252
Afif Tri Hastowo1, Muhammad Abduh2
[email protected], [email protected]2
SD Negeri 4 Pengadegan Purbalingga1, Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta2
The Analysis Of Principal's Managerial Ability In Online Learning Implementation ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has a major impact, especially on education in elementary schools, so that the managerial skills of school principals are needed in implementing online learning in schools. This study aims to describe the form of principal managerial abilities and to describe the obstacles faced by the principal and the solutions made by the principal in overcoming problems. This research uses descriptive qualitative research. The data collection methods used were interviews and documentation. The results of this study indicate that the principal managerial ability, seen from the aspects of planning, organizing, activating, and monitoring, has been carried out quite well with special steps taken by the principal. The obstacles faced by the principal come from two factors, namely internal constraints in the form of limited ICT skills of teachers and a lack of learning innovation, as well as external constraints due to limited facilities and infrastructure used by students. The solution made by the principal in internal problems is in the form of guidance and direction to the teacher and efforts to increase the ability of teachers through training, while for external problems, namely by maximizing facilities and infrastructure, forming student study groups and conducting home visits.
Keywords: Principal Managerial, Online Learning, Elementary School Article Info
Received date: 9 Januari 2021 Revised date: 26 Juli 2021 Accepted date: 23 September 2021
PENDAHULUAN
Pandemi covid-19 berpengaruh di banyak sektor termasuk pendidikan, karena itu pemerintah menetapkan kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah (Darmalaksana, 2020). Di Indonesia sebanyak 68.265.787 siswa terkena dampak Covid-19 dengan jumlah 18.541.858 pada tingkat sekolah dasar (UNESCO, 2020). Berdasarkan keadaan tersebut, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengatur kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (Covid-19), yaitu proses belajar mengajar dilakukan secara daring dengan menyelenggarakan pendidikan formal secara terpisah antara guru dan siswa sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan.
Para pakar menyebutkan bahwa segala sumber daya mesti dikerahkan bagi terciptanya pendidikan daring yang memang sedang berlangsung untuk menjadi arus utama pada tahun 2025 (Palvia et al., 2018). Untuk mewujudkannya dibutuhkan kepemimpinan solutif yang menjadi tuntutan abad 21 (Mihardjo & Rukman, 2018).
Kepala sekolah bertugas dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan potensi manusia dan sumberdaya yang ada (Rosyadi & Pardjono, 2015). Sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa) dan sumber daya selebihnya meliputi peralatan, perlengkapan, pendanaan, bahan dan sebagainya (Nur et al., 2016) . Maka dari itu peran manajerial kepala sekolah sangat penting terutama dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.
Manajemen pembelajaran rnerupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Maka dari itu kepala sekolah harus bisa memanajemen sumber daya manusia (SDM) terutama guru. Karena ada sebuah korelasi positif antara
253
sumber daya manusia (guru) dengan kualitas siswa di sekolah, dimana sumber daya manusia tersebut membutuhkan manajemen yang baik untuk mencapai kualitas siswa yang baik (Astuti, 2017). Maka dari itu kepala sekolah harus bisa memanajemen pembelajaran dengan memanfaatkan media daring.
Sekolah dapat memanfaatkan berbagai platform untuk mendukung pembelajaran daring (Bensalem, 2018). Peningkatan daya layan pembelajaran ini dimungkinkan dengan tersedianya fasilitas di internet yang dapat digunakan oleh sekolah diantaranya layanan Google yaitu Gmail, Google Drive, Google Calendars, dan Google Classroom (Situmorang, 2018), Selain itu aplikasi Whatsapp juga dapat digunakan dalam pembelajaran dari rumah. banyak guru memilih penggunaan WhatsApp sebagai platform yang digunakan siswa menerima dan menyerahkan tugas (Bensalem, 2018). Whatsapp dapat digunakan dengan lebih baik serta menjaga agar para siswa mendapatkan informasi terkini dengan kegiatan kelas (Awada, 2016). Hal tersebut dapat digunakan untuk membimbing siswa ketika belajar dari rumah.
Di SDN 1 Kalimanah Kulon selama pandemi berlangsung, para siswa dikarantinakan sehingga proses belajar mengajar berganti menjadi pembelajaran daring/online yang dilakukan di rumah masing-masing. Begitu juga dengan kepala sekolah, guru, staff juga menerapkan sistem Work From Home (WFH). Di mana semua aktivitas pembelajaran SDN 1 Kalimanah Kulon dilakukan dengan memanfaatkan layanan dari Google dan Whatsapp, sehingga tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Banyak penelitan terdahulu yang meneliti tentang pembelajaran daring yang kebanyakan masih meneliti tentang implementasi pembelajaran, salah satunya adalah penerapan pembelajaran yang memanfaatkan portal Rumah Belajar sebagai model pembelajaran daring di sekolah dasar dengan berbagai metode yang dapat dilakukan oleh guru (Yanti et al., 2020) . Ada pula penelitian tentang kepala sekolah yang menyatakan bentuk manajerial kepala sekolah salah satunya adalah pengawasan akademik yang dilakukan dengan menilai dan membina guru dalam aspek-aspek pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Kartini & Susanti, 2019). Belum banyak ditemukan penelitian yang mengkaji kemampuan manajerial kepala sekolah dalam kondisi pandemi, sehingga perlu diteliti bagaimana kemampuan manajerial kepala sekolah dalam implementasi pembelajaran dari daring.
KAJIAN PUSTAKA
(Puspitasari, 2015) menyatakan kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya (resources) sekolah. Proses manajerial dilakukan meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan potensi manusia dan sumber daya lainnya.
