96 L LP P2 2M M S ST TM MI IK K N NU UR RD DI IN N H HA AM MZ ZA AH H J JA AM MB BI I
POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITMA C.45 UNTUK PENENTUAN TINGKAT RESIKO PENYAKIT GERD
Sukma Puspitorini 1 , Reny Wahyuning Astuti 2 , Cyntia Rivatunisa 3
123
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Nurdin Hamzah, Jambi E-mail:
1[email protected],
2[email protected],
3[email protected]
Abstract - Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a disorder in which the contents of the stomach reflux repeatedly into the esophagus (esophagus), which causes symptoms and or complications that, interfere. The purpose of this study was to determine the level of risk of GERD in respondents based on diet, lifestyle, and perceived symptoms. The method used in this study is a decision tree with the C.45 algorithm. To make a decision tree WEKA tools are used, where data obtained from the results of a questionnaire distributed to 51 respondents to determine diet and lifestyle, then to predict the risk level of GERD a web-based decision support system was built using the Php programming language and the MySQL database. The input needs consist of respondent data input, questionnaire question data input, news data input, and training data input, with process requirements that include respondent data processing, questionnaire question data processing, news data processing, questionnaire data processing, and reporting process, which will produce training data output reports by gender, training data reports by date and prediction results. This study resulted in a design of a decision support system to determine the risk level of GERD that can help medical staff aware and educate the public to recognize early symptoms of GERD disease and to help general practitioners advise patients with GERD.
Keywords : Algoritma C45;Decision Support System;GERD;Web;Weka.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pencernaan makanan adalah proses mengolah makanan dalam saluran cerna, dimana makanan akan diubah menjadi bentuk akhir yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh dinding saluran cerna.
Gangguan pada saluran pencernaan merupakan masalah yang sering ditemui pada pusat pelayanan kesehatan. Perilaku gaya hidup dan pola makan dapat menyebabkan timbulnya gangguan saluran cerna ini. Menurut Suzanna Ndraha (2014) GERD adalah suatu kondisi patologis dimana sejumlah isi lambung berbalik (refluks) ke esofagus melebihi jumlah normal, dan menimbulkan berbagai keluhan seperti heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri yang pedih) dan gejala-gejala lain seperti regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah), (Ekawardana dkk, 2017).
Pada umumnya, penyakit yang terkait dengan asam lambung selalu dibahas sebagai dispepsia atau maag. Padahal GERD adalah penyakit kronik yang bisa mengakibatkan kanker kerongkongan karena asam lambung bisa naik dan mengakibatkan perlukaan di kerongkongan. GERD yang tidak dapat diterapi dengan baik yang dapat menyebabkan terjadinya esofagistis (peradangan tenggorokan) yang dapat memicu penyempitan kerongkongan, pendarahan kerongkongan dan kondisi yang disebut Barrett's esophagus yaitu pembentukan jaringan pada dinding kerongkongan. Jika hal ini terjadi, perjalanan penyakit ini berhubungan dengan kanker
kerongkongan. Prevalensi terjadi GERD dan komplikasinya termasuk rendah untuk negara-negara Asia dibandingkan negara-negara barat. Namun, ini tidak berarti GERD dapat diabaikan begitu saja mengingat jika refluks sering terjadi dan tidak tertangani dengan baik yang dapat dilakukan pada memicu terjadinya kanker esofagus (Puspitorini, 2014).
Faktor pola makan seperti kebiasaan mengonsumsi makanan yang digoreng dan pedas, dapat menjadi faktor risiko seseorang terkena GERD. Apalagi orang Indonesia dikenal sangat menyukai gorengan. Kegemukkan dan perilaku seperti merokok, makan terlalu kenyang, dan makan diselingi minum juga merupakan gaya hidup yang dapat menjadi faktor pencetus GERD (Puspitorini, 2014).
Perlu adanya sebuah sistem pendukung keputusan sebagai alat komunikasi sederhana yang di-implementasikan di sebuah Webite untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit GERD yang kerap disepelekan, untuk membantu tenaga medis menyadarkan masyarakat tentang tinggi rendahnya risiko terkena penyakit GERD kedepannya akibat pola makan dan gaya hidup yang buruk dan untuk membantu dokter umum untuk memberikan advise atau saran kepada pasien GERD.
1.2. Rumusan Masalah
“Bagaimana Membangun Sistem Pendukung
Keputusan untuk menentukan Tingkat Risiko
LP2M STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI 97 Penyakit Gastroesfageal Reflux Disease (GERD)
Dengan Algoritma C45?”.
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Tingkat Risiko Penyakit Gastroesfageal Reflux Disease (GERD) Dengan Algoritma C.45 Ini Mengambil Studi Kasus Di Rumah Sakit Baiturahim.
2. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Tingkat Risiko Penyakit Gastroesfageal Reflux Disease (GERD) Dengan Algoritma C.45 ini Didasarkan pada Pola Makan dan Gaya Hidup.
