1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di
muka bumi ini yang diberi tugas yang sama dengan Jin yaitu agar senantiasa selalu
beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman-Nya yang terdapat dalam
Surat Ad-Dzariyat,
ِنوُدُبْعَيِل َّلَِّإ َسْنِ ْلْا َو َّن ِجْلا ُتْقَلَخ اَم َو
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)1Manusia yang berani berjuang beribadah kepada Allah SWT ini akan
melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi apa saja yang
dilarang Nya sesuai dengan ketentuan dalam Al Quran. Ibadah merupakan bentuk
ungkapan rasa syukur manusia kepada sang pencipta Allah SWT atas apa yang Allah
SWT berikan kepadanya selama hidupnya di dunia.
Banyak manusia yang terlena dan melupakan tujuan penciptaan seperti yang
sudah disinggung dalam Al Quran tadi. Ia hanya memikirkan kesenangan semata,
walaupun itu adalah fitrah dari manusia.
Fitrah manusia selalu menginginkan kehidupannya lebih cenderung mengarah
kepada kesenangan. Setiap manusia menginginkan menjadi orang yang selalu dalam
keadaan senang. Dan tidak ada seorang pun yang tidak menginginkan kesenangan.
2
Kesenangan itu tidak lepas dari beberapa hal, yaitu harta, tahta, jabatan dan wanita,
sehingga mereka lebih cenderung mencintai kehidupan keduniawian serta
menjadikannya berperilaku gaya hidup bermegah-megahan demi memenuhi
kesenangan atau kepuasannya serta kenikmatan di atas segala-galanya atau yang lebih
dikenal dengan sebutan hedonisme. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al
Quran,
ِبَهَّذلا َنِم ِة َرَطْنَقُمْلا ِريِطاَنَقْلا َو َنيِنَبْلا َو ِءاَسِ نلا َنِم ِتا َوَهَّشلا ُّبُح ِساَّنلِل َنِ ي ُز
ِلْيَخْلا َو ِةَّضِفْلا َو
ِبآَمْلا ُنْسُح ُهَدْنِع ُهَّللا َو ۖ اَيْنُّدلا ِةاَيَحْلا ُعاَتَم َكِلََٰذ ۗ ِث ْرَحْلا َو ِماَعْنَ ْلْا َو ِةَم َّوَسُمْلا
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imron: 14)2Kesenangan hidup adalah salah satu gaya hidup hedonis yang selalu
diprioritaskan oleh manusia, yaitu dengan kesenangan hidup berupa harta, jabatan, dan
keturunan itulah manusia diuji oleh Allah SWT. Orang-orang yang terfitnah dengan
dunia menjadikannya sebagai perhiasannya serta tempat untuk saling
bermegah-megahan dengan kenikmatan yang ada padanya berupa anak-anak, harta-benda,
kedudukan dan yang lainnya sehingga lalai dan tidak beramal untuk akhiratnya.
Banyak dari manusia yang terlena oleh kenikmatan duniawi semata. Demi
mencapai kenikmatan tertinggi, maka segala cara apapun dilakukan. Misalnya perilaku
konsumtif, yakni memenuhi keinginan untuk mendapatkannya walaupun sudah
memiliki barang tersebut, makan di restoran paling mahal dan nonton bioskop. Hal
3
tersebut pernah terjadi dan dilakukan oleh kita sendiri tanpa kita sadari bahwa
perbuatan tersebut adalah bagian dari hedonisme. Banyak hal buruk yang menimpa jika
melakukan hal demikian, misalnya saja tidak memiliki tabungan untuk keperluan yang
penting di masa yang akan datang. Uang yang kita miliki habis entah kemana dan
lenyap begitu saja tanpa kita sadari, karena sudah terjangkit penyakit hedonisme
tersebut.
Peneliti sendiri dapat menyaksikan langsung perilaku hedonism ini dapat terjadi
di mall, bioskop, restoran, atau salon-salon kecantikan. Mereka yang peneliti saksikan
bahwa apa yang mereka keluarkan hanya untuk sekedar memenuhi rasa kepuasan atau
kenikamatan tanpa memikirkan berapa besar biaya yang sudah mereka keluarkan.
Peneliti sendiri pun pernah berkunjung ke rumah beberapa rekan yang memiliki koleksi
pakaian, sepatu, tas, kaca mata serta barang mewah lainnya. Koleksi mereka sungguh
luar biasa, entah apa yang dalam benak mereka sehingga memiliki begitu banyak
koleksinya.
Oleh karena itu, peneliti meninjau dari problematika gaya hidup hedonisme
manusia di era kontemporer seperti sekarang ini, nampaknya perlu diadakan penelitian
lebih jauh terkait kritik terhadap gaya hidup hedonisme tersebut melalui penafsiran Al
Quran, sehingga peneliti terdorong dalam mengangkat judul “Kritik Al Quran
terhadap Gaya Hidup Hedonisme dalam Tafsir Juz Amma karya Muhammad Abduh”.
