• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN POLA “PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH“ DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA: Penellitian Tindakan Kelas di SMP Labschool UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN POLA “PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH“ DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA: Penellitian Tindakan Kelas di SMP Labschool UPI."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……… B. Batasan Masalah ……… C. Rumusan Masalah ……….. D. Tujuan Penelitian ………... E. Manfaat Penelitian ………. F. Kerangka Pemikiran ……….. G. Asumsi ………... H. Hipotesis Penelitian ………...

1 8 10 11 12 12 15 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Produktivitas Pegawai dalam Konteks Administrasi Pendidikan ………. B. Produktivitas Kerja ……… 1. Pengertian Produktivitas Kerja ……… 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ……… 3. Pengukuran Tingkat Produktivitas Kerja ……… 4. Manfaat Pengukuran Produktivitas Kerja ……… 5. Komponen Dasar Penentu Produktivitas Kerja ……... 6. Deskripsi Produktivitas Kerja Pegawai ………... C. Kepemimpinan ……….. 1. Konsep Dasar Kepemimpinan ………. 2. Beberapa Pendekatan dan Model Kepemimpinan …...

(2)

3. Keterampilan Kepemimpinan ……….. D. Iklim Organisasi ………

1. Konsep Organisasi ………... 2. Konsep Iklim Organisasi ………. 3. Tipe-tipe Iklim Organisasi ………... 4. Dimensi Iklim Organisasi ……… 5. Deskripsi Iklim Organisasi Terbuka ……… E. Penelitian yang Relevan ………

61 65 65 66 68 70 71 75 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ……… B. Operasional Variabel Penelitian ……… C. Desain Instrumen Penelitian ……….. D. Populasi dan Sampel Penelitian ………. E. Proses Pelaksanaan Penelitian ………... F. Pengolahan Data Penelitian ………...

78 80 83 86 93 98

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

A. Penyajian Hasil Penelitian ………. 1. Analisis Data ……… 2. Hasil Analisis Data ………..

a. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval ……. b. Deskripsi Skor Hasil Tanggapan Responden …… c. Uji Persyaratan Analisis Data ……… d. Analisis Jalur (Path Analysis) ……… e. Pengujian Hipotesis Penelitian ……….. B. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Produktivitas

Kerja, Kepemimpinan dan Iklim Organisasi

2. Kontribusi Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai ……….. 3. Kontribusi Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai ……….. 4. Kontribusi Kepemimpinan dan Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai ……….

(3)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………

B. Implikasi ……… C. Rekomendasi ……….

154 155 156

DAFTAR PUSTAKA ………. 159

LAMPIRAN – LAMPIRAN ……….. 163

RIWAYAT HIDUP ………

DAFTAR TABEL

(4)

Tabel 2.3 Deskripsi Hipotetik Iklim Keterbukaan ………. 72 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……… 85 Tabel 3.2 Penyebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan

Golongan ……… 88 Tabel 3.3 Penyebaran Populasi Penelitian ……….. 89 Tabel 3.4 Penyebaran Sampel Penelitian ……… 92 Tabel 4.1 Hasil Seleksi Penyebaran Angket ………... 106 Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden … 108 Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Perilaku

Pemahaman Konsep ……… 109 Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Perilaku

Teknis Memimpin ……….. 109 Tabel 4.5 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Perilaku

Hubungan Manusiawi ………. 110 Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden

Mengenai Kepemimpinan Pejabat Struktural ……… 111 Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Statistik Kepemimpinan Pejabat

Struktural ………

112 Tabel 4.8 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Dukungan ………... 114 Tabel 4.9 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Pertemanan ………. 114 Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Keintiman ……… 115 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden

(5)

Tabel 4.12 Hasil Penghitungan Statistik Iklim Organisasi ………... 117 Tabel 4.13 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Bertugas Tidak Sekedar Memenuhi Kualifikasi Pekerjaan …

119 Tabel 4.14 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Motivasi Yang Tinggi ……… 119 Tabel 4.15 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Orientasi Kerja yang Positif ………... 119 Tabel 4.16 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Kedewasaan ………...

120 Tabel 4.17 Kategorisasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Bergaul

dengan Efektif ……… 120 Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kategorisasi Skor Tanggapan Responden

Mengenai Produktivitas Kerja Pegawai ………. 121 Tabel 4.19 Hasil Penghitungan Statistik Produktivitas Kerja Pegawai … 123 Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ………... 132 Tabel 4.21 Hasil Uji Linieritas Hubungan Antar-Variabel Penelitian ….. 135

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ………. 15 Gambar 2.1 Fungsi dan Bidang Garapan Administrasi Pendidikan ….. 21 Gambar 2.2 Produktivitas Tenaga Kependidikan dalam Lingkup

(6)

Gambar 2.5 Kombinasi Model Kepemimpinan Managerial Grid ……. 50

Gambar 2.6 Perilaku Kontinum Pemimpin ……… 53

Gambar 2.7 Model Getzels Guba ……….. 54

Gambar 2.8 Variasi Kepemimpinan Kontingensi ………. 56

Gambar 2.9 Teori Kepemimpinan Situasional ……….. 58

Gambar 2.10 Model Jalur Tujuan ……… 60

Gambar 3.1 Diagram Jalur Paradigma Penelitian ………. 101

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Kepemimpinan Pejabat Struktural ………. 111 Gambar 4.2 Histogram Kepemimpinan Pejabat Struktural …………... 113

Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Iklim Organisasi ……… 116 Gambar 4.4 Histogram Iklim Organisasi ………... 118

Gambar 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Produktivitas Kerja Pegawai ……….. 122 Gambar 4.6 Histogram Produktivitas Kerja Pegawai ……… 124 Gambar 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan

berdasarkan Karakteristik Bagian/Bidang

125 Gambar 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Iklim Orgnaisasi

berdasarkan Karakteristik Bagian/Bidang

126 Gambar 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Produktivitas Kerja

Pegawai berdasarkan Karakteristik Bagian/Bidang

127 Gambar 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan

berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan

129 Gambar 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Iklim Organisasi

berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan

(7)

Gambar 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Produktivitas Kerja Pegawai berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan

131 Gambar 4.13 Histogram Normalitas Kepemimpinan Pejabat Struktural 126

Gambar 4.14 Histogram Normalitas Iklim Organisasi ……… 127

Gambar 4.15 Histogram Normalitas Produktivitas Kerja ……… 127

Gambar 4.16 Diagram Jalur Paradigma Penelitian ……….. 129

Gambar 4.17 Diagram Jalur Beserta Koefisien Jalur ………... 132

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-kisi Angket ………. 163

Lampiran 2 Angket/Instrumen Peneltian Setelah Ujicoba …………... 166

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Ujicoba Instrumen Variabel X1 ………. 172

Lampiran 4 Rekapitulasi Data Ujicoba Instrumen Variabel X2 ………. 176

Lampiran 5 Rekapitulasi Data Ujicoba Instrumen Variabel Y.………. 180

Lampiran 6 Uji Reliabilitas Variabel X1, X2, dan Y……….. 184

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Penelitian Variabel X1 ……….. 190

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Interval Variabel X1 ………. 192

Lampiran 9 Rekapitulasi Data Penelitian Variabel X2 ……….. 194

Lampiran 10 Rekapitulasi Data Interval Variabel X2 ……….. 196

Lampiran 11 Rekapitulasi Data Penelitian Variabel Y ………... 198

(8)

Lampiran 13 Tabel Frekuensi dan Histogram Variabel X1 ………. 202

Lampiran 14 Tabel Frekuensi dan Histogram Variabel X2 ………. 204

Lampiran 15 Tabel Frekuensi dan Histogram Variabel Y ……….. 206 Lampiran 16 Tabel dan Histogram Uji Normalitas Variabel X1, X2,dan

Y ………

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam organisasi. Apapun bentuk dan tujuannya, organisasi dibangun berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam implementasinya, misinya dikelola dan diurus oleh manusia juga. Jadi manusia merupakan faktor strategis dan vital dalam semua jenis kegiatan institusi atau organisasi apapun. Hal ini didukung oleh Gomez (Almigo, 2004:52) yang menyatakan bahwa “sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan bagi keberhasilan organisasi”.