Kemampuan dasar pertama dari seorang manager yaitu mengadakan perencanaan mengenai penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan fakta-fakta yang mencangkup perbuatan, petunjuk serta arah dalam tindakan selanjutnya (Yogaswara, 2010). Kepala sekolah sebagai manager harus mampu membuat langkah terkait apa yang harus dilakukan. Menurut (Sahnan, 2017) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan perencanaan adalah a). ditetapkan berdasarkan visi, misi dan tujuan pendidikan. b). Memuat langkah atau prosedur dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan c). Menjadi alat kontrol pengendalian perilaku warga satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, komite sekolah). d). Memuat rumusan hasil yang ingin dicapai dalam proses layanan pendidikan kepada peserta didik. e). Menyangkut masa depan proses pengembangan dan pembangunan pendidikan dalam waktu tertentu
Pengorganisasian juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah. Pengorganisasian dilakukan dengan membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerjasama pendidikan. Pengorganisasian ini dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur-unsur manusia. Menurut (Mulyani, 2017) Pengorganisasian kepala sekolah dilakukan dengan mempersiapkan guru dalam penugasan, melakukan penugasan guru oleh kepala sekolah sesuai kebutuhan, pembagian tugas guru dan ketersediaan struktur organisasi sekolah.
Kepala sekolah mempunyai peranan sebagai penggerak dalam sekolah. Tanpa adanya kemampuan menggerakkan sumber- sumber/potensi-potensi yang ada dalam organisasi maka peranan kepemimpinan terlihat kurang nyata dalam kehidupan berorganisasi. Maka dari itu terdapat gambaran sederhana tentang fungsi kepemimpinan sebagai penggerak yaitu : (a) Penggerak atau dinamisator
254
sumber daya manusia (b)Penggerak atau dinamisator sumber daya alam (c)Penggerak atau dinamisator saran-saran lain yang disediakan (Matondang, 2018).
Kemampuan dasar terakhir yang harus dimiliki kepala sekola dalam melakukan manajerial adalah pengawasan/supervisi. Sasaran supervisi manajerial adalah pengelolaan administrasi pendidikan, seperti administrasi kurikulum, administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana dan perlengkapan, administrasi sumber daya manusia atau ketenagaan, administrasi kesiswaan, administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, administrasi budaya lingkungan sekolah, serta aspek-aspek administrasi lainnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan (Sari et al., 2018).
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada kepala sekolah SDN 1 Kalimanah Kulon . Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Mei hingga bulan Juli 2020. Jenis penelitian yaitu menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Subyek adalah kepala sekolah SDN 1 Kalimanah Kulon. Obyek penelitian ini adalah kemampuan manajerial kepala sekolah dalam implementasi pembelajaran daring masa pandemi covid-19. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan guru yang ada di SDN 1 Kalimanah Kulon. Dokumentasi dilakukan dengan mendapatkan dokumen penunjang berupa surat tertulis dari kepala sekolah saat melakukan manajerial di sekolah.
Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber dilakukan untuk mengumpulkan data sejenis dari sumber yang beda. Sumber yang berbeda-beda terdiri dari kepala sekolah SDN 1 Kalimanah Kulon dan guru di SDN 1 Kalimanah Kulon. Teknik yang digunakan juga berupa wawancara dan dokumentasi. Bagian terpenting dalam penelitian adalah analisis data. Data yang diperoleh kemudian dipilih dan dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan penjelasan tentang apa yang diteliti. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif model Interactive .Menurut Miles & Huberman dalam (Sugiyono, 2014) analisis ini dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verifying.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada kepala sekolah dan 2 guru kelas di SDN 1 Kalimanah kulon diperoleh informasi bahwa kepala sekolah telah melakukan empat tahap upaya manajerial dalam implementasi pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 yaitu dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerak dan pengawasan. Dalam melakukan manajerial juga ditemukan kendala yang menghambat pelaksanaan pembelajaran daring dan solusi yang diberikan oleh kepala sekolah.
Perencanaan pembelajaran daring
Perencanaan merupakan tahapan awal sebelum melakukan suatu kegiatan. Perencanaan dapat berupa sasaran yang akan dicapai sebagai langkah untuk menentukan tujuan. Mengingat pembelajaran daring merupakan hal baru di SDN 1 Kalimanah Kulon, tentu saja ada sedikit perbedaan dalam perencanaan kepala sekolah, agar disesuaikan dengan kebutuhan. Ada tiga langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam perencanaan pembelajaran daring yaitu 1) Menggali kemandirian siswa dengan berpedoman pada visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah dibuat, 2) Membuat langkah perencanaan dalam pembelajaran daring, 3) Pengendalian perilaku guru dengan penyampaian program serta pengawasan secara langsung dan tidak langsung.
Langkah pertama yaitu menggali kemandirian siswa dengan berpedoman pada visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah dibuat, SDN 1 Kalimanah Kulon mengimplementasikan salah satu visinya yaitu kemandirian dalam pembelajaran daring. Salah satu bentuk kemandirian siswa yang dapat di ambil contoh adalah siswa ketika dirumah, tidak hanya dibabani tugas yang banyak apalagi kelas di mana hal itu dapat membuat stres pada siswa ketika belajar dari rumah. Jadi, siswa diminta untuk membiasakan hidup mandiri. Kegiatannya meliputi kegiatan membantu orang tua ketika di rumah seperti mencuci piring, menyirami tanaman merapikan tempat tidurnya, menyapu halaman rumah, mencuci pakainnya sendiri, menjemur pakaiannya sendiri. Lalu, sebagai bukti bahwa siswa telah mengerjakan tugas kemandirian itu dikirimkan kepada guru melalui foto dan dikirimkan ke whatsapp. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk penanaman karakter mandiri yang sangat baik di mana sejalan dengan
255
keadaan pandemi covid-19 yang menutut kita untuk hidup bersih.dan visi yang ada di SDN 1 Kalimanah Kulon sudah sejalan dengan kemandirian dan relevan dengan keadaan pembelajaran saat pandemi.
Salah satu karakter yang paling penting dan tepat selama pembelajaran daring adalah pembentukan karakter mandiri. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam kurikulum 2013 juga mengedepankan karakter anak SD dan guru dapat menerapkannya saat pembelajaran daring.Berangkat dari situlah karakter mandiri siswa dapat di bentuk di sekolah tentunya berdasarkan visi dan misi sekolah yang telah dibuat. (Sukaningtyas, 2017) menyatakan bahwa esensi visi dan misi diharapkan juga dapat tergambar pada aktivitas setiap individu di sekolah, karena perbaikan atau pengembangan yang dilakukan berpusat pada visi dan misi tersebut. Dan di SDN 1 Kalimanah Kulon esensi dari kemandirian yang merupakan visi sekolah sudah tergambar dalam pembelajaran daring, di mana siswa dituntut untuk berperilaku mandiri dalam seluruh tahapan proses pembelajaran yang dilakukan.
