• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM BANK MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM BANK MANDIRI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM

BANK MANDIRI

Laporan Tugas Akhir

Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain (S.Ds)

Nama : Ray Farandy NIM : 11120210121 Fakultas : Seni dan Desain

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ray Farandy

NIM : 11120210121

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Seni & Desain

Universitas Multimedia Nusantara Judul Tugas Akhir/Skripsi :

PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM MANDIRI PRODI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SENI & DESAIN UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA.

dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya tugas akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana, baik di Universitas Multimedia Nusantara maupun di perguruan tinggi lainnya.

Karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan dan pelaksanan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber.

Demikian surat Pernyataan Originalitas ini saya buat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan serta ketidakbenaran dalam

(3)

iii

pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar (S.Ds.) yang telah diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Multimedia Nusantara.

Tangerang, 12 Januari 2015 Ray Farandy

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SIGN SYSTEM PADA MUSEUM

MANDIRI

Oleh

Nama : Ray Farandy

NIM : 11120210121

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Seni & Desain

Tangerang, 4 Februari 2015 Pembimbing

Ardyansyah, S.Sn, M.M., M.Ds.

Penguji Ketua Sidang

Iqbal Maimun Umar, S.Sn., M.Ds. Gideon K.F.H. Hutapea, S.T., M.Ds.

Ketua Program Studi

Desi Dwi Kristanto, M.Ds.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena kasih setia dan penyertaan-Nya sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Penulis mengambil judul tugas akhir yaitu perancangan Museum Bank Mandiri yang merupakan salah satu objek wisata berlokasi di kawasan kota tua. Museum ini memiliki sejarah yang panjang sebelum diresmikan sebagai Museum Bank Mandiri. Banyak benda bersejarah mengenai perbankan terdapat di dalam museum. Bank Mandiri yang memiliki wilayah yang luas dan berbagai artefak membutuhkan petunjuk arah dan informasi yang baik pula sehingga pengunjung dapat memperoleh informasi secara maksimal. Oleh karena itu, perancangan sign system ini diharapkan dapat membantu para pengunjung dalam menjelajah Museum Bank Mandiri.

Melalui laporan tugas akhir ini, penulis juga berharap agar dapat membantu orang lain yang akan mengambil dan meneliti sign system pada museum. Selain itu, untuk mahasiswa yang akan mengambil topik mengenai sign system agar dapat membantu sebagai referensi dan pertimbangan pada saat pengambilan tugas akhir. Penulis berharap dengan laporan tugas akhir ini, pembaca dapat merasa tertantang untuk membuat sign system yang lebih baik lagi. Penulis sadar bahwa topik tugas akhir ini membutuhkan waktu dan proses pembelajaran yang banyak. Selama pengerjaannya, penulis mengalami kesulitan dan belajar banyak mengenai sign system. Hal ini tentunya berkat bantuan dan

(6)

vi

dukungan yang banyak dari orang dekat di sekitar penulis. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Desi Dwi Kristanto, M.Ds. selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual untuk memberikan kesempatan pada penulis agar tugas akhir ini dapat terselesaikan,

2. Ardyansyah S.Sn, M.M., M.Ds., selakuk Dosen Pembimbing penulis yang sangat sabar membantu dan memberikan dukungan \ sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini,

3. Dosen-dosen fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara yang memberikan saran dan dukungan kepada penulis,

4. Bapak Khoir dan tim pengelola museum yang telah memberikan waktu dan kesempatan penulis dalam penelitian,

5. Keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan, dan bantuan kepada penulis, dan

6. Teman-teman dekat penulis yang turut mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

Tangerang, 12 Januari 2015

(7)

vii

ABSTRAKSI

Museum Bank Mandiri merupakan salah satu museum terbesar yang berada di kawasan Kota Tua, Jakarta. Museum ini memiliki banyak informasi dan benda-benda bersejarah berkaitan dengan perbankan hingga berjumlah ± 27.129 buah. Akan tetapi, sering ditemukan petunjuk atau informasi yang kurang lengkap di dalam museum sehingga pengunjung tidak mendapat banyak informasi selama kunjungan di museum. Oleh karena itu diperlukannya sign system pada museum ini.

Pada tugas akhir ini, penulis akan merancang sign system pada Museum Bank Mandiri. Metode penelitian yang dipakai adalah observasi, dokumentasi, wawancara, survei, dan studi pustaka.

Perancangan sign system untuk Museum Bank Mandiri ini meliputi identification signs, directional signs, regulatory signs, dan operational signs. Sign system yang dirancang bertujuan membantu pengunjung selama berkunjung di Museum Bank Mandiri dan mendapatkan informasi lebih mudah.

(8)

viii

ABSTRACT

Museum Bank Mandiri is one the largest museum located in Kota tua, Jakarta. The museum has a lot information and hisctorical objects related to banks with total amount ± 27.129 pieces. However, signs or lack information often found in the museum till visitors don’t get a lot of information during their visit at the museum. Hence, the sign system is needed in this museum.

In this final project, author will be designing sign systems in Museum Bank Mandiri. The research method used are observation, documentation, interviews, surveys, and literature.

Designing sign systems for Bank Mandiri Museum include identification signs, directional signs, regulatory signs, and operational signs. Sign system designed to help visitors during a visit at the Museum Bank Mandiri and get information more easily.

(9)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v ABSTRAKSI ... vii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR TABEL...xvi DAFTAR LAMPIRAN...xvii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Tugas Akhir ... 3

1.5. Manfaat Tugas Akhir ... 4

1.6. Metode Pengumpulan Data ... 4

1.7. Metode Perancangan ... 5

1.8. Sistematika Perancangan ... 7

(10)

x

2.1. Environmental Graphic Design ... 8

2.2. Signage dan Wayfinding ... 9

2.2.1. Jenis Signs ... 10

2.2.2. Fungsional Sign System ... 15

2.2.2.1. Pemasangan Sign System ... 15

2.2.3. Bentuk Sign ... 16

2.2.4. Material Sign System ... 19

2.3. Semiotika ... 21 2.3.1. Sifat Sign ... 22 2.4. Simbol ... 22 2.5. Gestalt ... 23 2.6. Tipografi ... 25 2.6.1. Anatomi Huruf ... 26 2.6.2. Pengukuran Tipografi ... 27

2.6.3. Legibility dan Readibility ... 28

2.7. Warna ... 29

2.8. Komunikasi ... 35

2.9. Museum ... 36

BAB III HASIL PENELITIAN ... 38

(11)

xi

3.1.1. Sejarah Umum ... 38

3.1.2. Visi Museum Bank Mandiri ... 41

3.1.3. Misi Museum Bank Mandiri ... 41

3.1.4. Tujuan Pembangunan Museum Bank Mandiri ... 42

3.1.5. Operasional Museum Bank Mandiri ... 42

3.1.5.1 Lokasi Museum ... 42 3.1.5.2 Jam Buka ... 44 3.1.6. Hierarki ... 44 3.1.7. Benda Koleksi ... 44 3.1.7.1 Klasifikasi Koleksi ... 45 3.1.7.2 Jumlah Koleksi ... 47

3.1.8. Fasilitas Museum Bank Mandiri ... 48

3.1.9. Denah Museum ... 49 3.1.10. Jumlah Pengunjung ... 50 3.2. Hasil Penelitian ... 51 3.2.1. Wawancara ... 51 3.2.2. Survey ... 52 3.2.3. Observasi ... 58 3.2.4. Analisa SWOT ... 59 3.2.4.1 Strength ... 59

(12)

xii 3.2.4.2 Weakness ... 59 3.2.4.3 Opportunities ... 59 3.2.4.4 Threats ... 59 3.2.5. Artefak Desain ... 60 3.2.6. Mind Mapping ... 65 3.2.7. Konsep Kreatif ... 66

BAB IV ANALISA PERANCANGAN ... 67

4.1. Perancangan Konsep ... 67 4.1.1. Brainstorming ... 67 4.1.2. Konsep Perancangan ... 69 4.2. Aplikasi Kreatif ... 73 4.3. Budgeting ... 82 BAB V PENUTUP ... 86 5.1. Kesimpulan ... 86 5.2. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... xviii

