PEER COUNSELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA
Nita Fitria
Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
nitafitriatauhid@gmail.com
Edy Irawan
Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yde_irawan@yahoo.co.id
Abstrak
Individu yang mengalami krisis identitas adalah individu yang tidak memiliki konsep diri
yang positif yang dapat berdampak pada perilakunya. Disamping itu, perilaku individu
banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan dimana ia tinggal. Hubungan sosial
dengan teman sebaya membentuk pola harga diri individu di mata teman-temannya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan konsep diri positif melalui konseling teman
sebaya. Model konseling ini melibatkan siswa sebagai kelompok sebaya yang diberikan
pelatihan dalam bentuk TOT (training of trainer) Adapun metode yang digunakan adalah
eksperimen, dengan pretest-posttest group design. Sampel penelitian berjumlah 15 orang
dari populasi 170 orang siswa dengan teknik sampling purposive. Setelah mengikuti proses
peer counseling bersama konselor sebaya, konsep diri positif siswa meningkat dan
menunjukkan perubahan perilaku yang positif juga.
Kata Kunci: Peer Konseling, Teman Sebaya, Konsep Diri
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk individu terdiri unsur fisik dan psikis yang menyatu dalam diri individu secara holistik. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu maka tidak disebut sebagai individu. Sebagai individu yang mandiri, seseorang berhak atas dirinya, yang dinyatakan melalui sikap dalam aktualisasi diri. Individu yang mandiri senantiasa memiliki dorongan untuk berkembang pada akhirnya menyadari akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu. Pandangan dan sikap terhadap kekuatan diri adalah hal penting yang perlu dimiliki individu untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam kehidupan individu tersebut. Dari sinilah berawal terbentuknya konsep diri dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya.
Konsep diri merupakan faktor terbentuk dari pengalaman-pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Individu mulai berpikir dan merasakan dirinya sesuai apa yang telah ditentukan orang lain terhadap dirinya dan lingkungannya, misalnya orang tua, guru, ataupun teman-teman sepergaulannya. Calhoun &
Acocella (dalam Haruna : 2017), bahwa konsep diri merupakan hasil belajar yang berlangsung setiap hari dan hal ini biasanya tanpa kita sadari.
Konsep diri yaitu seperangkap sikap, keyakinan dan pandangan yang dimiliki oleh
seseorang tentang karakteristik dan ciri-ciri sifat yang dimilikinya yang meliputi