• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DENGAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU Tinjauan Kuat Lentur Dinding Panel Dengan Tulangan Anyaman Bambu Antara Yang Diplester Dengan Yang Dicor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DENGAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU Tinjauan Kuat Lentur Dinding Panel Dengan Tulangan Anyaman Bambu Antara Yang Diplester Dengan Yang Dicor."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL

DENGAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU

ANTARA YANG DIPLESTER DENGAN YANG DICOR

Tugas Akhir

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S- 1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

TEGUH SRI PRABOWO NIM : D 100 060 037 NIRM : 06.6.106.03010.50037

Kepada

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DENGAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU ANTARA YANG DIPLESTER DENGAN YANG DICOR

TUGAS AKHIR

diajukan dan dipertahankan pada ujian pendadaran Tugas Akhir dihadapan Dewan Penguji

Pada tanggal : 15 Februari 2012 diajukan oleh:

TEGUH SRI PRABOWO NIM : D 100 060 037 NIRM : 06.6.106.03010.50037

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Abdul Rochman, M.T. H. Budi Setiawan, S.T., M.T.

NIK : 610 NIK : 785

Anggota,

Muhammad Ujianto, S.T., M.T. NIK : 728

Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Surakarta, …… Februari 2012

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil

(3)

iii

MOTTO

Maha Suci Engkau ya Allah, kami tidak mempunyai

ilmu, hanya terbatas sepanjang yang pernah Engkau

ajarkan kepada kami saja. Sesungguhnya Engkau

Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

(Q.S. Al-Baqarah : 32)

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,

kecuali bagi orang-

orang yang khusyu’.

(QS. Al-Baqarah: 45)

Sesungguhnya Allah SWT meninggikan derajat bagi

orang-orang yang berilmu pengetahuan diantara kamu

dengan beberapa derajat, dan Allah SWT mengetahui

apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Mujadalah: 4)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang

lain).

(QS. Al-Insyirah: 6-7)

Hidup adalah perjuangan, janganlah pernah menyerah

untuk mengejar cita-cita mu, karena itu adalah masa

depan mu.

(4)

PERSEMBAHAN

Atas Ridho Allah SWT dan perjuanganku

selama ini kupersembahkan karya indah ini untuk

Ayah dan Bunda terimakasih atas doa, kasih sayang dan

bimbingannya selama ini. Nasehat dan petuah kalian akan

selalu ananda ingat. Maaf hanya bisa mengucapkan

terimakasih. Ananda akan tetap berusaha dan berdoa

karena perjalanan untuk kedepan nya masih panjang dan

lebih sulit.

Kakak-kakak ku, terimakasih atas semangat yang telah

engkau berikan kepada ku.

Kekasihku Bekti Marganingsih

terimakasih atas semangat dan dukungan

yang diberikan selama ini

Teman-teman Sipil 2006 (Dimmas, Opick, Slamet, Bayu,

Wahab, Danang, Basori, Dani, Syamsudin, Puput, Guntur,

Winardi, Wisnu, Efandi, Eka, Andre, Irman, Singgih, Nanda,

Adit, Azam, Darus, Dika, Eko, Agus, Zaid, Fajar, Patria,

Hasyim, Mujahidin, Dedi, Ika, Erni, Jee, Tya, Anisa),

serta yang teman - teman lainnya,

terimakasih atas semangat dan kekompakkannya.

(5)

v PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia, hidayah dan inayah-Nya sehingga punulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tugas Akhir merupakan sarana bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang telah di dapat selama mengikuti perkuliahan di jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mendapatkan satu pengetahuan baru dari hasil penelitian yang dilakukan.

Pada kesempatan ini tidak berlebihan kiranya menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Agus Riyanto, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Bapak Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Bapak Ir. Abdul Rochman, M.T., selaku Dosen Pembimbing I. 4. Bapak H. Budi Setiawan, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II. 5. Bapak H. Muhammad Ujianto, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji. 6. Bapak Ir. Zilhardi Idris, M.T., selaku Pembimbing Akademik.