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka penulisan ... 8

Gambar 2.2. Identification Signs...11

Gambar 2.3. Directional Signs ... 11

Gambar 2.4. Warning Signs ... 12

Gambar 2.5. Regulatory Signs ... 12

Gambar 2.6. Operational signs ... 13

Gambar 2.7. Honorific Signs ... 14

Gambar 2.8. Interpretive Signs ... 14

Gambar 2.9. Signs di Ohio&Erie ... 16

Gambar 2.10. Ceiling-hung signs pada American Bank ... 17

Gambar 2.11. Flag-mounted signs ... 18

Gambar 2.12. Wall-mounted signs ... 18

Gambar 2.13. Anatomi Tipografi ... 26

Gambar 2.14. Hue ... 30

Gambar 2.15. Value and Saturation ... 31

Gambar 3.1. Peta Lokasi Museum Bank Mandiri via Google Maps ... 43

Gambar 3.2. Hierarki Bagian Kepengurusan Museum ... 44

Gambar 3.3. Denah Awal Lantai Bawah (Basement) ... 49

Gambar 3.4. Denah Awal Lantai Dasar ... 50

(14)

xiv Gambar 3.6. Survey 1 ... 53 Gambar 3.7. Survey 2 ... 54 Gambar 3.8. Survey 3 ... 54 Gambar 3.9. Survey 4 ... 55 Gambar 3.10. Survey 5 ... 56 Gambar 3.11. Survey 6 ... 56 Gambar 3.12. Survey 7 ... 57

Gambar 3.13. Logo Museum Bank Mandiri ... 60

Gambar 3.14. Directional Sign alur pengunjung ... 60

Gambar 3.15. Direction signs museum ... 61

Gambar 3.16. Tata Tertib Museum Mandiri ... 61

Gambar 3.17. Identification Signs ... 62

Gambar 3.18. Identification Signs ... 62

Gambar 3.19. Directional Signs ... 63

Gambar 3.20. Directional Signs ... 63

Gambar 3.21. Identification Signs ... 64

Gambar 3.22. Toilet ... 64

Gambar 3.23. Mind Mapping ... 64

Gambar 4.1. Sketsa Brainstorming ... 68

Gambar 4.2. Sketsa Digital ... 68

(15)

xv

Gambar 4.4. Warna pada sign ... 70

Gambar 4.5. Font pada sign ... 71

Gambar 4.6. Directional Symbol ... 72

Gambar 4.7. Regulatory Symbol ... 72

Gambar 4.8. Public Facility ... 73

Gambar 4.9. Site Map ... 73

Gambar 4.10. Pengukuran Site Map ... 74

Gambar 4.11. Detail Site Map ... 74

Gambar 4.12. Directional Sign ... 76

Gambar 4.13. Identification Sign C1 ... 77

Gambar 4.14. Identification Sign Type C2 ... 78

Gambar 4.15. Identification Signs Type C3 ... 79

Gambar 4.16. Identification Signs Type D1 ... 80

Gambar 4.17. Identification Signs Type D2 ... 81

Gambar 4.18. Aplikasi Site Map ... 82

Gambar 4.19. Aplikasi Directional Sign ... 82

Gambar 4.20. Aplikasi Identification Sign Type C1 ... 83

Gambar 4.21. Aplikasi Identification Sign Type C2 ... 83

Gambar 4.22. Aplikasi Identification Sign Type C3 ... 84

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Koleksi Museum Bank Mandiri ... 48 Tabel 3.2. Data Jumlah Pengunjung Museum ... 51 Tabel 4.1. Budgeting ... 85

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut International Council of Museum (ICOM), lembaga internasional museum yang diakses melalui icom.museum pada tanggal 24 September 2014, museum merupakan suatu lembaga permanen dan non profit dalam pelayanan masyarakat. Museum memamerkan warisan budaya manusia berwujud maupun tidak berwujud yang digunakan untuk tujuan edukasi, penelitian dan dinikmati masyarakat.

Di Indonesia, berdasarkan Asosiasi Museum Indonesia yang diakses di asosiasimuseumindonesia.org pada tanggal 24 September 2014, terdapat 325 museum yang terdapat di Indonesia per Januari 2014. Salah satu museum di Ibukota yang dipegang oleh swasta adalah Museum Bank Mandiri. Museum yang berada di Jalan Lapangan Stasiun no.1 Jakarta mulai beroperasi pada tahun 2005. Museum yang memiliki luas tanah sebesar 10.039 m2 ini memperlihatkan banyak benda bersejarah mengenai alat-alat perbankan mulai dari mesin atm, uang lama, awal masa komputer, hingga suasana ruang rapat direktur bank yang total koleksinya mencapai ± 27.129 buah.

Museum Bank Mandiri cukup ramai dikunjungi pengunjung tiap harinya. Berdasarkan data statistik pengunjung yang didapat dari museum, setiap tahunnya

(19)

2 pengunjung Museum Bank Mandiri selalu mengalami peningkatan. Data pengunjung museum yang diperoleh pada tahun 2005 diawali dengan angka 11,349 dan di tahun 2012 berjumlah 295,088. Kemudian pada tahun 2013 mengalami peningkatan lagi mencapai 308,066. Hal ini ditunjang dengan fasilitas yang diberikan museum seperti ruang seminar, ruang audio visual, dan beberapa ruang lainnya berkontribusi dalam meningkatkan banyaknya pengunjung datang ke museum. Berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu staff museum (2014), beberapa ruangan tersebut digunakan untuk beberapa kegiatan rutin seperti kegiatan Sahabat Anak, Gathering Kpop, kelas bahasa, dan beberapa kegiatan lainnya. Dengan banyaknya informasi dan kegiatan yang ada di museum, diperlukan perhatian mengenai sign system sehingga memudahkan pengunjung dalam berkunjung di Museum Bank Mandiri.

Berdasarkan pengamatan mengenai sign system yang sudah ada di museum, penulis menemukan bahwa tata letak ruangan tidak sesuai antara yang tertulis di denah dengan kondisi asli di Museum. Setelah melakukan wawancara dengan Bagian Humas dan Marketing Museum, Pak Khoir (2014), hal ini disebabkan oleh kondisi peta dan signs yang belum mengalami perubahan sejak awal dibuatnya sign system di museum. Diketahui bahwa museum ini melakukan beberapa perubahan tata letak seiring dengan kebijakan baru sejak Juni 2014. Akan tetapi, pihak museum belum melakukan pembaharuan signs sejak awal berdirinya museum. Berdasarkan Direktorat Museum, perubahan penyusunan koleksi dapat menghilangkan kebosanan dalam museum. Akan tetapi, beberapa persyaratan teknis juga seharusnya dilaksanakan, diantaranya meliputi tata

(20)

3 pameran, label, cahaya, peralatan audiovisual, keamanan, kondisi udara, lukisan dan diorama, dan lalu lintas pengunjung (2007, hlm. 15).

Menanggapi permasalahan tersebut, penulis bertujuan untuk memperbaharui sign system yang sudah ada sehingga informasi yang disediakan museum sesuai dengan keadaan sebenarnya saat berkunjung ke Museum Bank Mandiri. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Perancangan Sign System pada Museum Bank Mandiri” sebagai tugas akhir.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang yang tersaji di atas dapat di ambil suatu perumusan permasalahan yaitu bagaimana perancangan sign system pada Museum Bank Mandiri?

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini memberikan batasan pada perancangan sign system yang diperlukan pada Museum Bank Mandiri agar memudahkan orang dalam mendapatkan informasi dan memudahkan orang dalam menjelajah di dalam museum. Sign system yang dirancang berupa Identification Signs, Directional Signs, Operational Signs, dan Regulatory Signs.

1.4. Tujuan Tugas Akhir

Berdasarkan latar belakang tersebut, tugas akhir ini dilakukan untuk merancang sign system yang sesuai dengan Museum Bank Mandiri agar membantu pengunjung dalam memberi petunjuk lokasi dan informasi di dalam museum.

(21)

4 1.5. Manfaat Tugas Akhir

Tugas akhir ini juga memiliki beberapa manfaat yang dapat berguna bagi beberapa sudut pandang,

1. Bagi penulis adalah memahami lebih materi yang digunakan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Selain itu juga mengasah pola pikir dalam mengerjakan suatu proyek.

2. Bagi orang lain, tugas akhir ini akan memudahkan orang yang berkunjung pada Museum Bank Mandiri dan meningkatkan kualitas museum itu sendiri.

3. Bagi universitas adalah mampu memberikan gambaran bagi yang akan merancang sign system maupun keperluan akademis lainnya.