Langkah kedua yaitu membuat langkah perencanaan dalam pembelajaran daring yaitu dengan melakukan koordinasi efektif dengan dinas pendidikan, komite, guru dan staf sekolah. Lalu kepala sekolah melakukan pendekatan kepada guru dan wali siswa, dengan memberikan arahan dan petunjuk serta penyampaian tujuan program yang telah dibuat. Selanjutnya kepala sekolah menugaskan guru untuk menyiapkan dan menyusun bahan ajar yang akan diunggah dan didistribusikan kepada peserta didik.
(Satria et al., 2019) menyatakan bahwa manajemen membutuhkan koordinasi yang baik dan harmonis antar sesama dalam upaya bersama mencapai tujuan dari lembaga pendidikan tersebut. Dengan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak maka kesuksesan program berjalan dapat berpeluang tercapai lebih besar.Guru juga perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. Sehingga meskipun pembelajaran berlangsung secara daring tetapi bahan dan materi ajar tetap dibutuhkan untuk kemudian dipelajari oleh siswa.
Langkah ketiga yaitu pengendalian perilaku guru dengan penyampaian program serta pengawasan secara langsung dan tidak langsung. Kepala SDN 1 Kalimanah kulon melakukan pengendalian perilaku guru dengan penyampaian dan bimbingan program secara berkala kepada guru. Selanjutnya kepala sekolah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terutama guru, yang diwujudkan melalu rapat rutin baik melalui daring maupun luring. Selanjutnya Kepala sekolah juga melakukan pengendalian perilaku guru dengan pengawasan secara langung dan tidak langsung
Pengorganisasian pembelajaran daring
Pengorganisasian merupakan kegiatan yang meliputi penentuan fungsi hubungan dan struktur. Fungsi berupa pembagian tugas-tugas yang dibagi ke dalam garis staf dan fungsional. Dalam pengorganisasian kepala sekola melakukan dua langkah yaitu Mempersiapkan guru dalam pembelajaran daring dan Pembagian tugas guru.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mempersiapkan guru dalam pembelajaran daring dengan dengan mengirimkan guru dalam melaksanakan pelatihan berupa bimtek pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kemudian mengadakan kegiatan pelatihan yang dilakukan secara internal, misalnya guru yang sudah mahir dalam menguasai IT bisa mengajarkan guru yang lain untuk belajar google classrom, pembuatan google form atau media digital yang lainnya. Selain itu kepala sekolah juga mengikutsertakan guru dalam workshop,penulisan bahan ajar, dan pembuatan media pembelajaran daring.
Perlu adanya pengayaan informasi bagi para guru terkait pemanfaatan aplikasi-aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring. Hal itu tentu diperlukan peran dari kepala sekolah untuk mempersiapkan guru dengan bentuk pelatihan khusus. Maka dari itu diperlukan pelatihan khusus untuk meningkatkan kemampuan guru, seperti disampaikan oleh (Sunardi et al., 2019) menyatakan bahwa kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan mengadakan workshop peningkatan kualitas pembelajaran, dukungan penuh kepada guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan dalam kelompok MGMP serta supervisi rutin. Selain itu kegiatan pelatihan-pelatihan juga dapat dilakukan secara internal, seperti yang disampaikan oleh (Idris, 2020) bahwa pelatihan internal ini dapat dilakukan oleh kepala dan pendidik yang memiliki posisi untuk mengelola, melalui pertemuan otentik, poros menunjukkan usaha, memberikan tugas ekstra ke dalam, percakapan dengan teman sebaya dan semacamnya. Kepala sekolah juga memberikan kegiatan tambahan seperti yang disampaikan oleh
Langkah kedua yaitu pembagian tugas guru saat pembelajaran daring yang dilakukan pembagian tugas pokok dan pembagian tugas tambahan. Tugas pokok yang diberikan yaitu mengajar sesuai pembagian kelasnya masing-masing, selain itu kepala sekolah juga memberikan tugas tambahan
256
untuk pengelolaan administrasi sarpras dan keuangan dalam pembelajaran daring. Kepala sekolah juga menugaskan guru untuk melakukan home visit pada siswa yang tidak memiliki smarthphone untuk memberikan bahan ajar bahan ajar berupa hardcopy. yang terakhir guru juga ditugaskan untuk memberikan informasi terkait perkembangan pandemi covid-19 serta memberikan tips hidup sehat dan menjaga kebersihan selama pembelajaran dari rumah.
Pembagian tugas guru dilakukan pada saat rapat perencanaan kinerja. Pembagian tugas guru juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tentang Guru Pasal 52 ayat (1) bahwa tugas pokok guru yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam melakukan tugas tambahan guru melakukan home visit untuk memberikan bahan ajar kepada siswa yang memiliki keterbatasan media penunjang pembelajaran daring. Seperti yang disampaikan oleh (Hakim, 2017) bahwa bahan ajar yang disusun oleh guru diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. Dalam melakukan home visit guru sekaligus memberikan bentuk pengawasan siswa yang tidak hanya menyangkut akademik dan sikap saja melainkan juga pengawasan kesehatan siswa. Di mana siswa senantiasa ditanya bagaimana kondisinya sekarang. Siswa juga diberikan informasi terkait perkembangan pandemi covid-19 serta memberikan tips hidup sehat dan menjaga kebersihan selama pembelajaran dari rumah.
Penggerak dalam pembelajaran daring
(Alsuwaidi & Omar, 2020) menyatakan bahwa manajemen inovasi menggambarkan kemampuan pemimpin dalam mengkoordinasikan semua sumber daya di dalam organisasi, kepada membuat, meningkatkan, dan menegakkan ide-ide yang dapat merevolusi organisasi.Sebagai penggerak, kepala sekolah harus mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia menjalankan tugasnya secara sukarela dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dari itu diperlukan strategi dari kepala SDN 1 Kalimanah Kulon untuk mengambil langkah dalam menggerakan sumber daya yang ada yaitu dengan menggerakkan sumber daya manusia, menggerakkan sumber daya non manusia dan menjalin komunikasi yang baik selama pembelajaran daring.
