• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FINANCIAL ATTITUDE DAN FINANCIAL KNOWLEDGE TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA DIMODERASI VARIABEL GENDER TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH FINANCIAL ATTITUDE DAN FINANCIAL KNOWLEDGE TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA DIMODERASI VARIABEL GENDER TESIS"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FINANCIAL ATTITUDE DAN FINANCIAL KNOWLEDGE TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA

DIMODERASI VARIABEL GENDER

TESIS

OLEH:

RARAS RISIA YOGASNUMURTI NIM: 177007010

MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)

Tanggal Lulus : 16 Agustus 2019 Telah Diuji Pada

Tanggal : 16 Agustus 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Anggota : 1. Dr. Nisrul Irawati, MBA

2. Dr. Miswar Budi Mulya, M.Si

3. Dr. Iskandarmuda, SE, AK, CA, M.Si 4. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si

(4)

ABSTRAK

PENGARUH FINANCIAL ATTITUDE DAN FINANCIAL KNOWLEDGE TERHADAP MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI MAHASISWA

DIMODERASI VARIABEL GENDER

Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang terkait dalam pengunaan keuangan untuk digunakan dalam tingkat konsumsi sehari-hari. Gaya hidup yang konsumtif dan serba instan menjadikan mahasiswa sering mengeluarkan uang untuk membeli apa saja yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Meningkatnya aktivitas mahasiswa dalam mencari barang-barang melalui online shop tentunya akan meningkatkan penggunaan pulsa dibandingkan yang tidak online. Sementara masalah dalam memegang uang paling banyak dialami oleh para mahasiswa khususnya yang tidak serumah dengan orang tuanya.

Hal ini karena mahasiswa berada dalam masa peralihan dari ketergantungan menuju kemandirian secara finansial. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) – Medan yang memang sudah mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan yang seharusnya memiliki nilai tambah yang lebih baik daripada kalangan lain. Maka dari itu, penting sekali untuk mahasiswa mengetahui dan menerapkan arti dari manajemen keuangan pribadi agar mampu menjadi mahasiswa yang pandai mengatur keuangan dan hidup lebih sejahtera dimasa yang akan datang. Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan keuangan seorang mahasiswa terhadap manajemen keuangan pribadi. Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU-Medan dengan mengambil mahasiswa sebagai populasinya. Sampel responden sebanyak 98 dari 4.363 orang jumlah mahasiswa yang terdata. Dengan menerapkan Moderating Regression Analysis (MRA) melalui metode analisis moderasi menggunakan alat SPSS Versi 23 didapatkan kesimpulan bahwa Financial Attitude berpengaruh positif dan signifikan terhadap Manajemen Keuangan Pribadi. Financial Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap Manajemen Keuangan Pribadi. Financial Attitude dan Financial Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap Manajemen Keuangan Pribadi. Gender memperkuat Financial Attitude dan Financial Knowledge terhadap Manajemen Keuangan Pribadi.

Kata Kunci : Financial Attitude, Financial Knowledge, Gender dan Manajemen Keuangan Pribadi

(5)

ABSTRACT

THE EFFECT OF FINANCIAL ATTITUDE AND FINANCIAL KNOWLEDGE ON THE PERSONAL FINANCIAL MANAGEMENT OF

COLLEGE

STUDENTS GENDER VARIABLE MODELING

College students are one part of the community involved in the use of finance to be used in the level of daily consumption. Consumptive and instant lifestyle makes students often spend money to buy anything they don't really need. Increased student activity in searching for goods through an online shop will certainly increase the use of credit compared to those not online. While problems in holding money most experienced by students, especially those who are not at home with their parents. This is because students are in a transition from dependency to financial independence. Students of the Faculty of Economics and Business of Islam, North Sumatra State Islamic University (UINSU) - Medan who have indeed studied matters relating to economics and finance that should have added value better than other circles. Therefore, it is very important for students to know and apply the meaning of personal financial management to be able to become students who are good at managing finances and living more prosperously in the future. Researchers are interested in knowing whether there is an influence between the level of financial knowledge of a student on personal financial management. The study was conducted at the Faculty of Economics and Islamic Business UINSU-Medan by taking students as the population. The sample of respondents as many as 98 of 4,363 people the number of students recorded. By applying Moderating Regression Analysis (MRA) through the moderation analysis method using the SPSS Version 23 tool, it can be concluded that Financial Attitude has a positive and significant effect on Personal Financial Management.

Financial Knowledge has a positive and significant effect on Personal Financial Management. Financial Attitude and Financial Knowledge have a positive and significant effect on Personal Financial Management. Gender strengthens Financial Attitude and Financial Knowledge on Personal Financial Management.

Keywords: Financial Attitude, Financial Knowledge, Gender and Personal Financial Management

(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Raras Risia Yogasnumurti

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 12 Januari 1995 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak Kandung Dari : Bapak (Alm) Santoso Anang Sumarto, S.Pd.

Ibu Suryati Sikumbang, S.H.

Suami : Aldio Frisky, S.E.

Alamat : Jl. Jend. Sudirman Gg. Matseh No. 30 D Binjai Kecamatan Binjai Kota, Binjai, Sumut

Email : [email protected]

No Hp : 081370490566

Riwayat Pendidikan

 SD Tamansiswa Cabang Binjai Tamat 2006

 SMP Tamansiswa Cabang Binjai Tamat 2009

 SMA Tamansiswa Cabang Binjai Tamat 2012

 D3 Perbankan Syariah Tamat 2015

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

 S1 Ekonomi Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Tamat 2016 Riwayat Pekerjaan

 Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan 2015-Sekarang

 Owner Travel Barokah 2018-Sekarang

 Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan 2019-Sekarang

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan HidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis dengan judul Pengaruh Financial Attitude dan Financial Knowledge terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa Dimoderasi

Variabel Gender.

Dalam penulisan Tesis ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan serta saran dari berbagai pihak . Atas bimbingan serta saran yang telah penulis terima dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini, dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak / Ibu yang terhormat:

1. Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum, yang telah memberikan kesempatan perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

2. Prof Dr Robert Sibarani MS sebagai Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

3. Dr Isfenti Sadalia SE ME selaku Ketua Program Studi S2 Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara dan Dosen pembimbing yang memberikan masukan penyusunan Tesis ini.