1.6. Metode Pengumpulan Data

Dalam tugas akhir ini, diperlukan beberapa metode untuk mencari data dan fakta mengenai Museum Bank Mandiri. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode yang digunakan untuk mencari informasi tersebut adalah wawancara, studi pustaka, dan observasi.

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi (Sugiono, 2009, hlm.317). Wawancara yang dilakukan bersama

(22)

5 dengan pihak pengelola Museum Bank Mandiri untuk memperoleh data dalam pembuatan tugas akhir ini.

Metode studi pustaka yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran) (Nazir, 1998, hlm.112).

Observasi atau pengamatan melibatkan semua indera penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perasa. Observasi itu digunakan untuk mengumpulkan informasi yang didapat dari buku maupun pengalaman di lapangan. Selain itu juga akan dilakukan survei pada pengunjung museum sehingga mengetahui masalah lebih detil dan dapat mengkaji perilaku dan pemikiran masyarakat. Hal ini akan membantu dalam perancangan sign system yang akan digunakan.

1.7. Metode Perancangan

Dalam perancangan tugas akhir ini, maka diperlukan metode dalam merancang sebuah strategi untuk mendapatkan hasil tugas akhir yang efektif. Pada tahap awal yaitu merumuskan masalah atau fenomena yang ada dengan mengobservasi keadaan museum dan apa yang ingin dituju oleh pihak pengelola Museum Bank Mandiri, sekaligus apa yang pengunjung harapkan dari kunjungannya ke museum. Kemudian, menentukan tujuan dari rumusan masalah sebelumnya sehingga pada akhirnya karya yang dibuat sesuai dengan perancangan awal penelitian ini.

(23)

6 Pada tahap selanjutnya, ada studi pustaka untuk menjadi dasar teori setiap rancangan yang dibuat nanti. Selain studi pustaka, penulis juga mencari data dan menganalisa data lapangan, yaitu Museum Bank Mandiri. Berdasarkan data dan teori yang sudah didapat, tahap selanjutnya adalah konsep kreatif melalui mindmapping yang dilanjutkan ke brainstorming sebagai konsep dasar merancang sign system Museum Bank Mandiri.

Kemudian eksplorasi desain melalui sketsa yang akan diubah ke dalam bentuk digital. Setelah itu dibutuhkan percobaan aplikasi desain sehingga dapat dilihat dan dianalisa untuk perbaikan sebelum digunakan.

(24)

7 BAB II: Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi mengenai penjelasan teori-teori yang akan digunakan selama penelitian.

BAB III: Perancangan dan Konsep Visual

Bab ini menguraikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian dan juga metode penelitian yang bervariasi, teknik pengumpulan data, dan informasi, serta

teknik analisa data dan informasi.

BAB IV: Analisis Rancangan dan Konsep Sign System pada Museum Bank Mandiri

Bab ini menjelaskan tentang seluruh hasil penelitian dari tahap analisa dan desain.

BAB V: Kesimpulan dan Saran

Bab penutup ini berisi kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan proses perancangan sign system pada Museum Bank Mandiri

BAB I: Pendahuluan

Bab ini membahas secara mendalam latar belakang dari museum yang sering dikunjungi, tetapi tidak memiliki sign system yang jelas.

1.8. Sistematika Perancangan

(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori yang akan digunakan selama perancangan tugas akhir ini. Pada bagan di bawah ini adalah kerangka teori untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian untuk tugas akhir. Kerangka tersebut merupakan inti dari penelitian tugas akhir ini.

Gambar 2.1. Kerangka penulisan

2.1. Environmental Graphic Design

Environmental Graphic Design (EGD) merupakan salah satu bidang desain tertua dalam mengkomunikasikan informasi pada lingkungan. Penggunaan EGD sudah ada sejak jaman dahulu, karena manusia menggunakan tanda dalam mengkomunikasikan informasi secara visual. Hal ini berkembang seiring dengan

Perancangan Sign System pada Museum Bank Mandiri

Sign System

Desain Komunikasi

(26)

9 pembangunan yang semakin kompleks sehingga semakin dibutuhkan sistem yang tertata, dan kesatuan visual antara signage dan wayfinding. Istilah environmental graphic, signage, dan wayfinding sendiri muncul pada tahun 1970 karena sekelompok designer menemukan bahwa diri mereka lebih sering mendesain dalam bentuk sekelompok tanda-tanda yang memiliki koordinasi dibandingkan media cetak (Calori, 2007, hlm. 2-3).

EGD memiliki tiga elemen dasar yang saling tumpang tindih satu dengan yang lain. Wayne Hunt berpendapat tiga elemen dasar dari EGD meliputi:

1. Signage dan Wayfinding

berorientasi pada orang dengan sebuah tempat dan bagaimana menolong mereka dalam bernavigasi di tempat tersebut.

2. Interpretation

berfungsi menceritakan arti dari konsep sebuah tempat.

3. Placemaking

berfungsi menciptakan citra khusus pada sebuah tempat.

2.2. Signage dan Wayfinding

Signage dan wayfinding membantu dalam mengarahkan orang ke suatu lokasi dan menemukan tempat tersebut. Signage merupakan alat pendukung di dalam wayfinding yang berfungsi untuk memberikan identifikasi, informasi, petunjuk, larangan, penghargaan dan perijinan. Signage dan wayfinding biasanya menjadi

(27)

10 satu kesatuan dalam menginformasi dan memvisualisasikan suatu lokasi (Calori, 2007, hlm. 5).

Menurut Wayne Hunt, sistem navigasi atau wayfinding adalah ilmu yang mengatur dan mendefinisikan rangkaian pesan yang bertujuan agar sebuah bangunan/ruangan dapat menavigasikan diri (self-navigation) secara maksimal. Wayfinding juga memiliki spesifikasi khusus yang berbeda pada tiap tipe tempat dan pengunjungnya. Sedangkan signage adalah alat pendukung di dalam wayfinding yang berfungsi untuk memberikan identifikasi, informasi, petunjuk, larangan, penghargaan, dan perijinan.

2.2.1. Jenis Signs

Suatu petunjuk memiliki tujuan yaitu mengkomunikasikan informasi ke masyarakat mengenai lingkungan mereka. Terdapat beberapa jenis informasi yang telah dikelompokkan dalam kategori:

1. Identification Signs

Petunjuk ini ditempatkan pada suatu tempat untuk mengidentifikasi tempat tersebut dalam satu wilayah. Petunjuk ini memberikan informasi bahwa pengunjung telah berada pada tempat tersebut, walaupun pengunjung sampai pada tempat tersebut sendiri atau menggunakan directional signs.

(28)

11

Gambar 2.2. Identification Signs

(http://www.thegreatdisplaycompany.com/images/Web-Images/ building-signs/widmer-site-song.jpg)

2. Directional Signs

Petunjuk arah ini ditempatkan terpisah dari tempat sebenarnya. Hal ini bertujuan agar mengarahkan orang ke bermacam-macam tempat. Directional Signs seringkali diartikan orang sebagai wayfinding signs karena membantu orang dalam menemukan tujuan mereka. Petunjuk ini sering menggunakan tanda panah.

Gambar 2.3. Directional Signs

(http://landmarksignsincblog.files.wordpress.com/2013/07/ directional-monument-sign.jpg)

(29)

12 3. Warning Signs

Tanda ini berfungsi untuk memperingatkan orang akan bahaya atau prosedur keselamatan di dalam suatu wilayah. Contohnya seperti tanda bahaya akan tegangan tinggi, kebakaran, dan pemakaian tangga darurat.

Gambar 2.4. Warning Signs

(https://farm3.staticflickr.com/2091/2267129957_a26bd65c7e_o.jpg)

4. Regulatory and prohibitory signs

Tanda ini berfungsi untuk mengatur dan melarang orang dalam berperilaku tertentu di dalam suatu wilayah. Contoh tanda ini seperti “Khusus Karyawan”, “Dilarang merokok”.

Gambar 2.5. Regulatory Signs

(http://resources3.news.com.au/images/2014/09/30/1227075/472147-21dc825e-4848-11e4-bdc1-ed6bc6ccc6e4.jpg)

(30)

13 5. Operational Signs

Petunjuk ini berfungsi untuk menginformasikan orang mengenai operasi atau sistem kerja dalam suatu wilayah. Operational signs sering terlihat mendetil dan membutuhkan waktu untuk mempelajari. Salah satu contohnya dalam directory signs, informasi mengenai daftar area pada suatu wilayah, biasanya disajikan dengan peta lokasi. Contoh lainnya seperti jam atau hari operasi suatu tempat.

