• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi kasus pada mahasiswa pengguna sepatu CONVERSE di Kampus I Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Dwi Septiady Sinaga 132214157

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(2)

i

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG

Studi kasus pada mahasiswa pengguna sepatu CONVERSE di Kampus I Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Dwi Septiady Sinaga 132214157

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(3)
(4)
(5)

iv

Motto dan Persembahan

“Life for your self and you will live in vain, Life for others and you will live again.”

#Bob Marley

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Kedua orang tua ku, kakak, dan adik saya, yang telah mendukung dan menyemangatiku sampai detik ini.

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang. Studi kasus pada mahasiswa pengguna sepatu Converse di Kampus I Universitas Sanata Dharma”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan, serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen.

4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, membina dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

viii

5. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar dan teliti membimbing, mengoreksi, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman hidup.

7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak saya, Maridin Sinaga yang selalu memberikan dukungan, doa, kepercayaan, dan semangat pantang menyerah dalam melewati semua tahap kehidupan agar dapat berkembang dan tumbuh sampai saat ini.

9. Ibu saya, Beti Napitupulu yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, dan nasehat kepada anaknya ini.

10. Kakak saya, Sari yang selalu memberi dukungan, doa dan selalu mengingatkan saya juga dalam perkuliahan.

11. BFAM (Brothers From Another Mother) teman-teman yang telah menemani kurang lebih 5 tahun ini dengan segala masukan, suka duka yang dialami, canda tawa bersama dan dukungan yang tidak ada habisnya.

12. Teman-teman satu bimbingan skripsi dengan saya. Terimah kasih telah mendukung dan banyak pengalaman yang telah kita lewati bersama- sama.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang

(10)
(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Landasan Teori ... 5

1. Pengertian Pemasaran ... 5

(12)

xi

2. Konsep Pemasaran ... 6

3. Persepsi ... 7

4. Produk ... 9

a. Pengertian Produk ... 9

b. Karateristik Produk ... 10

c. Klasifikasi Produk ... 11

d. Kualitas Produk ... 12

5. Minat Beli Ulang ... 13

B. Penelitian Sebelumnya ... 15

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 16

D. Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 18

1. Subjek Penelitian ... 18

2. Objek Penelitian ... 18

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 18

1. Waktu Penelitian ... 18

2. Lokasi Penelitian ... 18

D. Variabel Penelitian ... 19

1. Identifikasi Penelitian ... 19

2. Definisi Variabel... 20

3. Pengukuran Variabel ... 21

(13)

xii

E. Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 24

F. Teknik Pengambilan Sampling ... 26

G. Sumber Data ... 26

1. Data Primer ... 26

2. Data Sekunder ... 26

H. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Metode Kuesioener ... 26

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 27

1. Uji Validitas ... 27

2. Uji Reliabilitas ... 27

J. Teknik Analisis Data ... 28

1. Analisis Deskriptif ... 28

2. Analisis Regresi Sederhana ... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 33

A. Sejarah ... 33

B. Produk ... 39

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Pengujian Instrumen ... 40

1. Hasil Uji Validitas ... 40

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 42

B. Teknik Analisis Data ... 43

(14)
(15)

xiv

DAFTAR TABEL

III. 1 Kategori Skor yang Dikelompokan ... 24

III. 2 Kategori Skor yang Dikelompokan ... 28

V. 1 Hasil Uji Validitas Persepsi Konsumen Pada Kualitas Produk... 42

V. 2 Hasil Uji Validitas Minat Beli Ulang ... 43

V. 3 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Konsumen Pada Kualitas Produk ... 43

V. 4 Hasil Uji Reliabilitas Minat Beli Ulang ... 44

V. 5 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

V. 6 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

V. 7 Karateristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian... 46

V. 8 Hasil Analisa Deskriptif Persepsi Konsumen Pada Kualitas Produk .... 47

V. 9 Hasil Analisa Deskriptif Minat Beli Ulang ... 49

V. 10 Hasil Uji Normalitas... 50

V. 11 Hasil Uji Linearitas ... 51

V. 12 Hasil Uji Regresi Sederhana ... 52

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar III. 1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 16 Gambar IV. 1 Logo Converse ... 35

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 60

Lampiran 2 Hasil Uji Statistik... 65

Lampiran 3 Tabel r ... 71

Lampiran 4 Tabel t ... 73

Lampiran 5 Tabulasi Data Kuisioner Validitas dan Reliabilitas ... 77

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis tidak dapat terelakkan.Pemasar yang akan menjual produknya, berupa barang harus mampu memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, sehingga memberikan nilai yang lebih baik dari pesainggnya. Pemasar harus mencoba mempengaruhi konsumen dengan segala cara, agar konsumen bersedia membeli produk yang ditawakan, bahkan yang semula tidak ingin membeli, menjadi ingin membeli.

Pada umumnya para konsumen membeli barang dengan berbagai persepsi seperti persepsi pada harga, persepsi pada kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunakan untuk memilih dan meminterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217).

Seperti yang kita ketahui di Yogyakarta telah banyak perusahaan-perusahaan yang tumbuh berkembang dan merasakan ketatnya persaingan yang ada, salah satunya adalah perusahaan sepatu CONVERSE.

Converse adalah sebuah perusahaan sepatu asal Amerika dengan hasil produksi yang terutama terdiri dari alas kaki berjenis olahraga dan brand gaya hidup. Perusaan telah berdiri sejak tahun 1908 dan pada tahun 2003 dibeli senilai $ 305.000.000 (USD) sebagai anak perusaan dari Nike, Inc. Convese

(19)

memproduksi produk di bawah nama dagan seperti One Star, Chuck Taylor All Star, dan Jack Purcell. Sepatu Converse dibedakan dengan sejumlah fiutur termasuk motif lencana bintangnya. Bahkan, sol karet All Star, halus bualat disekitaran atas, dan melengkung di sekitar jalur telah menjadi khas yang begitu dikenali, pada tahun 2014, Converse mengajukan gugatan ke Komisi Perdagangan Internasional AS yang menuduh Walmart, Skechers, Kmart, dan 28 pengecer lain beserta produsen dengan masalah pelanggaran merk dagang.

Dalam upaya untuk melestarikan keasilan sepatu selain fungsinya. Sejumlah perkara diselesaikan, termasuk Fila dan Icocix. Selain alas kaki, perusahaan menjual barang-barang lainnya secara global mealalui pengecer lebig dari 160 negara dan melalui sekitar 75-perusahaan milik toko ritel di Amerika Serikat.

