• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH:PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH:PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH

(PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Rithma Yanita

0903800

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH

(PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang)

Oleh

Rithma Yanita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rithma Yanita 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

Rithma Yanita.(2013).Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sejarah (PTK di Kelas V SDN Cipete I Kecamatan Curug Kota Serang).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan di lapangan di SDN Cipete 1 yang menunjukkan bahwa guru dalam mengajarkan konsep sejarah cenderung menggunakan metode ceramah, artinya guru lebih mendominasi dalam pembelajaran dan siswa tidak terlibat aktif didalamnya sehingga siswa terlihat pasif dan kurang antusias dalam pembelajaran konsep sejarah sehingga hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan karena guru tidak pernah menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode role playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang ? dan 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pada konsep sejarah dengan menggunakan metode role playing di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang ?

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode role playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang dengan menggunakan metode role playing.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian terdiri dari tiga siklus yang terdiri dari tahapan-tahapan tersebut.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing yaitu siswa diajak untuk memainkan seorang tokoh sesuai perannya yang dikaitkan dengan konsep sejarah sehingga hasil belajar siswa meningkat. Hasil yang diperoleh pun mengalami peningkatan. Terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar siswa dari pra siklus 40,31 (kurang sekali) kemudian pada siklus I meningkat sebesar 24,80% menjadi 50,31 (kurang) kemudian pada siklus II meningkat sebesar 27,26% menjadi 65,31 (cukup) dan pada siklus III meningkat sebesar 29,81% menjadi 83,12 (baik).

(5)

ABSTRACT

Rithma Yanita. (2013). Usage Role Playing Method for Improving Student Results on the Concept of History (PTK in Class V SDN Cipete I, Serang District).

This research is motivated by the reality on the ground in SDN Cipete 1 which shows that the teachers in teaching the concept of history tend to use the lecture method, meaning that the teacher is more dominant in learning and students are not actively involved in it so that students were passive and less enthusiastic in learning the history of the concept of study results low students. This is because teachers have never used an interesting method of learning and fun.

Formulation of the problem addressed in this study are 1) How do students' learning process using role playing on the concept of history in SDN Cipete 1 Serang District waterfall? and 2) How can student learning outcomes in the history of the concept of using role playing in SDN Cipete 1 Serang District waterfall?

The purpose of this study were 1) To determine the students' learning process using role playing on the concept of history in SDN Cipete 1 Serang District waterfall. 2) To determine the student learning outcomes in the history of the concept of SDN Cipete 1 Serang District waterfall by using role playing.

The research methodology used was Classroom Action Research in Kemmis and Mc. Taggart comprising the steps of planning, action, observation, and reflection. The study consisted of three cycles consisting of these stages.

Learning process by using the student role playing a character invited to play various roles associated with the concept of history that increases student learning outcomes. The results also increased. Seen from the average value of student learning outcomes of pre-cycle 40.31 (less so) later in the first cycle increased by 24.80% to 50.31 (or less) then on the second cycle increased by 27.26% to 65.31 (enough) and the third cycle increased by 29.81% to 83.12 (both).

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI………..iv

DAFTAR TABEL………vii

DAFTAR GRAFIK………...ix

DAFTAR GAMBAR………..x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….……….1

B. Rumusan Masalah………...……….3

C. Tujuan Penelitian………...………..4

D. Manfaat Penelitian………...4

E. Definisi Istilah……….……5

F. Hipotesis Tindakan………..8

BAB II KAJIAN TEORITIK A.Metode Role Playing……….………..9

B. Hasil Belajar………..15

(7)

D.Kerangka Berpikir ………....20

E. Kajian Hasil Penelitian………...21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian………..23

B. Model Penelitian………24

C.Prosedur Penelitian………29

D.Subjek dan Lokasi……….41

E. Teknik Pengumpulan Data………41

F. Instrumen Penelitian………..42

G.Teknik Pengolahan atau Analisis Data………..53

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pembahasan...………...……….………….…...57

B. Hasil Penelitian………..93

C. Jawaban Hipotesis Tindakan………...100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………..106

(8)

REKOMENDASI………...109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I………...43

3.2 Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II………..44

3.3 Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III……….45

3.4 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I………..46

3.5 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II………47

3.6 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III………...48

3.7 Pedoman Wawancara Guru pada Pra Siklus………49

3.8 Pedoman Wawancara Siswa pada Pra Siklus………...50

3.9 Pedoman Wawancara Guru pada Siklus Akhir………50

3.10 Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus Akhir……….51

3.11 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II………52

3.12 Kisi-kisi Soal Siklus III………..53

4.1 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Siklus………..64

(10)

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I………69

4.4 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I……….71

4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II………77

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II………...78

4.7 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II………...80

4.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III………...86

4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III………..87

4.10 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus III………89

4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I sampai Siklus III…...98

4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Akivitas Siswa Siklus I sampai Siklus III…100 4.13 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Semua Siklus…………..103

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I sampai Siklus III…….99

4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I sampai Siklus III….101

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Meninjau tujuan pembelajaran konsep sejarah pada materi peristiwa

sekitar proklamasi yang tercantum dalam kurikulum KTSP, maka penulis

kemukakan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan.