Langkah pertama yaitu menggerakkan sumber daya manusia yang dilakukan dengan menyediakan pelatihan berupa Bimtek PJJ untuk guru, kepala sekolah juga senantiasa mengkoordinir guru dengan memberikan arahan dan pemberian solusi terkait permasalahan, kepala sekolah juga memfasilitasi sekolah agar guru dapat melakukan pembelajaran dengan maksimal. Selain itu kepala sekolah juga membuka kerjasama kepada seluruh pihak terkait seperti dinas, dan wali murid. Manajemen sumber daya manusia adalah proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan mengompensasi pegawai, dan mengurus relasi kerja mereka, kesehatan dan keselamatan, serta hal-hal yang berhubungan dengan keadilan. Proses manajemen sumber daya manusia dapat terlaksana jika kepala sekolah mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
Langkah kedua yaitu menggerakkan sumber daya non manusia yang dilakukan sesuai temuan di SDN 1 Kalimanah Kulon yaitu kepala sekolah senantiasa mengelola sarpras agar memungkinkan dalam menunjang pembelajaran daring. Seperti pengadaan laptop untuk guru, pengadaan perlengkapan protokol kesehatan yang digunakan oleh guru di sekolah.Kepala sekolah juga tetap melakukan administrasi sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran daring, dilakukan dengan kerjasama dengan bapak ibu guru di SDN 1 Kalimanah Kulon dalam bentuk surat tugas mulai dari perencanaan dan pengadaan serta pemeliharan sarana yang dibutuhkan. Selain itu lingkungan sekitar seperti rumah siswa juga dapat diberdayakan dalam memaksimalkan sumber daya non manusia yang ada yaitu dengan memanfaatkannya sebagai lokasi kelompok belajar bagi siswa yang memiliki keterbatasan media smartphone.
(Fadila et al., 2020) menyebutkan bahwa Sumber daya manusia meliputi kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan sedangkan sumber daya non manusia meliputi sarana prasarana, lingkungan, program sekolah, dan program lainnya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu sumber daya non manusia yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. (Rohmawati, 2015) menyatakan bahwa ketersediaan sarana prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian tujuan sekolah. Dalam pembelajaran daring kepala sekolah juga harus tetap melakukan administrasi sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran daring, di mana administrasi tersebut merupakan serangkaian kegiatan dan komponen yang membantu efektifitas dan kinerja agar manajemen sarana dan prasarana menjadi efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan. kegiatan itu
257
dapat diwujudkan dalam kegiatan inventarisasi yang harus dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarpras sekolah. Selain sarpras pemanfaatan lingkungan rumah juga bisa dimaksimalkan mengingat dalam kegiatan pembelajaran daring dilakukan juga di rumah siswa.selain terbukti efektif dalam mangatasi keterbatasan siswa ketika pembalajaran di masa pandemi, lingkungan sekitar rumah juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dengan mengamati berbagai fenomena di sekitar rumah tentunya dengan bimbingan dari guru.
Langkah ketiga yaitu menjalin komunikasi yang baik selama pembelajaran daring yang dilakukan dengan melakukan pendekatan baik secara personal maupun instruksional sehingga masalah yang dihadapi dapat diatasi dan dicari solusi bersama. pendekatan personal dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara menanyakan guru terkait pembelajaran setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, menanyakan masalah-masalah yang dihadapi dan memberikan solusi terkait permasalahan yang dihadapi. Kepala sekolah juga melakukan pendekatan instruksional yaitu dengan mengadakan rapat rutin terkait evaluasi pembelajaran daring, memfasilitasi guru untuk mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran.
(Ahmad Fathoni et al., n.d.) menyatakan bawa komunikasi interpersonal dalam memberikan motivasi itu dilakukan dengan menyentuh hati, membuat lebih dekat, responsif terhadap isyarat, bersikap baik, memberi hadiah dan menghukum, membujuk, memberikan fasilitas.Proses komunikasi pada hakikatnya merupakan proses penyampain pesan antar manusia baik secara kelompok maupun secara individual dari satu pihak kepada pihak lain. Proses komunikasi dilakukan terutama antara guru dan kepala sekolah sehingga dapat terjalin kedekatan. Pendekatan personal lebih berfokus pada hubungan antar individu. Sedangkan Pendekatan intstruksional lebih mengarah pada pendekatan secara teknis seperti menyangkut media, bahan ajar dan sebagainya. Pendekatan intruksional juga dibutuhkan dalam mengevaluasi pembelajaran guru. Dari semua jenis pendekatan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah, yang paling penting adalah terus menjaga komunikasi yang baik dengan selalu berkoordinasi antar pihak baik itu secara langsung maupun melalui rapat, sehingga dapat terjalin hubungan manusia yang harmonis. Seperti yang disampaikan oleh (Rozalina et al., 2020) bahwa Kepemimpinan juga berkaitan dengan pola kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi dimana koordinasi menjadi aspek penting dalam menjalankan kerjasama tersebut. Dan hal itu akan sangat berpengaruh dengan kedudukannya sebagai pemimpin di sekolah.
Pengawasan dalam pembelajaran daring
Pengawasan adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Sesuai temuan di SDN 1 Kalimanah Kulon dilakukan dengan 4 langkah yaitu 1) Penilaian Keterlaksanaan pembelajaran daring, 2) Pengelolaan administrasi pendidikan, 3) Pemanfaatan media penunjang pembelajaran daring 4) Pengawasan budaya lingkungan sekolah.
Langkah pertama yaitu Penilaian keterlaksanaan pembelajaran daring dilakukan dengan penilaian kinerja guru yaitu dilakukan dengan melalui kunjungan dan absensi.. Dalam kunjungan kepala sekolah melakukan observasi kelas dengan mengobservasi guru ketika sedang melakukan pembelajaran daring kemudian kepala sekolah mengisinya dalam form observasi yang telah disediakan.
