• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

A. Ruang Lingkup

Skema sertifikasi ini berlaku untuk sertifikasi SPPT-SNI (sertifikasi awal, survailen dan sertifikasi ulang) yang berlaku untuk sertifikasi produk air mineral, air demineral, air mineral alami dan air minum embun secara wajib.

B. Acuan Normatif

No Jenis Produk Nomor SNI

1 Air Mineral 3553:2015

2 Air Demineral 6241:2015

3 Air Mineral Alami 6242:2015

4 Air Minum Embun 7812:2013

C. Definisi

1. Air Mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral dengan atau tanpa penambahan oksigen (O2) atau karbondioksida (CO2).

2. Air demineral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian secara destilasi, deionisasi, reverse osmosis dan atau proses setara lainnya, dengan atau tanpa penambahan oksigen (O2) atau karbondioksida (CO2).

3. Air mineral alami adalah air minum yang diperoleh langsung dari air sumber alami atau dibor dari sumur dalam, dengan proses terkendali yang menghindari pencemaran atau pengaruh luar atas sifat kimia, fisika, dan mikrobiologi air mineral alami.

4. Air minum embun adalah air minum yang diperoleh dari proses pengembunan uap air dari udara lembab menjadi tetesan air embun yang diolah lebih lanjut menjadi air minum embun yang dikemas.

(2)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

D. Proses SPPT SNI

Proses Sertifikasi dilakukan berdasarkan Sistem Tipe 5 atau Tipe 4

I. SELEKSI URAIAN

1. Permohonan: Sesuai persyaratan Permohonan yang tercantum dalam dokumen Prosedur LSPro Baristand Banjarbaru (PK.07.1- PPS).

a. Fotocopy Akta notaris perusahaan b. Fotocopy SIUP

c. Fotocopy NPWP

d. Fotocopy Sertifikat merek/Surat Pendaftaran Merek dari Dirjen HAKI e. Surat pernyataan diri/fotokopi

sertifikat SNI ISO 9001:2008 atau revisinya atau SNI ISO 22000:2009 atau HACCP

f. Daftar informasi terdokumentasi perusahaan

g. Struktur Organisasi perusahaan yang disahkan

h. Skema Diagram Alir Proses Kerja yang disahkan

i. Ilustrasi desain merek, tata cara pembubuhan tanda SNI

j. Fotocopy SIPA/Surat izin kerjasama dari PDAM atau yang setara lainnya atau surat keterangan kerjasama Perusahan Pemohon dengan perusahaan pemegang SIPA untuk air baku

k. Fotocopy sertifikat hasil uji air baku l. Formulir Permohonan (FM.07-1-FPS) m. Folmulir Pengendalian Mutu bahan

baku / penolong (FM.07-2-PMB) n. Formulir Proses Produksi dan

Pengendalian Mutu Dalam Proses (FM.07-3-PPP)

(3)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

o. Formulir Pengendalian Mutu Produk (FM.07-4-PMP)

p. Formulir Peralatan Inspeksi / Pengujian (FM.07-5-PPI)

Apabila pemohon berasal dari luar negeri maka harus melampirkan dokumen legal perusahaan dan dokumen sistem mutu yang harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah.

2. Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan

Tipe 5 menerapkan :

1. CPPOB minimal level 2 dan SNI ISO 9001:2008 atau SNI ISO 9001:2015

2. SNI CAC/RCP 1:2011 tentang rekomendasi nasional kode praktis higiene pangan yang didalamnya termasuk HACCP dan SNI ISO 9001:2008 atau SNI ISO 9001:2015 atau revisinya

3. Sistem Manajemen Keamanan Pangan SNI ISO 22000:2009 atau revisinya

*SNI ISO 9001:2008 hanya berlaku sampai tahun 2018

Tipe 4 :

1. Tidak wajib menerapkan sistem manajemen. Bagi produksi dalam negri dilakukan verifikasi setiap 1 (satu) tahun terhadap penerapan CPPOB sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penerapan CPPOB (minimal level 2) atau GMP bagi produk impor

2. Pengambilan contoh dipabrik setiap 6 (enam) bulan.

3. Memiliki petugas pengendali mutu lapangan AMDK yang bersertifikat kompetensi dari Lembaga

(4)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

Sertifikasi Profesi (LSP) yang berlisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau yang sejenis.