4. Dr Nisrul Irawati, MBA. selaku Dosen pembimbing yang memberikan masukan penyusunan Tesis ini.

5. Seluruh Dosen / staff Pengajar Program S2 Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan motivasi dan memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis mengikuti proses belajar.

(9)

6. Bapak dan ibu pimpinan dan karyawan kantor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU-Medan yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

7. Orangtua yang saya sayangi Almarhum Bapak Santoso Anang Sumarto, S.Pd. dan Ibu Suryati Sikumbang, Almarhum Bapak Armen dan Ibu T.

Nazriani serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis.

8. Suami saya tercinta Aldio Frisky, S.E., yang selalu memberi cinta, doa dan semangat kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan selama masa perkuliahan di Magister Manajemen yaitu Ambar, Della, Rara, dan Kak Silvi.

10. Sahabat saya Zunaida Riska Dalimunthe, S.E., M.E., yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara moril dan material telah membantu terselesaikannya tesis ini.

Penulis menyadari penulisan Tesis ini masih jauh dari sempurna, baik menyangkut isi, maupun penyajianya, karena keterbatasan waktu dan wawasan penulis. Dalam kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan Penulisan Tesis ini.

Medan, Agustus 2019 Penulis,

Raras Risia Yogasnumurti NIM:177007010

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAAN ... i

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

LEMBARAN PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 14

1.6 Asumsi-asumsi ... 15

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

2.1 Deskripsi Teori ... 16

2.1.1 Financial Attitude... 16

2.1.2 Financial Knowledge ... 18

2.1.3 Gender ... 20

2.1.3.1 Definisi Gender ... 20

2.1.3.1 Teori Gender ... 23

2.1.4 Manajemen Keuangan Pribadi ... 25

2.2 Review Hasil-Hasil Penelitian ... 41

2.3 Kerangka Konseptual ... 43

2.4 Rumusan Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Tipe Penelitian ... 47

3.2 Lokasi Penelitian ... 48

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.3.1 Populasi ... 48

3.3.2 Sampel ... 49

3.3.3 Sumber Data ... 51

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5 Definisi Operasional... 53

3.6 Teknik Pengujian Instrumen ... 54

3.6.1 Uji Validitas ... 54

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 55

3.7. Metode Analisis Data ... 56

3.7.1 Analisis Deskriptif ... 56

3.7.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

3.7.3 Analisis Korelasi Berganda ... 59

(11)

Analysis) ... 58

3.7.5 Pengujian Hipotesis ... 62

3.8. Pengujian Asumsi Klasik ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1. Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 67

4.1.2 Deskripsi Uji Kualitas Data ... 72

4.1.3 Karakteristik Responden ... 78

4.1.4 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ... 80

4.1.5 Uji Asumsi Klasik ... 93

4.1.6 Analisis Data ... 97

4.1.7 Pengujian Hipotesis ... 99

4.1.8 Analisis Regresi Moderasi ... 101

4.2. Pembahasan ... 103

4.2.1 Pengaruh Financial Attitude terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa ... 103

4.2.2 Pengaruh Financial Knowledge terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa ... 106

4.2.3 Pengaruh Financial Attitude dan Financial Knowledge terhadap Manajemen Keuangan Pribadi Mahasiswa ... 108

4.2.4 Gender Memoderasi Pengaruh Financial Attitude dan Financial Knowledge terhadap Manajemen Keuangan Pribadi... 110

4.3. Implikasi Manajerial ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112

5.1. Kesimpulan ... 112

5.2. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

LAMPIRAN PENELITIAN ... 120

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

1.1 Ringkasan Reseach Gap pengaruh financial attitude dan financial

knowledge terhadap Manajemen Keuangan Pribadi. ... 11

2.1 Penelitian perdahulu... 41

3.1 Jumlah Mahasiswa aktif FEBI UINSU 2015 s.d 2018 ... 49

3.2 Jumlah Mahasiswa FEBI UINSU 2015 s.d. 2018 Yang memenuhi Kriteria Inklusi ... 50

3.3 Total Sampel Penelitian Per Jurusan... 51

3.4 Skala Isian Kuisioner ... 52

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 53

3.6 Skala Nilai Interprestasi ... 56

3.7 Kriteria Nilai Interval ... 57

3.8 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ... 58

4.1 Struktur Organisasi FEBI UINSU-Medan ... 70

4.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Financial Attitude (X1) ... 72

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Financial Attitude (X1) ... 73

4.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Financial Knowledge (X2) ... 74

4.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Financial Knowledge (X2) ... 75

4.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Gender (Z) ... 76

4.7 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Gender (Z) ... 76

4.8 Hasil Uji Validitas Angket Manajemen Keuangan Pribadi (Y)... 77

4.9 Hasil Uji Reliabilitas Angket Manajemen Keuangan Pribadi (Y) ... 78

4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 79

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 79

4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 79

4.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan ... 80

4.14 Tanggapan Responden Pada Instrumen Financial Attitude (X1) ... 80

4.15 Tanggapan Responden Pada Instrumen Financial Knowledge (X2) ... 84

4.16 Tanggapan Responden Pada Instrumen Gender (Z) ... 88

4.17 Tanggapan Responden Pada Instrumen Manajemen Keuangan Pribadi .. 90

4.18 Hasil Uji Normalitas ... 93

4.19 Hasil Uji Lineritas Variabel Financial Attitude (X1) ... 94

4.20 Uji Multikolinearitas ... 95

4.21 Uji Glejser ... 97

4.22 Uji Regresi Linier Berganda ... 98

4.23 Uji R Square ... 99

4.24 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 100

4.25 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 101

4.26 Uji Sub Kelompok Gender Perempuan... 102

4.27 Uji Sub Kelompok Gender Laki-Laki... 102

4.28 Uji Moderating Regresion Analysis (MRA) ... 103

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

1.1 Diagram Mahasiswa Berdasarkan Domisili ... 7

1.2 Diagram Mahasiswa Berdasarkan Sumber Pendapatan ... 8

1.3 Diagram Mahasiswa Berdasarkan Membuat Anggaran ... 9

2.1 Skema Penyusunan Prioritas Belanja ... 30

2.2 Bagan Kerangka Konseptual ... 45

4.1 Grafik ScatterPlot Uji Heteroskedasitas ... 96

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat Indonesia yang disebabkan oleh perkembangan peradaban manusia yang semakin maju. Bekerja dan memperoleh pendapatan merupakan salah satu cara agar dapat memenuhinya.

