9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Tinjauan penelitian terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan mengenai abnormal return, dan trading volume activity, diantaranya:
a. Penelitian Putri pada tahun 2020
Indikator yang digunakan adalah abnormal return dan trading volume activity. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan puRposive sampling dengan periode yang digunakan 7 hari sebelum, 1 hari saat peristiwa, dan 7 hari setelah peristiwa dan menggunakan penelitian yang bersifat sekunder dengan mengumpulkan data melalui dokumentasi. Hasil penelitian terdapat perbedaan rata – rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa fluktuasi rupiah terhadap dollar AS dan rupiah terdepresiasi paling dalam pada tanggal 23 maret 2020. Terdapat perbedaan rata – rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa fluktuasi rupiah terdapat dollar AS pada tanggal 23 Maret 2020 (Putri, 2020)
10
b. Penelitian Liwe pada tahun 2018.
Indikator yang digunakan adalah abnormal return dan trading volume activity metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan puRposive sampling dengan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang Signifikan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah menguatnya kurs dolar Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah pada 26 Agustus 2015 (Liwe et al., 2018)
c. Penelitian Silaban dan Sedana pada tahun 2018
Indikator yang digunakan adalah abnormal return dan trading volume activity metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode puRposive sampling periode jendela peristiwa yang digunakan selama 15 hari dengan teknik analisis data yaitu Wilcoxon Signed Rank. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa kemenangan Donald Trump pada pilpres Amerika Serikat 2016 (Silaban & Sedana, 2018).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini merupakan pengujian kandungan informasi terhadap peristiwa (event) yang termasuk di luar internal emiten. Perbedaan terletak pada kualifikasi peristiwa yang di ambil yaitu, tentang peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IIdimana peristiwa
tersebut berbeda dengan beberapa peristiwa yang telah dilakukan sebelumnya dengan kata lain peristiwa ini masih belum banyak digunakan pada penelitian event study.
2. Tinjauan teori a. Pasar Modal
Pasar Modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrument keuangan untuk jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Undang – Undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 mendefinisikan Pasar Modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” (Samsul, 2015).
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara lain yaitu menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal (Sunariyah, 2006). Pemerintah memberikan berbagai fasilitas kepada perusahaan yang menawarkan saham/obligasi kepada masyarakat dengan memberikan kemudahan – kemudahan dan juga memberikan peraturan-peraturan agar kepentingan terjamin, sehingga perusahan yang akan go public diteliti kelayakannya (Ahmad, 2004).
b. Pasar Modal Efisisen
Pasar Modal dikatakan efisien jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia. (Jogiyanto, 2017). Menurut (Fama, 1970) pasar efisien adalah ketika semua informasi yang dibutuhkan oleh investor tersedia di pasar dan dapat diakses oleh investor, hal tersebut mencerminkan bahwa pasar tersebut efisien.
Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Sedangkan pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market) (Jogiyanto, 2017).
c. Pengujian Efesiensi Pasar Modal
Pasar menjadi efisien jika harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia meliputi semua informasi di masa lalu maupun informasi saat ini serta informasi yang bersifat pendapat/opini yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga (Tandelilin, 2010). Untuk mengetahui apakah suatu pasar modal efisien dalam bentuk lemah, setengah kuat, atau kuat maka perlu diuji. Pengujian ini dituangkan dalam suatu hipotesis yang disebut sebagai hipotesis pasar efisien atau Efficient Market Hypothesis (EMH). (Fama, 1970) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga, yaitu:
1) Efisien dalam Bentuk Lemah (weak form)
Pasar efisien bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang datang karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa datang menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis teknikal.
2) Efisien dalam Bentuk Setengah Kuat (semi strong)
Suatu pasar dinyatakan efisien dalam bentuk setengah kuat bila informasinya terserap atau direspon dengan cepat oleh pasar (dalam satu hingga dua spot waktu atau return tak normal yang terjadi berkepanjangan (lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan sebagai respon pasar terlambat dalam menyerap atau menginteRprestasikan, dan dengan demikian dianggap pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.
3) Efisien dalam Bentuk Kuat (strong form)
Pasar efisien dalam bentuk kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah dan semua informasi yang dipublikasikan ditambah dengan informasi yang tidak dipublikasikan. Pada pasa efisien bentuk kuat tidak aka nada seorang investor pun yang bisa memperoleh return tak normal.
d. Studi Peristiwa (event study)
Studi peristiwa (event study) merupakan analisis yang mempelajari pengaruh suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar pada saat peristiwa terjadi dan setelah peristiwa terjadi (Samsul, 2010). Event study dapat digunakan untuk menguji kandunagan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. (Jogiyanto, 2017). Seacara lebih spesifik studi peristiwa menyelidiki respon pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita baik atau berita buruk (Tandelilin, 2010).
Pengujian kandungan informasi dimasuksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Menurut (Jogianto, 2017) reaksi pasar dapat ditunjukkan dengan perubahan harga sekuritas yang bersangkutan yang dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa pengumuman yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar seperti pada gambar berikut ini.
Reakasi pasar terhadap peristiwa Kandungan informasi Hasil Ada abnormal return Pengumuman peristiwa Tidak ada abnormal return
Gambar 2.1: Kandungan Informasi Dalam Suatu Pengumuman sumber: Jogianto, 2017
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepet pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informationaiiy efficient market) bentuk setengan kuat.
Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat (quickiy) untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal return dengan lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat secara informasi. Ada kandungan informasi Tidak ada kandungan informasi
Gambar 2.2: Efisiensi Pasar Secara Informasi Sumber: Jogianto, 2017
e. Abnormal Return Dan Expected Return
Abnormal return menurut (Samsul, 2015) merupakan selisih antara return actual dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information) sesudah informasi resmi diterbitkan.