Adapun standar kompetensinya adalah menghargai peranan tokoh pejuang dan

masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah menghargai jasa dan

peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Cipete 1

ditemukan masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa pada

pembelajaran peristiwa sekitar proklamasi di kelas V. Hal ini dapat dilihat dari

rata-rata nilai mata pelajaran konsep sejarah pada materi peristiwa sekitar

proklamasi yaitu 40,31, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari

pelajaran IPS yaitu 60. Dengan demikian, hasil belajar siswa di SD Negeri

Cipete I dikatakan masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas,

guru dalam proses pembelajaran di kelas hanya menggunakan satu metode

saja, yaitu metode ceramah sehingga siswa kurang antusias terhadap pelajaran

yang disampaikan guru karena pelaksanaan belajar kurang menarik perhatian

siswa. Hal itu menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Agar

(15)

materi peristiwa sekitar proklamasi sesuai yang diharapkan, maka guru harus

menambah dan mengembangkan pengetahuan serta menggunakan metode

yang baik dan tepat untuk mencapai sasaran. Dengan kata lain, proses

pembelajaran membutuhkan media sebagai fasilitator yang disesuaikan

dengan materi. Media merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan

dari sebuah sistem pengajaran. Peran media dalam proses belajar mengajar

dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep dan keterampilan tertentu

serta proses belajar mengajar menjadi efisien dan efektif. Naskah drama

merupakan salah satu media yang dapat digunakan.

Materi pelajaran peristiwa sekitar proklamasi merupakan materi pelajaran

yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah

Atas jika mengambil jurusan IPS. Dalam proses pembelajaran, peran guru

sangat penting terutama dalam kegiatan pelaksanaan belajar mengajar di

sekolah. Jika proses belajar mengajar di kelas dengan penggunaan media,

metode, dan mengembangkan bahan ajar yang tepat, maka mendorong siswa

untuk belajar sesuai yang diharapkan, sehingga hasil belajar siswa akan

meningkat. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah, penulis

mencoba menggunakan metode role playing (bermain peran) pada

pembelajaran peristiwa sekitar proklamasi. Adapun yang disebut metode role

playing adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang

diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa-peristiwa aktual, atau

kejadian-kejadian yang muncul pada masa mendatang. (Wina Sanjaya,

(16)

Berdasarkan pemaparan tersebut, berarti dengan menggunakan metode

role playing, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan

pendapat tanpa kekhawatiran mendapatkan sanksi. Dimana siswa merasa

dilibatkan dalam pembelajaran di kelas, dan siswa merasa antusias terhadap

pelajaran. Selain dari itu juga, siswa merasa bersemangat untuk belajar baik di

kelas maupun di luar kelas. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dalam

keseharian terutama pada bidang studi IPS sejarah.

Dengan demikian, berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan,

maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk

penelitian tindakan kelas. Adapun judul dari penelitian ini: “Penggunaan

Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Sejarah”. (PTK di Kelas V SD Negeri Cipete 1 Kecamatan Curug Kota

Serang)

B. Rumusan Masalah

Dalam mempelajari konsep sejarah di kelas V SDN Cipete 1 Kecamatan

Curug Kota Serang, telah ditemukan beberapa masalah yang timbul sebagai

akibat kurang tepatnya suatu metode dalam proses belajar mengajar. Rumusan

masalah yang muncul adalah:

1. Bagaimana proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode role

playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota

(17)

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pada konsep sejarah

dengan menggunakan metode role playing di SDN Cipete 1 Kecamatan

Curug Kota Serang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran siswa dengan menggunakan

metode role playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan

Curug Kota Serang.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sejarah

dengan menggunakan metode role playing di SDN Cipete 1 Kecamatan

Curug Kota Serang.

D.Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah manfaat bagi

peneliti, siswa, guru, dan sekolah.

1. Manfaat bagi Peneliti:

a. Dapat mengetahui permasalahan secara langsung.

b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam proses

pembelajaran.

c. Dapat menentukan rancangan penelitian tindakan kelas yang tepat dan

efektif sebagai cara untuk memecahkan masalah dalam kegiatan belajar

(18)

2. Manfaat bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan hasil belajar

b. Menambah pengalaman siswa serta pemahaman siswa terhadap materi

yang diterimanya

3. Manfaat bagi Guru

a. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan mengajar

b. Memperbaiki proses pembelajaran

c. Dapat dijadikan salah satu alternatif pada pembelajaran pengembangan

pemahaman materi peristiwa sekitar proklamasi

d. Lebih bersifat terbuka dan menerima kritik dan saran untuk perbaikan

dalam rangka meningkatkan hasil belajar

4. Manfaat bagi Sekolah

a. Sekolah dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPS sejarah dengan

cara mensosialisasikan metode role playing

b. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru tentang

metode-metode pembelajaran

c. Sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan

pertimbangan professional guru

E.Definisi Istilah

Definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Metode Role Playing

Metode role playing adalah suatu metode yang digunakan guru

(19)

dengan perannya masing-masing didalam suatu kelompok pada konsep

sejarah.

Dalam metode ini, anak diberi kesempatan untuk mengembangkan

imajinasi dalam memerankan seorang tokoh dengan mendapat ulasan dari

guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut

sehingga siswa dapat mengembangkan imajinasinya serta menghayati

perannya sebagai tokoh.

Jadi secara singkat penggunaan metode role playing membutuhkan

keterlibatan siswa dalam memerankan suatu tokoh. Kondisi ini menuntut

siswa uuntuk tidak diam, ia akan aktif, tidak pasif. Hal ini

mengindikasikan bahwa keterlibatan siswa sangat terasa.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

kemampuan siswa dalam konsep sejarah nasional pada materi peristiwa

sekitar proklamasi dalam mata pelajaran IPS.

Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kemampuan siswa

dalam menguasai suatu materi pembelajaran tertentu, maka guru perlu

mengadakan suatu tes hasil belajar kepada siswa. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui serta mengukur hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

3. Konsep Sejarah

Adapun konsep sejarah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

konsep sejarah nasional dalam mata pelajaran IPS pada materi peristiwa

(20)

Orang tidak akan belajar sejarah nasional kalau tidak ada gunanya.

Kenyataannya bahwa sejarah nasional terus ditulis orang, di semua

peradaban dan di sepanjang waktu. Karenanya peristiwa sejarah nasional

merupakan suatu proses interaksi antara masa silam dengan masa kini, dan

guru SD yang mengajarkan sejarah nasional berfungsi sebagai

penghubung berita dari peristiwa itu.