Terkait dengan sumber daya manusia sebagai faktor sentral dalam organisasi, dapat kita lihat bahwa tingkat kualitas sumber daya manusia pada instansi pemerintah umumnya belum menunjukkan kinerja pelayanan publik yang memuaskan. Potret tentang sumber daya manusia di lingkungan instansi pemerintah, sedikitnya akan berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan birokrasi yang berhubungan dengan pendidikan. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan pendidikan adalah terselenggaranya mekanisme kerja pegawai instansi pemerintah yang bersih dan berwibawa dalam mengurus setiap masalah.

Pengelolaan sumber daya manusia dalam institusi/organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan tindakan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa

(10)

kepemimpinan hubungan antara perseorangan dengan tujuan organisasi akan menjadi lemah. Kepemimpinan memiliki kedudukan yang sangat vital dan menentukan dalam organisasi. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, akan dapat menggerakkan individu/personel ke arah tujuan yang dicita-citakan.

Yukl (2007:8) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Senada dengan itu, Wiles (1961:29), mengemukakan bahwa “leadership is any

contribution to the establishment and attainment of group purposes”.

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk penetapan dan pencapaian tujuan bersama. Pemimpin-pemimpin dalam hal ini, tidak hanya mengandalkan kekuasaan formalnya karena adanya legitimasi dari atasan, namun ia hendaknya mempunyai wibawa yang mendatangkan respek dari para anggota/bawahan yang dipimpinnya.

(11)

Pemimpin yang mempunyai integritas kepribadian, konsisten, adil, jujur, dan arif bijaksana tentunya akan dapat menciptakan iklim organsisasi yang kondusif. Kondisi semacam ini pasti akan mendorong anggota yang dipimpinnya untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif, bekerja keras dengan semangat tinggi, mempunyai komitmen untuk mengaktualisasikan potensi kemampuan dirinya dengan penuh tanggung jawab, bercipta, rasa, karsa, dan karya dalam menggalang tujuan bersama.

Pada dasarnya, setiap organisasi mempunyai keinginan agar dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, terlepas organisasi apapun bentuk dan namanya. Organisasi profit, seperti perusahaan misalnya, berkeinginan agar dapat mencapai keuntungan yang besar, karena itu setiap pegawainya dituntut dapat bekerja secara optimal dan maksimal sehingga perusahaan mampu memproduksi barang/jasa semaksimal mungkin. Dengan kata lain perusahaan tersebut menginginkan produktivitas yang tinggi. Dan tujuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan laba/profit yang maksimal dapat tercapai.

(12)

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39, dinyatakan bahwa:

(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawas, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tenaga kependidikan itu meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.

(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pemebelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Tenaga kependidikan sebagaimana yang telah dikemukakan di atas adalah kelompok masyarakat yang menjadi ujung tombak dan penentu keberhasilan dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu Dinas Pendidikan sebagai lembaga pengelolanya harus mampu memberikan pelayanan secara maksimal kepada kelompok masyarakat tersebut sehingga mereka dapat melaksanakan perannya masing-masing dengan optimal.

Para Pejabat Struktural di lingkungan Dinas Pendidikan sebagai pemimpin (leader) dalam lembaga/institusi tersebut dituntut mampu menggerakkan setiap pegawai agar dapat bekerja secara maksimal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat penggunanya (customer). Dengan demikian, para pegawai tersebut dapat dikatakan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi.

(13)

pada saat yang akan datang lebih berkualitas daripada saat ini. Sistem kerja hari ini lebih efektif dan efisien daripada pola dan sistem kerja masa lalu, serta keluaran yang akan dicapai di waktu akan datang harus lebih berkualitas dan berkuantitas daripada keluaran saat ini.

Fremont (2002:928) mendefinisikan produktivitas sebagai “úkuran efisiensi dalam penggunaan sumber daya pada level masyarakat, organisasi, atau individu”. Sementara itu, Muchdarsyah (2008:17) menyatakan, “Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, barang modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain…”. Perilaku produktivitas kerja ini akan mampu mendorong pegawai untuk selalu bersifat dinamis, kreatif, inovatif, dan terbuka.

Produktivitas kerja merupakan suatu hasil kerja dari seorang pegawai. Hasil kerja pegawai ini merupakan suatu proses bekerja yang dilakukan seseorang dalam menghasilkan suatu barang atau jasa. Sering terjadi produktivitas kerja pegawai yang menurun dimungkinkan karena adanya ketidaknyamanan dalam bekerja, yang disebabkan oleh kepemimpinan dan iklim organisasi yang tidak kondusif.

(14)

Terkait dengan permasalahan produktivitas kerja yang dihadapi oleh lembaga/institusi, Almigo (2004:51) dalam penelitiannya menyatakan bahwa “Perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja yang notabenenya adalah perusahaan BUMN yang mempunyai sekitar 3.492 karyawan juga tidak luput dari permasalahan dengan produktivitas kerja karyawannya”.

Produktivitas kerja yang merupakan kinerja pegawai, sebagai perwujudannya adalah performance appraisal atau penilaian kerja sering mengalami kendala. Kendala tersebut diantaranya berupa penilaian kerja yang tidak sesuai dengan kinerja pegawai. Pimpinan terkadang memberikan penilaian kerja yang sering didasarkan atas subjektivitas. Hal ini nantinya akan berdampak pada pengelolaan sumber daya manusia yaitu pegawai dalam institusi tersebut. Institusi akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan kinerja pegawai yang nantinya berdampak pada produktivitas kerja.

Pegawai yang produktif akan selalu menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat, bekerja secara kreatif dan inovatif, tekun dan tidak tergantung pada atasan, mempunyai andil yang lebih dari yang diharapkan, menetapkan standar kerja yang tinggi, percaya diri dan pantas memperoleh penghargaan, mempunyai pergaulan yang efektif dengan atasan dan teman sejawat, dapat berkomunikasi secara efektif, dan selalu memuaskan orang lain.

(15)

memungkinkan para pegawai bekerja dengan nyaman, tenang, tidak terburu-buru, penuh keakraban dan saling menghargai diantara para pegawai. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Davis dan Newstrom (1996:22), bahwa iklim organisasi dapat mempengaruhi dan dapat pula dipengaruhi oleh motivasi dan kepuasan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Begitu juga Johns (1988:130) melukiskan iklim organisasi berkaitan dengan hubungan sosial orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut dan reward system yang digunakan untuk kebutuhan para pegawai.

Dari uraian di atas kita dapat melihat bahwa kepemimpinan dan iklim organisasi akan mempengaruhi produktivitas para pegawai. Terkait dengan hal ini, demikian juga halnya dengan salah satu instansi pemerintah, yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Adanya kepemimpinan dan iklim organisasi yang kondusif sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari demi tercapainya produktivitas kerja yang tinggi.