Setelah mendapatkannya, individu juga perlu mengelola pendapatan dengan baik sehingga dapat memanfaatkannya dengan porsi masing-masing. Salah satu kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia modern adalah kecerdasan finansial, yaitu kecerdasan dalam mengelola aset keuangan pribadi.

Beberapa orang cenderung untuk menyimpan banyak informasi, beberapa ingin mengumpulkan informasi sebelum melakukan pembelian, dan sebagian orang ingin mengikuti insting mereka. Dengan menerapkan cara pengelolaan keuangan yang benar, maka individu diharapkan bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dari uang yang dimilikinya. Mahasiswa sebagai generasi muda tidak hanya menghadapi kompleksitas yang semakin meningkat dalam produk-produk keuangan, jasa, dan pasar, tetapi mereka lebih cenderung harus menanggung risiko keuangan di masa depan yang lebih besar.

Banyaknya masyarakat yang tidak mengerti tentang keuangan menyebabkan mereka mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi perekonomian dan inflasi atau karena berkembangnya sistem ekonomi yang cenderung boros karena masyarakat semakin konsumtif. Masyarakat banyak yang memanfaatkan kredit rumah dan kartu kredit , tetapi karena pengetahuannya minim, tidak sedikit yang

(15)

mengalami kerugian atau sering terjadi perbedaan perhitungan antara konsumen dan bank. Banyak masyarakat yang masih belum bisa berinvestasi ataupun mengakses pasar modal dan pasar uang, karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal tersebut. Sementara itu edukasi tentang keuangan (financial education) masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

Financial education adalah proses panjang yang memacu individu untuk memiliki rencana keuangan di masa depan demi mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan pola dan gaya hidup yang mereka jalani (Nababan dan Sadalia, 2013).

Pengertian sikap keuangan (financial attitude) menurut Pankow (2003) sebagaimana dikutip Ningsih dan Rita (2010), yaitu sikap keuangan diartikan sebagai keadaan pikiran, pendapat, serta penilaian tentang keuangan. Sikap keuangan pribadi merupakan kontributor penting untuk kesuksesan atau kegagalan keuangan konsumen. Meskipun demikian, beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti pengelolaan keuangan mahasiswa baik dari sikap keuangan pribadi sendiri atau bersamaan dengan pengetahuan keuangan dan perilaku keuangan. Jadi dapat diartikan bahwa sikap seseorang mengacu pada bagaimana mereka merasa tentang masalah keuangan pribadi yang dapat diukur dengan tanggapan atas sebuah pernyataan atau opini (Marsh, 2006). Financial attitude akan membantu individu dalam menentukan sikap dan berperilaku mereka baik dalam hal pengelolaan keuangan, menganggarkan keuangan maupun membuat keputusan.

Mahasiswa sering memulai masa kuliah mereka dengan atau tanpa mengerti dan bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi mereka sendiri (Cunningham 2000; Nellie Mae 2002). Maksud dari keuangan pribadi, bisa juga disebut sebagai

(16)

manajemen uang atau pembiayaan konsumen, termasuk masalah keuangan individu seperti rencana arus kas, kredit, asuransi, investasi, obligasi, dan tabungan. Belajar bagaimana mengelola uang (money management) itu sama pentingnya. Pendidikan keuangan akan membahas isu – isu pribadi yang bersifat keuangan pribadi.

Manajemen keuangan pribadi perlu dilakukan secara disiplin dan terencana, sehingga tujuan yang sudah direncanakan dapat terealisasi pada saat yang sudah ditentukan. Perencanaan keuangan yang baik perlu diimbangi dengan realisasi atau pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Setiap individu perlu membuat manajemen keuangan pribadi untuk membantu membuat perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Manajemen keuangan dalam jangka pendek dapat membantu dalam mengendalikan keinginan untuk mengkonsumsi produk yang kurang penting. Sedangkan, manajemen keuangan jangka panjang dapat membantu perencanaan masa depan maupun hari tua. Jika manajemen keuangan dilakukan secara disiplin dapat membantu mencapai tujuang yang diharapkan.

Howell (1993) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan pribadi merupakan salah satu kompetensi yang paling dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat modern, karena pilihan konsumen dari hari ke hari akan mempengaruhi keamanan keuangan dan standar hidup seseorang. Meskipun demikian, Harder (2001) menunjukkan bahwa topik keuangan pribadi sering diremehkan dalam pendidikan saat ini. Kebanyakan orang cenderung untuk belajar mengenai keuangan pribadi melalui proses trial dan eror. Mengatasi kekurangan keuangan pribadi pada mahasiswa tidak hanya dapat mencegah

(17)

potensi fiskal, tetapi juga mengajarkan mereka dengan cara yang tepat bagaimana untuk mengelola uang yang juga akan menjadikannya sebagai implikasi perkembangan positif.

Dalam arti sederhana keuangan pribadi terdiri dari 2 (dua) bagian.

"Keuangan" yang berkaitan dengan keuangan, atau uang, atau juga dapat diartikan sebagai ilmu mengelola uang. "Pribadi" berarti orang, atau seseorang. Dalam konteks ini , keuangan pribadi dapat didefinisikan sebagai manajemen keuangan individu atau keluarga yang diperlukan untuk mendapatkan anggaran, tabungan, dan membelanjakan sumber uang dari waktu ke waktu, dengan mempertimbangkan berbagai resiko keuangan untuk masa depan.