Secara objektif, suatu peristiwa atau pengalaman hidup di masa

lampau tidak dapat diulang kembali. Namun dengan menggunakan suatu

metode role playing, peristiwa atau pengalaman tersebut dapat dibangun

atau disusun kembali. Sejarah sesungguhnya melekat pada tiap benda, tiap

diri makhluk hidup maupun makhluk tak hidup, dan juga fenomena di

bumi ini. Dengan demikian, tiap apa yang ada di bumi ini memiliki sejarah

masing-masing atau paling tidak ada riwayat asal-usulnya.

Barangkali kata sejarah nasional didengar pertama kali karena

dipakai oleh guru yang mengajarkan sejarah. Di Sekolah Dasar, guru

mengajarkan mata pelajaran IPS sejarah. Pendidikan adalah suatu proses

yang sangat efektif untuk menjadikan ilmu sejarah nasional memiliki

makna dan warna tersendiri bagi kehidupan masa kini.

Pengetahuan faktual sejarah nasional diperlukan dan harus menjadi

dasar bagi pengembangan sejarah dalam pendidikan. Artinya, pendidikan

dan pengajaran sejarah nasional harus menggunakan peserta didik

mengenai fakta sejarah nasional untuk mencapai kebermaknaan sejarah.

(21)

membaca paparan kejadian sejarah nasional dari sebuah buku sejarah, baik

buku pelajaran sejarah atau tulisan sejarah nasional lainnya. Berbagai cara

dan prosedur dalam metode pembelajaran sejarah nasional digunakan

untuk membantu peserta didik kritis terhadap apa yang dibacanya dan

dalam mengambil informasi dari apa yang dibacanya itu akan

memperbesar manfaat sejarah nasional bagi peserta didik. Dengan

kemampuan yang demikian diharapkan peserta didik tidak akan bingung

menghadapi berbagai informasi yang diterimanya sehari-hari dari surat

kabar, majalah, radio, dan televisi, mereka setidaknya memiliki bekal yang

terlatih menghadapi keragaman informasi yang demikian karena mereka

telah belajar sejarah nasional

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris. (Fathoni, A, 2006 : 20).

Berdasarkan teori diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Jika

metode role playing digunakan pada konsep sejarah, maka akan meningkatkan

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I

dalam kegiatan penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagaimana

dikemukakan Kasihani Kasbolah (1998) bahwa, PTK adalah suatu penelitian

dimana guru diikutsertakan dalam penelitian sebagai subjek yang melakukan

tindakan.

Sejalan dengan Igak Wardani dan Kuswaya Wihardit (2008:14) yang

mengatakan “PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru

didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Sedangkan Mc. Niff (dalam Suharsimi Arikunto,2008:102) mengemukakan

“PTK adalah bentuk penelitian refleksi yang dilakukan guru sendiri yang

hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum,

pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya”.

Adapun beberapa dari tiga pendapat tersebut, satu tokoh yang akan

dikembangkan yaitu Kasihani Kasbolah sebagai landasan PTK. Pada penelitian

yang dilakukan peneliti pada skripsi ini menggunakan model Stephen Kemmis

dan Mc Taggart. Alasan peneliti menggunakan PTK karena PTK memiliki

(23)

Rithma Yanita,2013

sebagai subyek yang melakukan tindakan, guru diminta untuk merefleksikan

hasil pengalaman selama melakukan tindakan sehingga lama kelamaan akan

terjadi perubahan dalam diri mereka dan akan menjadi suatu kebiasaan

mengevaluasi diri, makin berani mengambil resiko dalam mencobakan hal-hal

baru (inovasi) yang sekiranya akan memberikan peningkatan. Tujuan

Penelitian Tindakan Kelas yaitu untuk memecahkan masalah yang dihadapi

oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan

tertentu sebagai upaya untuk menyempurnakan proses pembelajaran di

kelasnya. (Kasihani Kasbolah, 1998).

Dengan demikian, Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat untuk

meningkatkan proses dan kualitas hasil pembelajaran di kelas. Dengan

melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan penyelesaian

terhadap masalah yang terjadi di ruang kelas. Tentu saja dengan menggunakan

berbagai teori dan metode pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu,

sebagai penelitian praktis, PTK dilakukan bersamaan dengan guru yang

melaksanakan tugas utama yaitu mengajar didalam kelas, guru juga tidak harus

meninggalkan siswa untuk melakukan kegiatan penelitian.

B.Model Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode penelitian

yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dalam hal ini peneliti memilih

model Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.

(24)

adalah dalam perencanaannya mereka menggunakan sistem spiral refleksi diri

yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (action), observasi

(observation), dan refleksi (reflection). Penelitian ini direncanakan dan

dilaksanakan dalam 3 siklus Sebagai gambaran kegiatan tersebut, akan

digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 3.1

Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Mc. Tagart

(Kasihani Kasbolah,1998:16) Refleksi Siklus I Tindakan

Observasi Perencanaan

Pra Siklus

Refleksi Tindakan

Observasi Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi Perencanaan Siklus II

(25)

Rithma Yanita,2013

Tahap perencanaan (planning) didasarkan pada hasil penjajagan refleksi

awal. Secara rinici, perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan

untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap yang

diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Melakukan orientasi lapangan yaitu mengurus permohonan izin dan

sosialisasi terhadap pihak sekolah yang akan dijadikan objek penelitian.

2. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan

sebagai tempat penelitian.

3. Meminta kesediaan guru untuk dijadikan pengamat (observer) sedangkan

peneliti sebagai model pembelajaran konsep sejarah di kelas dengan

menerapkan metode role playing.

4. Menyusun kesepakatan dengan guru mengenai jadwal penelitian.

5. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan

langkah-langkah saat pembelajaran.

6. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam proses belajar

mengajar sehingga dapat mengukur peningkatan kemampuan pada

pembelajaran konsep sejarah dengan menerapkan metode role playing.

7. Membuat rencana untuk perbaikan.

(26)

Tahap tindakan (action) menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman

pada rencana tindakan. Peneliti melakukan proses pembelajaan sesuai dengan

apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini

dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun tahap

tindakan sebagai berikut:

1. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap

perencanaan tindakan.

2. Menerapakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode role

playing.

3. Mengadakan evaluasi belajar terkait dengan peningkatan hasil belajar

siswa.

4. Menggunaan instrumen penelitian sebagai alat observasi untuk melihat dan

mencatat setiap aktivitas siswa ketika pembelajaran sejarah dengan

menggunakan metode role playing.

5. Melakukan diskusi balikan dengan guru.

6. Melakukan revisi balikan sebagai tindak lanjut dari hasil observasi balikan.

7. Melakukan pengolahan data.

Observasi (pengamatan) yaitu observer mengamati hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Observasi

berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan yang diberikan kepada siswa.

(27)

Rithma Yanita,2013

dan bagi penyusunan tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan tehadap proses belajar mengajar di kelas.

2. Pengamatan kesesuaian pembelajaran konsep sejarah dengan

menggunakan metode role playing.

3. Pengamatan terhadap pembelajaran konsep sejarah dengan menggunakan

metode role playing terhadap hasil belajar siswa.

Tahap refleksi (reflection) merupakan kegaiatan analisis terhadap semua

informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti

mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari

tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu

dengan yang lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang

telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik

kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang penting

yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi yaitu berupa

perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada tahap refleksi

melakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan diskusi balikan antara peneliti dan guru setelah tindakan

dilakukan.

2. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.

(28)

1. Observer mengamati proses pelaksanaan tindakan, kendala-kendala yang

muncul ketika pembelajaran konsep sejarah dengan menggunakan metode

role playing di SD Negeri Cipete 1.

2. Diskusi balikan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan

pelaksana tindakan yang mengacu pada pokok bahasan yang sesuai

dengan kurikulum dan perencanaan pembelajaran konsep sejarah di kelas

V. Hasilnya kemudian direfleksikan dan dijadikan rencana tindakan

selanjutnya.

C.Prosedur Penelitian

Pada tahap ini, peneliti membuat rancangan pelaksanaan penelitian untuk

dilaksanakan pada pembelajaran IPS Sejarah di kelas V, sebelumnya diawali

dengan tahap pra siklus. Pada tahap pra siklus ini peneliti hanya mengamati

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara nyata, artinya peneliti

belum melaksanakan tindakan dan melakukan kegiatan refleksi bersama guru

kelas untuk mengetahui hal-hal yang terjadi pada proses pembelajaran,

kemudian peneliti dan guru kelas bersama-sama memikirkan tindakan

selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskan proses pelaksanaan

penelitian pada tahap pra siklus diantaranya sebagai berikut:

1. Proses Pelaksanaan Prasiklus

Proses ini merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap pra siklus ini adalah:

(29)

Rithma Yanita,2013

Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap kondisi siswa dan

kelas sebelum dilaksanakannya tindakan. Hal ini meliputi data awal

keadaan kelas, keadaan siswa, kemampuan siswa, serta perolehan nilai

siswa pada mata pelajaran IPS, khususnya IPS Sejarah.

Pada pra siklus ini dilaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk

mengetahui situasi asli yang belum dikenai tindakan penelitian,

kegiatannya antara lain:

1) Memantau kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung pada

konsep Peristiwa Sekitar Proklamasi.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat seperti biasa dengan

menggunakan metode sederhana.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati kegiatan pembelajaran

IPS sejarah berdasarkan kondisi nyata, meliputi:

1) Orientasi lapangan yaitu merumuskan permohan izin dan sosialisasi

terhadap pihak sekolah yang akan dijadikan objek penelitian.

2) Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan dijadikan tempat

penelitian.

b. Refleksi

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti dan guru mengadakan diskusi

dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapai guru dan yang

dialami siswa melalui proses observasi. Selanjutnya memberikan

refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah

(30)

Didalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti

menetapkan target atau kriteria keberhasilan belajar yang harus dicapai

oleh siswa. Dengan demikian maka perlu dilakukan

penelitian-penelitian pada siklus-siklus selanjutnya sehingga tercapailah target

keberhasilan belajar yang ditetapkan oleh peneliti. Untuk itu, peneliti

akan melanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu pada siklus ke I yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

2. Proses Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Siklus ini telah masuk kepada tindakan-tindakan yang telah

direncanakan oleh peneliti berdasarkan hasil temuan dari pra siklus.

Sesuai dengan refleksi pada tahap pra siklus, maka rencana pada siklus I

adalah sebagai berikut:

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi konsep

peristiwa sekitar proklamasi, membuat teks pemeranan sebagai media.

2) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan

aktivitas siswa selama proses belajar di kelas.

3) Membuat soal tes sebagai pengukur kemampuan siswa.

4) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh

role playing.

5) Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan

ditampilkan.

(31)

Rithma Yanita,2013

Pada pelaksanaan kegiatan ini, guru sebagai pelaksana tindakan.

Langkah-langkahnya:

1) Guru mengkondisikan siswa dengan cara berdoa, mengabsen, serta

memeriksa kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan alat tulis

dan mengatur tempat duduk siswa.

2) Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab

tentang tokoh-tokoh yang berperan penting pada peristiwa menjelang

proklamasi.

3) Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.

4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan,

peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang

disediakan.

6) Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.

7) Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk

memerankan dialog.

8) Kelompok pemeran diminta memainkan role playing.

