• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq. ) 2.1.1 Botani

Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan atau tanaman industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman tropis yang berasal dari Amerika ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur. Brazil dipercaya tempat pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Ekuatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan.

(Hertanto, 2011). Klasifikasinya adalah:

Kingdom : Plantae

Division : Embryophyta siphonagama Class : Angiospermae

Ordo : Monocotyledonae Family : Arecaceae Sub family : Cocoidae Genus : Elaeis

Species : Elaeis guineensis Jacq.

2.1.2 Morfologi A. Akar

Akar kelapa sawit adalah akar serabut. Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakal calon akar) pada bibit terus tambah memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter secara horizontal.

Kedalaman perakaran tergantung umur tanaman, sistem pemeliharaan dan aerasi tanah (Putranto, 2015)

(2)

5 B. Batang

Batang tanaman kelapa sawit tumbuh lurus dan tidak memiliki cabang dikarenakan tidak memiliki kambium. Pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentuk batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Titik tumbuh batang kelapa sawit hanya satu, terletak di pucuk batang, terbenam didalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis. Pada batang terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kuat dan sukar terlepas, walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal pada batang akan terkelupas sehingga kelihatanbatang kelapa sawit berwarna hitam beruas (Sunarko, 2014).

C. Daun

Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 9 m, tergantung pada umur tanaman. Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah daun terpanjang dan panjangnyadapat mencapai 1-120 m. Jumlah anak daun dalam satu pelepah berkisar antara 120-160 (Setyamidjaja, 2006). Menurut Lubis (2008), daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8 lingkaran atau spiralnya yang berputar kiri dan kanan tetapi kebanyakan putar kanan.

D. Bunga

Bunga kelapa sawit termasuk berumah satu. Pada satu batang terdapat bunga betina dan bunga jantan yang letaknya terpisah. Tandan bunga terletak di ketiak daun yang mulai tumbuh setelah tanaman berumur 12-14 bulan, tetapi baru ekonomis untuk dipanen pada umur 2,5 tahun. Primordial (bakal) bunga terbentuk sekitar 33-34 bulan sebelum bunga matang (siap melaksanakan penyerbukan). Pertumbuhan bunga sangat di pengaruhi oleh kesuburan tanah.

Jika tanaman kelapa sawit tumbuh kerdil, maka pertumbuhan bunganya lebih lambat dari pada tanaman yang tumbuh subur (Setyamidjaja, 2006)

(3)

6 E. Buah

Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Daun kelapa sawit setiap tahun tumbuh sekitar 20-40 helai. Semakin tua umur kelapa sawit, pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah yang terbentuk semakin menurun. Meskipun demikian, tidak berarti hasil produksi minyaknya menurun. Hal ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang di hasilkan akan semakin tinggi (Sastrosayono, 2003).

2.2 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 2.2.1 Iklim

Jumlah curah hujan yang baik (optimum) untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000–2.500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun. Temperatur yang optimal bagi tanaman kelapa sawit adalah 240–280 ºC terendah 180 ºC, kelembaban 80% dan penyinaran matahari 5–7 jam/hari. Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk untuk membantu proses penyerbukan (Lubis, 2008).

2.2.2 Tanah

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu (HK), regosol, andosol, organosol, dan aluvial. Sifat fisik tanah yang baik untuk kelapa sawit adalah :

a. Tebal solum 80 cm, solum yang tebal merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik.

b. Tekstur ringan, dikehendaki memiliki pasir 20–60 %, debu 10–40 %, dan liat 20– 50%.

c. Perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh, dan permeabilitas sedang.

d. pH tanah sangat terkait pada ketersediaan hara yang dapat diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 – 6,0 namun yang

(4)

7

terbaik adalah 5,0 – 6,0. Tanah yang mempunyai pH rendah dapat dinaikkan dengan pengapuran, namun membutuhkan biaya tinggi.

e.Kandungan unsur hara tinggi dengan parameter sebagai berikut : - C/N mendekati 10 dengan C = 1 % dan N = 0,1 %.

