• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN SMA NEGERI 1 GODEAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN SMA NEGERI 1 GODEAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Sebagai Pertanggungjawaban Pelaksanaan PPL Semester Khusus Periode 2015/2016

10 Agustus–12 September 2015

Oleh : Pujiono (12406241027)

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan nikmat yang tiada batas kepada setiap manusia, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dengan lancar.

Penulisan laporan PPL ini merupakan salah satu dari beberapa program yang dilakukan dalam PPL yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta program S1-Kependidikan. Program PPL dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Agustus sampai 12 September 2015 di SMA Negeri 1 Godean.

Laporan PPL ini terdiri dari semua program kegiatan yang telah dilaksanakan selama PPL di SMA Negeri 1 Godean. Selain itu laporan ini juga berisi mengenai rincian anggaran dana serta lampiran kegiatan selama praktek mengajar di SMA Negeri 1 Godean.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua yang selalu mendukung dan memberikan doa terbaiknya serta bimbingan moral yang tidak pernah putus selama menempuh pendidikan di UNY.

2. Bapak Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Ngatman Soewito selaku Kepala Pusat Pengembangan PPL dan PKL Universitas Negeri Yogyakarta.

(4)

5. Bapak M. Nur Rokhman, M.Pd. selaku koordinator PPL dan Dosen Pembimbing Lapangan atas kesetiaannya untuk membimbing kami selama pelaksanaan PPL berlangsung.

6. Ibu Dra Modesta Noritriharsi selaku guru pembimbing selama saya belajar mengajar di SMA Negeri 1 Godean.

7. Teman-teman kelompok PPL SMA Negeri 1 Godean yang luar biasa dalam bekerjasama untuk suatu kesuksesan.

8. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Godean yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam program-program PPL UNY.

9. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan PPL ini. Penulis sudah berusaha maksimal untuk penyusunan laporan ini, namun jika masih ada kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun yang berguna untuk menyempurnakan laporan ini, sehingga kegiatan PPL di SMA Negeri 1 Godean ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Tentunya dapat bermanfaat untuk orang banyak tidak hanya untuk penulis sendiri.

Yogyakarta, 12 September 2015

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Abstrak ... vi

BAB I. Pendahuluan A. Analisis Situasi ... 2

B. Rancanga Program PPL... 8

BAB II. Persiapan, Pelaksanaan, dan Analisi Hasil A. Persiapan ... 9

B. Pelaksanaan Program PPL ... 13

C. Analisis Hasil Pelaksanaan dan Refleksi ... 19

BAB III. Penutup A. Kesimpulan ... 22

B. Saran ... 22

Daftar Pustaka ... 25

(6)

PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester Khusus Tahun Akademik 2015/2016

SMA Negeri 1 Godean ABSTRAK

P raktek P engalaman Lapangan (PP L) merupakan sarana praktik bagi

mahasiswa di la pangan dalam upaya pembentukan calon guru atau tenaga

kependidikan yang professional dengan memberikan pengalaman kepada calon

pendidik mengenai pengimplementasian ilmu yang telah dikuasai dalam pratik

keguruan yang sesungguhnya di lapangan. P raktik P engalaman Lapangan

(PP L) diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki mahasiswa

sekaligus menjadi motivasi untuk terus mengaktualisasi diri dan mengabdi di

dunia pendidikan agar mampu mewujudkan dunia pendidikan yang berkualitas

di masa depan. Kegiatan P P L yang dilaksanakan mulai 10 Agustus 201 5 sampai

dengan 12 September 2015, mahasiswa praktikan memperoleh tugas

melaksanakan praktik mengajar di dalam kela yang diampu oleh guru

pembimbing dengan mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan

apa yang telah dipelajari dibangku kuliah denga n penuh tanggung jawab

Kegiatan PPL merupakan serangkaian kegia tan yang terdiri dari

observasi kelas, serta proses pengidentifikasian lingkungan belajar dan

karakteristik peserta didik, koordinasi dengan pihak terkait antara lain,

Koordinator PPL SMA Negeri 1 Godean dan guru pembimbing, penyusunan

silabus dan RPP, serta pelaksanaan proses pembelajaran dan kegiatan

non-mengajar selama kurang lebih 5 minggu dengan penyampaian dua kompetensi

Dasar bagi kelas X MIPA 4, X IPS 1 ,dan X IPS 2. Kompetensi Dasar yang telah

disampaikan adalah Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman

praaksara, Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto,

Deutero Melayu dan Melanesoid), Menganalisis Berdasarkan tipologi hasil

(7)

Terlaksananya kegiatan PPL ini banyak memberi pengalaman kepada

mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat menganmbil hikmah yang nantinya akan

bermanfaat di dunia kerja yang akan ditempuh di kemudian hari.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah langkah yang strategis untuk melengkapi kompetensi mahasiswa calon tenaga kependdidikan. PPL mahasiswa dapat mendharmabaktikan ilmu akademisnya di lapangan. Dengan demikian mahasiswa dapat memberi dan menerima berbagai keilmuan yang dapat menghantarkan mahasiswa menjadi calon tenaga pendidik profesional.

Peningkatan kualitas PPL terus dilakukan secara progresif sesuai dengan visi dan misi PP PPL dan PKL. Peningkatan kualitas secara linier dilaksanakan semenjak pembekalan, pengajaran mikro, supervisi klinis, monitoring, refleksi, dan evaluasi serta dilakukan penelitian dan pengembangan.

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu mata kuliah di UNY yang harus ditempuh setiap mahasiswa UNY. PPL merupakan suatu kebutuhan dari suatu instansi dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini mahasiswa mempunyai tugas untuk membagi ilmunya yang telah didapatkan di Universitas kepada siswa-siswi di sekolah. Visi PPL adalah “menjadi institusi dalam pelayanan PPL dan PKL untuk mencetak tenaga kependidikan dan non kependidikan yang profesional berwawasan global . Sedangkan misi PPL adalah :

1. Memberdayakan daya dukung sehingga mahasiswa siap melaksanakan PPL dan PKL yang profesional berwawasan global.

2. Mengembangkan jejaring kerjasama PPL dan PKL dengan lembaga pendidikan dan non kependidikan

3. Memberikan layanan profesional dalam pelaksanaan PPL dan PKL

4. Mengembangkan, mengkaji dan mengendalikan pelaksanaan PPL dan PKL dalam mendukung mutu tenaga pendidik dan non kependidikan.

(9)

1. PPL pada dasarnya merupakan merupakan manjemen dan waktu serta atau pengelolaan mencakup pengelolaan program maupun pelaksanaanya.

2. Beban mahasiswa mengikuti program PPL setara dengan keterpanduan bobot sks dari kedua mata kuliah tersebut.

3. Kegiatan PPL dilaksanakan pada komunitas sekolah atau lembaga.

4. Pembibingan dilakukan oleh dosen pembimbing dan guru pembimbing yang telah dilatih dan mempunyai kualifikasi sebagai pembimbing PL.

