11
Volume 1 Nomor 3 Oktober 2020
Available online http://www.jsep.org/index.php/jsep/index
STRATEGI PENEGAKAN E-TILANG DI KOTA SURABAYA ENFORCEMENTS STRATEGY OF E-TILANG IN SURABAYA CITY
Mohammad Ifan Fanani1, Naura Chairunnisa Sigit2, Kalvin Edo W3*
Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Indonesia Diterima: 18 April 2020; Disetujui: 10 Mei 2020; Dipublish: 1 Oktober 2020
*Coresponding Email: [email protected] Abstrak
Peningkatan pelanggaran lalu lintas menjadi tantangan baru bagi pihak pemerintah kota Surabaya berkerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Surabaya dan Poltestabes Surabaya untuk menerapkan sanksi yang mendidik namun tetap memiliki efek jera bagi semua lapisan masyarakat. Pelanggaran lalu lintas yang tinggi khususnya di area traffic light dan tingkat kecelakaan lalu lintas di kota Surabaya maka diciptakannya sebuah strategi supaya dapat mengurangi angka pelanggaran lalu lintas yaitu dengan membuat suatu inovasi e-tilang melalui CCTV yang terdapat diarea traffic light. Aktivitas ini dipantau 24 jam dengan tujuan supaya mengurangi angka pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas dikota Surabaya Rekaman CCTV bisa digunakan untuk menindak pelanggaran lalu lintas melalui sistem E-tilang sesuai dengan Pasal 272 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat digunakan peralatan elektronik. Faktor penghambat dari sistem E-tilang karena masih banyaknya masyarakat yang belum paham tentang cara pembayaran Etilang dan sistem E-tilang yang belum dipahami secara baik sehingga perlunya sosialisasi yang lebih gencar dan merata kepada masyarakat.
Kata Kunci : Strategi Kebijakan, E-Tilang, CCTV, Pelanggaran lalu lintas.
Abstract
The increase in traffic violations is a new challenge for the Surabaya city government in collaboration with the Surabaya City Transportation Agency and Surabaya City Police to implement sanctions that educate but still have a deterrent effect on all levels of society. High traffic violations, especially in the area of traffic light and the level of traffic accidents in the city of Surabaya, the creation of a strategy to reduce the number of traffic violations is to make an e-ticketing innovation through CCTV contained in the traffic light area. This activity is monitored 24 hours to reduce the number of traffic violations and traffic accidents in the city of Surabaya CCTV footage can be used to crack traffic violations through the E- ticketing system by Article 272 of Law Number 22 the Year 2009 concerning Traffic and Road Transportation states to support the activities of violating actions in the field of Traffic and Road Transportation, electronic equipment can be used. The inhibiting factor of the E-ticketing system is because there are still many people who do not understand how to pay for Etilang and the E-ticketing system that is not well understood so that the need for more intensive and even outreach to the public.
Keywords: Policy Strategy, E-ticketing, CCTV, Traffic violations.
How to Cite: (2020). Strategi Penegakan E-Tilang di Kota Surabaya, Jurnal Sosial, Ekonomi, dan Politik (JSEP) 1(3):
12 PENDAHULUAN
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke-4 secara tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan publik. Negara wajib melayani setiap warganegara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan arus globalisasi yang membawa perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, membuat perkembangan kebutuhan masyarakat semakin berkembang pula.
Masyarakat tentu saja menginginkan pelayanan yang lebih cepat, tepat dan transparan. Dengan adanya pelayanan publik yang efektif maka akan mengurangi biaya operasional pemerintah. untuk menciptakan layanan publik yang berkualitas dengan biaya rendah, maka pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-Government melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government Indonesia yaitu, pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan yang dapat meningkatkan efisiensi &
efektifitas serta penyelenggaraan pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Manfaat teknologi sudah merambah ke berbagai bidang, dan juga mengubah bentuk interaksi sosial terhadap manusia.
Perkembangan teknologi internet merubah cara berkomunikasi manusia, mulai dari adanya sosial media, jual beli secara elektronik dan juga membantu manusia dalam Pelayanan Administrasi.
Penerapan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam pelayanan administrasi di gunakan oleh salah satu lembaga negara yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam konteks Administrasi Publik yang memiliki fungsi pemerintahan di bidang pelayanan masyarakat.
