• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN

MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS  DI KABUPATEN GRESIK

Oleh :

Achmad Ghozali 36 09 100 048

Dosen Pembimbing :

Putu Gde Ariastita, ST., MT

(2)

PENDAHULUAN

(3)

LATAR BELAKANG (1)

(Rustadi, 2010)

(Arsyad, dkk, 2008)

(4)

LATAR BELAKANG (2)

Limited Resource

Kodoatie (2005)

(Widiatmaka, 2007 dan Arsyad, 2008)

0 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6 7

Produktivitas Lahan

Waktu

(5)

LATAR BELAKANG (3)

Persoalan pemanfaatan ruang (RTRW Kab. Gresik 2010-2030) :

1. Penurunan luas lahan sawah dari 36.387 ha menjadi 34.136 ha 2. Penurunan Luas lahan tambak

dari 23.698 ha-18.206 ha

3. Penambahan luas peruntukan lahan industri sebesar 217,8 ha

Sejak tahun 1999 produktivitas tambak di wilayah pesisir Kabupaten Gresik mengalami penurunan (Prasita, 2007).

Jawa Pos 23 September 2012 (hal 40) diketahui bahwa Kabupaten Gresik sudah mengalami kendala keterbatasan sumber daya air

Musim hujan 6 wilayah kecamatan selalu tergenang akibat banjir luapan sungai Produktivitas lahan sawah tahun 2007

sebesar 6,1 ton/ha namun pada tahun 2011 turun menjadi 5,5 ton/ha (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Gresik)

Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah yang akan mengalami kondisi tidak seimbang akibat pertumbuhan penduduk dan perubahan penggunaan lahan (LAPAN, 2005)

Kab. Gresik sudah termasuk dalam wilayah warningdimana pada tahun 2011 konsumsi telapak ekologis sudah melebihi biokapasitas denganselisih 0.9 gha/kapita (Dirjen PU, 2011)

(6)

RUMUSAN MASALAH

Sudah terjadi ketidakseimbangan antara supply daya dukung lingkungan dan konsumsi sumberdaya alam (demand)

Belum ada instrument pengaturan optimasi lahan di Kabupaten Gresik yang signifikan

Komponen daya dukung lingkungan apa yang harus diidentifikasi untuk optimasi penggunaan lahan Kab. 

Gresik?

(7)

TUJUAN dan SASARAN

Analisa kondisi supply telapak ekologis setiap jenis penggunaan lahan di  Kabupaten Gresik

Analisa kondisi demand telapak ekologis setiap jenis penggunaan lahan di  Kabupaten Gresik

Analisa kondisi keseimbangan lingkungan di Kabupaten Gresik melalui pendekatan telapak ekologis

Analisa optimasi penggunaan lahan berdasarkan pendekatan telapak  ekologis di Kabupaten Gresik

Menentukan optimasi penggunaan lahan sesuai keseimbangan lingkungan berdasarkan pendekatan

telapak ekologis Kabupaten Gresik

(8)

RUANG LINGKUP WILAYAH

(9)

RUANG LINGKUP WILAYAH (2)

(10)

METODE PENELITIAN

(11)

PENGAMBILAN SAMPEL

• Pengambilan sampel untuk mengetahui tingkat konsumsi rata-rata penduduk terhadap sumber daya alam

• Teknik sampling yang digunakan adalah metode proporsional random sampling

• Pengambilan sampling dilakukan sesuai sub satuan wilayah pengembangan

(SSWP) sesuai RTRW

Cluster Kecamatan Jumlah KK

Responden Cluster

SSWP I Bungah 13132

100

Sidayu 8483

Dukun 13629

Panceng 11331

Ujungpangkah 11592

Total 58167

SSWP II Dududksampeyan

10918

100

Kebomas 24876

Gresik 15708

Manyar 25474

Total 76976

SSWP III Wringinanom 18672

100

Driyorejo 26238

Kedamean 14514

Menganti 30903

Cerme 16649

Benjeng 14008

Balongpanggang

12851

Total 133835

SSWP IV Sangkapura 15992

100

Tambak 6970

Total 22962

(12)