Pada penyelenggaraan PPL dilaksanakan untuk pengembangan kompetensi mahasiswa sebagai calon pendidik atau tenaga kependidikan. Sebagai dasar pengembangan program PPL mahasiswa dibimbing dosen pembimbing dan guru pembimbing yang dilatih serta mempunyai kualifikasi sebagai pembimbing PPL.

Laporan ini merupakan gambaran keseluruhan mengenai ketiga tahap tersebut dalam kegiatan PPL kami, yang dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 1 Godean

A. Analisis Situasi

Sebelum melaksanakan kegiatan PPL, seluruh mahasiswa tim PPL SMA Negeri 1 Godean harus memahami terlebih dahulu lingkungan dan kondisi fisik lokasi kegiatan PPL. Berkenaan dengan hal tersebut, setiap mahasiswa baik secara individu maupun kelompok telah melaksanakan observasi terhadap lokasi PPL yakni SMA Negeri 1 Godean. Observasi ini bertujuan agar mahasiswa peserta PPL mendapatkan gambaran fisik serta kondisi psikis yang menyangkut aturan dan tata tertib yang berlaku di SMA Negeri 1 Godean Observasi ini dilaksanakan dari tanggal 1-15 Maret 2015. Berikut adalah hasil dari observasi tersebut:

1. Kondisi Geografis sekolah

(10)

Kegiatan Belajar Mengajar tetap berjalan secara lancar dan kondusif.

2. Kondisi Fisik Sekolah

SMA Negeri 1 Godean mempunyai fasilitas yang cukup lengkap. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah sebagai berikut :

No Nama Ruang Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Kantor Tata Usaha 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang Piket 1

5 Ruang Kelas X (4 Ruang Kelas X MIPA, 2 IIS) 6 6 Ruang Kelas XI (4 Ruang Kelas X MIPA, 2 IIS) 6 7 Ruang Kelas XII (3 Ruang Kelas X MIPA, 3 IIS) 6

8 Laboratorium Biologi 1

9 Laboratorium Fisika 1

10 Laboratorium Kimia 1

11 Laboratorium Komputer 1

12 Laboratorium Bahasa 1

13 Lapangan Basket 1

14 Lapangan Voli 1

15 Lapangan Sepakbola 1

16 Ruang Seni Budaya & Kerajinan 1

17 Green House 1

18 Aula/Sanggar 1

19 Ruang OSIS 1

20 Ruang Bimbingan Konseling 1

21 Ruang Rapat 1

22 Perpustakaan 1

(11)

24 Kantin 1

25 Dapur 1

26 Gudang Olahraga 1

27 Masjid 1

28 Tempat Parkir 3

29 Toilet Siswa 9

30 Toilet Guru 4

a. Keadaan gedung

Kondisi gedung sekolah dalam keadaaan baik. Bangunan ruang kelas XII terdapat di lantai 2 dan masih relatif baru.

b. Keadaan prasarana/sarana

1) Prasarana/sarana kebersihan seperti tempat sampah sudah tersedia di lingkungan sekolah, kamar mandi sudah memadai, kondisinya bersih dan terawat.

2) Prasarana/sarana olah raga seperti lapangan sudah tersedia. Fasilitas olah raga sudah dilengkapi dengan tempat penyimpanan peralatan olah raga.

c. Keadaan personalia

1) SMA Negeri 1 Godean memiliki tenaga pendidik berjumlah 63 orang.

2) Karyawan berjumlah 18 orang. d. Keadaan fisik lain (penunjang)

1) Tempat parkir sudah tersedia, dan sudah ada pembagian tempat parkir untuk guru/karyawan, siswa, dan tamu namun masih kurang tertata rapi.

(12)

3) Kantin sudah tersedia dalam keadaan baik, bersih dan mampu memenuhi kebutuhan siswa.

4) Pos satpam sudah tersedia dan dalam kondisi baik.. e. Penataan ruang kerja

Dalam aspek penataan ruang kerja ada beberapa hal yang terkait yaitu pencahayaan, suara, warna, dan juga letak dari perabot/alat kerja kantor.

1) Faktor keramaian suara dari pemukiman warga dan jalan raya tidak mengganggu aktivitas guru, karyawan serta siswa SMK N 7 Yogyakarta.

2) Warna di kelas atau di ruang kerja kantor sudah cukup baik dan mendukung aktivitas guru, karyawan dan siswa.

3) Penataan letak barang baik di kelas atau di ruang kerja kantor sudah cukup baik dan mendukung iklim kerja para guru, siswa, dan didukung perangkat sekolah yang lain untuk menjalankan tugas masing-masing.

a. Kondisi Non Fisik

SMA Negeri 1 Godean merupakan salah satu SMA favorit di Kabupaten Sleman khususnya di wilayah Sleman Barat. Terbukti dengan banyaknya thropy kejuaraan tingkat daerah, provinsi, maupun nasional yang diperoleh para siswanya.

Kondisi nonfisik yang dimaksud disini adalah sumber daya manusia, baik itu tenaga pendidik maupun peserta didik. Dalam proses belajar mengajar, pendidik/guru merupakan faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan siswa/peserta didik. Guru–guru SMA Negeri 1 Godean umumnya memiliki motivasi dan visi pendidikan yang baik. Secara umum kondisi ini dibedakan menjadi:

(13)

SMA Negeri 1 Godean didukung oleh guru-guru yang berpengalaman di dalam bidangnya masing-masing. Dari segi kualitas tenaga pendidik SMA Negeri 1 Godean tidak diragukan lagi karena sudah banyak guru yang berprestasi dalam membimbing anak-anak baik dalam kegiatan pembelajaran maupun non pembelajaran. Guru di SMA Negeri 1 Godean terdiri dari guru tetap (PNS) dan guru tidak tetap (GTT).

2) Kondisi siswa

Dari tahun ke tahun SMA Negeri 1 Godean mendapat kepercayaan untuk menjadi SMA yang menerima siswa dengan nilai yang bagus. Keberhasilan ini juga turut didukung oleh orangtua siswa yang memiliki semangat tinggi dalam memberikan motivasi kepada anak-anaknya.

Selain itu pula hubungan baik senantiasa terjalin antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan karyawan, dan siswa dengan masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang sangat kondusif dalam Kegiatan Belajar Mengajar.

3) Lingkungan Sekolah

SMA Negeri 1 Godean memiliki kondisi lingkungan yang sangat strategis karena berada di samping jalan raya, yaitu Jalan Sidokarto, Godean dan Jalan Godean KM. 8,5. Di sekitar SMA Negeri 1 Godean terdapat Koramil Godean dan Polsek Godean, sehingga akses SMA Negeri 1 Godean sangat mudah. b. Sejarah SMA Negeri 1 Godean

(14)

Yogyakarta, dan yang menjalankan tugas sebagai kepala sekolah adalah Drs. Soedaryo, kepala SMA Negeri 2 Yogyakarta pada waktu itu.