3. Waktu Asesmen Tipe 5:

Minimal 4 man/ days atau 2 hari/ 2 orang

Tipe 4:

Verifikasi terhadap penerapan CPPOB dilakukan minimal 4 man/days

4. Petugas Pengambil

Contoh:

 Minimum memenuhi kualifikasi PPC sesuai dengan Pedoman Mutu LSPro Baristand Banjarbaru (PK.06.1-MKP)

 Memahami cara pengemasan contoh pangan

 Terdaftar sebagai PPC di LSPro Baristand Banjarbaru

5. Laboratorium Uji yang digunakan

 Laboratorium Baristand Industri Banjarbaru

 Laboratorium Baristand Industri Samarinda (Laboratorium SubKontrak) untuk parameter-parameter yang belum terakrediatsi di LP Baristand Banjarbaru

 Laboratorium Balai Besar Industri Agro untuk parameter-parameter yang belum terakrediatsi di LP Baristand Banjarbaru dan Baristand Samarinda

II. DETERMINASI

1. Audit Kecukupan 1. Daftar informasi terdokumentasi 2. Peralatan produksi minimal, yaitu :

a. Air mineral : bak penampung, makro/mikri filter, UV, perlatan desinfektan, alat pencuci kemasan, alat pengisian dan penutup kemasan, tangki pengangkutan (untuk air baku

(5)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

dari luar pabrik)

b. Air demineral : seperti peralatan air mineral ditambah dengan unti membran RO, destilasi atau deionisasi.

c. Air mineral alami : alat penyaring dan alat pencuci kemasan (bottle washer) jika dibutuhkan, mesin pengisian serat mesin penutup kemasan.

d. Air minum embun : alat pengambil udara, alat filtrasi udara, pengmbun udara, tangki penampung embun, penyaring karbon aktif, alat desinfektan, pencuci kemasan, alat pengisian dan mesin penutup kemasan, dan alat pengepakan.

3. Fasilitas Laboratorium minimal:

a. Peralatan pengujian fisika- kimia : pH meter, turbidimeter, TDS meter, dan atau konduktimeter.

b. Peralatan pengujian mikrobiologi: inkubator, colony counter, oven, autoklaf, peralatan gelas (cawan petri, pipet, erlemyer)

2. Audit Lapangan

Tim Auditor

Sesuai Prosedur LSPro (PK.07.2-EVA) Auditor minimum memenuhi kualifikasi Auditor yang tercantum dalam Pedoman Mutu LSPro (PK.06.1-MPK). Minimal 1 orang dari tim auditor memiliki kompetensi keamanan pangan dan proses produksi Air mineral, Air demineral, air mineral alami atau air embun.

.

(6)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

Area yang diaudit:

 Titik kritis yang harus diperhatikan:

- Bahan Baku dan Bahan Penolong - Proses Produksi

dan Gudang

- Fasilitas

Sasaran Mutu, Prasarana, Lingkungan Kerja, Perencanaan Realisasi Produk, Pengendalian Proses dan Pengendalian Produk, Identifikasi dan Mampu Telusur, Preservasi Produk, Verifikasi Barang Yang Dibeli, Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran, Monitoring dan Pengukuran Proses, Pemantauan dan Pengukuran Produk, Pengendalian Produk Tidak Sesuai, Tindakan Perbaikan, Tindakan Pencegahan dan Sumber Daya manusia.

- Sesuai spesifikasi Bahan Baku &

Bahan Penolong

- Water Treatment - Filtrasi

- Desinfeksi - Filling - Packing

- Sanitasi Mesin dan Peralatan - Sanitasi Ruang Proses

- Higiene personel

- Mesin/Peralatan

- Peralatan laboratorium minimal - Penyimpanan

Untuk tipe 4: dilakukan verifikasi lapangan terhadap penerapan CPPOB/GMP, Rencana pengambilan contoh yang disiapkan oleh PPC, LSPro sebelum pelaksanaan audit CPPOB memberikan informasi kepada BPOM mengenai rencana pelaksanaan audit

(7)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

3. Kategori Ketidaksesuaian Tipe 5:

1. Mayor apabila : berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau sistem manajemen mutu tidak berjalan, waktu penyelesaian 1 (satu) bulan.

2. Minor apabila : terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu, waktu penyelesaian 2 (dua) bulan.

Tipe 4:

Memenuhi atau tidak memenuhi persyaratan CPPOB minimal level 2 sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan mengenai penerapan CPPOB.