PENGAMBILAN SAMPEL

Cluster Kecamatan Jumlah KK Total RT  Perdesaan

Total RT  Perkotaan

Sampel  Perdesaan

Sampel  Perkotaan

SSWP I

Bungah 13132 8475 4657 14 8

Sidayu 8483 4294 4189 7 7

Dukun 13629 12198 1431 21 3

Panceng 11331 6181 5150 11 9

Ujungpangkah

11592 4949 6643 9 11

Total 58167 36097 22070 62 38

SSWP II Dududksampeyan

10918 8353 2565 11 3

Kebomas 24876 0 24876 0 32

Gresik 15708 0 15708 0 21

Manyar 25474 3559 21915 4 29

Total 76976 11912 65064 15 85

SSWP III Wringinanom 18672 11467 7205 9 5

Driyorejo 26238 2071 24167 1 18

Kedamean 14514 9188 5326 7 4

Menganti 30903 10398 20505 8 15

Cerme 16649 7107 9542 5 7

Benjeng 14008 10530 3478 8 3

Balongpanggang

12851 10558 2293 8 2

Total 133835 61319 72516 46 54

SSWP IV Sangkapura 15992 13544 2448 59 11

Tambak 6970 4137 2833 18 12

Total 22962 17681 5281 77 23

• Distribusi sampling diambil berdasarkan strata perkotaan dan perdesaan di masing- masing kecamatan dalam kluster yang sama.

• Peraturan Kepala BPS Nomor

37 Tahun 2010 Kabupaten

Gresik memiliki 199 desa

perkotaan dan 157 desa

perdesaan

(13)

METODE ANALISA KONDISI BIOKAPASITAS

Produktivitas lahan sawah per Kecamatan

Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan per

Kecamatan

Produktivitas Lahan Perikanan Darat per

Kecamatan

Luas Lahan Hutan per Kecamatan

X X X

X X

Luas Lahan Sawah per Kecamatan

Luas Lahan Kering per Kecamatan

Luas Lahan Perikanan Darat per Kecamatan

Luas Lahan Hutan per Kecamatan

Luas Lahan Terbangun per Kecamatan

Ha

YF Lahan Sawah per Kecamatan

YF Lahan Peternakan per Kecamatan

YF Lahan Perikanan Darat per Kecamatan

YF Lahan Hutan per Kecamatan

YF Lahan Sawah per Kecamatan

=

=

=

=

= X

X X

X X

Eqivalence Factor Lahan Sawah

Eqivalence Factor Lahan Kering

Eqivalence Factor L.

Perikanan Darat

Eqivalence Factor Lahan Hutan

Eqivalence Factor Lahan Terbangun

Gha/ha

Biokapasitas Lahan Sawah per Kecamatan

Biokapasitas lahan peternakan per Kecamatan

Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Hutan per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Terbangun per Kecamatan

Total Biokapasitas per Kecamatan

Produksi Padi per Kecamatan

Luas Lahan Sawah per Kecamatan

Luas Lahan Kering per Kecamatan

Luas Lahan Perikanan Darat per Kecamatan

Luas Lahan Hutan per Kecamatan Produksi Daging dan

Telur per Kecamatan

Produksi Ikan Darat per Kecamatan

Produksi Kayu per Kecamatan

=

=

=

=

Ha

ton atau m3 Ton/ha

Produktivitas lahan sawah per Kecamatan

Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan per

Kecamatan

Produktivitas Lahan Perikanan Darat per

Kecamatan

Luas Lahan Hutan per Kecamatan

Ton/ha

Produktivitas lahan sawah Dunia

Produktivitas Lahan Kering Terhadap Produk Peternakan

Dunia

Produktivitas Lahan Perikanan Darat

Dunia

Luas Lahan Hutan Dunia

=

=

=

=

Ton/ha

YF Lahan Sawah per Kecamatan

YF Lahan Peternakan per Kecamatan

YF Lahan Perikanan Darat per Kecamatan

YF Lahan Hutan per Kecamatan Gha

(14)

METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (1)

Ardiansyah, 2010

Konsumsi Luas Lahan Sawah per Kecamatan

Konsumsi Luas Lahan Kering per Kecamatan

Konsumsi Luas inland water per Kecamatan

Luas Lahan Hutan Produksi per Kecamatan

w Ha

Konsumsi Beras per Kecamatan

Konsumsi Daging dan Telur per Kecamatan

Konsumsi Ikan per Kecamatan

Konsumsi Kayu per Kecamatan

Emisi CO2Per Kecamatan

=

=

=

=

= X

X X

X X

Eqivalence Factor Lahan Sawah

Eqivalence Factor Lahan Kering

Eqivalence Factor L.