Manajemen keuangan pribadi adalah cara dimana individu mengelola sumber dana (uang) untuk digunakan sebagai keputusan penggunaan dana, penentuan sumber dana, serta keputusan untuk perencanaan pensiun (Gitman 2002). Dalam proses pengelolaan tersebut, maka tidak mudah untuk mengaplikasikannya karena terdapat beberapa langkah sistematis yang harus diikuti. Dengan mengetahui dasar dari manajemen keuangan, maka kita akan tahu bahwa segala sesuatu harus diawali dengan berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

Dari beberapa penelitian sebelumnya (Xiao el.al, 2008; Mandell dan Klein, 2009) menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk memperbaiki perilaku di usia dewasa adalah dengan mengajarkan sikap yang baik sejak kecil, termasuk manajemen keuangan pribadi. Sementara di Indonesia sendiri pendidikan keuangan pribadi (personal finance education) masih jarang ditemui baik itu di sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

(18)

Ada kalanya kesulitan keuangan bukan hanya disebabkan oleh rendahnya tingkat penghasilan, tetapi bisa juga disebabkan kesalahahan dalam manajemen keuangan, untuk itu, dibutuhkan literasi keuangan yang memadai. Literasi keuangan dalam bentuk semua aspek keuangan pribadi bukan ditujukan untuk mempersulit atau mengekang orang dalam menikmati hidup serta menggunakan uang yang mereka miliki, tetapi justru dengan literasi keuangan, individu atau keluarga dapat menikmati hidup dengan menggunakan sumber daya keuangannya dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan keuangan pribadinya (Warsono, 2010). Dalam kehidupan, manusialah yang sebaiknya mengendalikan uang, bukan sebaliknya, kehidupan manusia dikendalikan oleh uang.

Secara luas peneliti menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut mengenai pengelolaan uang mahasiswa di perguruan tinggi diperlukan. Hirt dan Nick (1999), berpendapat bahwa mahasiswa yang memiliki keinisiatifan untuk mengelola uang telah diabaikan dalam program perkuliahan. Ketika mahasiswa belajar bagaimana mengelola uang, mereka dapat merasakan moving through autonomy toward independence, kualitas diri yang menunjukkan kemampuan untuk memotivasi, bimbingan, tujuan, tindakan dan ketekalan untuk mencapai tujuan yang diingini serta menjadi diri sendiri dan pada masa yang sama menyadari pentingnya hubungan dengan orang lain.

Manajemen keuangan pribadi yang baik belum cukup bagi mahasiswa dan mahasiswi dalam melakukan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan menyimpan dana keuangan sehari-hari dengan baik. Maka dari itu diperlukanlah pendidikan mengenai keuangan untuk pengenalan ilmu pengetahuan keuangan supaya mahasiswa dan mahasiwi dapat

(19)

mengenal dan mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan yang sebenarnya dalam mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab. Pengetahuan keuangan (financial knoeledge) pada saat sekarang ini sangat dibutuhkan, karena masayarakat pada saat sekarang ini cenderung membeli sesuatu sesuai dengan keinginan mereka. Orton (2007) mengatakan bahwasanya pengetahuan keuangan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan karena literasi keuangan yang dilakukan oleh seseorang adalah untuk mengambil keputusan keuangan pribadi ataupun pemahaman tentang keuangan, namun pada kenyatannya banyak negara yang penduduknya memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang kurang baik.

Untuk memiliki financial knowledge maka perlu mengembangkan financial skill dan belajar untuk menggunakan financial tools. Menyiapkan sebuah anggaran , memilih investasi, memilih rencana asuransi dan menggunakan kredit adalah contoh dari financial skill. Financial skill adalah sebuah teknik untuk membuat keputusan dalam manajemen keuangan pribadi. Financial tools adalah bentuk dan bagan yang dipergunakan dalam pembuatan keputusan manajemen keuangan pribadi (seperti cek,kartu kredit, kartu debit) (Ida dan Chintia Yohana Dwinta, 2010).

Kettley dalam Utaminingsih (2011) menunjukkan perbedaan tersebut berlanjut ke masalah pengelolaan keuangan, dimana perempuan merasa dirinya menjadi kurang mampu dan merasa cemas dalam pengelolaan keuangan sehingga berdampak pada mengurangi rasa kesejahteraan. Kekhawatiran ini muncul karena uang yang mereka peroleh masih berasal dari orang tua dan hal tersebut memunculkan tanggungjawab yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengelolaan uang, perempuan melakukannya secara emosional. Sejalan

(20)

dengan itu Carpenter (2008) dalam Sutrisno (2012) menunjukkan bahwa laki-laki mandiri secara finansial serta lebih percaya diri dalam mengelola keuangan mereka dibandingkan dengan perempuan.

Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang terkait dalam pengunaan keuangan untuk digunakan dalam tingkat konsumsi sehari-hari.

Gaya hidup yang konsumtif dan serba instan menjadikan mahasiswa sering mengeluarkan uang untuk membeli apa saja yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Apalagi saat ini teknologi semakin berkembang, maka dengan mudah mereka bisa membeli apa saja yang mereka mau melalui online shop.

Meningkatnya aktivitas mahasiswa dalam mencari barang-barang melalui online shop tentunya akan meningkatkan penggunaan pulsa dibandingkan yang tidak online. Sementara masalah dalam memegang uang paling banyak dialami oleh para mahasiswa khususnya yang tidak serumah dengan orang tuanya. Hal ini karena mahasiswa berada dalam masa peralihan dari ketergantungan menuju kemandirian secara finansial.

Sumber: data diolah (2019)

Dalam Kota Medan (Tinggal bersama orang tua) Luar Kota 23%

Medan (Anak Kos)

47%

Luar Kota Medan (Bukan Anak Kos)

30%

Diagram1.1

Mahasiswa Berdasarkan Domisili

(21)

Berdasarkan diagram 1.1. sebagian besar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan merupakan mahasiswa rantauan dan jauh dari orang tua, dalam memenuhi kebutuhan hidup selalu menunggu kiriman dari orang tua sebanyak 14 orang (47%). Selain itu ada juga yang berada di luar kota Medan (Binjai, Stabat, Perbaungan, Lubuk Pakam dan Belawan) tapi bukan anak kos sebanyak 9 orang (30%). Mereka menggunakan transportasi pribadi dan umum untuk mengakses universitas yang tidak dekat jaraknya. Dan kategori dalam kota Medan (Tinggal bersama orangtua/wali) sebanyak 7 orang (23%). Sikap mahasiswa dalam mengalokasikan uang dari orang tua/wali tergantung dari perilaku masing-masing. Ada kelompok mahasiswa yang membelanjakan semua uang kiriman dari orang tuanya, bahkan mereka selalu meminta kiriman tambahan. Namun, ada juga kelompok mahasiswa lain yang mendapat kiriman bulanan dari orang tuanya sebagian disisihkan untuk belajar berinvestasi.