Gambar 2.6. Operational signs

(http://bizsigns.net/en/assets/Image/directory-signs.jpg)

(31)

14 Petunjuk ini biasanya menghargai orang-orang yang terkait dengan wilayah tersebut. Contohnya donatur suatu tempat atau fasilitas.

Gambar 2.7. Honorific Signs

(http://dyalpartners.com/media/uploads/project-images/3_014_kjames_dyal_belo_center_1262.jpg)

7. Interpretive

Signage membantu orang dalam menginterpretasi makna sebuah lingkungan atau wilayah. Petunjuk ini memberikan informasi suatu lokasi mengenai sejarah, geografis, artefak, dan lain sebagainya. Contohnya meliputi plaque suatu tempat.

Gambar 2.8. Interpretive Signs

(32)

15 2.2.2. Fungsional Sign System

1. 2.2.2.1. Pemasangan Sign System

Dalam pebuatan sign system perlu diperhatikan pemasangan karena pengaruh lokasi tanda yang akan diletakkan, jarak pandang, dan hirarki sign system. Hal ini menjadi faktor penting dalam pembuatan sign system yang baik. Terdapat dua zona pemasangan sign system yaitu:

1. Overhead Zone (Zona di atas mata)

Sign system yang dipasang di atas zona level mata dengan ukuran minimal 80" atau 6'-8" AFF (above the finished floor). Overhead zone sering digunakan untuk menunjukkan tanda-tanda penting yang dapat dibaca dari jarak pandang jauh. Contoh Overhead zone yang sering digunakan adalah directional signs.

2. Eye Level Zone (Zona di level mata)

Sign system yang dipasang dengan jarak pandang setara dengan arah mata kita. Eye level zone memiliki ukuran 5'-0" AFF. Eye level zone sering digunakan untuk informasi yang mendetil dan membutuhkan waktu untuk membacanya. Contohnya seperti informasi peta, informasi ruangan, jadwal, operasional, dan lain sebagainya.

a. Horizontal Field of Vision (arah pandang horizontal) b. Vertical Field of Vision (arah pandang vertikal)

(33)

16 2.2.3. Bentuk Sign

Bentuk sign bermacam-macam dan tidak terbatas. Namun, ada beberapa teori dalam mengklasifikasikan bentuk signs berdasarkan cara pemasangan.

1. Freestanding or ground-mounted

Jenis sign yang bagian bawahnya terpasang pada permukaan horizontal seperti lantai.

a. Pylon or monolith, bentuk petunjuk dengan seluruh panel terpasang dari tanah atau lantai.

b. Lollipop, petunjuk berupa panel di atas tiang.

c. Multiple-posted, petunjuk berupa panel di atas dua atau lebih tiang.

Gambar 2.9. Signs di Ohio&Erie

(Berger, 2005, hlm. 136)

(34)

17 Jenis sign yang bagian atasnya terpasang dengan permukaan horizontal seperti pada atap.

a. Suspended monolith, seluruh panel menggantung pada atap.

b. Suspended pendant, panel dengan tiang yang menggantung pada atap. c. Suspended multiple-posted, panel dengan 2 tiang atau lebih

menggantung pada atap.

Gambar 2.10. Ceiling-hung signs pada American Bank

(Berger, 2005, hlm. 89 & 164)

3. Projecting or flag-mounted

Jenis sign yang bagian samping sign terpasang secara tegak lurus pada bagian permukaan vertikal seperti di tembok.

(35)

18 b. Projecting lollipop, panel dengan satu tiang menempel pada bagian

permukaan vertikal atau tembok.

c. Projecting multiple-posted, panel dengan dua tiang atau lebih yang menempel pada bagian permukaan vertikal atau tembok.

Gambar 2.11. Flag-mounted signs

(Berger, 2005, hlm. 138 & 164)

4. Flush or flat wall-mounted

Bagian belakang sign terpasang secara paralel pada permukaan rata vertikal di tembok.

a. Wall Plaque, bagian belakang panel terpasang pada permukaan tembok

Gambar 2.12. Wall-mounted signs

(36)

19 2.2.4. Material Sign System

Pembuatan sign system tidak hanya bentuk dan informasi saja yang diperhatikan, setiap material memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada suatu tampilan sign system. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan yang tepat sehingga sign system dapat ditampilkan secara baik. Ada beberapa jenis material yang biasa digunakan pada sign system:

1. Metals

Material ini dikenal karena strukturnya yang kokoh dan baik. Metals memiliki kekurangan karena bahannya yang dapat terkena oksidasi dan korosi. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan pemberian lapisan di permukaannya. Ada empat jenis metal yang sering digunakan, yaitu:

a. Aluminium

Material ini memberikan tampilan menarik dan elegan. Daya tahan aluminium lama, memiliki bobot yang cukup ringan, tetapi biaya pembuatannya cukup mahal.

b. Carbon Steel / Baja

Carbon steel biasanya digunakan sebagai struktur dasar sign system, berat, dan memiliki daya tahan lebih lama daripada aluminium. Biayanya juga mahal, dan penampilannya tidak menarik. Selain itu diperlukan lapisan cat agar tidak berkarat.

(37)

20 c. Stainless Steel

Sifatnya mirip dengan aluminium tetapi memiliki kualitas lebih baik dan harga yang lebih mahal. Stainless steel tidak mudah berkarat.

d. Bronze Brass dan Copper

Material ini biasa digunakan untuk sign face, plakat, dan lain sebagainya. Material ini lebih berat dan sangat mahal. Selain itu diperlukan coating karena dapat berkarat.

2. Plastik

Plastik memiliki sifat transparan mirip dengan kaca, mudah dibentuk, lumayan kuat, dan paling ringan dibandingkan dengan material lainnya. Plastik dapat digunakan sebagai material utama maupun finishing untuk sign system. Ada dua jenis plastik yaitu acrylic dan polycarbonate.

3. Glass

Material kaca dapat memberikan kesan bersih karena transparan. Akan tetapi, perlu diperhatikan tingkat kontras antara latar belakang dan informasi sehingga tetap nyaman dibaca. Kemudian kualitasnya lebih baik dibanding plastik, tetapi memiliki bobot lebih berat dan biaya lebih mahal. 4. Kayu

Kayu jarang digunakan karena material ini biasanya digunakan untuk sign system yang berhubungan dengan alam. Karena sifatnya yang alami, kayu

(38)

21 mudah lapuk dan memerlukan coating agar dapat bertahan. Pengaplikasian informasi kedalam kayu dapat melalui cat atau ukir.

2.3. Semiotika

Semiotik berasal dari kata semeion (bahasa Yunani) yang berarti tanda, maka semiotika berarti ilmu tanda. Seluruh teori yang berhubungan dengan semiotika atau semiologi mempertegas cara menata susunan tanda dan bagaimana orang menciptakan makna dari susunan tanda. Semiotik adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kemungkinan bagaimana tanda atau lambang ditafsirkan. Ada dua tokoh semiotik yang terkenal yaitu Charles Sanders Peirce (1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913).

Teori yang dipakai untuk perancangan sign system menggunakan teori Charles William Morris yang berakar pada Charles Sanders Peirce. Ada tiga elemen yang semiotik yang dibahas oleh Charles William Morris, yaitu Sintaktik, Semantik, dan Pragmatik. Berikut semiotika Morris yang sering digunakan dalam komunikasi visual.

1. Sintaktik

Hubungan sign formal dengan sign lainnya, berhubungan dengan keseragaman, keterpaduan sistem/struktur, disiplin, hubungan unsur-unsur, kontiniuitas.

(39)

22 2. Semantik

Hubungan sign dengan obyek yang dipresentasikan, berhubungan dengan makna, arti suatu citra visual dan informasi diungkapkan atau diekspresikan.

3. Pragmatik

Hubungan sign dengan penerjemah (interpretant), berkenaan dengan teknis dan praktis, seperti ukuran, material, warna dengan pertimbangan kegunaan, kemudahan, keamanan, dan kenyamanan.

2.3.1. Sifat Sign

Komunikator menggunakan tanda (sign) untuk menciptakan dan menyampaikan pesan sebuah makna dalam sign bersifat fisik yang dapat diterima oleh indra kita. Makna dapat diterima secara berbeda-beda kepada orang yang berbeda dalam waktu dan konteks yang berbeda juga.