Perikanan Darat

Eqivalence Factor Lahan Hutan

Eqivalence Factor Lahan Hutan

Gha/ha

Telapak Ekologis Lahan Sawah per Kecamatan

Telapak Ekologis lahan peternakan per Kecamatan

Telapak Ekologis L.

Perikanan per Kecamatan

Telapak Ekologis Lahan Hutan per Kecamatan

Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Kecamatan

Gha

Produktivitas lahan sawah Dunia

Produktivitas Lahan Peternakan Dunia

Produktivitas inland water Kab.Gresik

Produktivitas Lahan Hutan Dunia

Rata-Rata Daya Rosot CO2

Luas Lahan Terbangun per

Kecamatan X Eqivalence Factor =

Lahan Terbangun

Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Kecamatan Luas Lahan Hutan per

Kecamatan

Lahan Terbangun Per Kecamatan

=

=

=

=

=

=

Konsumsi Luas Lahan Sawah per Kecamatan

Konsumsi Luas Lahan Kering per Kecamatan

Konsumsi Luas inland water per Kecamatan

Luas Lahan Hutan Produksi per Kecamatan

Luas Lahan Terbangun per Kecamatan Luas Lahan Hutan per

Kecamatan w Ha Ton/ha

Ton atau m3

Total Telapak Ekologis per Kecamatan

RP4D Kab. Gresik 2011-2021 Ludvianto dan Bayu,

2011 Konsumsi Beras per

Kapita

Konsumsi Daging dan Telur per Kapita

Konsumsi Ikan per Kapita

X

Jumlah Penduduk Per Kecamatan

=

Konsumsi Beras per Kecamatan

Konsumsi Daging dan Telur per Kecamatan

Konsumsi Ikan per Kecamatan

Kebutuhan Kayu untuk 1 unit Rumah

Jumlah Unit Rumah per Klasifikasi Kavling per

Kecamatan

X = Konsumsi Kayu per

Kecamatan Bagan II

Bagan I

Bagan III

Bagan I Total Konsumsi Pangan Bagan II Total Konsumsi Kayu

ton jiwa ton m3 unit ton

(15)

Ismayanti, 2011

Suhedi, 2011

MenLH, 2009 Faktor Emisi Kayu Bakar

Suhedi, 2011 Suhedi, 2011

Faktor Emisi Minyak Tanah Konsumsi BBM per

Unit Sepeda Motor

Konsumsi BBM per Unit Mobil

Konsumsi BBM per Unit Kendaraan Besar

X

X

X

Jumlah Unit Sepeda Motor per Kecamatan

Jumlah Unit Mobil per Kecamatan

Jumlah Unit Kendaraan Besar per

Kecamatan

= Konsumsi BBM Sepeda Motor per

Kecamatan

=

=

Konsumsi BBM Mobil per Kecamatan

Konsumsi BBM Kendaraan Besar per

Kecamatan

Total Konsumsi BBM Transportasi per Kecamatan

Total Konsumsi BBM Transportasi per Kecamatan

Total Konsumsi BBM Industri per Kecamatan

+ = Total Konsumsi BBM per

Kecamatan

Konsumsi Elpiji per KK

Konsumsi Minyak Tanah per KK

Konsumsi Kayu Bakar per KK

Liter/unit/tahun unit liter liter

Liter atau Kg/KK/

tahun

X

X

X

Jumlah KK Pengguna Elpiji per Kecamatan

Jumlah KK Pengguna Minyak Tanah per

Kecamatan

Jumlah KK Pengguna Kayu Bakar per

Kecamatan Unit

=

=

=

Total Konsumsi Elpiji per Kecamatan

Total Konsumsi Minyak Tanah per

Kecamatan

Total Konsumsi Kayu Bakar per Kecamatan Liter atau Kg/tahun

Total Konsumsi Elpiji per Kecamatan

Total Konsumsi Minyak Tanah per Kecamatan

Total Konsumsi Kayu Bakar per Kecamatan Liter atau Kg/tahun

X

X

X

Faktor Emisi Gas Elpiji

X Faktor Emisi Bahan Bakar

Fosil = Transportasi per KecamatanEmisi CO2 Kegiatan

=

=

=

Emisi CO2 Gas Elpiji per Kecamatan

Emisi CO2 Minyak Tanah per Kecamatan

Emisi CO2 Kayu Bakar per Kecamatan

liter Kg CO2/Liter 1000 Kg

Kg CO2/Liter atau Kg 1000 Kg

Energi Kegiatan Transportasi

Energi Kegiatan Memasak

Emisi CO2 Kegiatan Memasak per Kecamatan Bagan III Total Emisi CO2 Bagian I

METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (2)