Aktivitas pembelajaran dan persekolahan menempati gedung baru di Dusun Nogosari Sidokarto Godean Sleman setelah bangunan siap digunakan pada tahun 1987. Pembelajaran di tempat yang baru ini pun berlangsung dengan sangat sederhana, karena sampai dengan tahun 1988 gedung yang ditempati belum memiliki aliran listrik. Saluran telepon baru tersambung pada tahun 1989 setelah memiliki kepala sekolah definitif, Drs. RM Brotohardono, yang semula adalah guru matematika di SMA Negeri 3 Yogyakarta.

Didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang relatif masih muda ketika itu, SMA Negeri 1 Godean melaksanakan aktivitas pembelajaran dan persekolahan yang semakin lama semakin berkembang dengan percepatan yang sangat signifikan. Pada umur sekolah yang belum ada satu dasawarsa, sekolah ini telah menunjukkan prestasi akademik yang membanggakan, antara lain rata-rata nilai pada Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang relatif tinggi, selalu masuk dalam lima besar sekolah menengah atas di Kabupaten Sleman. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah yang para muridnya disiplin terhadap peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah.

(15)

Dwi Astuti, Dra. Agnes Ruwiyati (sekarang mengajar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur), Drs. Karmanto, Drs. Samijo (sekarang kepala SMA Negeri 1 Seyegan), An Widuratmi, dan karena terbatasnya tenaga pendidik ketika itu, aktifitas pembelajaran dan pendidikan didukung oleh guru-guru dari SMA Negeri 2 Yogyakarta. Juga dukungan dari tenaga kependidikan di kantor tata usaha di awal berdirinya, seperti Heruyanto, Marsiwi, Amie Dwi Sukesi, Suyatmi, dan Sarmijo.

c. Kondisi pembelajaran di sekolah

Kondisi pembelajaran di sekolah sangat luar biasa karena anak-anak merasa sangat nyaman disekolah. Mereka tidak hanya belajar didalam kelas tetapi mereka aktif bahkan sangat aktif dalam kegitatan ektrakurikuler. Sekolah tidak hanya ruang-ruang kelas bagi anak-anak Smago, tetapi sekolah adalah kehidupan nyata dalam belajar hidup yang sesungguhnya.

Orangtua tentu tidak akan khawatir ketika anak-anak mereka pulang malam karena orang tua percaya akan pihak sekolah memfasilitasi anak-anak untuk selalu belajar dimanapun dan kapanpun.

3. Rancangan Kegiatan PPL

Kegiatan PPL UNY di SMA Negeri 1 Godean dimulai dari 10 Agustus sampai 12 September 2015. Adapaun jadwal pelaksanaan kegiatan PPL UNY di SMA Negeri 1 Godean dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

No Kegiatan Waktu Lokasi

1 Pembekalan PPL 5 Agustus 2015 UNY

2 Penyerahan mahasiswa PPL ke SMA Negeri 1 Godean

21 Februari 2015 SMA Negeri 1 Godean 3 Observasi Pembelajaran Februari-Mei 2015 SMA Negeri 1

(16)

4 Pelaksanaan PPL 10 Agustus-12 September 2015

SMA Negeri 1 Godean 5 Pembimbingan mahasiswa

PPL oleh DPL

10 Agustus 2015-12 September 2015

SMA Negeri 1 Godean 6 Penarikan Mahasiswa PPL 12 September 2015 SMA Negeri 1

Godean

7 Evaluasi 17 September 2015 SMA Negeri 1

(17)

BAB II

PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

A. Persiapan

Kegiatan PPL merupakan kegiatan untuk melakukan praktek kependidikan yang disekolah meliputi: melakukan praktek mengajar dan membuat administrasi guru. Persiapan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi suatu kegiatan, persiapan yang baik akan menunjang keberhasilan suatu program. Dalam rangka mempersiapkan mahasiswa dalam pelaksanaaan kegiatan PPL maka diadakan persiapan pada waktu mahasiswa masih berada di universitas, berupa persiapan fisik maupun mental sehingga dapat mengatasi permasalahan yang dapat muncul pada saat pelaksanaan program. Maka, sebelum diterjunkan ke lokasi sekolah, UNY membuat berbagai program persiapan sebagai bekal mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL. Persiapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta a. Pengajaran Mikro (Microteaching)

Program mikro merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa yang akan mengambil PPL pada semester berikutnya. Persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti mata kuliah ini adalah mahasiswa yang telah menempuh minimal semester VI dan minimal mendapatkan nilai B+ untuk mata kuliah ini. Pengajaran mikro pada dasarnya merupakan kegiatan praktik mengajar dengan kelompok kecil dengan mahasiswa sebagai muridnya. Pengajaran mikro dibuat hampir sama dengan situasi kondisi disekolah terutama alat karena sebelum pengajaran mikro mahasiswa sudah melakukan observasi kesekolah untuk menentukan metode yang akan digunakan.

b. Pembekalan PPL

(18)

adalah mekanisme pelaksanaan PPL di sekolah, teknik pelaksanaan PPL dan teknik untuk menghadapi sekaligus mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan PPL..

2. Persiapan di SMA Negeri 1 Godean a. Observasi Fisik

Sasaran dari kegiatan ini adalah gedung sekolah, lingkungan sekolah, serta fasilitas dan kelengkapan yang akan menjadi tempat praktik mengajar.Observasi pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2015.

b. observasi Pembelajaran di Kelas

Observasi kegiatan belajar mengajar di kelas bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman awal tentang kondisi dan karakteristik siswa, baik di dalam maupun di luar kelas secara umum. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan gambaran secara umum tentang metode mengajar guru di kelas serta sikap guru dalam menghadapi tingkah laku siswa di kelas. Sasaran observasi pembelajaran di kelas adalah:

1) Perangkat Pembelajaran a) Satuan Pembelajaran

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2) Proses Pembelajaran

a) Cara membuka pelajaran b) Penyajian materi

c) Metode pembelajaran d) Penggunaan bahasa e) Cara memotivasi siswa f) Teknik bertanya g) Teknik menjawab

(19)

j) Menutup pelajaran 3) Perilaku Siswa

a) Perilaku siswa di dalam kelas b) Perilaku siswa di luar kelas c) Interaksi siswa dengan siswa d) Interaksi siswa dengan guru

Observasi pembelajaran di kelas tersebut telah sebanyak 3 kali dengan perincian sebagai berikut:

No Hari/Tanggal Waktu Kelas Materi Pengampu

1 Senin, 10

Di luar jadwal tersebut, praktikan juga melakukan observasi fisik/ lingkungan sekolah yang dilaksanakan secara individu bagi tiap-tiap mahasiswa peserta PPL selama 4 hari. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sarana dan prasarana, situasi dan kondisi pendukung kegiatan belajar mengajar, serta perangkat pembelajaran.