Kemajuan Teknologi Informasi yang dimanfaatkan oleh Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dalam mewujudkan pemerintahan berbasis elektronik diharapkan bisa lebih menghasilkan pelayanan publik yang adil, transparan, efektif, dan manfaatnya dirasakan oleh semua masyarakat tanpa terkecuali. Karena latar belakang inilah pemerintah kota surabaya untuk membuat strategi demi terciptanya layanan publik yang baik untuk kota Surabaya dan diciptakannya strategi E-tilang yang berbasis teknologi. Bersama polisi dan dishub Surabaya berusaha mewujudkan kesuksesan strategi melalui pelayanan tilang elektronik (E-Tilang). Tilang elektronik yang biasa disebut E-Tilang ini adalah digitalisasi proses tilang, dengan memanfaatkan teknologi diharapkan seluruh proses tilang akan lebih efektif dan juga membantu pihak kepolisian dalam manajemen administrasi. Menurut Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 272 menyebutkan bahwa untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat digunakan peralatan elektronik. Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi kini tilang telah mengunakan sistem elektronik yang lebih dikenal dengan sistem E-Tilang. E-Tilang yang merupakan digitalisasi proses tilang, dengan memanfaatkan teknologi diharapkan seluruh proses pelayanan tilang akan menjadi lebih efektif dan transparan. Sehingga penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan yang didasarkan atas hasil rekaman peralatan elektronik.
Seperti yang telah diketahui, untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas pemerintah kota Surabaya khususnya Dinas Perhubungan telah menerapkan sistem pengawasan dengan CCTV (close circuit television).
Sejak Oktober 2017, Dishub dan
13 Polrestabes Surabaya sudah mengaktifkan kamera tilang CCTV (close circuit television). Bagi pengguna jalan raya yang melanggar lalu lintas, Polrestabes Surabaya mengirim surat pemberitahuan pelanggaran dan mengirimkannya ke alamat rumah sesuai alamat nomor kendaraan tersebut. Aparat penegak hukum berperan sebagai pencegah dan sebagai penindak dalam fungsi politik. Di samping itu polisi lalu lintas juga melakukan fungsi regeling dan fungsi bestuur khususnya dalam hal perizinan atau begunstiging. Tinjauan utama dari adanya peraturan lalu lintas adalah untuk mempertinggi mutu kelancaran dan keamanan dari semua lalu lintas di jalan- jalan. Dishub juga memasang CCTV pada semua titik daerah yang dianggap rawan.
Bukan hanya untuk melakukan pengawasan pelanggaran saja CCTV (close circuit television) juga sebagai alat untuk mengecek kemacetan, kecelakaan maupun kejahatan yang terjadi di jalan. Tetapi dalam melakukan sebuah kebijakan, pemerintah kota Surabaya menemukan sebuah kendala. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas masih rendah.
KAJIAN TEORI Manajemen Strategi
Definisi strategi menurut Marrus yang dikutip oleh (Krisha, 2018) adalah suatu penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyususnan suatu cara atau upaya bagaimana tujuan tersebut dapat tercapai dalam. Strategi dapat diartikan sebagai suatu alat yang merupakan perluasan suatu misi organisasi, yang mana alat tersebut membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dengan memperhatikan tantangan serta tuntutan jaman. Oleh karena itu dalam menyusun suatu strategi
perlu perlu adanya manajemen strategi yang mempertimbangkan faktor internal dan juga faktor eskternal untuk dapat menciptakan strategi yang efektif . Strategi yang efektif adalah strategi yang dapat menciptakan keselarasan antara organisasi dan lingkungan dengan tujuan organisasi.
Menurut Fred R David (2004) yang dikutip dalam (Onny, 2011) Manajemen Strategi adalah ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan- keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Secara teori tersebut manajemen strategi terdapat tiga tahapan yang meliputi perumusan strategi, pelaksanaan strategi dan evaluasi strategi.
Secara khusus dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perumusan strategi
Perumusan strategi adalah langkah awal yang dilakukan suatu organisasi yang meliputi pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternali, Pemahaman akan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan strategis serta perancangan strateginuntuk mencapai tujuan organisasi. Dalam proses perumusan strategi biasanya dalam melakukan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal menggunakan Analisis SWOT.
Menurut Graffin (2004:228) yang dikutip dalam (Krishna, 2018) analisis SWOT adalah evaluasi atas kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) internal suatu organisasi yang dilakukan secara berhati-hati dan juga evaluasi terhadap peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari lingkungan.