7. Bapak Ir. Karim Fatchan, M.T., selaku Dosen PKJ mata kuliah Tugas Akhir. 8. Ibunda Sri Wuryanti dan Ayahanda Sudharto tercinta yang senantiasa

memberikan doa dan dukungan setiap saat dalam hidupku.

9. Kakak ku Teguh Yuniyanto dan Teguh Dwi Cahyono yang selalu memberikan semangat dalam hidupku.

10. Kekasih ku Bekti Marganingsih terima kasih atas semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.

(6)

12. Teman - teman Sipil angkatan 2006 (Dimas, Opick, Slamet, Bayu, Wahab, Danang, Basori, Dani, Syamsudin, Puput, Guntur, Winardi, Wisnu, Efandi, Eka, Andre, Irman, Singgih, Nanda, Adit, Azam, Darus, Dika, Eko, Agus, Zaid, Fajar, Patria, Hasyim, Mujahidin, Dedi, Ika, Erni, Jee, Tya, Anisa) serta yang teman - teman lainnya, terimakasih atas semangat dan kekompakkannya.

13. Teman – teman Sipil yang sekaligus menjadi kakak ku (Mas Haryadi terimakasih atas referensinya, Mas Teddy terimakasih bantuanya, Mas Burhan terimakasih atas bimbinganya).

14. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah membantu didalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Besar harapan Penulis dari pembaca untuk memberikan kritik serta saran demi tercapainya kesempurnaan penyusunan laporan penelitian Tugas Akhir ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi dan bagi siapasaja yang membacanya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Februari 2012

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR NOTASI ... xvii

ABSTRAKSI ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 2

E. Batasan Masalah ... 3

F. Keaslian Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengertian Mortar ... 5

B. Macam-macam Mortar ... 5

C. Sifat-sifat Mortar ... 6

D. Bahan Penyusun Mortar ... 7

1. Semen Portland ... 7

2. Agregat Halus ... 9

3. Air ... 9

(8)

F. Pengertian Bambu ... 11

G. Bentuk Bambu ... 13

H. Sifat Fisika Bambu ... 17

I. Sifat Mekanika Bambu ... 18

J. Bambu Petung ... 22

K. Pengertian Dinding Panel ... 23

L. Sistem Panel Dinding di Indonesia ... 24

BAB III. LANDASAN TEORI ... 28

A. Sifat Fisika Bambu ... 28

B. Sifat Mekanika Bambu ... 28

C. Berat isi ... 30

D. Kuat Tekan Mortar ... 30

E. Kuat Lentur Dinding Anyaman Bambu Cor ... 32

F. Kuat Lentur Dinding Anyaman Bambu Plester ... 32

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 36

A. Umum ... 36

B. Bahan Penelitian ... 36

C. Peralatan Penelitian ... 39

D. Tahapan Penelitian ... 48

E. Pelaksanaan Penelitian ... 51

F. Pengamatan ... 64

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Pemeriksaan Bahan Penyusun Anyaman Bambu Cor ... 66

1. Pemeriksaan semen ... 66

2. Pemeriksaan bambu ... 66

2a). Kadar air bambu ... 66

2b). Kuat tarik bambu ... 67

(9)

ix

3. Pemeriksaan agregat halus ... 69

3a).Kadar lumpur pada pasir ... 69

3b).Saturated Surface Dry ... 70

3c).Specific gravity dan absorbsi pasir ... 70

3d).Kandungan bahan organik ... 70

3e).Modulus halus butir pasir ... 70

3f). Gradasi pasir ... 71

B. Berat Isi Mortar ... 72

C. Kuat Tekan Mortar ... 74

D. Berat Isi Anyaman Bambu ... 77

E. Kuat Lentur Anyaman Bambu ... 82

1. Modulus of Rupture (dengan P retak awal) ... 82

2. Daya dukung maksimal (Momen kapasitas dengan P max). 86 F. Perbandingan Antara Anyaman Bambu Plester Dengan Anyaman Bambu Cor ... 92