3. Pembuatan Perangkat Pembelajaran

(20)

yang meliputi Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran serta penilaian setiap kali akan memberikan materi di kelas. Penyusunan persiapan mengajar ini dikonsultasikan dengan guru pembimbing. Dengan adanya bimbingan dari guru maka penyusunan perangkat pembelajaran tersebut menjadi mudah. Adapun perangkat pembelajaran yang telah disusun adalah sebagai berikut:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perangkat pembelajaran memuat kompetensi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Dalam upaya pencapaian kompetensi, perangkat pembelajaran ini harus dibuat secara matang. Mahasiswa harus paham mengenai materi pokok pembelajaran yang diajarkan, apa saja substansi instruksional yang harus dikuasai, bagaimanakah metode penilaian yang digunakan, strategi atau skenario pembelajaran apa yang dipakai, penentuan alokasi waktu yang tepat dan sumber belajar apa yang digunakan

Setiap kali melakukan pengajaran di kelas mahasiswa harus mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan tatap muka dengan peserta didik. Mahasiswa harus melakukan minimal 8 kali tatap muka. Oleh sebab itu dalam penyusunan RPP benar-benar memperhitungkan waktu yang tersedia, jumlah jam mengajar per minggu, dan materi yang harus disampaikan. Hal ini sangat bermanfaat untuk mematangkan persiapan sebelum mengajar dan merupakan sarana latihan bagi setiap calon guru.

Pembuatan perangkat pembelajaran ini dibimbing oleh guru pembimbing PPL, mengacu pada kurikulum, kalender pendidikan, dan buku pegangan guru. Dengan persiapan ini diharapkan praktikan dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. (RPP terlampir)

(21)

Daftar hadir berfungsi untuk mengetahui peserta didik yang aktif masuk dan peserta didik yang sering meninggalkan pelajaran dengan berbagai alasan.

c. Analisis Hasil Ulangan/ Belajar

Analisis hasil Ulangan berfungsi untuk melaporkan hasil ulangan yang telah di laksanakan .

d. Tugas Harian

Tugas Harian di berikan sebagai salah upaya untuk menguji dan menilai kemampuan siswa.

B. Pelaksanaan Program PPL 1. Pelaksanaan PPL

Inti dari kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan adalah keterlibatan mahasiswa PPL dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Selama praktek di SMA Negeri 1 Godean, praktikan mengampu 3 kelas yaitu X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA 3. Pelaksanaan kegiatan PPL berupa praktik terbimbing dan mandiri, yang meliputi ;

a. Persiapan mengajar

Kegiatan ini meliputi mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan mengajar, seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersipakan materi, mempersipakan media serta mempersiapkan evaluasi untuk tiap-tiap pertemuan yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. .

b. Konsultasi dengan guru pembimbing

(22)

c. Melaksanakan praktik mengajar

Praktik mengajar yang dilakukan secara mandiri dan terbimbing dimulai secara intensif pada tanggal 10 Agustus 2015 sampai 12 September 2015. Akan tetapi, salah satu permasalahan di SMA Negeri 1 Godean adalah terlalu seringnya pergantian jadwal. Pergantian jadwal dilakukan 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan. Berikut rincian praktik mengajar selama PPL di SMA Negeri 1 Godean :

No Tanggal Kelas Materi Jam ke

1 18 Agustus 2015 X IIS 1 Menganalisis jenis manusia Praaksara

(Team Teaching)

6-7

2 19 Agustus 2015 X MIPA 4 Menganalisis jenis manusia Praaksara

(Team Teaching)

1-2

3 20 Agustus 2015 X IIS 2 Menganalisis jenis manusia Praaksara

(Team Teaching)

3

4 21 Agustus 2015 X IIS 2 Menganalisis jenis manusia Praaksara

(Team Teaching)

1

5 24 Agustus 2015 X IIS 1 Menganalisis jenis

manusia Praaksara 7-8

6 26 Agustus 2015 X MIPA 4

Asal usul dan Penyebaran Nenek Moyang Bangsa

Indonesia

1-2

7 27 Agustus 2015 X IIS 2

Asal usul dan Penyebaran Nenek Moyang Bangsa

Indonesia

3

8 28 Agustus 2015 X IIS 2

(23)

Dan Penyampaian materi tentang corak kehidupan

masyarakat pada zaman praaksara

11 3 September 2015 X IIS 2

Ulangan Harian Dan Penyampaian materi

tentang corak kehidupan masyarakat pada zaman

praaksara

3

12 4 September 2015 X IIS 2 masyarakat pada zaman Corak kehidupan praaksara

1

13 7 September 2015 X IIS 1 masyarakat pada zaman Corak kehidupan praaksara

7-8

14 10 September 2015 X IIS 2 Tipologi hasil budaya

Praaksara Indonesia 3 15 11 September 2015 X IIS 2 Tipologi hasil budaya

Praaksara Indonesia 1

d. Materi Pelajaran Sejarah

Materi yang digunakan untuk praktik mengajar di kelas X IIS 1, X IIS 2 dan X MIA 4 antara lain adalah Menganalisis jenis manusia Praaksara, Corak Kehidupan Masyarakat zaman praaksara, Asal usul dan Penyebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia, dan Tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia.

e. Penyusunan Soal dan Praktik Evaluasi

Praktikan menyusun soal ulangan harian untuk materia Sejarah sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Materi ulangan harian pertama kelas X IIS 1, X IIS 2 dan X MIPA 4 adalah tentang Proses terbentuknya Kepulauan Indonesia dan menganalisis Jenis-jenis manusia purba.

Soal ulangan dibuat sebelumnya, dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada guru pembimbing. Soal ulangan harian ini terdiri dari 10 soal pilihan essay dan di kerjakan dalam 2x Jam Pelajaran.

(24)

2) Tujuan Kegiatan : untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik akan materi yang telah disampaikan

3) Sasaran : peserta didik kelas X IIS 1, X IIS 2 dan X MIPA 4

4) Waktu Pelaksanaan : sesuai Jadwal Pelajaran masing-masing kelas.

f. Mengoreksi

Kegiatan mengoreksi dilakukan setelah peserta didik mengumpulkan hasil atau lembar jawaban tugas dan ulangan harian. Setelah pengkoreksian, praktikan menyimpulkan tingkat kepahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Hasil koreksi lembar jawab tugas peserta didik setelah kegiatan pembelajaran digunakan sebagai bahan evaluasi bagi praktikan sendiri untuk menindaklanjuti. Hasil ulangan harian digunakan untuk mengukur tingkat kepahaman peserta didik terhadap seluruh materi (dalam satu bab untuk kelas X) yang diajarkan. g. Penggunaan Metode

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran selama 15 kali pertemuan tersebut bervariasi, antara lain:

1) Metode Two Stay Two Stray

(25)

Model Two Stay Two Stray “Dua tinggal dua tamu” yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992. Struktur Two Stay Two Stray yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray bisa memberikan sedikit gambaran pada siswa mengenai kenyataan kehidupan dimasyarakat, yaitu dalam hidup bermasyarakat diperlukan hubungan ketergantungan dan interaksi sosial antara individu dengan individu lain dan antar individu dengan kelompok.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.

(26)

membutuhkan sosialisasi yang lebih baik, jumlah genap menyulitkan proses pengambilan suara dan mudah melepaskan diri dari keterlibatan.

2) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok yang setiap masing-masing kelompok yang ditentukan mendapat tanggung jawab untuk mendiskusikan sesuai dengan tema/ masalah/ judul pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru dan mereka selanjutnya akan membuat kesimpulan atau catatan kecil yang berisikan tuangan pikiran atau pendapat dari kelompok tersebut, dan itu menjadi tugas sekretaris kelompok kemudian diserahkan oleh ketua kelompoknya kepada guru/dosen yang bersangkutan.

Metode diskusi pada hakikatnya berpusat kepada peserta didik, dimana kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan diskusi yang tidak terstruktur hingga kepada kegiataan yang terstruktur dimana guru dapat bertindak keras dan otokratis. Dan persoalan dan masalah-masalah yang didiskusikan sesuai dengan mata pelajaran/materi pokok. Dengan diskusi para murid akan bekerja keras, bekerja sama berusaha memecahkan masalah dengan mengajukan pendapat dan argumentasi yang tepat.

Secara umum, praktik mengajar di lapangan maupun di kelas dapat berjalan lancar, dalam pelaksanaannya ada faktor pendukung dan faktor penghambat kelancaran proses KBM.

1. Faktor Pendukung

a. Siswa-siswi yang merupakan pilihan sehingga memiliki tingkat pengetahuan akademik yang lebih baik

b. Siswa-siswi mudah untuk diatur dalam pengelolaan kelas. c. Siswa siswi aktif dan banyak menyampaikan gagasannya. d. Sarana dan prasarana yang cukup lengkap.

2. Faktor Penghambat

(27)

b. Di beberapa kelas kabel penghubung proyektor ke laptop kurang berfungsi dengan baik.

3. Solusi

a. Mahasiswa praktik berusaha mengikuti apa yang peserta didik inginkan di awal pertemuan sehingga ketika sudah mengenal siswa lebih dekat. Selain itu, kita juga dapat mengetahui mana peserta didik yang kurang mampu mengikuti pembelajaran, mana yang sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan juga yang antusias dan tidak dalam mengikuti pembelajaran.

b. Mahasiswa praktikan menegur siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran, namun secara halus supaya peserta didik tidak merasa takut ataupun minder.

c. Mahasiswa memberikan semangat kepada peserta didik yang melakukan aktivitas yang benar sesuai dengan perintah guru.

Semangat berupa kata, misalnya “bagus, benar”

Demikianlah beberapa analisis yang dapat praktikan berikan selama pelaksanaan PPL di SMA Negeri 1 Godean. Meskipun secara keseluruhan hal tersebut tidak dapat seluruhnya terlaksana dengan baik dan tepat waktu, karena praktikan masih dalam tahapan belajar untuk menjadi pengajar yang profesional tentu kesalahan menjadi bagian yang sangat umum.

h. Penyusunan laporan PPL

Laporan yang disusun oleh praktikan adalah laporan yang telah disesuaikan dengan pokok-pokok atau garis besar yang telah ditentukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta mengenai apa yang dilakukan praktikan selama PPL di SMA Negeri 1 Godean dan atas bimbingan dosen pembimbing PPL.

C. Analisis Hasil Pelaksanan dan Refleksi 1. Analisis Hasil Pelaksanan

(28)

perkuliahan. Berbagai karakter siswa yang khas memberi pelajaran lebih kepada praktikan bahwa setiap siswa belum tentu cocok dengan metode tertentu. Artinya, praktikan harus benar-benar mengetahui karakteristik setiap siswa maupun setiap kelas sebagai alat untuk menetukan metode mengajar, sehingga metode yang diterapkan justru tidak menyulitkan para siswa untuk memahami materi. Secara rinci, adapun hasil yang diperoleh selama mahasiswa melakukan praktik mengajar adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat berlatih membuat dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap materi pokok.

2. Mahasiswa belajar untuk mengembangkan materi, media dan sumber pelajaran, serta belajar merancang strategi pembelajaran.

3. Mahasiswa belajar menetapkan tujuan dan bahan pembelajaran.

4. Mahasiswa belajar untuk memilih serta mengorganisasikan materi, media dan sumber belajar.

5. Mahasiswa belajar untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan mengelola kelas.

6. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam hal ketrampilan mengajar, seperti pengelolaan tugas-tugas rutin, pengelolaan waktu, komunikasi dengan siswa, serta mendemonstrasikan metode belajar. 7. Mahasiswa berlatih melaksanakan evaluasi dan penilaian hasil belajar. 8. Mahasiswa belajar mengembangkan satu keahlian olahraganya dalam

ektrakurikuler di sekolah.

Berdasarkan hasil kegiatan praktik mengajar di kelas, mahasiswa mendapat ilmu berharga, yaitu perlunya rencana dan persiapan yang matang untuk mengajar dengan baik. Selama mengajar, praktikan berusaha menerapkan metode-metode yang tidak monoton, yakni dengan mengganti metode tiap materi yang berbeda, menonton video, bahkan melalui pengaplikasian games-games sederhana yang mampu mempermudah siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan.

(29)

Dari pengalaman yang didapatkan selama mengajar, didasari siswa-siswi yang dalam tingkatan kecerdasan yang hampir sama. Terkadang yang menjadi hambatan adalah ketika jam pembelajaran Sejarah siswa masih sibuk dengan tugas pelajaran lain, bahkan saat presentasi mereka sibuk dengan ulangan di jam berikutnya.

(30)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan PPL, memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada mahasiswa untuk membentuk profesionalisme sebagai seorang guru.

b. PPL memberikan gambaran yang nyata bagi mahasiswa mengenai dunia pendidikan di lingkup sekolah.

c. PPL memberikan kesempatan belajar singkat dan nyata mahasiswa dalam dunia pendidikan yang sesungguhnya.

d. PPL memperluas wawasan mahasiswa tentang tugas tenaga pendidik, tidak hanya mengajar tetapi mahasiswa belajar untuk tertib dalam adminitrasi kependidikan.