2. Pelaksanaan strategi
Pelaksanaan strategi adalah pelaksanaan dari rencana strategi yang telah dibuat mencakup pelaksanaan kebijakan dan juga pengerahan sumber daya untuk memastikan strategi tersebut dapat dijalankan
14 3. Evaluasi strategi
Pada fase ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pengukuran kinerja dan pengambilan langkah korektif untuk memperbaiki strategi kedepannya.
Konsep E-tilang
E-tilang merupakan suatu strategi dari aparat kepolisian dalam mewujudkan pelayanan publik berbasis E-government yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Strategi E-Tilang dirasa dapat menghapuskan citra buruk masyarakat terhadap proses transparansi penyelesaian tilang yang selama ini dianggap berbelit-belit. E-Tilang melalui Cameraclosed Circuit Television (CCTV) adalah sebuah jenis aplikasi perangkat lunak yang digunakan dalam proses pengajuan rekomendasi ketertiban lalu lintas berkendara dijalan raya. Konsep dari E-tilang ini hapir sama dengan sistem tilang biasanya, yang membedakan adalah pelanggaran akan terekam otomatis oleh CCTV. pelanggar tersebut akan mendapatkan surat pemberitahuan dari pihak kepolisian. Surat pemberitahuan tersebut dikirim melalui kantor pos ke alamat pemilik kendaraan disertai bukti tangkapan layar dari rekaman CCTV (Anggi Widya Permani,2020). Dasar hukum pelaksanaan E-Tilang dapat dilihat dalam UU LLAJ dan Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 (PP Nomor 80 Tahun 2012) tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan Dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Terdapat tujuan dalam pelaksanaan E-Tilang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketertiban serta keselamatan masyarakat dalam berkendara.
2. Menciptakan budaya disiplin berlalu lintas untuk mengurangi angka kematian dalam kecelakaan lalu lintas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitaitif. Penelitian ini berangkat dari permasalahan sosial, permasalahan yang ada di masyarakat dan berkembang setiap waktunya. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan literature review yang diperoleh dari jurnal terdahulu dan sumber artikel lain yang dapat mendukung penelitian ini.
Wawancara dilakukan kepada masyarakat pengguna e-tilang di Kota Surabaya. Data yang diperoleh ditelaah, disusun secara sistematis, dibandingkan satu sama lain dan dibahas literatur terkait (Fahmi, F. Y., &
Hidayati, 2016). Peneliti bertolak dari data, serta memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, kemudian berakhir pada hipotesis atau teori (Hadi, 2017). Menurut Sugiyono (2008) teknik pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat agar didapat data yang valid dan reliabel. Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari responden terkumpul.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi E-Tilang merupakan suatu langkah digitalisasi dalam proses tilang dengan memanfaatkan CCTV sebagai alat penangkap gambar baik video dan juga foto dalam pelanggaran lalu lintas yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan bukti agar kedepannya dapat memberikan layanan publik yang lebih efisien dan efektif. Strategi ini diharapkan dapat menciptakanbudaya baru bagi masyarakat surabaya yaitu budaya tertib lalu lintas.
Dalam merumuskan dan melaksanakan strategi E-tilang dalam rangka penyelesaian pelanggaran lalu lintas tentunya harus pihak Polda Jatim harus memperhatikan beberapa tahapan dalam melaksanakan manajemen strategi, seperti teori yang digagas oleh Fred R David yang berpendapat bahwa manajemen strategi adalah suatu ilmu dan seni dalam melakukan perumusan, pelaksanaan dan evaluasi terkait suatu strategi dalam mencapai tujuan strategis ataupun tujuan
15 organisasi. Selain itu dalam melaksanakan perumusan suatu strategi perlu memperhatikan berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Kedua faktor ini dapat kita ukur menggunakan analisis SWOT. Oleh karena itu penulis melakukan analisis strategi E-tilang dengan menggunakan teori dari Fred R David tentang proses dalam manajemen strategi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Perumusan Startegi
Dalam melaksanakan perumusan suatu strategi seorang pimpinan organisasi harus mempertimbangkan faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut dapat kita analisis menggunakan analisis SWOT. Berikut adalah analisis SWOT terkait strategi E-tilang
1. Strenghts (Kekuatan)
Kota Surabaya merupakan Ibukota dari provinsi Jawa Timur, secara kesiapan Kota surabaya dianggap paling siap, baik dalam segi SDM maupun fasilitas berupa CCTV. Terbukti sejak awal diberlakukannya sistem E-tilang sudah terpasang di dua puluh titik jalan raya kota Surabaya berjumlah 757 CCTV yang 20 diantaranya telah terhubung dengan RTCM Polda Jawa Timur dan 5 speedcam.
