• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Penetapan Populasi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna memecahkan masalah dan mencapai tujuan penelitian, maka penelitian

membutuhkan sumber data yang dapat memberikan informasi mengenai masalah yang dibahas secara transparan dan objektif. Sumber data ini biasanya disebut populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, maka disebut juga sensus (Arikunto, 2002:116).

Populasi dalam suatu penelitian merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sebagai sumber penelitian yang berbentuk benda-benda, manusia, ataupun peristiwa sebagai objek penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2008:117) yang menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga benda-benda lainnya.

Dalam penelitian ini, yang ditetapkan sebagai populasi penelitian oleh peneliti adalah seluruh pegawai/staf administrasi yang ada di tiap Sub Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Populasi ini tidak berlaku bagi pegawai pembantu dan pejabat eselon terutama Kepala Dinas dan Kepala Sub Dinas.

Seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Subang berjumlah 136 orang. Bila dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikannya, terdiri

atas: SMP 4 orang, SMA 72 orang, D1–D3 10 orang, S1 38 orang, dan S2 12 orang (lihat tabel 3.2).

Sedangkan bila dikelompokkan berdasarkan golongan terdiri atas: Golongan I 4 orang, Golongan II 72 orang, Golongan III 44 orang, dan Golongan IV 16 orang (lihat tabel 3.2). Berdasarkan status kepegawainnya, Golongan I bertugas sebagai penjaga kebersihan, keamanan, dan pelayan pegawai kantor, pegawai Golongan IV adalah para pejabat (eselon) di lingkungan kantor Dinas Pendidikan, sedangkan Golongan II dan III adalah pegawai yang bertugas membantu kegiatan administrasi kantor (pegawai administrasi).

Tabel 3.2

Penyebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan

PENYEBARAN

TINGKAT PENDIDIKAN GOLONGAN

SMP SMA D1-D3 S1 S2 Jmlh I II III IV Jmlh

JMLH PEGAWAI 4 72 10 38 12 136 4 72 44 16 136

Setelah dilakukan pengelompokan data kemudian peneliti menetapkan jumlah populasi berdasarkan karakteristik populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 116 orang pegawai, dan sisanya tidak digunakan sebagai populasi penelitian. Dilihat dari tingkat penyebaran populasi dan penyesuaian dengan karakteristik populasi yang akan diambil, maka populasi tersebut sudah cukup representatif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditetapkan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai administratif Dinas Pendidikan Kabupaten Subang yang berjumlah 116 orang dan tersebar ke dalam 7

bagian, yaitu: (1) Sub bagian Umum; (2) Sub bagian Keuangan; (3) Sub bagian Kepegawaian; (4) Bidang Bina Program; (5) Bidang Pendidikan TK/SD; (6) Bidang Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan (Dikmenumjur); dan (7) Bidang Pendidikan Non Formal (lihat tabel 3.3 berikut).

Tabel 3.3

Penyebaran Populasi Penelitian

NO NAMA SUB

BAGIAN/BIDANG

POPULASI

GOl II GOL III

SMA D1-D3 S1 Jml SMA D1-D3 S1 S2 Jml

1. Sub Bagian Umum 4 - - 4 - 1 6 - 7

2. Sub Bagian Keuangan 8 - 2 10 - 5 1 - 6

3. Sub Bag. Kepegawaian 8 1 - 9 3 1 2 - 6

4. Bidang Bina Program 4 - 3 7 - - 5 1 6

5. Bidang Pend. TK/SD 15 1 1 17 1 - 6 1 8

6. Bidang Dikmenumjur 10 - 5 15 1 - 4 - 5

7. Bid. Pend. Non Formal 10 - - 10 - 1 5 - 6

JUMLAH 59 2 11 72 5 8 29 2 44

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Subang 2009 2. Penetapan Sampel Penelitian

Setelah populasi ditetapkan, selanjutnya ditentukan sampel agar segera dapat dilakukan pengumpulan data. Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian, yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono (2008:118) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil

penelitiannya. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.