- Daya tukar Mg = 0,4 – 1,0 me/100 gr.

- Daya tukar K = 0,15 – 0,20 me/100 gr.

2.3 Bahan Tanam Kecambah

Tanaman dura yang digunakan sebagai induk betina mempunyai ciri pada buah seperti mesokarp tanpa serat dan mengandung minyak (O/B) yaitu rasio antara minyak dan tandan buah sekitar 12-18%. Buah sawit dura menempel di spekilet yang mengerombol di tandan dengan jumlah rata-rata per tandan antara 200-3000 buah bergantung pada umur tanaman dan kondisi tanaman, Pada saat panen awal yaitu tanaman berumur sekitar 4-5 tahun setelah tanam (TST), jumlah buah per tandan sekitar 200-300 buah. Sekitar 3-4 tahun setelah panen atau saat tanaman berumur 7-9 TST maka jumlah buah per tandan meningkat menjadi 400-1000 buah. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa ukuran buah bervariasi, yaitu berbobot sekitar 3-30 g per buah serta 2-5 cm berdasarkan diameter buah (Setiawan, 2017).

Penanaman sawit tipe pisifera di lapang bertujuan untuk digunakan sebagai induk jantan nantinya yang dipanen adalah bunga jantan sebagai sumber tepung sari (pollen). Putik pada bunga betina dari tanaman pisifera ini mengalami peleburan dengan sel sperma tepung sari sehingga menghasilkan buah yang mengandung banyak serat dengan kandungan minyak sedikit dan kernel bercangkang sangat tipis atau hampir tidak terlihat. Untuk meyakinkan bahwa tanaman sawit tersebut adalah pisifera maka dilakukan uji potong buah melintang sehingga terlihat apakah bercangkang tipis dan atau mempunyai kernel yang sangat kecil (Setiawan, 2017). Persilangan antara dura dan pisifera menghasilkan tenera. Biji hasil persilangan antara dura dan pisifera mempunyai cangkang tebal yang bersifat seperti induk betinanya namun

(5)

8

embrionya merupakan tenera. Jika biji hasil persilangan dura dan pisifera dikecambahkan maka bibitnya adalah tenera. Seleksi induk yang unggul akan menghasilkan tanaman yang unggul dengan identitas yang jelas atau legitim.

Sebaliknya, bibit sawit yang berasal dari kecambah asalan atau tidak legitim berarti informasi tentang induk yang dijadikan tetua tidak jelas. Apalagi bibit asalan ini berasal dari biji yang diambil dari buah berondolan yang dipanen dari perkebunan dengan bahan tanaman tenera (Setiawan, 2017).

Tenera (T)

Gambar 2.1. Persilangan antara dura (D) sebagai induk betina dengan pisifera (P) sebagai induk jantan

menghasilkan projeni tenera (T) atau dikenal dengan hibrida (DxP)

Sumber foto : Setiawan, 2017

2.4 Pembibitan Pre Nursery

Menurut Hartawan (2008), tujuan utama dari pembibitan adalah untuk mempersiapkan bibit yang baik dengan kriteria, kuat, dan kokoh. Hal ini merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan penanaman di lapangan dan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil dikemudian hari.

(6)

9

Pembibitan merupakan kegiatan mempersiapkan bahan tanam yang meliputi persediaan medium, pemeliharaan, seleksi bibit sehingga diperoleh benih tanaman kelapa sawit yang baik untuk dilakukan pertanaman di lapangan.

Benih kelapa sawit memerlukan air untuk keperluan fotosintesis, memelihara protoplasma serta translokasi hara ataupun fotosintat (Nababan dkk, 2014).