(16)

Konsumsi Listrik Rumah Tangga per

APJ

Konsumsi Listrik Industri per APJ

Konsumsi Listrik Perdagangan per APJ

kWh

Jumlah KK per Kecamatan dalam satu

APJ

Jumlah Industri per Kecamatan dalam satu

APJ

Jumlah Perdagangan dan Jasa per Kecamatan

dalam satu APJ Unit

=

=

=

Konsumsi Listrik Rumah Tangga per

Kecamatan

Konsumsi Listrik Industri per Kecamatan

Konsumsi Listrik Perdagangan per

Kecamatan kWh

Energi Listrik Konsumsi Listrik lain-

lain per APJ

Diproporsionalkan berdasarkan

Luas Lahan Terbangun per Kecamatan dalam

satu APJ = Konsumsi Listrik lain- lain per Kecamatan

Total Konsumsi Listrik per Kecamatan

Total Konsumsi Listrik per Kecamatan

Suhedi, 2011

X Faktor Emisi Bahan Bakar

Fosil = Emisi CO2 Penggunaan Energi Listrik per Kecamatan

Kg CO2/kWh 1000 Kg

kWh

Emisi CO2 Total

Emisi CO2 Kegiatan Transportasi per Kecamatan

Emisi CO2 Kegiatan Memasak per Kecamatan

Emisi CO2 Penggunaan Energi Listrik per Kecamatan

Total Emisi CO2 per Kecamatan Bagan III Total Emisi CO2 Bagian II

METODE ANALISA TELAPAK EKOLOGIS (3)

(17)

METODE ANALISA KONDISI KESEIMBANGAN LINGKUNGAN

Telapak Ekologis Lahan Sawah per Kecamatan

Telapak Ekologis lahan peternakan per Kecamatan

Telapak Ekologis L.

Perikanan per Kecamatan

Telapak Ekologis Lahan Hutan per Kecamatan

Telapak Ekologis Lahan Terbangun per Kecamatan

Gha

Total Telapak Ekologis per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Sawah per Kecamatan

Biokapasitas lahan peternakan per Kecamatan

Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Hutan per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Terbangun per Kecamatan

Total Biokapasitas per Kecamatan

Gha

Dibagi Jumlah Penduduk Per Kecamatan

=

TE Lahan Sawah per Kapita per Kecamatan

TE Lahan peternakan per Kapita per Kecamatan

TE L. Perikanan per Kapita per Kecamatan

TE Lahan Hutan per Kapita per Kecamatan

TE Lahan Terbangun per Kapita per Kecamatan

Total TE per Kapita per Kecamatan

Jiwa Gha/kapita

Dibagi Jumlah Penduduk Per Kecamatan

=

Jiwa

Biokapasitas Lahan Sawah per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas lahan peternakan per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Hutan per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Terbangun per Kapita per Kecamatan Total Biokapasitas per Kapita per Kecamatan

Gha/Kapita

TE Lahan Sawah per Kapita per Kecamatan

TE Lahan peternakan per Kapita per Kecamatan

TE L. Perikanan per Kapita per Kecamatan

TE Lahan Hutan per Kapita per Kecamatan

TE Lahan Terbangun per Kapita per Kecamatan

Total TE per Kapita per Kecamatan

Gha/kapita

Biokapasitas Lahan Sawah per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas lahan peternakan per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas L. Perikanan Darat per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Hutan per Kapita per Kecamatan

Biokapasitas Lahan Terbangun per Kapita per Kecamatan Total Biokapasitas per Kapita per Kecamatan

Gha/Kapita

Selisih (Dikurangi)