2.4. Simbol

Ada dua macam cara untuk mengkomunikasikan objek, perilaku, dan perasaan di hidup ini, yaitu suara (perkataan), dan gambar (simbol). "Kata" merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan sesuatu yang rumit, ide yang saling terkat dibandingkan dengan simbol. Akan tetapi, simbol memiliki kelebihan karena dapat mengkomunikasikan pesan tanpa terhalang bahasa yang berbeda-beda (Berger, 2005, hlm. 57).

(40)

23 Simbol terkadang tidak berhasil dalam menyampaikan suatu pesan dengan sistem kerja yang efektif. Beberapa hal berikut dapat menjadi acuan dalam menciptakan suatu sistem simbol:

1. Penggunaan simbol yang tidak terlalu banyak. Terkadang penggunaan banyak simbol juga dapat membingungkan pengamatnya. Contohnya dalam masalah warna yang dipakai, sebaiknya tidak melebihi dari enam jenis warna.

2. Simbol mudah diingat. Simbol yang memiliki sistem desain yang sama akan mudah untuk dimengerti dan diingat. Dalam satu gambar seperti pohon, dapat digunakan istilah "tree" dalam Bahasa Inggris, "arbol" dalam Bahasa Spanyol", dan "ki" dalam Bahasa Jepang, tetapi makna ketiganya sama. Hal ini memudahkan pengamat dalam mengidentifikasi simbol. 3. Simbol dapat dibaca dan dimengerti secara tepat. Simbol sebaiknya

sederhana dan langsung pada maksud (pesan) sebenarnya. Sehingga simbol tidak terlalu rumit atau terlalu sederhana sehingga orang tidak menerima pesan yang berbeda.

2.5. Gestalt

Teori ini melibatkan tentang persepsi visual, memori, asosiasi pikiran dan pengetahuan, psikologi sosial dan psikologi seni. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti “bentuk”. Gestalt digunakan untuk menganalisis dan mendefinisikan cara-cara manusia dalam mencerap (persepsi).

(41)

24 Oleh psikolog Gestalt, pikiran tidak hanya memahami bentuk yang paling sederhana, tetapi juga melihat bentuk yang terbaik atau yang paling tepat. Hal ini berarti manusia cenderung melihat objek tidak sebagai objek itu sendiri, tetapi sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Dari teori ini, psikolog tersebut mengkelompokkan tentang persepsi-persepsi tersebut ke dalam prinsip komposisi visual seperti di bawah ini:

1. Kemiripan (similarity)

Objek yang mirip satu dengan yang lain cenderung dilihat sebagai kesatuan bentuk. Kotak berwarna hitam dilihat sebagai satu kesatuan dan yang putih dilihat sebagai kesatuan.

2. Penutupan (Closure)

Penangkapan suatu unsur-unsur yang terpisah ditempatkan sebagai suatu kesatuan.

3. Kontinuitas (Continuity)

Kontinuitas terjadi apabila sebagian bentuk saling tumpang tindah atau dalam bentuk bersentuhan sehingga persepsi yang kita lihat adalah bentuk yang tidak terputus.

(42)

25 Manusia memiliki kecenderungan untuk menginterpretasikan suatu bentuk visual sebagai objek dengan latar belakang. Hal ini juga berhubungan dengan bagaimana persepsi masing-masing individu.

2.6. Tipografi

Tipografi adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara (karakter/aksara/type/ typeface). Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu pemanfaatan tipografi sebagai sarana komunikasi dan informasi. Bahkan kaitannya dengan publikasi visual, tipografi memang memiliki nilai fungsional sekaligus estetik. Selain itu di dalam mengkomunikasikan pesan, visual yang ditampilkan dapat berupa tipografi saja.

Karakter dalam tipografi disebut dengan typefaces. Typefaces menggambarkan keunikan figur suatu karakter. Menurut Calori (2007, hlm. 105) , typefaces juga kunci dalam penampilan suatu sistem tanda. Ada tiga faktor untuk memilih typefaces untuk sign system:

1. Formal

2. Bertahan dalam waktu yang lama 3. Tingkat keterbacaan

(43)

26 2.6.1. Anatomi Huruf

Huruf juga memiliki gabungan komponen yang merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan huruf yang satu dengan yang lain (Sihombing, 2001, hlm. 12-13). Berikut adalah terminologi umum yang digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf

Gambar 2.13. Anatomi Tipografi

(http://www.nhsdesigns.com/images/examples/graphic_typography_anatomy.jpg, n.d.)

1. Baseline

Sebuah garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian terbawah dari setiap huruf besar,

2. Capline

Sebuah garis maya lurus huruf horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari setiap huruf besar,

(44)

27 Sebuah garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil,

4. x-Height

Jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. x-Height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara yang termudah mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf "x",

5. Ascender

Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di antara meanline dan capline, dan

6. Descender

Bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline.

2.6.2. Pengukuran Tipografi

1. Ukuran

Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah point, pica, dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris. Sistem pengukuran yang dipakai sekarang mengacu pada sistem Anglo-Saxon dengan perhitungan 72 pt setara dengan 1 inch atau 2,539 cm (Sihombing, 2001, hlm. 20).

(45)

28 Pengukuran tradisional menggunakan metal berbentuk persegi empat yang disebut quad. Potongan metal akan diletakkan di antara satu kata dengan yang lain untuk mengukur jarak antarkata. Satuan ukuran quad disebut em, setengah em adalah en. Jika suatu huruf berukuran 10 pt maka em-quad-nya adalah 10 pt x 10 pt.

3. Jarak Antarhuruf

Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam photo-typesetting dan digital composition dihitung dengan sistem unit. Unit yang dipakai memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung sistem yang dipakai.

4. Jarak Antarbaris

Pengukuran jarak antarbaris (leading) dihitung dengan menggunakan satuan point. Teknik tradisional memakai lembaran metal yang disisipkan di antar baris. Lembaran metal ini memiliki ketebalan yang beragam.

2.6.3. Legibility dan Readibility

Dalam penggunaan tipografi khususnya untuk menyampaikan informasi bagi pengamat berkaitan erat dengan legibility dan readibility. Kedua hal ini mempermudah seseorang dalam menerima informasi. Legibility adalah tampilan suatu huruf yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Legibility berpengaruh pada readibility, yaitu kombinasi huruf dalam sebuah kata, agar dapat terbaca dan dimengerti dengan baik (Sihombing, 2007, hlm. 304).

(46)

29 Di bawah merupakan beberapa fakta mengenai legibility dan readibility berkenaan pada signage:

1. Huruf berjenis serif membantu dalam memandu mata sepanjang baris individual pada sebuah teks, jadi bisa disimpulkan bahwa huruf berjenis serif cenderung lebih baik untuk bacaan teks panjang.

2. Karakter huruf kecil atau dilihat dari jarak yang jauh, detil pada huruf akan menghilang. Dalam situasi seperti ini dapat digunakan sans serif.

3. Pada kondisi ekstrem, jarak yang sangat jauh dan teks berukuran sangat kecil disarankan agar menambahkan berat huruf menjadi lebih lebar dan penambahan letter spacing agar teks lebih mudah terbaca.

2.7. Warna

Menurut Fraser (2004, hlm. 6), warna memiliki persepsi yang berbeda-beda dan subjektif. Persepsi yang terlihat melalui warna dapat membentuk lingkungan, seperti pada gedung, seni, dan desain. Kegunaan warna sering ditemukan pada saat menjual sesuatu. Hal ini dikarenakan warna dapat menciptakan mood. Selain itu, warna juga membantu menunjukkan identitas suatu barang. Peran warna di dalam sign system:

1. Mengkontraskan atau mengharmonisasi suasana, 2. Meningkatkan makna pesan,

3. Membedakan pesan yang satu dengan yang lain, dan 4. Menjadi dekorasi.

(47)

30 Sebagai Environment Graphic Designer terkadang desainer grafis tidak bebas dalam memilih warna karena sudah ditentukan oleh lembaga atau perusahaan yang mengelola. EG desainer juga harus meneliti warna khas suatu tempat jika ingin mendesain suatu sign system pada daerah tersebut (Calori, 2007, hlm. 126-128).