Sumber: data diolah (2019)

Diagram 1.2. menunjukkan dari 30 mahasiswa 12 orang yang sudah memiliki pekerjaan seperti membuka bisnis online, mengajar les privat, bekerja di rumah makan, membuka usaha kuliner, bekerja di bengkel dan lain-lain. Delapan belas orang yang hanya mengandalkan uang bulanan dari orangtua/keluarga tanpa

Bekerja 40%

Bulanan dari Orangtua/

Keluarga 60%

Diagram 1.2.

Mahasiswa Berdasarkan Sumber Pendapatan (Per Bulan)

(22)

bekerja, apabila tidak pandai mengatur keuangannya, dana yang disiapkan untuk sebulan bisa habis dalam waktu seminggu. Mengelola keuangan mahasiswa yang sudah bekerja berbeda dengan mahasiswa yang belum bekerja karena mereka lebih dapat menghargai uang. Mereka lebih mengerti bagaimana susahnya dalam mendapatkan uang, berbeda dengan mahasiswa yang mendapatkan uang hanya dengan meminta kepada orang tua/wali.

Bagi mahasiswa, manajemen keuangan pribadi bukanlah hal mudah untuk dilakukan sebab ada saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi, salah satunya adalah fenomena perilaku yang konsumtif yang berkembang. Perilaku konsumtif ini mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan tanpa memperhatikan skala prioritas. Kendala-kendala yang dihadapi bisa karena keterlambatan kiriman dari orang tua/wali, atau uang bulanan yang habis sebelum waktunya, yang disebabkan habisnya dana akibat kebutuhan tak terduga, ataupun disebabkan pengelolah keuangan pribadi yang salah (tidak ada penganggaran), serta gaya hidup serta pola konsumsi boros.

Sumber: data diolah (2019)

Mahasiswa yang tidak membuat anggaran bulanan memperoleh 73% (22 orang), ini menunjukkan masih sedikit mahasiswa yang merutinkan untuk membuat anggaran seperti yang terlihat pada diagram 1.3 yaitu sebanyak 27% (8

Membuat Anggaran

27%

Tidak Membuat Anggaran

73%

Diagram 1.3.

Mahasiswa Berdasarkan Membuat Anggaran Per Bulan

(23)

orang). Hal ini yang menyebabkan mahasiswa sulit menerapkan manajemen keuangan pribadi tersebut, dikarenakan mereka tidak membuat rincian keuangan setiap bulannya. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) – Medan yang memang sudah mempelajari hal- hal yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan yang seharusnya memiliki nilai tambah yang lebih baik daripada kalangan lain. Maka dari itu, penting sekali untuk mahasiswa mengetahui dan menerapkan arti dari manajemen keuangan pribadi agar mampu menjadi mahasiswa yang pandai mengatur keuangan dan hidup lebih sejahtera dimasa yang akan datang. Peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan keuangan seorang mahasiswa terhadap manajemen keuangan pribadi.

Gender diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang memengaruhi pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa. Bahwa laki-laki dan perempuan memiliki sifat yang berbeda dalam pengelolaan keuangan pribadi. Para peneliti telah menemukan bahwa gender dapat memengaruhi urusan keuangan, khususnya dalam pengelolaan keuangan pribadi. Abraham Ansong dan Michael Asiedu Gyensare mengatakan pria biasanya bertanggung jawab untuk keputusan keuangan di berbagai rumah tangga dan untuk itu lebih mungkin untuk memahami konsep-konsep keuangan yang lebih baik daripada perempuan. Hal ini mengindikasikan bahwa laki-laki memiliki sifat percaya diri dalam mengelola keuangan pribadinya dibandingkan dengan perempuan. Wagland dan Taylor yang dikutip oleh Nujmatul Laily megatakan, rendahnya kepercayaan diri perempuan disebabkan oleh perannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus career women sehingga sulit sekali untuk menabung.

(24)

Terdapat research gap yang ditunjukkan oleh beberapa penelitian akan pengaruh financial attitude dan financial knowledge terhadap manajemen keuangan pribadi dengan variabel gender di dalam Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Ringkasan Reseach Gap pengaruh financial attitude dan financial knowledge terhadap Manajemen Keuangan Pribadi

No. Hubungan Antar

Variabel Hasil Penelitian Peneliti

1. Sikap Keuangan (Financial Attitude)

1. Perbedaan signifikan

ditemukan dalam

tingkatan sikap keuangan (financial attitude) antara perempuan dan laki-laki.

2. Perbedaan signifikan

ditemukan pada

mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa tahun akhir dimana pengalaman kuliah mempengaruhi sikap keuangan (financial attitude)

Dahlia, Rabitah, dan Zuraidah (2009)

Brent A. Marsh (2006)

Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara sikap keuangan (financial attitude) dengan jurusan, dan tingkatan semester mahasiswa.

Dahlia, Rabitah dan Zuraidah (2009)

2. Pengetahuan Keuangan (Financial Knowledge)

Perbedaan signifikan ditemukan pada mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa tahun akhir dimana

pengalaman kuliah

mempengaruhi pengetahuan keuangan.

Brent A. Marsh (2006)

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, jurusan, dan angkatan.

2. Tidak ada perbedaan signifikan antara mahasiswa community college dan four-year college yang mengambil kursus atau tidak mengambil kursus.

Dahlia, Rabitah, dan Zuraidah (2009)

Mosser (1981)

3. Manajemen Keuangan Pribadi

1. Perbedaan signifikan pada pengelolaan uang dan pengeluaran mahasiswa domestik dan mahasiswa internasional.

Boyland dan Warren (2013)

(25)

ditemukan pada mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa rahun akhir dimana pengalaman kuliah mempengaruhi manajemen keuangan pribadi.

