PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH
(PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
Rithma Yanita
0903800
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH
(PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang)
Oleh
Rithma Yanita
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rithma Yanita 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Rithma Yanita.(2013).Penggunaan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sejarah (PTK di Kelas V SDN Cipete I Kecamatan Curug Kota Serang).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan di lapangan di SDN Cipete 1 yang menunjukkan bahwa guru dalam mengajarkan konsep sejarah cenderung menggunakan metode ceramah, artinya guru lebih mendominasi dalam pembelajaran dan siswa tidak terlibat aktif didalamnya sehingga siswa terlihat pasif dan kurang antusias dalam pembelajaran konsep sejarah sehingga hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan karena guru tidak pernah menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode role playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang ? dan 2) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pada konsep sejarah dengan menggunakan metode role playing di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang ?
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode role playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang dengan menggunakan metode role playing.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian terdiri dari tiga siklus yang terdiri dari tahapan-tahapan tersebut.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing yaitu siswa diajak untuk memainkan seorang tokoh sesuai perannya yang dikaitkan dengan konsep sejarah sehingga hasil belajar siswa meningkat. Hasil yang diperoleh pun mengalami peningkatan. Terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar siswa dari pra siklus 40,31 (kurang sekali) kemudian pada siklus I meningkat sebesar 24,80% menjadi 50,31 (kurang) kemudian pada siklus II meningkat sebesar 27,26% menjadi 65,31 (cukup) dan pada siklus III meningkat sebesar 29,81% menjadi 83,12 (baik).
ABSTRACT
Rithma Yanita. (2013). Usage Role Playing Method for Improving Student Results on the Concept of History (PTK in Class V SDN Cipete I, Serang District).
This research is motivated by the reality on the ground in SDN Cipete 1 which shows that the teachers in teaching the concept of history tend to use the lecture method, meaning that the teacher is more dominant in learning and students are not actively involved in it so that students were passive and less enthusiastic in learning the history of the concept of study results low students. This is because teachers have never used an interesting method of learning and fun.
Formulation of the problem addressed in this study are 1) How do students' learning process using role playing on the concept of history in SDN Cipete 1 Serang District waterfall? and 2) How can student learning outcomes in the history of the concept of using role playing in SDN Cipete 1 Serang District waterfall?
The purpose of this study were 1) To determine the students' learning process using role playing on the concept of history in SDN Cipete 1 Serang District waterfall. 2) To determine the student learning outcomes in the history of the concept of SDN Cipete 1 Serang District waterfall by using role playing.
The research methodology used was Classroom Action Research in Kemmis and Mc. Taggart comprising the steps of planning, action, observation, and reflection. The study consisted of three cycles consisting of these stages.
Learning process by using the student role playing a character invited to play various roles associated with the concept of history that increases student learning outcomes. The results also increased. Seen from the average value of student learning outcomes of pre-cycle 40.31 (less so) later in the first cycle increased by 24.80% to 50.31 (or less) then on the second cycle increased by 27.26% to 65.31 (enough) and the third cycle increased by 29.81% to 83.12 (both).
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...i
KATA PENGANTAR………ii
DAFTAR ISI………..iv
DAFTAR TABEL………vii
DAFTAR GRAFIK………...ix
DAFTAR GAMBAR………..x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….……….1
B. Rumusan Masalah………...……….3
C. Tujuan Penelitian………...………..4
D. Manfaat Penelitian………...4
E. Definisi Istilah……….……5
F. Hipotesis Tindakan………..8
BAB II KAJIAN TEORITIK A.Metode Role Playing……….………..9
B. Hasil Belajar………..15
D.Kerangka Berpikir ………....20
E. Kajian Hasil Penelitian………...21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian………..23
B. Model Penelitian………24
C.Prosedur Penelitian………29
D.Subjek dan Lokasi……….41
E. Teknik Pengumpulan Data………41
F. Instrumen Penelitian………..42
G.Teknik Pengolahan atau Analisis Data………..53
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pembahasan...………...……….………….…...57
B. Hasil Penelitian………..93
C. Jawaban Hipotesis Tindakan………...100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………..106
REKOMENDASI………...109
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I………...43
3.2 Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II………..44
3.3 Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III……….45
3.4 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I………..46
3.5 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II………47
3.6 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III………...48
3.7 Pedoman Wawancara Guru pada Pra Siklus………49
3.8 Pedoman Wawancara Siswa pada Pra Siklus………...50
3.9 Pedoman Wawancara Guru pada Siklus Akhir………50
3.10 Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus Akhir……….51
3.11 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II………52
3.12 Kisi-kisi Soal Siklus III………..53
4.1 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Siklus………..64
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I………69
4.4 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus I……….71
4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II………77
4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II………...78
4.7 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II………...80
4.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III………...86
4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III………..87
4.10 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus III………89
4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I sampai Siklus III…...98
4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Akivitas Siswa Siklus I sampai Siklus III…100 4.13 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada Semua Siklus…………..103
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I sampai Siklus III…….99
4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I sampai Siklus III….101
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Meninjau tujuan pembelajaran konsep sejarah pada materi peristiwa
sekitar proklamasi yang tercantum dalam kurikulum KTSP, maka penulis
kemukakan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan.
