• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MARKETING PRODUK SAYUR ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO : UPAYA MENEMBUS PASAR SUPERMARKET BESAR DITINJAU DARI TEORI MANAJEMEN PEMASARAN PHILIP KOTLER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI MARKETING PRODUK SAYUR ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO : UPAYA MENEMBUS PASAR SUPERMARKET BESAR DITINJAU DARI TEORI MANAJEMEN PEMASARAN PHILIP KOTLER."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI MARKETING PRODUK SAYUR ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO (UPAYA MENEMBUS PASAR SUPERMARKET BESAR DITINJAU DARI

TEORI MANAJEMEN PEMASARAN PHILIP KOTLER)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Islam (S.Sos.I)

Oleh : Dayan Setiawan NIM: B74212065

PROGAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Dayan Setiawan, 2016. Strategi Marketing Produk Sayur Organik Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto (Upaya Menembus Pasar Supermarket Besar Ditinjau Dari Teori Manajemen Pemasaran Philip Kotler).

Fokus masalah yang diteliti adalah Bagaimana strategi marketing yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dalam memasarkan produk sayuran organic sampai ke supermarket besar ?

Untuk menjawab permasalahan tersebut, metode yang digunakan adalah metode Penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena bias mendapatkan data yang lebih mendalam, terpercaya, dan bermakna, sehingga peneliti bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dalam upaya memasarkan produk sayuran organik agar mampu menembus pasar supermarket besar atau pasar modern maka pondok pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto menggunakan strategi diantaranya analisa pesaing, analisa bahan baku yang mendukung pembuatan produk, analisa pelanggan. Setelah menganalisa selanjutnya Pondok Pesantren Riyadlul Jannah melakukan perencanaan, adapun perencanaan yang dilakukan antara lain memasarkan ke pasar supermarket besar, kemudian mengupayakan agar mendapat kepercayaan dari pihak supermarket bahwa produk sayur organik yang diproduksi mempunyai kualitas yang baik. Selanjutnya setelah melakukan perencanaan maka selanjutnya melakukan pelaksanaan. Yang paling utama dilakukan oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah yaitu mendaftarkan produk sayuran organik secara legal guna mendapatkan lisensi

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTESTISITAS SKRIPSI .. v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I : PENDAHULUN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II : STRATEGI MARKETING MENEMBUS PASAR MODERN ...12

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...12

B. Manajemen Pemasaran Dalam Teori Philip Kotler ...16

1. Analisa ... 17

2. Perencanaan ... 19

(8)

4. Pengendalian...21

5. Marketing Dalam Islam ... 22

C. Menembus Pasar Menurut Philip Kotler ...26

BAB III : METODE PENELITIAN ... 28

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Teknik Validitas Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 36

G. Tahap-tahap Penelitian ... 37

BAB IV: STRATEGI MARKETING PRODUK SAYURAN ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO DI TINJAU DARI TEORI PHILIP KOTLER ....43

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ...43

1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...43

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...45

3. Struktur Organisasi di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...45

(9)

5. Bentuk Program Kerja Extern ...50

6. Pengembangan Program Kerja Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...51

7. Pelaksanaan Program Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...52

8. Organisasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto.53 9. Sejarah Sayuran Organik Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...54

10. Visi dan Misi Sayuran Organik Green Leaf Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...55

11. Struktur Organisasi Green Leaf Yang Ada Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...56

B. Upaya Menembus Pasar ... 57

1. Melihat Peluang Usaha ...58

2. Menetapkan Target Penjualan ...58

3. Pelaksanaan Kegiatan Pemasaran ...60

4. Proses Mengontrol Pemasaran ...61

C. Strategi Marketing Dalam Tinjauan Teori Philip Kotler ...63

BAB V : PENUTUP ...81

A. Temuan ...81

B. Saran dan Rekomendasi ...82

C. Keterbatasan Penelitian ...83

(10)

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33

Tabel 4.1 Personil Green Leaf di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia pasti tidak terlepas dari kegiatan bisnis.

Bisnis merupakan bagian aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, tidaklah mungkin dalam komunitas manusia lepas dari aktivitas

bisnis ini dimanapun dan kapanpun saja.1 Keterlibatan muslim dalam bisnis bukan merupakan suatu hal yang baru. Namun sudah berlangsung

sejak empat belas abad yang lalu. Hal tersebut tidaklah mengejutkan

karena islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegitan bisnis, dan

anjuran tersebut juga terdapat dalam Al-Qur’an.2

Oleh karena itu dalam perubahan yang sekarang, pondok pesantren

bukan lagi menjadi tempat untuk mendalami ilmu agama islam. Akan

tetapi santri juga diajarkan untuk mandiri salah satunya dengan

membangun pondok pesantren entrepreneur. Demikian juga dengan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, sebagai salahsatu Pondok Pesantren

yang ada di Mojokerto, Pondok ini mengembangkanpendidikan yang

berbasis entrepreneurship pada santri yang ada di pondok itu. Seperti

setiap santri di kasih wawasan dengan cara dilibatkan langsung denganapa

yang di kelola oleh pondok pesantren tersebut. Misalnya, dalam

pengelolaan Rijan (Riyadlul Jannah)Swalayan, Green Leaf (Budi daya

1 Muhammad Djakfar. 2009. Hukum Bisnis. UIN-Malang Press (Anggota IKAPI). Malang. Hal 33

2

(13)

2

Sayur dan PadiOrganik), Restaurant, Perikanan, Peternakan, dan

Pertukangan.3

Salah satu bisnis yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren

Riyadlul Jannah adalah produk sayuran organik. Kegiatan bisnis ini adalah

sebagai pendukung kegiatan sosial. Sayur-mayur seperti bayam dan sawi

tumbuh dengan suburnya di beberapa green house yang berada di belakang pondok. Panen sayur-mayur bisa dilakukan tiap hari karena

rentang waktu menanam hingga panen yang pendek.4 Sayuran organik didapatkan dengan cara menggunakan sistem pertanian yang tidak

mempergunakan bahan kimia tetapi menggunakan bahan organik yang

bertema akrab dengan lingkungan dengan cara memupuk dengan kompos,

pupuk kandang, quano, pupuk hijau, limbah-limbah pabrik sawit, rumah

tangga, ternak. Untuk memberantas hama dan penyakit dengan pestisida

alami seperti daun tembakau, daun mimba, brotowali, gadung, mengkudu,

mahoni, tuba, daun pepaya, sirsak, srikaya dan jarak.