(Brown & Warner, 1985) mengestimasi return ekspektasian dapat mengguanakan model estimasi mean-adjusted model, market model dan markeT-adjusted model.
1) Model disesuaikan rata–rata (mean-adjusted model) menyatakan bahwa return ekspektasi bernilai konstan, yang nilainya sama dengan rata–rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period).
Reakasi pasar terhadap peristiwa Kandungan informasi Hasil Ada abnormal return Pengumuman peristiwa Tidak ada abnormal return Cepat Iama dan berkepanja ngan Tidak Efisien Efisien Tidak Terjawab
2) Model pasar (market model) atau model indeks tunggal (single index model) merupakan model yang didasarkan pada hasil pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar.
3) Model model disesuaikan pasar (markeT-adjusted model) menyatakan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return dari indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
f. Trading volume activity
Trading Volume Activity (TVA) atau volume aktivitas perdagangan saham adalah perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Volume aktivitas perdagangan adalah metode untuk menguji reaksi pasar terhadap informasi. Pengujian reaksi pasar modal dengan menggunakan pendekatan volume terhadap aktivitas perdagangan telah dilakukan oleh (Beaver, 1968).
Aktivitas volume perdagangan merupakan salah satu indikator yang merupakan sinyal reaksi pasar terhadap suatu peristiwa. Reaksi pasar tidak hanya ditunjukkan oleh perubahan harga saham yang tercermin pada abnormal return, tetapi juga ditunjukkan oleh perubahan aktivitas perdagangan yang tercermin dari voiume perdagangan saham perusahaan.
Voiume perdagangan juga dianggap sebagai ukuran kekuatan atau kelemahan pasar (Susanto & Siswanto, 2002)
B. Kerangka pikir penelitian
Suatu peristiwa yang terjadi dapat mempengaruhi harga saham yang diperdagangkan di Pasar Modal apabila peristiwa tersebut memiliki kandungan informasi bagi para investor. Peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IIakan menimbulkan reaksi pasar jika memiliki kandungan informasi. Reaksi tersebut akan dicerminkan dengan perubahan harga pada beberapa saham LQ45 yang menjadi sampel penelitian. Hal tersebut dapat diuji dengan menggunakan abnormal return. Jika peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IImempunyai kandungan informasi maka akan memberikan abnormal return kepada pasar, begitu juga sebaliknya.
Setelah pengujian kandungan informasi telah diketahui, selanjutnya kecepatan pasar berekasi atas peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IIjuga dapat diuji melalui pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat (quickily) untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru, tapi jika investor menyerap abnormal return dengan lambat maka pasar dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat secara informasi (Jogiyanto, 2017).
Reaksi pasar tidak hanya ditunjukkan oleh perubahan harga saham yang tercermin dalam abnormal return, tetapi juga ditunjukkan oleh perubahan aktivitas. Pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IIdapat dijadikan informasi
dalam penelitian analisis teknikal event study kali ini sebagai peristiwa yang dapat menimbulkan reaksi Pasar Modal yang dapat dilihat dari 5 hari sebelum adanya peristiwa PSBB DKI Jakarta Jilid IIdan 5 hari setelah peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid II.
Pada kerangka konsep penelitian yang akan dilakukan kali ini, sesuai dengan Gambar 2.3 menjelaskan bahwa peristiwa yang akan diuji dalam analisis teknikal event study adalah peristiwa tentang pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IISetelah itu akan dilakukan pengujian pada indikator penelitian yang terdiri dari abnormal return (AR) dan trading volume activity (TVA). Kemudian dilakukan pengujian rata – rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IIdan rata – rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid II.
H-5 sebelum PSBB DKI Jakarta Jilid II
Penguman PSBB DKI Jakarta Jilid II
H+5 sebelum PSBB DKI Jakarta Jilid II
Abnormal return Trading volume activity
Rata-rata abnormal return Rata-rata trading volume activity
Gambar 2.3 Kerangka Pikir Sumber: (Muzakir & Rahmawati, 2017)
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan sementara yang dapat diuji dengan memprediksi hasil temuan dalam data empiris. Hipotesis dibuat dari teori yang menjadi dasar dari model konseptual yang dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua variabel atau lebih yang ditunjukkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok (atau antara beberapa kelompok) yang terkait dengan variabel atau variabel-variabel untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut ada atau tidak (Sekaran, 2019).
Apabila terkandung informasi dari peristiwa PSBB DKI Jakarta Jilid IImaka akan menimbulkan abnormal return. Sedangkan apabila pasar tidak bereaksi maka peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IItidak mengandung informasi. Penelitian event study mengenai abnormal return yang dilakukan oleh (Utami S et al., 2017), (Febriyanti & Rahyuda, 2016), (Putri, 2020), Dan (Alrhafynza & Siswanto, 2017) menunjukkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang cukup Signifikan pada abnormal return disekitaran peristiwa. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah:
H1: terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid II
Apabila peristiwa pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid IImemberikan sinyal yang posistif maka volume perdagangan saham akan meningkat, begitupun
sebaliknya jika peristiwa memberikan sinyal yang negatif maka minimbulkan volume perdagangan saham yang menurun. Penelitian event study tentang volume perdagangan saham (trading volume activity) yang dilakukan oleh (Ghoni, 2020), (Palupi et al., 2020), (Ernawati et al., 2019), dan (Sambuari et al., 2020) mendapatkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan rata- rata volume perdagangan saham yang cukup Signifikan pada sekitaran peristiwa. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah:
H2: terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan setelah pengumuman PSBB DKI Jakarta Jilid II.