Adapun standar kompetensinya adalah menghargai peranan tokoh pejuang dan
masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Cipete 1
ditemukan masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa pada
pembelajaran peristiwa sekitar proklamasi di kelas V. Hal ini dapat dilihat dari
rata-rata nilai mata pelajaran konsep sejarah pada materi peristiwa sekitar
proklamasi yaitu 40,31, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari
pelajaran IPS yaitu 60. Dengan demikian, hasil belajar siswa di SD Negeri
Cipete I dikatakan masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas,
guru dalam proses pembelajaran di kelas hanya menggunakan satu metode
saja, yaitu metode ceramah sehingga siswa kurang antusias terhadap pelajaran
yang disampaikan guru karena pelaksanaan belajar kurang menarik perhatian
siswa. Hal itu menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Agar
materi peristiwa sekitar proklamasi sesuai yang diharapkan, maka guru harus
menambah dan mengembangkan pengetahuan serta menggunakan metode
yang baik dan tepat untuk mencapai sasaran. Dengan kata lain, proses
pembelajaran membutuhkan media sebagai fasilitator yang disesuaikan
dengan materi. Media merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari sebuah sistem pengajaran. Peran media dalam proses belajar mengajar
dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep dan keterampilan tertentu
serta proses belajar mengajar menjadi efisien dan efektif. Naskah drama
merupakan salah satu media yang dapat digunakan.
Materi pelajaran peristiwa sekitar proklamasi merupakan materi pelajaran
yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah
Atas jika mengambil jurusan IPS. Dalam proses pembelajaran, peran guru
sangat penting terutama dalam kegiatan pelaksanaan belajar mengajar di
sekolah. Jika proses belajar mengajar di kelas dengan penggunaan media,
metode, dan mengembangkan bahan ajar yang tepat, maka mendorong siswa
untuk belajar sesuai yang diharapkan, sehingga hasil belajar siswa akan
meningkat. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah, penulis
mencoba menggunakan metode role playing (bermain peran) pada
pembelajaran peristiwa sekitar proklamasi. Adapun yang disebut metode role
playing adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang
diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa-peristiwa aktual, atau
kejadian-kejadian yang muncul pada masa mendatang. (Wina Sanjaya,
Berdasarkan pemaparan tersebut, berarti dengan menggunakan metode
role playing, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan
pendapat tanpa kekhawatiran mendapatkan sanksi. Dimana siswa merasa
dilibatkan dalam pembelajaran di kelas, dan siswa merasa antusias terhadap
pelajaran. Selain dari itu juga, siswa merasa bersemangat untuk belajar baik di
kelas maupun di luar kelas. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dalam
keseharian terutama pada bidang studi IPS sejarah.
Dengan demikian, berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan,
maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk
penelitian tindakan kelas. Adapun judul dari penelitian ini: “Penggunaan
Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Sejarah”. (PTK di Kelas V SD Negeri Cipete 1 Kecamatan Curug Kota
Serang)
B. Rumusan Masalah
Dalam mempelajari konsep sejarah di kelas V SDN Cipete 1 Kecamatan
Curug Kota Serang, telah ditemukan beberapa masalah yang timbul sebagai
akibat kurang tepatnya suatu metode dalam proses belajar mengajar. Rumusan
masalah yang muncul adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran siswa dengan menggunakan metode role
playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pada konsep sejarah
dengan menggunakan metode role playing di SDN Cipete 1 Kecamatan
Curug Kota Serang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran siswa dengan menggunakan
metode role playing pada konsep sejarah di SDN Cipete 1 Kecamatan
Curug Kota Serang.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sejarah
dengan menggunakan metode role playing di SDN Cipete 1 Kecamatan
Curug Kota Serang.
D.Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah manfaat bagi
peneliti, siswa, guru, dan sekolah.
1. Manfaat bagi Peneliti:
a. Dapat mengetahui permasalahan secara langsung.
b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam proses
pembelajaran.
c. Dapat menentukan rancangan penelitian tindakan kelas yang tepat dan
efektif sebagai cara untuk memecahkan masalah dalam kegiatan belajar
2. Manfaat bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar
b. Menambah pengalaman siswa serta pemahaman siswa terhadap materi
yang diterimanya
3. Manfaat bagi Guru
a. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan mengajar
b. Memperbaiki proses pembelajaran
c. Dapat dijadikan salah satu alternatif pada pembelajaran pengembangan
pemahaman materi peristiwa sekitar proklamasi
d. Lebih bersifat terbuka dan menerima kritik dan saran untuk perbaikan
dalam rangka meningkatkan hasil belajar
4. Manfaat bagi Sekolah
a. Sekolah dapat meningkatkan mutu pembelajaran IPS sejarah dengan
cara mensosialisasikan metode role playing
b. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi guru tentang
metode-metode pembelajaran
c. Sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan professional guru
E.Definisi Istilah
Definisi istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Metode Role Playing
Metode role playing adalah suatu metode yang digunakan guru
dengan perannya masing-masing didalam suatu kelompok pada konsep
sejarah.
Dalam metode ini, anak diberi kesempatan untuk mengembangkan
imajinasi dalam memerankan seorang tokoh dengan mendapat ulasan dari
guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut
sehingga siswa dapat mengembangkan imajinasinya serta menghayati
perannya sebagai tokoh.
Jadi secara singkat penggunaan metode role playing membutuhkan
keterlibatan siswa dalam memerankan suatu tokoh. Kondisi ini menuntut
siswa uuntuk tidak diam, ia akan aktif, tidak pasif. Hal ini
mengindikasikan bahwa keterlibatan siswa sangat terasa.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
kemampuan siswa dalam konsep sejarah nasional pada materi peristiwa
sekitar proklamasi dalam mata pelajaran IPS.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kemampuan siswa
dalam menguasai suatu materi pembelajaran tertentu, maka guru perlu
mengadakan suatu tes hasil belajar kepada siswa. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui serta mengukur hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
3. Konsep Sejarah
Adapun konsep sejarah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
konsep sejarah nasional dalam mata pelajaran IPS pada materi peristiwa
Orang tidak akan belajar sejarah nasional kalau tidak ada gunanya.