Warna dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu:

1. Hue adalah pembagian warna berdasarkan nama--nama warna, seperti merah, biru, hijau, kuning, dan lainnya.

Gambar 2.14. Hue

(http://www.beading-design-jewelry.com/images/color-wheel-hue-names.gif)

2. Value adalah pembagian warna berdasarkan gelap dan terangnya warna. Hal ini dapat dilihat seperti tingkat abu-abu yang berbeda.

(48)

31

Gambar 2.15. Value and Saturation

http://3.bp.blogspot.com/value+and+saturation+example.jpg

3. Intensity adalah pembagian warna berdasarkan tingkat kemurnian atau kejernihan dari warna tersebut.

Menurut Supriyono (2010, hal. 70), peran warna dalam pengaplikasiannya pada sign system lebih memfokuskan pada permainan kontras dalam warna. Berikut kegunaan warna dalam sign system:

1. Colour Contrast antara signboard dengan background yang membuat signage terlihat lebih menonjol dan membuat pengamat mudah mengenali sign board.

2. Colour Contrast antara signboard dengan sign content dapat meningkatkan legibility dan readibility. Sign Content ini berupa huruf, angka, simbol, dan shape.

3. Colour Contrast dalam jenis signage dan jenis informasi yang diberikan seperti penggunaan warna merah untuk keadaan darurat, biru untuk keadaan normal, dan kuning untuk bahaya.

(49)

32 4. Colour contrast dengan perbedaan jenis pesan, seperti sign dengan dua bahasa, hal ini dapat diterapkan perbedaan warna sehingga memudahkan orang dalam membedakan pesan.

American with Disabilities Act (ADA) merekomendasikan agar penggunaan warna figure/objek (tipografi, elemen grafis) dan ground (latar belakang) sebaiknya memiliki kontras sebesar 70%. Hal ini membantu legibility dan readibility suatu pesan. Akan tetapi penggunaan warna dalam tulisan juga sebaiknya sesuai. Berikut identifikasi warna dalam penggunaannya pada sign system:

1. Merah, warna ini biasanya digunakan sebagai tanda larangan atau bahaya. 2. Jingga, warna ini digunakan sebagai tanda peringatan seperti mesin-mesin

berbahaya.

3. Kuning, warna ini digunakan sebagai tanda hati-hati atau peringatan akan adaya suatu bahaya.

4. Hijau, warna ini biasanya digunakan sebagai tanda keselamatan.

5. Ungu, warna ini digunakan sebagai penanda adanya radiasi x-ray, alpha, beta, gamma, neutron, dan proton.

6. Hitam dan Putih, warna ini dapat digunakan sebagai batas, dan dalam lalu lintas digunakan sebagai zebra cross, atau batas trotoar.

(50)

33 Selain beberapa fungsinya di sign system, warna juga dapat berbicara melalui persepsi yang disesuaikan dengan level emosional, intelektual, dan secara fisik. Berikut beberapa persepsi terhadap warna yang dikaitkan dengan psikologi warna (Wright, 1998).

1. Warna Merah

Dalam psikologi warna, merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, kekuatan, dan kegembiraan.. Untuk menjaga keseimbangannya, warna merah akan terlihat baik jika dipadukan dengan warna biru muda.

2. Warna Oranye

Warna oranye memberi kesan hangat dan bersemangat. Warna oranye sebagai peleburan dari warna merah dan kuning ini sama-sama memberi efek yang kuat dan hangat. Namun, warna oranye perlu digunakan secara hati-hati karena dapat memberi kesan murah jika digunakan terlalu dominan karena warna ini memberi kesan mudah untuk dijangkau. Warna yang baik untuk dipasangkan dengan warna oranye adalah warna ungu atau biru karena akan memberi kesan unik dan berkelas.

3. Warna Kuning

Warna kuning memberi arti kehangatan, rasa bahagia, dan seolah-olah ingin menimbulkan hasrat untuk bermain. Dengan kata lain, warna ini juga mengandung makna optimis, semangat, dan ceria. Dari sisi psikologi, keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental.

(51)

34 4. Warna Biru

Di dalam dunia bisnis warna biru disebut sebagai warna corporate karena hampir sebagian besar perusahaan menggunakan biru sebagai warna utamanya. Hal ini dikarenakan warna biru mampu memberi kesan profesional dan kepercayaan. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi, warna biru tua mampu merangsang pemikiran yang jernih dan biru muda membantu menenangkan pikiran serta meningkatkan konsentrasi.

5. Warna Hijau

Warna hijau adalah warna yang identik dengan alam dan mampu memberi suasana tenang dan santai. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi, warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi. Di dalam bidang desain, warna hijau memiliki nilai tersendiri karena dapat memberi kesan segar dan membumi terlebih jika dikombinasikan dengan warna coklat gelap. 6. Warna Hitam

Warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, gelap, dan menakutkan, tetapi juga mampu memberikan kesan elegan. Oleh karena itu, elemen apapun jika dikombinasikan dengan warna hitam akan terlihat lebih menarik.

(52)

35 7. Warna Putih

Salah satu kelebihan warna putih adalah kemampuannya untuk membantu mengurangi rasa nyeri. Ini dikarenakan warna putih memberi kesan kebebasan dan keterbukaan. Putih sebagai warna yang murni dan tidak menggunakan campuran apapun memberi arti yang suci dan bersih. Untuk menciptakan desain dengan konsep minimalis, penggunaan warna putih dapat menjadi pilihan yang tepat.

8. Warna Coklat

Warna coklat adalah salah satu warna yang mengandung unsur bumi. Dominasi warna ini akan memberi kesan hangat, nyaman, dan aman. Kelebihan lainnya adalah warna coklat dapat menimbulkan kesan modern, canggih, dan mahal karena kedekatannya dengan warna emas. Secara psikologis, warna coklat akan memberi kesan kuat dan dapat diandalkan.

2.8. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua pihak (Safanayong, 2006, hlm.10). Tujuan dari komunikasi dapat bermacam-macam sesuai dengan cara komunikasi yang dipakai, yaitu:

1. Identifikasi, 2. Informasi,

3. Promosi, bersifat provokasi, persuasi, propaganda, dan 4. Ambience, menciptakan suasana lingkungan.

(53)

36 Komunikasi melibatkan beberapa hal yaitu pengirim, pesan, medium, penerima, umpan balik. Jika kelima hal tersebut terpenuhi maka komunikasi terjadi. Jika dilihat dari sudut pandang penelitian mengenai sign system maka desainer sebagai pengirim pesan berupa informasi lokasi dan tanda. Kemudian dengan menggunakan medium signage maka pesan tersebut disalurkan menuju penerima yaitu pengamat atau orang yang melihat signage. Lalu bagian terpenting adalah umpan balik dari penerima yaitu mereka mengerti akan informasi tersebut walaupun mereka mengikuti atau tidak sign yang mereka lihat.

Dalam berkomunikasi, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Pada sign system, komunikasi berfungsi sebagai membawa kesadaran dan pemahaman pada pengamat. Selain itu juga dapat membina maupun memperbaiki persepsi yang keliru.

2.9. Museum

Menurut International Council of Museum (ICOM) di icom.museum yang diakses pada tanggal 24 September 2014, museum merupakan suatu lembaga permanen dan non profit dalam pelayanan masyarakat dan perkembangannya. Museum bersifat terbuka untuk umum, dimana museum menyimpan, meneliti, menghubungkan, dan memamerkan warisan budaya manusia yang berwujud dan tidak berwujud untuk tujuan edukasi, penelitian dan dinikmati masyarakat.

Pada tahun 1990-an, Museum awalnya memiliki akses terbatas untuk umum. Selain itu museum sebagai tanda kemakmuran dan kekuatan pemerintah pada jaman tersebut. Setelah adanya perkembangan, pemerintah juga sadar akan

(54)

37 pentingnya pelayanan masyarakat dan edukasi. Pandangan akan museum pun berubah dan museum dipandang sebagai salah satu insitusi yang menyediakan edukasi untuk masyarakat (Hein, 1998, hlm. 4-5).

(55)

38

BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1. Profil Museum Bank Mandiri

3.1.1. Sejarah Umum

Berdasarkan hasil wawancara dan data profil museum yang diperoleh penulis, Museum Bank Mandiri dahulu merupakan gedung yang dipakai untuk perdagangan Belanda. Pada tahun 1921, Perkumpulan Dagang Belanda (Nederlandse Handel Maatschappij, N.V.) merencanakan untuk membangun gedung baru yang lebih besar dan modern di Batavia. Perencanaan pembangunan gedung tersebut diserahkan kepada 3 perusahaan arsitek pembuatan gedung, yakni: Biro Fermont-Hulswit-Cuijper, C.P Wolff Schoemaker, dan Algemeen Ingenieur-en Architecten Bureu (A.I.A).