Sementara itu dari pengamatan dan wawancara pendahuluan di lapangan ditemukan gejala-gejala yang menunjukkan bahwa kepemimpinan Pejabat Struktural dan iklim organisasi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang belum begitu maksimal dan kondusif. Pada dasarnya kondisi ini dapat mengakibatkan pelaksanaan suatu pekerjaan/tugas menjadi terganggu, sehingga tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya atau dapat dikatakan bahwa tingkat produktivitas kerja pegawai belum maksimal. Terkait dengan produktivitas kerja pegawai ini, di lapangan ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:

(16)

2) Sebagian pegawai belum dapat bekerja secara kreatif dan inovatif; 3) Sebagian pegawai masih tergantung pada atasan dalam bekerja;

4) Sebagian pegawai belum mempunyai andil yang lebih dari yang diharapkan; 5) Sebagian pegawai belum mampu mencapai standar kerja yang tinggi;

6) Sebagian pegawai belum dapat memberikan pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Kepemimpinan Pejabat Struktural dan Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Subang”

B. Batasan Masalah

Penelitian mengenai kontribusi kepemimpinan Pejabat Struktural dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai akan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Muchdarsyah (2008:64) mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Kelompok pertama, sedikitnya meliputi: a) Tingkat pendidikan dan keahlian; b) Jenis teknologi dan hasil produksi; c) Kondisi kerja;

d) Kesehatan, kemampuan fisik dan mental. 2. Kelompok kedua, mencakup:

a) Sikap (terhadap tugas) teman sejawat dan pengawas; b) Keanekaragaman tugas;

c) Sistem insentif (sistem upah dan bonus); d) Kepuasan kerja;

e) Keamanan kerja; f) Kepastian pekerjaan;

(17)

Senada dengan itu, Paul Mali sebagaimana dikutip Yuniarsih & Suwatno (2008:160), menyatakan bahwa “produktivitas kerja merupakan proses sinergistik, yaitu faktor-faktor yang terbentuk dari berbagai faktor secara keseluruhan”. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan pada empat level atau tahap, yaitu:

1. Pada level keempat (tertinggi), yang berpengaruh terhadap produktivitas secara langsung adalah efektivitas (performance) dan efisiensi (penggunaan sumber-sumber);

2. Pada level ketiga, terdiri atas keterampilan (skill), motivasi, metode, dan biaya;

3. Pada level kedua, terdiri atas kepemimpinan (leadership), suasana/iklim (climate), insentif, jadwal kerja (schedules), struktur organisasi, teknologi, dan material;

(18)

Melihat kompleksnya permasalahan tersebut, harus ada batasan masalah yang akan diteliti. Hal ini ditujukan untuk keefektifan dan kevalidan hasil penelitian yang akan dilakukan, serta keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Adapun fokus masalah yang akan diteliti adalah bagaimana kepemimpinan yang dilakukan Pejabat Struktural di lingkungan Dinas Pendidikan dalam menciptakan iklim organisasi yang kondusif sebagai upaya pencapaian produktivitas kerja pegawai yang tinggi.

Pemilihan fokus tersebut didasarkan pada masalah penelitian yang akan dikaji, yakni Kontribusi Kepemimpinan Pejabat Struktural dan Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran aktual produktivitas kerja pegawai, iklim organisasi, dan kepemimpinan pejabat struktural pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang?

2. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan pejabat struktural terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang?

(19)

4. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan pejabat struktural dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai kontribusi kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran aktual kepemimpinan pejabat struktural, iklim organisasi, dan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang;

2. Mengetahui secara jelas dan akurat besaran kontribusi kepemimpinan pejabat struktural terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang;

3. Mengetahui secara jelas dan akurat besaran kontribusi iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang; 4. Mengetahui secara jelas dan akurat besaran kontribusi kepemimpinan pejabat

(20)

E. Manfaat Penelitian

Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Pengembangan keilmuan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan wacana pengembangan disiplin ilmu pengembangan sumber daya manusia, ditinjau dari konsep kepemimpinan, iklim organisasi, dan produktivitas kerja.

2. Manfaat praktis

Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain:

a. Pimpinan Dinas Pendidikan, sebagai bahan masukan dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap produktivitas kerja pegawai;

b. Pegawai, agar dapat mengetahui pentingnya iklim organisasi sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya;

c. Memberikan tambahan informasi dan data bagi penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.

F. Kerangka Pemikiran

(21)

mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, maka kegiatan semacam ini telah melibatkan seseorang ke dalam aktivitas kepemimpinan. Berbagai teori mengungkapkan bahwa tanpa kepemimpinan, organisasi tidak akan mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Pimpinan suatu institusi harus dapat mengelola organisasinya secara profesional agar setiap pegawai dapat bekerja secara produktif. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, yang biasa diistilahkan dengan iklim organisasi yang kondusif. Suasana yang demikian akan dapat memungkinkan para pegawai dapat bekerja dengan nyaman, tenang, tidak terburu-buru, penuh keakraban, dan saling menghargai di antara para pegawai. Iklim organisasi yang demikian sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawainya.

Seorang pimpinan juga dituntut untuk dapat menjalankan peran dan fungsi kepemimpinannya semaksimal mungkin. Asumsi kepemimpinan sebagai salah satu aspek utama dalam keberhasilan organisasi tidak dapat diragukan. Sebagai pimpinan, para pejabat struktural dinas pendidikan perlu memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan. Kompetensi dasar ini didasarkan kepada fondasi teoritis yang berasal dari Robert L. Katz (Yukl, 2007:212-213), yaitu berupa keterampilan dan kemampuan dasar manajerial sebagai berikut (1) keterampilan konseptual (conseptual skills); (2) keterampilan teknis (technical

(22)

Dari penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa diantara sekian banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai, diantaranya adalah faktor kepemimpinan dan iklim organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan, jika peran dan fungsi kepemimpinan berjalan dengan baik, akan memungkinkan terciptanya iklim organisasi yang kondusif. Dan keduanya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai.

Dengan memperhatikan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dan iklim organisasi akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai. Oleh sebab itu sebagai pimpinan di suatu instansi, para pejabat struktural dinas pendidikan perlu menyadari akan pentingnya hal tersebut. Lebih dari itu sudah seharusnya mereka untuk selalu menjalankan peran dan fungsi kepemimpinannya dengan baik agar tercipta iklim organisasi yang kondusif. Sehingga produktivitas kerja yang diinginkan dapat terwujud.