Dari berbagai macam keunggulan yang ditawarkan dari perusahaan CONVERSE seperti produk yang berbagai jenis, kualitas yang sangat baik, konsumen secara tidak lansung akan merasa dimanjakan dan merasa puas.

Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (1996;146) bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Setelah konsumen merasa puas, konsumen kemungkinan akan melakukan pembelian kembali yang disebut dengan loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen adalah adanya kesiapan untuk bertindak (dalam hal ini melakukan pembelian ulang) dan adanya resistensi terhadap merk alternatif ( Arnould, Price & Ziskan , 2005:783)

Dari latar belakang di atas, konsumen menyimpulkan bahwa kualitas dalam suatu produk sangatlah penting untuk menimbulkan rasa loyal pada

(20)

konsumen sehingga konsumen secara lansung ataupun tidak lansung akan berminat untuk mengkonsumsi barang tersebet secara berulang. Berdasarkan dengan ulasan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI ULANG”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi konsumen pada kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang sepatu Converse di kampus I Universitas Sanata Dharma

?

C. Pembatasan Masalah

Dari rumusan masalah yang diangkat oleh penulis, dan untuk menghindari pembahasan yang meluas karena banyaknya faktor yang mempengaruhi minat beli ulang tidak sedikit. Oleh karena itu peneliti hanya akan memfokuskan penelitiannya yaitu pengaruh persepsi konsumen pada kualitas produk terhadap minat beli ulang sepatu Converse di Kampu I Universitas Sanata Dharma.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut :

Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen pada kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang sepatu CONVERSE.

E. Mamfaat Penelitian

Mamfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah :

(21)

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan sepatu CONVERSE supaya perusahaan tersebut dapat mengetahui pengaruh persepsi konsumen pada kualitas produk terhadap minat beli ulang. Sehingga perusahaan dapat mempertahankan atau meningkatkan kualitas dari produk perusahaan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah perpustakaan bagi Universitas Sanata Dharma, serta memberikan referensi bagi pihak- pihak yang ingin melakukan penelitian dengan masalah yang berhubungan dengan pemasaran.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penulis untuk memperoleh pengetahuan yang lebih untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama duduk dibangku perkuliahan.

(22)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan untuk mengeloloa hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi.

Menurut Amerrican Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5) bahwa pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Menurut Kotler dan Keller (2009:5) Manajemen Pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Karenanya kita memandang Manajemen Pemasaran (Marketing Management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

(23)

Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah konsep inti dari pemasaran. Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba. Dalam ekonomi yang sangat kompetitif, dengan demikian banyaknya pembeli rasional yang dihadapkan dengan segudang pemilihan, perusahaan hanya dapat meraih kemenangan dengan melakukan proses penghantaran nilai yang bagus serta memilih, menyediakan, dan mengkomunikasikan nilai yang unggul, Kotler dan Keller (2009:5).

2. Konsep Pemasaran

Serangkaian konsep inti dalam pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:5) adalah Kebutuhan, Keinginan, Permintaan. Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia yang harus dipenuhi. Keinginan adalah kebutuhan yang diarahkan ke objek teretentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar.

Menurut Kotler dan Keller (2009:5) pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran holistik.

a) Konsep Produksi

Menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang tersedia dalam jumlah banyak dan harga yang terjangkau. Para manajer berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi masal.

(24)

b) Konsep Produk

Konsep produk berpendapat bahwa konsumen lebih menyukai produk yang menawarkan kualitas kinerja, atau fitur inovatif terbaik. Manajer berfokus untuk membuat produk yang unggul dan senantiasa memutakhirkannya.

c) Konsep Penjualan

Konsep penjualan beranggapan bahwa konsumen dan bisnis, jika dibiarkan tidak akan memberli cukup banyak produk organisasi. Karenanya, organisasi harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif.

d) Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih.

e) Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan atas pengembangan, desain, dan pengiplementasian program pemasaran, proses, dan aktivitas-aktivitas yang menyadari keluasan dan sifat saling ketergantungan. Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan yang berusaha menyadari dan mendamaikan ruang lingkup kompleksitas aktivitas pemasaran.

3. Persepsi

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) persepsi merupakan suatu yang timbul akibat adanya sensasi, di mana sensasi adalah aktivitas merasakan

(25)

atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan, Sensasi juga dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerimaan kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul.

Menurut Stanton dalam Sangadji dan Sopiah (2013), persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indra. Stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansial bisa sangat berbeda dengan realitas.

a. Proses Persepsi

Proses persepsi mencakup seleksi, organisasi, dan interprestasi perseptual.

1. Seleksi perseptual

Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada set psiklogis yang dimiliki. Set psikologis adalah berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen.

2. Organisasi peseptual

(26)

Organisasi perseptual berarti konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami secara lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip prinsip penting dalam integrasi persepsi adalah penutupan, pengelompokkan, dan konteks.

a) Penutupan

Prinsip penutupan paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh para konsumen.

b) Pengelompokkan

Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah pisah agar mudah diingat disebet pengelompokkan.

c) Konteks

Stimuli yang diterima oleh konsumen cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Oleh karena itu, latar dari iklan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk.

3. Interpretasi perseptual

Proses terakhir dari persepsi adalah pemberian interpretasi atas stimuli yang diterima konsumen. Interpretasi ini didasarkan pada pengalaman penggunaan pada masa lalu, yang tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen.

4. Produk

a. Pengertian Produk

(27)

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran suatu perusahaan karen produk adalah hasil dari perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar dan pada akhirnya merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam usaha menarik minat beli konsumen, maka produk harus berkualitas karena hal ini merupakan faktor penting agar produksi tersebut dapat bersaing di pasar (Haryanti, 2011)

Pengerian produk (product) menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dengan kata lain, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

b. Karteristik Produk

Menurut Kotler dan Susanto (2001:560) dalam merencanakan penawaran pasar, pemasar harus memikirkan 5 tingkatan produk. Tingkatan paling mendasar adalah mamfaat utama, yaitu mamfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan. Kedua pemasar harus merubah mamfaat tersebut menjadi produk generik, yaitu versi dasar dari produk tersebut. Pada tingkatan ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan, yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika membeli produk itu. Pada tingkatan keempat, pemasar mempersiapkan produk tambahan, yaitu barang yang meliputi tambahan jasa dan mamfaat yang akan membedakan dari produk pesaing. Pada tingkatan kelima ada produk

(28)

potensial, yaitu semua tambahan dan perubahan yang mungkin didapat produk tersebut dimasa depan.

c. Klasifikasi produk

Produk dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu barang industri dan barang konsumen. Barang industri adalah barang-barang yang digunakan pada suatu perusahaan untuk dijadikan sebuah produk yang dapat dijual kembali.