Brent A. Marsh (2006)

Aspek hipotesis yang disajikan melalui research gap menjadi latar belakang penelitian tesis ini. Dalam penelitian ini akan dilakukan uji pengaruh variabel financial attitude dan financial knowledge terhadap manajemen keuangan pribadi yang dimoderasi oleh variabel gender guna meningkatkan tingkat pengelolaan keuangan mahasiswa.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, pokok masalah yang akan dicari pemecahannya dari penelitian ini adalah bagaimana financial attitude dan financial knowledge yang sudah dilakukan mahasiswa dalam melakukan manajemen keuangan pribadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan.

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka beberapa pertanyaan yang perlu dijawab:

1) Apakah financial attitude berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi?

2) Apakah financial knowledge berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi?

3) Apakah financial attitude dan financial knowledge berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi?

4) Apakah gender memoderasi pengaruh financial attitude dan financial knowledge terhadap manajemen keuangan pribadi?

(26)

1.3. Tujuan Penelitian

Merujuk kepada rumusan masalah penelitian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan kebijakan/rumusan dan strategi yang efektif diimplementasikan guna meningkatkan manajemen keuangan pribadi mahasiswa. Untuk itu perlu menganalisis:

1) Menganalisis financial attitude berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi.

2) Menganalisis financial knowledge berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi.

3) Menganalisis financial attitude dan financial knowledge berpengaruh signifikan terhadap manajemen keuangan pribadi.

4) Menganalisis gender memoderasi pengaruh financial attitude dan financial knowledge terhadap manajemen keuangan pribadi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1) Bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan, penelitian tesis ini berguna untuk mengelola keuangan pribadi. Melalui manajemen keuangan pribadi, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan dapat memperdalam pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam mengelola keuangan pribadi. Selain itu, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan dapat mengembangkan diri dalam mengelola keuangan individu dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

(27)

2) Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) – Medan, berguna sebagai barometer peningkatan kualitas pengajar atau dosen untuk menjadi bahan bacaan dan referensi untuk menambah wawasan terkait pengaruh financial attitude dan financial knowledge terhadap manajemen keuangan pribadi dimoderasi variabel gender mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan.

3) Bagi peneliti dapat menjadi sarana untuk menerapkan ilmu-ilmu manajemen yang telah didapatkan oleh peneliti selama menempuh pendidikan pada Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti mengenai jasa keuangan dan mengelola keuangan pribadi serta perencanaan jangka pendek maupun panjang.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 1) Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian tesis ini, ruang lingkup bahasan adalah financial attitude dan financial knowledge terhadap manajemen keuangan pribadi mahasiswa dimoderasi variabel gender di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan.

2) Batasan Penelitian

a) Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan.

b) Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan yang sudah memperoleh matakuliah manajemen.

(28)

c) Penelitian ini menggunakan variabel financial attitude dan finacial knowledge terhadap manajemen keuangan pribadi mahasiswa dimoderasi variabel gender Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan.

1.6. Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Mahasiswa belum maksimal pada financial attitude dan financial knowledge sesuai dengan teori-teori yang diberikan. Jika financial attitude dan financial knowledge tidak dimaksimalkan, maka manajemen keuangan pribadi akan semakin rendah setiap individunya.

2) Dengan financial attitude dan financial knowledge yang rendah, maka mahasiswa akan lebih kurang optimal mengelola keuangan pribadi mereka dan akan mengalami penurunan kualitas terhadap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSU – Medan.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Financial Attitude

Financial attitude merupakan keadaan seseorang terhadap keuangan yang yang diaplikasikan ke dalam sikap. Sikap merupakan bagian dari keyakinan, perasaan-assessed feeling dan perilaku sengaja atas orang, objek, dan kejadian (an attitude object) (Taufiq Amir, 2017: 31). Sikap adalah pernyataan yang evaluatif baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap objek, individu, dan peristiwa (Robbins & Judge, 2008).

Menurut Ersha Amanah, Dadan dan Aldila (2016), sikap adalah ukuran, pendapat dan penilaian seseorang terhadap dunia yang ditinggali. Dan menurut Pankow (2003), sikap adalah ukuran keadaan pikiran, pendapat dan penilaian seseorang terhadap dunia yang ditinggali. Sehingga financial attitude adalah keadaan seseorang, pendapat atau penilaian terhadap uang yang diterapkan atau diaplikasikan kedalam sikap. Berdasarkan penelitian Hayhoe, et al (1999), Financial attitude yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi dan membantu individu tersebut dalam bersikap dan berperilaku terhadap keuangan.

Baik itu dalam mengelola, menganggarkan dan keputusan yang akan diambil.

Sikap keuangan dapat dipengaruhi oleh keluarga, sekolah dan lain sebagainya.

Jika seorang invidu berada pada lingkungan pengelolaan keuangan yang baik, maka secara otomotis individu tersebut juga akan mampu mengelola keuangan dengan baik juga.

(30)

Financial attitudes dapat dicerminkan oleh enam konsep berikut (Furnham,1984), yaitu:

a. Obsession, merujuk pada pola pikir seseorang tentang uang dan persepsinya tentang masa depan untuk mengelola uang dengan baik.

b. Power, yaitu merujuk pada seseorang yang menggunakan uang sebagai alat untuk mengendalikan orang lain dan menurutnya uang dapat menyelesaikan masalah.

c. Effort, merujuk pada seseorang yang merasa pantas memiliki uang dari apa yang sudah dikerjakannya.

d. Inadequacy, merujuk pada seseorang yang selalu merasa tidak cukup memiliki uang.

e. Retention, merujuk pada seseorang yang memiliki kecenderungan tidak ingin menghabiskan uang.

f. Security, merujuk pada pandangan seseorang yang sangat kuno tentang uang seperti anggapan bahwa uang lebih baik hanya disimpan sendiri tanpa ditabung di Bank atau untuk investasi.

Instrument yang digunakan dalam penelitian financial attitude mengadopsi penelitian yang dilakukan oleh Zahroh (2014). Indikator-indikator yang digunakan yaitu:

a. Orientasi terhadap keuangan pribadi : kebiasaan dalam merencanakan anggaran keuangan.

b. Filsafat utang : Sikap yang negatif yang digunakan saat keamanan keuangan mahasiswa terbatasi.

c. Keamanan uang : Mahasiswa akan merasa aman dengan kondisi keuangannya.