=

Defisit Ekologis Lahan Sawah per Kecamatan

Defisit Ekologis Lahan Peternakan per Kapita per Kecamatan

Defisit Ekologis L. Perikanan Darat per Kecamatan

Defisit Ekologis Lahan Hutan per Kecamatan

Defisit Ekologis Lahan Terbangun per Kecamatan Total Biokapasitas per Kapita per Kecamatan

Gha/Kapita

Defisit Ekologis

Telapak Ekologis Per Kapita Biokapasitas Per Kapita

(18)

METODE ANALISA OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN

Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting

Rencana Penggunaan Lahan Berdasarkan RTRW

Hasil Analisis Sasaran Sebelumnya

Analisa Deskriptif Kondisi kebutuhan lahan masing-masing

kategori lahan

Kondisi Defisit Ekologis masing- masing Kategori Lahan Per

Kecamatan Komparatif

Kondisi kebutuhan aktual

Wilayah yang dapat menjadi supply wilayah

lain

Optimasi Penggunaan Lahan Kondisi Biokapasitas dan Telapak

Ekologis Cek data

Skema Analisis Deskriptif

(19)

TEKNIK ANALISA

No. Sasaran Input Data Alat Analisis Output

1 Menganalisa kondisi demand   telapak ekologis (konsumsi sumberdaya alam dari kegiatan)  setiap jenis penggunaan lahan Kabupaten Gresik.

1. Jumlah penduduk

2. Luas lahan aktual masing‐

masing penggunaan lahan 3. Konsumsi masing‐masing

jenis penggunaan lahan

Perhitungan matematis  telapak ekologis

Kondisi konsumsi 

sumberdaya alam dalam  bentuk luasan lahan  masing‐masing jenis  konsumsi 

2 Menganalisa kondisi supply  (kapasitas ekosistem) setiap jenis penggunaan lahan di Kabupaten Gresik.

1. Jumlah penduduk eksisting

2. Produktivitas masing‐

masing jenis penggunaan lahan

3. Luas lahan aktual masing‐

masing penggunaan lahan

Perhitungan matematis  telapak ekologis

Kondisi kapasitas 

ekosistem (biokapasitas)  masing‐masing 

penggunaan lahan

3 Menganalisa kondisi

keseimbangan lingkungan di  Kabupaten Gresik melalui pendekatan telapak ekologis.

1. Hasil analisis sasaran 1 2. Hasil analisis sasaran 2

Perhitungan matematis  telapak ekologis

Kondisi deficit ekologis atau surplus ekologis wilayah Kabupaten Gresik

4 Menentukan optimasi

penggunaan lahan yang akan dikembangkan di Kabupaten Gresik berdasarkan telapak ekologis.

1. Hasil analisis sasaran 3 2. Hasil analisa sasaran 3 3. Luas penggunaan lahan

rencana

4. Luas penggunaan lahan eksisting

Analisis deskriptif Luas lahan optimal  masing‐masing jenis penggunaan lahan

(20)

HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM

(21)

Wilayah Administratif

Luas wilayah Kabupaten Gresik adalah 1.191,25 Km

2

yang mencakup daratan di pulau Jawa seluas 977,80 Km2 dan Pulau Bawean seluas 297,42 Km

2

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Selat Madura dan Kota Surabaya Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto Sebelah Barat : Kabupaten Lamongan

No Kecamatan Jumlah

Desa/Kelurahan Jumlah (ha)

1 Wringinanom 16 6.262

2 Driyorejo 16 5.130

3 Kedamean 15 6.596

4 Menganti 22 6.871

5 Cerme 25 7.173

6 Benjeng 23 6.126

7 Balongpanggang 25 6.388

8 Duduksampeyan 23 7.429

9 Kebomas 21 3.006

10 Gresik 21 554

11 Manyar 23 9.542

12 Bungah 22 7.949

13 Sidayu 21 4.713

14 Dukun 26 5.903

15 Panceng 14 6.259

16 Ujungpangkah 13 9.482

17 Sangkapura 17 11.872

18 Tambak 13 7.870

Jumlah 356 119.125

(22)
(23)