(23)

r X1.Y

r X2.Y

Gambar 1. 1

Kerangka Pemikiran Penelitian

G. Asumsi

Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. “Produktivitas kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya

yang digunakan, yang berkualitas lebih baik dengan usaha yang sama” (Anoraga, 1992:17)

2. Kepemimpinan dalam suatu lembaga/institusi mempunyai peran sebagai pemicu (trigger) yang dapat memberikan inspirasi kepada bawahan sehingga inisiatif dan kreativitas mereka berkembang secara optimal untuk mendorong tumbuhnya kinerja produktif. (Yuniarsih & Suwatno, 2008:166)

3. “Iklim organisasi berkaitan dengan hubungan sosial orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut dan reward system yang digunakan untuk kebutuhan para pegawai” (Johns, 1988:130)

KEPEMIMPINAN PEJABAT STRUKTURAL DINAS

PENDIDIKAN (XI)

1. Perilaku Pemahaman Konsep 2. Perilaku Teknis Memimpin 3. Perilaku Hubungan Manusiawi

IKLIM ORGANISASI (X2)

1. Keterdukungan (Supportive) 2. Pertemanan (Collegial) 3. Keintiman (Intimate)

PRODUKTIVITAS KERJA (Y) 1. Bertugas tidak sekedar

memenuhi kualifikasi pekerjaan 2. Memiliki motivasi tinggi 3. Memiliki orientasi kerja positif 4. Dewasa

(24)

4. Kepemimpinan dan lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan perasaan nyaman terhadap para pegawai sehingga mereka dapat bekerja secara produktif.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi yang signifikan dari kepemimpinan pejabat struktural terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 2. Terdapat kontribusi yang signifikan dari iklim organisasi terhadap

produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai suatu kerja untuk mencapai tujuan tertentu agar dapat terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian itu sendiri. Mencermati masalah yang akan diteliti, yakni kepemimpinan pejabat struktural, iklim organisasi dan produktivitas kerja pegawai, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Fokus penelitian ini sendiri berkisar pada keterampilan kepemimpinan pejabat struktural, iklim organisasi, dan peningkatan produktivitas kerja pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan.

Metode penelitian penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran pengaruh diantara variabel-variabel tersebut.

Lebih lanjut Sudjana (1991:52) menjelaskan bahwa, metode penelitian deskriptif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Dengan metode deskriptif ini akan dilakukan penyusunan data, analisis, dan interpretasi mengenai arti data yang dikumpulkan atau variabel yang diteliti.

(26)

Meskipun dalam berbagai literatur penelitian kependidikan bentuk-bentuk metode deskriptif ini sangat banyak, namun ada sifat-sifat tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode ini, sehingga dapat dipandang sebagai ciri, yaitu;

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang/masalah-masalah aktual;

2. Data yang dikumpulkan terlebih dahulu disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Karena itu metode ini sering disebut metode analitik.

Melalui penerapan metode penelitian deskriptif yang meneliti keadaan masalah penelitian yang sedang berlangsung atas objek penelitian, diharapkan dapat diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai permasalahan yang diteliti.

(27)

B. Operasional Variabel Penelitian

Setiap variabel yang diteliti kadang-kadang memiliki lebih dari satu pengertian yang mencakup banyak unsur. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya salah pengertian mengenai istilah-istilah yang tercantum dalam penelitian ini, maka peneliti terlebih dahulu memberikan definisi operasional dengan berdasarkan pada pendapat para ahli. Sehingga akan lebih memperjelas maksud pembahasan selanjutnya. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Pendekatan keberhasilan pemimpin adalah bagaimana mempengaruhi para bawahan agar secara rasional mau bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan itu dapat tercapai sejauh perilaku kepemimpinan dapat menjalankan tugas kepemimpinan. Tugas-tugas tersebut meliputi membuat keputusan, menetapkan sasaran, memilih dan mengembangkan personalia, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, dan mengadakan pengawasan pelaksanaan kerja para bawahannya. Maka untuk menjalankannya diperlukan model (style) kepemimpinan dengan kata lain pemimpin memiliki kemampuan konseptual, keterampilan, dan mampu menjalin hubungan manusiawi.

(28)

mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak dalam pencapaian tujuan organisasi (Siagian, 1982:24). Peranan kepemimpinan dalam menanamkan kedisiplinan bagi para pegawainya bukanlah suatu pekerjaan mudah dan akan terjadi dengan sendirinya. Tetapi memerlukan keterampilan dan kemampuan serta komitmen kerja yang tinggi dari seorang pemimpin.

Begitu juga pimpinan dalam institusi pendidikan perlu memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan. Kompetensi dasar ini didasarkan kepada fondasi teoritis yang berasal dari Robert L. Katz (Yukl, 2007), yaitu berupa keterampilan dan kemampuan dasar kepemimpinan sebagai berikut: (1) keterampilan konseptual (conceptual skills); (2) keterampilan teknis (technical

skills), dan (3) keterampilan hubungan manusiawi (human-relation skills).

Adapun yang dimaksud dengan pejabat struktural dalam penelitian ini adalah pimpinan terdekat dengan pegawai, yakni para kasubag dan kabid yang meliputi Kasubag Umum, Kasubag Keuangan, Kasubag Kepegawaian, Kabid Bina Program, Kabid Pendidikan TK/SD, Kabid Dikmenumjur, dan Kabid Pendidikan Non-formal pada lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. 2. Iklim Organisasi

(29)

Iklim organisasi melibatkan banyak dimensi perilaku orang-orang yang pada akhirnya membentuk berbagai tipe iklim organisasi. Karena itu penelitian ini akan mengarahkan pengkajian satu tipe iklim kerja yaitu iklim keterbukaan yang mengandung dimensi supportive (keterdukungan), collegial (pertemanan), dan

intimate (keintiman) (Hoy & Miskel, 2001:193). Jika ketiga iklim tersebut rendah

maka mengandung arti bahwa keterbukaan iklim tersebut rendah begitu pula sebaliknya.

3. Produktivitas Kerja

Secara konseptual produktivitas kerja berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku. Dalam pengertian teknis produktivitas mengacu pada derajat keefektifan, efisiensi dalam menggunakan sumber daya. Sedangkan dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha terus untuk berkembang. Produktivitas pegawai perlu memperhatikan usaha yang dilakukan pegawai dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui kegiatan yang berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan diri sesuai dengan tuntutan tugas. Dengan demikian, “…pengukuran produktivitas kerja pegawai di samping berkaitan dengan tugas utamanya, juga perlu dilihat dari kualifikasi dan pengembangan profesionalnya” (Sedarmayanti, 2001:80).

(30)

yang efektif dengan atasan dan teman sejawat, dapat berkomunikasi secara efektif dan selalu memuaskan orang lain. (Timpe; 2000:110-111; Sedarmayanti; 2001:80).

Sesuai dengan gejala-gejala yang ditemukan di lapangan (Dinas Pendidikan Kabupaten Subang), bahwa sebagian pegawai belum dapat bekerja dengan cepat, secara kreatif dan inovatif, masih tergantung pada atasan dan belum dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Gejala-gejala tersebut memberikan indikasi bahwa permasalahan produktivitas yang muncul mengarah pada produktivitas dalam pengertian perilaku. Karena itu pengukuran produktivitas kerja pada penelitian ini mengacu pada pendapat Robert M. Ranftl (Timpe, 2000:110-111), yang penulis anggap lebih dekat pada produktivitas dalam pengertian perilaku.

C. Desain Instrumen Penelitian

Pengembangan alat pengumpulan data penelitian dilakukan dengan mengacu pada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti mencakup kepemimpinan, iklim organisasi, dan produktivitas kerja pegawai. Mengacu kepada permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian ini, maka data yang perlu dikembangkan adalah data tentang kepemimpinan, iklim organisasi, yang dihubungkan dengan produktivitas kerja. Oleh karena itu ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya.