(31)

d. Menilai keuangan pribadi : Keuangan pribadi yang mencerminkan sifat mahasiswa.

2.1.2 Financial Knowledge

Pengetahuan mengacu pada apa yang diketahui individu tentang masalah keuangan pribadi, yang diukur dengan tingkat pengetahuan mereka tentang berbagai konsep keuangan pribadi. Menurut Kholilah dan Iramani, Financial Knowledge, adalah penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang dunia keuangan (2013). Pemuda belajar tentang uang sebagian besar dari sekolah dan orangtua, dengan penekanan pada penghematan (Chowa, et.al, 2012). Pada perkembangannya, pengetahuan mengeni keuangan mulai diperkenalkan berbagai jenjang pendidikan.

Untuk menangani personal finance secara sistematis dan berhasil maka diperlukan pengetahuan. Financial knowledge mempunyai hubungan dengan financial literacy dan edukasi keuangan. Literasi keuangan adalah pengetahuan tentang fakta, konsep, prinsip, dan alat teknologi untuk mengetahui tentang keuangan (Garman dan Gappinger, 2008). Mason dan Wilson (2000), literasi keuangan adalah proses dimana individu menggunakan keterampilan, sumber daya, dan pengetahuan untuk memproses informasi dan membuat keputusan dengan pengetahuan tentang keputuan keuangan tersebut. Sedangkan menurut Lusuardi (2008), financial literacy didefenisikan sebagai pengetahuan mengenai konsep-konsep dasar keuangan termasuk pengetahuan majemuk, perbedaan nilai nominal dan nilai riil, pengetahuan dasar mengenai diversifikasi resiko, nilai waktu dari uang dan lain-lain.

(32)

Financial knowledge merupakan hal yang penting untuk mengetahui pengetahuan keuangan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan jangka panjang. Kurangnya pengetahuan keuangan membuat seseorang menjadi kurang efektif dalam mengambil keputusan. Pada saat sekarang umumnya pada universitas, pengetahuan tentang keuangan sudah mulai dikembangkan. Dan praktek pendidikan keuanganpun sudah melakat dikehidupan sehari-hari seperti cara mengelola keuangan dan mempergunaakan pendapatan yang bertujuan untuk kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian Chan and Volpe (1998), pengetahuan keuangan seseorang dapat mempengaruhi opini dan keputusan seseorang.

Menurut Mason and Wilson (2000), menyatakan bahwa pengetahuan keuangan adalah penegambilan keputusan individu yang mengunakan kombinasi dari beberapa keterampilan, sumber daya, dan pengetahuan konsektual untuk mengelola informasi dan pengambilan keputusan. Untuk memiliki financial knowledge maka perlu pengembangan financial skill dan belajar untuk menggunakan financials tools. Financial skill adalah sebuah tekhnik untuk membuat sebuah keputusan dalam personal financial management. Menyiapkan sebuah anggaran, memilih investasi, memilih reencana asuransi, dan menggunakan kredit adalah contoh dari financial skill. Financials tools adalah bentuk dan bagan yang dipergunakan dalam pembuatan keputusan personal financial management seperti cek, kartu kredit, dan kartu debit (Ida dan dwinta, 2010).

Menurut Hilgret & Jeanne 2003, kurangnya pengetahuan tentang prinsip- prinsip manajemen keuangan dan masalah-masalah keuangan bisa menjelaskan

(33)

mengapa beberapa keluarga tidak mengikuti dianjurkan keuangan praktek. Untuk memiliki pengetahuan keuangan maka perlu mengembangkan keahlian keuangan dan belajar menggunakan alat keuangan. Keahlian keuangan adalah sebuah teknik untuk membuat keputusan manajemen keuangan. Pengetahuan keuangan itu penting, tidak hanya bagi kepentingan individu saja. Pengetahuan keuangan tidak hanya mampu membuat anda menggunakan keuangan dengan bijak, namun juga dapat memberi manfaat pada ekonomi. Pengetahuan keuangan mempunyai kekuataan untuk mengubah dunia.

Banyak mahasiswa yang tidak mengerti keuangan sehingga dapat menyebabkan mahasiswa mengalami pemborosan ataupun cenderung boros mahasiswa yang semakin konsumtif. Sementara itu financial education pada saat sekarang ini sangatlah dibutuhkan, karena ini dapat memacu seseorang untuk memiliki perencanaan keuangan di masa yang akan datang untuk mencapai kesejahteraan seseorang. Indikator variabel financial knowledge dalam penelitian ini mengacu pada teori Lusardi yang meliputi tentang dasar keuangan seseorang, manajemen keuangan, manajemen kredit dan debet, investasi dan manajemen simpanan dan resiko.

2.1.3 Gender

2.1.3.1 Definisi Gender

Harus diakui, gender merupakan isu baru bagi masyarakat, sehingga menimbulkan berbagai penafsiran dan respons yang tidak proporsional tentang gender. Salah satu faktor yang mempengaruhi adanya kesenjangan gender. Salah satu faktor yang mempengaruhi adanya kesenjangan gender adalah bermacam- macamnya tafsiran tentang pengertian gender.

(34)

Dari kondisi yang ada saat ini, diamati bahwa masih terjadi ketidakjelasan dan kesalahfahaman tentang pengertian gender dalam kaitannya dengan usaha emansipasi kaum perempuan. Setidak-tidaknya ada beberapa penyebab terjadinya ketidakjelasan dan kesalahpahaman tersebut. Kata gender dalam istilah bahasa Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa Inggris, yaitu

„gender‟. Jika dilihat dalam kamus bahasa Inggris, tidak secara jelas dibedakan pengertian antara sex dan gender. Sering kali gender dipersamakan dengan seks (jenis kelamin – laki-laki dan perempuan). Mansour Fakih (1999) mengemukakan bahwa analisis gender dalam sejarah pemikiran manusia tentang ketidakadilan sosial dianggap suatu analisis baru yang tidak kalah mendasar dibanding analisis ilmu sosial lainnya, bahkan analisis gender justru ikut mempertajam analisis kritis yang sudah ada, misalnya analisis kelas yang dikembangkan oleh Karl Marx ketika melakukan kritik terhadap kapitalisme akan lebih tajam jika pertanyaan tentang gender dikemukakan.