4. Pelaksanaan

pengambilan contoh

1. PPC membuat rencana pengambilan contoh yang disetujui ketua auditor.

2. Contoh uji dilengkapi dengan berita acara pengambilan contoh dan label contoh.

3. Contoh yang diambil dapat berasal dari lini produksi untuk sertifikasi awal dan resertifikasi.

4. Pengambilan contoh diambil secara acak.

5. Jumlah contoh yang diambil untuk pengujian mewakili setiap jenis untuk setiap kemasan:

a. Cup minimal 3 L

b. Botol plastik dan kaca minmal 3 L

c. Galon, dipindahkan secara kuantitatif kewadah steril minimal 3 L

6. Untuk uji mikrobiologi contoh diambil secara aseptis.

(8)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

7. 1 Contoh dapat mewakili sebanyak-banyak nya 4 merek.

8. Dilakukan penyimpanan untuk arsip contoh diperusahaan.

5. Pengujian contoh uji Untuk pengujian air mineral, air demineral, air mineral alami sesuai SNI 3554:2015 Cara uji AMDK, sedangkan untuk pengujian air embun sesuai dengan SNI 7812:2013 pasal 7 cara uji 6. Laporan Hasil Uji Parameter hasil uji sesuai dengan

pemenuhan SNI III. EVALUASI DAN KEPUTUSAN

1. Evaluasi terhadap

laporan Hasil Uji dan laporan audit

1. Paling sedikit dilakukan oleh satU orang reviewer.

2. Tinjauan dilakukan terhadap laporan audit dan hasil uji pengujian sampel

3. Untuk parameter fisika dan kimia yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan kembali pengjuian terhadap arsip sampel

4. Untuk pengujian mikrobiologi yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan pengambilan contoh kembali

5. Jika hasil ulangan tetap tidak memenuhi syarat makan proses sertifikasi dinyatakan gagal.

2. Keputusan Sertifikasi melalui rapat Tim Evaluasi

Kasi SS mengadakan rapat dengan evaluator (reviewer) yang ditunjuk untuk memberikan keputusan hasil proses sertifikasi berdasarkan tinjauan hasil audit dan hasil pengujian. (PK.07.3-KPP) IV. LISENSI

1. Penerbitan SPPT-SNI 1. Masa berlaku SPPT-SNI untuk tipe 5 adalah 4 tahun, dan untuk tipe 4 adalah 2 tahun

2. SPPT-SNI mencantunkan informasi paling sedikit :

(9)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

a. Nama dan alamat perusahaan b. Nama dan alamat perusahaan

importir/perwakilan (produsen luar negri)

c. Alamat pabrik d. Merek

e. Nomor dan judul SNI f. Jenis produk

g. Jenis kemasan

3. Dalam 1 SPPT-SNI hanya dicantumkan 1 perusahaan perwakilan/importir

4. Surat perjanjian tanggung jawab lisensi pengguna tanda SNI antara LSPro dengan perusahaan wajib

mencantumkan nama

penanggungjawab.

V. SURVAILEN

1. Lingkup yang diaudit Tipe 5:

1. Audit SMM, pada saat sertfikasi awal bagi yang sudah mendapatkan sertifikat SMM berlogo KAN audit dilakukan pada elemen kritis, sedangkan bagi yang tidak audit dilakukan pada seluruh elemen

2. Asesmen proses produksi dan konsistensi produk yang diajukan untuk sertifikasi harus dipriksa di lokasi produksi

Tipe 4:

Dilakukan verifikasi lapangan terhadap penerapan GMP/CPPOB

2. Durasi Audit 1 hari kerja atau dapat menyesuaikan kondisi lingkungan

3. Kategori ketidaksesuaian 1. Mayor apabila : berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau sistem

(10)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

manajemen mutu tidak berjalan, waktu penyelesaian 1 (satu) bulan.

2. Minor apabila : terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu, waktu penyelesaian 2 (dua) bulan.

4. Jumlah contoh yang diambil

1. PPC membuat rencana pengambilan contoh yang disetujui ketua auditor.

2. Contoh uji dilengkapi dengan berita acara pengambilan contoh dan label contoh. Contoh dimabil di aliran produksi.

3. Contoh yang diambil dapat berasal dari lini produksi untuk sertifikasi awal dan resertifikasi.

4. Pengambilan contoh diambil secara acak.

5. Jumlah contoh yang diambil untuk pengujian mewakili setiap jenis untuk setiap kemasan:

d. Cup minimal 3 L

e. Botol plastik dan kaca minmal 3 L

f. Galon, dipindahkan secara kuantitatif kewadah steril minimal 3 L

6. 1 Contoh dapat mewakili sebanyak-banyak nya 4 merek.