2. Weakness (Kekurangan)
E-tilang merupakan stratetegi pemerintah dalam menerapkan digitalisasi dalam pelayanan publik.
Untuk merealisasikan hal tersebut tentunya membutuhkan fasilitas yang mendukung berupa teknologi. Dalam melaksanakan program Polda Jatim tersebut pemerintah harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membeli CCTV belum lagi beban operasional sehari-hari yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Opportunities (Peluang)
Pemanfaatan teknologi dalam rangka perealisasian dari Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2003 tentang pengembangan e-government yang kedepannya akan mempermudah pelanggar dalam menyelesaikan proses tilangnya. Strategi E-tilang ini dirasa akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan publik.
Prosedur E-tilang yang menggunakan teknologi akan mempermudah sistem administrasi proses tilang.
4. Threats (ancaman)
Pemanfaatan teknologi ini kadang tidak didukung oleh masyarakat yang gaptek atau gagap teknologi. Ribetnya prosedur E-tilang bagi mereka yang belum faham dengan sistem E-tilang akan berdampak pada pemblokiran STNK sehingga tidak bisa melaksanakan pajak kendaraan bermotor.
Pelaksanaan strategi
Sumber daya sebagai pelaksana strategi 1. Pemerintah kota Surabaya
Pemerintah kota Surabaya sebagai pembuat kebijakan mengambil tindakan yang tegas supaya dapat mengatasi pelanggaran lalu lintas yang hampir setiap hari terjadi dan tidak sedikit merenggut korban jiwa dalam upaya penertiban lalu lintas menurut Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009.
Pemerintah menindaklanjuti petugas yang tidak menerapkan kebijakan yang telah dibuat dengan benar.
2. Dinas Perhubungan Kota Surabaya Dinas Perhubungan Kota Surabaya dan Poltestabes Surabaya untuk menerapkan sanksi yang mendidik namun tetap memiliki efek jera bagi semua lapisan masyarakat. Pelanggaran lalu lintas yang tinggi khususnya di area traffic light dan tingkat kecelakaan lalu lintas di kota Surabaya maka diciptakannya sebuah strategi supaya dapat mengurangi angka pelanggaran lalu lintas yaitu dengan membuat suatu inovasi e-tilang melalui CCTV yang terdapat diarea traffic light.
16 3. Polisi
Sebagai petugas lapangan, polisi melakukan penindakan terhadap pengemudi yang melanggar lalu lintas.
Kemudian polisi wajib memasukkan data tilang pada aplikasi E-tilang. Polisi juga wajib meminta data pelanggar dan menentukan pasal pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pengemudi.
Dalam penerapan pelaksanaan strategi e-tilang disurabaya kebijakan E- Tilang yang menggunakan sistem pelayanan elektronik dan memperbantukan penggunaan kamera CCTV E-Tilang ternyata mengalami berbagai kendala. Hal tersebut meliputi:
1. Kelemahan kamera CCTV E-Tilang terkait keakuratan kamera dalam menangkap gambar
Adanya ketidaksesuaian gambar yang telah ditangkap dengan kondisi yang ada saat E-Tilang diterapkan. Keakuratan kamera CCTV E-Tilang dalam menangkap gambar tersebut dipengaruhi oleh cuaca buruk seperti hujan lebat disertai angina yang membuat kamera E-Tilang menurut keakuratan dalam menangkap pelanggar lalu lintas. Kasus yang pernah terjadi adalah ketika ada salah satu warga yang yang menjadi sasaran ketidakakuratan kamera CCTV E-Tilang. Orang tersebut mendapatkan surat E-Tilang. Dalam bukti hasil foto kamera CCTV yang telah ditangkap, terlihat orang tersebut sedang mengendarai mobil sambal mengangkat telefon. Namun pada kenyataan yang terjadi, orang tersebut ternyata sedang memegang pipi saat berkendara mobil, dan tidak memegang hp sma sekali. Untung saja orang tersebut dapat mengklarifikasikan kepada petugas tilang jika ia benar-benar tidak sedang melakukan kegiatan yang melanggar peraturan berlalu lintas.
