TATA KOORDINAT BENDA LANGIT
Kelompok 6 :
1. Siti Nur Khotimah (4201412051)
2. Winda Yulia Sari
(4201412094)
• bintang-bintang nampak beredar
dilangit karena bumi berotasi. Jika bumi tidak berotasi terhadap sumbunya,
bintang-bintang tidak akan berpindah tempat.
• para astronom zaman dahulu membuat suatu tata koordinat benda langit
sedemikian rupa sehingga koordinat bintang dapat dibuat tidak berubah
terhadap waktu
2• Untuk menyatakan suatu posisi suatu benda langit dapat digunakan beberapa macam tata koordinat yang semuanya merupakan system koordinat bola tanpa memperhitungkan jarak dari pusat bola
• lingkaran besar, yaitu lingkaran-lingkaran yang berpusat dipusat bola
• lingkaran kecil yang pusatnya tidak pada pusat
bola
4
sistem koordinat benda langit
lintang bujur
SEM UA
lingkaran lintang
yang membagi
bola menjadi dua sama
besar
• Suatu garis bujur yang membentuk setengah lingkaran dari kutub
utara, melalui kota Greenwich di Inggris hingga kekutub selatan merupakan bujur acuan 0
0• acuan waktu universal yang
didunia disebut GMT (Greenwich Mean Time)
• Titik-titik yang bujurnya sama memiliki waktu local yang sama pula
• Tempat-tempat yang lintangnya
sama memiliki panjang siang atau
5
Tata Koordinat
Geografis
• Jarak antara dua kota yang bujur
geografisnya sama tetapi lintangnya berbeda dapat dihitung dari beda
lintang kedua kota tersebut.
6
Bujur geografis kota Jakarta hampir sama dengan kota Irutsk di Rusia. Lintang Jakarta adalah -6
010’,
106
048’dan irutsk 52
018’. 104
015’. Jarak sudut kedua kota itu kurang lebih 58
038’. Jaraknya adalah
58
038’/180
0) x π x radius Bumi. Dengan
menggunakan data Radius Bumi 6378 km, maka
jarak kedua kota itu adalah kurang lebih 6530 km.
• Cara ini tidak dapat dilakukan untuk dua kota yang lintangnya sama
dengan bujur yang berbeda.
jarak antara dua kota dapat diperoleh dengan rumus yang dapat diturunkan dari rumus
cosinus untuk segitiga bola :
D= R
+(arc cos (sin a sib b + cos a cos b cos (P
1-P
2))
Dengan : D= Jarak dalam kilometer
R
+= Radius bumi dalam kilometer a = lintang kota pertama
b = lintang kota kedua
P
1= Bujur kota pertama
P
2= Bujur kota kedua
Tata Koordinat Horizon
• Titik Zenith adalah suatu titik khayal pada bola
langit tepat vertical
diatas kepala pengamat.
• Titik Nadir adalah kebalikan dari titik
zenith, berada pada bola langit dibawah
pengamat.
• lingkaran meridian
Adalah lingkaran yang membagi langit menjadi dua bagian yang sama
• Lintang (a= altitude) adalah jarak sudut benda langit dari lingkaran horizon
8
• Rentang azimut: 0
0≤ A ≤ 360
0• Rentang ketinggian: -90
0≤ h ≤ +90
0 h = 0
0benda berada di horison h = -90
0benda di titik nadir
h = +90
0benda di titik zenit
Kelemahan sistem koordinat horison:
1. Tergantung tempat di muka bumi. Tempat berbeda, horisonnya pun berbeda.
2. Tergantung waktu, terpengaruh oleh gerak harian.
3. Bila pengamatan dilakukan dengan bantuan teleskop, kedua sumbu teleskop harus bergerak mengikuti gerak semu harian benda langitnya.
