• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI OLAHRAGA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMK N 1 CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI SISWA DALAM MENGIKUTI OLAHRAGA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMK N 1 CIMAHI."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket

Halaman

ABSTRAK………..……… i

KATA PENGANTAR……….……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….……… iii

DAFTAR ISI………...……… v

DAFTAR TABEL………..……… DAFTAR GAMBAR……….……… vii viii DAFTAR LAMPIRAN………..……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.10Hipotesis Penelitian ………

14 18 18 22

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Partisipasi ……….………….………..

2.1.1 Pengertian Partisipasi ……….

2.1.2 Ciri-ciri Partisipasi ..……….. 2.1.3 Tripologi Partisipasi ………...

2.1.4 Tingkat Kesukarelaan Partisipasi ………... 2.1.5 Syarat Tumbuh Partisipasi ..………...

2.1.6 Jenis Partisipasi ……….. 2.1.7 Pentingnya Partisipasi ……… 2.1.8 Mengukur Tingkat Partisipasi ………

2.2 Ekstrakulikuler ………..

2.2.1 Pengertian Ekstrakulikuler ………. 2.2.2 Tujuan Kegiatan Ekstrakulikuler ………...

▸ Baca selengkapnya: daftar hadir ekstrakurikuler olahraga

(2)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

2.3.1 Pengertian Olahraga ………... 2.3.2 Ciri-ciri Olahraga ………... 2.3.3 Tujuan Berolahraga ……… 2.3.4 Manfaat Berolahraga ……….. 2.4 Olahraga Bola Basket ………... 2.4.1 Karakteristik Permainan Bola Basket ……… 2.4.2 Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Kegiatan Bola

Basket ………

2.5 Disiplin ………..

2.5.1 Pengertian Disiplin ………. 2.5.2 Macam-Macam Disiplin ……… 2.5.3 Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar Siswa …………... 2.6 Hubungan Partisipasi Denagn Pembentukan Kedisiplinan...

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ………...

3.2 Metode Penelitian ………

3.3 Operasional Variabel Penelitian ………... 3.3.1 Operasional Variabel Tingkat Partisipasi ……….. 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ……… 3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel …………

3.5.1 Populasi ………..

3.5.2 Sampel ………

3.5.3 Teknik Sampling ………

3.6 Desain Penelitian ………..

3.7 Instrumen Penelitian ………. 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ……… 3.8.1 Uji Validitas ………... 3.8.2 Uji Reliabilitas ………... 3.9 Teknik dan Alat Pengukuran Data ………

3.9.1 Teknik Analisis Data ……….. 3.9.1.1 Analisis Deskriptif ………...

3.10 Pengujian Hipotesis ………

65

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Siswa Berdasarkan Hasil Penelitian ….. 4.1.1 Gambaran Tingkat Partisipasi Siswa Dalam

Pembelajaran ……….

4.1.2 Gambaran Mengenai Tingkat Disiplin Siswa ………… 4.2 Hasil Pengolahan dan Analisis Data ………

4.2.1 Uji Distribusi Normal dengan Liliefors ………...

(3)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket

4.3Diskusi Penemuan ……… 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………..

5.2 Saran ………....

100 100

DAFTAR PUSTAKA……….………...

LAMPIRAN………

.

(4)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

DAFTAR TABEL

Variabel, sub Variabel Indikator Partisipasi Variabel, sub Variabel Indikator Partisipasi Variabel, Sub Variabel dan Indikator Rekapitulasi data

4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku... 87

4.2 Hasil angket ………... 88

4.3 4.4 4.5

Hasil angket pada variable X partisipatif……… Hasil angket pada variable X

Skor Disiplin .………

88 90 91

4.6 Data hasil Transformasi ke dalam bentuk Interval ……….. 92

4.7 Rangkuman Hasil uji normalitas Tes Disiplin Siswa……… 94

4.8 Hasil Pengujian Homogensitas…… 94

4.9 Besarnya Hubungan Antar Variabel partisipasi siswa dengan disiplin

95

4.10 Hasil Koefisien Korelasi Antara Keterampilan partisipasi dan disiplin(Y

(5)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket DAFTAR GAMBAR

Gambar dan Diagram

3.1. Desain Penelitian ……….……… 72 3.2. Langkah-langkah Penelitian ……….. 73 4.1. Diagram Tingkat Partisipasi siswa berdasarkan dimensi………….89 4.2 Diagram Tingkat Disiplin siswa berdasarkan dimensi………..92 4.1 gambar Uji Signifikansi Koefisien Korelasi...96

(6)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Data awal angket ………..…. 1

2 Hasil Transformasi Nilai……….……….. 2

3 Data Transformasi Nilai interval……… 3

4 Hasil Penghitungan Normalitas partisipasi….………... 4

5 6 Hasil Penghitungan Normalitas Disiplin Rangkuman Hasul Uji Normalitas ……… 5 6 7 Hasil Penghitungan Homogenitas……… 7

8 Data Pembantu Uji Hipotesis ………. 8

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Hakikat pendidikan adalah untuk membentuk manusia seutuhnya

menjadi insan bermoral dan berkualitas secara jasmani dan rohani. Hal ini

menjadi dasar filosopi berbagai penyelenggara pendidikan baik formal

maupun non formal dalam mencapai tujuan dan target pendidikan.

Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan mengembangkan potensi

yang ada pada diri manusia, baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional,

spiritual serta mengembangkan segi fisik (kebugaran jasmani) agar terbentuk

manusia yang seutuhnya. Berbagai upaya dan strategi dilakukan untuk

merealisasikan tujuan tersebut. Salah satu bentuk upaya pendidikan dalam

membentuk manusia yang sehat secara jasmani dan rohani adalah dengan

dengan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah pendidikan wajib

yang harus diajarkan di sekolah, sebab pendidikan jasmani memiliki dimensi

yang komplek dalam membentuk sumber daya manusia.