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1. Jenis Bambu di Indonesia (Siopongco dan Munandar, 1987) ... 15

Tabel II.2. Kadar Air dan Berat Jenis Bambu Petung (Morisco, 1999) ... 18

Tabel II.3. Nilai rata-rata sifat fisis dan mekanis bambu ater dan bambu andong (Hadjib dan Karnasudirdja, 1986) ... 19

Lanjutan Tabel II.3. ... 20

Tabel II.4. Nilai rata-rata sifat fisis dan mekanis bambu hitam dan bambu apus (Ginoga, 1977) ... 20

Lanjutan Tabel II.4. ... 21

Tabel II.5. Hasil analisis kimia bambu (Gusmailina dan Sumadiwangsa, 1988) ... 21

Lanjutan Tabel II.5. ... 22

Tabel II.6. Nilai rata-rata sifat fisis dan mekanis bambu petung (Hadjib dan Karnasudirdja, 1986) ... 22

Tabel III.1. Hasil pengujian kuat lentur dinding anyaman bambu plester dengan Pretak awal (Haryadi, 2011) ... 33

Tabel III.2. Hasil pengujian daya dukung maksimal dinding anyaman bambu plester dengan Pmax (Haryadi, 2011) ... 34

Tabel V.1. Hasil pemeriksaan kadar air bambu ... 66

Tabel V.2. Hasil pengujian kuat tarik bambu... 67

Tabel V.3. Hasil pengujian kuat lentur bambu... 68

Tabel V.4. Hasil pemeriksaan agregat halus ... 69

Tabel V.5. Hasil pemeriksaan ukuran butiran pasir ... 70

Lanjutan Tabel V.5. ... 71

Tabel V.6. Hasil pemeriksaan berat isi mortar dengan perbandingan campuran 1 : 5 ... 72

Tabel V.7. Hasil pemeriksaan berat isi mortar dengan perbandingan campuran 1 : 8 ... 72

Tabel V.8. Hasil pengujian kuat tekan mortar dengan perbandingan campuran 1 : 5 ... 75

(11)

xi

Tabel V.10.Hasil pemeriksaan berat isi anyaman bambu cor dengan

perbandingan campuran 1 : 5 ... 77 Lanjutan Tabel V.10. ... 78 Tabel V.11.Hasil pemeriksaan berat isi anyaman bambu cor dengan

perbandingan campuran 1 : 8 ... 78 Tabel V.12.Hasil pemeriksaan berat isi anyaman bambu plester dengan

perbandingan campuran 1 : 5 (Haryadi, 2011) ... 78 Tabel V.13.Hasil pengujian kuat lentur anyaman bambu cor (Pretak awal)

dengan perbandingan campuran 1 : 5 ... 82 Tabel V.14.Hasil pengujian kuat lentur anyaman bambu cor (Pretak awal)

dengan perbandingan campuran 1 : 8 ... 82 Lanjutan Tabel V.14. ... 83 Tabel V.15.Hasil pengujian kuat lentur anyaman bambu plester (Pretak awal)

dengan perbandingan campuran 1 : 5 (Haryadi, 2011) ... 83 Tabel V.16.Hasil pengujian daya dukung maksimal anyaman bambu cor

dengan perbandingan campuran 1 : 5 ... 87 Tabel V.17.Hasil pengujian dukung maksimal anyaman bambu cor

dengan perbandingan campuran 1 : 8 ... 88 Tabel V.18.Hasil pengujian dukung maksimal anyaman bambu plester

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1. Bambu (Dransfield dan Widjaja, 1995) ... 12

Gambar II.2. Potongan bambu (Morisco, 1999) ... 14

Gambar II.3. Grafik tegangan-regangan bambu dan baja (Morisco, 1999). 19 Gambar II.4. Panel p1, p2 and simpul (Sabaruddin, 2006) ... 25