Kelebihan sistem koordinat horison:
1. Praktis, sederhana, langsung mudah dibayangkan
10
MERIDIAN LANGIT
U
T
S B
Z
N
VERTIKAL UTAMA Bintang
h
Koordinat benda langit:
(A , h) A
*
Tata Koordinat Ekuatorial
11
No. Istilah Pengertian
1. Posisi benda langit (Asensioreta (α), deklinasi (δ))
(sudut jam bintang (h), deklinasi (δ) ) 2. Asensioreta (α)
bintang
busur sepanjang ekuator langit diukur dari titik acuan (titik aries) kearah yang berlawanan dengan peredaran semu harian benda-benda langit sampai lingkaran jam bintang
3. Titik aries (γ) titik potong antara ekuator langit dan ekliptika
4. Deklinasi (δ)bintang busur sepanjang lingkaran jam yang diukur dari equator langit sampai kedudukan bintang
5. Deklinasi (δ) bintang bernilai (+)
untuk bintang-bintang yang berada disebelah utara bola langit (dari 00 s.d. +900)
6. Deklinasi (δ) bintang bernilai (-)
untuk bintang-bintang yang berada disebelah utara bola langit (dari 00 s.d. -900)
7. Sudut jam bintang (h)
sudut antara meridian dan lingkungan jam bintang
8. Waktu sideris :
12
Diperoleh dengan memproyeksikan garis-garis bujur dan lintang di permukaan bola Bumi ke permukaan bagian dalam bola langit.
* bujur geografis bujur langit (asensio rekta, ) * lintang geografis lintang langit (deklinasi, )
Sistem koordinat ekuatorial:
* bidang fundamental bidang ekuator langit
* titik acuan/referensi titik Aries
• Rentang asensio rekta: 0
0≤ a ≤ 360
0atau
Rentang asensio rekta: 0
jam≤ a ≤ 24
jam• Rentang deklinasi: -90
0≤ d ≤ +90
0 d = 0
0benda berada di ekuator langit d = -90
0benda di kutub selatan langit d = +90
0benda di kutub utara langit
• Dalam kegiatan observasi, digunakan sudut jam (HA – Hour Angle) sebagai pengganti asensio rekta.
• Hubungan antara asensio rekta dan sudut Waktu Bintang HA
Bagaimana Memperoleh Waktu Bintang?
14
Waktu Matahari Menengah (WMM) = Sudut jam Matahari + 12 jam
Jam 0 waktu Matahari Matahari menengah sedang berkulminasi bawah.
Satu hari Matahari menengah = 24 jam waktu Matahari.
Waktu Bintang (Waktu Sideris) = Sudut jam titik Aries.
Jam 0 waktu bintang titik Aries sedang bekulminasi atas.
Satu hari bintang = 23 jam 56 menit 4 detik waktu Matahari.
Benda langit berkulminasi atas
Sudut jam (HA) = 0
Waktu Bintang pada Saat Jam 0 Waktu Matahari Menengah
. S
KLS
B
KLU T
* *
*
Mth. 21/3 &.
.
.
Mth. 22/12
Jam 0 WMM Mth. 22/6
Jam 0 WMM
g g
g
g
22/12; Jam 6 Waktu Bintang 23/9; Jam 0 Waktu Bintang22/6; Jam 18 Waktu Bintang
21/3; Jam 12 Waktu Bintang
16
LINGKARAN HORISON
U
T
S
B Z
N
g
KLS
KLU
A
Sudut jam Bintang (HA*)
LETAK BINTANG DI LANGIT BELAHAN SELATAN DARI PENGAMAT DI BUMI BELAHAN SELATAN
f
* Bintang
Q
Kelemahan sistem koordinat ekuator:
1. Sulit dibayangkan letak bendanya di bola langit.
2. Sudut jam benda langit tergantung waktu pengamatan.
Kelebihan sistem koordinat ekuator:
1. Bila pengamatan dilakukan dengan bantuan teleskop, hanya satu sumbu teleskop saja yang bergerak mengikuti gerak semu harian benda langitnya.
Latihan
1. Asensio rekta sebuah bintang adalah 17
h40
m. Andaikan bintang ini diamati pada pukul 16
h45
mwaktu bintang, berapakah sudut jam bintang tersebut? Apakah bintang tersebut berada di timur atau barat meridian?