Mengenai pengertian olahraga, sampai saat ini masih terdapat banyak

pendapat atau definisi yang berbeda-beda. Ada yang mengartikan olahraga

sebagai bentuk kegiatan jasmani dan ada pula yang mengartikan olahraga

sebagai suatu alat pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan

pengetahuan. Ada pula yang menyebutkan bahwa olahraga merupakan

(8)

mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Hal ini diperkuat oleh pendapat

Yus Solihin, (2010:59), yang kutipannya sebagai berikut :

„….., olahraga tidak lagi dipahami sesederhana atau „sesempit‟

pandangan kebanyakan orang (orang awam), ia telah memunculkan sederet definisi dan pemahaman yang variatif bergantung dari sisi dan kepentingan olahraga tersebut dilihat‟.

Dari kutipan di atas jelas bahwa pengertian olahraga banyak definisi

dan pengertiannya sesuai dengan pandangan orang melihat olahraga tersebut.

Olahraga terdiri dari dua kata, yaitu “Olah” yang berarti laku, perbuatan,

perilaku. Sedangkan “Raga” berarti badan yang mengandung makna, melatih

diri dengan gerakan badan. Dan hal itu sesuai dengan pendapat Depdikbud

(1993:1) tentang pengertian olahraga, yaitu :

„Olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani, olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan dari individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang dilakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi‟

Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa olahraga adalah gerak badan atau

aktivitas jasmani yang merupakan suatu bentuk pendidikan dari seseorang

demi terwujudnya hidup yang lebih baik. Ada beberapa definisi olahraga

yang di angkat melalui beberapa pertimbangan dan pemikiran, Yus Solihin,

(2010:59-60), menjelaskan sebagai berikut :

„(1) olahraga pendidikan; yaitu olahraga yang tujuan utamanya adalah mendidik orang agar secara sadar mau berolahraga, dan ini lebih dikenal

(9)

Kutipan di atas menjelaskan mengenai definisi olahraga, namun peneliti

akan menjelaskan salah satu dari definisi tersebut yakni olahraga pendidikan.

Olahraga pendidikan adalah olahraga yang tujuan utamanya adalah

mendidik, dan olahraga merupakan alatnya. Namun ada sebagian orang

menyamakan olahraga pendidikan dengan pendidikan olahraga, tapi yang

sebenarnya berbeda. Pendidikan olahraga bertujuan untuk prestasi, dan

olahraga merupakan alatnya. Dalam olahraga pendidikan terdapat olahraga

intrakurikuler. Olahraga intrakurikuler adalah semua kegiatan sekolah yang

merupakan realisasi dari program kurikulum yang telah ditetapkan, atau

kegiatan belajar tambahan yang diselenggarakan dalam jadwal Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) inti dan disampaikan oleh guru-guru yang ahli

dalam bidang masing-masing.

Sedangkan dalam pendidikan olahraga terdapat olahraga

ekstrakurikuler. Olahraga ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar

mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan yang secara

khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Dalam rangka melahirkan kualitas siswa, perlu adanya keseimbangan

antara pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan

aktivitas yang berimbang, apalagi dilakukan secara proporsional dan serasi,

(10)

memiliki perilaku dan sikap yang sesuai dengan cita-cita bangsa berupa iman

yang utuh baik secara lahiriah maupun rohaniah.

Salah satu kegiatan yang menunjang tujuan tersebut adalah melalui

kegiatan olahraga ekstrakurikuler. Berdasarkan dengan SK Mendikbud

Nomor 060/U/1993 dan SK Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/O/1992, kegiatan

ekstrakurikuler di deskripsikan sebagai berikut :

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia sebelumnya.

Sejalan dengan kutipan di atas, maka sekolah-sekolah perlu

meningkatkan intensitas pembinaan kegiatan kesiswaan melalui kegiatan

ekstrakurikuler sebagai aktualisasi dan optimasi dari ilmu pengetahuan dan

teknologi yang diperoleh siswa dalam berbagai mata pelajaran atau bidang

studi.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan mengembangkan kegiatan

ekstrakurikuler antara lain mengembangkan siswa untuk menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti

luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani,

berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain itu, dalam kegiatan olahraga

ekstrakurikuler dapat memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani,

(11)

terhadap pencapaian tujuan yang diharapkan oleh sekolah. Sehubungan

dengan hal tersebut dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986:10) sebagai berikut :

…pembinaan ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya, seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Tujuan itu adalah tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek mencakup rumusan-rumusan tentang perubahan perilaku nyata yang teramati, bahkan dapat diukur. Kegiatan ekstrakurikiler mampu memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan itu, seperti yang berkenaan dengan pembinaan aspek fisik, intelegensia, emosi, social, estetika, moral, bahkan spiritual.

Dari kutipan di atas nampak jelas kegiatan ekstrakurikuler penting bagi

kehidupan siswa yang sedang belajar di sekolah termasuk di dalamnya

olahraga sebagai salah satu bentuk kegiatan tersebut. Banyak manfaat yang

bisa diperoleh siswa dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler,

misalnya kegiatan ekstrakurikuler keolahragaan merupakan tempat yang

banyak diminati siswa. Selain sebagai upaya mengembangkan prestasi juga

sebagai tempat untuk menyalurkan hobi, minat, dan bakat siswa.

Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 1 Cimahi antara lain :

Tabel 1.1-1 Ekstrakurikuler di SMKN 1 Cimahi

NO NAMA EKSTRAKURIKULER JUMLAH ANGGOTA

EKSTRAKURIKULER KEPEMIMPINAN

1 a. Pramuka 100

2 b. Palang Merah Remaja (PMR) 44

3 c. Patroli Keamanan Sekolah 62

4 d. Pecinta Alam Stampara 40

5 e. Paskibraka 75

EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN

6 a. Forum Dienul Islam (FDI) 54

b. Beladiri :

7  Merpati Putih 15

8  Hikmatul Iman 17

(12)

NO NAMA EKSTRAKURIKULER JUMLAH ANGGOTA

10  Tae Kwondo 15

11  Silat Nampon 15

12  Silat Waliwis Bodas 17

c. Olah raga :

13  Bola Basket 20

14  Bola Voli 20

15  Futsal 20

d. Bahasa :

16  Bahasa Jepang 30

17  Bahasa Inggris 40

KESENIAN

18  Lingkung seni Pembangunan 45

Kegiatan olahraga ekstrakurikuler bola basket menjadi salah satu

kegiatan yang diminati dan diikuti siswa SMK N 1 Cimahi. Karena olahraga

bola basket dapat meningkatkan prestasi dan prestise sekolah dalam bidang

keolahragaan, selain itu siswa dapat menyalurkan hobi, bakat, minat mereka.

Berbicara tentang permainan bola basket, bola basket adalah suatu

permainan beregu yang menuntut kerjasama dari tiap anggota dalam satu tim.

Kerjasama tersebut dilakukan melalui penggunaan taktik dan strategi dengan

cara mengoper bola dari satu pemain ke pemain lainnya. Olahraga bola basket

sebagai permainan ditunjukkan dengan penggunaan alat berupa bola basket

yang dimainkan dengan cara dipantul-pantulkan dan dilempar. Tujuan utama

dari permainan ini adalah memasukkan bola ke keranjang lawan dengan

sebanyak-banyaknya dan menjaga keranjang sendiri dari serangan lawan.

Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen peraturan permainan bola basket

Perbasi (1999) yaitu “Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing

(13)

membuat angka. Bola boleh dilempar, ditepis, digelindingkan, atau

dipantulkan ke segala arah, sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang

berlaku”.

SMKN 1 Cimahi merupakan lembaga formal yang berfungsi

menyelenggarakan intrakurikuler dan ekstrakurikuler keolahragaan yang yang

salahsatunya adalah bola basket. Di sekolah tersebut terdapat antara lain

jadwal kegiatan, para Pembina sesuai cabang olahraganya, dan fasilitas

olahraga. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kegiatan olahraga

ekstrakurikuler bola basket harus terencana. Apabila siswa mengikuti

olahraga ekstrakurikuler bola basket secara rutin dalam waktu yang lama,

maka di duga siswa siswa-siswa tersebut memiliki nilai-nilai social yang ada

dalam olahraga bola basket. Menurut kutipan yang di Post oleh Bola Basket

MIPA UGM in Petunjuk Pelatih, Hari Minggu, Desember 27, 2009 dalam

situs

http://perbasitulungagung.blogspot.com/2009/12/pembentukan-nilai-nilai-pribadi-dan.html, mengenai nilai-nilai social yang terkandung dalam

kegiatan bola basket, adalah sebagai berikut :

1. Komitmen

2. Ketekunan

3. Tanggung jawab personal dalam kelompok

4. Kerja sama

5. Menghormati peraturan

6. Menghormati antar sesama

(14)

Nilai-nilai yang melekat dalam permainan bola basket seperti kerja

sama dapat dimanfaatkan untuk membina siswa bekerja sama dalam

lingkungan masyarakat. Nilai-nilai menghormati dan menghargai

peraturan dalam pergaulan antar sesama dalam kegiatan ekstrakurikuler

bola basket dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Demikian

juga dengan nilai-nilai kejujuran, komitmen, ketekunan dapat

dikembangkan oleh guru penjas kepada siswa agar siswa memahami dan

mampu menunjukkan perilaku taat dan patuh pada aturan yang berlaku,

setia atau loyal pada kelompoknya, tekun dan ulet dalam belajar.

Nilai-nilai tersebut diharapkan melekat pada diri siswa sebagai akibat dari

partisipasinya dalam permainan bola basket. Namun demikian nilai-nilai

tersebut tidak dengan sendirinya tumbuh dan melekat pada diri siswa,

artinya perlu ada upaya sengaja dari pelatih atau guru olahraga agar

nilai-nilai kebajikan itu di aplikasikan dalam kehidupan nyata siswa baik

dimasa kini maupun di masa yang akan datang.

Bentuk-bentuk aktifitas siswa disekolah dewasa ini kurang mendukung

dan mendorong pembentukan mental disiplin yang baik, hal ini terjadi

sebab aktifitas siswa sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan yang

cenderung bertolak belakang dengan peraturan dan norma di sekolah.

Bentuk perilaku kurang disiplin siswa yang terjadi dilapangan contohnya

yaitu terlambat datang ke sekolah, tidak/terlambat mengerjakan tugas,

tidak memakai atribut sekolah, bolos sekolah, tidak mengikuti upacara

(15)

lain sebagainya. Menjadi kajian sangat menarik jika dapat melihat

hubungan kausalitas antar disiplin siswa yang dipengaruhi aktifitas siswa

dalam bidang olahraga khususnya olahraga bola basket.

Sehubungan dengan itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai kedisiplinan siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola

basket di SMK Negeri 1 Cimahi. Hal ini akan penulis sajikan dalam bentuk

skripsi yang berjudul Hubungan Antara Partisipasi Siswa yang Mengikuti

Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan Siswa di SMKN

1 Cimahi.

1.2.Rumusan Masalah

Sekolah merupakan lembaga formal sebagai salah satu wadah untuk

kegiatan olahraga ekstrakurikuler. Partisipasi merupakan keikutsertaan

seseorang di dalam suatu kegiatan dimana ia mencurahkan tenaga dan

pengetahuannya untuk mencapai suatu tujuan di dalam suatu kegiatan.