Dari kejadian tersebut potensi terjadinya maladministrasi saat penerapan kebijakan E-Tilang dilakukan adalah tidak tepat sasarannya antara gambar yang didapat dan kejadian yang asli jika yang dikenai E-
Tilang tersebut tidak dapat mengklarifikasikan kebenaran atau kejadian yang ada.
2. Kepengurusan E-Tilang yang masih ribet dan terbatas
Hal tersebut ditandai dengan adanya alur pelayanan yang masih ribet dan belum memudahkan masyarakat dalam melakukan kepengurusan E-Tilang. Pada kebijakan E-Tilang yang dilakukan Kota Surabaya kepengurusannya tidak dilakukan disatu tempat saja, hal tersebut memakan waktu lama dalam kepengurusan E-Tilang. Tak hanya itu pelayanan E-Tilang dibatasi dengan kuota 150 orang ditiap harinya.
Evaluasi strategi
1. Perlunya sosialisasi pada masyarakat mengenai E-tilang
Diperlukan sosialisasi yang lebih meluas dengan memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang saat ini seperti TV atau mungkin melalui media website seperti youtube dari para petinggi negara tentang penerapan e-tilang ini kepada masyarakat agar bias menjangkau setiap daerah. Karena masih banyak masyarakat yang belum memahami ataupun mengetahui apa itu e-tilang. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat tentang e-Tilang Melalui Cameraclosed Circuit Television (CCTV) dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai IP publik e-Tilang Melalui Cameraclosed Circuit Television (CCTV). Dengan melakukan sosialisasi yang efektif dan efesien akan memicu masyarakat untuk menyadari dan mengetahui tentang penerapan dan prosedur pembayaran denda melalui e-tilang tersebut.
2. Menambah CCTV (Cameraclosed Circuit Television) dalam pengawasan lalu lintas
Dengan menambah CCTV di daerah tertentu seperti daerah rawan kecelakaan, macet dan lain sebagainya bertujuan agar pelanggar lalu lintas mendapat ilmu jera
17 untuk melakukan pelanggaran kembali karena mendapatkan tilang. Serta membuat masyarakat lebih tertib dalam berlalu lintas dan waspada dalam berkendara.
3. Meningkatkan penegakan hukum yang tegas
Perlu Kebijakan Penegakan Hukum yang tegas terhadap perilaku masyarakat terhadap operasi Tilang dalam berlalu lintas, yang arahnya pada upaya meniadakan kerawanan, ancaman dan gangguan terhadap keamanan, ketertiban dan kelancaran lalulintas guna menunjang pembangunan nasional. Perlu peningkatan menggunakan peralatan elektronik dan kebijakan meningkatkan jumlah denda bagi pelanggar terutama pada jalur khusus seperti Jalur Busway.
4. Membuat legalitas hukum mengenai E- tilang melalui CCTV
Membuat legalitas produk hukum yang mengatur aturan dan pengenaan biaya tilang yang dibebankan kepada pelanggar agar kerjasama dengan Kejaksaan dan Pengadilan Negeri dapat segera terlaksana.
5. Memperbarui konsep aplikasi e-Tilang Melalui Cameraclosed Circuit Television (CCTV)
Konsep aplikasi e-Tilang Melalui Cameraclosed Circuit Television (CCTV) yang digunkanan saat ini tidak mudah dipahami oleh masyarakat. Sehingga perlu dilakukan pembaruan konsep aplikasi e- Tilang Melalui Cameraclosed Circuit Television (CCTV) agar lebih mudah digunakan oleh masyarakat.
SIMPULAN
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keguanaan e-tilang dalam upaya meningkatkan ketertiban pengendara di Surabaya dapat berjalan lancar. Namun dalam pelaksanaannya masih belum maksimal karena masyarakat
tidak tahu cara menggunakan aplikasi e- tilang dan masyarakat pada umumnya juga tidak mau belajar, maju dan melek teknologi agar mereka dapat melakukan sendiri untuk mendapatkan pemanfaatan E-tilang. Akan tetapi dengan adanya layanan e-tilang memudahkan masyarakat dan polisi dalam mobilitas penilangan supaya menciptakan masyarakat Surabaya lebih tertib berkendara, mengurangi kecelakaan dengan pemantauan oleh Dinas Perhubungan Surabaya melalui CCTV.