Sedangkan barang konsumen adalah barang yang dibeli konsumen hanya untuk dijadikan konsumsi pribadi untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:6) barang konsumsi dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Barang sehari-hari

Barang sehari-hari adalah barang yang pembelinya dilakukan dengan mendadak dan dengan usaha yang minumum. Contohnya: pulsa, sabun, minuman, dan lain-lain.

2) Barang belanja

Barang belanja adalah barang yang secara karateristik dibedakan berdasarkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya. Contoh: perabotan rumah tangga, perlatan elektronik, pakaian, sepatu dan lain-lain.

3) Barang khusus

Barang khusus adalah barang yang mempunyai karateristik atau identfikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contoh: peralatan fotografi, busana pria, mobil dan lain-lain.

(29)

4) Barang tidak cari

Barang tidak dicari adalah barang yang dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Contohya : asuransi jiwa, tanah pemakaman dan lain- lain.

d. Kualitas Produk

Menurut G Hendra Poerwanto dalam blog milik pribadinya, kualitas produk adalah sesuatu atau apapun yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen atau tentang kesesuaian terhadap spesifikasi. Sedangkan kualitas produk sendiri adalah aspek ciri karateristik produk untuk melihat kualitas produk. Ciri karateristik dari kualitas produk dapat dikelompokkan menjadi delapan dimensi, yaitu:

1) Dimensi Kinerja (Performance), yaitu dimensi ini menyangkut karateristik fungsi produk. Maksudnya sejauh mana produk dapat berfungsi sebagaimana fungsi utama produk tersebut.

2) Dimensi karateristik pelengkap (Features), yaitu menyangkut kelengkapan fitur-fitur tambahan, maksudnya suatu produk selain mempunyai fungsi utama, biasanya juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain yang bersifat komplemen.

(30)

3) Dimensi kehandalan (Reliability), yaitu menyangkut kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian. Artinya, produk tidak dapat dioperasikan sesuai fungsi utamanya, karena adanya masalah-masalah.

4) Dimensi kesesuaian (Confermace), yaitu dimensi yang melihat kualitas produk dari bentuk, ukuran, warna, berat, dan lain-lain yang sesuai dengan apa diinginkan.

5) Dimensi daya tahan (Durability), yaitu dimensi yang melihat seberapa lama produk terus digunakan selama jangka waktu tertentu.

6) Dimensi servicealibity, dimensi ini melihat kualitas barang dari kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti.

7) Dimensi estitika (Sensory Characteristic), dimensi ini melihat kualitas barang dari penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa faktor lainnya. Dimensi ini juga menyangkut keserasian, keindahan, kesesuain yang enak dipandang atau dirasakan.

8) Dimensi citra dan reputasi (Perceived), dimensi ini berbicara tentang kualitas dari sisi persepsi konsumen seperti nama besar atau reputasi perudahaan, atau merek. Dari dimensi ini, kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk.

5. Minat Beli Ulang

Minat beli merupakan perwujudan konsumen yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan faktor kejiwaan. Konsumen memiliki berbagai pengaruh mengenai produk tertentu yang mempengaruhi nilai dan perilaku

(31)

akan produk yang akan dibeli. Implikasi dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak. Oleh karena itu perilaku konsumen akan minat beli terhadap produk tertentu sangat diperlukan oleh pemasar untuk memprediksi bagaimana perilaku dan minat konsumen akan produk di masa mendatang.

Faktor faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen, yaitu : a) Sikap atau pendirian orang lain

Kekuatan pendirian orang lain akan mengurangi alternatif konsumen dalam minat beli tergantung pengaruh yang diberikan orang lain membawa sikap positif atau negatif. Semakin negatif pengaruh yang diberikan maka konsumen tidak mempunyai motivasi untuk membeli.

b) Faktor situasi dan diantisipasi

Banyak faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen baik faktor internal seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan maupun faktor eksternal seperti harga, mamfaat produk dan lain-lain.

c) Kepribadian

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:107), kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang ditentukan akan mencerminkan bagaimana seseorang mempunyai respon terhadap linkungannya.

d) Motivasi

Motivasi adalah penggerak dalam diri individu yang mendorong seseorang untuk bertindak yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan.

(32)

Menurut Ferdianand Tae Augusty (2009:129) indikator yang mempengaruhi minat beli ulang yaitu :

a) Minat transaksional

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang bekeinginan untuk selalu membeli ulang produk yang telah dikonsumsi.

b) Minat referensial

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang cenderung mereferensikan produk yang sudah dibeli agar dibeli juga oleh orang lain dengan referensi pengalaman konsumsinya.

c) Minat preferensial

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu memiliki preferensi utama pada produk yang dikonsumsinya. Preferensi ini hanya dapat digantikan bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d) Minat exploratif

Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif produk yang ia loyalkan.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Adrian Mahasiswa SI Universitas Sanata Dharma, dengan judul skripsinya “PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN PADA KUALITAS PRODUK NIKE TERHADAP MINAT BELI ULANG”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen pada

(33)

kualitas produk nike terhadap minat beli ulang. Sampling yang digunakan sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode Acindental Sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah analisi regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh kualitas produk terhadap minat beli dan adanya pengaruh positif.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Menurut Supardi (2005:343) persepsi merupakan wujud dari respon akibat adanya dorongan stimulus. Persepsi konsumen merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individual sehingga merupakan suatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individul. Berdasarkan hal tersebut persepsi konsumen pada kualitas produk diartikan sebagai makna variabel tersebut. Persepsi dapat mempengaruhi perilaku konsumen, jika persepsi konsumen pada kualitas produk itu baik. Konsumen akan memberikan tanggapan positif dan merasa puas terhadap produk yang dikonsumsinya. Dengan demikian persepsi konsumen pada kualitas produk akan mengarahkan konsumen untuk cenderung melakukan pembelian ulang pada produk tersebut. Bisa dikatakan konsumen yang melakukan pembelian ulang tersebut memiliki loyaliyas yang tinggi.