9) Kelompok yang tidak melakukan role playing diminta memperhatikan

pelaksanaan role playing dan membandingkan dialog yang sedang

diperagakan dengan dialog yang mereka baca.

10) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat

(32)

11) Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun

materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat

memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role

playing.

12) Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.

13) Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa

mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.

c. Observasi (observation)

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengamati

dan meneliti proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung dalam hal penggunaan metode role playing pada konsep

sejarah pada materi peristiwa sekitar proklamasi dalam mata pelajaran

IPS di kelas V SD. Hal yang diamati guru adalah kegiatan guru dan

aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilengkapi

dengan adanya pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan guru

dan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar di kelas kemudian

hasilnya dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi.

d. Refleksi (reflection)

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil kegiatan pembelajaran

pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti dan guru kelas

sebagai berikut:

a) Menganalisis hasil penilaian observasi kegiatan guru dan aktivitas

(33)

Rithma Yanita,2013

b) Mencari solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang

muncul pada siklus I.

Apabila dalam refleksi pada siklus I ini belum mencapai hasil yang

diharapkan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan menyusun

kembali rencana-rencana pembelajaran dengan menggunakan metode

role playing.

3. Proses Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan (planning)

Siklus ini telah masuk kepada tindakan-tindakan yang telah

direncanakan oleh peneliti berdasarkan hasil temuan siklus I. Sesuai

dengan refleksi pada tahap siklus I, maka rencana pada siklus II adalah

sebagai berikut:

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi

konsep peristiwa sekitar proklamasi, membuat teks pemeranan

sebagai media.

2) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan

aktivitas siswa selama proses belajar di kelas.

3) Membuat soal tes sebagai pengukur kemampuan siswa.

4) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai

oleh role playing.

5) Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan

ditampilkan.

(34)

Pada pelaksanaan kegiatan ini, guru sebagai pelaksana tindakan.

Langkah-langkahnya:

1) Guru mengkondisikan siswa dengan cara memeriksa kesiapan

belajar siswa yang meliputi kesiapan alat tulis dan mengatur tempat

duduk siswa.

2) Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab

mengenai pertemuan pembelajaran konsep sejarah yang lalu.

3) Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.

4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan,

peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang

disediakan.

6) Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.

7) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan

diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

8) Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog

masing-masing

9) Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk

memerankan dialog.

(35)

Rithma Yanita,2013

11) Kelompok yang tidak melakukan role playing diminta

memperhatikan pelaksanaan role playing dan membandingkan

dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.

12) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat

kesulitan.

13) Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun

materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa

dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses

pelaksanaan role playing.

14) Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.

15) Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa

mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.

c. Observasi (observation)

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengamati

dan meneliti proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung dalam hal penggunaan metode role playing pada konsep

sejarah pada materi peristiwa sekitar proklamasi dalam mata pelajaran

IPS di kelas V SD. Hal yang diamati guru adalah kegiatan guru dan

aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilengkapi

dengan adanya pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan guru

dan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar di kelas kemudian

hasilnya dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi.

(36)

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil kegiatan

pembelajaran pada siklus II. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti

dan guru kelas sebagai berikut:

1) Menganalisis hasil penilaian aktivitas siswa maupun hasil belajar

siswa.

2) Mencari solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang

muncul pada siklus II.

Apabila dalam refleksi pada siklus II ini belum mencapai hasil

yang diharapkan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan

menyusun kembali rencana-rencana pembelajaran dengan menggunakan

metode role playing.

4. Proses Pelaksanaan Siklus III

a. Perencanaan (planning)

Siklus ini telah masuk kepada tindakan-tindakan yang telah

direncanakan oleh peneliti berdasarkan hasil temuan siklus II. Sesuai

dengan refleksi pada tahap siklus II, maka rencana pada siklus III

adalah sebagai berikut:

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi

konsep peristiwa sekitar proklamasi, membuat teks pemeranan

sebagai media.

2) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan

aktivitas siswa selama proses belajar di kelas.

(37)

Rithma Yanita,2013

4) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai

oleh role playing.

5) Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan

ditampilkan.

b. Pelaksanaan (action)

Pada pelaksanaan kegiatan ini, guru sebagai pelaksana tindakan.

Langkah-langkahnya:

1) Guru mengkondisikan siswa dengan cara berdoa, mengabsen, serta

memeriksa kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan alat tulis

dan mengatur tempat duduk siswa.

2) Guru menunjukkan gambar Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan beberapa

tokoh lainnya yang berperan penting dalam detik-detik menjelang

proklamasi, lalu memberikan pertanyaan pengiring sebagai berikut:

a)Gambar siapakah ini?

b)Apa peranannya dalam detik-detik menjelang proklamasi?

3) Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.

4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan,

peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang

disediakan.

6) Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.

7) Guru menempelkan name tag (papan nama) tokoh kepada

(38)

8) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan

diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

9) Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog

masing-masing.

10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan.

11) Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk

memerankan dialog.

12) Kelompok pemeran diminta memainkan role playing.

13) Kelompok yang tidak melakukan role playing diminta

memperhatikan pelaksanaan role playing dan membandingkan

dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.

14) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat

kesulitan.

15) Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun

materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa

dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses

pelaksanaan role playing.

16) Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.

17) Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa

(39)

Rithma Yanita,2013

c. Observasi (observation)

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengamati

dan meneliti proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung dalam hal penggunaan metode role playing pada konsep

sejarah pada materi peristiwa sekitar proklamasi dalam mata pelajaran

IPS di kelas V SD. Hal yang diamati guru adalah kegiatan guru dan

aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilengkapi

dengan adanya pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan

guru dan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar di kelas

kemudian hasilnya dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi.

d. Refleksi (reflection)

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil kegiatan

pembelajaran pada siklus III. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti

dan guru kelas adalah menganalisis hasil penilaian kegiatan guru dan

aktivitas siswa maupun hasil belajar siswa.