Alasan peneliti menggunakan tafsir Juz ‘Amma karya Muhammad Abduh ini karena setiap penafsirannya merupakan kolaborasi antara Tafsir Bi Al-Matsur dengan
4
Tafsir Bi Al-Ra’yi atau logika.3 Tentunya dengan menggunakan akal secara luas dalam memahami ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Nabi yang shahih menurut ilmu-ilmu
hadits menjadi sumber berikutnya dan semuanya dikaitkan dengan Al Quran.
Secara spesifik, peneliti megambil permasalahan gaya hedonisme menggunkan
tafsir Muhammad Abduh adalah karena penalaran beliau yang sangat kontekstualis,
kekinian (kontemporer) serta beliau memiliki fokus akan corak penafsiran yang unik
dalam menafsirkan Al Quran, yaitu selalu mengaitkan tafsir Al Quran dengan
kehidupan sosial.4 Mengingat hedonisme merupakan problematika sosial, maka sudah
selayaknya penafsiran Muhammad Abduh lah yang tepat dalam mengupas tuntas.
Sehingga dapat dikatakan penelitian ini memiliki pembahasan yang lebih akurat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka dapat diketahui
rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini:
1. Bagaimana inventarisasi penafsiran dan kritik Muhammad Abduh tentang
gaya hidup hedonisme dalam Tafsir Juz ‘Amma ?
2. Bagaimana respon mufasir lain terhadap penafsiran Muhammad Abduh
tentang hedonisme ?
3 Faizah A Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-Modern, (Malang: UIN Press, 2011), hal. 94.
4 Rif’at Syauqi Nawawi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh, (Jakarta: Paramadina, 2002), hal. 101.
5
3. Bagaimana relevansi penafsiran Muhammad Abduh tentang hedonisme
dengan isu-isu hedonisme masa kontemporer
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana inventarisasi penafsiran dan kritik Muhammad
Abduh tentang gaya hidup hedonisme dalam Tafsir Juz ‘Amma
2. Untuk mengetahui bagaimana respon mufasir lain terhadap penafsiran
Muhammad Abduh tentang hedonisme
3. Untuk mengetahui bagaimana relevansi penafsiran Muhammad Abduh
tentang hedonisme dengan isu-isu hedonisme masa kontemporer
D. Signifikasi Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan dan kemajuan ilmu Al Quran dan Tafsir serta
menambah wawasan tentang kritik Al Quran terhadap gaya hidup hedonisme
dalam Tafsir Juz A’mma karya Muhammad Abduh bagi seluruh civitas akademika dan masyarakat muslim yang lainnya.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai pemberi
6
guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bimbingan Konseling (BK),
Bimbingan Rohani (BIMROH), dan para pendidik serta masyarakat muslim
mengenai kritik al quran terhadap gaya hidup hedonisme dalam Tafsir Juz
A’mma karya Muhammad Abduh, sehingga mampu menjadi sosok muslim ideal yang terhindar dari perilaku hedonisme.
E. Identifikasi Penelitian dan Batasan Penelitian
Peneliti akan membahas tentang penafsiran Muhammad Abduh tentang
hedonisme yang diambil dari karyanya sendiri yaitu Tafsir Juz Amma. Adapun alasan
pengambilan tafsir ini adalah dikarenakan Tafsir Juz Amma karya Muhammad Abduh
dapat dikatakan sebagai salah satu kitab tafsir yang relevan untuk dikaji dan
dikontekstualisasikan dengan kehidupan masa sekarang.
Peneliti akan juga akan memberikan bahasan tambahan mengenai hedonisme
menurut pandangan para filusuf dan para sosiolog. Termasuk juga bahasan tentang
hedonisme para mufasir lain, guna mendapatkan hasil penelitian yang kompherensif.
Setelah mendapatkan hasil gambaran mengenai konsep hedonisme yang
diambil dari pemikiran Muhammad Abduh tentang hedonisme dalam karyanya yaitu
Tafsir Juz Amma, sekaligus konsep hedonisme dari pandangan para filusuf, sosiolog, dan mufasir lain, peneliti juga akan memaparkan respon akan bagaimana respon
7
mufasir lain dalam hal ini pandangan Quraish Shihab terhadap penafsiran Muhammad
Abduh tentang hedonisme.
Terakhir, peneliti akan membahas kontestualisasi atau relevansi penafsiran
Muhammad Abduh tentang hedonisme dengan isu-isu hedonisme masa kontemporer.