Kerangka pemikiran dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

(34)

Gambar II.1

Dari gambar atas diatas adalah bahwa persepsi konsumen pada kualitas produk sebagai variabel independen. Minat beli ulang sebagai variabel dependen.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan bahwa, persepsi pada konsumen pada kualitas produk semakin baik positif menunjukkan perasaan konsumen dengan puas. Dengan demikian jika persepsi pada kualitas produk berpengaruh terhadap terjadinya pembelian yang berulang. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

Ha : Persepsi konsumen pada kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.

Persepsi pada kualitas

produk Minat beli ulang

(35)

18 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2011:11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan dalam penelitian ini adalah kausal, yaitu hubungan sebab akibat.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah Mahasisiwa/i Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menggunakan sepatu merek Converse.

2. Objek Penelitian

Pada melakukan penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah persepsi konsumen pada kualitas produk sepatu Converse terhadap minat beli ulang.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari sampai dengan bulan februari 2018.

2. Lokasi Penelitian

(36)

Penelitian ini dilaksanakan di kampus II Sanata Dharma, Mrican.

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

a. Variabel independen (Bebas)

Variabel independen atau Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebuah perubahannya atau timbulnya variabel depnden, (Sugiyono, 2010:59). Variabel independen dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen pada kualitas produk. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produk yang berupa barang.

Berikut adalah aspek atau dimensi kualitas produk (produk berupa barang) :

1) Dimensi kinerja (Performance), berkait tentang fungsi utama produk. Item dari dimensi ini yang diteliti yaitu, kenyamanan pada saat digunakan dan melindungi kaki dari apapun yang bisa melukai atau mencederai kaki.

2) Dimensi daya tahan (Durability), berkait dengan penggunaan sepatu Converse dalam jangka waktu yang relatif lama. Item dari dimensi ini yang ingin diteli adalah keawetan dari sepatu Converse.

3) Dimensi Serviceability, berkait tentang kemudahan perawatan produk Converse oleh penggunanya, ketersediaan komponen pengganti. Item dari dimensi ini yang ingin diteliti adalah kemudahan dalam merawat sepatu Converse, kemudahan

(37)

mendapatakan komponen pengganti (tali dan alas kaki) sepatu Converse.

4) Dimensi estitika (Sensory Characteristic), berkaitan tentang kualitas suatu barang dan daya tarik, penampilan dan kesesuaian bagi pengguna. Item dari dimensi ini yang ingin diteliti adalah tampilan dari sepatu Converse mengikuti trend.

5) Dimensi citra merek dan reputasi (Perceived), berkait tentang kesan pelanggan terhadap produk Converse. Item dari dimensi ini yang ingin diteliti adalah kepercayaan diri dari konsumen saat menggunakan sepatu Converse dan mengikuti trend.

b. Variabel dependen (Terikat)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adlah minat beli ulang, untuk menjelaskan minat beli ulang,maka diajukan indikator minat beli ulang yaitu :

1) Minat Referensial,yaitu kecenderungan konsumen merekomendasikan kepada orang orang lain produk sepatu Converse.

2) Minat Prefensial, yaitu kecenderungan konsumen tertarik dan menginginkan sepatu Converse dari pada sepatu merek lain.

3) Minat Eksploratif, yaitu kecenderungan konsumen mencari informasi mengenai sepatu Converse.

2. Definisi Variabel

(38)

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2007:59).

Definisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Persepsi pada kualitas produk

Menurut G Hendra Poerwanto dalam blog pribadinya , nhttps://sites.google.com/site/kelolakualitas/dimensi- kualitas-

produk .Kualitas adalah sesuatu atau apapun yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen atau tentang kesesuaian terhadap spesifikasi.

Sedangkan kualitas produk sendiri adalah aspek ciri karateristik produk untuk melihat kualitas produk.

b. Menurut Hellier dalam Edi dan Rahmawati (2015:76) minat beli ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa berdasarkan apa yang telah diperoleh dari perusahaan yang sama, melakukan pengeluaran untuk memperoleh barang dan jasa tersebut dan ada kecenderungan dilakukan secara berkala.

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014:132). Yang menunjuk pada suatu pernyataan mengenai tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan dua variabel yang

(39)

akan diteliti yaitu persepsi konsumen pada kualitas produk dan minat beli ulang. Pada penelitian ini skala pengukuran likert yang diberi bobot masing- masing 1 sampai 5. Pernyataan kuisioner yang dibuat akan dijawab dengan memberikan tanda cheklist () pada kolom yang telah tersedia. Masing- masing item jawaban pada pernyataan memiliki bobot yang berbeda. Bobot masing-masing kuisioner adalah sebagai berikut :

SS = Sangat setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

N = Netral diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Dapat diketahui bobot tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah 1.

Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut :

Interval

=

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Untuk variabel persepsi konsumen pada kualitas, semakin tinggi skor persepsi maka dapat diartikan sangat positif atau sangat bagus apabila sebaliknya jika semakinrendah skor persepsi maka dapat diartikan semakin negatif atau semakin buruk. Kategori skornya dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(40)

Tabel III.1

Kategori skor yang dikelompokkan

Rentang skor Penjelasan

1,00 ─ 1,79 Persepsi konsumen pada kualitas produk sangat negatif atau sangat buruk

1,80 ─ 2,59 Persepsi konsumen pada kualitas produk negatif atau buruk

2,60 − 3,39 Persepsi konsumen pada kualitas produk netral

3,40 ─ 4,19 Persepsi konsumen pada kualitas produk positif atau baik

4,20 ─ 5,00 Persepsi konsumen pada kualitas produk sangat baik

Untuk variabel minat beli ulang, semakin tinggi skor minat beli ulang maka dapat diartikan minat beli ulang konsumen semakin tinggi, apabila sebaliknya skor semakin rendah maka dapat diartikan minat beli ulang konsumen rendah.

(41)

Tabel III.2

Kategori skor dikelompokkan

Rentang skor Penjelasan

1,00 ─ 1,79 Minat beli ulang konsumen sangat rendah

1,80 ─ 2,59 Minat beli ulang konsumen rendah 2,60 − 3,39 Miant beli ulang konsumen netral 3,40 ─ 4,19 Minat beli ulang konsumen tinggi 4,20 ─ 5,00 Minat beli ulang konsumen sangat

tinggi

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i Kampus I Universitas Sanata Dharma yang sudah mengetahui dan sudah pernah memakai produk sepatu merk Converse dan ingin menggunakan kembali sepatu merek Converse.