Kenyataannya bahwa sejarah nasional terus ditulis orang, di semua
peradaban dan di sepanjang waktu. Karenanya peristiwa sejarah nasional
merupakan suatu proses interaksi antara masa silam dengan masa kini, dan
guru SD yang mengajarkan sejarah nasional berfungsi sebagai
penghubung berita dari peristiwa itu.
Secara objektif, suatu peristiwa atau pengalaman hidup di masa
lampau tidak dapat diulang kembali. Namun dengan menggunakan suatu
metode role playing, peristiwa atau pengalaman tersebut dapat dibangun
atau disusun kembali. Sejarah sesungguhnya melekat pada tiap benda, tiap
diri makhluk hidup maupun makhluk tak hidup, dan juga fenomena di
bumi ini. Dengan demikian, tiap apa yang ada di bumi ini memiliki sejarah
masing-masing atau paling tidak ada riwayat asal-usulnya.
Barangkali kata sejarah nasional didengar pertama kali karena
dipakai oleh guru yang mengajarkan sejarah. Di Sekolah Dasar, guru
mengajarkan mata pelajaran IPS sejarah. Pendidikan adalah suatu proses
yang sangat efektif untuk menjadikan ilmu sejarah nasional memiliki
makna dan warna tersendiri bagi kehidupan masa kini.
Pengetahuan faktual sejarah nasional diperlukan dan harus menjadi
dasar bagi pengembangan sejarah dalam pendidikan. Artinya, pendidikan
dan pengajaran sejarah nasional harus menggunakan peserta didik
mengenai fakta sejarah nasional untuk mencapai kebermaknaan sejarah.
membaca paparan kejadian sejarah nasional dari sebuah buku sejarah, baik
buku pelajaran sejarah atau tulisan sejarah nasional lainnya. Berbagai cara
dan prosedur dalam metode pembelajaran sejarah nasional digunakan
untuk membantu peserta didik kritis terhadap apa yang dibacanya dan
dalam mengambil informasi dari apa yang dibacanya itu akan
memperbesar manfaat sejarah nasional bagi peserta didik. Dengan
kemampuan yang demikian diharapkan peserta didik tidak akan bingung
menghadapi berbagai informasi yang diterimanya sehari-hari dari surat
kabar, majalah, radio, dan televisi, mereka setidaknya memiliki bekal yang
terlatih menghadapi keragaman informasi yang demikian karena mereka
telah belajar sejarah nasional
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris. (Fathoni, A, 2006 : 20).
Berdasarkan teori diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Jika
metode role playing digunakan pada konsep sejarah, maka akan meningkatkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I
dalam kegiatan penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagaimana
dikemukakan Kasihani Kasbolah (1998) bahwa, PTK adalah suatu penelitian
dimana guru diikutsertakan dalam penelitian sebagai subjek yang melakukan
tindakan.
Sejalan dengan Igak Wardani dan Kuswaya Wihardit (2008:14) yang
mengatakan “PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru
didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat”.
Sedangkan Mc. Niff (dalam Suharsimi Arikunto,2008:102) mengemukakan
“PTK adalah bentuk penelitian refleksi yang dilakukan guru sendiri yang
hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum,
pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya”.
Adapun beberapa dari tiga pendapat tersebut, satu tokoh yang akan
dikembangkan yaitu Kasihani Kasbolah sebagai landasan PTK. Pada penelitian
yang dilakukan peneliti pada skripsi ini menggunakan model Stephen Kemmis
dan Mc Taggart. Alasan peneliti menggunakan PTK karena PTK memiliki
Rithma Yanita,2013
sebagai subyek yang melakukan tindakan, guru diminta untuk merefleksikan
hasil pengalaman selama melakukan tindakan sehingga lama kelamaan akan
terjadi perubahan dalam diri mereka dan akan menjadi suatu kebiasaan
mengevaluasi diri, makin berani mengambil resiko dalam mencobakan hal-hal
baru (inovasi) yang sekiranya akan memberikan peningkatan. Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas yaitu untuk memecahkan masalah yang dihadapi
oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan
tertentu sebagai upaya untuk menyempurnakan proses pembelajaran di
kelasnya. (Kasihani Kasbolah, 1998).
Dengan demikian, Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat untuk
meningkatkan proses dan kualitas hasil pembelajaran di kelas. Dengan
melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan penyelesaian
terhadap masalah yang terjadi di ruang kelas. Tentu saja dengan menggunakan
berbagai teori dan metode pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu,
sebagai penelitian praktis, PTK dilakukan bersamaan dengan guru yang
melaksanakan tugas utama yaitu mengajar didalam kelas, guru juga tidak harus
meninggalkan siswa untuk melakukan kegiatan penelitian.
B.Model Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa metode penelitian
yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dalam hal ini peneliti memilih
model Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.
adalah dalam perencanaannya mereka menggunakan sistem spiral refleksi diri
yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (action), observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Penelitian ini direncanakan dan
dilaksanakan dalam 3 siklus Sebagai gambaran kegiatan tersebut, akan
digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 3.1
Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis dan Mc. Tagart
(Kasihani Kasbolah,1998:16) Refleksi Siklus I Tindakan
Observasi Perencanaan
Pra Siklus
Refleksi Tindakan
Observasi Perencanaan
Refleksi Tindakan
Observasi Perencanaan Siklus II
Rithma Yanita,2013
Tahap perencanaan (planning) didasarkan pada hasil penjajagan refleksi
awal. Secara rinici, perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap yang
diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Melakukan orientasi lapangan yaitu mengurus permohonan izin dan
sosialisasi terhadap pihak sekolah yang akan dijadikan objek penelitian.
2. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan
sebagai tempat penelitian.
3. Meminta kesediaan guru untuk dijadikan pengamat (observer) sedangkan
peneliti sebagai model pembelajaran konsep sejarah di kelas dengan
menerapkan metode role playing.
4. Menyusun kesepakatan dengan guru mengenai jadwal penelitian.
5. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan
langkah-langkah saat pembelajaran.
6. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat mengukur peningkatan kemampuan pada
pembelajaran konsep sejarah dengan menerapkan metode role playing.
7. Membuat rencana untuk perbaikan.
Tahap tindakan (action) menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman
pada rencana tindakan. Peneliti melakukan proses pembelajaan sesuai dengan
apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini
dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Adapun tahap
tindakan sebagai berikut:
1. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap
perencanaan tindakan.
2. Menerapakan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode role
playing.
3. Mengadakan evaluasi belajar terkait dengan peningkatan hasil belajar
siswa.
4. Menggunaan instrumen penelitian sebagai alat observasi untuk melihat dan
mencatat setiap aktivitas siswa ketika pembelajaran sejarah dengan
menggunakan metode role playing.
5. Melakukan diskusi balikan dengan guru.
6. Melakukan revisi balikan sebagai tindak lanjut dari hasil observasi balikan.
7. Melakukan pengolahan data.
Observasi (pengamatan) yaitu observer mengamati hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Observasi
berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan yang diberikan kepada siswa.
Rithma Yanita,2013
dan bagi penyusunan tindakan selanjutnya. Tahap observasi dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan tehadap proses belajar mengajar di kelas.
2. Pengamatan kesesuaian pembelajaran konsep sejarah dengan
menggunakan metode role playing.
3. Pengamatan terhadap pembelajaran konsep sejarah dengan menggunakan
metode role playing terhadap hasil belajar siswa.
Tahap refleksi (reflection) merupakan kegaiatan analisis terhadap semua
informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti
mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari
tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu
dengan yang lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang
telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik
kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang penting
yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi yaitu berupa
perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada tahap refleksi
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan diskusi balikan antara peneliti dan guru setelah tindakan
dilakukan.
2. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.
1. Observer mengamati proses pelaksanaan tindakan, kendala-kendala yang
muncul ketika pembelajaran konsep sejarah dengan menggunakan metode
role playing di SD Negeri Cipete 1.
2. Diskusi balikan terhadap hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan
pelaksana tindakan yang mengacu pada pokok bahasan yang sesuai
dengan kurikulum dan perencanaan pembelajaran konsep sejarah di kelas
V. Hasilnya kemudian direfleksikan dan dijadikan rencana tindakan
selanjutnya.
C.Prosedur Penelitian
Pada tahap ini, peneliti membuat rancangan pelaksanaan penelitian untuk
dilaksanakan pada pembelajaran IPS Sejarah di kelas V, sebelumnya diawali
dengan tahap pra siklus. Pada tahap pra siklus ini peneliti hanya mengamati
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara nyata, artinya peneliti
belum melaksanakan tindakan dan melakukan kegiatan refleksi bersama guru
kelas untuk mengetahui hal-hal yang terjadi pada proses pembelajaran,
kemudian peneliti dan guru kelas bersama-sama memikirkan tindakan
selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menjelaskan proses pelaksanaan
penelitian pada tahap pra siklus diantaranya sebagai berikut:
1. Proses Pelaksanaan Prasiklus
Proses ini merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap pra siklus ini adalah:
Rithma Yanita,2013
Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap kondisi siswa dan
kelas sebelum dilaksanakannya tindakan. Hal ini meliputi data awal
keadaan kelas, keadaan siswa, kemampuan siswa, serta perolehan nilai
siswa pada mata pelajaran IPS, khususnya IPS Sejarah.
Pada pra siklus ini dilaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk
mengetahui situasi asli yang belum dikenai tindakan penelitian,
kegiatannya antara lain:
1) Memantau kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung pada
konsep Peristiwa Sekitar Proklamasi.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat seperti biasa dengan
menggunakan metode sederhana.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati kegiatan pembelajaran
IPS sejarah berdasarkan kondisi nyata, meliputi:
1) Orientasi lapangan yaitu merumuskan permohan izin dan sosialisasi
terhadap pihak sekolah yang akan dijadikan objek penelitian.
2) Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan dijadikan tempat
penelitian.
b. Refleksi
Kegiatan ini dimaksudkan peneliti dan guru mengadakan diskusi
dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapai guru dan yang
dialami siswa melalui proses observasi. Selanjutnya memberikan
refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah
Didalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti
menetapkan target atau kriteria keberhasilan belajar yang harus dicapai
oleh siswa. Dengan demikian maka perlu dilakukan
penelitian-penelitian pada siklus-siklus selanjutnya sehingga tercapailah target
keberhasilan belajar yang ditetapkan oleh peneliti. Untuk itu, peneliti
akan melanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu pada siklus ke I yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
2. Proses Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Siklus ini telah masuk kepada tindakan-tindakan yang telah
direncanakan oleh peneliti berdasarkan hasil temuan dari pra siklus.
Sesuai dengan refleksi pada tahap pra siklus, maka rencana pada siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi konsep
peristiwa sekitar proklamasi, membuat teks pemeranan sebagai media.
2) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan
aktivitas siswa selama proses belajar di kelas.
3) Membuat soal tes sebagai pengukur kemampuan siswa.
4) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh
role playing.
5) Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan
ditampilkan.