Gambar II.5. Panel beton bertulang bambu dan panel dinding bambu plester (Widyowijatnoko dan Andry, 1999) ... 26

Gambar II.6. Smart modula panel (ATMI, 2004) ... 27

Gambar III.1. Skema pengujian kuat tarik bambu ... 29

Gambar III.2. Tegangan pada bambu yang diberi beban P ... 29

Gambar III.3. Skema pengujian kuat tekan mortar ... 31

Gambar III.4. Skema pengujian kuat lentur dinding ... 32

Gambar III.5. Grafik hubungan antara kuat lentur anyaman bambu plester (Pretak awal) dengan benda uji (Haryadi, 2011) ... 34

Gambar III.6. Grafik hubungan antara daya dukung maksimal anyaman bambu plester dengan benda uji (Haryadi, 2011) ... 35

Gambar IV.1. Portland merk Holcim ... 36

Gambar IV.2. Bambu petung ... 37

Gambar IV.3. Agregat halus ... 37

Gambar IV.4. Kertas bungkus semen ... 38

Gambar IV.5. Kayu papan ... 38

Gambar IV.6. Desicator ... 39

Gambar IV.7. Picnometer ... 39

Gambar IV.8. Ayakan ... 40

Gambar IV.9. Penggetar ayakan (siever) ... 40

Gambar IV.10. Timbangan digital ... 41

Gambar IV.11. Timbangan manual ... 41

Gambar IV.12. Oven ... 42

Gambar IV.13. Gelas ukur ... 42

(13)

xiii

Gambar IV.15. Kerucut conus ... 43

Gambar IV.16. Hellige Tester ... 44

Gambar IV.17. NaOH 3% ... 44

Gambar IV.18. Cetakan kubus ... 45

Gambar IV.19. Bekisting ... 45

Gambar IV.20. Alat pengukur ... 46

Gambar IV.21. Alat uji kuat tekan ... 46

Gambar IV.22. Alat uji kuat tarik (Universal Testing Mechine) ... 47

Gambar IV.23. Alat uji kuat lentur (Bending Test Mechine) ... 47

Gambar IV.24. Peralatan penunjang lain ... 48

Gambar IV.25. Bagan alir penelitian ... 50

Gambar IV.26. Anyaman bambu ... 58

Gambar IV.27. Cetakan kubus diolesi minyak ... 59

Gambar IV.28. Adukan mortar ... 59

Gambar IV.29. Benda uji mortar ... 60

Gambar IV.30. Kertas bekas dan bekisting yang diolesi dengan minyak ... 61

Gambar IV.31. Adukan mortar ... 61

Gambar IV.32. Campuran mortar dimasukkan sebanyak ½ volume ... 62

Gambar IV.33. Anyaman bambu diletakkan diatas campuran mortar ... 62

Gambar IV.34. Campuran mortar dimasukkan kembali sampai volume bekisting penuh ... 62

Gambar IV.35. Meratakan campuran mortar ... 63

Gambar IV.36. Pelepasan bekisting ... 63

Gambar IV.37. Proses penyiraman ... 63

Gambar IV.38. Pengujian kuat tekan kubus mortar ... 64

Gambar IV.39. Pengujian kuat lentur anyaman bambu cor ... 65

Gambar V.1. Grafik hubungan antara kadar air bambu dengan benda uji .. 67

Gambar V.2. Grafik hubungan antara kuat tarik bambu dengan benda uji ... 68

(14)

Gambar V.4. Grafik hubungan antara berat butiran lolos saringan dengan ukuran ayakan ... 71 Gambar V.5. Grafik hubungan antara berat isi mortar perbandingan

campuran 1 : 5 dengan benda uji ... 73 Gambar V.6. Grafik hubungan antara berat isi mortar perbandingan

campuran 1 : 8 dengan benda uji ... 74 Gambar V.7. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata berat isi mortar

perbandingan campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata berat

isi mortar perbandingan campuran 1 : 8 dengan benda uji ... 74 Gambar V.8. Grafik hubungan antara kuat tekan mortar perbandingan