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Luas Prosentase

Tanah Sawah 33.400,49 28,04

Lahan Tambak 25.948,67 21,78

T. Kering 26.463,62 22,22

Bangunan dan 

Pekarangan 13.130,90 11,02

Hutan Rakyat 3.086,08 2,59

Hutan Negara 3.649,64 3,06

Lain‐Lain 13.445,60 11,29

Jumlah 119.125,00 100

28%

22% 22%

11%

3%

3%

11%

Tanah Sawah Lahan Tambak T. Kering

Bangunan dan Pekarangan Hutan Rakyat

Hutan Negara Lain‐Lain

Sumber : Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2012

(24)

Penggunaan Lahan

No Kecamatan

Penggunaan Lahan (ha)

Luas  Wilayah Lahan 

Terbangun 

Budidaya 

Perikanan  Sawah Hutan  Rakyat

Hutan  Negara

Hutan  Mangrove 

Lahan  Kering

(1) (2) (3) (4)

1 Wringinanom 1,544.00 0.00 2,348.00 250.00 0.00 0.00 2,079.99 6,221.99

2 Driyorejo 1,771.00 0.00 1,640.00 2.50 0.00 0.58 2,058.80 5,472.88

3 Kedamean 603.00 0.00 3,577.00 125.00 0.00 0.00 2,379.31 6,684.31

4 Menganti 1,379.00 453.00 2,853.00 7.75 0.00 0.00 2,408.48 7,101.23

5 Cerme 683.00 4,029.14 2,386.00 0.25 0.00 16.28 47.00 7,161.67

6 Benjeng 996.00 360.27 4,580.00 104.27 0.00 2.33 180.36 6,223.23

7 Balongpanggang 1,111.27 326.00 4,814.00 132.73 0.00 0.00 182.00 6,566.00

8 Duduksampeyan 645.00 5,167.76 2,025.00 10.25 0.00 91.59 203.95 8,143.55

9 Kebomas 1,711.31 616.87 520.00 15.37 0.00 25.21 513.00 3,401.76

10 Gresik 484.85 0.00 0.00 0.00 0.00 3.27 224.79 712.91

11 Manyar 820.00 6,114.30 426.00 131.25 0.00 353.58 1,694.58 9,539.71

12 Bungah 628.59 4,446.21 1,226.00 215.15 0.00 437.02 1,694.14 8,647.11

13 Sidayu 1,223.00 1,210.44 1,542.00 284.12 0.00 52.56 122.61 4,434.73

14 Dukun 483.00 1,662.22 3,740.00 427.50 0.00 0.00 205.63 6,518.35

15 Panceng 399.00 81.31 1,610.00 763.82 1,012.00 14.57 2,314.02 6,194.72

16 Ujungpangkah 874.24 4,647.10 876.00 332.00 0.00 827.85 4,525.00 12,082.19

17 Sangkapura 2,504.00 16.50 1,940.00 284.12 1,693.00 187.64 6,060.16 12,685.42

18 Tambak 1,322.00 97.00 1,296.00 0.00 944.64 98.21 3,556.54 7,314.39

Jumlah 19,182.26 29,228.12 37,399.00 3,086.08 3,649.64 2,110.69 30,450.36 125,106.1 5

(25)
(26)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISA

(27)

Ekivalensi Faktor

No. Lahan Eksisting Kondisi di lapangan Kategori Lahan Telapak 

Ekologis Nilai Ekivalensi 1 Lahan Terbangun Merupakan lahan yang sudah 

terbangun baik berupa permukiman,  industri, perdagangan dan jasa  maupun fasilitas‐fasilitas tertentu.

Lahan Terbangun 2.51

2 Budidaya Perikanan

Merupakan lahan tambak, empang,  kolam, dan perairan umum di darat  yang digunakan untuk 

membudidayakan ikan

Lahan Perikanan 0.37

3 Lahan sawah Merupakan lahan pertanian padi dan  palawija sebagai produksi bahan  pangan utama

Lahan Pertanian 2.51

4 Hutan Rakyat Merupakan lahan hutan produksi  yang dikelola oleh masyarakat biasa  merupakan hutan jati, sengon dan  mahoni untuk diambil hasil kayunya

Lahan hutan atau  penyerap karbon

1.26

5 Hutan Negara Merupakan hutan yang memiliki  fungsi lindung dan dikelola oleh  perhutani

Lahan hutan atau  penyerap karbon

1.26

6 Hutan Mangrove Merupakan tanaman disekitar pesisir  pantai dan daerah aliran sungai yang  berfungsi melindungi abrasi serta  juga dapat berfungsi sebagai absorbs  limbah perairan