Dengan adanya partisipasi dari siswa dalam melaksanakan olahraga

ekstrakurikuler bola basket di sekolah, selain dapat meningkatkan

kedisiplinan dalam mentaati peraturan di sekolah, siswa juga dapat

menyalurkan hobi, minat, dan bakat mereka. Untuk itu, didalam kegiatan

olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah dibutuhkan kemampuan

guru/pelatih untuk menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan mudah

dipahami sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk berdisiplin dalam

(16)

partisipasi siswa dalam olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran umum tentang tingkat partisipasi siswa yang

mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMKN 1 cimahi

2. Bagaimana gambaran umum tentang tingkat disiplin siswa di SMKN 1

cimahi.

3. Adakah hubungan antara tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti

olahraga ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kedisiplinan siswa di

SMK N 1 Cimahi?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini

adalah:

a. Mengetahui gambaran umum partisipasi siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola basket di SMKN 1 cimahi.

b. Mengetahui gambaran mengenai kedisiplinan siswa SMKN 1 Cimahi.

c. Mengetahui ada dan tidaknya hubungan partisipasi siswa dalam mengikuti

olahraga ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa di SMKN

(17)

1.4.Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna baik bagi diri sendiri

maupun orang lain. Maka dari itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat

dimanfaatkan sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan akademik,

yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, penelitian ini

diharapkan menjadi bahan kajian bagi pihak lain yang tertarik untuk

mengkaji ulang pada masalah yang sama dengan menambah variable

penelitian, metode dan sumber data yang berbeda dengan penelitian ini.

2. Secara Praktis

Penelitian yang telah penulis teliti ini adalah sebagai sumbangan

kepedulian bagi masyarakat dalam ruang lingkup sekolah, terutama guru

Penjas SMK Negeri 1 Cimahi agar lebih memperhatikan kegiatan olahraga

ektrakurikuler bola basket.

1.5.Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah penelitian agar lebih spesifik, maka penulis

membatasi masalahnya sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi objek penilitian adalah siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola basket, yang terdiri dari tingkat X, XI, dan XII.

2. Aspek yang diteliti dalam kedisiplinan siswa di SMK N 1 Cimahi, yaitu :

(18)

b. Kehadiran

c. Pakaian

d. Kepribadian

e. Ketaatan / Kepatuhan

1.6.Anggapan Dasar

Dalam penelitian anggapan dasar merupakan titik tolak penulis dalam

menentukan penjelasan dan merupakan pegangan pokok secara umum yang

mendasari keseluruhan dari penelitian yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Arikunto (2002:55) mengenai kegunaan anggapan dasar adalah, “

agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti”. Untuk

itu anggapan dasar dalam suatu penelitian sangan penting adanya sehingga

menjadi pegangan bagi peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya. Adapun

anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikurt:

Partisipasi siswa memegang perana penting dalam terselenggaranya

suatu kegiatan. Seperti dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986:16) bahwa, “dalam

pembicaraan sehari-hari kita sering mendengar istilah partisipasi, bahkan

dianggap sebagai suatu syarat mutlak bagi keberhasilan suatu kegiatan”.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi dapat

mempengaruhi pencapaian hasil kegiatan belajar siswa. Termasuk salah

satunya kegiatan/pembinaan ekstrakurikuler. Selanjutnya Rusli Lutan

(1986:10) menambahkan mengenai pembinaan ekstrakurikuler adalah sebagai

(19)

…pembinaan ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya, seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Tujuan itu adalah tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek mencakup rumusan-rumusan tentang perubahan perilaku nyata yang teramati, bahkan dapat di ukur. Kegiatan ekstrakurikuler mampu memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan itu, seperti yang berkenaan dengan pembinaan aspek fisik, intelegensia, emosi, social, estetika, moral, bahkan spiritual.

Dari penjelasan tersebut demikian pentingnya kegiatan ekstrakurikuler

bagi kehidupan siswa yang sedang belajar di sekolah termasuk di dalamnya

olahraga sebagai salah satu bentuk kegiatan tersebut. Melalui kegiatan

olahraga ekstrakurikuler diharapkan memberikan kontribusi kepada siswa

yang sedang belajar seperti pembinaan fisik, pemantapan pengembangan

kepribadian siswa, kedisiplinan. Maka dari itu kegiatan olahraga

ekstrakurikuler memiliki suatu peraturan, karena dengan adanya suatu

peraturan akan melatih siswa untuk disiplin dalam segala hal, baik di

lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Selain itu partisipasi

siswa dalam olahraga ekstrakurikuler bola basket sangat penting, karena

guru/pelatih basket dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada siswa

yang kurang berpartisipasi dan juga untuk menciptakan pembelajaran yang

aktif, kreatif, serta menyenangkan. Untuk itu, didalam kegiatan olahraga

ekstrakurikuler bola basket di sekolah dibutuhkan kemampuan guru/pelatih

untuk menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan mudah dipahami

sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk berdisiplin dalam

ekstrakurikuler bola basket yang pada akhirnya akan memunculkan

(20)

1.7.Metode Penelitian

Metode penelitian ialah suatu cara atau pendekatan yang dipergunakan

untuk mempermudah pemecahan masalah dengan teknik dan alat-alat

tertentu, sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan penelitian. Penggunaan

metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab

dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat

mencapai tujuan yang di inginkan. Proses pemecahan masalah yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

deskriptif, yakni suatu cara penelitian yang mengarahkan pada pemecahan

masalah yang ada pada masa sekarang. Mengenai metode deskriptif,

Surakhmad (1990) menjelaskan sebagai berikut :

Penyelidikan tertuju pada permasalahan yang ada masa sekarang…,

metode penyelidikan deskriptif lebih kepada istilah umum yang mencakup teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket, observasi, atau dengan tes.

Selanjutnya Arikunto (1990 : 309) menyatan bahwa “penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

imformasi mengenai setatus gejala menurut apa adanya pada saat

dilaksanakan.”

Sedangkan ciri-ciri metode deskriptif oleh Surakhmad (1990: 104)

dijelaskan sebagai berikut :

1. Memutuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang.

(21)

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis berpendapat bahwa penelitian ini

cocok menggunakan metode deskriptif. Hal ini sesuai dengan masalah yang akan

diteliti, yaitu hubungan antara partisipasi siswa yang mengikuti olahraga

ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa di SMK N 1 Cimahi.

Terdapat dua variable yang akan diukur kondisinya oleh peneliti dalam

penelitian ini yaitu tingkat partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler sebagai

variable bebas yang akan diukur melalui keterlibatan aktif siswa, menurut Keith

Davis menyampaikan ada beberapa jenis partisipasi yang dapat diberikan

seseorang, yaitu partisipasi uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga,

partisipasi keterampilan, partisipasi buah pikiran (Sastropoetro, 1986). Dari

pendapat diatas jenis-jenis partisipasi yang akan peneliti ukur dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar

usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan kelompok yang memerlukan bantuan.

3. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang

harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. Partisipasi

tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk

pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu

program.

4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui

keterampilan yang dimilikinya kepada anggota kelompok lain yang

membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut dapat

melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya.

5. Partisipasi buah pikiran adalah partisipasi berupa sumbangan berupa

(22)

Kedisiplinan siswa sebagai variable terikat akan di ukur melalui

observasi dan wawancara. Aspek-aspek yang diukur yaitu disiplin waktu,

disiplin tugas, ketaatan pada peraturan sekolah, dll.

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat

partisipasi dan kedisiplinan siswa. Tingkat partisipasi siswa terdiri dari :

1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa

maupun dari luar.

2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti

pembelajaran penjas.

3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat didalam

proses pembalajaran penjas.

4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses

pembelajaran penjas.

Sedangkan kedisiplinan siswa terdiri dari :

a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti

pembelajaran yang telah di jadwalkan.

b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk

berpakaian rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.

c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran penjas.

d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati dan

(23)

Data hasil pengukuran selanjutnya akan di olah melalui statistika

sederhana, uji korelasi antar dua variabel, dan akan di ukur dengan uji

koefisien korelasi. Diharapkan melalui prosedur ini akan dapat terungkap

bahwa ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa.

Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket

merupakan variabel x, sedangkan kedisiplinan siswa merupakan variabel y.

X

rxy

Y

Bagan 1.1 Desain Penelitian

keterangan:

X : Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket Y : Kedisiplinan siswa

r

xy: Koefisien Korelasi variabel x dengan y

Argumentasi ilmiah mengenai Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga

ekstrakurikuler bola basket dan kedisiplinan, adalah bahwa:

1. Variabel x dan variabel y terkait dengan perilaku

2. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial

(24)

1.8 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Bambang Abduljabar, (2010:35) yang di maksud populasi

adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Maka populasi dalam penelitian ini adalah

siswa-siswi SMK N 1 Cimahi.

2. Sampel

Menurut Bambang Abduljabar (2010:37) yang dimaksud dengan

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMKN 1

Cimahi yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket saja sebanyak

20 orang yaitu 10 orang siswa putra, dan 10 orang siswa putri yang

usianya sekitar 15-17 tahun.

1.9. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah dan mencapai tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpul data

adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris

yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk

mengumpulkan data-data yang dimaksud tersebut, diperlukan adanya suatu

alat pengumpul data yang disebut instrumen penelitian. Adapun tehnik atau

(25)

atau kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna,

lebih lanjut mengenai pengertian kuesioner Sugiyono (2008) mengatakan

bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya”. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup, yang mana dalam angket tertutup ini pertanyaan

atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban sehingga

responden hanya tinggal memilih.

Pernyataan-pernyataan tersebut disusun dalam bentuk pernyataan

positif dan pernyataan negatif, yang mana setiap jawaban responden terhadap

pernyataan dihubungkan dengan alternatif jawaban yang telah disediakan

dalam instrumen penelitian ini. Alternatif jawaban yang digunakan antara lain

sebagai berikut: SS : Sanga Setuju, S : Setuju, KS : Kurang Setuju, TS :

Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju

. Masing-masing alternatif jawaban tersebut memiliki rentang skor yang

bergerak dari skor tertinggi ke skor terendah untuk pernyataan yang

menghendaki jawaban positif. Sebaliknya, untuk penyataan negatif skor

bergerak dari skor terendah ke skor tertinggi.

Untuk lebih jelasnya mengenai alternatif jawaban beserta kategori

(26)

Tabel 1.9

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Dalam menyusun pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang disajikan

pada angket supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban

yang disediakan, maka pertanyaan atau pernyataan itu harus disusun dengan

berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184), yang mengemukakan

sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari penjelasan tersebut, maka pernyataan-pernyataan yang disusun dalam

angket harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.

Tingkat partisipasi dapat diukur melalui beberapa aspek, yaitu aspek

motivasi, kehadiran, keterlibatan, serta keaktifan.

1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa

(27)

2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti

pembelajaran penjas.

3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat

didalam proses pembalajaran penjas.

4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses

pembelajaran penjas.

Sebagai contoh :

Tabel 1.3

Variabel, Sub Variabel Dan Indikator

Variabel Sub Variabel Indikator

Partisipasi a. Motivasi 1. Senang terhadap pelajaran penjas

2. Keinginan memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran penjas

3. Melakukan latihan gerak yang sudah dipelajari dari pembelajaran penjas

Sedangkan kedisiplinan dapat diukur melaqlui aspek keterlambatan,

pakaian, kepribadian dan ketaatan/kepatuhan.

a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti

pembelajaran yang telah di jadwalkan.

b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk

berpakaian rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.

c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran penjas.

d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati

(28)

Sebagai contoh :

Tabel 1.4

Variabel, Sub Variabel Dan Indikator

Variabel Sub Variabel Indikator

Kedisiplinan a. Pakaian 1. Tidak memakai pakaian olahraga saat KBM 2. Tidak memakai atribut sekolah

3. Memakai jaket, sweeter, di kelas atau lingkungan sekolah

1.10. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dijadikan dasar berpijak bagi peneliti sebagai jawaban

sementara yang akan dibuktikan kebenarannya, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:151) bahwa “Hipotesis adalah

pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran

sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja

serta panduan dalam verifikasi”.

Menurut Sugiono (2004:38) menuturkan bahwa: Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu,

rumusan penelitian biasanya disusun dalam kalmiat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan kepada teori yang

relevan, balum didasrkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi hipotesisnya juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

(29)

Berdasarkan uraian anggapan dasar yang telah di jelaskan, maka

hipotesis yang diajukan peneliti adalah

H0 : tidak terdapat korelasi antara keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler

bola basket dengan tingkat kedisiplinan siswa MK N 1 Cimahi.

H1 : terdapat korelasi antara keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler bola

(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Pada penelitian ini menguji bagaimana hubungan tingkat partisipasi siswa

yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa SMKN 1

cimahi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yang menjadi variabel bebas

(independent variable) sebagai variabel X adalah tingkat partisipasi siswa dan

yang menjadi varibel terikat (dependent variable) sebagai variabel Y adalah

kedisiplinan siswa.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan

Mahar Martanegara no. 48, Cimahi. SMKN 1 Cimahi merupakan salah satu

sekolah yang memiliki ekstrakurikuler yang banyak dan memiliki prestasi yang

cukup baik di kota cimahi.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juni 2012 sampai dengan

penelitian ini berakhir. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu seluruh

seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dari tingkat 1 sampai

tingkat 3.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan untuk memperoleh relevansi antara prosedur

dan alat penelitian yang digunakan agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Dan

(31)

yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang

merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.

Langkah-langkah dalam suatu penelitian disebut prosedur penelitian atau

metode penelitian. Dalam metode penelitian akan terkandung beberapa alat serta

teknik tertentu yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian, hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:12) menyatakan

bahwa

Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat dipergunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi.

Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode penelitian

deskriptif dan eksplanatory. Arikunto (2002:9) mengemukakan bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang

ciri-ciri variabel”.

Adapun ciri-ciri metode deskriptif adalah:

1. Metode deskriptif pada umumnya menyajikan potret keadaan yang bisa

mengajukan hipotesis atau tidak.

2. Merancang cara pendekatannya, hal ini meliputi macam-macam datanya,

penentuan sampelnya, dan penentuan metode pengumpulan datanya.

3. Mengumpulkan data.

4. Menyusun laporan.

Yang kedua yaitu metode eksplanatory, yaitu metode penelitian yang

(32)

data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

deskripsi dan hubungan-hubungan antar Variabel.

Dengan penggunaan metode survei eksplanasi ini, penulis melakukan

pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua Variabel yaitu Variabel

tingkat partisipasi siswa, dan Variabel kedisiplinan siswa. Apakah terdapat

hubungan tingkat partisipasi siswa dengan kedisiplinan siswa dan seberapa besar

pengaruh tingkat partisipasi siswa terhadap kedisiplinan siswa SMKN 1 Cimahi.

3.3. Operasional Variabel Penelitian

Operasional Variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam

indikator yang dijadikan rujukan atau pedoman dalam penyusunan instrumen

penelitian. Menurut Sugiyono (2009) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel

terikat (Variabel dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi Variabel bebasnya adalah Variabel tingkat partisipasi siswa. Sedangkan

yang menjadi variabel terikatnya yaitu variabel kedisiplinan siswa.

(33)

3.3.1 Operasional Variabel tingkat partisipasi

Tabel 3.1

Variabel,Dimensi, Indikator,

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

- +

Tingkat partisipasi

1.Motivasi 1. Senang terhadap pelajaran penjas

2. Keinginan memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran penjas

3. Melakukan latihan gerak yang sudah dipelajari dari

2.Kehadiran 1. Hadir di lapang olahraga 2. Melaksanakan pembelajaran

penjas

3. Terlibat dalam pembelajaran penjas

1. Melaksanakan tugas gerak 2. Mengikuti contoh gerak dari

guru penjas

3. Bersedia memimpin pemanasan 4. Bekerja sama dengan teman

21.22

23

24 26 4.Keaktifan 1. Aktif dalam pembelajaran

penjas

2. Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran penjas

(34)

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

- +

Kedisiplinan 1. Keterlambatan. a. Terlambat masuk pada jam ke-1 setelah bel berbunyi

b. Terlambat masuk setelah istirahat

b. Memakai seragam

olahraga pada waktu KBM

c. Memakai jaket,sweeter dan sejenisnya di ruang

3. Kepribadian a. Mengaktifkan HP, Walk

Man, Radio dan

sejenisnya saat KBM b. Makan makanan pada saat

KBM

3.4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan

(35)

yang digunakan terdiri dari sumber data primer dan data sekunder. Kedua data

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber data primer merupakan sumber data dimana data yang diperoleh

langsung dari objek yang berhubungan langsung dengan penelitian yaitu

siswa/siswi SMKN 1 Cimahi.

2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang subjeknya tidak langsung

berhubungan dengan objek penelitian, tetapi sifatnya mendukung dan

memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi data sekunder atau kepustakaan, hasil observasi, maupun situs

internet yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti dalam

penyusunan skripsi.

3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu wilayah sumber data

yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Bambang Abduljabar, (2010:35)

menyatakan bahwa yang di maksud populasi adalah: ”sekumpulan objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. litian (pengamatan)”.

Jadi dengan kata lain populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada

objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang

dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

adalah seluruh siswa/siswi yang aktif pada ekstrakurikuler bola basket berjumlah

(36)

3.5.2. Sampel

Menurut Bambang Abduljabar (2010:37) yang dimaksud dengan sampel

adalah: ”bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Maka

sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMKN 1 Cimahi yang mengikuti

olahraga ekstrakurikuler bola basket saja sebanyak 20 orang yaitu 10 orang siswa

putra, dan 10 orang siswa putri yang usianya sekitar 15-17 tahun.

3.5.3. Teknik Sampling

Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan

sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nonprobability sampling khususnya sampling jenuh. Sebagaimana

dijelaskan oleh Sugiyono (2011:68) sampling jenuh adalah sebagai berikut.

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi kurang relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Jadi dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi karena jumlah

populasinya relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang.

3.6. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai

persiapan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian akan

sangat membantu peneliti supaya penelitian dapat dilaksanakan secara teratur dan

(37)

Dalam desain penelitian yang menjelaskan mengenai hubungan antara

suatu variabel dengan variabel lainnya peneliti harus cermat dalam menentukan

secara jelas yang mana variabel bebas (independent variable) dan mana variabel

terikatnya (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket sedangkan

variabel terikatnya adalah kedisiplinan siswa.

Kedua variabel tersebut ditandai dengan simbol (X) sebagai variabel bebas

dan simbol (Y) untuk variabel terikatnya. Setelah variabel bebas dan variabel

terikat telah ditentukan dengan jelas, maka selanjutnya dapat dibentuk desain

penelitian.

X

rxy

Y

Gambar 3.1 Desain Penelitian

keterangan:

X : Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket

Y : Kedisiplinan siswa

rxy: Koefisien Korelasi variabel x dengan y

Proses penelitian yang dikembangkan pada penelitian seperti pada Gambar

(38)

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian Sumber lutan et al.(2007: 201)

3.7 Instrumen Penelitian

Diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam

penelitian yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian yang dilaksanakan

Nurhasan (2007: 5) mengemukakan bahwa :

Pengukuran adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) Tes dalam bentuk-bentuk pertanyaan, b) tes dalam bentuk

Pemilihan Masalah

Penentuan Sampel

penelitian

Pengumpulan Data Menentukan Instrumen

penelitian

Prosedur dan Desain Penelitian

(39)

psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat

Celcius (“C).

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam rangka pemecahan masalah dan mencapai tujuan penelitian. Dalam

penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpul data adalah cara-cara yang

dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan

untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang dimaksud

tersebut, diperlukan adanya suatu alat pengumpul data yang disebut instrumen

penelitian.

Tehnik atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket atau kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan

kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan

pengguna, lebih lanjut mengenai pengertian kuesioner Sugiyono (2009:199)

mengatakan bahwa: “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya”. Jenis angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup, yang mana dalam angket tertutup ini

pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban sehingga

responden hanya tinggal memilih.

Dalam menyusun pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang disajikan

pada angket supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban yang

(40)

berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184), yang mengemukakan

sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari penjelasan tersebut, maka pernyataan-pernyataan yang disusun dalam angket

harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.

Tingkat partisipasi dapat diukur melalui beberapa aspek, yaitu aspek motivasi,

kehadiran, keterlibatan, serta keaktifan.

1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa maupun dari

luar.

2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti pembelajaran

penjas.

3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat didalam proses

pembalajaran penjas.

4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses pembelajaran

penjas.

Sedangkan kedisiplinan dapat diukur melaqlui aspek keterlambatan,

(41)

a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran yang

telah di jadwalkan.

b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk berpakaian

rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.

c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

penjas.

d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati dan

mematuhi intruksi yang diberikan pelatih atau guru penjas.

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

suatu penelitian dan penilaian. Pengujian instrumen ini dilakukan melalui

pengujian validitas dan reabilitas. Menurut Uep Tatang S dan Sambas Ali M.

(2011:115) “suatu instrument dikatakan valid jika instrument dapat mengukur

sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”.

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Instrumen pengumpulan data yang layak adalah yang telah teruji kelayakan

instrumen tersebut yaitu uji validitas dan realibilitas.

3.8.1 Uji Validitas

Berkaitan dengan pengujian validitas Suharmini Arikunto (2006:168)

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan uji validitas adalah “suatu ukuran

(42)

yang valid memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang

memiliki validitas yang rendah”.

Tujuan dilakukannya uji validitas yaitu untuk menguji sejauh mana item

kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan cara mencari

korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban

responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan

jawaban lebih dari dua pilihan, perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu

dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient

of correlation) dengan rumus:

]

(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:117)

Keterangan :

xy

r

= Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N = Jumlah responden

 = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

2

i

Y

 = Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

i iY

X

 = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas

(43)

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba

intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun

disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

pada tabel pembantu.

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir/item

angket dari skor-skor yang diperoleh.

8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan

dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel.

Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2,

dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah

20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan  = 5%.

9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

(44)

2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid

Menurut Uep Tatang S. dan Sambas Ali M (2010:122):

Pengujian validitas cukup menggunakan nilai koefisien korelasi apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r. sedangkan pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya keputusan valid tidaknya item instrumen, tidak bisa membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r, tetapi harus membandingkan dengan nilai hitung t dengan tabel t.

Oleh karena itu, jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat

dipergunakan pada kuesioner penelitian.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas

instrumen. Suatu instrument pengukuran dikatakan reliable jika pengukurannya

konsisten, cermat dan akurat. (Uep Tatang S. dan Sambas Ali M, 2010:123).

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen

sebagai alat ukur dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu

meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda sehingga hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut:

(45)

N

(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:123-124)

Keterangan :

11

r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyaknya bulir soal

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang

bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data

selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi

(46)

6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.