Istilah gender yang pertama kali (The Shorter Oxford Dictionary, 1973:

29) dipahami sebagai perbedaan kelamin berasal dari bahasa Latin genus (bukan gene) yang berarti ras, turunan, golongan, atau kelas. Meskipun gender merupakan bentukan sosial dan kultural utuk laki-laki dan perempuan, gender itu lebih merupakan istilah di kalangan antropologis. Kamus antropologi mengatakan bahwa gender adalah klasifikasi kata secara sintaksis yang sering ditemukan dalam bahasa Indo-Eropa dan Semit. Hampir semua bahasa menunjukkan perbedaan antara gender maskulin dan feminin, beberapa bahasa juga memiliki gender netral dan yang lain mempunyai gender animate dan inanimate.”

(35)

Gender adalah pembagian peran kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat laki-laki dan perempuan yang dianggap pantas sesuai dengan adat istiadat, norma-norma dan kebiasaan masyarakat. Gender adalah suatu konsep karakteristik yang membedakan seseorang antara lakilaki dan perempuan. Gender berdeda dengan sex, meskipun secara etimologi artinya sama dengan sex, yaitu jenis kelamin.

Secara umum sex digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologis. Sedangkan gender lebih banyak berkonsentrasi pada aspek sosial, budaya dan aspek-aspek nonbiologos lainnya.

Untuk memahami konsep gender maka harus dapat dibedakan antara kata gender dan seks (jenis kelamin). Pengertian seks (jenis kelamin) merupakan pembagian dua jenis kelamin (penyifatan) manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya bahwa manusia berjenis kelamin laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat bahwa laki- laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi, seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi sel telur, memilki vagina dan mempunyai alat untuk menyusui. Hal tersebut secara biologis melekat pada manusia yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Artinya bahwa secara biologis alat- alat tersebut tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada manusia laki-laki dan perempuan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai kodrat (ketentuan Tuhan).

Sementara itu, Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia (2001) mengartikan gender adalah peran-peran sosial yang

(36)

dikontruksikan oleh masyarakat serta tanggung jawab dan kesempatan laki-laki dan perempuan yang diharapkan masyarakat agar peran-peran sosial tersebut dapat dilakukan oleh keduanya (laki-laki dan perempuan).

Di dalam bukunya, Gender Trouble, Judith Butler (2000) memberikan argumentasinya bahwa gender merupakan bentuk simbolik dari aksi masyarakat yang mengikuti kebiasaan yang dilakukan. Selanjutnya, Butler meneyebutkan bahwa gender adalah sebuah identitas yang dibentuk oleh waktu, dilembagakan dalam suatu eksterior ruang melalui serangkaian kegiatan khas (stylized repetition of acts) yang berulang. Efek dari gender diproduksi melalui kegiatan khas tersebut yang akhirnya membentuk ilusi-ilusi yang mengikat sang diri-gender itu sendiri.

Sri Sundari Sasongko (2009) mengartikan gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil kontruksi sosial yang dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sejalan yang diungkapkan oleh Elfi Muawanah (2009) bahwa secara terminologi, gender diartikan sebagai konsep yang berkaitan dengan peran laki-laki dan perempuan di suatu waktu budaya tertentu yang dikonstruksi secara sosial bukan secara biologis.

2.1.3.2 Teori Gender

Adapun teori gender menurut Riant Nugroho (2008) adalah sebagai berikut:

a. Teori Nurture

Menurut teori nurture, adanya perbedaan laki-laki dan perempuan pada hakikatnya adalah hasil kontruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan kontribusinya dalam hidup berkeluarga,

(37)

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan lain perkataan, bahwa menurut teori nurture, peran sosial yang selama ini dianggap baku dan dipahami sebagai doktrin keagamaan, sesungguhnya bukanlah kehendak Tuhan dan tidak juga sebagai produk determinasi biologis melainkan sebagai produk konstruksi sosial. Oleh karena itu, nilai-nilai bias gender yang banyak terjadi di masyarakat yang dianggap disebabkan oleh faktor biologis, sesungguhnya tidak lain adalah konstruksi budaya.

b. Teori Nature

Menurut teori nature, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak dapat berubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa diantara kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Laki-laki memiliki peran utama di dalam masyarakat karena dianggap lebih kuat, lebih potensial dan lebih produktif. Organ reproduksi yang dimiliki oleh perempuan dinilai membatasi ruang gerak perempuan, seperti hamil, melahirkan dan menyusui, sementara itu laki-laki tidak mempunyai fungsi reproduksi tersebut. Perbedaan ini menimbulkan pemisahan fungsi dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki memiliki peran di sektor publik dan perempuan mengambil peran di sektor domestik.

c. Teori Equilibrum

Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki-laki. Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki karena

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari analisis QSPM berupa TAS atau total skor daya tarik yang merupakan penjumlahan hasil perkalian rataan AS atau nilai daya tarik suatu strategi

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Nomor 18 Tahun 2003 tentang Pajak Pendaftaran Izin Usaha

Jenis mengetahui jenis poros apa yang akan dipergunakan didalam mesin pengupas kulit kopi dan jenis pasak yang akan digunakan.. Untuk membuat mesin pengupas kulit kopi

Terimakasih untuk jasa uti selama ini, semoga diberi kesehatan selalu, rezeki yang lancar, dan diberi umur panjang, agar bisa menyaksikan cucu pertamamu ini sukses suatu saat

Pada perusahaan jasa, manfaat dari produk langsung dirasakan oleh pelanggan sehingga jika ada sesuatu yang membuat pelanggan tidak nyaman atau tidak puas dengan pelayanan maka

Penulis menyimpulkan bahwa pendidikan keuangan pribadi memeberikan kontribusi yang signifikan untuk kemampuan mahasiswa untuk mengelola keuangan pribadi mereka, dan

merupakan hak bagi setiap masyarakat maka rugi apabila tidak mendapatkan bantuan tersebut serta pengaruh dari lingkungan karena masyarakat lainnya yang memiliki

yang dikembangkan hanya membuat orang menyadari mengenai isu perceraian dan kelekatan yang bukan merupakan suatu urutan intervensi, (2) pada setiap bagian