Sebagaimana jenis tanaman hortikultura, kebanyakan tanaman

sayuran mempunyai nilai komersial cukup tinggi. Sebab tanaman sayuran

merupakan produk pertanian yang senantiasa dikonsumsi setiap saat.

Produk organik telah mendominasi pasar di sebagian besar negara

3

Inayatul Khusnah, 2011. ”Pesantren Dan Entrepreneurship (Upaya Pesantren Riyadlul Jannah

Pacet Mojokerto Dalam Pembentukan Jiwa Entrepreneurship Santrinya) . “kripsi, Jurusan

Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hal 7

4Syam NR, 2012, Pesona Pemandangan Bak Pertaaman Surga, diakses pada tanggal 14 maret

(14)

3

berkembang dengan saling menguntungkan produsen dan konsumen.5 Dengan melihat kebutuhan terhadap sayuran yang kontiniu maka nilai

pasar tanaman ini cukup baik. Kecenderungan produksinya dari tahun ke

tahun meningkat, jarang mengalami penurunan yang berarti. Bahkan

akhir-akhir ini ada kecenderungan di masyarakat untuk mengurangi

konsumsi makanan yang berlemak tinggi, terutama dari bahan hewani

beralih ke bahan nabati yang disebut vegetarian. Di masyarakat modern ini

pola hidup sehat menjadi salah satu ukuran standar kualitas. Bukan

sekadar menyeimbangkan antara kesibukan dan olah raga. Tetapi, pola

hidup sehat bisa dimulai dari konsumsi makanan. Semakin jauh makanan

itu dari kandungan obat-obatan kimia atau pestisida, kemungkinan untuk

meningkatkan standar hidup sehat kian terbuka lebar.6 Maka dari itu banyak masyarakat yang memilih untuk mengkonsumsi sayuran organik.

Rata-rata sayur-mayur seperti bayam dan sawi memakan waktu 7

hari atau selama satu minggu. Sehingga, jika mempunyai green house

sebanyak 7 buah, otomatis akan tanam dan sekaligus panen tiap hari.

Keadaan alam pegunungan memang sangat cocok untuk pengembangan

perkebunan semacam ini. Dikawasan lereng belakang gedung ponpes yang

berdiri pada tahun 1990 ini, beberapa green house yang terbuat dari bambu

beratap plastik dan dilengkapi dengan air yang memancar lewat

selang-selang ini berdiri berjejer. Di pintu masukya diberi nomor yang

5

Musa Hubeis, Hardiana Widyastuti, Nur Hadi Wijaya. 4. Prospek Cerah Produksi Sayuran

Organik Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Petani .Risalah Kebijakan Pertanian Ddan Lingkungan.

Vol 1, No. 2, Hal. 111.

6Neny Theresia Hasiuan.2008.Analisis Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan

(15)

4

menunjukkan kapan menanam. Sehingga dapat diperkirakan kapan

sayurakan dipanen. Tiap harinya sayur-mayur yang sudah dipanen akan

dipress rapi dalam plastik. Petugas dari beberapa swalayan siap

menjemput.7

Adapun sistem pertanian yang dikembangkan di pesantren ini

bersifat organik, yaitu sayuran yang bebas akan pestisida. Adapun jumlah

green house ada 25 rumah masing dibangun dalam ukuran 5 x 8 m, 5 x 10

m dan 5 x 15 m. Agar pihak pondok dapat memenuhi permintaan rutin,

pengembangan sayuran di tiap-tiap green house dilakukan secara bergilir

dengan selisih 2 hari. Artinya, tidak semua jenis sayur ditanam serentak,

melainkan secara bergantian supaya tiap 2 hari bisa dilakukan pemanenan.

Adapun sayuran yang di tanam meliputi kangkung, bayam merah, bayam

hijau, pakcoy dan sawi. Ponpes Riyadlul Jannah mampu mengirim sayur

organik beberapa jenis ke supermarket sebanyak 200 bungkus tiap 2 hari

sekali. Sementara tiap-tiap jenis sayuran, dipanen ketika umur 20 hari.

Harga 1 bungkus sayuran dibanderol Rp 2400oleh pihak supermarket.

Sementara 1 bungkus sayuran hanya berkapasitas 250 gram saja tandas

ustadzd yusuf. Para santri yang mempunyai minat dalam bidang pertanian

diajari bagaimana cara menanam tanaman organik, merawat serta

memanen hasil itu. Santri dilibatkan secara langsung dalam setiap proses

ini sehingga buktinyata kerja keras para santri ini adalah dengan masuknya

7Syam NR, 2012, Pesona Pemandangan Bak Pertaaman Surga, diakses pada tanggal 14 maret

(16)

5

sayuran organik ini ke supermarket–supermarket di seluruh Surabaya dan

Sidoarjo dengan merk produk Green Leaf.8

Namum dalam menjalankan bisnis pasti di butuhkan strategi

khusus untuk memasarkannya. Tingkat persaingan dalam dunia bisnis

menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mengunggulkan segala

kemampuannya dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan.

Setiap kegiatan tersebut memerlukan sebuah konsep pemasaran yang

mendasar agar efektif dan efisien sesuai dengan orientasi perusahaan

terhadap pasar.9

Baik pasar lokal maupun pasar ekspor, produsen dihadapkan pada

persaingan yang ketat. Alat persaingan yang digunakan para pemain

disuatu pasar adalah pemilihan strategi yang tepat. Dalam kondisi

demikian, dituntut kemampuan adaptasi yang tinggi agar organisasi atau

perusahaan tetap bertahan dan mampu memenangkan persaingan. Oleh

karena itu, organisasi harus memiliki strategi marketing yang tepat dalam

merespons perubahan lingkungan dan kondisi kompetisi yang ketat.10

8

Inayatul Khusnah, 2011. Pesantren Dan Entrepreneurship (Upaya Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto Dalam Pembentukan Jiwa Entrepreneurship Santrinya). Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel. Surabaya. Hal 106-107

9

Buchari Alma dan Donni Juni Priansa. 2009.Manajemen Bisnis Syariah. CV. ALFABETA. Bandung. Hal 257

(17)

6

B. Rumusan Masalah

Pondok Pesantren Riyadlul Jannah mempunyai kegiatan bisnis

yang bergerak di bidang pertanian yang memproduksi sayur-sayuran,

sampai sekarang sayuran organik ini mampu menembus supermarket

besar. Oleh karena itu penulis ingin memfokuskan penelitian pada

rumusan masalah bagaimana strategi marketing yang dilakukan oleh

Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dalam memasarkan produk sayuran

organik sampai ke supermarket besar?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka peneliti bisa mengkatagorikan

tujuan dari penelitian untuk menggambarkan strategi marketing yang

dilakukan oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dalam upaya menembus

pasar supermarket besar.

D. Manfaat Penelitian

Selain tujuan diatas, Peneliti juga mengharapkan Penelitian ini

memiliki Kegunaan, diantaranya:

1. Secara Teoritik

Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan disiplin ilmu sosial

dan politik. Dan sebagai tambahan wacana bagi kalangan akademisi

mengenai ilmu manajemen pemasaran. Khususnya bagi kalangan

akademisi yang berkonsentrasi pada strategi marketing.

(18)

7

Dari segi praktis, diharapkan Penelitian ini menjadi tambahan

informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan data mengenai manajemen

khususnya di bagian marketing. Dan juga sebagai barometer untuk

memberi gambaran kepada masyarakat, khususnya para akademisi ilmu

manajemen tentang penerapan strategi marketing dalam memasarkan

sebuah produk.

E. Definisi Konsep

Untuk memperoleh gambaran yang lebih mudah, jelas singkat dan

mudah dimengerti mengenai judul proposal ini, maka penulis perlu

menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul tersebut sebagai

berikut:

1. Strategi Marketing

Dalam konteks strategi pemasaran hingga saat ini belum dicapai

konsensus mengenai definisi dan lingkup strategi pemasaran secara

komprehensif. Bennet mendefinisikan sebagai pernyataan mengenai bagaimana sebuah merek atau lini produk mencapai tujuannya. Tull

dan Kahle merumuskannya sebagai alat fundamental yang

direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan

untuk melayani pasar sasaran bersangkutan. Strategi pemasaran juga

dipandang sebagai rencana untuk memaksimumkan peluang meraih

(19)

8

dikendalikan perusahaan, seperti desain produk, periklanan,

pengendalian biaya, dan pengetahuan pasar.11 2. Sayuran

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang murah serta

berfungsi sebagai pengatur metabolisme dalam tubuh sehingga dapat

meningkatkan tingkat kecerdasan dan ketahanan tubuh terhadap

serangan penyakit serta kanker dan influenza, sayuran juga

mengandung serat yang berguna untuk membantu proses pencernaan

sehingga dapat mencegah kanker usus.12 Sayuran merupakan bentuk turunan dari kata "sayur", komponen pendamping nasi (atau pangan

pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak kental. "Sayuran" adalah

segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk jamur) yang ikut

dimasak bersama sayur tersebut; dengan pengungkapan lain: segala

sesuatu yang dapat atau layak disayur. Apabila dimakan secara segar

bagian tumbuhan itu biasanya disebut lalapan. Istilah "sayuran" tidak

bersifat ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari

tumbuhan, terutama daun (juga beserta tangkainya). Beberapa sayuran

adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah, seperti wortel, kentang,

dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif,

seperti bunga (misalnya kecombrang dan turi), buah (misalnya terong

dan kapri), dan biji (misalnya buncis dan kacang merah).Bagian

11

Fandy Tjiptono,2015. Strategi Pemasaran. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Hal 17 12Neny Therisia Hasibuan. 8.

(20)

9

tumbuhan lainnya yang juga dianggap sayuran adalah tongkol jagung.

Meskipun bukan tumbuhan, bagian jamur yang dapat dimakan juga

digolongkan sebagai sayuran. Walaupun berkadar air tinggi,

buah-buahan tidak dianggap sayur-sayuran karena biasanya dikonsumsi

karena rasanya yang manisdan tidak cocok untuk disayur. Beberapa

sayuran dapat pula menjadi bagian dari sumber pengobatan, bumbu

masak, atau rempah-rempah.13 3. Organik

organik sendiri dikategorikan menjadi dua:

a. Organik adalah segala sesuatu yang berasal dari unsur makhluk

hidup entah itu hewan atau tumbuhan dimana dampaknya pasti

berhubungan juga dengan organisme hidup.

b. Organik yang kedua menjadi istilah yang digunakan untuk

menyebut pegawai atau bagian dari sebuah instansi khususnya

instansi pemerintah, dimana yang dimaksud pegawai disini

adalah pegawai tetap.

Jika berkaitan dengan kesehatan dan makanan maka pengertian yang

pas adalah pengertian yang pertama. Yaitu bahan makanan yang cara

pengolahan maupun bahannya semuanya berasal dari makhluk hidup

tanpa ada campuran bahan kimia sama sekali. Sehingga kita

akanmenemukan hubungannya bukan mengapa bahan organik bisa

membantu kita untuk terhindar dari penyakit. Karena tanpa disadari

13Hendoko Retno Putro, 2008, Pengertian Sayuran, diakses pada tanggal 29 Maret 2016 dari

(21)

10

sebenarnya, bahan kimia lah yang menjadi penyebab berbagai penyakit

ini, khususnya adalah kanker yang saat ini menjadi musuh terbesar

umat manusia di dunia.14

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka

berfikir dalam penulisan skripsi. Untuk lebih mudah memahami penulisan

skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, sebagai berikut:

Bab I menjelaskan tentang pendahuluan, yang meliputi latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

konseptual dan sistematika pembahasan.

Bab II menjelaskan tentang tentang kajian teoritik dan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti. Bab ini menjelaskan tentang teori dan

kepustakaan dari judul penelitian, langkah yang diambil dalam

penyelesaian bab iniadalah mencocokkan beberapa literatur yang ada, baik

dari buku, skripsi, maupun jurnal yang sesuai dengan judul penelitian.

Bab III menjelaskan tentang metode penelitian yang dipergunakan

peneliti untuk mencocokkan data atau informasi yang telah

didapat.Sehingga mempermudah peneliti dalam menyusun skripsi dengan

persetujuan dosen pembimbing.

Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian, dimana hasil penelitia

ini adalah yang terpenting dalam penulisan skripsi.

14Mas Joko, 2015, Pengertian Dan Definisi Bahan Organik, Diakses pada tanggal 29 maret 2016

(22)

11

Bab V menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari

(23)

12

BAB II

STRATEGI MARKETING MENEMBUS PASAR MODERN A. Penelitian Terdahulu

Dalam proses penulusuran karya-karya ilmiah yang sama atau

mirip dengan penyusunan karya ilmiah ini, maka penulis menelusuri untuk

mencari beberapa kerangka karya ilmiah diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu

No Judul Obyek Penelitian Hasil

1. Penyusunan Strategi Pemasaran

Berdasarkan Prilaku Konsumen Dalam Pembelian Sayuran Segar (Studi Kasus: Proyek Penelitian Eco Urban Farming ITS Surabaya). Penetian oleh Hanifah Kurniasari dan Ahmad Rusdiansyah. 2014 Strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dalam pembelian sayuran segar.

Produsen akan memilih kesegaran produk, manfaat produk bagi kesehatan, jaminan kualitas, kebersihan produk, pelayanan yang ramah, tersedia beragam jenis produk, lokasi tempat belanja mudah diakses, ketersediaan jenis produk yang diinginkan, menawarkan harga khusus atau potongan harga, harga produk sesuai kualitas produk dan dapat memilih sendiri produk yang diinginkan.

2 Analisa

Keberlanjutan Praktik Pertanian Organik di Kalangan Petani (Kasus: Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah). UGM. Penelitian oleh Aero Widiarta. 2011 Analisis Keberlanjutan Praktik Pertanian Organik Di Kalangan Petani

Analisis pengaruh praktik pertanian organik terhadap kerberlanjutan ekonomi petani secara statistik melalui uji Paired Samples T-test dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dilakukan untuk memperkuat analisis finansial usahatani. Berdasarkan perhitungan statistik, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang berarti, praktik pertanian organik berpengaruh secara signifikan terhadap keberlanjutan ekonomi petani.

3 Analisis Strategi Usaha Sayuran Organik di PT Anugerah Bumi Persada “RR Organik Farm”, Kabupaten Cianjur. IPB. Penelitian oleh Santi Rosita. 2008

Analisis Strategi Usaha Sayuran Organik

(24)

13

iklim dan gejala alam. 4 Strategi

Pengembangan Pertanian Organik Sayuran di Kelurahan Kakaskasen Dua Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Penelitian oleh Juwit Walewangko. 2015

Strategi Pengembangan Pertanian Organik Sayuran

mempunyai kerjasama dengan Dinas Pertanian, Lurah, dan BP3K, sarana produksi organik tersedia dan Kelemahan yaitu petani masih menggunakan bahan kimia sekitar 10% di dalam tanah, produk organik belum memiliki label sehingga harganya sama dengan an-organik

5 Strategi Pemasaran Sayuran Prusahaan Pacet Segar Cianjur. Penelitian oleh Yeni Kusumawaty dan Tengku Harunur Rasyid Strategi Pemasaran Sayuran

Perusahaan Pacet Segar menerapkan strategi pemasaran walaupun belum optimal. Segmen pasar ditetapkan berdasarkan geografis dan pendekatan pembelian dengan target pasarswalayan, restoran, dan pedagang sayur di Jakarta dan Jawa Barat

Kekuatan perusahaan antara lain budidaya bebas pestisida, pengalaman dalam bisnis sayur, sebagian besar milik sendiri, kualitas baik, citra perusahaan baik,dan lokasi strategis. Kelemahan mencakup ketergantungan pada satu kelompok pelanggan.

Alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT adalah, pengembangan pasar, integrasi horizontal, peningkatan kapasitas, diversifikasi produk, mencari permoalan lain, peningkatan SDM, peningkatan teknologi, peningkatan promosi.

Kesimpulan: Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan perbedaan atara penelitian

yang saat ini peneliti lakukan:

1. Penelitian pertama, Penelitian ini membahas mengenai Strategi

pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dalam pembelian sayuran

segar. Persamaan dengan penelitian yang saat ini peneliti lakukan

adalah: sama-sama membahas mengenai strategi pemasaran.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian kali ini adalah: peneliti

pertama lebih memfokuskan pada perilaku konsumen, sedangkan

penelitian kali ini lebih memfokuskan pada upaya menembus

(25)

14

2. Penelitian Kedua, penelitian ini membahas mengenai Analisis

Keberlanjutan Praktik Pertanian Organik Di Kalangan Petani. Dimana

penelitian ini mendapatkan data mengenai Pengaruh praktik pertanian

organik terhadap keberlanjutan ekonomi petani dapat diketahui

melalui analisis perbandingan tingkat input dan output serta finansial

antara usahatani organik dan konvensional serta penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan dengan penelitian yang

peneliti lakukan saat ini adalah, membahas mengenai cara

memasarkan produk sayuran organik dan penelitian kaliini

menggunakan metode kualitatif.