Lahan hutan atau  penyerap karbon

1.26

7 Lahan kering Merupakan lahan perkebunan,  marginal, lading, belukar yang dapat  menghasilkan rumput untuk  makanan ternak dan digunakan  sebagai tempat penggembalaan  ternak

Lahan Peternakan 0.46

(28)

Faktor Panen (Yield Factor)

Kategori Lahan Lahan Sawah  Lahan Kehutanan Lahan Peternakan Lahan Perikanan

YW 4.4 8.23 0.078 1.61

No Kecamatan YN YF YN YF YN YF YN YF

1 Wringinanom 4.43 1.01 0.46 0.06 0.34 4.36 0 0.00

2 Driyorejo 5.59 1.27 0.46 0.06 0.06 0.77 0 0.00

3 Kedamean 7.79 1.77 0.46 0.06 0.26 3.33 0 0.00

4 Menganti 7.61 1.73 0.46 0.06 0.11 1.41 1.86 15.00

5 Cerme 14.5 3.30 0.46 0.06 4.79 61.41 1.94 15.65

6 Benjeng 5.51 1.25 0.46 0.06 2.69 34.49 4.71 37.98

7 Balongpanggang 11.08 2.52 0.46 0.06 5.48 70.26 0.03 0.24

8 Duduksampeyan 8.37 1.90 0.46 0.06 0.67 8.59 1.74 14.03

9 Kebomas 6.89 1.57 0.46 0.06 0.35 4.49 2.04 16.45

10 Gresik 0 0.00 0 0.00 0.17 2.18 0 0.00

11 Manyar 4.82 1.10 0.46 0.06 0.14 1.79 1.32 10.65

12 Bungah 10.74 2.44 0.46 0.06 0.37 4.74 1.4 11.29

13 Sidayu 2.28 0.52 0.46 0.06 4.95 63.46 3.97 32.02

14 Dukun 10.43 2.37 0.46 0.06 4.1 52.56 1.61 12.98

15 Panceng 6.28 1.43 0.46 0.06 0.79 10.13 5.82 46.94

16 Ujungpangkah 5.13 1.17 0.46 0.06 0.2 2.56 0.92 7.42

17 Sangkapura 8.15 1.85 0.46 0.06 0.12 1.54 0 0.00

18 Tambak 8.23 1.87 0 0.00 0.15 1.92 0.05 0.40

Kabupaten Gresik 8.07 1.83 0.46 0.06 0.33 4.23 1.61 12.98

(29)

KONDISI BIOKAPASITAS (BK)

Proporsi Biokapasitas (BK) di Kabupaten Gresik

(30)

SEBARAN BIOKAPASITAS

Biokapasitas Rendah terdapat pada : 1. Wilayah perkotaan

2. Wilayah dengan lahan perikanan besar namun produktifvitas lahan pertanian kecil

Dengan Produktivitas Tinggi wilayah perdesaan relatif memiliki Biokapasitas yang besar

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiratAllah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Tantangan dari tax amnesty bagi pemerintah Indonesia adalah meyakinkan kepada wajib pajak untuk secara sukarela melaporkan penghasilannya dan membayar pajak melalui program akan

pada halam an type rumah ini,user bisa memilih type-type yang ada disistem.sebelum melakukan perhitungan maka user pertama-tama harus memilih jenis rumah

Perlakuan formulasi pupuk hayati berbasis limbah cair tahu dan formulasi pupuk hayati berbasis limbah cair PKS menunjukkan hasil berat kering yang cenderung lebih

Berdasarkan distribusi jawaban kuesioner diatas, penelitian ini dapat diketahui dan disimpulkan bahwa penerapan asuhan keperawatan di ruang rawat inap bangsal Marwah dan Arofah

Salah satu faktor yang penting dalam kegiatan transportasi ikan hidup adalah tersedianya oksigen. Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat

Pada pelaksanaan kegiatan ini, pada saat dilakukan pengkajian awal didapatkan nyeri pada bahu dan leher siswa yang duduk lama dan dalam kondisi kurang baik, selain itu cara siswa

Selain daripada satu kenyataan itu, mengenai variasi-variasi kecepatan a 1 bergantung pada l , mungkin dapat menulis-nya untuk oksidasi bakteri inhomogen (misalnya,