B. Saran

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sangat berarti bagi praktikan program studi kependidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak yang terkait, antara lain :

1. Bagi Sekolah

a. Kedisiplinan dan tata tertib yang masih belum efektif hendaknya ditingkatkan, sehingga memacu siswa untuk tidak datang terlambat. b. Perlunya manajerial yang optimal terutama dalam mengatur padatnya

event-event non-akademik di SMA Negeri 1 Godean

c. Meningkatkan ketegasan pada siswa yang berlaku kurang sopan, khususnya di dalam kelas.

d. Perlu adanya koordinasi yang baik antara pihak sekolah dengan siswa dalam setiap penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan sekolah. e. Lebih meningkatkan kerjasama antara pihak sekolah baik guru, siswa,

(31)

f. Melengkapi setiap ruang kelas dengan remote LCD agar mempermudah guru saat mengajar menggunakan LCD.

2. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

a. Mempertimbangkan kembali kebijakan waktu pelaksanaan PPL agar dalam pelaksanaannya di lapangan, mahasiswa praktikan tidak terkesan terburu-buru dalam mengejar jam mengajar dan juga agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan baik dengan apak ibu guru maupun dengan siswa-siwi di sekolah.

b. Perlu adanya koordinasi yang baik antara pihak Universitas (UPPL) dengan sekolah mengenai berbagai mekanisme yang berhubungan dengan kegiatan PPL, sehingga dapat saling memahami kepentingan masing-masing antara kedua belah pihak.

c. Perlu optimalisasi penyusunan laporan dalam bentuk contoh baku (tidak hanya sekedar kerangka laporan) sehingga praktikan dan tim tidak kebingungan dalam menyusun laporan.

d. Pemberian pembekalan tidak hanya sekali sehingga mahasiswa tidak kebingungan saat melakukan PPL, sehingga mahasiswa praktikan tidak hanya membutuhkan buku panduan tetapi juga membutuhkan arahan dan bimbingan yang jelas dan terarah.

3. Bagi Mahasiswa Praktikan

a. Lebih mempersiapkan materi maupun mental, dan menambah wawasan serta menguasai materi dengan baik agar materi dapat disampaikan dengan lancer dan optimal.

b. Menjadi teladan yang baik bagi siswa-siswi, baik di dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran di sekolah.

c. Tidak hanya belajar mengenai teori saja, namun membuat media pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa-siswi menyukai dan lebih cepat menerima materi pembelajaran.

(32)

e. Hendaknya mudah dalam berkomunikasi dengan semua warga sekolah walaupun waktu dalam bersosialisasi tidak lebih dari satu bulan.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

TIM PP PPL dan PKL . 2012. Panduan Pengajaran Mikro Tahun 2015. Yogyakarta: TIM PP PPL dan PKL Universitas Negeri Yogyakarta. TIM PP PPL dan PKL. 2012. Panduan PPL UNY 2015. Yogyakarta: TIM PP PPL

dan PKL Universitas Negeri Yogyakarta.

(34)
(35)
(36)
(37)

NAMA MAHASISWA : Pujiono

NAMA SEKOLAH : SMAN 1 GODEAN NO. MAHASISWA : 12406241027

ALAMAT SEKOLAH : Jl. Sidokarto No. 5, Sidokarto, Godean FAK/JUR/PRODI : FIS/ Pendidikan Sejarah

GURU PEMBIMBING : Dra. Modesta Noritriharsi DOSEN PEMBIMBING : M. Nurrokhman, M.Pd

No Hari/Tanggal Materi Kegiatan Hasil Hambatan Solusi

1. Senin, 10/8/2015 Penerjunan PPL

Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 2

Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X IIS 1

Konsultasi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajan

Dihadiri DPL di ruang pertemuan. Acara serah-terima 8 Mahasiswa PPL kepada Kepala Sekolah di SMAN 1 Godean.

Data mengenai

karakteristik kelas dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru.

Data mengenai

karakteristik kelas dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru.

Format RPP terbaru standar ISO SMA N 1

Format RPP mengalami sedikit perubahan dengan

(38)

2. Selasa, 11/8/2015 Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 3

Pembuatan RPP

Piket Harian di Ruang Piket

Data mengenai

karakteristik kelas dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru.

Membuat RPP sesuai hasil konsultasi dengan guru pembimbing

Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu

Belum mengetahui prosedur piket harian dan belum hafal pembagian kelas

Dengan Menanyakan kepada guru terkait

3. Rabu, 12/8/2015 Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 4

Pembuatan Media Pembelajaran

Data mengenai

karakteristik kelas dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru.

Membuat media

pembelajaran berupa PPT, Video, Gambar, Peta dll 4. Kamis. 13/8/2015 Observasi Pembelajaran Sejarah

di Kelas X IIS 2

Data mengenai

(39)

5. Jumat,14/8/2015 Pembuatan Media Pembelajaran Membuat media

pembelajaran berupa PPT, Video, Gambar, Peta dll 6. Sabtu, 15/8/2015 Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa,

Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu

7. Senin, 17/8/2015 Upacara HUT RI di Lapangan Godean

8. Selasa, 18/8/2015 Piket Harian di Ruang Piket

Mengajar kelas X MIPA 3 (Team Teaching)

Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu.

Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL Rosita Nur Anarti, Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Mengenal Manusia Purba

9. Rabu, 19/8/2015 Mengajar kelas X MIPA 4 (Team Teaching)

(40)

yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Mengenal Manusia Purba

10. Kamis. 20/8/2015 Mengajar kelas X IIS 2 (Team Teaching)

Mengajar kelas X MIPA 1 (Team Teaching)

Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL Rosita Nur Anarti, Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Mengenal Manusia Purba

Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL Rosita Nur Anarti, Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Mengenal Manusia Purba

11. Jumat,21/8/2015 Mengajar kelas X IIS 2 (Team Teaching)

(41)

yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Mengenal Manusia Purba

12. Sabtu, 22/8/2015 Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu

13. Senin, 24/8/2015 Mengajar kelas X IIS 1 Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Mengenal Manusia Purba

14. Selasa, 25/8/2015 Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu

15 Rabu, 26/8/2015 Mengajar kelas X MIPA 4 Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

(42)

metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

17 Jumat,28/8/2015 Mengajar kelas X IIS 2 Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

18 Sabtu, 29/8/2015 Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu

19 Senin, 31/8/2015 Mengajar kelas X IIS 1 Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

(43)

keluar, serta menerima tamu

21 Rabu, 2/9/2015 Ulangan Harian

& Mengajar kelas X MIPA 4

Kegiatan Ulangan harian di lanjutkan Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Corak Kehidupan Masyarakat Pra-aksara

22 Kamis, 3/9/2015 Ulangan Harian

& Mengajar kelas X IIS 2

Kegiatan Ulangan harian di lanjutkan Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Corak Kehidupan Masyarakat Pra-aksara

23 Jumat,4/9/2015 Mengajar kelas X IIS 2 Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

(44)

keluar, serta menerima tamu

25 Senin, 7/9/2015 Ulangan Harian

& Mengajar kelas X IIS 1

Kegiatan Ulangan harian di lanjutkan Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Corak Kehidupan Masyarakat Pra-aksara

26 Selasa, 8/9/2015 Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu

27 Rabu, 9/9/2015 Jalan Sehat dalam Rangka HAORNAS

Penyusunan Laporan PPL

Jalan Sehat dalam Rangka Hari Olah Raga Nasional dengan rute kurang lebih 4 KM di Sekitar Lingkungan SMA N 1 Godean

Tahap Penyusunan

Laporan baru mencapai 30 %

Belum terlengkapinya kelengkapan administrasi

Menyelesaikan

(45)

Penyusunan Laporan PPL

RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Hasil Kebudayan Masyarakat Pra-aksara

Tahap Penyusunan

Laporan baru mencapai 70 %

29 Jumat,11/9/2015 Mengajar kelas X IIS 2

Penyusunan Laporan PPL

Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.