3. Penelitian ketiga, penelitian ini membahas mengenai Analisis Strategi

Usaha Sayuran Organik. Dimana penelitian ini mendapatkan data

mengenai kekuatan utama perusahaan adalah ramah lingkungan

sedangkan kelemahan utama adalah volume produksi yang masih

rendah. Peluang utama perusahaan adalah pangsa pasar sayuran

organik yang akan terus meningkat dan loyalitas konsumen dan

permintaan untuk sayuran organik cukup tinggi. Ancaman utama bagi

perusahaan yaitu pangsa pasar pesaing semakin luas, adanya hama dan

penyakit yang menyerang tanaman serta perubahan iklim dan gejala

alam. Hal yang membedakan penelitian kal ini adalah, peneliti hanya

mencari strategi marketing yang dilakukan di Pondok Pesantren

(26)

15

4. Penelitian keempat, penelitian ini membahas mengenai Strategi

Pengembangan Pertanian Organik Sayuran. Dimana penelitian ini

mendapatkan data mengenai faktor yang mempengaruhi

pengembangan pertanian antara lain lingkungan internal terdiri dari

kekuatan yaitu petani telah berpengalaman dan menguasai teknologi,

mempunyai kerjasama dengan Dinas Pertanian, Lurah, dan BP3K,

sarana produksi organik tersedia dan Kelemahan yaitu petani masih

menggunakan bahan kimia sekitar 10% di dalam tanah, produk

organik belum memiliki label sehingga harganya sama dengan

an-organik. Yang membedakan dengan penelitian kali ini adalah, peneliti

fokus pada marketing dalam memasarkan produk sayuran organik

dalam upaya menembus supermarket besar.

5. Penelitian kelima, penelitian ini membahas mengenai Strategi

Pemasaran Sayuran. Dimana penelitian ini mendapatkan data

Perusahaan Pacet Segar menerapkan strategi pemasaran walaupun

belum optimal. Segmen pasar ditetapkan berdasarkan geografis dan

pendekatan pembelian dengan target pasarswalayan, restoran, dan

pedagang sayur di Jakarta dan Jawa Barat. Perbedaan dengan

penelitian yang peneliti lakukan saat ini adalah, tempat penelitian

yang berbeda mengingat setiap perusahaan pasti mempunyai strategi

(27)

16

B. Manajemen Pemasaran Dalam Teori Philip Kotler

Strategi pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian. Mencakup gagasan, barang

dan jasa yang tujuannya adalah menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak

yang terlibat.1415 Manajemen pemasaran dapat diterapkan di semua pasar. misalnya sebuah perusahaan makanan, direktur personalia menangani

pasar tenaga kerja, direktur pembelian menangani pasar bahan baku.

Mereka harus menetapkan tujuan dan mengembangkan strategi untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan dalam pasar-pasar tersebut.16

Gambar 2.1 Proses Strategi Marketing

17

15

Philip Kotler. 1996. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan pengendalian. Erlangga. Jakarta. Hal 14

16

Philip Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran. PT. Prenhallindo. Jakarta. Hal 13-14 17

(28)

17

1. Analisa

Tujuan analisis adalah untuk memepertajam gambaran masalah

pemasaran yang telah dirumuskan, sehingga pelaksanaan riset

selanjutnya akan lebih mudah dan terarah. Pada langkah kedua riset

ini, berbagai macam data dari perusahaan yang bersangkutan dengan

masalah dikumpulkan dan dianalisis.18 Perusahaan-perusahaan yang berhasil biasanya menganalisa, mengenali, menanggapi kebutuhan dan

kecenderungan yang belum terpenuh dengan cara yang

menguntungkan.19 Untuk menganalisa kesempatan pasar kegiatan tersebut dapat dilakukan/diuraikan sebagai berikut:

a. Penetrasi pasar, langkah pertama yang perlu dipertimbangkan

adalah merk utama perusahaan apakah dapat mencapai

penetrasi pasar yang lebih luas yaitu penjualan yang semakin

besar pada kelompok pembeli sasaran yang sekarang tanpa

mengubah produk tersebut.20 Secara umum penetrasi pasar dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu:

1) Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen

agar mereka meningkatkan pembeliannya pembelian dapat

diuraikan sebagai fungsi dari frekuensi pembelian dikalikan

dengan jumlah pembelian yang dilakukan. Suatu

perusahaan dapat mendorong konsumennya untuk membeli

18

Siswanto Sutojo. 1988. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. LPPM, PT. Pustaka Binaman Pressindo, IKAPI. Jakarta. Hal 27

19

Philip Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Prenhallindo. Jakarta. Hal 155 20

(29)

18

lebih sering sekaligus untuk membeli lebih banyak pada

setiap pembelian.

2) Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik

atau mempengaruhi konsumen saingan. Sarana yang

digunakan tidak berbeda dengan yang diuraikan pada butir

satu di atas, perbedaannya hanya pada sasaran atau target

yang hendak dicapai yaitu pada konsumen saingan.

3) Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik

yang bukan pemakai (nonusers) atau calon konsumen yang berapa dalam lingkungan pasar. Sarana sebenarnya tidak

berbeda dengan yang digunakan atau yang terdapat pada

butir satu diatas, perbedaannya terletak pada sasaran atau

target yang hendak dicapai yaitu para calon konsumen dan

yang bukan pemakai.21

b. Penilaian kesempatan pasar, hal ini bertujuan mengidentifikasi

kesempatan dan menentukan kesempatan mana yang tepat bagi

perusahaan. Namun demikian yang harus diperhatikan oleh

setiap perusahaan, bahwa setiap kesempatan yang baik dan

menarik tidak selamanya tepat bagi sebuah perusahaan. Hal ini

disebabkan, bahwa suatu kesempatan pemasaran harus sesuai

21

(30)

19

sasaran yang akan dicapai dan sumber daya yang dimiliki

perusahaan.22 2. Perencanaan

Rencana pemasaran adalah instrumen sentral untuk mengarahkan dan

mengoordinasikan usaha pemasaran.23 Dengan perkembangan yang begitu cepat dengan tingkat pesaingan yang semakin berat

mengarahkan setiap perusahaan harus memandang ke depan dalam

menentukan langkahnya dan bagaimana usaha dan cara untuk

mencapainya.24 Perusahaan biasanya mempersiapkan rencana

tahunan, rencana jangka panjang, dan rencana strategik. Rencana

tahunan menggambarkan situasi pemasaran sekarang, tujuan

perusahaan, strategi pemasaran untuk tahun tersebut, program

tindakan, anggaran dan pengendalian. Rencana jangka panjang

menggambarkan faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan utama yang

mempengaruhi organisasiselama beberapa tahun ke depan.

Perencanaan strategik merupakan proses untuk mengembangkan dan

menjaga suatu kecocokan strategi diantara tujuan dan kemampuan

organisasi dengan peluang pemasaran yang selalu berubah.25 Selain itu tugas dari pemasaran meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu:

22

Marius P. Angipora.1999. Dasar-Dasar Pemasaran. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Hal 14-16 23

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid1. PT. Indeks. Hal 53

24

Marius P. Angipora.1999. Dasar-Dasar Pemasaran. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Hal 28-29 25

(31)

20

a. Menetapkan pembeli sasaran

Didalam kehidupan dunia usaha, sebagian besar perusahaan tidak

dapat atau tidak bersedia melayani pembeli potensial hasil

produksinya. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi, keuangan

atau pemasaran tidak memungkinkannya ataupun karena melayani

seluruh pembeli potensial dirasa tidak efisien.

b. Perkiraan jumlah penjualan

Seperti halnya dengan dengan rencan pemasaran itu sendiri

perkiraan jumlah penjualan yang ingin dicapai dapat disusun baik

untuk jangka panjang, misalnya lima tahun, maupun untuk jangka

pendek, misalnya triwulan. Perkiraan penjualan yang disusun

secara baik akan merupakan titik tolak yang baik pula dalam

penyusunan anggaran penjualan dan anggaran pemasaran.

c. Kombinasi kebijakan pemasaran

Bila pengusaha telah memutuskan kelompok pembeli sasaran dan

perkiraan jumlah penjualan, maka mereka perlu menyusun

berbagai kombinasi kebijakan pemasaran untuk merebut pembeli

sasaran dari perusahaan pesaing.26 3. Pelaksanaan

Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran

menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi

mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif

26

(32)

21

melaksanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program

tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta

struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting

dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.

4. Pengendalian

Berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi

atau perusahaan sangat tergantung pada kemampuan pimpinan untuk

mengarahkan dan mengendalikan semua kegiatan pelaksanaaan di

bidang pemasaran. Pengendalian pemasaran merupakan dasar yang

penting bagi keberhasilan usaha di bidang pemasaran khususnya dan

organisasi atau perusahaan umumnya.27 Ada tiga tipe pengendalian diantaranya:

a. Pengendalian rencana tahunan

Tujuan dari pengendalian rencana tahunan adalah untuk menjamin

bahwa perusahaan mencapai penjualan, keuntungan dan sasaran

lain yang sudah dibuat dalam rencana tahunan. Hal tersebut

meliputi empat langkah, yang pertama manajemen harus

menetapkan sasaran-sasaran triwulan atau bulanan dalam rencana

tahunan. Kedua, pimpinan harus memantau kegiatannya ditempat

pemasaran. Ketiga, pimpinan harus menentukan penyebab

gagalnya kegiatan yang cukup serius. Keempat, pimpinan harus

27

(33)

22

mengambil tindakan koreksi untuk menutup kesenjangan antara

sasaran dan kegiatan.

b. Pengendalian profitabilitas

Di samping pengendalian rencan tahunan, perusahaan perlu

mengukur profitabilitas produk, teritorial, kelompok konsumen,

jalur perniagaan dan besarnya pesanan. Informasi ini akan

membantu manajemen untuk menentukan apakah produk atau

kegiatan pemasaran harus diperluas, dikurangiatau dihilangkan.

c. Pengendalian strategis

Pengendalian strategis ini bertujuan untuk menentukan

kesempatan dan berbagai masalah serta rekomendasi tindakan

jangka pendek maupun jangka panjang untuk meningkatkan

prestasi perusahaan secara keseluruhan.28 5. Marketing Dalam Islam

Sebagai umat muslim hendaknya kita melakukan kegiatan

marketing yang sesuai dengan ajaran islam. Seperti yang

dikemukakan oleh hermawan bahwa secara umum pemasaran islami

adalah strategi bisnis, yang harus memayungi seluruh aktivitas dalam

sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses, menciptakan,

menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu

perusahaan, atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih

28

(34)

23

lanjut Hermawan menguraikan karakteristik dari syari’ah marketing

ini terdiri atas beberapa unsur, yaitu:

a. Theistis (Rabbaniyah)

b. Etis (Akhlaqiyah)

c. Realistis (Al-Waqiiyyah)

d. Humanistis (Al-Insaniyah)

Jika kita tinjau keempatelemen diatas, pertama berdasarkan

ketuhanan, yaitu suatu keyakinan yang bulat bahwa semua gerak gerik

manusia selalu berada dibawah pengawasan ilahi. Oleh sebab itu

semuainsan harus berperilaku sebaik mungkin, tidak berperilaku licik,

suka menipu, mencuri milik orang lain, suka memakan harta orang lain

dengan jalan yang bathildan sebagainya. Kondisi ini diyakini oleh umat

muslim sehingga menjadi pegangan hidup, tidak tergoyahkan. Nilai

Rabbaniyah ini melekat atau menjadi darah daging dalam pribadi setiap

muslim, sehingga dapat menahan perbuatan-perbuatan tercela dalam dunia

bisnis.

Kedua Etis, artinya semua prilaku berjalan diatas norma etika yang

berlaku umum. Hal ini menjadi panduan para marketer syariah selalu

memelihara setiap tutur kata, perilaku dalam berhubungan bisnis dengan

siapa saja, konsumen, penyalur, toko, pemasok ataupun saingannya.