2. Sampel

Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan

(42)

sifat-sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Syofian Siregar,2013:56). Sampel dari penelitian ini adalah sebagian mahasiswa/mahasiswi yang sudah pernah membeli sepatu Converse di Universitas Sanata Dharma.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probality Sampling yang berarti setiap unsur yang terdapat dalam populasi untuk memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui (Siregar 2013:60). Dalam penelitian ini karena populasi yang ingin diteliti tidak diketahui, maka perhitungan yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini sebagai berikut

𝑛 = 𝑍2

4(𝑀𝑜𝑒)^2 𝑛 = 1,962

4(0,01)^2 𝑛 = 96,04 Keterangan :

𝑛 = jumlah sampel

Z = nilai Z dengan tingakat keyakinan yang dibutuhkan penemuan sampel persen pada. Pada α = 5% dan Z = 1,96.

Mo = margin of error atau kesalahan maksimum yang ditoleransi biasanya 10 %.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96,04 yang penulis bulatkan menjadi 100 responden.

(43)

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik convenience sampling yang sering disebut dengan accidental sampling.

Menurut Riady (2016:36), yaitu siapa saja secara kebetulan yang ketemu dengan peneliti dan dianggap cocok dengan sumber data.

G. Sumber Data 1. Data Primer

Pada penelitian ini data yang diperoleh merupakan dari konsumen sepatu Converse, berdasarkan jawaban konsumen atas persepsi konsumen pada kualitas produk dan minat beli ulang dari pertanyaan kuisioner.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari pihak lain, berupa dari buku-buku yang berhubungan dengan pokok masalah yang dibahas, web stie, dokumentasi, internet, dan data tertulis lainnya yang dijadikan sebagai bagan referensi.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuisioner, yaitu teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangakat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada respnden untuk dijawab. Isi kuisioner yang penulis buat berupa :

a. Identitas responden

(44)

b. Pernyataan tentang persepsi konsumen pada kualitas produk Converse c. Pernyataan tentang minat beli ulang

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Siregar (2013:75) validitas “is a valid measure if succesfull”

yang berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk uji validitas dengan teknik korelasi :

𝑟

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

=

𝑛(𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√{𝑛 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2}{𝑛 ∑ 𝑦2−(∑ 𝑦)2}

Keterangan :

n = jumlah responden x = skor variabel

y = skor total dari variabel untuk responden ke-n

Untuk menentukan apakah instrument tersebut valid atau tidaknya digunakan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika 𝑟𝑥𝑦 hitung ≥ r tabel maka pernyataan dinyatakan valid.

b. Jika 𝑟𝑥𝑦 hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabelilitas adalah instrumen yang bila dignakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data

(45)

yang sama (Sugiyono 2014:172). Banyak rumus yang digunakan untuk mengukur rebilitas diantaranya adalah rumus Cornbach’s Alpha.

𝑟11= { 𝑘

(𝑘 − 1)} {1 −∑ 𝜎 2𝑏 𝜎2

𝑡 }

Keterangan :

n = Jumlah sampel

𝑥𝑖 = Jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan.

∑ 𝑋 = Total jawaban responden setiap butir pertanyaan.

𝛼2 = Varian total

∑ 𝛼𝑏2 = Jumlah varian butir 𝑘 = Jumlah butir pertanyaan 𝑟11 = Koefisien reabilitas konsumen

Kriteria suatu instrumen penelitian reliabel dengan menggunakan teknik ini , apabila koefisien reliabilitas (𝑟11) > 0,6.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendpatkan gambaran tentang : a. Deskripsi Responden

Analisis deskripsi responden digunakan untuk memisahkan atau mengelompokkan responden agar diperoleh gambaran

(46)

mengenai umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan berapa kali telah membeli sepatu Converse.

b. Deskirpsi Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang variabel mean, modus, dan median. Dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :

1) Menghitung nilai mean, modus, dan median untuk setiap variabel/objek/item.

2) Nilai tertinggi adalah 5 dari bobot nilai terendah adalah 1, sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut

𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙

Interval =5−15 = 0,8 2. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk menajwab permasalahan yang ada pada penelitian yang ada pada penelitian.

Analisis linier sederhana dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Melakukan Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dpat digunakan uji statistik berjenis parametik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal,

(47)

makan akan digunakan uji statistik non parametrik. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Metode Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi secara normal adalah jika signifikan lebih dari 0,05 (sign>0,05) b. Menguji Linearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linier.

Dikatakan linier jika kenaikan skor variabel bebas diikuti kenaikan skor variabel terikat. Uji linearitas ini dilakukan dengan menggunakan garis regresi dengan taraf signifikasi 0,005.

c. Persamaan Regresi Linier Sederhana

Menurut Sarjono dan Julianta (2011:91) analisis regresi adlah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan sat variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) maka dinamakan analisis regresi linier sederhana yang dirumuskan :

Y= a + b X Keterangan :

Y = Variabel Dependen (minat beli ulang) a = konstanta regresi

(48)

b = angka arah atau koefesien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel indipenden. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Variabel Independen (persepsi konsumen pada kualitas produk sepatu Converse)

Jika a dan b sudah ditentukan, maka selanjutnya nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan regresi sederhana untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada variabel Y berdasarkan nilai variabel X yang telah diketahui

d. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh yang signifikan variabel bebas, yaitu pengaruh perseps konsumen pada kualitas produk Converse terhadap variabel terikat, yaitu minat beli ulang. Pada penelitian ini dihunakan uji satu pihak kanan dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05. Dalam melakukan uji t dilakukan prosedur sebagai berikut :

1) Merumuskan Hipotesis

𝐻0 ; 𝛽= 0, persepsi konsumen pada kualitas produk Converse tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang.

𝐻𝑎; 𝛽≠0,persepsi konsumen pada kualitas produk Converse berpengaruh terhadap minat beli ulang.

(49)

2) Menentukan level of significance (α)

Dalam penelitian ini level of significance atau tingkat signifikasinya sebesar 0,05 (5%) dengan derajat bebas (df) = n- k, n merupakan responden dan k merupakan variabel penelitian.

3) Menentukan nilai thitung dan ttabel.

Thitung diperoleh dari output SPSS dan ttabel dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05.

4) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesi

Jika thitung ≤ ttabel atau nilai (Sig) ≥ α maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak yang berarti tidak berpengaruh.

Jika thitung > t tabel atau nilai (Sig) < α maka 𝐻𝑎 diterima yang berarti berpengaruh.