DAFTAR PUSTAKA
Ahdiyana, M. (2015). Memperkuat Manajemen Strategis Dengan Pengukuran Kinerja Dalam Organisasi Sektor Publik. Universitas Negeri Yogyakarta, 1–14.
Akadun. (2009). Teknologi Informasi Administrasi.
Bandung: Alfabeta.
Day, George & Wensley, Robin. (April 1988).
“Assessig Advantage: A Framework for Dianostic Competitive Superiority”, Journal of Marketing, Vol.52
Efendi, K. K. (2018). Strategi Manajemen Kepolisian Dalam Peningkatan Kesadaran Berlalulintas Pada Pengemudi Kendaraan Bermotor Di Polres Metro Tangerang Kota. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang.
https://indonesia.go.id/layanan/kependudukan/so sial/tilang-elektronik-e-tilang
https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d- 4861179/e-tilang-resmi-diterapkan-mulai- hari-ini-di-surabaya
https://regional.kompas.com/read/2020/01/09/0 5415851/uji-coba-tilang-elektronik-di- surabaya-mulai-diterapkan-pekan-depan- sistem-e?page=all#page2
Iskandar, J. (2017). Penerapan Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Madrasah Jamaluddin. Epidemiology, 23(36), 1.
Jatmiko, A. A., & Astuti, R. S. (2018). Analisis Pengembangan Electronic Government Di Kabupaten Demak (Studi Kasus Website Pemerintah Kabupaten Demak). Journal of Public Policy and Management Review, 7(4).
Juliadi, J. (2018). Pelaksanaan Tilang Elektronik (E- Tilang) Terhadap Pelanggar Lalu Lintas (Studi Di Satlantas Polres Mataram). Doctoral dissertation, Universitas Mataram
Juwono, O. (2011). Analisis Manajemen Strategi Perusahaan Waralaba (FRANCHISE)
18
Kasoema, I. A. (2018). Pelaksanaan Kebijakan Elektronik Tilang (ETilang) dalam
Pelanggaran Lalu intas DI Kota Padang.
Lestari, A. S. (2018). Analisis Penilaian Kinerja Lembaga Pendidikan Tinggi Dengan Metode Balanced Scorecard : Penerapannya Dalam Sistem Manajemen Strategis (Studi Kasus Pada Universitas Brawijaya Malang). 2nd International Seminar On Quality And Affordable Education (ISQAE 2013), 52(April 1988), 441–450.
Milka, C. (2018). Analisis Kesiapan Inovasi E-Tilang Melalui Cameraclosed Circuit
Television (Cctv) Di Kantor Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya. Publika, 6(2).
Muhar, Junef. (2014). Perilaku Masyarakat Terhadap Operasi Bukti Pelanggaran (Tilang) dalam Berlalu Lintas. E-Journal WIDYA Yustisia 52 Volume 1 Nomor 1 Juni 2014 Noviani, I Gusti Ayu Komang & Astuti, Pudji. (2018).
Pelaksanaan Pengawasan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui Proses E- Tilang di Polresta Sidoarjo.
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 (PP Nomor 80 Tahun 2012) tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan Dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Rahmawati, R. (2008). Analisis Manajemen Strategi Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis (Studi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk).
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (Uin) Malang.
Rakhmadani, S. (2017). Analisis Penerapan E-Tilang dalam Mewujudkan Good Governance di Indonesia. Sosial, Ekonomi, Dan Humaniora, ISSN2089, 663–671.
Salsabila, F. (2018). Inovasi Program Elektronik Tilang (E-Tilang) Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Di Kepolisian Resort (Polres) Kediri. Publika, 6(2).
Setiyanto, Gunarto, & Wahyuningsih, S. E. (2017).
Efektivitas Penerapan Sanksi Denda E-Tilang Bagi Pelanggar Lalu Lintas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Di Polres Rembang). Hukum Khaira Ummah, 12(4)
Simamora, A. V. (2018). Implementasi Pelayanan Publik Dalam Pengurusan Electronic Tilang (ETilang) Di Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Kota Besar Medan.
Surata, K. S. Dan I. N. (2018). Efektifitas Tilang Elektronik (E-Tilang) Bagi Pelanggar Berkendaraan Bermotor Di Kabupaten Buleleng (Studi Di Pengadilan Negeri Singaraja Kelas IB), 7(2), 42–55.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 272 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan