Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket
Halaman
ABSTRAK………..……… i
KATA PENGANTAR……….……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……….……… iii
DAFTAR ISI………...……… v
DAFTAR TABEL………..……… DAFTAR GAMBAR……….……… vii viii DAFTAR LAMPIRAN………..……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.10Hipotesis Penelitian ………
14 18 18 22
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Partisipasi ……….………….………..
2.1.1 Pengertian Partisipasi ……….
2.1.2 Ciri-ciri Partisipasi ..……….. 2.1.3 Tripologi Partisipasi ………...
2.1.4 Tingkat Kesukarelaan Partisipasi ………... 2.1.5 Syarat Tumbuh Partisipasi ..………...
2.1.6 Jenis Partisipasi ……….. 2.1.7 Pentingnya Partisipasi ……… 2.1.8 Mengukur Tingkat Partisipasi ………
2.2 Ekstrakulikuler ………..
2.2.1 Pengertian Ekstrakulikuler ………. 2.2.2 Tujuan Kegiatan Ekstrakulikuler ………...
▸ Baca selengkapnya: daftar hadir ekstrakurikuler olahraga
(2)Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi
2.3.1 Pengertian Olahraga ………... 2.3.2 Ciri-ciri Olahraga ………... 2.3.3 Tujuan Berolahraga ……… 2.3.4 Manfaat Berolahraga ……….. 2.4 Olahraga Bola Basket ………... 2.4.1 Karakteristik Permainan Bola Basket ……… 2.4.2 Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Kegiatan Bola
Basket ………
2.5 Disiplin ………..
2.5.1 Pengertian Disiplin ………. 2.5.2 Macam-Macam Disiplin ……… 2.5.3 Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar Siswa …………... 2.6 Hubungan Partisipasi Denagn Pembentukan Kedisiplinan...
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ………...
3.2 Metode Penelitian ………
3.3 Operasional Variabel Penelitian ………... 3.3.1 Operasional Variabel Tingkat Partisipasi ……….. 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian ……… 3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel …………
3.5.1 Populasi ………..
3.5.2 Sampel ………
3.5.3 Teknik Sampling ………
3.6 Desain Penelitian ………..
3.7 Instrumen Penelitian ………. 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian ……… 3.8.1 Uji Validitas ………... 3.8.2 Uji Reliabilitas ………... 3.9 Teknik dan Alat Pengukuran Data ………
3.9.1 Teknik Analisis Data ……….. 3.9.1.1 Analisis Deskriptif ………...
3.10 Pengujian Hipotesis ………
65
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Umum Siswa Berdasarkan Hasil Penelitian ….. 4.1.1 Gambaran Tingkat Partisipasi Siswa Dalam
Pembelajaran ……….
4.1.2 Gambaran Mengenai Tingkat Disiplin Siswa ………… 4.2 Hasil Pengolahan dan Analisis Data ………
4.2.1 Uji Distribusi Normal dengan Liliefors ………...
Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket
4.3Diskusi Penemuan ……… 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………..
5.2 Saran ………....
100 100
DAFTAR PUSTAKA……….………...
LAMPIRAN………
.
Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi
DAFTAR TABEL
Variabel, sub Variabel Indikator Partisipasi Variabel, sub Variabel Indikator Partisipasi Variabel, Sub Variabel dan Indikator Rekapitulasi data
4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku... 87
4.2 Hasil angket ………... 88
4.3 4.4 4.5
Hasil angket pada variable X partisipatif……… Hasil angket pada variable X
Skor Disiplin .………
88 90 91
4.6 Data hasil Transformasi ke dalam bentuk Interval ……….. 92
4.7 Rangkuman Hasil uji normalitas Tes Disiplin Siswa……… 94
4.8 Hasil Pengujian Homogensitas…… 94
4.9 Besarnya Hubungan Antar Variabel partisipasi siswa dengan disiplin
95
4.10 Hasil Koefisien Korelasi Antara Keterampilan partisipasi dan disiplin(Y
Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket DAFTAR GAMBAR
Gambar dan Diagram
3.1. Desain Penelitian ……….……… 72 3.2. Langkah-langkah Penelitian ……….. 73 4.1. Diagram Tingkat Partisipasi siswa berdasarkan dimensi………….89 4.2 Diagram Tingkat Disiplin siswa berdasarkan dimensi………..92 4.1 gambar Uji Signifikansi Koefisien Korelasi...96
Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket Dan Kedisiplinan Siswa Di Smk N 1 Cimahi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Data awal angket ………..…. 1
2 Hasil Transformasi Nilai……….……….. 2
3 Data Transformasi Nilai interval……… 3
4 Hasil Penghitungan Normalitas partisipasi….………... 4
5 6 Hasil Penghitungan Normalitas Disiplin Rangkuman Hasul Uji Normalitas ……… 5 6 7 Hasil Penghitungan Homogenitas……… 7
8 Data Pembantu Uji Hipotesis ………. 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Hakikat pendidikan adalah untuk membentuk manusia seutuhnya
menjadi insan bermoral dan berkualitas secara jasmani dan rohani. Hal ini
menjadi dasar filosopi berbagai penyelenggara pendidikan baik formal
maupun non formal dalam mencapai tujuan dan target pendidikan.
Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan mengembangkan potensi
yang ada pada diri manusia, baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual serta mengembangkan segi fisik (kebugaran jasmani) agar terbentuk
manusia yang seutuhnya. Berbagai upaya dan strategi dilakukan untuk
merealisasikan tujuan tersebut. Salah satu bentuk upaya pendidikan dalam
membentuk manusia yang sehat secara jasmani dan rohani adalah dengan
dengan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah pendidikan wajib
yang harus diajarkan di sekolah, sebab pendidikan jasmani memiliki dimensi
yang komplek dalam membentuk sumber daya manusia.
Mengenai pengertian olahraga, sampai saat ini masih terdapat banyak
pendapat atau definisi yang berbeda-beda. Ada yang mengartikan olahraga
sebagai bentuk kegiatan jasmani dan ada pula yang mengartikan olahraga
sebagai suatu alat pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan
pengetahuan. Ada pula yang menyebutkan bahwa olahraga merupakan
mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Yus Solihin, (2010:59), yang kutipannya sebagai berikut :
„….., olahraga tidak lagi dipahami sesederhana atau „sesempit‟
pandangan kebanyakan orang (orang awam), ia telah memunculkan sederet definisi dan pemahaman yang variatif bergantung dari sisi dan kepentingan olahraga tersebut dilihat‟.
Dari kutipan di atas jelas bahwa pengertian olahraga banyak definisi
dan pengertiannya sesuai dengan pandangan orang melihat olahraga tersebut.
Olahraga terdiri dari dua kata, yaitu “Olah” yang berarti laku, perbuatan,
perilaku. Sedangkan “Raga” berarti badan yang mengandung makna, melatih
diri dengan gerakan badan. Dan hal itu sesuai dengan pendapat Depdikbud
(1993:1) tentang pengertian olahraga, yaitu :
„Olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani, olahraga merupakan suatu bentuk pendidikan dari individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang dilakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi‟
Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa olahraga adalah gerak badan atau
aktivitas jasmani yang merupakan suatu bentuk pendidikan dari seseorang
demi terwujudnya hidup yang lebih baik. Ada beberapa definisi olahraga
yang di angkat melalui beberapa pertimbangan dan pemikiran, Yus Solihin,
(2010:59-60), menjelaskan sebagai berikut :
„(1) olahraga pendidikan; yaitu olahraga yang tujuan utamanya adalah mendidik orang agar secara sadar mau berolahraga, dan ini lebih dikenal
Kutipan di atas menjelaskan mengenai definisi olahraga, namun peneliti
akan menjelaskan salah satu dari definisi tersebut yakni olahraga pendidikan.
Olahraga pendidikan adalah olahraga yang tujuan utamanya adalah
mendidik, dan olahraga merupakan alatnya. Namun ada sebagian orang
menyamakan olahraga pendidikan dengan pendidikan olahraga, tapi yang
sebenarnya berbeda. Pendidikan olahraga bertujuan untuk prestasi, dan
olahraga merupakan alatnya. Dalam olahraga pendidikan terdapat olahraga
intrakurikuler. Olahraga intrakurikuler adalah semua kegiatan sekolah yang
merupakan realisasi dari program kurikulum yang telah ditetapkan, atau
kegiatan belajar tambahan yang diselenggarakan dalam jadwal Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) inti dan disampaikan oleh guru-guru yang ahli
dalam bidang masing-masing.
Sedangkan dalam pendidikan olahraga terdapat olahraga
ekstrakurikuler. Olahraga ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat siswa melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Dalam rangka melahirkan kualitas siswa, perlu adanya keseimbangan
antara pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan
aktivitas yang berimbang, apalagi dilakukan secara proporsional dan serasi,
memiliki perilaku dan sikap yang sesuai dengan cita-cita bangsa berupa iman
yang utuh baik secara lahiriah maupun rohaniah.
Salah satu kegiatan yang menunjang tujuan tersebut adalah melalui
kegiatan olahraga ekstrakurikuler. Berdasarkan dengan SK Mendikbud
Nomor 060/U/1993 dan SK Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/O/1992, kegiatan
ekstrakurikuler di deskripsikan sebagai berikut :
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia sebelumnya.
Sejalan dengan kutipan di atas, maka sekolah-sekolah perlu
meningkatkan intensitas pembinaan kegiatan kesiswaan melalui kegiatan
ekstrakurikuler sebagai aktualisasi dan optimasi dari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperoleh siswa dalam berbagai mata pelajaran atau bidang
studi.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler antara lain mengembangkan siswa untuk menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain itu, dalam kegiatan olahraga
ekstrakurikuler dapat memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani,
terhadap pencapaian tujuan yang diharapkan oleh sekolah. Sehubungan
dengan hal tersebut dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986:10) sebagai berikut :
…pembinaan ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya, seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Tujuan itu adalah tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek mencakup rumusan-rumusan tentang perubahan perilaku nyata yang teramati, bahkan dapat diukur. Kegiatan ekstrakurikiler mampu memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan itu, seperti yang berkenaan dengan pembinaan aspek fisik, intelegensia, emosi, social, estetika, moral, bahkan spiritual.
Dari kutipan di atas nampak jelas kegiatan ekstrakurikuler penting bagi
kehidupan siswa yang sedang belajar di sekolah termasuk di dalamnya
olahraga sebagai salah satu bentuk kegiatan tersebut. Banyak manfaat yang
bisa diperoleh siswa dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler,
misalnya kegiatan ekstrakurikuler keolahragaan merupakan tempat yang
banyak diminati siswa. Selain sebagai upaya mengembangkan prestasi juga
sebagai tempat untuk menyalurkan hobi, minat, dan bakat siswa.
Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 1 Cimahi antara lain :
Tabel 1.1-1 Ekstrakurikuler di SMKN 1 Cimahi
NO NAMA EKSTRAKURIKULER JUMLAH ANGGOTA
EKSTRAKURIKULER KEPEMIMPINAN
1 a. Pramuka 100
2 b. Palang Merah Remaja (PMR) 44
3 c. Patroli Keamanan Sekolah 62
4 d. Pecinta Alam Stampara 40
5 e. Paskibraka 75
EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN
6 a. Forum Dienul Islam (FDI) 54
b. Beladiri :
7 Merpati Putih 15
8 Hikmatul Iman 17
NO NAMA EKSTRAKURIKULER JUMLAH ANGGOTA
10 Tae Kwondo 15
11 Silat Nampon 15
12 Silat Waliwis Bodas 17
c. Olah raga :
13 Bola Basket 20
14 Bola Voli 20
15 Futsal 20
d. Bahasa :
16 Bahasa Jepang 30
17 Bahasa Inggris 40
KESENIAN
18 Lingkung seni Pembangunan 45
Kegiatan olahraga ekstrakurikuler bola basket menjadi salah satu
kegiatan yang diminati dan diikuti siswa SMK N 1 Cimahi. Karena olahraga
bola basket dapat meningkatkan prestasi dan prestise sekolah dalam bidang
keolahragaan, selain itu siswa dapat menyalurkan hobi, bakat, minat mereka.
Berbicara tentang permainan bola basket, bola basket adalah suatu
permainan beregu yang menuntut kerjasama dari tiap anggota dalam satu tim.
Kerjasama tersebut dilakukan melalui penggunaan taktik dan strategi dengan
cara mengoper bola dari satu pemain ke pemain lainnya. Olahraga bola basket
sebagai permainan ditunjukkan dengan penggunaan alat berupa bola basket
yang dimainkan dengan cara dipantul-pantulkan dan dilempar. Tujuan utama
dari permainan ini adalah memasukkan bola ke keranjang lawan dengan
sebanyak-banyaknya dan menjaga keranjang sendiri dari serangan lawan.
Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen peraturan permainan bola basket
Perbasi (1999) yaitu “Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing
membuat angka. Bola boleh dilempar, ditepis, digelindingkan, atau
dipantulkan ke segala arah, sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang
berlaku”.
SMKN 1 Cimahi merupakan lembaga formal yang berfungsi
menyelenggarakan intrakurikuler dan ekstrakurikuler keolahragaan yang yang
salahsatunya adalah bola basket. Di sekolah tersebut terdapat antara lain
jadwal kegiatan, para Pembina sesuai cabang olahraganya, dan fasilitas
olahraga. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kegiatan olahraga
ekstrakurikuler bola basket harus terencana. Apabila siswa mengikuti
olahraga ekstrakurikuler bola basket secara rutin dalam waktu yang lama,
maka di duga siswa siswa-siswa tersebut memiliki nilai-nilai social yang ada
dalam olahraga bola basket. Menurut kutipan yang di Post oleh Bola Basket
MIPA UGM in Petunjuk Pelatih, Hari Minggu, Desember 27, 2009 dalam
situs
http://perbasitulungagung.blogspot.com/2009/12/pembentukan-nilai-nilai-pribadi-dan.html, mengenai nilai-nilai social yang terkandung dalam
kegiatan bola basket, adalah sebagai berikut :
1. Komitmen
2. Ketekunan
3. Tanggung jawab personal dalam kelompok
4. Kerja sama
5. Menghormati peraturan
6. Menghormati antar sesama
Nilai-nilai yang melekat dalam permainan bola basket seperti kerja
sama dapat dimanfaatkan untuk membina siswa bekerja sama dalam
lingkungan masyarakat. Nilai-nilai menghormati dan menghargai
peraturan dalam pergaulan antar sesama dalam kegiatan ekstrakurikuler
bola basket dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Demikian
juga dengan nilai-nilai kejujuran, komitmen, ketekunan dapat
dikembangkan oleh guru penjas kepada siswa agar siswa memahami dan
mampu menunjukkan perilaku taat dan patuh pada aturan yang berlaku,
setia atau loyal pada kelompoknya, tekun dan ulet dalam belajar.
Nilai-nilai tersebut diharapkan melekat pada diri siswa sebagai akibat dari
partisipasinya dalam permainan bola basket. Namun demikian nilai-nilai
tersebut tidak dengan sendirinya tumbuh dan melekat pada diri siswa,
artinya perlu ada upaya sengaja dari pelatih atau guru olahraga agar
nilai-nilai kebajikan itu di aplikasikan dalam kehidupan nyata siswa baik
dimasa kini maupun di masa yang akan datang.
Bentuk-bentuk aktifitas siswa disekolah dewasa ini kurang mendukung
dan mendorong pembentukan mental disiplin yang baik, hal ini terjadi
sebab aktifitas siswa sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan yang
cenderung bertolak belakang dengan peraturan dan norma di sekolah.
Bentuk perilaku kurang disiplin siswa yang terjadi dilapangan contohnya
yaitu terlambat datang ke sekolah, tidak/terlambat mengerjakan tugas,
tidak memakai atribut sekolah, bolos sekolah, tidak mengikuti upacara
lain sebagainya. Menjadi kajian sangat menarik jika dapat melihat
hubungan kausalitas antar disiplin siswa yang dipengaruhi aktifitas siswa
dalam bidang olahraga khususnya olahraga bola basket.
Sehubungan dengan itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai kedisiplinan siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola
basket di SMK Negeri 1 Cimahi. Hal ini akan penulis sajikan dalam bentuk
skripsi yang berjudul Hubungan Antara Partisipasi Siswa yang Mengikuti
Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan Siswa di SMKN
1 Cimahi.
1.2.Rumusan Masalah
Sekolah merupakan lembaga formal sebagai salah satu wadah untuk
kegiatan olahraga ekstrakurikuler. Partisipasi merupakan keikutsertaan
seseorang di dalam suatu kegiatan dimana ia mencurahkan tenaga dan
pengetahuannya untuk mencapai suatu tujuan di dalam suatu kegiatan.
Dengan adanya partisipasi dari siswa dalam melaksanakan olahraga
ekstrakurikuler bola basket di sekolah, selain dapat meningkatkan
kedisiplinan dalam mentaati peraturan di sekolah, siswa juga dapat
menyalurkan hobi, minat, dan bakat mereka. Untuk itu, didalam kegiatan
olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah dibutuhkan kemampuan
guru/pelatih untuk menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan mudah
dipahami sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk berdisiplin dalam
partisipasi siswa dalam olahraga ekstrakurikuler bola basket di sekolah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran umum tentang tingkat partisipasi siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler bola basket di SMKN 1 cimahi
2. Bagaimana gambaran umum tentang tingkat disiplin siswa di SMKN 1
cimahi.
3. Adakah hubungan antara tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti
olahraga ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kedisiplinan siswa di
SMK N 1 Cimahi?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini
adalah:
a. Mengetahui gambaran umum partisipasi siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler bola basket di SMKN 1 cimahi.
b. Mengetahui gambaran mengenai kedisiplinan siswa SMKN 1 Cimahi.
c. Mengetahui ada dan tidaknya hubungan partisipasi siswa dalam mengikuti
olahraga ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa di SMKN
1.4.Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna baik bagi diri sendiri
maupun orang lain. Maka dari itu, penulis berharap hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan akademik,
yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, penelitian ini
diharapkan menjadi bahan kajian bagi pihak lain yang tertarik untuk
mengkaji ulang pada masalah yang sama dengan menambah variable
penelitian, metode dan sumber data yang berbeda dengan penelitian ini.
2. Secara Praktis
Penelitian yang telah penulis teliti ini adalah sebagai sumbangan
kepedulian bagi masyarakat dalam ruang lingkup sekolah, terutama guru
Penjas SMK Negeri 1 Cimahi agar lebih memperhatikan kegiatan olahraga
ektrakurikuler bola basket.
1.5.Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah penelitian agar lebih spesifik, maka penulis
membatasi masalahnya sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi objek penilitian adalah siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler bola basket, yang terdiri dari tingkat X, XI, dan XII.
2. Aspek yang diteliti dalam kedisiplinan siswa di SMK N 1 Cimahi, yaitu :
b. Kehadiran
c. Pakaian
d. Kepribadian
e. Ketaatan / Kepatuhan
1.6.Anggapan Dasar
Dalam penelitian anggapan dasar merupakan titik tolak penulis dalam
menentukan penjelasan dan merupakan pegangan pokok secara umum yang
mendasari keseluruhan dari penelitian yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Arikunto (2002:55) mengenai kegunaan anggapan dasar adalah, “
agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti”. Untuk
itu anggapan dasar dalam suatu penelitian sangan penting adanya sehingga
menjadi pegangan bagi peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya. Adapun
anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikurt:
Partisipasi siswa memegang perana penting dalam terselenggaranya
suatu kegiatan. Seperti dijelaskan oleh Rusli Lutan (1986:16) bahwa, “dalam
pembicaraan sehari-hari kita sering mendengar istilah partisipasi, bahkan
dianggap sebagai suatu syarat mutlak bagi keberhasilan suatu kegiatan”.
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi dapat
mempengaruhi pencapaian hasil kegiatan belajar siswa. Termasuk salah
satunya kegiatan/pembinaan ekstrakurikuler. Selanjutnya Rusli Lutan
(1986:10) menambahkan mengenai pembinaan ekstrakurikuler adalah sebagai
…pembinaan ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya, seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Tujuan itu adalah tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek mencakup rumusan-rumusan tentang perubahan perilaku nyata yang teramati, bahkan dapat di ukur. Kegiatan ekstrakurikuler mampu memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan itu, seperti yang berkenaan dengan pembinaan aspek fisik, intelegensia, emosi, social, estetika, moral, bahkan spiritual.
Dari penjelasan tersebut demikian pentingnya kegiatan ekstrakurikuler
bagi kehidupan siswa yang sedang belajar di sekolah termasuk di dalamnya
olahraga sebagai salah satu bentuk kegiatan tersebut. Melalui kegiatan
olahraga ekstrakurikuler diharapkan memberikan kontribusi kepada siswa
yang sedang belajar seperti pembinaan fisik, pemantapan pengembangan
kepribadian siswa, kedisiplinan. Maka dari itu kegiatan olahraga
ekstrakurikuler memiliki suatu peraturan, karena dengan adanya suatu
peraturan akan melatih siswa untuk disiplin dalam segala hal, baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Selain itu partisipasi
siswa dalam olahraga ekstrakurikuler bola basket sangat penting, karena
guru/pelatih basket dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada siswa
yang kurang berpartisipasi dan juga untuk menciptakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, serta menyenangkan. Untuk itu, didalam kegiatan olahraga
ekstrakurikuler bola basket di sekolah dibutuhkan kemampuan guru/pelatih
untuk menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan mudah dipahami
sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk berdisiplin dalam
ekstrakurikuler bola basket yang pada akhirnya akan memunculkan
1.7.Metode Penelitian
Metode penelitian ialah suatu cara atau pendekatan yang dipergunakan
untuk mempermudah pemecahan masalah dengan teknik dan alat-alat
tertentu, sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan penelitian. Penggunaan
metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab
dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat
mencapai tujuan yang di inginkan. Proses pemecahan masalah yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
deskriptif, yakni suatu cara penelitian yang mengarahkan pada pemecahan
masalah yang ada pada masa sekarang. Mengenai metode deskriptif,
Surakhmad (1990) menjelaskan sebagai berikut :
Penyelidikan tertuju pada permasalahan yang ada masa sekarang…,
metode penyelidikan deskriptif lebih kepada istilah umum yang mencakup teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik interview, angket, observasi, atau dengan tes.
Selanjutnya Arikunto (1990 : 309) menyatan bahwa “penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
imformasi mengenai setatus gejala menurut apa adanya pada saat
dilaksanakan.”
Sedangkan ciri-ciri metode deskriptif oleh Surakhmad (1990: 104)
dijelaskan sebagai berikut :
1. Memutuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis berpendapat bahwa penelitian ini
cocok menggunakan metode deskriptif. Hal ini sesuai dengan masalah yang akan
diteliti, yaitu hubungan antara partisipasi siswa yang mengikuti olahraga
ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa di SMK N 1 Cimahi.
Terdapat dua variable yang akan diukur kondisinya oleh peneliti dalam
penelitian ini yaitu tingkat partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler sebagai
variable bebas yang akan diukur melalui keterlibatan aktif siswa, menurut Keith
Davis menyampaikan ada beberapa jenis partisipasi yang dapat diberikan
seseorang, yaitu partisipasi uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga,
partisipasi keterampilan, partisipasi buah pikiran (Sastropoetro, 1986). Dari
pendapat diatas jenis-jenis partisipasi yang akan peneliti ukur dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar
usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan kelompok yang memerlukan bantuan.
3. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang
harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. Partisipasi
tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk
pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu
program.
4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui
keterampilan yang dimilikinya kepada anggota kelompok lain yang
membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut dapat
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya.
5. Partisipasi buah pikiran adalah partisipasi berupa sumbangan berupa
Kedisiplinan siswa sebagai variable terikat akan di ukur melalui
observasi dan wawancara. Aspek-aspek yang diukur yaitu disiplin waktu,
disiplin tugas, ketaatan pada peraturan sekolah, dll.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat
partisipasi dan kedisiplinan siswa. Tingkat partisipasi siswa terdiri dari :
1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa
maupun dari luar.
2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti
pembelajaran penjas.
3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat didalam
proses pembalajaran penjas.
4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses
pembelajaran penjas.
Sedangkan kedisiplinan siswa terdiri dari :
a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti
pembelajaran yang telah di jadwalkan.
b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk
berpakaian rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.
c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran penjas.
d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati dan
Data hasil pengukuran selanjutnya akan di olah melalui statistika
sederhana, uji korelasi antar dua variabel, dan akan di ukur dengan uji
koefisien korelasi. Diharapkan melalui prosedur ini akan dapat terungkap
bahwa ada hubungan yang signifikan antara partisipasi siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa.
Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket
merupakan variabel x, sedangkan kedisiplinan siswa merupakan variabel y.
X
rxy
Y
Bagan 1.1 Desain Penelitian
keterangan:
X : Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket Y : Kedisiplinan siswa
r
xy: Koefisien Korelasi variabel x dengan yArgumentasi ilmiah mengenai Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga
ekstrakurikuler bola basket dan kedisiplinan, adalah bahwa:
1. Variabel x dan variabel y terkait dengan perilaku
2. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial
1.8 Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Bambang Abduljabar, (2010:35) yang di maksud populasi
adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Maka populasi dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi SMK N 1 Cimahi.
2. Sampel
Menurut Bambang Abduljabar (2010:37) yang dimaksud dengan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMKN 1
Cimahi yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket saja sebanyak
20 orang yaitu 10 orang siswa putra, dan 10 orang siswa putri yang
usianya sekitar 15-17 tahun.
1.9. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka pemecahan masalah dan mencapai tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpul data
adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris
yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk
mengumpulkan data-data yang dimaksud tersebut, diperlukan adanya suatu
alat pengumpul data yang disebut instrumen penelitian. Adapun tehnik atau
atau kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna,
lebih lanjut mengenai pengertian kuesioner Sugiyono (2008) mengatakan
bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya”. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket tertutup, yang mana dalam angket tertutup ini pertanyaan
atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban sehingga
responden hanya tinggal memilih.
Pernyataan-pernyataan tersebut disusun dalam bentuk pernyataan
positif dan pernyataan negatif, yang mana setiap jawaban responden terhadap
pernyataan dihubungkan dengan alternatif jawaban yang telah disediakan
dalam instrumen penelitian ini. Alternatif jawaban yang digunakan antara lain
sebagai berikut: SS : Sanga Setuju, S : Setuju, KS : Kurang Setuju, TS :
Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju
. Masing-masing alternatif jawaban tersebut memiliki rentang skor yang
bergerak dari skor tertinggi ke skor terendah untuk pernyataan yang
menghendaki jawaban positif. Sebaliknya, untuk penyataan negatif skor
bergerak dari skor terendah ke skor tertinggi.
Untuk lebih jelasnya mengenai alternatif jawaban beserta kategori
Tabel 1.9
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Dalam menyusun pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang disajikan
pada angket supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban
yang disediakan, maka pertanyaan atau pernyataan itu harus disusun dengan
berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184), yang mengemukakan
sebagai berikut:
1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif.
4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dari penjelasan tersebut, maka pernyataan-pernyataan yang disusun dalam
angket harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.
Tingkat partisipasi dapat diukur melalui beberapa aspek, yaitu aspek
motivasi, kehadiran, keterlibatan, serta keaktifan.
1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa
2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti
pembelajaran penjas.
3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat
didalam proses pembalajaran penjas.
4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses
pembelajaran penjas.
Sebagai contoh :
Tabel 1.3
Variabel, Sub Variabel Dan Indikator
Variabel Sub Variabel Indikator
Partisipasi a. Motivasi 1. Senang terhadap pelajaran penjas
2. Keinginan memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran penjas
3. Melakukan latihan gerak yang sudah dipelajari dari pembelajaran penjas
Sedangkan kedisiplinan dapat diukur melaqlui aspek keterlambatan,
pakaian, kepribadian dan ketaatan/kepatuhan.
a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti
pembelajaran yang telah di jadwalkan.
b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk
berpakaian rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.
c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran penjas.
d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati
Sebagai contoh :
Tabel 1.4
Variabel, Sub Variabel Dan Indikator
Variabel Sub Variabel Indikator
Kedisiplinan a. Pakaian 1. Tidak memakai pakaian olahraga saat KBM 2. Tidak memakai atribut sekolah
3. Memakai jaket, sweeter, di kelas atau lingkungan sekolah
1.10. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dijadikan dasar berpijak bagi peneliti sebagai jawaban
sementara yang akan dibuktikan kebenarannya, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:151) bahwa “Hipotesis adalah
pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran
sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja
serta panduan dalam verifikasi”.
Menurut Sugiono (2004:38) menuturkan bahwa: Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu,
rumusan penelitian biasanya disusun dalam kalmiat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan kepada teori yang
relevan, balum didasrkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesisnya juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
Berdasarkan uraian anggapan dasar yang telah di jelaskan, maka
hipotesis yang diajukan peneliti adalah
H0 : tidak terdapat korelasi antara keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler
bola basket dengan tingkat kedisiplinan siswa MK N 1 Cimahi.
H1 : terdapat korelasi antara keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler bola
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Pada penelitian ini menguji bagaimana hubungan tingkat partisipasi siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dengan kedisiplinan siswa SMKN 1
cimahi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yang menjadi variabel bebas
(independent variable) sebagai variabel X adalah tingkat partisipasi siswa dan
yang menjadi varibel terikat (dependent variable) sebagai variabel Y adalah
kedisiplinan siswa.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan
Mahar Martanegara no. 48, Cimahi. SMKN 1 Cimahi merupakan salah satu
sekolah yang memiliki ekstrakurikuler yang banyak dan memiliki prestasi yang
cukup baik di kota cimahi.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juni 2012 sampai dengan
penelitian ini berakhir. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu seluruh
seluruh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket dari tingkat 1 sampai
tingkat 3.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan untuk memperoleh relevansi antara prosedur
dan alat penelitian yang digunakan agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Dan
yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang
merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.
Langkah-langkah dalam suatu penelitian disebut prosedur penelitian atau
metode penelitian. Dalam metode penelitian akan terkandung beberapa alat serta
teknik tertentu yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian, hal ini
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:12) menyatakan
bahwa
Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat dipergunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi.
Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode penelitian
deskriptif dan eksplanatory. Arikunto (2002:9) mengemukakan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang
ciri-ciri variabel”.
Adapun ciri-ciri metode deskriptif adalah:
1. Metode deskriptif pada umumnya menyajikan potret keadaan yang bisa
mengajukan hipotesis atau tidak.
2. Merancang cara pendekatannya, hal ini meliputi macam-macam datanya,
penentuan sampelnya, dan penentuan metode pengumpulan datanya.
3. Mengumpulkan data.
4. Menyusun laporan.
Yang kedua yaitu metode eksplanatory, yaitu metode penelitian yang
data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
deskripsi dan hubungan-hubungan antar Variabel.
Dengan penggunaan metode survei eksplanasi ini, penulis melakukan
pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua Variabel yaitu Variabel
tingkat partisipasi siswa, dan Variabel kedisiplinan siswa. Apakah terdapat
hubungan tingkat partisipasi siswa dengan kedisiplinan siswa dan seberapa besar
pengaruh tingkat partisipasi siswa terhadap kedisiplinan siswa SMKN 1 Cimahi.
3.3. Operasional Variabel Penelitian
Operasional Variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke dalam
indikator yang dijadikan rujukan atau pedoman dalam penyusunan instrumen
penelitian. Menurut Sugiyono (2009) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel
terikat (Variabel dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi Variabel bebasnya adalah Variabel tingkat partisipasi siswa. Sedangkan
yang menjadi variabel terikatnya yaitu variabel kedisiplinan siswa.
3.3.1 Operasional Variabel tingkat partisipasi
Tabel 3.1
Variabel,Dimensi, Indikator,
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
- +
Tingkat partisipasi
1.Motivasi 1. Senang terhadap pelajaran penjas
2. Keinginan memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran penjas
3. Melakukan latihan gerak yang sudah dipelajari dari
2.Kehadiran 1. Hadir di lapang olahraga 2. Melaksanakan pembelajaran
penjas
3. Terlibat dalam pembelajaran penjas
1. Melaksanakan tugas gerak 2. Mengikuti contoh gerak dari
guru penjas
3. Bersedia memimpin pemanasan 4. Bekerja sama dengan teman
21.22
23
24 26 4.Keaktifan 1. Aktif dalam pembelajaran
penjas
2. Bersemangat dalam mengikuti pembelajaran penjas
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
- +
Kedisiplinan 1. Keterlambatan. a. Terlambat masuk pada jam ke-1 setelah bel berbunyi
b. Terlambat masuk setelah istirahat
b. Memakai seragam
olahraga pada waktu KBM
c. Memakai jaket,sweeter dan sejenisnya di ruang
3. Kepribadian a. Mengaktifkan HP, Walk
Man, Radio dan
sejenisnya saat KBM b. Makan makanan pada saat
KBM
3.4. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
yang digunakan terdiri dari sumber data primer dan data sekunder. Kedua data
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber data primer merupakan sumber data dimana data yang diperoleh
langsung dari objek yang berhubungan langsung dengan penelitian yaitu
siswa/siswi SMKN 1 Cimahi.
2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang subjeknya tidak langsung
berhubungan dengan objek penelitian, tetapi sifatnya mendukung dan
memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang
menjadi data sekunder atau kepustakaan, hasil observasi, maupun situs
internet yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti dalam
penyusunan skripsi.
3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan salah satu wilayah sumber data
yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Bambang Abduljabar, (2010:35)
menyatakan bahwa yang di maksud populasi adalah: ”sekumpulan objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. litian (pengamatan)”.
Jadi dengan kata lain populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang
dimiliki oleh subjek atau objek itu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh siswa/siswi yang aktif pada ekstrakurikuler bola basket berjumlah
3.5.2. Sampel
Menurut Bambang Abduljabar (2010:37) yang dimaksud dengan sampel
adalah: ”bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Maka
sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMKN 1 Cimahi yang mengikuti
olahraga ekstrakurikuler bola basket saja sebanyak 20 orang yaitu 10 orang siswa
putra, dan 10 orang siswa putri yang usianya sekitar 15-17 tahun.
3.5.3. Teknik Sampling
Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan
sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nonprobability sampling khususnya sampling jenuh. Sebagaimana
dijelaskan oleh Sugiyono (2011:68) sampling jenuh adalah sebagai berikut.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi kurang relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Jadi dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi karena jumlah
populasinya relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang.
3.6. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai
persiapan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian akan
sangat membantu peneliti supaya penelitian dapat dilaksanakan secara teratur dan
Dalam desain penelitian yang menjelaskan mengenai hubungan antara
suatu variabel dengan variabel lainnya peneliti harus cermat dalam menentukan
secara jelas yang mana variabel bebas (independent variable) dan mana variabel
terikatnya (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket sedangkan
variabel terikatnya adalah kedisiplinan siswa.
Kedua variabel tersebut ditandai dengan simbol (X) sebagai variabel bebas
dan simbol (Y) untuk variabel terikatnya. Setelah variabel bebas dan variabel
terikat telah ditentukan dengan jelas, maka selanjutnya dapat dibentuk desain
penelitian.
X
rxy
Y
Gambar 3.1 Desain Penelitian
keterangan:
X : Partisipasi siswa yang mengikuti olahraga ekstrakurikuler bola basket
Y : Kedisiplinan siswa
rxy: Koefisien Korelasi variabel x dengan y
Proses penelitian yang dikembangkan pada penelitian seperti pada Gambar
Gambar 3.2
Langkah-langkah Penelitian Sumber lutan et al.(2007: 201)
3.7 Instrumen Penelitian
Diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian yang dapat memberikan kontribusi bagi penelitian yang dilaksanakan
Nurhasan (2007: 5) mengemukakan bahwa :
Pengukuran adalah proses pengumpulan data/ informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur ini berupa a) Tes dalam bentuk-bentuk pertanyaan, b) tes dalam bentuk
Pemilihan Masalah
Penentuan Sampel
penelitian
Pengumpulan Data Menentukan Instrumen
penelitian
Prosedur dan Desain Penelitian
psikomotor, c) berupa skala sikap dan berupa alat ukur yang bersifat standar misalnya ukuran meter, berat, ukuran suhu derajat Fahrenheit (“F), derajat
Celcius (“C).
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka pemecahan masalah dan mencapai tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpul data adalah cara-cara yang
dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang dimaksud
tersebut, diperlukan adanya suatu alat pengumpul data yang disebut instrumen
penelitian.
Tehnik atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket atau kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna, lebih lanjut mengenai pengertian kuesioner Sugiyono (2009:199)
mengatakan bahwa: “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya”. Jenis angket yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket tertutup, yang mana dalam angket tertutup ini
pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban sehingga
responden hanya tinggal memilih.
Dalam menyusun pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang disajikan
pada angket supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban yang
berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184), yang mengemukakan
sebagai berikut:
1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan objektif.
4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dari penjelasan tersebut, maka pernyataan-pernyataan yang disusun dalam angket
harus bersifat jelas, ringkas dan tegas.
Tingkat partisipasi dapat diukur melalui beberapa aspek, yaitu aspek motivasi,
kehadiran, keterlibatan, serta keaktifan.
1. Motivasi. Dilihat dari dorongan yang timbul dari dalam diri siwa maupun dari
luar.
2. Kehadiran. Dilihat dari intensitas siswa didalam mengikuti pembelajaran
penjas.
3. Keterlibatan. Hal ini ditandai dari sejauh mana siswa terlibat didalam proses
pembalajaran penjas.
4. Keaktifan. Dilihat dari sejauh mana siswa aktif didalam proses pembelajaran
penjas.
Sedangkan kedisiplinan dapat diukur melaqlui aspek keterlambatan,
a. Keterlambatan. Dilihat dari sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran yang
telah di jadwalkan.
b. Pakaian. Dilihat dari sejauh mana siswa memprsiapkan diri untuk berpakaian
rapi dalam mengikuti pembelajaran penjas.
c. Kepribadian. Dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
penjas.
d. Ketaatan / Kepatuhan. Dilihat dari sejauh mana siswa mentaati dan
mematuhi intruksi yang diberikan pelatih atau guru penjas.
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian dan penilaian. Pengujian instrumen ini dilakukan melalui
pengujian validitas dan reabilitas. Menurut Uep Tatang S dan Sambas Ali M.
(2011:115) “suatu instrument dikatakan valid jika instrument dapat mengukur
sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”.
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Instrumen pengumpulan data yang layak adalah yang telah teruji kelayakan
instrumen tersebut yaitu uji validitas dan realibilitas.
3.8.1 Uji Validitas
Berkaitan dengan pengujian validitas Suharmini Arikunto (2006:168)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan uji validitas adalah “suatu ukuran
yang valid memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang
memiliki validitas yang rendah”.
Tujuan dilakukannya uji validitas yaitu untuk menguji sejauh mana item
kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan cara mencari
korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban
responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan
jawaban lebih dari dua pilihan, perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu
dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient
of correlation) dengan rumus:
]
(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:117)
Keterangan :
xy
r
= Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N = Jumlah responden
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y
= Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
i iY
X
= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba
intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun
disarankan sekitar 20-30 orang responden.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir/item
angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan
dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel.
Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2,
dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah
20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.
9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid
Menurut Uep Tatang S. dan Sambas Ali M (2010:122):
Pengujian validitas cukup menggunakan nilai koefisien korelasi apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r. sedangkan pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya keputusan valid tidaknya item instrumen, tidak bisa membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r, tetapi harus membandingkan dengan nilai hitung t dengan tabel t.
Oleh karena itu, jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat
dipergunakan pada kuesioner penelitian.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas
instrumen. Suatu instrument pengukuran dikatakan reliable jika pengukurannya
konsisten, cermat dan akurat. (Uep Tatang S. dan Sambas Ali M, 2010:123).
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen
sebagai alat ukur dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu
meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda sehingga hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut:
N
(Uep Tatang S. dan sambas Ali M, 2011:123-124)
Keterangan :
11
r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyaknya bulir soal
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang
bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.
9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.
10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total
11.Menghitung nilai koefisien alfa.
12.Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang
terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat
bebas (db) = n-2. Dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam
uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.
13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya : 1. jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel
2. jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel
3.9 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.9.1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara melaksanakan analisis terhadap data,
dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik
atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik yang
berkaitan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik
kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang
Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain: (a) mendeskripsikan
data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
(statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah
atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.
b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisisan
instrumen pengumpulan data.
c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel
yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk
setiap opsi dari setiap item berdasarkan pembobotan sebagai berikut: untuk
jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang terbesar sampai
yang terkecil dan untuk jawaban negatif rangking pertama dimulai dari skor
yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Nilai atau bobot untuk setiap
jawaban positif diberi skor 5-4-3-2-1, dan untuk jawaban negative diberi skor
1-2-3-4-5.
Pengukuran dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan skala Likert dan dibuat dengan system tertutup, artinya
tanggapan unutk setiap pertanyaan telah disediakan dan responden hanya
tinggal memberi tanda checklist pada kolom tanggapan sesuai dengan
d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi
secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data
Responden Kuisioner Jumlah
1 2 3 4 5 ………… n
1
2
3
4
.
.
n
Jumlah
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam
teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.9.1.1. Analisis Deskriptif
Menurut Uep Tatang S. dan Sambas Ali M, menyatakan bahwa:
Analisis statistika penelitian adalah analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statisitka deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang mengarah
kepada bagaimana gambaran variabel yang diteliti yang terdapat dalam rumusan
menggunakan analisis deskriptif dapat dipahami karakteristik yang dimiliki oleh
data dan gambaran empirik tentang tingkat partispasi dan kedisiplinan siswa di
SMKN 1 Cimahi. Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal
yang kemudian dirubah kedalam bentuk interval melalui langkah-langkah
transformasi nilai MSI. Langkah kerja Methods of Succesive (MSI) adalah sebagai
berikut:
1. Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.
2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).
4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.
5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.
6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan mengunakan tabel ordinat distribusi normal baku.
7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:
)
8. Menghitung skor hasil tranformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan Rumus:
9. Mengganti angka
Pada skala ordinal (angket ) dengan nilai yang diperoleh berdasarkan hasil
perubahan .
3.10.Pengujian Hipotesis
Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris dan dengan pengujian
n
x
x
hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
1. Menentukan rumusan hipotesis dan
: R = 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan siswa
: R ≠ 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Partisipasi Siswa Dalam Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan Kedisiplinan siswa
2. Untuk menguji hipotesisi maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan:
x = Nilai rata-rata yang dicari = Jumlah dari
x = Skor mentah n = Jumlah sampel
b. Menghitung simpangan baku untuk mngetahui skor yang diperoleh oleh tiap
sampel dengan mempergunakan rumus yang terdapat pada halaman berikut :
x1 = Nilai data mentah x = Nilai rata-rata n = Jumlah sample
c. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Rumus
yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang
dikenal dengan uji Liliefors.
d. Menghitung koefisien korelasi tunggal jika data berdistribusi normal dan
jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non parametrik
dengan menggunakan rumus:
8). Menguji signifikansi koefisien korelasi (uji-t) dengan menggunakan rumus:
t
hitung =√
Keterangan:
Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data Statistika yang telah dilakukan, diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara partisipasi siswa dengan
kedisiplinan belajar
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Partisispasi siswa kan mendorong terjadinya interaksi aktif siswa dalam
pembelajaran Siswa menjadi subjek pembelajaran. Melalui interaksi tersebut
siswa memahami nilai-nilai disiplin dalam pembelajaran . Yang menjadi
penekanan adalah adanya penguatan terhadap disiplin itu sendiri dalam proses
pembelajaran. Sebagai guru penjas sebaiknya tetap menjadikan partisipasi
aktif siswa dalam belajar. Proses pembentukan disiplin belajar adalah proses
yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.
2. Pihak sekolah memperketat aturan dan tata tertib mengenai permasalahan
kepribadian terutama dalam penggunaan alat komunikasi hanphone dalam
Reja Sandy Permana Dikusuma, 2012
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian
yang lebih mendalam agar diperoleh pemahaman mengenai aspek-aspek yang