(31)

sampel penelitian. Alat pengumpul data dikembangkan dengan angket yang berbentuk skala Likert dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel adalah: Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL). Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan yang dirasakan mengenai kepemimpinan, iklim organisasi, dan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

Jadi instrumen/angket merupakan kunci utama dalam menggali informasi di lapangan. Karenanya sebelum instrumen/angket disebar ke lapangan, terlebih dahulu dilakukan validasi baik secara internal melalui analisis pakar, maupun secara empirik melalui uji coba di lapangan pada objek terbatas, kemudian menghitung validitas dan reliabilitasnya. Pada item instrumen/angket yang tidak valid dan tidak reliabel, akan dikoreksi atau diganti sesuai dengan kadar validitas dan reliabilitasnya.

(32)
[image:32.595.112.513.148.754.2]

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

VARIABEL ASPEK INDIKATOR

Kepemimpinan Pejabat Struktural Dinas Pendidikan (X1)

1. Perilaku Pemahaman Konsep

- Konsep pengembangan SDM

- Analisis kemampuan pada bid. Pekerjaan

- Pengambilan keputusan - Pemecahan masalah - Keterampilan berpikir

sistematik

2. Perilaku Teknis Memimpin

- Pengelolaan personal - Identifikasi sarana kerja

yang dibutuhkan

- Pemberian bimbingan kerja - Memberikan orientasi

jabatan

- Keterampilan pengawasan kerja

- Penyelesaian konflik - Memberikan bantuan

3. Perilaku Hub. Manusiawi

- Melakukan kerjasama - Memberikan

dorongan/motivasi - Pemberian penghargaan - Pemberian contoh/teladan - Pengakuan potensi - Perasaan saling

menghormati dan menghargai - Komunikasi - Empati

Iklim Organisasi (X2) 1. Supportive (Keterdukungan)

- Menggunakan kritik secara konstruktif

- Mau mendengarkan saran orang lain

- Luwes dalam berkomunikasi

2. Collegial (Pertemanan)

- Berteman baik dengan yang lain

- Bersemangat untuk bekerjasama

- Akrab dalam berdiskusi

3. Intimate (Keintiman) - Saling mendukung

- Merasakan pekerjaan milik bersama

(33)

Produktivitas Kerja (Y) 1. Bertugas tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan

- Dapat belajar dengan cepat, kompeten dan kreatif

- Memahami pekerjaan, cerdik dan selalu mencari perbaikan - Bernilai, berprestasi dan

selalu meningkatkan diri

2. Memiliki motivasi yang tinggi

- Tekun dan berkemauan keras - Efektif, kreatif dan selalu

mencari tantangan - Berorientasi pada tujuan,

tepat, dan bersemangat

3. Memiliki orientasi kerja yang positif

- Menyukai dan selalu bekerja dengan baik

- Aktif dan bekerja sesuai dengan standar

- Berhubungan dengan baik, luwes dan selalu menyukai tantangan

4. Dewasa - Jujur, bertanggung jawab dan

bekerja sesuai dengan kemampuan

- Percaya diri tanpa merasa tertekan dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan

- Berpengalaman dan profesional

5. Dapat bergaul dengan efektif

- Dapat bergaul dan

berkomunikasi secara efektif - Produktif dan antusias dalam

bekerja Catatan:

1. Konsep operasional kepemimpinan dikembangkan dari Robert L. Katz (Yukl, 2007).

2. Konsep operasional iklim organisasi dikembangkan dari Hoy dan Miskel (2001:193).

3. Konsep operasional produktivitas kerja dikembangkan dari Robert M. Ranftl (Timpe, 2000:110-111) dan Sedarmayanti (2001:80)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Penetapan Populasi Penelitian

(34)

membutuhkan sumber data yang dapat memberikan informasi mengenai masalah yang dibahas secara transparan dan objektif. Sumber data ini biasanya disebut populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka disebut juga sensus (Arikunto, 2002:116).

Populasi dalam suatu penelitian merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sebagai sumber penelitian yang berbentuk benda-benda, manusia, ataupun peristiwa sebagai objek penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2008:117) yang menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga benda-benda lainnya.

Dalam penelitian ini, yang ditetapkan sebagai populasi penelitian oleh peneliti adalah seluruh pegawai/staf administrasi yang ada di tiap Sub Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Populasi ini tidak berlaku bagi pegawai pembantu dan pejabat eselon terutama Kepala Dinas dan Kepala Sub Dinas.

(35)

atas: SMP 4 orang, SMA 72 orang, D1–D3 10 orang, S1 38 orang, dan S2 12 orang (lihat tabel 3.2).

[image:35.595.116.511.245.621.2]

Sedangkan bila dikelompokkan berdasarkan golongan terdiri atas: Golongan I 4 orang, Golongan II 72 orang, Golongan III 44 orang, dan Golongan IV 16 orang (lihat tabel 3.2). Berdasarkan status kepegawainnya, Golongan I bertugas sebagai penjaga kebersihan, keamanan, dan pelayan pegawai kantor, pegawai Golongan IV adalah para pejabat (eselon) di lingkungan kantor Dinas Pendidikan, sedangkan Golongan II dan III adalah pegawai yang bertugas membantu kegiatan administrasi kantor (pegawai administrasi).

Tabel 3.2

Penyebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan

PENYEBARAN

TINGKAT PENDIDIKAN GOLONGAN

SMP SMA D1-D3 S1 S2 Jmlh I II III IV Jmlh

JMLH PEGAWAI 4 72 10 38 12 136 4 72 44 16 136

Setelah dilakukan pengelompokan data kemudian peneliti menetapkan jumlah populasi berdasarkan karakteristik populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 116 orang pegawai, dan sisanya tidak digunakan sebagai populasi penelitian. Dilihat dari tingkat penyebaran populasi dan penyesuaian dengan karakteristik populasi yang akan diambil, maka populasi tersebut sudah cukup representatif.

(36)
[image:36.595.112.513.229.600.2]

bagian, yaitu: (1) Sub bagian Umum; (2) Sub bagian Keuangan; (3) Sub bagian Kepegawaian; (4) Bidang Bina Program; (5) Bidang Pendidikan TK/SD; (6) Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan (Dikmenumjur); dan (7) Bidang Pendidikan Non Formal (lihat tabel 3.3 berikut).

Tabel 3.3

Penyebaran Populasi Penelitian

NO NAMA SUB

BAGIAN/BIDANG

POPULASI

GOl II GOL III

SMA D1-D3 S1 Jml SMA D1-D3 S1 S2 Jml

1. Sub Bagian Umum 4 - - 4 - 1 6 - 7

2. Sub Bagian Keuangan 8 - 2 10 - 5 1 - 6

3. Sub Bag. Kepegawaian 8 1 - 9 3 1 2 - 6

4. Bidang Bina Program 4 - 3 7 - - 5 1 6

5. Bidang Pend. TK/SD 15 1 1 17 1 - 6 1 8

6. Bidang Dikmenumjur 10 - 5 15 1 - 4 - 5

7. Bid. Pend. Non Formal 10 - - 10 - 1 5 - 6

JUMLAH 59 2 11 72 5 8 29 2 44

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Subang 2009

2. Penetapan Sampel Penelitian

Setelah populasi ditetapkan, selanjutnya ditentukan sampel agar segera dapat dilakukan pengumpulan data. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian, yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono (2008:118) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.

(37)

penelitiannya. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.

Kemudian agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat berlaku umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga pengambilan sampel dari populasi itu representatif. Dalam penelitian ini besarnya sampel yang menjadi fokus penelitian ditentukan dengan rumus Yamane (Akdon & Hadi, 2005:107).