campuran 1 : 5 dengan benda uji ... 76 Gambar V.9. Grafik hubungan antara kuat tekan mortar perbandingan

campuran 1 : 8 dengan benda uji ... 76 Gambar V.10. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata kuat

tekan mortar perbandingan campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata kuat tekan perbandingan campuran 1 : 8 dengan benda uji .. 77 Gambar V.11. Grafik hubungan perbandingan antara berat isi anyaman

bambu cor perbandingan campuran 1 : 5 dengan benda uji .. 79 Gambar V.12. Grafik hubungan perbandingan antara berat isi anyaman

bambu cor perbandingan campuran 1 : 8 dengan benda uji .. 80 Gambar V.13. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata berat isi

anyaman bambu cor perbandingan campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata berat isi anyaman bambu cor perbandingan

campuran 1 : 8 dengan benda uji ... 80 Gambar V.14. Grafik hubungan perbandingan antara berat isi anyaman

bambu plester perbandingan campuran 1 : 5 dengan benda uji (Haryadi, 2011) ... 81 Gambar V.15. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata berat isi anyaman

bambu cor perbandingan campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata berat isi anyaman bambu plester perbandingan

campuran 1 : 5 (Haryadi, 2011) dengan benda uji ... 81 Gambar V.16. Grafik hubungan perbandingan antara kuat lentur anyaman

bambu cor (P retak awal) perbandingan campuran 1 : 5 dengan benda uji ... 85 Gambar V.17. Grafik hubungan perbandingan antara kuat lentur anyaman

(15)

xv

Gambar V.18. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata kuat lentur anyaman bambu cor (P retak awal) perbandingan campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata kuat lentur anyaman bambu cor (P retak awal) perbandingan campuran 1 : 8 dengan benda uji ... 86 Gambar V.19. Grafik hubungan perbandingan antara kuat lentur anyaman

bambu plester (P retak awal) perbandingan campuran 1 : 5

dengan benda uji (Haryadi, 2011) ... 86 Gambar V.20. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata kuat

lentur anyaman bambu cor (P retak awal) perbandingan

campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata kuat lentur anyaman bambu plester (P retak awal) perbandingan campuran 1 : 5

(Haryadi, 2011) dengan benda uji ... 87 Gambar V.21. Grafik hubungan perbandingan antara daya dukung maksimal

anyaman bambu cor perbandingan campuran 1 : 5 dengan benda uji ... 89 Gambar V.22. Grafik hubungan perbandingan antara daya dukung maksimal

anyaman bambu cor perbandingan campuran 1 : 8 dengan benda uji ... 90 Gambar V.23. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata daya

dukung maksimal anyaman bambu cor perbandingan campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata daya dukung maksimal anyaman bambu cor perbandingan perbandingan campuran 1 : 8 dengan benda uji ... 90 Gambar V.24. Grafik hubungan perbandingan antara daya dukung maksimal

anyaman bambu plester perbandingan campuran 1 : 5

dengan benda uji (Haryadi, 2011) ... 91 Gambar V.25. Hubungan perbandingan antara nilai rata-rata daya

dukung maksimal anyaman bambu cor perbandingan campuran 1 : 5 dan nilai rata-rata daya dukung maksimal anyaman bambu plester perbandingan perbandingan

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I.1. Pengujian kadar air pada bambu petung ... L-1 Lampiran I.2. Pengujian kuat tarik bambu petung ... L-2 Lampiran I.3. Pengujian kuat lentur bambu petung ... L-3 Lampiran I.4. Pengujian kandungan lumpur pada pasir ... L-4 Lampiran I.5. Pengujian Saturated Surface Dry (SSD) pada pasir ... L-5 Lampiran I.6. Pengujian berat jenis pasir ... L-6 Lampiran I.7. Pengujian kandungan organik dalam pasir ... L-7 Lampiran I.8. Pengujian gradasi pada pasir ... L-8 Lampiran I.9. Pengujian berat isi mortar kubus ... L-12 Lampiran I.10. Pengujian kuat tekan mortar kubus ... L-14 Lampiran I.11. Pengujian berat isi anyaman bambu cor dan plester ... L-16 Lampiran I.12. Pengujian kuat lentur anyaman bambu cor dan plester