Rithma Yanita,2013
Pada pelaksanaan kegiatan ini, guru sebagai pelaksana tindakan.
Langkah-langkahnya:
1) Guru mengkondisikan siswa dengan cara berdoa, mengabsen, serta
memeriksa kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan alat tulis
dan mengatur tempat duduk siswa.
2) Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab
tentang tokoh-tokoh yang berperan penting pada peristiwa menjelang
proklamasi.
3) Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.
4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan,
peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang
disediakan.
6) Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.
7) Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk
memerankan dialog.
8) Kelompok pemeran diminta memainkan role playing.
9) Kelompok yang tidak melakukan role playing diminta memperhatikan
pelaksanaan role playing dan membandingkan dialog yang sedang
diperagakan dengan dialog yang mereka baca.
10) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
11) Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun
materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role
playing.
12) Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.
13) Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa
mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.
c. Observasi (observation)
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengamati
dan meneliti proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam hal penggunaan metode role playing pada konsep
sejarah pada materi peristiwa sekitar proklamasi dalam mata pelajaran
IPS di kelas V SD. Hal yang diamati guru adalah kegiatan guru dan
aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilengkapi
dengan adanya pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan guru
dan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar di kelas kemudian
hasilnya dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi.
d. Refleksi (reflection)
Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil kegiatan pembelajaran
pada siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti dan guru kelas
sebagai berikut:
a) Menganalisis hasil penilaian observasi kegiatan guru dan aktivitas
Rithma Yanita,2013
b) Mencari solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
muncul pada siklus I.
Apabila dalam refleksi pada siklus I ini belum mencapai hasil yang
diharapkan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan menyusun
kembali rencana-rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
role playing.
3. Proses Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Siklus ini telah masuk kepada tindakan-tindakan yang telah
direncanakan oleh peneliti berdasarkan hasil temuan siklus I. Sesuai
dengan refleksi pada tahap siklus I, maka rencana pada siklus II adalah
sebagai berikut:
1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi
konsep peristiwa sekitar proklamasi, membuat teks pemeranan
sebagai media.
2) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan
aktivitas siswa selama proses belajar di kelas.
3) Membuat soal tes sebagai pengukur kemampuan siswa.
4) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai
oleh role playing.
5) Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan
ditampilkan.
Pada pelaksanaan kegiatan ini, guru sebagai pelaksana tindakan.
Langkah-langkahnya:
1) Guru mengkondisikan siswa dengan cara memeriksa kesiapan
belajar siswa yang meliputi kesiapan alat tulis dan mengatur tempat
duduk siswa.
2) Guru melakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab
mengenai pertemuan pembelajaran konsep sejarah yang lalu.
3) Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.
4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan,
peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang
disediakan.
6) Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.
7) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
8) Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog
masing-masing
9) Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk
memerankan dialog.
Rithma Yanita,2013
11) Kelompok yang tidak melakukan role playing diminta
memperhatikan pelaksanaan role playing dan membandingkan
dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.
12) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
13) Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun
materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa
dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan role playing.
14) Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.
15) Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa
mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.
c. Observasi (observation)
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengamati
dan meneliti proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam hal penggunaan metode role playing pada konsep
sejarah pada materi peristiwa sekitar proklamasi dalam mata pelajaran
IPS di kelas V SD. Hal yang diamati guru adalah kegiatan guru dan
aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilengkapi
dengan adanya pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan guru
dan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar di kelas kemudian
hasilnya dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi.
Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil kegiatan
pembelajaran pada siklus II. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti
dan guru kelas sebagai berikut:
1) Menganalisis hasil penilaian aktivitas siswa maupun hasil belajar
siswa.
2) Mencari solusi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
muncul pada siklus II.
Apabila dalam refleksi pada siklus II ini belum mencapai hasil
yang diharapkan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan
menyusun kembali rencana-rencana pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing.
4. Proses Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan (planning)
Siklus ini telah masuk kepada tindakan-tindakan yang telah
direncanakan oleh peneliti berdasarkan hasil temuan siklus II. Sesuai
dengan refleksi pada tahap siklus II, maka rencana pada siklus III
adalah sebagai berikut:
1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi
konsep peristiwa sekitar proklamasi, membuat teks pemeranan
sebagai media.
2) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan
aktivitas siswa selama proses belajar di kelas.
Rithma Yanita,2013
4) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai
oleh role playing.
5) Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan
ditampilkan.
b. Pelaksanaan (action)
Pada pelaksanaan kegiatan ini, guru sebagai pelaksana tindakan.
Langkah-langkahnya:
1) Guru mengkondisikan siswa dengan cara berdoa, mengabsen, serta
memeriksa kesiapan belajar siswa yang meliputi kesiapan alat tulis
dan mengatur tempat duduk siswa.
2) Guru menunjukkan gambar Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan beberapa
tokoh lainnya yang berperan penting dalam detik-detik menjelang
proklamasi, lalu memberikan pertanyaan pengiring sebagai berikut:
a)Gambar siapakah ini?
b)Apa peranannya dalam detik-detik menjelang proklamasi?
3) Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.
4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan,
peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang
disediakan.
6) Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.
7) Guru menempelkan name tag (papan nama) tokoh kepada
8) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
9) Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog
masing-masing.
10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan.
11) Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk
memerankan dialog.
12) Kelompok pemeran diminta memainkan role playing.
13) Kelompok yang tidak melakukan role playing diminta
memperhatikan pelaksanaan role playing dan membandingkan
dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.
14) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
15) Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun
materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa
dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses
pelaksanaan role playing.
16) Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.
17) Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa
Rithma Yanita,2013
c. Observasi (observation)
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengamati
dan meneliti proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam hal penggunaan metode role playing pada konsep
sejarah pada materi peristiwa sekitar proklamasi dalam mata pelajaran
IPS di kelas V SD. Hal yang diamati guru adalah kegiatan guru dan
aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilengkapi
dengan adanya pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan
guru dan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar di kelas
kemudian hasilnya dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi.
d. Refleksi (reflection)
Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil kegiatan
pembelajaran pada siklus III. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti
dan guru kelas adalah menganalisis hasil penilaian kegiatan guru dan
aktivitas siswa maupun hasil belajar siswa.
Apabila dalam refleksi pada siklus III ini sudah mencapai hasil
yang diharapkan, melewati batas KKM dan target keberhasilan
penelitian, maka pembelajaran dikatakan berhasil dan tidak perlu
D.Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V
SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang dengan jumlah siswa 32
orang.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota
Serang.
E.Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan teknik :
1. Observasi
“Observasi atau pengamatan adalah alat penilaian yang digunakan
untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan.” (Nana Sudjana, 2009:84).
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk
mendapatkan suatu informasi. Dalam berwawancara, pertanyaan-pertanyaan
dikomunikasikan secara langsung terhadap responden yang akan kita
wawancarai. (Toha Anggoro,2008:5).
3. Tes
Menurut Nana Sudjana (2009:35) bahwa tes adalah serentetan
Rithma Yanita,2013
jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes perbuatan)”.
F.Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan tiga instrumen yang dijadikan alat
pengumpul data, yaitu berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
pedoman tes.
1. Pedoman Observasi
Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi
sistematis yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini adalah peneliti
yang melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran di kelas dengan
menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen penelitian. Adapun
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I
No. Aspek yang Diamati Jawaban
Ya Tidak
1.
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh role playing.
2 Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan ditampilkan
3
Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
4
Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.
5 Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran
6 Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan dialog
7 Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan
8
Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role playing.
9 Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.
10
Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa
Rithma Yanita,2013
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II
No. Aspek yang Diamati Jawaban
Ya Tidak
1.
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh role playing.
2 Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan ditampilkan
3
Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
4
Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.
5 Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran
6
Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam memproklamasikan kemerdekaan.
7
Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog masing-masing.
8 Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan dialog
9 Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan
10
Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role playing.
11 Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.
12
Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III
No. Aspek yang Diamati Jawaban
Ya Tidak
1.
Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh role playing.
2 Guru menyusun (mempersiapkan) dialog pemeranan yang akan ditampilkan
3 Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
4
Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pemeranan, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan.
5 Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran.
6 Guru menempelkan name tag (papan nama) tokoh kepada masing-masing pemeran.
7
Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam memproklamasikan kemerdekaan.
8
Guru meminta beberapa peserta didik untuk mempelajari dialog masing-masing.
9
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan.
10 Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan dialog
12 Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan
13
Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role playing.
14 Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.
15
Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai materi role playing yang telah dilakukan siswa.
Rithma Yanita,2013
Dibawah ini terdapat lembar penilaian hasil observasi aktivitas siswa
yang dapat digunakan oleh observer (pengamat) dalam mengamati setiap
aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat proses pembelajaran. Cara
mengisi lembar penilaian hasil observasi ini adalah dengan memberi tanda
check-list ( √ ) pada kolom apabila timbul aspek-aspek yang diamati.
[image:45.595.115.515.227.627.2]Adapun lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
No. Aspek yang Diamati
Jawaban
Ya Tidak
1 Role playing dimainkan oleh kelompok pemeran
2 Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing memperhatikan pelaksanaan role playing.
3
Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.
4 Siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan role playing.
Jumlah Jawaban
Tabel 3.5
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
No. Aspek yang Diamati
Jawaban
Ya Tidak
1 Kelompok yang akan melakukan role playing mempelajari dialog masing-masing.
2 Role playing dimainkan oleh kelompok pemeran
3 Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing memperhatikan pelaksanaan role playing.
4
Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.
5 Siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan role playing
Jumlah Jawaban
Rithma Yanita,2013
Tabel 3.6
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III
No. Aspek yang Diamati
Jawaban
Ya Tidak
1 Kelompok yang akan melakukan role playing mempelajari dialog masing-masing.
2 Kelompok yang akan melakukan role playing bertanya sebelum melakukan role playing.
3 Role playing dimainkan oleh kelompok pemeran
4 Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing memperhatikan pelaksanaan role playing
5
Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog yang mereka baca.
6 Siswa memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan role playing
Jumlah Jawaban
Persentase Rata-rata
2. Pedoman Wawancara
Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara untuk mengungkap
dan memperkuat data. Responden yang dimintai data adalah guru dan
perwakilan siswa kelas V di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang.
Wawancara dilakukan pada tahap pra siklus dan pada siklus akhir untuk
mengetahui perubahan yang terjadi sebelum dikenai tindakan dan setelah
Adapun pedoman wawancara guru pada pra siklus dapat dilihat pada
tabel 3.7 dibawah ini:
Tabel 3.7
Pedoman Wawancara Guru pada Pra Siklus
No. Pertanyaan
1 Metode apa saja yang Bapak gunakan dalam pembelajaran IPS, khususnya pembelajaran konsep sejarah?
2 Apakah metode yang digunakan selama ini dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa?
3 Apakah siswa dapat menerima atau merespon metode yang digunakan dengan baik?
4 Apakah selama pembelajaran, Bapak selalu menggunakan media pembelajaran?
5 Media apa sajakah yang Bapak gunakan dalam pembelajaran IPS, khususnya pembelajaran konsep sejarah?
[image:48.595.113.514.215.646.2]Adapun pedoman wawancara siswa pada pra siklus dapat dilihat pada
Rithma Yanita,2013
Tabel 3.8
Pedoman Wawancara Siswa pada Pra Siklus
No. Pertanyaan
1 Apakah Adik menyukai pelajaran IPS sejarah?
2 Apakah Adik merasa kesulitan dalam pembelajaran konsep sejarah?
3 Apakah Adik merasa bosan dengan pembelajaran konsep sejarah?
4 Apakah Guru menggunakan alat peraga atau media dalam pembelajaran?
[image:49.595.115.512.136.724.2]Adapun pedoman wawancara guru pada siklus akhir dapat dilihat pada
tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9
Pedoman Wawancara Guru pada Siklus Akhir
No. Pertanyaan
1 Apa pendapat Bapak tentang metode role playing?
2
Perubahan apa yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas dalam materi konsep sejarah sebelum digunakan metode role playing dan setelah digunakan metode role playing?
3 Bagaimana aktivitas belajar siswa setelah menggunakan metode role playing?
4 Apakah hasil belajar siswa meningkat setelah digunakannya metode role playing dalam pembelajaran konsep sejarah?
Adapun pedoman wawancara siswa pada siklus akhir dapat dilihat
Tabel 3.10
Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus Akhir
No. Pertanyaan
1 Bagaimana kesan Adik terhadap pembelajaran konsep sejarah yang telah dilaksanakan barusan?
2 Apakah Adik senang melakukan role playing (bermain peran) seperti tadi?
3 Apakah Adik merasa bosan dengan pembelajaran IPS Sejarah?
4
Apakah Adik merasa kesulitan dalam pembelajaran konsep sejarah dengan menggunakan metode role playing (bermain peran) seperti yang tadi telah dilaksanakan?
3. Pedoman Tes
Yang dimaksud tes disini adalah tes hasil belajar. Tes yang diujikan
berupa multiple choice atau pilihan ganda dengan jumlah 25 soal dimana
setiap 1 soal pilihan ganda memiliki skor 1 jadi apabila 25 soal dijawab
dengan benar maka akan memiliki skor 25 yang akan dibagi dengan skor
maksimal yaitu 25 kemudian di kali dengan 100. Maka akan menjadi nilai
Rithma Yanita,2013
Tabel 3.11
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : V (lima) / 2 (dua)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar : 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan
dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Materi Pokok : Jasa dan Peran Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia
No. Indikator Tingkat
Kesukaran C1 C2 C3 Jumlah
1 2.2.3
Mengidentifikasi
beberapa tokoh
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Mudah
4, 10, 13 14, 25 12 6
Sedang 3 6, 9, 16, 17, 18, 19, 24
7, 20, 21,
23 12
Sukar
1, 2, 5 8, 11, 15 22 7
Tabel 3.12
Kisi-kisi Soal Siklus III
No. Indikator Tingkat
Kesukaran C1 C2 C3 Jumlah
1
2.2.3
Mengidentifikasi
beberapa tokoh
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Mudah
12, 19, 22 1, 15 16 6
Sedang 25 2, 7, 10, 11,
13, 20, 23 3, 5, 6, 21 12
Sukar
8, 9, 24 14, 17, 18 4 7
Jumlah 7 12 6 25
G.Teknik Pengolahan atau Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka perlu segera diolah oleh peneliti. Adapun
kegiatan analisis data yang dilakukan meliputi 3 langkah, yaitu:
1. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam langkah persiapan ini antara lain:
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas siswa
b. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrumen
pengumpulan data
Rithma Yanita,2013
Yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih atau
menyortir data sedemikian rupa kemudian diadakan lanjutan atau
menganalisis.
2. Tabulasi
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam langkah tabulasi ini adalah
peneliti menyusun data-data yang telah tersedia kedalam bentuk tabel atau
daftar untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan dan
evaluasi. Adapun yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini adalah:
a. Memberikan skor atau nilai terhadap soal-soal tes dan hasil observasi.
b. Menjumlahkan skor yang diperoleh siswa.
c. Mengelompokkan setiap skor tes siswa maupun hasil observasi sesuai
dengan tingkatan kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel pada
setiap siklus.
3. Penerapan Data
Pada langkah penerapan data ini peneliti menerapkan data yang
diperoleh disesuaikan jenis data. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini yaitu:
a. Menyesuaikan data dengan pertanyaan penelitian.
b. Mendeskripsikan hasil penemuan dan membahasnya untuk menarik
Adapun deskripsi dari hasil belajar siswa adalah : Apabila hasil
belajar seluruh siswa meningkat dan melewati batas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), maka pembelajaran dikatakan berhasil.
Data observasi akan diolah dengan cara:
1. Pengolahan Hasil Observasi
Berkaitan dengan pedoman observasi tersebut diatas, terdapat cara
perhitungan data observasi menurut Nana Sudjana (2009:132) adalah
sebagai berikut:
Hasil observasi dilihat dari skor yang diperoleh yaitu skor maksimal
dengan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan rumus:
Persentase Rata-rata = Skor x 100%
Jumlah Aspek yang Diamati Pada Siklus
Kriteria Penilaian berdasarkan Depdikbud 1980 (Rahmat, C dan M.