Ada dua sistem pembibitan kecambah kelapa sawit yaitu: sistem dua tahap (double stage) dan sistem satu tahap (single stage). Pemibitan dua tahap terdiri atas Pre Nursery dalam polibag kecil ukuran 15 x 23 cm hingga bibit berumur 3-4 bulan dilanjutkan dalam pembibitan Main Nursery menggunakan polibag besar ukuran 40 x 50 cm hingga bibit berumur 10-14 bulan. Sedangkan pembibitan satu tahap, kecambah langsung ditanam dalam polibag besar hingga umur siap dipindahkan kelapangan (Allolerung dkk, 2010).

Pemeliharaan pembibitan kelapa sawit juga sangat sensitif terutama dengan pemberian air, karena pemberian air cenderung mempengaruhi pertumbuhan bibit kelapa sawit yaitu pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun (Maryani, 2012)

2.5 Sistem Budidaya Hidroponik

Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman yang saat ini mulai banyak diminati masyarakat, terutama ruang lingkup rumahan. Pada sistem bubidaya hidroponik, pemberian unsur hara tetap dilakukan, karena peranannya yang sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Unsur hara yang diberikan harus lengkap, yakni terdiri dari unsur hara mikro dan juga makro.

Pemberiannya pun harus bertahap dan teratur mengingat media tanam tidak menyediakan unsur hara bagi tanaman (Mardhiah dkk, 2011). Sistem hidroponik substrat menggunakan media padatan (bukan tanah) sebagai media tumbuhnya tanaman. Penggunaan media substrat menyebabkan nutrisi dan air tersimpan lebih baik. Selain itu, media tetap lembab dan dapat

(7)

10

menyediakan oksigen tersedia bagi akar tanaman. Media substrat juga dapat menopang tanaman, sehingga tanaman akan tetap kokoh. (Lingga dan Marsono, 2002).

Hidroponik substrat adalah metode hidroponik yang tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media selain tanah yang dapat menahan nutrisi dan air serta menyediakan oksigen untuk mendukung tanaman sebagaimana fungsi tanah.

Sabut kelapa merupakan limbah yang mempunyai potensi besar namun belum dimanfaatkan sepenuhnya. Sabut kelapa memiliki kandungan lignin (35-45%) dan selulosa (23-43%). Sekam padi merupakan media tanam yang ideal dalam hidroponik, hal ini dikarenakan sifat darisekam padi yang mampu menyimpan air dengan baik serta mengandung kalium dan karbon yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Anjaliza dkk, 2013).

Serbuk kayu sebagai media tanam hidroponik cukup praktis, harganya relatif murah, serta memiliki ketersediaan melimpah. Serbuk kayu juga mengandung kelimpahan nutrisi yanglebih baik dibanding media lain sehingga potensial jika digunakan sebagai media tanam (Widyastuti, 2008). Menurut Febriani dkk (2017), penggunaan media pasir sebagai media tanam cukup diminati.

Hal ini terjadi karena tanaman yang ditanam dengan media pasir menghasilkan pertumbuhan yang baik. Tingginya respon pertumbuhan pada media pasir diduga karena media pasir memiliki aerasi yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dewan direksi, proposi komisaris independen, kepemilikan saham komisaris, kepemilikan saham institusional, ukuran

Brand adalah sesuatu yang secara potensial dinilai oleh pasar sasaran berdasarkan keuntungan atau kepuasan yang tersedia, yang meliputi nama, simbol, objek,

Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu .” (ayat 4) Meski Ibadah berlangsung cukup lama yaitu dari pagi hingga tengan hari,

Masalah kependudukan merupakan masalah penting di dunia, terutarna bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu pennasalahan kependudukan

Dalam proses komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Demikian juga halnya

(William Nickels, 2016) mengatakan bahwa lingkup manajemen sumber daya manusia tidak hanya mengenai merekrut atau memberhentikan karyawan, namun lingkup sumber daya

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sajalah saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berjudul “Efektivitas Krim Almond

Solusi yang akan diterapkan dalam kegiatan ini adalah pembangunan unit pengelolaan air minum dengan menggunakan metode gabungan filtrasi-adsorpsi (saringan pasir lambat,