Kemudian agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat berlaku umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga pengambilan sampel dari populasi itu representatif. Dalam penelitian ini besarnya sampel yang menjadi fokus penelitian ditentukan dengan rumus Yamane (Akdon & Hadi, 2005:107).

= + 1

Ket: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Dalam penelitian-penelitian sosial besar presisi biasanya antara 5% - 10%. Pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 10% sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

= 116(0,1) + 1 = 53,7 ≈ 54116

Jadi jumlah sampel penelitian minimal sebanyak 54 orang (dibulatkan). Dalam menarik sampel dari populasi, agar sampel representatif, maka diupayakan bahwa setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama menjadi unsur sampel.

Sedangkan mengenai keabsahan sampel dinyatakan bahwa,

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% (Arikunto, 2002:120).

Kemudian agar data yang diperoleh dari sampel tersebut dapat berlaku umum bagi keseluruhan populasi, maka perlu memakai teknik sampling sehingga pengambilan sampel dari populasi itu representatif. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diperoleh dengan cara-cara tertentu sehingga sumber data yang diperoleh dari sampel tersebut diharapkan representatif dan berlaku secara umum bagi keseluruhan populasi. Teknik sampling yang dilakukan adalah dengan metode proportional random sampling, yaitu sebuah sampel yang diambil dari tiap unit penelitian dari populasi secara proporsional. Teknik sampling ini menggunakan rumus dari Sugiyono (1999) sebagaimana dikutip Akdon dan Hadi (2005:108).

= .

Ket: ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya

Dengan perhitungan berdasarkan formulasi di atas, maka didapatkan sebaran sampel sebagai berikut;

Sub Bagian Umum = . 54 = 5,12 Sub Bagian Keuangan = . 54 = 7,44 Sub Bagian Kepegawaian = . 54 = 6,98 Bidang Bina Program = . 54 = 6,05 Bidang Pendidikan TK/SD = . 54 = 11,63 Bidang Dikmenumjur = . 54 = 9,31

Bidang Pendidikan Non Formal = . 54 = 7,44

Sehingga dari hasil perhitungan di atas jumlah sampel secara proporsional adalah; 5,12 + 7,44 + 6,98 + 6,05 + 11,63 + 9,31 + 7,44 = 53,97 dibulatkan menurut kaidah matematika menjadi 54. Setelah dilakukan penghitungan dengan teknik sampling, ternyata jumlah sampel yang diperoleh telah sesuai dengan rumus Yamane sebelumnya yaitu minimal sejumlah 54 orang responden, sehingga dapat ditetapkan menjadi sampel penelitian.

Berdasarkan penentuan sampel secara proporsional tersebut, maka diperoleh penyebaran sampel (hasil pembulatan) yang telah ditentukan. Penyebaran populasi dan sampel dapat diketahui secara sistematis pada tabel 3.3 di atas dan Tabel 3.4 berikut;

Tabel 3.4

Penyebaran Sampel Penelitian

N O

NAMA SUB BAGIAN/BIDANG

SAMPEL

GOl II GOL III

Jml

SMA D1-D3 S1 Jml SMA D1-D3 S1 S2 Jml

1. Sub Bag. Umum 2 - - 2 - 1 2 - 3 5

2. Sub Bag. Keuangan 4 - 1 5 - 2 1 - 3 8

3. Sub Bag. Kepegawaian

3 1 - 4 1 1 1 - 3 7

4. Bid. Bina Program 2 - 1 3 - - 2 1 3 6

5. Bid. Pend. TK/SD 5 1 1 7 1 - 2 1 4 12

6. Bid. Dikmenumjur 4 - 2 6 1 - 2 - 3 9

7. Bid. Pend. Non Formal

5 - - 5 - 1 2 - 3 8

Dokumen terkait