Solehudin, 2006:67), yakni sebagai berikut:
90% – 100% = Sangat baik
80% – 89% = Baik
65% – 79% = Cukup
55% – 64% = Kurang
0% - 54% = Kurang sekali
2. Pengolahan Hasil Tes
Untuk menilai soal evaluasi pada penelitian tindakan kelas, dalam hal
Rithma Yanita,2013
Nilai yang diperoleh = Skor yang diperoleh x 100%
Skor Maksimal
Keterangan: - Skor tiap nomor = 1
- Skor maksimal = 25
Sedangkan untuk mencari rata-rata nilai kelas digunakan rumus:
NR = ∑NA
∑S
Keterangan:
NR : Rata-rata nilai
∑NA : Jumlah Keseluruhan Nilai Siswa
∑S : Jumlah Seluruh Siswa
Kriteria Penilaian:
90% – 100% = Sangat baik
80% – 89% = Baik
65% – 79% = Cukup
55% – 64% = Kurang
0% - 54% = Kurang sekali
Batas lulus hasil belajar siswa adalah jika 100% dari jumlah siswa,
dapat melebihi KKM yaitu dengan mencapai nilai nata-rata kelas minimal
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan dan pembahasan hasil penelitian dalam Bab IV,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses Pembelajaran
Adapun proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing
adalah:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Menyusun teks pemeranan yang baik agar siswa termotivasi untuk
belajar di kelas.
c. Menyiapkan alat peraga yang lengkap untuk menunjang pelaksanaan role
playing.
d. Guru melakukan apersepsi dengan cara menunjukkan gambar Ir.
Soekarno, Moh. Hatta dan beberapa tokoh lainnya yang berperan penting
dalam detik-detik menjelang proklamasi, lalu memberikan pertanyaan
sebagai berikut:
1) Gambar siapakah ini?
2) Apa peranannya dalam detik-detik menjelang proklamasi?
e. Guru menuliskan judul materi yang akan diajarkan.
peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang
disediakan.
h. Guru membentuk kelompok peserta didik yang akan bermain peran,
setiap kelompok diberi teks pemeranan.
i. Guru menempelkan name tag (papan nama) tokoh kepada
masing-masing pemeran.
j. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
diperankan. Permasalahannya yaitu terjadi perdebatan dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
k. Kelompok siswa yang akan melakukan role playing diminta untuk
mempelajari dialog masing-masing.
l. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan.
m.Guru memanggil peserta didik yang sudah ditunjuk untuk dibagikan
alat peraga atau media yang menunjang proses role playing.
n. Siswa yang sudah ditunjuk sebagai pemeran diminta memainkan
role playing.
o. Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing diminta
memperhatikan pelaksanaan role playing.
p. Kelompok siswa yang tidak melakukan role playing diminta
membandingkan dialog yang sedang diperagakan dengan dialog
kesulitan.
r. Guru melakukan diskusi baik tentang jalannya role playing maupun
materi cerita yang diperankan dan guru mendorong agar siswa dapat
memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan role
playing.
s. Guru melakukan evaluasi terhadap materi role playing.
t. Guru merumuskan kesimpulan pembelajaran bersama siswa mengenai
materi role playing yang telah dilakukan siswa.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dari hasil penelitian mulai dari pra siklus (sebelum tindakan), siklus I,
siklus II, dan siklus III (setelah tindakan), diperoleh hasil belajar siswa yang
mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh pun mengalami peningkatan.
Terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar siswa dari pra siklus 40,31 (kurang
sekali) kemudian pada siklus I meningkat sebesar 24,80% menjadi 50,31
(kurang) kemudian pada siklus II meningkat sebesar 27,26% menjadi 65,31
(cukup) dan pada siklus III meningkat sebesar 29,81% menjadi 83,12 (baik).
Ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode role playing.
Kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I
sampai siklus III karena pembelajaran konsep sejarah menggunakan metode
role playing. Dengan adanya peningkatan kegiatan guru dan aktivitas belajar
meningkat.
B.Saran
Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Dalam setiap proses pembelajaran diharapkan untuk selalu berperan
aktif, seperti bertanya, menjawab, dan berpendapat. Hal ini agar tidak terjadi
kepasifan dalam proses pembelajaran dan agar terjadinya komunikasi dua
arah.
2. Bagi Guru
Guru harus lebih mempersiapkan pembelajaran yang lebih menarik
untuk siswa, serta memberikan kemudahan bagi seluruh peserta didik, agar
dapat mengembangkan potensi atau kemampuan secara optimal. Dalam hal
ini, guru harus lebih kreatif, professional dan menyenangkan. dimana proses
pembelajaran mangacu pada strategi pembelajaran dan aktivitas belajar
siswa.
3. Bagi Kepala Sekolah
Hendaknya memberikan kesempatan pada guru-guru untuk dapat
menggali pengetahuannya dan mengekplorasikan pengetahuaannya tersebut
kepada anak didiknya. Sehingga tercipta situasi dan kondisi belajar
mengajar dalam pembelajaran.
Demikian saran yang dapat disampaikan, dengan harapan memiliki
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih dua bulan dan
menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, maka
direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan suatu
perbandingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
Diharapkan peneliti selanjutnya senantiasa dapat memilih metode yang memiliki
kelebihan tersendiri yang dapat meningkatkan atau mengembangkan kemampuan
siswa, tentunya harus sesuai dengan konsep yang dipilih. Dikarenakan penelitian
ini masih terbatas, sehingga diharapkan dapat disempurnakan menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Fathoni, A. (2006) Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru. Bandung: Bumi Aksara.
Hanafiah, N dan Suhana, C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kuntowijoyo. (1993). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Lucey and Leo, W. (1984). History; Methods and Interpretation. New York & London: Garland Publishing, Inc.
Rachmat, C. dan Solehudin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprijono, A. (2009). Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Thayeb, M, dkk. (2007). IPS Terpadu untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga.
Wardani, I dan Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Wildan, D. (2003). Upaya menjadikan Guru Sejarah sekaligus Sejarawan. Jurnal Pendidikan. No: 4. Januari 2003.