dengan Pretak awal ... L-18 Lampiran I.13. Pengujian daya dukung maksimal anyaman bambu cor dan

plester dengan Pmax ... L-20 Lampiran II.1. Perhitungan kebutuhan bahan untuk pembuatan benda uji

mortar kubus ... L-22 Lampiran II.2. Perhitungan kebutuhan bahan untuk pembuatan benda uji

anyaman bambu cor ... L-26 Lampiran II.3. Perhitungan kebutuhan bahan untuk pembuatan benda uji

anyaman bambu ... L-30 Lampiran II.4. Foto pembuatan dan pengujian benda uji di laboratorium

(17)

xvii

DAFTAR NOTASI

A = Luas penampang benda uji (mm2) A = Berat cawan (gram)

A = Nilai f.a.s

B = Berat picnometer + air (gram) b = Lebar benda uji (mm)

BK = Berat benda uji kering (gram)

BT = Berat picnometer + air + benda uji (gram) C = Berat pasir setelah dicuci (gram)

D = Berat pasir mula-mula sebelum dioven (gram) E = Modulus elastisitas (MPa)

f.a.s = Faktor air semen

f ’m = Kuat tekan (MPa) h = Tinggi benda uji (mm) K = Kandungan lumpur (%)

K = Koreksi

Ka = Kadar air (%)

L = Panjang bentang (mm) MHB = Modulus halus butir Mkap = Momen kapasitas (KN.m)

MR = Modulus Of Rupture (MPa)

P = Beban maksimum (N) Pmaks = Pembebanan maksimal (N)

Pretak awal = Beban maksimum retak pertama (N) Pkrk = Proporsi kerikil (kg)

Ppsr = Proporsi pasir (kg)

q = Berat sendiri benda uji (N/mm) S = Berat semen (kg)

SSD = Saturated Surface Dry

(18)

v = Prensentase udara dalam beton (%) W = Berat benda uji (gram)

Wa = Berat kering oven (gram) Wb = Berat kering udara (gram) γair = Berat jenis air (kg/cm3) γc = Berat isi (N/mm3)

γpsr = Berat jenis pasir (kg/cm3) γs = Berat jenis semen (kg/cm3)

(19)

xix

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DENGAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU ANTARA YANG DIPLESTER DENGAN YANG DICOR

ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi bambu mulai berkembang sehingga banyak produksi bahan komponen bangunan yang berasal dari bambu seperti panel bambu dengan perekat lem dan panel berbasis semen. Ada dua cara konsep pembangunan rumah dengan dinding yang terbuat dari bambu yang diplester dan dicor. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa besarkah kuat lentur dinding dari anyaman bambu yang diplester, dibandingkan dengan kuat lentur dinding dari anyaman bambu yang dicor dan berharap hasil dari dinding anyaman bambu yang dicor mempunyai kekuatan lentur yang lebih tinggi dibandingkan dengan dinding anyaman bambu yang diplester. Bambu yang digunakan pada penelitian ini adalah bambu petung dari kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menganalisa dua macam mortar dengan perbandingan campuran semen dan pasir sebesar 1 : 5 dan 1 : 8 dengan ukuran (5 x 5 x 5) cm3, jumlah masing-masing benda uji adalah 5 buah. Sedangkan untuk anyaman bambu cor dibuat 5 buah untuk mortar dengan perbandingan campuran semen dan pasir sebesar 1 : 5, dan 4 buah untuk mortar dengan perbandingan campuran semen dan pasir sebesar 1 : 8 dengan ukuran (120 x 50 x 5) cm3. Faktor air semen (f.a.s) yang digunakan adalah 0,5. Mix Desain mengunakan faktor rumus pendekatan perbandingan berat dan Road Note No.4. Hasil uji kadar air bambu didapat nilai rata-rata sebesar 33,33%. Hasil uji kuat tarik bambu didapat nilai rata-rata sebesar 183 MPa. Hasil uji kuat lentur bambu didapat nilai rata-rata sebesar 162.408 MPa. Hasil uji kuat tekan mortar rata-rata perbandingan 1 : 5 didapat 7,2 MPa, sedangkan mortar perbandingan 1 : 8 didapat 5,6 MPa. Berat isi mortar perbandingan 1 : 5 didapat nilai rata-rata sebesar 23,04 kN/m3, sedangkan mortar perbandingan 1 : 8 didapat nilai rata-rata sebesar 23,49 kN/m3. Berat isi anyaman bambu yang diplester perbandingan 1 : 5 didapat nilai rata-rata sebesar 12,40 kN/m3. Berat isi anyaman bambu yang dicor perbandingan 1 : 5 didapat nilai rata-rata sebesar 21,50 kN/m3, sedangkan perbandingan 1 : 8 didapat nilai rata-rata sebesar 22,74 kN/m3. Hasil uji kuat lentur dengan Pretak awal