(Akbar, 2020) menyatakan bahwa penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil. Kinerja guru merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya lembaga sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam melakukan penilaian kinerja guru dilakukan dengan melakukan kunjungan. Kunjungan dilakukan saat guru sedang melakukan pembelajaran daring di sekolah ketika kebijakan work from office (WFO) sudah dilonggarkan untuk mengetahui kinerja guru secara langsung. lalu kepala sekolah mengisi form observasi pembelajaran daring melalui pengamatan yang dilakukan. Dengan penilaian tersebut dapat menunjukan bagimana kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk kemudian dapat dievaluasi oleh kepala sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu guru dalam proses pembelajaran, dengan baik dalam setiap aspek.
Langkah kedua yaitu Pengelolaan Administrasi Pendidikan dilakukan dengan mengelola administrasi keuangan dengan modifikasi RKAS yang telah dibuat sebelumnya, hanya saja ditambahkan anggaran khusus untuk menunjang pembelajaran daring, seperti penanggaran kuota, pengadaan sarana cuci tangan dan hand sanitizer, pengadaan masker dan cek suhu tubuh. Selanjutnya administrasi kesiswaan juga tetap berjalan selama pembelajaran daring. Saat pembelajaran berlangsung kepala sekolah memantau data terkait presensi siswa serta daftar nilai siswa berupa nilai tugas dari guru.
258
(Achmad Fathoni & Desstya, 2016) menyatakan bahwa sebagai administrator, kepala
sekolah mampu untuk mengadministrasikan dalam bidang kurikulum, keuangan, fasilitas
sekolah bersama guru dan staff yang terkait
. Administrasi yang dikelola bertujuan untuk mengontrol bidang-bidang tertentu yang sekiranya perlu untuk diberikan pengawasan. Pengelolaan administrasi sekolah yang baik diharapkan mampu membawa sekolah mencapai tujuan yang telah di buat.Dalam pembelajaran daring di SDN 1 Kalimanah Kulon bentuk administrasi yang utama dikelola dan disesuikan dalam pembelajaran daring adalah administrasi keuangan dan kesiswaan. keuangan merupakan faktor yang penting dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran daring, maka perlu dikelola dengan semaksimal mungkin. Sistem keuangan juga perlu disesuaikan dengan kondisi yang ada sekarang. Jika rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS) belum mengatur tentang kebutuhan saat pembelajaran daring, maka diperlukan modifikasi untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan sekarang. Kegiatan administrasi keuangan sekolah meliputi perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah. Menurut (Rahmansyah et al., 2020) Kegiatan monitoring adalah suatu kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah; dalam hal difokuskan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Hal ini tersebut menjadi dasar pengawasan administrasi kesiswaan yang berdasarkan absensi siswa dan penilaian guru. Dengan pengawasan dan monitoring tentunya dapat meminimalisir penyimpangan perilaku dari siswa baik itu penyimpangan kedisiplinan maupun perilaku yang lain dengan memberikan pengarahan atau nasehat, menanamkan akhlak budi pekerti kepada peserta didik dan menetapkan beberapa aturan sekolah berupa tata tertib sekolah.Langkah ketiga yaitu pemanfaatan media penunjang pembelajaran daring yang dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media penunjang yang disesuaikan dengan kebutuhan, tetapi secara keseluruhan di sekolah tersebut menggunakan whatsapp, video di youtube, ebook, dan google form untuk kemudian diakses oleh siswa secara daring di rumah menggunakan smarthphone dengan bimbingan guru dan orang tua. Seperti yang disampaikan oleh (Mashyuri et al., 2019) bahwa pembelajaran Daring (dalam jaringan) merupakan belajar secara online melalui media-media yang ditentukan, siswa dan guru tetap bisa berdiskusi, begitupun dengan teman-teman kelompoknya. Di SDN 1 Kalimanah Kulon siswa dan guru dapat berinteraksi dengan dua arah melalui whatsapp grup, mereka juga bisa berdiskusi bersama teman-temannya. Di Variasikan dengan memanfaatkan media e-book dan video. pembelajaran. Selain itu mereka juga mengerjakan beberapa kuis dari google form. (Safithry & Dewi, 2020) menyebutkan bahwa keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Jadi pemilihan media yang tepat sangat diperlukan untuk menunjang kesuksesan pembelajaran daring.
Langkah keempat pengawasan budaya lingkungan sekolah yang dilakukan dengan dengan bekerjasama dengan guru, menanyakan terkait sikap siswa dan kendala yang dihadapi untuk kemudian dicari solusi atas permasalah yang dihadapi, sehingga guru dapat memiliki keterampilan dalam pembelajaran teruatama dalam mengkondisikan siswa. Kepala sekolah juga menghimbu agar guru tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dalam pembelajaran, misal dengan tetap mewajibkan siswa memakai seragam ketika pembelajaran dan anjuran menjaga kebersihan dan sebagainya.
(Agustin & Khairunisa, 2018) menyebutkan budaya sekolah dimaknai dengan tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut di sekolah, artinya budaya sekolah ini berisi kebiasaan-kebiasaan yang disepakati bersama untuk di jalankan dalam waktu yang lama. Budaya sekolah hingga saat ini dijadikan dasar dalam berperilaku di sekolah tersebut. Jadi meskipun proses pembelajaran saat ini tidak berada disekolah tetapi budaya sekolah harus tetap dijunjung tinggi dalam berperilaku di rumah saat pembelajaran daring. Karena pada dasarnya budaya sekolah perlu dijunjung meskipun proses pembelajaran tidak lagi dilakukan secara tatap muka, akan tetapi perlu diperhatikan bahwa budaya sekolah merupakan cerminan dari perilaku sekolah tersebut.