7. Dilakukan penyimpanan untuk arsip contoh diperusahaan.

5. Evaluasi terhadap

laporan Hasil Uji dan laporan audit

1. Paling sedikit dilakukan oleh sati orang reviewer.

2. Tinjauan dilakukan terhadap laporan audit dan hasil uji pengujian sampel

3. Untuk parameter fisika dan kimia yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan kembali pengjuian terhadap arsip sampel

(11)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

4. Untuk pengujian mikrobiologi yang tidak memenuhi syarat maka dilakukan pengambilan contoh kembali

5. Jika hasil ulangan tetap tidak memenuhi syarat makan proses sertifikasi dinyatakan gagal.

6. Keputusan survailen Kasi SS mengadakan rapat dengan evaluator (reviewer) yang ditunjuk untuk memberikan keputusan hasil proses sertifikasi berdasarkan tinjauan hasil audit dan hasil pengujian. (PK.07.3-KPP) VI. PENUNDAAN DAN PENCABUTAN

1 Penundaan 1. Berdasarkan hasil survailen, klien diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang diterbitkan sesuai dengan target/batas waktu yang ditetapkan.

2. Perusahaan harus melakukan tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang diterbitkan dan dikirimkan ke LSPro Baristand Banjarbaru sesuai dengan target/batas waktu yang ditetapkan.

3. Apabila sesuai dengan target/batas waktu yang ditetapkan perusahaan belum melakukan tindakan perbaikan, maka LSPro Baristand Banjarbaru menerbitkan surat penundaan Sertifikat SPPT SNI. Perusahaan diberikan tambahan waktu untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang diterbitkan.

4. Apabila perusahaan telah melakukan tindakan perbaikan dan dapat diverifikasi serta

(12)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU

SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI

SKEMA SERTIFIKASI-AMDK

(Sesuai Lampiran II PerMenPerin No. 78/M-IND/PER/11/2016)

ditutup, maka LSPro Baristand 5. Banjarbaru menerbitkan Surat

berlakunya Sertifikat SPPT SNI kembali.

2 Pencabutan Hasil survailen dari butir penundaan (lima bulan setelah penangguhan), bila hasil perbaikan yang telah dilakukan tidak memenuhi persyaratan maka sertifikat produknya akan dicabut.

VII. PENGHENTIAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN LINGKUP SERTIFIKASI

 Pelanggan mengajukan permohonan tertulis untuk penghentian atau memperluas atau mengurangi ruang lingkup sertifikasi produk.

 LSPro menindak lanjuti permohonan tertulis tersebut.

 Jika pemohon mengajukan perluasan lingkup sertifikasi maka Lembaga Sertifikasi Produk Banjarbaru akan melakukan evaluasi terhadap dokumen yang dikirim pemohon sebagaimana disyaratkan dalam Permohonan Sertifikasi.

 Lembaga menugaskan urusan terkait untuk melakukan asesmen terhadap sistem mutu perusahaan, pengambilan contoh untuk pengujian, dan pengujian produk sebagaimana dijabarkan dalam Prosedur Evaluasi.

 Dilakukan evaluasi terhadap hasil yang telah dilakukan diatas.

 Ketua Lembaga Sertifikasi Produk Banjarbaru akan memberikan sertifikat produk kepada pemohon untuk perluasan sertifikasi dengan ruang lingkup yang memenuhi persyaratan.

 LSPro harus memperbaharui publikasi atau direktori sertifikasi yang berkaitan dengan pelanggan yang menghentikan, mengurangi dan memperluas lingkup sertifikasinya.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem itu digunakan untuk membantu pengerajin dalam melakukan stocking barang, data histori dari pembelian akan dijadikan acuan utama dalam melakukan peramalan,

Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas oleh penduduk di Kecamatan Pati adalah faktor tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan, dengan

7.1 Apabila ketentuan standar acuan yang tercakup dalam SPPT SNI direvisi, maka PIHAK PERTAMA harus segera memberitahukan PIHAK KEDUA melalui surat tercatat (atau

a. Memiliki status hukum. Memenuhi peraturan dan kriteria sertifikasi produk berdasarkan evaluasi terhadap kecukupan sistem mutu dan pemenuhan mutu produk sesuai SNI

{xtypo_dropcap}L{/xtypo_dropcap}SPro Baristand Industri Manado adalah Lembaga Sertifikasi yang melakukan Sertifikasi Produk sesuai dengan standar produk yang diacu dan diakui

Banding terhadap keputusan LSPro Baristand Industri Manado yang secara langsung berkaitan dengan status Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI akan dipertimbangkan oleh suatu

Dengan demikian, seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula

Gambar 4.23 Halaman menu pesan data kepala dinas berhasil di hapus