2. Saat pengamatan, sudut jam sebuah bintang diketahui –
2
h15
m, sedangkan asensio rektanya 7
h19
m. Pukul
berapakah waktu bintang pengamatan dilakukan?
Astronomi
1. Deklinasi Dan Sudut Jam 2. Deklinasi dan Asensiorekta 3. Terbit dan Terbenam
3.1 Terbit dan Terbenamnya Bintang 3.2 Terbit dan Terbenam Matahari
4. Jarak Sudut Antara Dua Bintang
Deklinasi Dan Sudut Jam
Menyatakan bujur suatu bintang
biasanya dinyatakan dalam satuan jam
Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang
berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi) atau 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
Sudut jam suatu bintang berubah tiap jam akibat rotasi Bumi dan tiap hari akibat
revolusi Bumi
Winda Yulia Sari
Deklinasi Dan Sudut Jam
Hubungan Antara Koordinat Horizon Dan Khatulistiwa
Gambar -8.
Hubungan tata koordinat horizon dan khatulistiwa,titik busur
dari zenith , tegak lurus terhadap horizon
dan melalui benda langit, segitiga bola yang dipakai adalah
KLU * Z.
Deklinasi dan Asensiorekta
posisi Matahari ketika terbit tepat dari titik Timur pada sekitar tanggal 21 Maret.
Dalam sehari selisih waktu bintang dan waktu Matahari kira-kira empat menit
Setiap hari matahari terlambat terbit 4 menit dibandingkan
dengan hari sebelumnya jika kita menggunakan Waktu bintang
Dinyatakan dalam satuan sudut (jam, menit, detik)
Hubungan Antara Asensiorekta , Sudut Jam , Dan Waktu Bintang Adalah Sebagai Berikut :
Jika seorang pengamat berada dilintang
geografis yang cukup tinggi, maka pengamat tersebut dapat mengamati bintang-bintang yang tidak pernah terbenam. Bintang-bintang yang tidak pernah terbenam itu disebut
bintang Sirkum Polar . Di Indonesia mungkin bintang yang tidak pernah terbenam ini
karena Indonesia berada disekitar
Terbit jika beda langit itu berubah
keadaan dari posisi dibawah horizon menjadi diatas horizon
Terbenam jika berubah dari posisi diatas horizon menjadi dibawah horizon
Bintang
Gambar -11.
Bintang terbenam dititik F, untuk menghitung waktu terbenam dibuat lingkaran besar yang melalui Z dan F serta sebuah lingkaran besar lain yang menghubungkan KLU dan F. Perhitungan dilakukan dengan meninjau segitiga bola Z KLU F.
Bintang
Bintang
Matahari
Terbit Matahari
Terbenam
Winda Yulia Sari
Cara Mengukur secara kasar :
1. membuat garis berbentuk setengah lingkaran dari kayu
2. memberi skala 0 hingga 180
3. mengarahkan bagian cembung penggaris itu ke arah kedua bintang yang akan diukur
jaraknya hingga kedua bintang terhubung oleh permukaan penggaris.
4. metakkan mata kita di pusat lingkaran penggaris
5. membaca skala pada penggaris antara
kedua bintang.
Jika koordinat khatulistiwa kedua bintang di
ketahui.
Salah satu contoh penerapan praktis pada
saat pengamatan adalah untuk
memperkirakan apakah dua buah bintang
yang berdekatan bisa masuk ke dalam salah
satu citra atau tidak.
Oleh : Yoga Pratama
TATA KOORDINAT EKLIPTIKA
Bidang orbit bumi mengelilingi maatahari disebut
bidang ekliptika. Perpotongan antara Bidang
Ekliptika dan bola langit disebut Lingkaran
Ekliptika.