Apabila dalam refleksi pada siklus III ini sudah mencapai hasil

yang diharapkan, melewati batas KKM dan target keberhasilan

penelitian, maka pembelajaran dikatakan berhasil dan tidak perlu

(40)

D.Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V

SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang dengan jumlah siswa 32

orang.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota

Serang.

E.Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan teknik :

1. Observasi

“Observasi atau pengamatan adalah alat penilaian yang digunakan

untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu

kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun

dalam situasi buatan.” (Nana Sudjana, 2009:84).

2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk

mendapatkan suatu informasi. Dalam berwawancara, pertanyaan-pertanyaan

dikomunikasikan secara langsung terhadap responden yang akan kita

wawancarai. (Toha Anggoro,2008:5).

3. Tes

Menurut Nana Sudjana (2009:35) bahwa tes adalah serentetan

(41)

Rithma Yanita,2013

jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes

tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes perbuatan)”.

F.Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan tiga instrumen yang dijadikan alat

pengumpul data, yaitu berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan

pedoman tes.

1. Pedoman Observasi

Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi

sistematis yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini adalah peneliti

yang melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran di kelas dengan

menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen penelitian. Adapun

(42)

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I

No. Aspek yang Diamati Jawaban

Ya Tidak

1.

Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh role playing.

2 Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan ditampilkan

3

Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

4

Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.

5 Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran

6 Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan dialog

7 Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan

8

Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role playing.

9 Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.

10

Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa

(43)
[image:43.595.113.514.144.725.2]

Rithma Yanita,2013

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II

No. Aspek yang Diamati Jawaban

Ya Tidak

1.

Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh role playing.

2 Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan ditampilkan

3

Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

4

Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.

5 Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran

6

Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam memproklamasikan kemerdekaan.

7

Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog masing-masing.

8 Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan dialog

9 Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan

10

Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role playing.

11 Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.

12

Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.

(44)

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III

No. Aspek yang Diamati Jawaban

Ya Tidak

1.

Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh role playing.

2 Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan ditampilkan

3 Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

4

Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.

5 Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.

6 Guru menempelkan name tag (papan nama) tokoh kepada masing-masing pemeran.

7

Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam memproklamasikan kemerdekaan.

8

Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog masing-masing.

9

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan.

10 Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan dialog

12 Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan

13

Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role playing.

14 Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.

15

Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.

(45)

Rithma Yanita,2013

Dibawah ini terdapat lembar penilaian hasil observasi aktivitas siswa

yang dapat digunakan oleh observer (pengamat) dalam mengamati setiap

aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Cara

mengisi lembar penilaian hasil observasi ini adalah dengan memberi tanda

check-list ( √ ) pada kolom apabila timbul aspek-aspek yang diamati.

[image:45.595.115.515.227.627.2]

Adapun lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

No. Aspek yang Diamati

Jawaban

Ya Tidak

1 Role playing dimainkan oleh kelompok pemeran

2 Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing memperhatikan pelaksanaan role playing.

3

Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.

4 Siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan role playing.

Jumlah Jawaban

(46)
[image:46.595.112.515.149.630.2]

Tabel 3.5

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

No. Aspek yang Diamati

Jawaban

Ya Tidak

1 Kelompok yang akan melakukan role playing mempelajari dialog masing-masing.

2 Role playing dimainkan oleh kelompok pemeran

3 Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing memperhatikan pelaksanaan role playing.

4

Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.

5 Siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan role playing

Jumlah Jawaban

(47)
[image:47.595.114.515.150.601.2]

Rithma Yanita,2013

Tabel 3.6

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III

No. Aspek yang Diamati

Jawaban

Ya Tidak

1 Kelompok yang akan melakukan role playing mempelajari dialog masing-masing.

2 Kelompok yang akan melakukan role playing bertanya sebelum melakukan role playing.

3 Role playing dimainkan oleh kelompok pemeran

4 Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing memperhatikan pelaksanaan role playing

5

Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.

6 Siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan role playing

Jumlah Jawaban

Persentase Rata-rata

2. Pedoman Wawancara

Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara untuk mengungkap

dan memperkuat data. Responden yang dimintai data adalah guru dan

perwakilan siswa kelas V di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang.

Wawancara dilakukan pada tahap pra siklus dan pada siklus akhir untuk

mengetahui perubahan yang terjadi sebelum dikenai tindakan dan setelah

(48)

Adapun pedoman wawancara guru pada pra siklus dapat dilihat pada

tabel 3.7 dibawah ini:

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara Guru pada Pra Siklus

No. Pertanyaan

1 Metode apa saja yang Bapak gunakan dalam pembelajaran IPS, khususnya pembelajaran konsep sejarah?

2 Apakah metode yang digunakan selama ini dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa?

3 Apakah siswa dapat menerima atau merespon metode yang digunakan dengan baik?

4 Apakah selama pembelajaran, Bapak selalu menggunakan media pembelajaran?

5 Media apa sajakah yang Bapak gunakan dalam pembelajaran IPS, khususnya pembelajaran konsep sejarah?

[image:48.595.113.514.215.646.2]

Adapun pedoman wawancara siswa pada pra siklus dapat dilihat pada

(49)

Rithma Yanita,2013

Tabel 3.8

Pedoman Wawancara Siswa pada Pra Siklus

No. Pertanyaan

1 Apakah Adik menyukai pelajaran IPS sejarah?

2 Apakah Adik merasa kesulitan dalam pembelajaran konsep sejarah?

3 Apakah Adik merasa bosan dengan pembelajaran konsep sejarah?

4 Apakah Guru menggunakan alat peraga atau media dalam pembelajaran?

[image:49.595.115.512.136.724.2]

Adapun pedoman wawancara guru pada siklus akhir dapat dilihat pada

tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Pedoman Wawancara Guru pada Siklus Akhir

No. Pertanyaan

1 Apa pendapat Bapak tentang metode role playing?

2

Perubahan apa yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas dalam materi konsep sejarah sebelum digunakan metode role playing dan setelah digunakan metode role playing?