Rencana pembangunan gedung ini baru direalisasikan pada tahun 1929. Biro Fermont-Hulswit-Cuijpers diperkenankan untuk membuat rencana pembangunannya. Lokasi gedung ini sangat strategis berada di depan stasiun yang dahulu disebut Station Plan, sebelumnya pernah dibangun gedung milik perusahaan Schliper yang kemudian pada tahun 1913 gedung tersebut terbakar. Pada tahun 1928 Perusahaan Dagang Belanda (Nederlandsche Handel Maatschappij) atau dikenal sebagai de Factorij membeli lokasi tersebut dan membangunnya menjadi kantor wilayah NHM (de factorij) di Batavia pada tahun 1929.

(56)

39 Gedung ini digunakan sebagai Kantor Pusat ex-Bank Exim sampai tahun 1995. Kemudian pada tahun 2004, gedung ini dipersiapkan untuk dijadikan museum dan mulai dibuka pada tahun 2005. Gedung dengan empat lantai memiliki luas sebesar 21.509 m ini menjadi gedung bersejarah yang masuk dalam pelestarian cagar budaya di kawasan Oud-Batavia. Empat lantai tersebut dibagi menjadi:

1. Souterrain (Basement)

Pada lantai ini terdapat ruang khazanah/kluis atau dapat disebut ruang Brandkast untuk menyimpan surat-surat berharga seperti saham dan obligasi yang memiliki akses langsung ke bagian persahaman yang berada di lantai Begane Grond (lantai dasar) serta ruang Kaskluis untuk menyimpan uang tunai yang juga mempunyai akses langsung ke bagian Kas Afdeeling (bagian1 kas).

Di samping kiri dan kanan ruangan terdapat 2 lorong yang menuju ke arah lift uang, selama NHM menempati gedung ini 2 lorong tersebut selain difungsikan sebagai jalur yang sering dilintasi para petugas, juga difungsikan sebagai tempat disemayamkannya para Direksi yang meninggal sebelum dibawa ke negerinya. Selain ruang Brandkast, di lantai ini juga terdapat pabrik percetakan kertas, yang sekarang difungsikan sebagai tempat parkir, ruang pembuatan mebel, parkir sepeda, pembuatan alat-alat percetakan (stempel), taman, dll.

(57)

40 2. Begane Grond (Lantai Dasar)

Pada bagian ini dipisahkan menjadi 2 bagian utama, yakni : a. Bagian Kiri

Diperuntukan untuk pengurusan surat-surat berharga seperti saham, obligasi, dan pada bagian ini memiliki akses langsung ke lantai Souterrain (Basement) untuk menyimpan langsung surat-surat berharga tersebut di ruang kaskluis, serta terdapat juga ruang pembukuan.

b. Bagian Kanan

Bagian kanan ini diperuntukan untuk urusan kas, termasuk di dalamnya bagian perkreditan perjalanan, ruang kas bagi orang-orang Cina dan ruang administrasi bagi perbankan. Pada lantai ini juga terdapat meja teller sepanjang 122 m yang dibagi menjadi bagian perkreditan, penggadaian, deposito, inkaso, giro, kredit perjalanan, dll. Pada lantai ini terdapat lift khusus bagi para Direksi NHM yang khusus diperuntukan untuk mereka.

3. 1e Verdieping (Lantai Satu)

Digunakan sebagai ruang kerja para direksi dan ruang rapat besar. Sisi kanan lantai ini dikhususkan untuk Presiden Nederlandsche Handel Maatschappij, Direksi Perkebunan, dan Direksi Perbankan. Di bagian ini juga terdapat ruang tunggu VIP dan ruang rapat kecil.

(58)

41 Setiap ruangan pada Direksi dibedakan pada lantai dan wastafel di setiap ruangan, Direksi Perbankan lantainya berwarna merah dengan wastafel warna hijau, Presiden NHM lantainya berwarna agak gelap dengan wastafel warna putih, dan Direksi Perkebunan mempunyai lantai berwarna biru dengan wastafel warna abu-abu, setiap ruangan ini juga mempunyai ruangan untuk ganti baju. Sedangkan pada sisi sebelah kiri terdapat laboratorium, ruang training para karyawan, ruang kepala bagian dan ruang kerja karyawan bidang administrasi perkebunan.

4. 2e Verdieping (Lantai Dua)

Bagian ini sebagian besar diperuntukan untuk bagian pengarsipan dan ruangan lainnya berfungsi sebagai ruang penjilidan majalah dan ruang kontrol kemanan.

3.1.2. Visi Museum Bank Mandiri

Menjadi museum perbankan berstandar internasional yang informatif, inspiratif dan bermanfaat bagi masyarakat.

3.1.3. Misi Museum Bank Mandiri

1. Mengelola Museum Bank Mandiri dengan manajemen profesional dan berstandar internasional.

2. Mengembangkan pusat dokumentasi Bank sebagai wahana pendidikan, rekreasi dan sumber inspirasi bagi masyarakat luas.

(59)

42 3. Berpartisipasi dalam revitalisasi bangunan bersejarah di Kawasan Kota

Tua Jakarta sebagai lokasi tujuan wisata.

4. Menjalin kerjasama dengan semua pihak dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka pengembangan museum.

3.1.4. Tujuan Pembangunan Museum Bank Mandiri

1. Sejalan dengan misi Bank Mandiri, peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan khususnya dalam melestarikan dan memperkaya khasanah budaya bangsa.

2. Membangun pusat dokumentasi sejarah Bank sebagai sarana kultural-edukatif, inspiratif dan rekreatif bagi masyarakat.

3. Mengembangkan museum sebagai salah satu media corporate relation.

3.1.5. Operasional Museum Bank Mandiri

3.1.5.1 Lokasi Museum

Museum Bank Mandiri berada di Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Kota, Telp. (021) 6902000. Museum ini dapat diakses menggunakan beberapa transportasi umum, seperti kereta api langsung dari Bogor, Bekasi, dan Tangerang yang berhenti di stasiun Jakarta Kota. Selain itu juga ada busway yang dapat berhenti tepat di depan Museum Bank Mandiri. Museum ini berada di kawasan Kota Tua, daerah yang ramai dikunjungi orang pada hari biasa maupun hari libur. Di Kota Tua sendiri,

(60)

43 banyak museum lain yang beroperasi selain Museum Bank Mandiri, seperti Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa & Keramik. Letak Museum Bank Mandiri berada tepat disebelah Museum Bank Indonesia.

Berikut lokasi Museum Bank Mandiri melalui satelit.

(61)

44 3.1.5.2 Jam Buka

Museum Bank Mandiri buka setiap hari Selasa s.d. Minggu pukul 09.00-16.00 WIB. Sedangkan pada hari Senin dan hari libur nasional, Museum Bank Mandiri ditutup untuk umum.

Berdasarkan observasi penulis, pada hari Senin sampai dengan Jumat, Lantai 1 Museum Bank Mandiri ditutup, sehingga pengunjung hanya dapat melihat Lantai Dasar dan Basement.

3.1.6. Hierarki

Gambar 3.2. Hierarki Bagian Kepengurusan Museum

Section Head Museum Development Operation

& Maintenance

Petugas Pelaksana Kantor Pusat Departemen Head General

Support Services Tim Tata Pamer Koleksi (2 orang) Research dan Development (2 orang) Tim Operasional (4 orang) Tim FLM (4 orang) Cleaning Service (20 orang) Security (14 orang)

(62)

45 3.1.7. Benda Koleksi

3.1.7.1 Klasifikasi Koleksi

Koleksi yang ada di dalam Museum Bank Mandiri diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, di bawah merupakan klasifikasi berikut benda-benda yang ada di dalamnya:

1. Bangunan dan komponennya: contblock, genting, kabel, lampu, pintu kluis, lift barang, lift dokumen, tangga, kaca patri, dan lain-lain.

2. Furnitur: meja, kursi dan lemari, kotak speciment, dan lain-lain.

3. Mesin kantor: ADC Machine, adressorgrapcho, kalkulator elektrik, kalkulator manual, mesin fotocopy, mesin pencetak nomor rekening, mesin penghitung uang kertas, mesin penghitung uang logam, monitor microfilm, money tester, NCR, telepon, mesin jilid, mesin meterai, mesin penghancur kertas, pemotong kertas, cash register, dan lain sebagainya.