Materi yang di ajarkan adalah tentang Hasil Kebudayan Masyarakat Pra-aksara

Tahap Penyusunan Laporan baru mencapai 100 %

30 Sabtu, 12/9/2015 Penarikan PPL Dihadiri DPL di ruang

(46)

Mengetahui :

Dosen Pembimbing Lapangan

M. Nurrokhman,M.Pd. NIP. 19660822 199203 1 00 2

Guru pembimbing

Dra. Modesta Noritriharsi.

NIP 19680318 200501 2 009

Mahasiswa

(47)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : X

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber Belajar 1.1 Menghayati keteladanan

para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.

1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan

(48)

Islam

2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya

2.3 Berlaku jujur dan

bertanggungjawab dalam ruang dan waktu dalam sejarah waktu dalam sejarah

Cara Berfikir

 Membaca buku teks tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.

Menanya:

 Menanya dalam kegiatan diskusi untuk mendapatkan pendalaman pengertian tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang dan waktu dalam

sejarah.

Mengeksplorasi:

 Mengumpulkan informasi terkait dengan

(49)

Mengasosiasi:

 Menganalisis hasil informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet untuk mendapatkan kesimpulan tentang cara berfikir kronologis dan sinkronik serta keterkaitan antara cara berfikir kronologis, sinkronik dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.

Mengomunikasikan:

 Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan tentang cara berfikir kronologis dan sinkronik serta

keterkaitannya dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.

menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. 3.2 Memahami corak

kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

3.3 Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)

3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di

Indonesia Zaman

 Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar tentang aktivitas kehidupan masyarakat zaman praaksara, peta persebaran asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan peninggalan hasil kebudayaan pada zaman praaksara.

Menanya:

 Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang

kehidupan masyarakat zaman praaksara, persebaran asal-usul nenek moyang

(50)

dalam bentuk tulisan.

4.3 Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis.

Indonesia zaman praaksara melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-sumber praaksara yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat.

Mengasosiasi:

 Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara.

Mengomunikasikan:

 Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan tentang kehidupan di Indonesia pada zaman praaksara.

kehidupan zaman

3.5Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan

Hindu-Buddha di Indonesia.

3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa

Indonesia Zaman

 Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.

Menanya:

 Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang

(51)

masyarakat Indonesia berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

hasil-hasil

pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat

Mengasosiasi:

 Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.

Mengomunikasikan:

 Menyajikan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.

mengumpulkan, dan karya peserta didik berkaitan dengan materi menganalisis tentang kehidupan masyarakat teori tentang proses masuk dan

 Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar peninggalan zaman

perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di

(52)

kebudayaan pada masa mengenai proses masuk dan perkembangan Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa

Indonesia pada masa kini

Indonesia

 Mengumpulkaninformasi terkait dengan pertanyaan dan materi tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat.

Mengasosiasi:

 Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk

mendapatkan kesimpulan tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

Mengomunikasikan:

 Melaporkan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam.

(53)
(54)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Godean

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas/Program : X / IPS 1, IPS 2, IPA 4 Semester : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A.KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 3. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang

ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 4. Berlaku Jujur bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah.

5. Memahami corak kehidupan masyarakat praaksara.

6. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.

C.INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

2. Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik.

(55)

ditemukan berada di Pulau Jawa. Meskipun di daerah lain tentu juga ada, tetapi para peneliti belum berhasil menemukan tinggalan tersebut atau masih sedikit yang berhasil ditemukan, misalnya di Flores. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa penemuan penting fosil manusia di beberapa tempat.

a. Sangiran

Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan bentangan luas perbukitan tandus yang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Di dalam buku Harry Widianto dan Truman Simanjuntak, Sangiran Menjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di Asia. Lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Situs Sangiran itu mempunyai luas delapan kilometer pada arah utara-selatan dan tujuh kilometer arah timur-barat. Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak. Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran berupa endapan lempung hitam dan pasir fluvio-volkanik, tanahnya tidak subur dan terkesan gersang pada musim kemarau.

Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan Schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Eugene Dubois juga pernah datang ke Sangiran, akan tetapi ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectussecara sporadis dan berkesinambungan. Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia modern.

(56)

telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.

Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke belakang. Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera (600 cc) dan otak manusia modern (1.200-1.400 cc). Tulang kening sangat menonjol dan di bagian belakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum berkembang. Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk yang meruncing yang diduga pemiliknya merupakan perempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antar tulang kepala, ditafsirkan individu ini telah mencapai usia dewasa. Selain tempat-tempat di atas, peninggalan manusia purba tipe ini juga ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur; Ngandong, Blora, Jawa Tengah; Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah.

c. Ngandong, Blora Jawa Tengah

Fosil Homo Erectus juga ditemukan di Ngandong. Tengkorak homo erectus Ngandong berukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc. Hal tersebut menunjukkan bahwa Homo Erectus Ngandong lebih maju bila di bandingkan dengan Homo erectus yang ada di Sangiran. Diperkirakan manusia ngandong berumur antara 300.000-100.000 tahun lalu. Berdasarkan Kajian Pusat Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi Nasional, di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora terdapat 16 teras endapan yang membentang di kecamatan kradenan. Kedungtuban dan Cepu. Salah satunya adalah Teras Ngandong. Sejak tahun 1931, daerah ngandong menjadi pusat penelitian arkeologi yang di rintis oleh tim survei geologi Belanda (Teer Haar, Oppernoorth, dan Von Koenigswald). Tim tersebut menemukan 11 tengkorak dan 2 tibia atau tulang kering. Pada tahun 1977, Sejumlah arkeolog melakukan penelitian di daerah blora bagian selatan. Para arkeolog tersebut menemukan fosil-fosil binatang purba yang mirip dengan fosil yang ditemukan di situs sangiran, seperti fosil gajah, rusa, kura-kura, dan kerbau. Selain di sangiran, Trinil dan Ngandong peninggalan manusia purba juga di temukan di perning, Mojokerto, Jawa Timur, dan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah

2. Jenis-jenis Manusia Praaksara a. Meganthropus

(57)

tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun Homo erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman Pleistosen Tengah.

c. Homo

Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawan-kawan dan menyimpulkan sebagai jenis Homo. Ciri-ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipun tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempat penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan.