3 Bagaimana aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode role playing?

4 Apakah hasil belajar siswa meningkat setelah digunakannya metode role playing dalam pembelajaran konsep sejarah?

Adapun pedoman wawancara siswa pada siklus akhir dapat dilihat

(50)

Tabel 3.10

Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus Akhir

No. Pertanyaan

1 Bagaimana kesan Adik terhadap pembelajaran konsep sejarah yang telah dilaksanakan barusan?

2 Apakah Adik senang melakukan role playing (bermain peran) seperti tadi?

3 Apakah Adik merasa bosan dengan pembelajaran IPS Sejarah?

4

Apakah Adik merasa kesulitan dalam pembelajaran konsep sejarah dengan menggunakan metode role playing (bermain peran) seperti yang tadi telah dilaksanakan?

3. Pedoman Tes

Yang dimaksud tes disini adalah tes hasil belajar. Tes yang diujikan

berupa multiple choice atau pilihan ganda dengan jumlah 25 soal dimana

setiap 1 soal pilihan ganda memiliki skor 1 jadi apabila 25 soal dijawab

dengan benar maka akan memiliki skor 25 yang akan dibagi dengan skor

maksimal yaitu 25 kemudian di kali dengan 100. Maka akan menjadi nilai

(51)
[image:51.595.109.555.237.702.2]

Rithma Yanita,2013

Tabel 3.11

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : V (lima) / 2 (dua)

Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat

dalam mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

Kompetensi Dasar : 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan

dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Materi Pokok : Jasa dan Peran Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan

Kemerdekaan Indonesia

No. Indikator Tingkat

Kesukaran C1 C2 C3 Jumlah

1 2.2.3

Mengidentifikasi

beberapa tokoh

dalam

mempersiapkan

kemerdekaan

Mudah

4, 10, 13 14, 25 12 6

Sedang 3 6, 9, 16, 17, 18, 19, 24

7, 20, 21,

23 12

Sukar

1, 2, 5 8, 11, 15 22 7

(52)
[image:52.595.69.517.176.628.2]

Tabel 3.12

Kisi-kisi Soal Siklus III

No. Indikator Tingkat

Kesukaran C1 C2 C3 Jumlah

1

2.2.3

Mengidentifikasi

beberapa tokoh

dalam

mempersiapkan

kemerdekaan

Mudah

12, 19, 22 1, 15 16 6

Sedang 25 2, 7, 10, 11,

13, 20, 23 3, 5, 6, 21 12

Sukar

8, 9, 24 14, 17, 18 4 7

Jumlah 7 12 6 25

G.Teknik Pengolahan atau Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka perlu segera diolah oleh peneliti. Adapun

kegiatan analisis data yang dilakukan meliputi 3 langkah, yaitu:

1. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam langkah persiapan ini antara lain:

a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas siswa

b. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen

pengumpulan data

(53)

Rithma Yanita,2013

Yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau

menyortir data sedemikian rupa kemudian diadakan lanjutan atau

menganalisis.

2. Tabulasi

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam langkah tabulasi ini adalah

peneliti menyusun data-data yang telah tersedia kedalam bentuk tabel atau

daftar untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan dan

evaluasi. Adapun yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini adalah:

a. Memberikan skor atau nilai terhadap soal-soal tes dan hasil observasi.

b. Menjumlahkan skor yang diperoleh siswa.

c. Mengelompokkan setiap skor tes siswa maupun hasil observasi sesuai

dengan tingkatan kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel pada

setiap siklus.

3. Penerapan Data

Pada langkah penerapan data ini peneliti menerapkan data yang

diperoleh disesuaikan jenis data. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini yaitu:

a. Menyesuaikan data dengan pertanyaan penelitian.

b. Mendeskripsikan hasil penemuan dan membahasnya untuk menarik

(54)

Adapun deskripsi dari hasil belajar siswa adalah : Apabila hasil

belajar seluruh siswa meningkat dan melewati batas Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), maka pembelajaran dikatakan berhasil.

Data observasi akan diolah dengan cara:

1. Pengolahan Hasil Observasi

Berkaitan dengan pedoman observasi tersebut diatas, terdapat cara

perhitungan data observasi menurut Nana Sudjana (2009:132) adalah

sebagai berikut:

Hasil observasi dilihat dari skor yang diperoleh yaitu skor maksimal

dengan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan rumus:

Persentase Rata-rata = Skor x 100%

Jumlah Aspek yang Diamati Pada Siklus

Kriteria Penilaian berdasarkan Depdikbud 1980 (Rahmat, C dan M.

Solehudin, 2006:67), yakni sebagai berikut:

90% – 100% = Sangat baik

80% – 89% = Baik

65% – 79% = Cukup

55% – 64% = Kurang

0% - 54% = Kurang sekali

2. Pengolahan Hasil Tes

Untuk menilai soal evaluasi pada penelitian tindakan kelas, dalam hal

(55)

Rithma Yanita,2013

Nilai yang diperoleh = Skor yang diperoleh x 100%

Skor Maksimal

Keterangan: - Skor tiap nomor = 1

- Skor maksimal = 25

Sedangkan untuk mencari rata-rata nilai kelas digunakan rumus:

NR = ∑NA

∑S

Keterangan:

NR : Rata-rata nilai

∑NA : Jumlah Keseluruhan Nilai Siswa

∑S : Jumlah Seluruh Siswa

Kriteria Penilaian:

90% – 100% = Sangat baik

80% – 89% = Baik

65% – 79% = Cukup

55% – 64% = Kurang

0% - 54% = Kurang sekali

Batas lulus hasil belajar siswa adalah jika 100% dari jumlah siswa,

dapat melebihi KKM yaitu dengan mencapai nilai nata-rata kelas minimal

(56)

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan dan pembahasan hasil penelitian dalam Bab IV,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses Pembelajaran

Adapun proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing

adalah:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b. Menyusun teks pemeranan yang baik agar siswa termotivasi untuk

belajar di kelas.

c. Menyiapkan alat peraga yang lengkap untuk menunjang pelaksanaan role

playing.

d. Guru melakukan apersepsi dengan cara menunjukkan gambar Ir.