Lintang ekliptika Matahari selalu nol
karena selalu berada di lingkaran
ekliptika. Bujur ekliptikanya bertambah
hampir satu derajat setiap hari. Lintang
ekliptika planet-planet biasanya tidak
bisa terlalu besar karena planet-planet
mengorbit Matahari hampir sebidang
dengan orbit bumi.
TATA KOORDINAT GALAKSI
Awan memanjang di langit adalah bidang galaksi, yang merupakan kumpulan bintang-bintang.
Di dalam sistem koordinat galaksi, yang juga merupakan sistem koordinat bola, bidang galaksi itu yang menjadi lingkaran lintang terbesarnya.
Bidang ini membentuk sudut sekitar 62,9˚ dengan lingkar khatulistiwa.
Untuk sistem koordinat galaksi, karena jarak Bumi-Matahari jauh lebih kecil dari ukuran galaksi maka dapat juga dikatakan bahwa pusat koordinasi galaksi adalah Matahari.
Untuk menentukan bujur galaksi, arah acuannya adalah arah pusat galaksi yang bertepatan dengan sumber
gelombang radio yang kuat Sagitarius A, yang diduga kuat berisi lubang hitam bermassa sangat besar. Arah bujur galaksi 90˚ adalah di rasi Cygnus, bujur 270˚ adalah di rasi Vela.
Bujur galaksi / diukur pada bidang galaksi dari arah pusat galaksi, kearah yang sama dengan revolusi Matahari mengelilingi pusat Galaksi ( berlawanan dengan arah rotasi galaksi ).
Lintang galaksi sebuah benda langit memberikan indikasi benda itu dari bidang galaksi. Bintang-bintang yang jauh dan lintang galaksinya besar, letaknya jauh dari bidang galaksi, sehingga cahayanya tidak terlalu banyak diserap oleh gas yang banyak terdapat di sekitar bidang galaksi.
Lintang galaksi b diukur dari bidang galaksi ke arah kutub sampai benda langit yang dimaksud, positif ke Utara, negatif ke Selatan.
PRESESI
Presesi adalah pergeseran orientasi sumbu rotasi Bumi secara perlahan-lahan setiap satu kali putaran.
Orientasi sumbu rotasi akan kembali pada keadaan semula dalam tempo sekitar 26000 tahun.
Presesi Bumi disebut juga dengan presesi equinox. Titik
equinox bergerak ke arah barat sepanjang ekliptika relatif terhadap bintang latar belakang (bintang acuan), dengan gerak yang berlawanan dengan gerak Matahari.
Gambar 5- 1 Gerak presesi, meyebabkan arah kutub utara terhadap langit berubah seiring waktu
EFEK PRESESI
osisi kutub langit utara dan kutub langit selatan tampak bergerak dalam arah yang berlawanan dengan gerak latar belakang langit yang dipenuhi oleh bintang.
Mencapai satu putaran Bumi setelah mengelilingi Matahari sebanyak 25.771,5 kali atau setara dengan 25.771,5 tahun.
Posisi Bumi dalam orbitnya ketika mengitari Matahari pada titik solstice dan titik equinox akan berubah secara
perlahan.
Contohnya, misalkan posisi orbit Bumi pada saat itu berada pada summer solstice, ketika kemiringan sumbu rotasi Bumi tepat mengarah ke Matahari, satu kali orbit penuh kemudian,
Matahari terlihat kembali pada posisi relatifnya terhadap
bintang-bintang latar belakang, kemiringan sumbu rotasi bumi yang sekarang tidak akan tepat mengarah ke Matahari. Ini
dikarenakan efek presesi, dengan kata lain solstice terjadi lebih cepat. Dengan demikian, tahun tropis yang digunakan untuk menghitung musim (dari solstice ke solstice atau equinox ke equinox) menjadi lebih pendek sekitar 20 menit dibandingkan tahun sideris. Beda waktu sebesar 20 menit per tahun berarti ekivalen dengan satu tahun setiap 25.771,5 kali putaran Bumi mengitari Matahari (atau 25.771,5 tahun), maka setelah satu putaran selama 25.771,5 tahun posisi perubahan musim akan kembali seperti semula.