Ketiga Realistis, artinya sesuai dengan kenyataan, jangan

(35)

24

Rasulullah tentang sifat realistis ini ialah jika anda menjual barang ada

cacadnya, maka katakan pada calon pembeli yang sebenarnya.

Keempat Humanistis, artinya berperi kemanusiaan, hormat

menghormati sesama, marketing berusaha membuat kehidupan menjadi

lebih baik. Jangan sampai kegiatan marketing malah sebaliknya merusak

tatanan hidup dimasyarakat, menjadikan perikehidupan bermasyarakat

terganggu, seperti kehidupan hewan tidak ada aturan dan yang kuat yang

berkuasa.29

Tanpa memperhatikan intensitas persaingan, perusahaan harus

bersaingsecara etis. Etika pemasaran merujuk pada prinsip atau nilai-nilai

moral secaraumum yang mengatur perilaku seseorang atau sekelompok.

Standar-standarhukum mungkin tidak selalu etis atau sebaliknya,

standar-standar etika belumtentu sesuai dengan standar-standar hukum, karena hukum

merupakan nilai-nilai dan standar-standar yang dapat dilaksanakan oleh

pengadilan. Etika terdiri dari nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral

seseorang bukan perintah-perintah sosial.

Prinsip-prinsip pemasaran islami menurut Abdullah Gymnastiar

dan Hermawan Kertajaya adalah:

29

(36)

25

a. Berlaku adil

Pada dasarnya kompetitor akan memperbesar pasar, sebab

tanpa kompetitor industri tidak dapat berkembang dan

kompetitor ini perlu diikuti mana yang bagus dan mana yang

jelek, dimana kompetitor yang bagus perlu ditiru.

b. Tanggap terhadap perubahan

Selalu ada perubahan dalam kegiatan perindustrian, sehingga

langkah bisnis akan terus berubah untuk menyesuaikan dengan

pasar. Kompetisi yang semakin sengit tidak dapat dihindari,

arus globalisasi dan teknologi akan membuat pelanggan

semakin pintar dan selektif sehingga jika kita tidak sensitif

terhadap perubahan maka kita akan kehilangan pelanggan.

c. Berbuat yang terbaik dari sisi produk dan harga

Dalam konsep pemasaran islami, tidak diperbolehkan menjual

barang kualitas rendah dengan harga yang tinggi, hal ini

dikarenakan pemasaran islami adalah pemasaran yang fair

dimana harga sesuai dengan barang/produk.

d. Rela sama rela dan adanya hak khiyar pada pembeli (hak

pembatalan terhadap transaksi)

Pada prinsip ini, marketer yang mendapatkan pelanggan

haruslah memelihara hubungan yang baik dengan mereka. Dan

dipastikan pelanggan puas terhadap pelayanan yang diberikan,

(37)

26

the costumer, namun keep the costumer saja tidaklah cukup, perlu pula grow the costumer, yaitu value yang diberikan kepada pelanggan perlu ditingkatkan sehingga dengan

bertambahnya pelayanan, pelanggan juga akan mengikuti

pertambahan tersebut.

e. Tidak curang

Dalam pemasaran islami tadlis sangatlah dilarang, seperti

penipuan menyangkut kuantitas, kualitas, dan waktu

penyerahan barang dan harga.30

C. Menembus Pasar Menurut Philip Kotler

Ada tiga strategi menembus pasar secara luas antara lain:

1. Lisensi.

Lisensi merupakan cara yang mudah bagi produsen untuk terlibat

dalam pemasaran. Pemberi lisensi memberi izin pada perusahaan

untuk menggunakan manufaktur, merk dagang, paten, rahasia dagang,

atau hal lain untuk mendapatkan bayaran atau royalti. Pemegang

lisensi memperoleh keahlian produksi atau produk terkenal tanpa harus

mulai dari awal.

2. Usaha patungan.

Membentuk patungan mungkin perlu dikarenakan ekonomi atau

dana yang tidak mencukupi serta tidak menutup kemungkinan bahwa

pereusahaan kekurangan sumber daya finansial, fisik, atau manajerial

30

(38)

27

untuk menjalankan usaha itu sendiri. Kekurangan dari usaha patungan

ini memungkinkan mitranya tidak menyetujui kebijakan investasi,

pemasaran, atau kebijakan lain.

3. Investasi langsung.

Investasi langsung merupakan kepemilikan langsung atas perakitan

fasilitas perakitan atau manufaktur. Investor dapat membeli sebagian

atau seluruh kepemilikan perusahaan yang membangun fasilitasnya

sendiri. Kelemahan investasi langsung adalah perusahaan membuka

investasinya yang besar terhadap risiko seperti pasar yang memburuk

bahkan penyitaan.31

31

(39)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Menurut Bog dan Taylor penelitian kualitatif

sebagai berikut :

“metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati

dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung

menunjukkan latar dan individu-individu dalam latar itu secara

keseluruhan; subjek penyelidik, baik berupa organisasi ataupun

individu, tidak dipersempit menajadi variable yang terpisah atau

menjadi hipotesis, tetapi dipandang sebagai bagian dari

keseluruha”.

Metode ini dapat digunakan untuk menggungkap dan memahami

apa yang terletak dibalik fenomena apa saja yang sedikit belum diketahui.

Metode kualitatif dapat memberikan secara detail fenomena yang ruwet

yang sulit untuk disampaikan dengan metode kuantitatif.