5) Membuat kesimpulan

Jika 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima berarti persepsi konsumen pada kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli, begitu pula sebaliknya jika 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak berarti persepsi konsumen pada kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang.

(50)
(51)

34 BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

Converse adalah sebuah perusahaan sepatu asal Amerika dengan hasil produksi yang terutama terdiri dari alas kaki berjenis olahraga dan brand gaya hidup. Perusahaan telah berdiri sejak tahun 1908 dan, pada tahun 2003, dibeli senilai $ 305.000.000 (USD) sebagai anak perusahaan dari Nike, Converse memproduksi produk di bawah nama dagang seperti One Star, Chuck Taylor All Star, dan Jack Purcell. Sepatu converse dibedakan dengan sejumlah fitur, termasuk motif lencana bintangnya. Bahkan, sol karet All Star, halus bulat disekitaran di atas, dan melengkung di sekitar jalur telah menjadi khas yang begitu dikenali, pada tahun 2014, Converse mengajukan gugatan ke Komisi Perdagangan Internasional AS yang menuduh Walmart, Skechers, Kmart, dan 28 pengecer lain beserta produsen dengan masalah pelanggaran merek dagang. Dalam upaya untuk melestarikan keaslian sepatu selain fungsinya.

Sejumlah perkara diselesaikan, termasuk Fila dan Iconix. Selain alas kaki, perusahaan menjual barang-barang lainnya secara global melalui pengecer di lebih dari 160 negara dan melalui sekitar 75-perusahaan milik toko ritel di

Amerika Serikat.

(52)

Berawal dari olahraga basket Ketika pertama kali berdiri di tahun 1908, Converse, yang namanya adalah Converse Rubber Corporation, adalah perusahaan yang membuat alas kaki serta sepatu kerja musiman yang berbasis pada bahan karet. Tapi, membuat produk musiman berarti membuat pekerja mereka nganggur di waktu-waktu tertentu. Akhirnya, perusahaan ini memutuskan untuk membuat sepatu olahraga. Dan karena saat itu olahraga basket sangat populer, maka mereka memutuskan untuk membuat sepatu yang bisa dipakai untuk bermain basket. Sepatu basket pertama dari Converse diproduksi di tahun 1917. Dan percaya atau tidak, sepatunya punya model yang tidak jauh berbeda dengan model high-top sekarang, dengan warna cokelat. Tahun 1920, Converse mulai memproduksi sepatu ini dengan warna hitam seluruhnya menggunakan bahan kanvas atau kulit, serta sol karet yang sangat tebal. Awalnya, sepatu ini belum begitu populer, sampai seorang bernama Charles ‘Chuck’ H. Taylor melihat sepatu ini Nah, walaupun era 1972 menjadi terakhir kali sneakers Converse dipakai oleh para atlit NBA, tetapi ternyata itu barulah langkah awal jejak sejarah dari sneakers ini. Para

(53)

desainer dan anak-anak muda sangat menyukai sneakers yang satu ini.

Mengetahui hal ini, Converse akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan lebih dari satu warna, dengan tambahan desain tulisan dan bahan di ujung bawah sepatu berupa lambang Converse dengan berbagai corak warna sobat.

Seperti yang bisa kita lihat di atas, Converse mulai mengeluarkan banyak warna untuk mengantisipasi permintaan masyarakat. Persaingan dengan merek sneakers yang lain terutama Adidas dan Nike yang pada saat itu juga sedang menggebu-gebunya dengan penjualan Stan Smith dan Air Jordan.

Gambar IV.1 Logo Converse

Mengulas mengenai logo, Converse merupakan salah satu yang terpopuler di dunia dan mudah dikenali, khususnya di industri olahraga. Salah satu karyawan perusahaan Jim Labadini, merupakan pembuat bentuk chevron dan bintang di logo tersebut pada 1970, dan kini masih muncul di berbagai produk alas kaki Converse.

(54)

Dipopulerkan oleh seseorang bernama Chuck Taylor, pertama kali melihatnya, Chuck Taylor langsung suka dengan sepatu itu dan yakin bahwa sepatu ini punya potensi besar di industri bola basket. Saking yakinnya, di tahun 1921, Chuck Taylor bergabung menjadi pegawai sales Converse dan juga pemain sekaligus pelatih tim basket yang disponsori oleh Converse, Converse All-Stars. Semenjak bergabung, Chuck Taylor selalu berkeliling ke berbagai sekolah di berbagai kota untuk membawakan ‘klinik’ atau pelatihan basket. Sembari itu, dia juga mempromosikan sekaligus menjual sepatu Converse yang sangat disukainya itu. Berkat kemampuannya dalam berjualan, sepatu Converse ini semakin lama semakin populer. Tapi, jasanya tidak cuma itu. Chuck Taylor juga sering memberi ide dan masuka desain yang menurutnya bisa membuat sepatunya lebih baik dan lebih nyaman. Karena jasanya yang sangat besar ke perusahaan, di tahun 1932, Converse menambahkan tanda tangan Chuck Taylor di logo pada bagian pergelangan kaki sepatu Converse ini. Sejak itulah, nama Chuck Taylor sangat identik dengan sepatu Converse ini. Sejak nama Chuck Taylor tertempel di logo brand-nya, sepatu Converse semakin merajai pasar sepatu basket. Semua pemain basket, baik itu profesional, tim kampus, tim sekolah, atau siapapun

(55)

yang ingin bermain basket dengan serius, pasti mau dan punya sepatu ini.

Tidak hanya di pasar pemain basket, berkat varian sepatu berwarna putih dengan strip merah dan biru yang sangat patriotik bagi Amerika serta varian yang hitam polos, sepatu ini juga sering digunakan oleh para tentara Amerika untuk latihan. Sampai tahun 50-an, sepatu Converse ini memegang 80 persen pangsa pasar sepatu kets atau sneakers. Chuck Taylor sendiri juga diangkat sebagai “Ambassador to Basketball” berkat jasa-jasanya mempromosikan olahraga basket. Di tahun 1968, ia juga dimasukkan ke dalam Basketball Hall of Fam