3. Sistem Pendukung Keputusan Ini Menggunakan Metode Algoritma C.45.
4. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Tingkat Risiko Penyakit Gastroesfageal Reflux Disease (GERD) Dengan Algoritma C.45 Dibangun Dengan Menggunakan Tools Aplikasi Weka Dan Perancangan Sistem Yang Berbasis Web Dan Database Mysql.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Ini adalah Untuk Membangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Tingkat Risiko Penyakit Gastroesfageal Reflux Disease (GERD) Menggunakan Algoritma C.45.
1.5. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit GERD yang kerap disepelekan.
2. Untuk membantu tenaga medis menyadarkan masyarakat tentang tinggi rendah nya risiko terkena penyakit GERD kedepannya akibat pola makan dan gaya hidup yang buruk.
3. Untuk membantu dokter umum untuk memberikan advise atau saran kepada pasien GERD.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah system terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem (Kadir, 2014:61).
Menurut Gordon B. Davis (1992), sistem terdiri dari bagian-bagian yang bersama-sama beroperasi untuk mencapai beberapa tujuan, dengan kata lain bahwa suatu sistem bukanlah merupakan suatu perangkat unsur-unsur yang dapat diidentifikasikan sebagai kebersamaan yang menyatu disebabkan tujuan atau sasaran yang sama (Sunyoto, 2014:32).
2.2. Definisi Keputusan
Keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematik terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor- faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan (Yunitarini, 2013:1).
Keputusan merupakan aktifitas utama manajemen yang sangat menentukan keberadaan suatu organisasi. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat fatal terhadap suatu organisasi. Karena aktifitas ini sangat penting, maka para ahli manajemen senantiasa mencari sistem, metode dan teknologi yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan tersebut (Eniyati & Santi, 2013:2).
Keputusan merupakan proses kesadaran manusia terhadap fenomena individual maupun soial berdasarkan kejadian faktual dan nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan satu atau beberapa alternatif, sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Louis & Arita, 2017:2).
2.3. Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem informasi bebasis komputer yang berfungsi memandu pembuat keputusan para manajer pada sebuah entitas (bias berupa perusahaan, organisasi dan instansi pemerintah).
SPK membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang tidak dapat dipecahkan dengan informasi yang lengkap sehingga masih memerlikan pertimbangan-pertimbangan manusia (Winarto, 2017:401).
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model- model yang tersedia (Furnawan & Pratama, 2017:2).
2.4. Definisi Web
Web merupakan bagian yang tidak terpisahkan saat ini dengan teknologi internet.
Kepopuleran internet saat ini tidak terlepas dari
98 L LP P2 2M M S ST TM MI IK K N NU UR RD DI IN N H HA AM MZ ZA AH H J JA AM MB BI I peran website, karena kemampuannya dalam
menyebarkan informasi dan bagian format, baik dalam format teks, gambar, video, suara, bahkan multimedia, disamping itu berkembang, sehingga peran website saat ini betul-betul dibutuhkan oleh semua pihak (Yuhefizar, 2013).
Website merupakan sebuah halaman berisi informasi yang dapat dilihat jika komputer terkoneksi dengan internet. Dengan adanya website, semua orang di dunia bisa mendapatkan dan mengelola informasi dengan berbagai sumber yang tersedia di internet. website sendiri saat ini bisa memuat berbagai macam media, mulai dari teks, gambar, suara bahkan video (Wahana, 2014).
World Wide Web atau lebih sering dikenal sebagai Web adalah suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink (tautan), yang memudahkan surfer (sebutan para pemakai komputer yang melakukan browsing atau penelusuran informasi melalui internet) (Ardhana, 2014:3).
2.5. Definisi GERD
Menurut Suzanna Ndraha (2014) GERD adalah suatu kondisi patologis dimana sejumlah isi lambung berbalik (refluks) ke esofagus melebihi jumlah normal, dan menimbulkan berbagai keluhan seperti heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri yang pedih) dan gejala-gejala lain seperti regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah), (Ekawardana dkk, 2017).
Menurut Susanto (2002) Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) didefinisikan sebagai suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esophagus yang menimbulkan berbagai gejala yang menganggu (troublesome) di esophagus maupun ekstra esophagus dan atau komplikasi.
Gastroesofageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi (esofagus) kelainan yang menyebabkan cairan lambung mengalir balik (reflux) ke kerongkongan dan cenderung menyerupai rasa panas di dalam dadanya, kadang-kadang dengan menggunakan rasa (Puspitorini, 2014).
2.6. Definisi Data Mining
Data mining adalah proses menemukan pengetahuan yang menarik, seperti asosiasi, pola, perubahan, struktur yang signifikan dan anomali, dari sejumlah besar data yang disimpan dalam database atau gudang data atau repositori informasi lainnya. Telah banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir karena ketersediaan data dalam jumlah besar dalam bentuk elektronik, dan ada kebutuhan untuk mengubah data tersebut menjadi informasi yang berguna dan pengetahuan untuk aplikasi yang besar. Aplikasi ini ditemukan di
bidang-bidang seperti Artificial Intelligence, Machine Learning, Analisis Pasar, Statistik dan Sistem Database, Manajemen Bisnis dan Pendukung Keputusan (Sugara dkk, 2018).