anyaman bambu yang diplester perbandingan 1 : 5 didapat nilai rata-rata sebesar 2,878 MPa. Kuat lentur dengan Pretak awal anyaman bambu yang dicor perbandingan 1 : 5 didapat

nilai rata-rata sebesar 4,175 MPa, sedangkan perbandingan 1 : 8 didapat nilai rata-rata sebesar 3,532 MPa. Persentase selisih kuat lentur antara anyaman bambu cor perbandingan 1 : 5 dengan anyaman bambu cor perbandingan 1 : 8 adalah sebesar 18,20%. Sedangkan persentase selisih kuat lentur antara anyaman bambu plester perbandingan 1 : 5 dengan anyaman bambu cor perbandingan 1 : 5 adalah sebesar 45,06%. Daya dukung maksimal anyaman bambu yang diplester perbandingan 1 : 5 didapat nilai rata-rata sebesar 2,526 kN.m, daya dukung maksimal anyaman bambu yang dicor perbandingan 1 : 5 didapat nilai rata-rata sebesar 3,009 kN.m, sedangkan perbandingan 1 : 8 didapat nilai rata-rata sebesar 2,588 kN.m. Persentase selisih daya dukung maksimal antara anyaman bambu cor perbandingan 1 : 5 dengan anyaman bambu cor perbandingan 1 : 8 adalah sebesar 16,26%.Sedangkan persentase selisih daya dukung maksimal antara anyaman bambu plester perbandingan 1 : 5 dengan anyaman bambu cor perbandingan 1 : 5 adalah sebesar 19,12%. Dari analisis kuat lentur dan daya dukung maksimal kedua anyaman bambu tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat lentur anyaman bambu cor lebih besar dari kuat lentur anyaman bambu plester.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa persepsi bobotoh PERSIB Bandung tentang perilaku kekerasan penonton pada pertandingan

Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Cerita Anak Melalui Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (Sq3r) D i Kelas V Sdn 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung

Gaya hidup karakter anti korupsi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:.. sederhana, kerja keras, mandiri (Sutama, hand out seminar

Dari pengamatan dan pengukuran tersebut selanjutnya dilakukan analisa data untuk mengetahui efisiensi penerapan konsep produksi bersih pada proses pembuatan tahu

GAYA HIDUP KARAKTER ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 3 COLOMADU3. (Studi Fenomenologi di SMP Negeri

Kegiatan peningkatan kemampuan usaha kelompok kripik ubi jalar dapat meningkatkan pengetahuan anggota kelompok, baik segi teknis maupun manajemen. Mutu kripik ubi

Penelitian ini mengumpulkan temuan 88 buah tuturan pamali/tabu yang terdapat di Desa Cibingbin.Hasil temuan menunjukan bahwa dari pemaknaan Barthes, mitos