Sayangnya, setahun setelah itu, Chuck Taylor meninggal dunia. Dan sejak saat itu, ada banyak perusahaan saingan yang mulai memproduksi sepatu tandingan yang punya model dan warna baru, serta teknologi yang lebih canggih yang menunjang kenyamanan. Akibatnya, pangsa pasar sepatu Converse di ranah basket mulai hilang, dan orang-orang mulai meninggalkan sepatu ini. Di tahun 70-an, setelah kehilangan dominasi di pasar basket, sepatu Converse malah menjadi simbol counter-culture atau anti-mainstream, khususnya untuk rocket dan hipster. Sepatu ini mulai bergeser dari sepatu olahraga menjadi sepatu santai berkat penampilan dan warnanya yang khas, serta alternatif yang lebih murah dibanding brand lain. Popularitasnya di sektor ini juga menjadi semakin jelas ketika di tahun 80-an dan 90-an ada banyak orang terkenal yang menggunakan sepatu ini misalnya James Dean, Guns N’ Roses, dan Kurt Cobain. Popularitasnya di komunitas rock dan grunge ini jugalah yang membuat sepatu Converse pertama kali populer di

(56)

Indonesia. Tapi, meksipun masih punya pangsa pasar, perusahaan Converse sendiri mengalami masa-masa sulit di tahun 80-an dan 90-an akibat pergantian manajemen dan keputusan bisnis yang buruk. Saking kesulitannya, di tahun 2001, perusahaan Converse terancam bangkrut. Tapi brand Converse sendiri sudah terlalu kuat, dan pemilik baru juga mengambil alih serta menutup pabrik produksinya di Amerika Serikat dan memindahkannya ke Asia.

(57)

B. Produk Sepatu Converse 1. Chuck Taylor High

2. Pro Star

3. Cons One Star Pro

4. Jack Purcell

(58)

41 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 100 responden untuk uji validatas dan reabilitas. Kemudian penulis memberikan kuisioner yang telah lolos uji validitas dan reabilitas kepada 100 responden. Kriteria responden adalah konsumen yang pernah membeli dan menggunakan sepatu merek CONVERSE di Kampus I Universitas Sanata Dharma. Kuisioner diisi oleh responden dengan menggunakan tanda centang () pada pernyataan yang telah penulis susun. Setiap butiran pernyataan dicantumkan 5 pilihan yaitu SS sangat setuju, S setuju, N netral, TS tidak setuju, dan STS sangat tidak setuju. Responden hanya diperbolehkan memilih satu jawaban untuk setiap butiran pernyataan yang diberikan.

A. Hasil Pengujian Instrumen 1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil dalam uji validitas ini dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Untuk mengetahui r tabel bisa dilakukan dengan menggunakan rumus: r tabel (a, n-2) dari tabel product moment. Pada uji validitas ini diketahui bahwa n adalah 100, dan a=5% maka : r tabel (5% 100-2)= 0,196. Setiap pernyataan dikatakan valid jika lebih besar dari 0,196. Berikut adalah hasil uji validitas yang penulis dapatkan

(59)

Tabel V.1

Persepsi Konsumen Pada Kualitas Produk Validitas

variabel Item Butir

Pernyataan r hitung

r tabel keterangan

Persepsi konsumen pada kualitas produk

Kinerja 1 0,814 0,196 VALID

2 0,727 0,196 VALID

Daya Tahan 1 0,842 0,196 VALID

2 0,659 0,196 VALID Serviceability 1 0,408 0,196 VALID 2 0,677 0,196 VALID

Estetika 1 0,855 0,196 VALID

2 0,838 0,196 VALID

Citra Merek 1 0,859 0,196 VALID

2 0,879 0,196 VALID Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel validitas V.1, 10 pernyataan dari 5 item persepsi konsumen pada kualitas produk dinyatakan valid karena rhitung lebih besar dari rtabel

(0,194).

(60)

Tabel V.2 Minat Beli Ulang Variabel Butir

pernyataan

r hitung r tabel Keterangan Minat beli

ulang

1 0,910 0,196 VALID

2 0,912 0,196 VALID

3 0,919 0,196 VALID

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel validitas V.2 ,3 pernyataan minat beli ulang dinyatakan valid, karena r hitung lebih besar dari r tabel (0,196).

2. Hasi Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Cronbach Alpha. Suatu kuisioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha besar dari 0,06. Berikut adalah hasil uji reliabilitas yang penulis dapatkan :

Tabel V.3

Persepsi Konsumsi Pada Kualitas Produk Reliabiliti Statistics

Cronbach Alpha N of items

.912 10

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel V.3 dapat dilihat bahwa seluruh butir pernyataan variabel persepsi konsumen pada kualitas dinyatakan reliabel, karena nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,06.

(61)

Tabel V.4 Minat Beli Ulang Reliabiliti Statistic Cronbach Alpha N of items

.900 3

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel V.4 dapat dilihat bahwa seluruh butir pernyataan variabel minat beli ulang dinyatakan reliabel, karena Cronbach Alpha lebih besar dari 0,06.

B. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif ini dilakukan untuk menganalisis secara deskriptif variabel penelitian yang dilakukan. Teknik analisis deskriptif dibagi menjadi dua yaitu :

a. Deskripsi Karateristik Responden

Pada sub bab ini karateristik responden yang digunakan untuk mengukur gambaran tentang responden yang diteliti kemudian dilakukan perhitungan menggunakan statistik deskriptif. Adapu karateristik responden diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Usia

Dalam klasifikasi ini, usia dikelompokkan menjadi dua kelompok, seperti tercantum pada tabel berikut ini :

(62)

Tabel V.5

Karateristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

≤20 44 44%

>20 56 56%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 44 dari 100 responden berusia 20 tahun ke bawah dengan persentase sebesar 44% dan 56 dari 100 responden berusia diatas 20 tahun keatas dengan persentase 56%.

2) Jenis Kelamin

Dalam klasifikasi ini, jenis kelamin dikelompokkan menjadi dua kelompok, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel V.6

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase

Pria 69 69%

Wanita 31 31%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna sepatu CONVERSE di Kampus I Universitas Sanata Dharma adalah pria, sebesar 69% dan wanita 31%.

(63)

3) Frekuensi Pembelian

Dalam klasifikasi ini, frekuensi pemakaian dikelompokkan menjadi empat kelompok, seperti yang tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel V.7

Karateristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi pemakaian sepatu CONVERSE oleh konsumen sebagai berikut:

Kelompok dengan frekuensi pemakaian sepatu 1 kali, yaitu 18 orang (18%), kelompok frekuensi pemakaian 2 kali, yaitu 34 orang (34%), kelompok frekuensi pemakaian sepatu 3 kali, Frekuensi

pembelian

Jumlah Persentase

1 kali 18 18%

2 kali 34 34%

3 kali 25 25%

>3 kali 23 23%

(64)

yaitu 25 orang (25%), kelompok frekuensi lebih dari 3 kali, yaitu 23 orang (23%).