Sehingga hasil dari penelitian ini tidak hanya berujung pada bacaan sekunder saja,
namun bisa menjadi bacaan primer agar setiap pembacanya dapat memiliki kepribadian
yang sesuai dengan tujuan dan manfaat penelitian.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian peneliti tertitik pada dua objek penelitian yaitu, gaya hidup
hedonisme, dan penafsiran Al Quran. Terdapat beberapa literatur yang membahas
tentang kedua hal tersebut diantaranya yang merupakan karya terkait gaya hidup
hedonisme adalah: Etika karya K. Bertens, Wacana Hedonisme, Teori-Teori Etika
karya Gordon Graham, Remaja tentang Hedonisme “Kecil Bahagia, Muda foya-foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Syurga” karya Sanggar Talenta, Membongkar Aib Seks Bebas dan Hedonisme Kaum Selebriti karya Nurani Sayomukti, Gaya Hidup
Hedonisme karya Abripaya, Virus Hedonisme di Kalangan Remaja karya Lihan,
Ancaman Al Quran terhadap Sikap Hedonistik karya Abdul Manan, Ide Ide Filsafat,
8
Adapun mengenai karya-karya terkait penafsiran Al Quran salahsatunya
adalah: Tafsir Al Quran Al Karim (Juz ‘Amma) karya Muhammad Abduh, Tafsir Al
Quran Al Misbah karya Muhammad Quraish Shihab, Al Quran dan Terjemahnya dari
Departemen Agama RI.
G. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan mengapa manusia yang
diciptakan oleh Allah SWT yang hanya untuk mencari ridho-Nya malah menjadi
manusia yang hanya mencari kesenangan dan kenikmatan dunia atau dengan kata lain
bergaya hidup hedonisme.
Peneliti terlebih dahulu akan menstrukturkan uraian dari seluruh rangkaian
penelitian ini, yaitu melakukan pembahasan secara kritis mengenai konsep gaya hidup
hedonisme menurut para pakar filsafat dan sosiologi, termasuk pandangan ajaran
agama Islam mengenai hedonisme dari para ulama.
Setelah membahas mengenai konsep gaya hidup hedonisme dari para pakar di
atas, peneliti akan memetakan kategori-kategori mengenai karakteristik dari gaya
hidup hedonisme dan menjadikannya sebagai teori awal untuk dijadikan bahan
menginventarisasi ayat-ayat yang berhubungan dengan gaya hidup hedonisme
kemudian menganalisanya dengan pendekatan Fenomenologi dan metode Tafsir
9
Kemudian setelah menginventarisasi ayat-ayat yang berhubungan dengan gaya
hidup hedonisme dari pemikiran Muhammad Abduh dari karyanya yaitu Tafsir Juz
Amma, peneliti akan memaparkan respon akan bagaimana respon mufasir lain dalam hal ini pandangan Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir Al Misbah terhadap
penafsiran Muhammad Abduh tentang konsep gaya hidup hedonisme.
Setelah menginventarisasi ayat-ayat yang berhubungan dengan gaya hidup
hedonisme dari Tafsir Juz Amma dan setelah peneliti memaparkan responnya menurut
Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir Al Misbah, peneliti akan mendeskripsikan
kontestualisasi atau relevansi penafsiran Muhammad Abduh tentang gaya hidup
hedonisme dengan isu-isu hedonisme masa kontemporer seperti sekarang. Dengan
demikian, penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan suatu kajian kritis mengenai
“Kritik Al Quran terhadap Gaya Hidup Hedonisme dalam Tafsir Juz ‘Amma karya Muhammad Abduh”.
Adapun untuk memudahkan uraian di atas, peneliti menyajikan gambar
kerangka berfikir penelitian pada halaman selanjutnya.
Teori yang digunakan Desain Penelitian
Fokus Penelitian
10
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Metode Penelitian
Jenis dari penelitian ini termasuk pada penelitian kualitatif, atau
penelitian kepustakaan atau Library Research,5 yaitu metode yang
pengumpulan datanya berdasarkan pengumpulan literatur karya-karya ilmiah
yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas6, karena peneliti tidak akan
melakukan riset atau observasi lapangan, melainkan hanya melakukan
pengumpulan dan analisis terhadap karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan
topik yang dibahas.
5 Ahmad Tanzeh, Metodelogi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 39. 6 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: UIN Jogya Press, 1996), hal. 7.
Fokus III
Kontekstualisasi Penafsiran Hedonisme dengan masa sekarang
11
Adapun metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif dan analitik yaitu dengan cara
mengumpulkan ayat-ayat yang berkenaan dengan hedonisme yang ada dalam
sumber data pembahasan kemudian menganalisisnya ke dalam sebuah
kategorisasi dan selanjutnya dideskripsikan menjadi sebuat sajian
pembahasan yang lengkap dan utuh.7
Penulis memilih metode ini karena penulis hanya berfokus pada
penafsiran Muhammad Abduh tentang ayat-ayat yang mengkritik gaya hidup
hedonisme dalam tafsir Juz Amma, guna melakukan analisis tentang
penafsiran beliau secara mendalam tanpa keluar dari jalur fokus penelitian.
2. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun penjabaran mengenai langkah-langkah penelitian dengan
menggunakan Metode Tematik atau Maudu’i adalah sebagai berikut ini:
a. Menetapkan tema yang akan dibahas, yakni tema tentang Kritik Al
Quran terhadap Gaya Hidup Hedonisme
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tema
tersebut kemudian menguraikan secara teratur makna dari contoh
7 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir (Yogyakarta: Idea Press, 2015), hal. 79.
12
perilaku Hedonisme yang terkandung dalam tafsir Juz Amma
secara komperehensip
c. Mencari penjelasan Muhammad Abduh mengenai ayat-ayat
tersebut dalam karya tafsirnya Juz Amma, lalu menafsirkan
pemikiran tersebut secara objektif untuk memahami dan
menyelami data yang terkumpul kemudian menangkap arti dan
nuansa yang dimaksud oleh tokoh, dan juga pendapat para ulama
intelektual lainnya, dengan cara membaca, menelaah mengkaji,
dan menganalisis data yang berkaitan dengan tema dari sumber
penelitian terdahulu maupun tulisan karya ilmiah serta kitab-kitab
karya ulama terdahulu yang sudah tidak diragukan lagi
keilmuannya
d. Melakukan analisis data melalui proses penelusuran dan
penelaahan secara mendalam terhadap literature primer dan
sekunder dalam penelitian sebagaimana sumber skripsi ini
diharapkan mendapatkan sumber yang akurat dan jelas. 8
3. Sumber Data Penelitian
8 Ahmad Wafi Nur Safaat, “Zuhud Dalam Prespektif Hamka : Studi Maudhu’i atas Tafsir Al Azhar”, Skripsi, (IAIN Tulung Agung, 2018), hal. 13.
13
Sumber data yang berarti subjek dari mana data dapat diperoleh,9
yang dalam penelitian ini terbagi menjadi dua sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data-data yang di kumpulkan oleh
peneliti dari sumber utamanya.10 Dalam penelitian ini data primer
ialah (1) Tafsir Al Quran Al Karim (Juz ‘Amma) karya
Muhammad Abduh, (2) Tafsir Al Misbah karya Quraish Shihab,
dan (3) Mushaf Al Quran dan terjemahannya dari Departemen
Agama Republik Indonesia.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
seperti buku dan majalah ilmiah, koran, sumber data arsip,
dokumentasi organisasi, dokumen pribadi, dan lewat orang lain
yang digunakan oleh penulis guna menunjang penelitian.11
Tentunya data sekunder dalam penelitian ini adalah antara lain:
Etika karya K. Bertens, Wacana Hedonisme, Teori-Teori Etika
karya Gordon Graham, Remaja tentang Hedonisme “Kecil Bahagia, Muda foya-foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Syurga”
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal. 3.
10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 308.
14
karya Sanggar Talenta, Membongkar Aib Seks Bebas dan
Hedonisme Kaum Selebriti karya Nurani Sayomukti, Gaya Hidup
Hedonisme karya Abripaya, Virus Hedonisme di Kalangan
Remaja karya Lihan, Ancaman Al Quran terhadap Sikap
Hedonistik karya Abdul Manan, Ide Ide Filsafat, terj. P Hardono
Hadi karya Linda Smith, dan lain sebagainya.
I. Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian penelitian ini terdiri dari empat bab dan beberapa sub
bab yang perinciannya sebagai berikut:
Pada BAB I yaitu berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka
berpikir, metodelogi penelitian, dan sistematika penelitian.
Pada BAB II yaitu berisi tinjauan umum tentang gaya hidup hedonisme yang
meliputi: hedonisme dalam pandangan para tokoh filsafat, sosiologi, dan hedonisme
dalam pandangan tokoh Islam.
Pada BAB III berisi pembahasan tentang “Kritik Al Quran Terhadap Gaya Hidup Hedonisme dalam Tafsir Juz Amma Karya Muhammad Abduh” yang meliputi: biografi penafsir, karya-karya, deskripsi kitab Tafsir Juz ‘Amma, penafsiran ayat-ayat
Al Quran yang semakna dengan Hedonisme, dan analisa penafsiran Muahammad
15
Kemudian pada bab IV, yaitu penutup yang meliputi (a) kesimpulan dan (b)
saran. Serta bagian akhir sebagai tambahan, peneliti akan mencantumkan beberapa hal
yaitu: (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c) daftar riwayat hidup dan lain