4. Komputer: PC, laptop, CD & disket, printer, modem, server, dan lain-lain. 5. Perlengkapan operasional terdiri dari: alat perekam, bak tinta, cash box,

cashier box, data storage, demorator, keranda uang, papan absen, papan indeks, pena, sempoa, slide proyektor, stempel/cap, stapler, tempat pena/tinta, dan lain sebagainya.

(63)

46 6. Perlengkapan pendukung: jam, kotak pos, vandel, peti uang, radio, SDB, sepeda, toa, UPS, adaptor, kipas angin, kamera, kotak kamera, baterai, dompet, jam dinding, dan lain-lain

7. Perlengkapan dan sarana promosi: brosur/leaflet, buku, kalender, payung, poster, pulpen, souvenir gift, spanduk, sticker, baju, tas promosi, topi, gantungan kunci, kotak souvenir gift, dan lain-lain.

8. Busana dan aksesoris: kartu pengenal/ID card, name tag, tanda pangkat, seragam kerja, tas kerja, seragam lengan panjang, dan lain-lain

9. Benda seni dan artwork: barongsai, gendang, hiasan dinding, kolintang, lampion, lukisan, patung, rebana, tiang penyangga gamelan, simbal, foto, dan lain-lain.

10. Piala dan piagam: piagam, piala, sertifikat, plakat, kotak plakat, medali, kotak piagam, dan lain-lain.

11. Numismatik: commemorative coin/medali, uang kertas, uang logam, kotak plakat/medali, dan lain-lain.

12. Surat Berharga: obligasi, saham, warkat-warkat kliring, dan lain-lain.

13. Arsip Sejarah: Grooet Book, gambar arsitektur dan denah, peta, laporan keuangan/verslag, naskah/arsip tektual, film/video/CD/VCD/kegiatan direksi, dan lain-lain.

(64)

47 14. Formulir kantor dan kelengkapannya: bilyet/deposito/cek/giro, buku tabungan, kwitansi, traveler cheque, nota debet/kredit, kertas memo, slip gaji, surat permohonan cuti, slip pengambilan tabanas, inkaso, slip penyetoran, nota jual valas, dan lain sebagainya.

15. Perlengkapan Pengamanan: alarm kebakaran, bom blanket, borgol, cermin detector, monitor control, detektor asap, double stick, HT, lampu sorot, paku lempar, piaw, pisau lempar, pakaian penjinak bom, tempat tabung pemadam kebakaran, topi baja, trisula dan lain-lain

16. PRT/Lain-lain: kotak tanggal, papan nama hari, papan nomor, tanda masuk parkir, AC, peralatan makan, asbak rokok, kotak asbak, peralatan mandi, kaki golf, papan nama, gantungan kunci dan lain sebagainya.

3.1.7.2 Jumlah Koleksi

Jumlah koleksi Museum Bank Mandiri sampai saat ini adalah sebanyak + 27.129 buah dan disusun berdasarkan kesamaan jenis, fungsi dan bentuk koleksinya dengan rincian sebagai berikut :

No. Kelompok Koleksi dan Turunannya Jumlah

1 Bangunan dan komponennya 18 buah

2 Furnitur 765 buah

3 Mesin kantor 477 buah

4 Komputer 301 buah

5 Perlengkapan operasional 389 buah

(65)

48

7 Perlengkapan dan sarana promosi 243 buah

8 Busana dan aksesoris 168 buah

9 Piala dan piagam 517 buah

10 Numismatik 271 buah

11 Arsip sejarah 17.881 buah

12 Formulir kantor dan kelengkapannya 13 buah

13 Perlengkapan pengamanan 181 buah

14 Peralatan rumah tangga/lain-lain 487 buah

15 Buku perpustakaan 5.233 buah

16 Benda seni 2 buah

Total 27.129 buah

Tabel 3.1 Jumlah Koleksi Museum Bank Mandiri

3.1.8. Fasilitas Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri menyediakan beberapa fasilitas yang dapat dipakai oleh umum, diantaranya:

1. Ruang Audio Visual (60 kursi) 2. Ruang Auditorium (250 kursi) 3. Ruang Auditorium Kecil (100 kursi) 4. Ruang Penghargaan (80 kursi) 5. Art Center (pameran)

6. Layanan ATM Mandiri 24 jam 7. Toko Souvenir

(66)

49 9. Teras Coffee

10. Studio Foto 11. Studio Musik

12. Taman Bermain Anak-Anak dan Kereta Mini 13. Toilet (tiap lantai)

14. Musholla 15. Area Parkir 3.1.9. Denah Museum

Berdasarkan wawancara penulis, denah di dalam Museum Bank Mandiri diciptakan menyesuaikan dengan kondisi asli pada jaman Belanda sehingga penempatan alat maupun kondisi diletakkan sesuai fungsi ruangan aslinya, seperti brankas dan tempat penyimpanan surat berharga yang berada di basement. Akan tetapi, ada juga peletakan objek-objek bersejarah seperti sejarah alat hitung, komputer yang sengaja diletakkan pada area-area dimana pengunjung dapat melihat benda bersejarah tersebut.

(67)

50

Gambar 3.4. Denah Awal Lantai Dasar

Gambar 3.5. Denah Awal Lantai 1

3.1.10. Jumlah Pengunjung

Tahun Total Realisasi Target Realisasi / Target (%) Rata2 / Bulan

(68)

51 2006 45,547 20,000 228% 3,796 2007 53,393 25,000 214% 4,449 2008 77,604 35,000 222% 6,467 2009 178,573 100,000 179% 14,881 2010 202,711 200,000 101% 16,893 2011 266,403 215,000 124% 22,200 2012 295,088 217,000 135.99% 24,591 2013 308,066 300,000 102.69% 61,613

Tabel 3.2. Data jumlah pengunjung museum

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa pengunjung Museum Bank Mandiri setiap tahunnya mengalami peningkatan dan di tahun 2013 mencapai 308,066 pengunjung. Pengunjung yang datang selalu melebihi dari target awal Museum Bank Mandiri harapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Museum Bank Mandiri dihadiri oleh banyak orang dan semakin banyak orang mengetahui tentang Museum Bank Mandiri. Jumlah pengunjung museum tersebut memang dilakukan secara menyeluruh dari orang yang memang datang melihat isi benda bersejarah sampai dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam museum seperti acara Sahabat Anak, seminar, foto model, pramuka, dan lain sebagainya.

3.2. Hasil Penelitian

3.2.1. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan Pak Khoir selaku bagian Humas dan Marketing dari Museum Bank Mandiri pada tanggal 10 Oktober 2014 dengan tujuan untuk mengetahui sejarah dan sistem penataan koleksi di dalam museum. Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui bahwa benda-benda koleksi museum

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka penulisan
Gambar 2.6. Operational signs
Gambar 2.7. Honorific Signs   (http://dyalpartners.com/media/uploads/project-images/3_014_kjames_dyal_belo_center_1262.jpg)
Gambar 2.9. Signs di Ohio&Erie  (Berger, 2005, hlm. 136)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kesimpulan yang didapat adalah terdapat beberapa bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Museum Mandiri untuk meningkatkan minat dan jumlah pengunjung

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Perancangan Informasi Situs Bersejarah Karang Kamulyan Melali Media Sign System”.. Tugas Akhir

Sungguh membahagiakan akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “ Perancangan Sign System Universitas Sebelas Maret Solo” , guna memenuhi persyaraytan

Perancangan sign system ini harus memiliki konsep yang sesuai dengan tujuan sign system yang akan dibuat, yaitu untuk memudahkan pengunjung mendapatkan informasi

Perancangan sign system harus memiliki konsep desain yang sesuai dengan tujuan sign system yang hendak dibuat, yaitu untuk memudahkan para pengunjung dalam

Penulis akan melakukan wawancara dengan pihak pengelola Museum Wayang untuk mengetahui visi misi dan tujuan yang ingin di capai oleh Museum Wayang itu sendiri dan untuk

Sungguh membahagiakan akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Perancangan Sign System Universitas Sebelas Maret Solo”, guna memenuhi persyaraytan

Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan perencanaan jaringan VSAT CDMA pada Bank Mandiri, dengan hasil akhir nanti akan didapatkan apakah perlu Bank Mandiri pada jaringan