Kendala Implementsi pembelajaran daring
(Dhawan, 2020) menyatakan bahwa pembelajaran daring menghadapi banyak tantangan mulai dari masalah peserta didik, masalah pendidik, dan masalah konten yang menjadi tantangan bagi institusi untuk melibatkan siswa dan membuat mereka berpartisipasi dalam proses belajar-mengajar. Akiba tantangan yang ada tentunya dalam pelaksanaan program pembelajaran daring pasti terdapat kendala yang dihadapi, apalagi mengingat bahwa pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 ini merupakan hal baru bagi sebagian besar instansi pendidikan. Di SDN 1 Kalimanah Kulon Kendala terbagi menjadi
259
2 macam yaitu kendala internal dan eksternal. Menurut (Satria et al., 2019) menyebutkan persoalan dalam manajerial dapat timbul dari faktor internal lembaga tersebut, atau dapat pula dari faktor eksternal.
Kendala internal merupakan kendala yang berasal dari dalam lebih tepatnya dari pihak guru di SDN 1 Kalimanah Kulon, di mana banyak guru yang memiliki keterbatasan dalam teknologi atau kemampuan IT guru, selain itu juga kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran daring yang menyebabkan kurang menariknya proses pembelajaran. Selain itu faktor kendala internal disebabkan inovasi dan metode pembelajaran yang dilakukan kurang variatif.
Kendala pada keterbatasan kemampuan IT sebagian guru disebabkan oleh banyak faktor misal usia tua karena belum terbiasanya guru dalam melakukan pembelajaran daring dengan memafaatkan aplikasi tertentu. akhirnya guru hanya menggunakan media whatsapp dan tidak menggunakan media lain misalnya google form. Akibatnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru menjadi kurang variatif hal tersebut dapat menyebabkan siswa jenuh dalam belajar seperti yang disampaikan oleh (Badrudin et al., 2020) menyatakan bahwa kemampuan kepala sekolah dan para guru dalam memahami dan melaksanakan sistem PJJ perlu ditingkatkan kualitas dan kompetensinya dalam mengembangkan metode pengajaran agar lebih variatif sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada peserta didik di saat proses pembelajaran berlangsung.
Kendala Eksternal kebanyakan disebabkan karena keterbatasan sarpras dan media yang digunakan oleh siswa seperti banyak siswa yang tidak memiliki smartphone untuk melaksanakan pembelajaran daring yang berdampak pada keterbatasan interaksi yang dapat dilakukan. Orang tua juga mengeluhkan kuota internet dan jaringan yang lambat. Ada juga orang tua yang mengeluhkan tugas yang terlalu banyak sehingga orang tua juga terbebani karena pendampingan juga dilakukan orang tua.
(Anggianita et al., 2020) menyatakan dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring yang dilakukan di rumah, salah satu keterbatasan dalam pelaksanaan ini ialah sarana dan prasarana yang mendukung, seperti laptop, komputer, handphone, kouta internet dan lain sebagainya. Sedangkan pada pembelajaran daring dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis sumber belajar seperti dokumen, gambar, video, audio dalam pembelajaran. Materi belajar tersebut dapat dimanfaatkan peserta didik dengan melihat atau membaca. Sumber belajar seperti inilah yang menjadi modal utama dalam mengembangkan pembelajaran daring. Dan dalam penyampaian sumber belajar itu dibutuhkan sarana yang memadai. Selain itu pemanfaatan media daring membutuhkan kuota internet yang tidak sedikit, hal ini juga menjadi keluhan dari orang tua. Permasalah lain juga timbul ketika siswa terlalu banyak menerima tugas, hal itu dapat menyebabkan stress pada siswa. seperti yang disampaikan oleh (Safithry & Dewi, 2020) Stres akademik disebabkan dari berbagai faktor, seperti besarnya beban tugas, terlalu banyak materi yang harus dipelajari. Selain itu Sebagian orang tua juga kurang mengusai teknologi sehingga ketika siswa mengalami kesulitan tidak dapat membantu.Keadaan tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang maksimal dalam menerima pembelajaran yang dapat mempengaruhi pada prestasi siswa.
Solusi kepala sekolah terkait permasalahan
Salah satu tugas kepala sekolah ialah memecahkan permasalahan terkait hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran daring. Di SDN 1 Kalimanah Kulon kepala sekolah memberikan solusi dalam pemecahan masalah dari aspek interal, dan aspek eksternal. Solusi yang dilakukan oleh kepala sekolah beraneka macam disesuikan dengan kondisi permasalahan yang ada agar sekiranya masalah dapat diminimalisir.
Dalam mengatasi permasalahan internal pembelajaran daring yaitu kepala sekolah terus mendorong dan membimbing guru untuk belajar dan mencari tahu serta meningkatkan literasi pembelajaran daring. Selain itu kepala sekolah juga mengarahkan guru untuk meingkatkan kemampuan IT, mengirim guru dalam pelatihan terkait pembelajaran daring.
(Musari, 2020) menyatakan bahwa Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya. Dengan terus membimbing guru meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran daring diharapkan guru akan menguasai kelas yang mereka ajar sehingga siswa juga lebih paham dalam menangkap pembelajaran. Kemampuan IT guru juga penting dalam menunjang pembelajaran daring. Dengan mengikuti berbagai pelatihan terkait pembelajaran daring , diharapkan guru dapat lebih
260
menguasai teknologi sehingga metode pembelajaran yang digunakan dapat lebih variatif yang dapat menjadikan siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam mengatasi permasalahan eksternal kepala sekolah memaksimalkan ketersediaan sarana dan prasarana, seperti pemasangan wifi, dan pengadaan kuota bagi guru. Selain itu juga akan diadakan kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka dengan sistem shift ketika kebijakan dari pemerintah sudah dilonggarkan mengingat tetap perlu adanya interaksi langsung antara guru dan siswa. Selain itu kepala sekolah juga melakukan sosialisasi dan pendekatan dengan orang tua terkait pembelajaran daring malalui rapat. Kepala sekolah juga memerintahkan guru untuk melakukan home visit untuk memberikan bahan ajar kepada kelompok siswa yang tidak memiliki smartphone.