2. Deskriptif Variabel

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui skor rata-rata jawaban responden untuk setiap dimensi variabel kualitas produk dan indikator minat beli ulang. Hasil rata-rata dapat dimasukkan ke dalam kelompok dimana skor 1,00 – 1,79 termasuk sangat buruk, 1,80 – 2,59 termasuk buruk, 2,60 – 3,39 termasuk cukup, 3,40 – 4,19 termasuk baik, 4,20- 5,00 termasuk sangat baik. Metode pengujian rata-rata skor dilakukan dengan menggunakan bantuan MS Excel.

A. Persepsi konsumen pada kualitas produk

Variabel persepsi konsumen pada kualitas produk (barang), terbagi menjadi 5 dimensi yaitu, kinerja (Performance), daya tahan (Durability), serviceability, estetika (Sensor Charateristic), dan citra reputasi (Perceived).

Tabel V.8

Dimensi Kualitas Produk (Barang)

variabel Dimensi Mean Item Skor Rata- Rata

Kinerja 4,42 1 4,46

2 4,38

Persepsi 1 3,85

(65)

konsumen pada Kualits

Produk

Daya Tahan 3,82

2 3,48

Serviceability 4,35 1 4,17

2 4,54

Estetika 4,10 1 4,19

2 4,02

Citra dan Reputasi

4,17 1 4,21

2 4,14

Rata-rata 4,17

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel persepsi konsumen pada kualitas produk memperoleh rata-rata sebesar 4,17 yang berarti persepsi pada konsumen pada kualitas produk “Baik”.

Rata-rata untuk dimensi kinerja (Performance) diperoleh 4,42, Daya Tahan (Durability) diperoleh 3,82, Serviceability diperoleh 4,35, Estetika (Sensor Characteristic) diperoleh 4,10, Citra dan Reputasi (Perceived) memperoleh 4,17. Rata-rata terendah diantara dimensi-dimensi yang ada adalah Daya Tahan (Durability) dengan skor 3,82 dan dengan 2 item yaitu alas sepatu CONVERSE tidak mudah lepas dan warna dari sepatu CONVERSE.

B. Minat Beli Ulang

Variabel minat beli ulang menggunakan 3 indikator, yaitu minat Referensial (kecenderungan konsumen merekomendasikan kepada orang lain), minat Preferensial (kecenderungan konsumen lebih

(66)

memilih sepatu merek CONVERSE dari pada sepatu merek lain), minat Eksploratif (kecenderungan konsumen mencari informasi positif mengenai sepatu CONVERSE). Adapun tabel skor rata-rata dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut :

Tabel V.9 Minat Beli Ulang

Variabel Indikator Mean

Minat Beli Ulang

Referensial 3,67

Preferensial 3,8

Eksploratif 3,85

Rata-rata 3,77

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa minat beli ulang memperoleh rata-rata sebesar 3,77 yang berarti minat beli ulang konsumen “Tinggi”. Indikator Referensial memperoleh rata-rata 3,67. Indikator Preferensial memperoleh rata-rata 3,8. Indikator Eksploratif memperoleh rata-rata 3,85.

C. Analisis Regresi Sederhana a. Uji Asumsi Klasik

(67)

1. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk menguji variabel bebas dan variabel terikat pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal. Metode yang digunakan untukmengetahui apakah data residual peneliti berdistribusi normal atau tidak adalah uji Kolmograv-smirnof dengan SPSS.

Dasar pengambilan keputusan normalitas adalah dengan melihat angka probabilitas signifikasinya, jika >0,05 berarti data berdistribusi normal. Berikut adalah tabel hasil uji normalitas yang diperoleh penulis :

Tabel V.10 Uji Normalitas

Berdasarkan tabel V.10 dapat dilihat nilai sig. pada bagian Kolmogorov-sminof sebesar 0,448. Sehingga dapat disimpulkan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.62288808 Most Extreme

Differences

Absolute .086

Positive .060

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .862

Asymp. Sig. (2-tailed) .448

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018

(68)

bahwa data yang diperoleh penulis berdistribusi normal karena nilai Kolmogorov-smirnov lebih besar dari 0,05.

2. Uji linearitas

Digunakan untuk menguji apakah hubungan antar masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Uji linearitas dapat dilihat di bawah ini

Tabel V.11 Uji Linearitas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 451.017 1 451.017 169.514 .000a

Residual 260.743 98 2.661

Total 711.760 99

a. Predictors: (Constant), KUA b. Dependent Variable: MB

Sumber : Data Primer yang diolah, Februari 2018 3. Uji Regresi Sederhana

Regresi linear sederhana ini digunakan untuk menjawab hipotesis dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel X dan variabel Y. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Persepsi konsumen pada kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen. Untuk menganalisis hipotesis penelitian digunakan uji regresi linier sederhana. Kaidah uji regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pembelajaran, sebaiknya metode tanya jawab selalu digunakan karena bagi siswa yang kurang memahami materi atau tidak menemukan jawaban atas

Menurut Daruune dan Tribop (2008) semakin besar komposisi selulosa asetat maka akan semakin kecil fluks yang dihasilkan, namun semakin besar rejeksinya. Karena pada

Selain penggunaan Hardware dalam penyelesaian proses editing film pendek No Kudos penulis juga menggunakan beberapa software yang sangat berpengaruh terhadap selesainya film No

Dalam kasus ini PT. Lion Air selaku pelaku usaha penerbangan telah melanggar hak-hak Hari Sunaryadi yang seharusnya didapat sebagai pihak konsumen karena PT. Lion Air

Tämän tutkimuksen tulokset kuvaavat sitä, miten asiantuntijasairaanhoitajan huomioidessa potilaan konkreettisten, henkisten, sosiaalisten ja tiedollisten voimavarojen ohjauksen

rangsangan tersebut harus dapat menggetarkan syaraf indera dan menimbulkan respon langsung atau sensasi-sensasi pada otak. Misalnya ketika seseorang merasa tertarik

/isajikan teks eksl teks ekslanasi anasi sisa #aa sisa #aat menentukan r t menentukan re#ikat #ari e#ikat #ari salah satu salah satu kalimat #alam kuan

Pada penelitian ini telah dibuat suatu program perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengolah data kecepatan gelombang seismik pantul (RMS velocity)