9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.

10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total

11.Menghitung nilai koefisien alfa.

12.Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang

terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat

bebas (db) = n-2. Dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam

uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.

13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : 1. jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel

2. jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel

3.9 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.9.1. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara melaksanakan analisis terhadap data,

dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik

atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk

menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik yang

berkaitan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik

kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang

(47)

Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain: (a) mendeskripsikan

data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik

populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah

atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisisan

instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan

yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel

yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk

setiap opsi dari setiap item berdasarkan pembobotan sebagai berikut: untuk

jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang terbesar sampai

yang terkecil dan untuk jawaban negatif rangking pertama dimulai dari skor

yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Nilai atau bobot untuk setiap

jawaban positif diberi skor 5-4-3-2-1, dan untuk jawaban negative diberi skor

1-2-3-4-5.

Pengukuran dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala Likert dan dibuat dengan system tertutup, artinya

tanggapan unutk setiap pertanyaan telah disediakan dan responden hanya

tinggal memberi tanda checklist pada kolom tanggapan sesuai dengan

(48)

d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk

penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel.

Tabel 3.2 Rekapitulasi Data

Responden Kuisioner Jumlah

1 2 3 4 5 ………… n

1

2

3

4

.

.

n

Jumlah

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam

teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.9.1.1. Analisis Deskriptif

Menurut Uep Tatang S. dan Sambas Ali M, menyatakan bahwa:

Analisis statistika penelitian adalah analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statisitka deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang mengarah

kepada bagaimana gambaran variabel yang diteliti yang terdapat dalam rumusan

(49)

menggunakan analisis deskriptif dapat dipahami karakteristik yang dimiliki oleh

data dan gambaran empirik tentang tingkat partispasi dan kedisiplinan siswa di

SMKN 1 Cimahi. Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal

yang kemudian dirubah kedalam bentuk interval melalui langkah-langkah

transformasi nilai MSI. Langkah kerja Methods of Succesive (MSI) adalah sebagai

berikut:

1. Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.

2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan mengunakan tabel ordinat distribusi normal baku.

7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:

)

8. Menghitung skor hasil tranformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan Rumus:

9. Mengganti angka

Pada skala ordinal (angket ) dengan nilai yang diperoleh berdasarkan hasil

perubahan .

3.10.Pengujian Hipotesis

Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris dan dengan pengujian

(50)

n

x

x

hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan

menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

1. Menentukan rumusan hipotesis dan

: R = 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan siswa

: R ≠ 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan siswa

2. Untuk menguji hipotesisi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan:

x = Nilai rata-rata yang dicari  = Jumlah dari

x = Skor mentah n = Jumlah sampel

b. Menghitung simpangan baku untuk mngetahui skor yang diperoleh oleh tiap

sampel dengan mempergunakan rumus yang terdapat pada halaman berikut :

(51)

x1 = Nilai data mentah x = Nilai rata-rata n = Jumlah sample

c. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Rumus

yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang

dikenal dengan uji Liliefors.

d. Menghitung koefisien korelasi tunggal jika data berdistribusi normal dan

jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non parametrik

dengan menggunakan rumus:

8). Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:

t

hitung =

Keterangan:

(52)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data Statistika yang telah dilakukan, diperoleh

hasil sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara partisipasi siswa dengan

kedisiplinan belajar

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat

dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Partisispasi siswa kan mendorong terjadinya interaksi aktif siswa dalam

pembelajaran Siswa menjadi subjek pembelajaran. Melalui interaksi tersebut

siswa memahami nilai-nilai disiplin dalam pembelajaran . Yang menjadi

penekanan adalah adanya penguatan terhadap disiplin itu sendiri dalam proses

pembelajaran. Sebagai guru penjas sebaiknya tetap menjadikan partisipasi

aktif siswa dalam belajar. Proses pembentukan disiplin belajar adalah proses

yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.

2. Pihak sekolah memperketat aturan dan tata tertib mengenai permasalahan

kepribadian terutama dalam penggunaan alat komunikasi hanphone dalam

(53)

Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

yang lebih mendalam agar diperoleh pemahaman mengenai aspek-aspek yang

Gambar

Tabel  1.1 1.2
Gambar dan Diagram
Tabel  1.1-1 Ekstrakurikuler di SMKN 1 Cimahi
Tabel 1.9 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
+7

Referensi

Dokumen terkait

FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN 2014.. A STUDY OF PSYCHOPATHIC PERSONALITY THROUGH THE LEADING CHARACTER IN THOMAS HARRIS’ NOVEL ‘ HANNIBAL RISING

Karakteristik dan penyebab seseorang menjadi psikopat tergambar dalam diri karakter utama dari novel Hannibal Rising karya Thomas Harris.. Hannibal Lecter sebagai karakter

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ Rekalkulasi Mesin Diesel 4-Tak Multi Silinder “ telah disahkan oleh Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Minyak kayu putih yang banyak beredar dipasaran / ternyata ada juga yang diproduksi dari bahan mentahnya di Yogyakarta // Setelah melewati berbagai proses / termasuk melalui

Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian Sandrawati, dkk,.(2007) yang menyatakan bahwa pemberian kompos sampah kota berpengaruh nyata terhadap peningkatan pH.. tanah dari

[r]

APABILA SELAMA INI ORANG MENGENAL BATIK DENGAN KAIN SEBAGAI MEDIANYA / MEMBATIK DENGAN MEDIA KAYU / TENTULAH MENJADI HAL YANG CUKUP UNIK // BEGITULAH KEHIDUPAN. PENDUDUK DI

Pengaruh kompos sampah kota dan pupuk kandang sapi terhadap beberapa sifat kimia tanah dan hasil tanaman jagung manis (Zea Mays Saccharata) pada Fluventic Eutrudepts asal