(Magdalena et al., 2020) menyatakan bahwa pada akhirnya ketersediaan sarana dan prasarana harus pula ditunjang oleh kemampuan IT guru sehingga dapat memaksimalkan kemampuan teknologi dalam menunjang suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Ketersediaan sarpras yang baik akan menunjang pembelajaran daring lebih maksimal, tatapi hal tersebut juga harus ditunjang pula dengan kemampuan IT guru. (Telupun, 2020) menyatakan bahwa guru saat pembelajaran daring dapat membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil sehingga dapat mendampingi, melakukan pembelajaran dan memantau perkembangan peserta didik dengan mudah peserta didik. Pembagian ini dapat dengan mudah menjadi kelompok belajar. Setelah pembagian kelompok tersebut guru dapat melakukan home visit dengan cara melakukan kunjungan ke rumah peserta didik dengan harapan dapat membantu menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh siswa. Dalam melakukan home visit, guru di SDN 1 Kalimanah Kulon membawa media dan bahan ajar yang dibutuhkan untuk kemudian diberikan kepada siswa. Selain itu guru juga memantu kesehatan siswa dan memberikan tips hidup sehat pada siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pandemi covid-19 memberikan dampak yang besar, termasuk pada pendidikan di lembaga Sekolah Dasar. Kemampuan manajerial kepala sekolah diperlukan dalam proses implementasi pembelajaran daring mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak, dan pengawasan. Keempat kemampuan tersebut sudah dilakukan oleh kepala sekolah dengan cukup baik. Kepala sekolah dalam pembelajaran daring sudah melakukan perencanaan dengan menggali kemandirian siswa dengan berpedoman pada visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah dibuat, membuat langkah perencanaan, pengendalian perilaku guru dengan penyampaian program serta pengawasan secara langsung dan tidak langsung. Kepala sekolah juga sudah melakukan pengorganisasian dengan mempersiapkan guru dalam pembelajaran daring, serta melakukan pembagian tugas guru berupa pembagian tugas pokok dan tugas tambahan. Kepala sekolah sudah melakukan penggerak dalam implementasi pembelajaran daring yaitu dengan menggerakkan sumber daya manusia, menggerakkan sumber daya non manusia, dan menjalin komunikasi yang baik selama pembalajaran daring. Kepala sekolah juga sudah melakukan pengawasan yaitu dengan melakukan penilaian keterlaksanaan progam pembelajaran daring, pengelolaan administrasi pendidikan berupa administrasi keuangan dan kesiswaan,pemanfaatan media dan sarana penunjang pembelajaran daring, kepala sekolah juga melakukan pengawasan budaya lingkungan sekolah.
Kendala manajerial kepala sekolah dalam implementasi pelaksanaan pembelajaran daring di SDN 1 Kalimanah Kulon terdiri atas kendala internal dan eksternal. Kendala aspek internal lebih kepada keterbatasan kemampuan IT sebagian guru, serta inovasi dan metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang variatif. Kendala yang ada pada aspek ekternal karena keterbatasan sarpras dan media yang digunakan oleh siswa yaitu smartphone, kurangnya kontrol guru, orang tua mengeluhkan kuota dan jaringan yang lambat, ada juga orang tua yang mengeluhkan tugas yang terlalu banyak, sebagian orang tua juga kurang mengusai teknologi.
Solusi kepala sekolah mengatasi kendala dalam implementasi pembelajaran daring di SDN 1 Kalimanah Kulon pada aspek inernal Kepala sekolah membimbing guru untuk belajar dan mencari tahu serta meningkatkan literasi pembelajaran daring, mengarahkan guru untuk meinigkatkan kemampuan IT, mengirim guru dalam pelatihan terkait pembelajaran daring. Sedangkan solusi kepala sekolah dalam mengatasi kendala eksternal ialah dengan memaksimalkan ketersediaan sarana dan prasarana. Membentuk kelompok belajar siswa dirumah agar siswa, menugaskan guru untuk melakukan home visit.
261
Kepala sekolah, diharapkan lebih memaksimalkan penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran daring, memberikan pelatihan untuk guru dalam meningkatkan skill, selain itu kepala sekolah juga harus selalu menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua siswa. Sehingga guru dapat memberikan inovasi pembelajaran daring agar tidak monoton. Penelitian ini dapat menjadikannya sebagai bahan referensi baru terkait penelitan lain tentang analisis kemampuan kepala sekolah dalam implementasi pembelajaran daring masa pandemi covid-19.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan selesainya penelitian ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu selama penelitian. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada kepala SDN 1 Kalimanah Kulon Bapak Sugiyanto, S.Pd yang telah memberikan izin penelitan sekaligus sebagai informan dalam penelitan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, R. D., & Khairunisa, S. (2018). Budaya Sekolah Menghafal Perkalian dan Membaca Buku Non Pelajaran Sebagai Peningkatan Literasi di Sekolah Dasar. 121–126.
Akbar, A. A. (2020). Penerapan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process Terhadap Penilaian Kinerja Guru. Jurnal Tekno Kompak, 14(2), 111. https://doi.org/10.33365/jtk.v14i2.775 Alsuwaidi, K. A. K. Y., & Omar, A. J. (2020). Structural model of principals’ innovative leadership
attributes on managerial creativity. International Journal of Sustainable Construction Engineering and Technology, 11(2), 150–156. https://doi.org/10.30880/ijscet.2020.11.02.017 Anggianita, S., Yusnira, Y., & Rizal, M. S. (2020). Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Daring di
Sekolah Dasar Negeri 013 Kumantan. Journal of Education Research, 1(2), 177–182. https://doi.org/10.37985/joe.v1i2.18
Astuti, S. (2017). Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Di SD Laboratorium UKSW. Scholaria, 7(1), 49–59. https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/713
Awada, G. (2016). Effect of whatsapp on critique writing proficiency and perceptions toward learning. Cogent Education, 3(1). https://doi.org/10.1080/2331186X.2016.1264173
Badrudin, A. R., Ginanjar, M. H., & Wartono, W. (2020). the Effectiveness of Online Based Learning During the Covid-19 Pandemic At Private School in Bogor. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 9(02), 480. https://doi.org/10.30868/ei.v9i02.909
Bensalem, E. (2018). The Impact of WhatsApp on EFL students’ Vocabulary Learning. Arab World English Journal, 9(1), 23–38. https://doi.org/10.24093/awej/vol9no1.2
Dhawan, S. (2020). Online Learning: A Panacea in the Time of COVID-19 Crisis. Journal of Educational Technology Systems, 49(1), 5–22. https://doi.org/10.1177/0047239520934018 Fadila, R. N., Lutfiani, E. A., R, I. S., Veronika, N., Rachmanto, D., & Arfinanti, N. (2020). Efektivitas
pengelolaan sumber daya sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 8(1), 81–88. https://doi.org/10.21831/jamp.v8i1.28997
Fathoni, Achmad, & Desstya, A. (2016). Interpersonal Communication of the Principal As Efforts To. Interpersonal Communication Of The Principal As Efforts To Develop Character Education, 359–365.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/7666/41.pdf?sequence=1&is Allowed=y
Fathoni, Ahmad, Muhibbin, A., & Hidayat, N. (n.d.). Principal ’ S Interpersonal Communication Based on Javanese Cultural Values ( Multisite Study on the Child Friendly Schools in Surakarta ). The First International Conference on Child - Friendly Education Including, 282–294. http://hdl.handle.net/11617/7666
262
Hakim, D. L. (2017). UNES Journal of Community Service. UNES Journal of Community Service, 2(2), 157–163.