= + 1

Ket: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Dalam penelitian-penelitian sosial besar presisi biasanya antara 5% - 10%. Pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

= 116(0,1) + 1 = 53,7 ≈ 54116

Jadi jumlah sampel penelitian minimal sebanyak 54 orang (dibulatkan). Dalam menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan bahwa setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama menjadi unsur sampel.

Sedangkan mengenai keabsahan sampel dinyatakan bahwa,

(38)

Kemudian agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat berlaku umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu memakai teknik sampling sehingga pengambilan sampel dari populasi itu representatif. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diperoleh dengan cara-cara tertentu sehingga sumber data yang diperoleh dari sampel tersebut diharapkan representatif dan berlaku secara umum bagi keseluruhan populasi. Teknik sampling yang dilakukan adalah dengan metode proportional random sampling, yaitu sebuah sampel yang diambil dari tiap unit penelitian dari populasi secara proporsional. Teknik sampling ini menggunakan rumus dari Sugiyono (1999) sebagaimana dikutip Akdon dan Hadi (2005:108).

= .

Ket: ni = Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi seluruhnya

Dengan perhitungan berdasarkan formulasi di atas, maka didapatkan sebaran sampel sebagai berikut;

Sub Bagian Umum = . 54 = 5,12

Sub Bagian Keuangan = . 54 = 7,44

Sub Bagian Kepegawaian = . 54 = 6,98

Bidang Bina Program = . 54 = 6,05

Bidang Pendidikan TK/SD = . 54 = 11,63

(39)

Bidang Pendidikan Non Formal = . 54 = 7,44

Sehingga dari hasil perhitungan di atas jumlah sampel secara proporsional adalah; 5,12 + 7,44 + 6,98 + 6,05 + 11,63 + 9,31 + 7,44 = 53,97 dibulatkan menurut kaidah matematika menjadi 54. Setelah dilakukan penghitungan dengan teknik sampling, ternyata jumlah sampel yang diperoleh telah sesuai dengan rumus Yamane sebelumnya yaitu minimal sejumlah 54 orang responden, sehingga dapat ditetapkan menjadi sampel penelitian.

[image:39.595.115.512.239.743.2]

Berdasarkan penentuan sampel secara proporsional tersebut, maka diperoleh penyebaran sampel (hasil pembulatan) yang telah ditentukan. Penyebaran populasi dan sampel dapat diketahui secara sistematis pada tabel 3.3 di atas dan Tabel 3.4 berikut;

Tabel 3.4

Penyebaran Sampel Penelitian

N

O

NAMA SUB

BAGIAN/BIDANG

SAMPEL

GOl II GOL III

Jml

SMA D1-D3 S1 Jml SMA D1-D3 S1 S2 Jml

1. Sub Bag. Umum 2 - - 2 - 1 2 - 3 5

2. Sub Bag. Keuangan 4 - 1 5 - 2 1 - 3 8

3. Sub Bag.

Kepegawaian

3 1 - 4 1 1 1 - 3 7

4. Bid. Bina Program 2 - 1 3 - - 2 1 3 6

5. Bid. Pend. TK/SD 5 1 1 7 1 - 2 1 4 12

6. Bid. Dikmenumjur 4 - 2 6 1 - 2 - 3 9

7. Bid. Pend. Non

Formal

5 - - 5 - 1 2 - 3 8

(40)

E. Proses Pelaksanaan Penelitian

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan suatu penelitian, langkah-langkah tersebut mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

1. Menentukan Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket merupakan alat pengumpul data dalam bentuk formulir yang disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pernyataan/pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup/berstruktur, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari variabel-variabel penelitian disertai alternatif jawabannya. Selanjutnya responden diminta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta dirasakannya dengan cara membubuhkan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrument/angket adalah;

a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu; Kepemimpinan (X1),

Iklim Organisasi (X2), dan Produktivitas Kerja (Y).

(41)

c. Merumuskan item pertanyaan/pernyataan dan alternatif jawabannya karena angket yang akan dikembangkan bersifat tertutup.

d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item

Setelah merumuskan angket, selanjutnya ditetapkan alat ukur yang akan digunakan dalam pemberian skor terhadap setiap butir item dengan menggunakan skala Likert dengan ukuran ordinal, artinya objek yang diteliti mempunyai peringkat dari lima rangkaian urutan yang dimulai dari; tidak pernah (TP), jarang (JR), kadang-kadang (KD), sering (SR), selalu (SL). e. Menetapkan skala pengukuran variabel

Setiap item dalam angket memiliki 5 kriteria jawaban dengan pemberian skor dimulali dari 1, 2, 3, 4, sampai 5, dengan ketentuan untuk pernyataan/pertanyaan positif, dari masing-masing yaitu:

Skor 1 untuk kategori jawaban tidak pernah Skor 2 untuk kategori jawaban jarang

Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang Skor 4 untuk kategori jawaban sering

Skor 5 untuk kategori jawaban selalu

Sedangkan untuk pernyataan/pertanyaan negatif yaitu; Skor 5 untuk kategori jawaban tidak pernah

Skor 4 untuk kategori jawaban jarang

Skor 3 untuk kategori jawaban kadang-kadang Skor 2 untuk kategori jawaban sering

(42)

3. Uji Coba Instrumen

Setelah penetapan dan penyusunan alat pengumpul data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah uji coba angket. Kegiatan ini penting dilakukan oleh peneliti untuk menilai angket yang telah disusunnya apakah representatif atau tidak. Angket diujicobakan kepada responden yang sama atau yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Uji coba ini dilakukan terhadap 30 responden.

Setelah uji coba dilaksanakan, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya, sehingga hasil penelitian yang dimaksudkan betul-betul dapat dipertanggungjawabkan.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2004:137). Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada setiap item dengan skor total. Rumus yang dipergunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang lebih dikenal dengan sebutan Rumus Korelasi Product Moment, yaitu:

ℎ ! "= (∑XY)−(∑X). (∑Y)

'( . ∑X2− (∑X)2) ( . ∑Y2− (∑Y)2)

(Riduwan, 2007:98) Dimana: rhitung = Koefisien korelasi

∑X = Jumlah skor item

(43)

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan di atas diuji dengan menggunakan uji t untuk memberi taraf signifikansinya, dengan rumus berikut:

ℎ ! "= *√ − 2

1 − 2

(Riduwan, 2007:98) Dimana: t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan bantuan Program Microsoft Excel dengan menggunakan tingkat kepercayaan 5%, dapat diketahui validitas dari ketiga variabel penelitian sebagai berikut: (lihat lampiran) 1) Variabel Kepemimpinan Pejabat Struktural (X1)

a) Koefisien korelasi (r) terendah diperoleh sebesar 0,328, dari nilai r ini selanjutnya diperoleh t hitung terendah sebesar 1,51 (item no. 18), sedangkan t tabel (α= 5%, dk= n-2= 28) = 1,701.

b) Dengan memperhatikan nilai r hitung dan r tabel di atas, maka untuk variabel Kepemimpinan Pejabat Struktural (X1) terdapat 1 item

pernyataan yang tidak valid (item no. 18) 2) Variabel Iklim Organisasi (X2)

a) Koefisien korelasi (r) terendah diperoleh sebesar 0,35, dari nilai r ini selanjutnya diperoleh t hitung terendah sebesar 1,977 (item no. 17), sedangkan t tabel (α= 5%, dk= n-2= 28) = 1,701.