Data mining adalah proses mempekerjakan satu atau lebih teknik machine learning untuk menganalisis dan mengekstraksi knowledge secara otomatis. Penggunaan data mining memiliki tujuan untuk mengetahui pola universal dari data-data yang ada. Dalam menghasilkan suatu knowledge dari pola yang ada, diperlukan penerapan metode scientific yang disebut dengan Knowledge Discovery in Database (KDD) (Jayawardanu dan Hansun, 2015:2).
2.7. Pohon Keputusan
Pohon Keputusan merupakan salah satu teknik yang terkenal dalam penambangan data dan merupakan salah satu metode yang populer dalam menentukan suatu kasus. Hal ini karena metode ini tidak memerhukan proses pengelolaan pengetahuan yang lebih dulu dan dapat diselesaikan dengan masalah-kasus yang memiliki dimensi besar, (Widodo dkk, 2013:21).
Decision tree menggunakan struktur data tree sebagai model dalam proses penentuan kelas dari suatu data (Adinugroho, 2018:56).
Pohon Keputusan merupakan representasi sederhana dari teknik kumpulan untuk kelas berhingga, di mana di dalam internal juga diikat di dalam ikatan atribut, rusuk-rusuknya diberi label nilni atribut yang mungkin dan disatukan dengan kelas-kelas yang berbeda (Hermawati, 2009:58).
2.8. Definisi Algoritma C.45
Salah satu algoritma untuk membuat pohon keputusan adalah C.45. Algoritma C.45 mampu menangani atribut dengan tipe data diskrit atau kontinu, mampu menangani atribut dengan data kosong (missing value), noisy data, dapat melakukan pemangkasan cabang, serta menghasilkan rule (aturan) dari pohon keputusan yang terbentuk.
Ada beberapa tahapan dalam membuat decision tree pada algoritma C.45 (Puspitorini, 2016) yaitu:
1. Hitung jumlah data untuk setiap klasifikasi 2. Menentukan akar pohon. Akar akan diambil
dari atribut yang akan dipilih, dengan cara
menghitung nilai gain dari masing-masing
atribut, nilai gain yang paling tinggi akan
menjadi akar pertama. Sebelum menghitung
nilai gain dari atribut, terlebih dahulu
menghitung nilai entropy dengan
menggunakan rumus.
LP2M STMIK NURDIN HAMZAH JAMBI 99 III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kebutuhan Masukan
Untuk kebutuhan masukan (Input) dibutuhkan data-data yang saling mendukung, antara lain:
1. Input Data Responden.
2. Input Data Pertanyaan Kuesioner.
3. Input Data Berita.
4. Input Data Training.
3.2. Kebutuhan Proses
Untuk kebutuhan proses antara lain:
1. Proses olah data responden
Proses ini berfungsi mengolah data responden yang telah mengisi kuesioner.
2. Proses olah data pertanyaan
Proses ini berfungsi mengolah data pertanyaan pada kuesioner
3. Proses olah data berita
Proses ini berfungsi mengolah data infromasi terkait penyakit GERD.
4. Proses olah data kuesioner
Proses ini berfungsi mengolah data jawaban kuesioner yang telah diisi responden.
5. Proses pembuatan laporan
Proses ini berfungsi mengolah data responden training menjadi sebuah laporan.
a.
Admin
b.
User
0 SPK Tingkat Resiko GERD (Gastroesfageal Reflux Disease)
dengan algoritma C.45 Data Admin
Data Berita Data Pertanyaan Kuesioner Data Training
Data Responden Data Kuesioner
Informasi Data Admin Informasi Data Pertanyaan Informasi Data berita Informasi Data Responden Informasi Data Kuesioner Informasi Data Informasi
Data Responden Data kuesioner Data Informasi
Gambar 1. Context Diagram .
Admin
User
1.0.P Login
2.0 Olah Data Master
3.0 Laporan
Responden
Data Responden Data Kuesioner Informasi Data Responden Informasi Data Kuesioner Informasi Data Informasi
Data Admin
3.P Penelusuran Penyakit
Gerd Data Admin
Data Pertanyaan Data berita Data responden Data Kuesioner Data Informasi
Admin Data Admin Data Admin
Data Admin
Data Responden Data Responden Informasi Data Admin
Informasi Data Pertanyaan Informasi Data berita Informasi Data responden Informasi Data Kuesioner Informasi Data Informasi
Kuesioner Data Kuesioner Data Kuesioner
Data Responden
Data Responden Data Kuesioner
Data Kuesioner Penelusuran Penyakit Gerd
Informasi Data responden Informasi Data Kuesioner Informasi Peneliusuran
Penyakit Gerd
Data Responden Data Kuesioner