Idris. (2020). Kajian Kebijakan Peningkatan Profesionalisme Guru Dan Dosen Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(2), 41–52.
Kartini, K., & Susanti, S. (2019). Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 4(2), 160. https://doi.org/10.31851/jmksp.v4i2.2905
Magdalena, I., Andriani, R., Rachman, Y. A., Putri, K. A., & Chandra, S. N. (2020). Evaluasi Kesulitan Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran Sejarah Di SDN Pasirgadung 1 Kabupaten Tangerang. Jurnal Halaqah, 2(3), 363–371. https://doi.org/10.5281/zenodo.3940588
Mashyuri, R. F., Amalia, F., & Arwan, A. (2019). Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Keuangan Sekolah ( Studi Kasus : MTS Yanuris 1 Linggapura ). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Imu Komputer, 3(12), 10906–10915.
Matondang, A. (2018). Suatu Tinjauan Tentang Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Guru. Best Journal (Biology Education, Sains and Technology), 1(2), 7–15. https://doi.org/10.30743/best.v1i2.773
Mulyani, N. (2017). Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kinerja Guru: Studi di SLB Negeri Ciamis dan SLB Negeri Banjar. Indonesian Journal of Education Management & Administration Rieview, 1(2), 163–168.
Musari. (2020). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan Guru Dan Karyawan Di SMP Negeri 8 Padang. Jurnal Ilmiah Ekotrans Dan Erudisi, 1(1), 1–13.
Nur, M., Harun, C. Z., & Ibrahim, S. (2016). Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Sdn Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal Administrasi Pendidikan, 4(1), 93– 103.
Palvia, S., Aeron, P., Gupta, P., Mahapatra, D., Parida, R., Rosner, R., & Sindhi, S. (2018). Online Education: Worldwide Status, Challenges, Trends, and Implications. Journal of Global
Information Technology Management, 21(4), 233–241.
https://doi.org/10.1080/1097198X.2018.1542262
Puspitasari, N. (2015). Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Study Kasus SMK Batik 1 Surakarta). Jurnal INFORMA, 1(1), 29–36. http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/anterior
Rahmansyah, A., Musdalifa, & Narro, W. (2020). Penerapan Manajemen Kesiswaan Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Peserta Didik SMAN 1 Madapangga Di Kabupaten Bima. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, 18(2), 343–352.
Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9(1), 15–32.
Rosyadi, Y. I., & Pardjono, P. (2015). Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Smp 1 Cilawu Garut. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3(1), 124–133. https://doi.org/10.21831/amp.v3i1.6276
Rozalina, Fitria, H., & Rohana. (2020). Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Banyuasin III. Journal of Education Research, 1(2), 165–176. https://doi.org/10.37985/joe.v1i2.17
Safithry, E. A., & Dewi, I. S. (2020). Terapi Menulis Ekspresif Untuk Menurunkan Tingkat Stres Akademik Peserta Didik Di Sekolah Full Day School. JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING, 5(2), 40–47. http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/suluh
Sahnan, M. (2017). Urgensi Perencanaan Pendidikan Di Sekolah Dasar. Jurnal PPkn Dan Hukum, 12(2), 142–159. https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/4696
263
Sari, D. N. A., Bafadal, I., & Wiyono, B. B. (2018). Pelaksanaan Supervisi Manajerial Dalam Rangka Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Administrasi Dan Manajemen Pendidikan, 1(2), 213–221. https://doi.org/10.17977/um027v1i22018p213
Satria, R., Supriyanto, A., Timan, A., & Adha, M. A. (2019). Peningkatan Mutu Sekolah melalui Manajemen Hubungan Masyarakat School Quality Improvement through Public Relationship Management. 7(September), 199–207.
Situmorang, S. (2018). Peningkatan Daya Layan Sekolah Dan. Jurnal Global Edukasi, I(6), 663–672. http://jurnal.goretanpena.com/index.php/JGE/article/view/200
Sugiyono. (2014). Educational Research Methods Quantitative, Qualitative Approach and R&D. Alfabeta.
Sukaningtyas, D. (2017). Pengembangan Kapasitas Manajemen Sekolah dalam Membangun Pemahaman Visi dan Misi. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 36(2), 101–107. https://doi.org/10.21831/cp.v36i2.11844
Sunardi, Nugroho, P. J., & Setiawan. (2019). Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah. Equity in Education Journal, 1(1), 20–28.
Telupun, D. (2020). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Edutainment Untuk Memotivasi Peserta Didik Selama Pembelajaran Secara Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Journal of Chemical Information and Modeling, 1(6), 254–262.
Yanti, M. T., Kuntarto, E., & Kurniawan, A. R. (2020). Pemanfaatan Portal Rumah Belajar Kemendikbud Sebagai Model Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar. Adi Widya Jurnal Pendidikan Dasar, 10(1), 61–68.
Yogaswara, A. (2010). Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian Terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, 11(2), 60–72.