Homo sapiens artinya ‘manusia sempurna’ baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang-kadang Homo sapiens juga diartikan dengan

‘manusia bijak’ karena telah lebih maju dalam berfikir dan menyiasati

tantangan alam. Bagaimanakah mereka muncul ke bumi pertama kali dan kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia hingga saat ini? Para ahli paleoanthropologi dapat melukiskan perbedaan morfologis antara Homo sapiens dengan pendahulunya, Homo erectus. Rangka Homo sapiens kurang kekar posturnya dibandingkan Homo erectus. Salah satu alasannya karena tulang belulangnya tidak setebal dan sekompak Homo erectus

Hal ini mengindikasikan bahwa secara fisik Homo sapiens jauh lebih lemah dibanding sang pendahulu tersebut. Di lain pihak, ciri-ciri morfologis maupun biometriks Homo sapiens menunjukkan karakter yang lebih berevolusi dan lebih modern dibandingkan dengan Homo erectus. Sebagai misal, karakter evolutif yang paling signifikan adalah bertambahnya kapasitas otak. Homo sapiens mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar (rata-rata 1.400 cc), dengan atap tengkorak yang jauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo erectus yang mempunyai tengkorak panjang dan rendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc. Segi-segi morfologis dan tingkatan kepurbaannya menunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata antara kedua spesies dalam genus Homo tersebut. Homo sapiens akhirnya tampil sebagai spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya, dan dengan cepat menghuni berbagai permukaan dunia ini.

Beberapa spesimen (penggolongan) manusia Homo sapiens dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Manusia Wajak

(58)

manusia ditemukan di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia. Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Bua bila diartikan secara harfiah depannya. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia modern awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di Kepulauan Indonesia.

Manusia Liang Bua ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada bulan September 2003 lalu. Temuan itu dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama Homo floresiensis, sesuai dengan tempat ditemukannya fosil manusia Liang Bua.

Pada tahun 1950-an, Th. Verhoeven lebih dahulu menemukan beberapa fragmen tulang manusia di Liang Bua. Saat itu ia menemukan tulang iga yang berasosiasi dengan berbagai alat serpih dan gerabah. Tahun 1965, ditemukan tujuh buah rangka manusia beserta beberapa bekal kubur yang antara lain berupa beliung dan barang-barang gerabah.

Diperkirakan Liang Bua merupakan sebuah situs neolitik dan paleometalik. Manusia Liang Bua mempunyai ciri tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc. Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus(1.000 cc), manusia modern Homo sapiens (1.400 cc), dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse (450 cc).

E.KEGIATAN PEMBELAJARAN

 Peserta didik dan guru berdoa  Guru mempresensi peserta

didik

 Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai

(59)

Memuat kegiatan

 Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk duduk menurut kelompoknya.  Peserta didik duduk secara

berkelompok

 Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok Mengamati

Peserta didik menyiapkan buku, mencari materi dan melakukan pengamatan terhadap peta-peta yang terkait serta browsing di internet

Menanya

Siswa ditugaskan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi mengenal manusia Praaksara.

Mengumpulkan informasi/mencoba

Setiap siswa diminta berpartisipasi aktif dalam memecahkan pertanyaan-pertanyaan tentang mengenal manusia praaksara.

Menalar/Mengasosiasikan

Setiap siswa mencatat hasil diskusi dengan kelompoknya tentang mengenal manusia praaksara.  Mengomunikasikan

 Masing-masing kelompok menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas dan kelompok lain menanggapi menyimpulkan materi tentang mengenal manusia praaksara

(60)

 Peserta didik diberi informasi mengenai materi yang akan dibahas minggu berikutnya

F. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat / Media Pembelajaran

a. Laptop dan LCD

b. Gambar fosil manusia purba, ilustrasi manusia purba, komplek Situs Sangiran.

c. Powerpoint Presentation (PPt) 2. Sumber Belajar

a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Sejarah Indonesia Kelas X. Kemdikbud: Jakarta.

b. Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka.

c. R. Soekmono. 1992. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid I.

Yogyakarta: Kanisius.

G.PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

- Teknik penilaian : tes dan non tes

- Bentuk Tes : uraian dan unjuk kerja - Instrumen :

Tes uraian:

1. Jelaskan Situs-situs Peninggalan Manusia Praaksara! 2. Jelaskan tentang jenis-jenis manusia Praaksara!

KUNCI JAWABAN:

1. a. Sangiran terletak di perbatasan Sragen dan Karanganyar. Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting. Sangiran ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung. Situs Sangiran menjadi terkenal dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus. Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO.

(61)

2. Meganthropus, Pithecanthropus, Homo

a. Meganthrophus

Penelitian manusia ini dilakukan oleh von Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Jenis manusia ini dinamai dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap.

b. Pithecanthrophus

Penelitian manusia ini dilakukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis

c. Homo

Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois menyimpulkan sebagai jenis Homo. Ciri-ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipun tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempat penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan. Penggolongan dari manusia Homo ini antara lain adalah manusia wajak dan manusia liang bua.

Pedoman penskoran

Nomor soal skor

1 50

2 50

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100 Skor Maksimal (100)

Kriteria penilaian

100 : sempurna

93-99 : amat baik

84-92 : baik

75-83 : cukup

Di bawah 75 : kurang

PENUGASAN :

(62)

Mengetahui Mahasiswa PPL

Guru Mata Pelajaran,

Dra.Modesta Noritriharsi Pujiono

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kegiatan KKN UNY di SMA Negeri 1 Godean
gambar  tentang aktivitas kehidupan masyarakat zaman praaksara, peta persebaran asal-usul nenek moyang
gambar tentang  Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.
gambar peninggalan  zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
+3

Referensi

Dokumen terkait

dibuat pada hari dan tanggal diatas, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

bahwa tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan memperoleh keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), tetapi memperoleh keuntungan bersama yang terampil

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No.16 Tahun 2003, Tentang Pengamanan Pasir, Kerikil dan. Batu di Lingkungan Sungai

[r]

ANALISIS TERHADAP WAKTU KERJA BAGI PEKERJA MINIMARKET CIRCLE K BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 DI KOTA YOGYAKARTA..

Small Island with continent resource limitation is one side and large potency of marine resource in other side confronted to continuous development efforts.. Compensating effort

Having determined the appropriated hot-spot temperature for a given class of insulations, and from that the surface temperature , the permissible temperature rise

Penelitian dengan judul Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Dalam Membangun Kepuasan Anggota Pada KP-RI Bina Karya Kecamatan Gambiran Banyuwangi oleh Fendy Zufichar Surya ;