Soekarno, Moh. Hatta dan beberapa tokoh lainnya yang berperan penting

dalam detik-detik menjelang proklamasi, lalu memberikan pertanyaan

sebagai berikut:

1) Gambar siapakah ini?

2) Apa peranannya dalam detik-detik menjelang proklamasi?

e. Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.

(57)

peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang

disediakan.

h. Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran,

setiap kelompok diberi teks pemeranan.

i. Guru menempelkan name tag (papan nama) tokoh kepada

masing-masing pemeran.

j. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan

diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam

memproklamasikan kemerdekaan.

k. Kelompok siswa yang akan melakukan role playing diminta untuk

mempelajari dialog masing-masing.

l. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan.

m.Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk dibagikan

alat peraga atau media yang menunjang proses role playing.

n. Siswa yang sudah ditunjuk sebagai pemeran diminta memainkan

role playing.

o. Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing diminta

memperhatikan pelaksanaan role playing.

p. Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing diminta

membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog

(58)

kesulitan.

r. Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun

materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat

memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role

playing.

s. Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.

t. Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai

materi role playing yang telah dilakukan siswa.

2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Dari hasil penelitian mulai dari pra siklus (sebelum tindakan), siklus I,

siklus II, dan siklus III (setelah tindakan), diperoleh hasil belajar siswa yang

mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh pun mengalami peningkatan.

Terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar siswa dari pra siklus 40,31 (kurang

sekali) kemudian pada siklus I meningkat sebesar 24,80% menjadi 50,31

(kurang) kemudian pada siklus II meningkat sebesar 27,26% menjadi 65,31

(cukup) dan pada siklus III meningkat sebesar 29,81% menjadi 83,12 (baik).

Ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode role playing.

Kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I

sampai siklus III karena pembelajaran konsep sejarah menggunakan metode

role playing. Dengan adanya peningkatan kegiatan guru dan aktivitas belajar

(59)

meningkat.

B.Saran

Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Dalam setiap proses pembelajaran diharapkan untuk selalu berperan

aktif, seperti bertanya, menjawab, dan berpendapat. Hal ini agar tidak terjadi

kepasifan dalam proses pembelajaran dan agar terjadinya komunikasi dua

arah.

2. Bagi Guru

Guru harus lebih mempersiapkan pembelajaran yang lebih menarik

untuk siswa, serta memberikan kemudahan bagi seluruh peserta didik, agar

dapat mengembangkan potensi atau kemampuan secara optimal. Dalam hal

ini, guru harus lebih kreatif, professional dan menyenangkan. dimana proses

pembelajaran mangacu pada strategi pembelajaran dan aktivitas belajar

siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya memberikan kesempatan pada guru-guru untuk dapat

menggali pengetahuannya dan mengekplorasikan pengetahuaannya tersebut

kepada anak didiknya. Sehingga tercipta situasi dan kondisi belajar

mengajar dalam pembelajaran.

Demikian saran yang dapat disampaikan, dengan harapan memiliki

(60)

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih dua bulan dan

menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, maka

direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan suatu

perbandingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.

Diharapkan peneliti selanjutnya senantiasa dapat memilih metode yang memiliki

kelebihan tersendiri yang dapat meningkatkan atau mengembangkan kemampuan

siswa, tentunya harus sesuai dengan konsep yang dipilih. Dikarenakan penelitian

ini masih terbatas, sehingga diharapkan dapat disempurnakan menjadi lebih baik

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Fathoni, A. (2006) Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru. Bandung: Bumi Aksara.

Hanafiah, N dan Suhana, C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kuntowijoyo. (1993). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Lucey and Leo, W. (1984). History; Methods and Interpretation. New York & London: Garland Publishing, Inc.

Rachmat, C. dan Solehudin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

(62)

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprijono, A. (2009). Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Thayeb, M, dkk. (2007). IPS Terpadu untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:

Erlangga.

Wardani, I dan Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Wildan, D. (2003). Upaya menjadikan Guru Sejarah sekaligus Sejarawan. Jurnal Pendidikan. No: 4. Januari 2003.

Gambar

Tabel
Grafik
Gambar
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Mc. Tagart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa iklan merupakan bahasa yang dipakai untuk menyampaikan segala bentuk pesan tentang suatu produk di media, baik media cetak maupun media elektronik yang ditujukan

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis porsi belanja APBD pendidikan ter hadap total APBD, menganalisis tingkat penyerapan belanja APBD

a. Perusahaan menerima pelunasan piutang Rp 6.000.000,00 belum disetor ke bank. PT.MUKTI PERDANA mengeluarkan cek Rp 12.000.000,00 tetapi dicatat oleh bank dalam rekening

Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.. Sistem Akuntansi , Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat,

Pembuatan Personal website ini merupakan sebuah aplikasi web yang berisi tentang informasi-informasi dari Penulis yang berisikan empat link halaman yang saling menghubungkan

6 Apabila situasi keamanan diwilayah tempat / lokasi kampanye tidak memungkinkan diselenggarakan kampanye, Polri setempat dapat mengusulkan kepada KPU, KPU Provinsi dan KPU

Dari pembahasan yang dilakukan dengan menganalisa semua rasio-rasio lima variable dan overall indeks Z Skor pada tahun 1999, 2000, 2001, 2002, dan 2003, maka dapat ditarik

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan yang mengontrak mata kuliah Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada tahun