagai penguasa/ hanya mengatur.

9. Mengapa Hak milik adat yang diterjemahkan menjadi INLAN_BEZIT RECHT sebenarnya tidak tepat?

Jawaban:

Karena pemegang Inlan-bezit Recht justru yang seharusnya sebagai eigenaar atas tanah adat bukan sebagai pemilik hak menguasai (bezitter) atas tanah domein negara

10. Jelaskan apakah ada bertentangan UUPA yang dasarnya hukum adat mengatur HGB, HGU yang tidak dikenal dalam Hukum Adat!

(5)

Tidak bertentangan, karena hukum adat sebagai sumber hukum utama (bukan satusatunya sumber hukum) sehingga dimungkinkan sumber lainnya. Misal : Pendaftaran tanah untuk sertipikat tidak diatur dalam hukum adat, tetapi dikenal dengan istilah “Girik, Pethok D, Pipil” dll

11. Uraiakan konsepsi pemilikan tanah dalam Hukum Tanah Nasional ? Apa nama konsepsinya ?

Jawaban:

Pada dasarnya konsepsi hukum tanah nasional memakai konsepsi hak ulayat setelah melalui proses saner. Yaitu konsepsi yang komunalistik religius yang memungkinkan penguasaan tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi sekaligus mengandung unsur kebersamaan dgn tetap memperhatikan kepentingan sosial. 12. Siapa yang dapat menjadi subyek dari HM dan HGB ?

Jawaban:

a. Subyek HM : Ps.21 ayat 1,2 & 3 : 1).WNI, 2).Oleh pemerintah ditetapkan badan2 hk yang dapat memiliki HM 3).WNA karena pewarisan atau percampuran perkawinan dalam jangka waktu 1 tahun harus melepaskan haknya dan jika dalam jangka 1 tahun tdk melepaskan maka haknya hapus demi hukum dan tanahnya jatuh pada negara. b. Subyek HGB : Ps. 36 ayat 1 : WNI dan Badan hukum yang didirikan menurut hukum

indonesia dan berkedudukan di Indonesia

13. . Apa isi dari Hak menguasai Negara seperti yang diatur dalam pasal 2 ayat 2 UUPA? Jawaban

a. Mengatur dan menyelengarakan, peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.

b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa

c. Menentukan dan mengaut hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

14. Apa bedanya tanah negara pada asas domein dengan Tanah negara setelah UUPA? Jawaban:

Tanah Negara pada Asas Domein Tanah Negara setelah UUPA 1. Negara sebagai eigenaar, rakyat

sebagai bezitter

2. Negara dapat melakukan perbuatan hukum terhadap tanah misal : menjual kepada pihak asing

1. Negara hanya menguasai, bangsa Indonesia sebagai pemiliknya 2. Mengatur dan menyelengarakan,

peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa

15. Uraikan 2 hubungan fungsional antara hukum adat dan hukum tanah nasional? Jawaban:

Dua Hubungan fungsional Hukum Adat dan Hukum Tanah Nasional yaitu:

(6)

pokok, akan tetapi bukan menjadikan Hukum Tanah Adat sebagai satu-satunya sumber pembentukan Hukum Agraria Nasional, masih dimungkinkan sumber lain diluar Hukum Tanah Adat.

b. Hukum Tanah Adat dijadikan sumber utama dalam mengambil bahan-bahan untuk pembentukan Hukum Agraria Nasional. Ada beberapa bagian dari Hukum tanah Adat yang menjadi bahan-bahan yang digunakan untuk pembentukan Hukum Agraria Nasional . yaitu:

• Asas-asas Hukum Tanah Adat • Lembaga Hukum tanah Adat • Konsepsinya Hukum Tnah Adat • Sistem Hukum Tanah Adat

16. Uraikan hubungan fungsional antara hukum adat dan hukum tanah nasional? Jawaban:

Hukum tanah nasional didasarkan pada hukum adat sebagai sumber utama dan dalam hubungannya dengan hukum tanah nasional, norma-norma hukum adat berfungsi sebagai hukum yang melengkapi.

17. Jelaskan bahwa azas domain ternyata merugikan rakyat ! Jawaban:

Azas domain merugikan rakyat karena azas domain merupakan salah satu peraturan pelaksana dari agrarisch wet yang bertujuan untuk mengembangkan modal swasta. Dimana setiap tanah yang tidak dapat dibuktikan oleh pemiliknya sebagai hak eigendom maka tanah itu menjadi tanah Negara, Negara sebagai pemilik (eigenaar) sehingga Negara bisa melakukan perbuatan hukum terhadap tanah tersebut. Rakyat sebagai bezitter.

18. Apa persamaan dan perbedaan antara Hak Tangungan dengan tanah sebagai jonggolan? Jawaban:

Persamaan : Ada kreditor, ada debitor, ada utang dan ada jaminannya.

Perbedaan : Hak Tanggungan Eksekusinya berupa Lelang sedangkan jonggolan

eksekusinya adalah tanah digarap oleh kreditor atau disewa sampai hutang tersebut lunas. HT didahului dengan tahap pemberian dilakukan di hadapan PPAT lahirlah APHT kemudian tahap pendaftaran pada Kantor Pertanahan dan dilahirkan Sertipikat baru yaitu Sertipikat Hak tanggungan, sedangkan pada jonggolan masih menggunakan hukum adat dan tidak diterbitkan hak baru.

19. Apakah dimungkinkan seorang WNA dapat memperoleh HM? Jelaskan disertai dengan dasar hukumnya!

Jawaban:

(7)

dalam jangka waktu 1 tahun setelah diperolehnya HM tersebut wajib dilepaskan dan bilamana tidak dilepaskan, maka tanah HM tersebut menjadi tanah Negara.

20. Apa Bedanya HM dan HGB dan apa persamaannya? Jawaban:

Persamaan HM dengan HGB:

HAT bersifat tetap, dapat dimiliki WNI, dapat di agunkan dengan dibebani HT Perbedaan HM dengan HGB:

• HGB adalah Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yg bukan miliknya dan memiliki jangka waktu 30 thn Ps. 35 (1).

• HM tidak dapat dimiliki WNA atau Badan Hukum terkecuali sesuai dengan ketentuan Ps.21 (1,2,3,4), HGB dpt dimiliki WNI, Badan Hukum Indonesia. • HGB Jangka waktu terbatas 30 tahun: Ps.35 (1) dan dpt diperpanjang 20 thn:

Referensi

Dokumen terkait

(2010) melaporkan terdapat hubungan linier antara konsumsi BK dan emisi gas metana pada sapi, karena semakin meningkat konsumsi BK akan meningkatkan fermentasi BO

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja karet dan biaya tenaga kerja kelapa sawit secara simultan dan parsial berpengaruh nyata terhadap konversi lahan karet

Konsep Multichannel Data Logger merupakan sebuah konsep sistem elektronika yang menggunakan metode penggabungan sensor,dimana dalam hal perancangan sistem ini yaitu sensor

Sehingga penelitian ini akan menguji perilaku herding pasca penerbitan saham perdana pada periode 2005-2015 di Bursa Efek Indonesia. 1.2

Numeričke simulacije vlastitog pogona su provedene metodom s variranjem opterećenja vijka, tj. za željenu brzinu broda je procijenjen broj okretaja brodskog vijka te je broj

ignita yang digunakan pada penelitian ini hanya 1 sampel sehingga tidak bisa diungkapkan variasi dan diversitas genetiknya, walaupun merupakan burung endemik

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang berada di BPLH Karawang dengan sampel mengambil 3 orang di UPTD Laboratorium untuk mewakili yang ahli di