(44)

3) Variabel Produktivitas Kerja (Y)

a) Koefisien korelasi (r) terendah diperoleh sebesar 0,324 dan 0,335, dari nilai r ini selanjutnya diperoleh t hitung terendah sebesar 1,479 dan 1,558 (item no. 22 & 25), sedangkan t tabel (α= 5%, dk= n-2= 28) = 1,701. c) Dengan memperhatikan nilai r hitung dan r tabel di atas, maka untuk

variabel Produktivitas Kerja (Y) terdapat 2 item pernyataan yang tidak valid (item no. 22 & 24)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah kriteria validitas diketahui, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen. Mengingat karakteristik data yang telah diambil dengan skala Likert dengan rentangan skor 1-5, maka untuk menguji reliabilitasnya penulis menggunakan rumus Alpha sebagai berikut;

=+, − 1, - +1 − ∑SS i t

-(Riduwan, 2007:115) Dimana: rii = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Program Microsoft Excel, maka reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Reliabilitas variabel X1 diperoleh indeks korelasi r hasil 0,886 (alpha) lebih

(45)

2) Reliabilitas variabel X2 diperoleh indeks korelasi r hasil 0,886 (alpha) lebih

besar dari r tabel (α= 5%, dk= n-1= 29) = 0,367;

3) Reliabilitas variabel Y diperoleh indeks korelasi r hasil 0,892 (alpha) lebih besar dari r tabel (α= 5%, dk= n-1= 29) = 0,367;

Dengan memperhatikan hasil perhitungan ketiga variabel tersebut, maka semua instrumen dinyatakan reliabel.

F. Pengolahan Data Penelitian

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Data yang diolah tersebut pada akhirnya akan dapat menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam latar belakang.

Analisis data yang akan dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel ditunjang dengan gejala-gejala yang terjadi dalam objek penelitian. Untuk menganalisis data secara cermat peneliti akan melakukan penyaringan data dan penyesuaian data yang ditemukan di lapangan dengan penemuan konsep dan teori dalam sumber literatur. Kemudian data yang telah disaring, diuji korelasinya serta signifikansinya dengan perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas, sehingga dapat ditemukan tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah.

(46)

skala ini disebut data dengan data yang lain

Pengolahan da sekurang-kurangnya h data skala ordinal menggunakan metode

15.00 for Windows ya

Adapun langk adalah sebagai beriku 1. Menyeleksi data

jawaban responde 2. Menentukan bobo

variabel peneliti ditentukan, kemu 3. Menghitung pers variabel X2 mau

kecenderungan um dengan mengguna

Dimana: P = Xid =

ata ordinal, yaitu data berjenjang yang jarak a ain tidak sama (Sugiyono, 2001:70).

data dengan penerapan statistik parametrik me a harus diukur dalam skala interval, sehingga al tersebut ditransformasi menjadi data in

ode successive interval dan dapat pula meng yang dibantu oleh program Microsoft Excel. gkah-langkah yang ditempuh dalam proses p kut;

ta agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu den nden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapka obot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban p

litian dengan menggunakan skala penilaia udian menentukan skornya.

ersentase skor rata-rata dari setiap variabel, ba aupun variabel Y. Hal ini dilakukan unt umum jawaban responden terhadap setiap var unakan formula berikut:

= Persentase skor rata-rata yang dicari = Skor rata-rata setiap variabel

= Skor ideal setiap variabel

k antara satu data

mensyaratkan data ga terlebih dahulu interval dengan enggunakan SPSS

s pengolahan data

engan memeriksa kan.

n pada setiap item laian yang telah

baik variabel X1,

(47)

Setelah hasilnya diperoleh, selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria/klasifikasi seperti yang telah dikemukakan oleh Arikunto (2002:75) sebagai berikut:

Persentase = Kualifikasi 81% - 100% = Sangat Tinggi 61% - 80% = Tinggi

41% - 60% = Cukup/Sedang 21% - 40% = Rendah

≤ 20% = Sangat Rendah 4. Uji Distribusi Normalitas

Sebelum dilakukan uji statistik menggunakan analisis jalur, maka perlu diketahui apakah sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hal tersebut adalah uji normalitas yaitu menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Menurut Singgih Santoso (2002:393), dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik normal Probability Plots dalam program SPSS.

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(48)

5. Uji Linieritas

Karena teknik analisis data yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis adalah analisis jalur dan masih merupakan baian dari model linier, maka sebelum melakukan pengolahan data menggunakan analisis jalur terlebih dahulu akan dilakukan uji linieritas hubungan antar variabel. Menurut Gujarati (2003:42) “linearity is that the conditional expectation of Y is a linear function of Xi”. Untuk pengujian linieritas digunakan uji F, dan hubungan antara variabel X dengan Y dikatakan linier jika nilai probabilitas (signifikansi) uji F lebih kecil dari 0,05.

6. Uji Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis ini dilakukan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. perhitungannya dilakukan dengan bantuan

program SPSS for Windows Version 15.00. Secara struktural hubungan antara ketiga variabel digambarkan sebagai berikut.

X1

X2

Y

PYX1

PYX2

r

X

2

X

1

[image:48.595.111.513.242.720.2]

εεεε

(49)

Diagram jalu persamaan struktur se

Y = PYX1X1 +

Keterangan: Y = Produkti

X1 = Kepemim

X2 = Iklim org

ε = Pengaruh Langkah ker berikut;

a. Pengujian sec Kaidah peng berdasarkan koefisien

Dimana: n = k =

b. Pengujian sec Secara indivi dengan rumus;

(Riduwan, 20 Keterangan: untuk analisi

alur seperti digambarkan diatas dapat diformul sebagai berikut.

+ PYX2X2 + εεεε

ktivitas kerja pegawai impinan pejabat struktural organisasi

ruh faktor lain

kerja analisis jalur ini pada garis besarnya

secara keseluruhan (simultan)

engujian signifikansi secara manual menggu ien R2, nilai F dapat diketahui dengan rumus seb

= jumlah sampel

= jumlah variabel eksogen = Rsquare

secara individual

ividual uji statistik yang digunakan adalah uji

, 2008:117)

n: Statistik se ρk diperoleh dari hasil kompu isis regresi setelah data ordinal ditransformasi k

ulasikan kedalam

a adalah sebagai

gunakan tabel F. sebagai berikut:

uji t yang dihitung

(50)

7. Menguji Hipotesi a. Menghitung k X2 terhadap V

b. Menguji signi

(Riduwan, 20 Dimana: t = N r = n = J c. Mencari besar Koefisien det variabel indep dengan mengg KD = r2 x 100 Dimana: KD

r = Setelah dilaku dilakukan perhitungan berikut:

Pengaruh varia

Pengaruh X1 terhada

Pengaruh X1 terhada

Pengaruh Total

esis Penelitian

g koefisien korelasi antara variabel X1 terhadap

p Variabel Y, serta X1 bersama-sama X2 terhada

gnifikansi koefisien korelasi antarvariabel, deng

2007:139) = Nilai t hitung

= Nilai koefisien korelasi = Jumlah sampel

sarnya koefisien determinan

determinan digunakan untuk mengetahui bes dependen terhadap variabel dependen. Pengujia nggunakan rumus sebagai berikut;

00%

D = Nilai Koefisien Determinan = Nilai Koefisien Korelasi

akukan perhitungan koefisien determinasi, m gan besar pengaruh masing-masing variabel X1

riabel X1 terhadap variabel Y :

dap Y secara langsung = PyX1 . PyX1

dap Y melalui X2 = PyX1 . rx1x2 . PyX

ap variabel Y, dan adap Y.

ngan rumus;

esarnya pengaruh jiannya dilakukan

maka selanjutnya

1 dan X2 sebagai

= .… yX2 = .… +

(51)

Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X1 terhadap variabel

Y.

Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y :

Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung = PyX2 . PyX2 = .…

Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1 = PyX2 . rx2x1 . PyX1 = .… +

Pengaruh Total = .…

Berdasarkan pada nilai pengaruh total di atas, maka dapat ditunjukkan jumlah pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X2 terhadap variabel

Y.

(52)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bagian akhir tesis ini akan dikemukakan hal-hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh dalam bentuk kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan pejabat struktural pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang berada pada kategori baik. Dari 54 responden yang menjadi sampel mayoritas diantaranya (66,67%) menilai kepemimpinan pejabat struktural pada dinas pendidikan Kabupaten Subang sudah baik. Begitu juga Iklim organisasi berada pada kategori baik. Dari 54 responden yang menjadi sampel mayoritas diantaranya (81,48%) menilai iklim organisasi di lingkungan dinas pendidikan Kabupaten Subang sudah baik. begitu juga dengan produktivitas kerja pegawai berada pada kategori tinggi. Dari 54 responden yang menjadi sampel mayoritas diantaranya (79,63%) memiliki produktivitas kerja yang tinggi di lingkungan dinas pendidikan Kabupaten Subang.

2. Kepemimpinan pejabat struktural Dinas Pendidikan Kabupaten Subang memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap produktivitas kerja

(53)

pegawainya, yaitu sebesar 38,99%, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.

3. Iklim organisasi memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap produktivitas kerja pegawainya, yaitu sebesar 21,11%, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.

4. Secara bersama-sama Kepemimpinan pejabat struktural dan Iklim organisasi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang memiliki kontribusi sebesar 60,10% terhadap produktivitas kerja pegawainya, sedangkan sisanya sebesar 39,90% ditentukan oleh faktor-faktor lain. Dengan demikian, maka Kontribusi Kepemimpinan pejabat struktural dan Iklim organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Subang berada pada kategori yang cukup besar.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan disampaikan beberapa impilkasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Implikasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan kecenderungan umum yang diperoleh, menunjukkan bahwa kepemimpinan pejabat struktural Dinas Pendidikan Kabupaten Subang berada pada kategori baik. Kecenderungan ini memberikan implikasi bahwa kepemimpinan pejabat struktural Dinas Pendidikan Kabupaten Subang perlu ditingkatkan ke arah yang lebih baik

(54)

berusaha untuk mempertahankan kondisi tersebut dan berusahan untuk menciptakan iklim organisasi yang lebih kondusif.

3. Kecenderungan umum yang diperoleh dari produktivitas kerja pegawai berada pada kategori tinggi. Kecenderungan ini memberikan implikasi agar Pimpinan melakukan berbagai upaya untuk lebih meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya peneliti akan menyampaikan beberapa rekomendasi yang dianggap relevan dengan hasil penelitian. Rekomendasi ini berupa masukan-masukan yang ditujukan kepada para pejabat struktural Dinas Pendidikan Kabupaten Subang dan para peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini. Rekomendasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Pejabat Struktural Dinas Pendidikan Kabupaten Subang

(55)

b. Demi tercapainya produktivitas kerja yang lebih baik, maka pejabat struktural Dinas Pendidikan harus dapat mengurangi kesenjangan antara kondisi objektif produktivitas kerja pegawai administratif Dinas Pendidikan Kabupaten Subang dengan hasil temuan peneliti yang seharusnya dilaksanakan oleh para pegawai pada suatu organisasi.

c. Mengingat peningkatan produktivitas kerja pegawai administratif memberikan andil yang maksimal terhadap tercapainya tujuan organisasi, khususnya institusi Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, maka Pejabat struktural diharapkan dapat mengupayakan pemeliharaan nilai-nilai produktivitas kerja tersebut melalui perilaku kepemimpinan yang efektif dan efisien serta menciptakan iklim organisasi yang kondusif.

d. Memperhatikan masih banyaknya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja pegawai administratif, maka diharapkan pejabat struktural, khususnya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang untuk dapat memperhatikan dan memelihara faktor-faktor lain tersebut agar secara bersama-sama dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai administratif.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(56)

b. Untuk menambah khazanah keilmuan, bagi peneliti berikutnya disarankan untuk mencoba mengkaji faktor-faktor lainnya yang mungkin lebih banyak memiliki andil terhadap peningkatan produktivitas kerja dalam suatu organisasi.

c. Agar penelitian mengenai produktivitas kerja memiliki kualitas keilmuan yang optimal, bagi peneliti penelitian berikutnya diharapkan dapat memaksimalkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia sebagai sebuah potensi keilmuan yang harus terus digali.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon & Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk

Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cet. 12. Jakarta: Rineka Cipta

Burhanudin. (1994). Analisis Administrasi Manajemen dan Kepegawaian

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Castetter, W.B. (1992). The Human Resource Function in Educational

Administration. New Jersey: Prentice Hall Inc.

David, K. & John W. N. (1996). Perilaku Dalam Organisasi Jilid I (terjemahan

Agus Dharma). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Dwiyanto, A. (1995). Kinerja Pelayanan Publik. Yogyakarta: FISIP UGM

Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Fattah, N. (2006). Landasan Manajemen Pendidikan Cet. 8. Bandung: Remaja Rosdakarya

Fremont, E.K. & Rosenzweig, E.J. (2002). Organisasi dan Manajemen Ed. Ke 4. Jakarta: Bumi Aksara

Gaspersz, V. (2000). Manajemen Produktivitas Total: Strategi Peningkatan Bisnis

Global. Jakarta: Gramedia

Gujarati, D. N. (2003). Basic Econometrics fourth edition. New York: McGraw-Hill

Harsey, P. & K.H. Blanchard. (1983). Management of Organization Behavior:

Utilizing Human Resources. New Jersey: Prentice Hall

Gambar

Tabel 2.1 Taksonomi Tiga-Kategori dari Keterampilan Kepemimpinan
Gambar 4.12
Tabel Frekuensi dan Histogram Variabel X1 …………….
Gambar 1. 1  Kerangka Pemikiran Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

 …….. ABGH merupakan bidang diagonal pada balok ABCD.EFGH. Temukan dan tuliskan bidang diagonal yang lain pada balok

To find out about the students interest in reading novel, the writer analyze the Sixth Semester Students as sample, in this step the research is trying to find out about the

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudara, perihal Pekerjaan.. Perencanaan Kantor Camat Sebatik , maka dengan ini kami mengundang

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,. tetangga, dan

Dari sudut kepentingan Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), tujuan mata kuliah Kerja Praktek adalah mendapatkan masukan–masukan sebagai umpan balik dari Instansi

Berisi tentang kesimpulan dengan mengacu pada tujuan penelitian dan saran yang menunjang untuk pelaksanaan Manajemen Pembinaan Guru Pendidikan Agama

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, data yang telah direduksi akan

Perhitungan Umur Komponen Pipa (Remaining life) ... Perhitungan Next Inspection Date... Application of risk based inspection in refinery and processing piping ... Diagram Alir