Dengan lain kata, metode kuantitatif lebih menekankan pada usaha

mengidentifikasi hubungan-hubungan kasual yang biasanya diproses

(40)

29

untuk mendeskripsikan fenomena, yang datanya berupa kata-kata

(ucapan), perilaku, atau dokumen, dan tidak pernah dianalisis dengan

rumus-rumus statistik, tetapi dalam bentuk narasi. Oleh karena itu peneliti

ingin menggambarkan atau menguraikan bagaimana Strategi Marketing

Sayuran Organik Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto.32

B. Lokasi Penelitian

Dalam sasaran penelitian ini, ada dua hal yang akan dijelaskan yaitu

mengenai objek penelitian dan wilayah penelitian. Objek yang akan dituju

dalam penelitian ini adalah masalah yang berkaitan dengan strategi

marketing sayuran organik (studi kasus Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Pacet Mojokerto). Sedangkan, lokasi yang dijadikan objek atau sasaran

dalam penelitian ini adalah Jalan Raya Pacet, Cangar km 1 Pacet,

[image:40.595.134.512.232.682.2]

Mojokerto, Jawa Timur.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto

33

32

Rulam Ahmadi, 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta. Hal 12-14 33

(41)

30

C. Jenis dan Sumber Data

Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai

sumber. Sumber data dibedakan atas sumber data primer dan sekunder.

Mampu memahami dan mengidentifikasi sumber data akan dapat

memudahkan peneliti untuk memilih metode pengumpulan data yang

tepat guna dan hasil guna dan memudahkan melakukan pengumpulan

data.34 Untuk itu jenis dan sumber data dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Jenis Data

1) Primer

Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari

subjek peneliti dengan menggunakan alat pengukur atau alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber

informasi yang dicari.35 Yang termasuk di dalam data primer yaitu subyek atau orang dan tempat. Adapun yang menjadi data

primer dalam penelitian ini adalah pengasuh Pondok Pesantren

Riyadlul Jannah serta jajaran pengurus Pondok Pesantren

Riyadlul Jannah khususnya pada bagian pengurus usaha

sayuran organik yang datanya didapat dengan melalui

wawancara secara langsung.

34

Ulber Silalahi. 2010.Metode Penelitian Sosia., PT Refika Aditama. Bandung. hal. 289 35

(42)

31

2) Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan

kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum

penelitian dilakukan.36 Data yang diambil dan diperoleh dari bahan pustaka yaitu mencari data atau informasi, yang berupa

benda-benda tertulis seperti buku-buku, internet, dokumen dan

karya tulis ilmiah. Data sekunder ini merupakan data

pendukung atau sebagai data pelengkap dari data primer. Data

yang termasuk ke dalam data sekunder yaitu, data yang

diperoleh dari bahan-bahan literatur yang berkaitan dengan

manajemen marketing produk sayuran di Pondok Pesantren

Riyadlul Jannah Pacet Mojoketo dalam menembus pasar

supermarket besar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah medapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standard yang ditetapkan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,

yakni :

36

(43)

32

1. Observasi

Yang dimaksud observasi atau pengamatan adalah kegiatan

keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai

alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti

telinga,penciuman, mulut dan kulit37 teknik ini digunakan untuk mengetahui dan mencatat secara langsung tentang:

a) Strategi Marketing Produk Sayuran organik yang digunakan oleh

Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto.

Sehingga dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data

mengenai strategi marketing produk sayuran organik Pondok

Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam upaya menembus

pasar supermarket besar mendapatkan data yang akurat.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan

dengan sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden,

dengan atau menggunakan pedoman wawancara teknik ini digunakan

untuk memperoleh data tentang:

37

(44)

33

a) Bentuk-bentuk strategi marketing sayuran organik yang dilakukan

oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam

upaya menembus pasar supermarket besar.

b) Tujuan strategi marketing dalam memasarkan sayuran organik

Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam

upaya menembus pasar supermarket besar.

c) Resiko atau kendala apa yang sering di hadapi oleh Pondok

Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam upaya

memasarkan produk sayuran organik sampai ke supermarket

besar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen dan cenderung menjadi data sekunder.

Pemakaian dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapat,agenda dan lain sebagainya.

a) Kegiatan yang berlangsung dalam mengamati kegiatan

marketing sayuran organik Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Pacet Mojokerto dalam upaya menembus pasar supermarket

besar.

b) Benda mati yang bisa dijadikan bukti atau media penunjang

[image:44.595.142.516.259.576.2]

pengamatan di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Mojokerto.

(45)

34

No Obyek Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1 Sumber daya manusia dan

potensi dalam mengelola sayuran organik

Seksi Pendidikan dan aktifitas

Wawancara,observasi

2 Penciptaan produk yang berkualitas

Penanggung jawab bidang pertanian sayur organic

Wawancara, observasi, dokumentasi

3 Marketing sayuran organik yang digunakan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Ketua Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Wawancara, dokumentasi

4 Proses mendapatakan sayuran organik yang berkualitas

Santri yang berperan dalam proses menanam sayuran organik

Wawancara, observasi

5 Harga yang ditetapkan dalampenjualan sayuran organik

Ketua pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto

Wawancara, dokumentasi

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menggabungkan dari berbagai teknikdan sumber data yang telah

diperoleh. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Sedangkan, triangulasi sumber berarti peneliti

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik

yang sama.38

Peneliti menggabungkan semua hasil penelitian, baik dari

wawancara, observasi dan dokumentasi. kemudian peneliti

mencocokkan diantara wawancara, observasi dan dokumentasi

apakah sudah sesuai atau masih terdapat keganjalan. Jika masih

terdapat keganjalan dalam triangulasi, maka peneliti perlu

melakukan penggalian data guna memperjelas data.

E. Teknik Validitas Data

38

(46)

35

Pada bagian ini diteaknkan adalah validitas dari interpretasi.

Kemampuan menggambarkan temuan kebenaran. Hal ini bisa tidak tepat

jika peneliti menerima pentingnya keadaan dan kebenaran dengan begitu

saja. validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan

penggambaran secara tepat data yang dikumpulkan. Dalam term validitas

dipresentasikan analisis, kemudian cerminan yang diperlukan adalah:

1. Pengaruh yang kuat dari desain penelitian dan pendekatan analisis

pada hasil yang dipresentasikan.

2. Konsistensi temuan, untuk contoh, hasil analisis dapat digunakan

oleh lebih dari satu peneliti.

3. Hasil yang dipresentasikan luasannya mewakili secara keseluruhan

dan berkaitan.

4. Menggunakan data asli yang memadai dan sistematik (contoh

penggunaan kutipan bukan hanya berasal dari orang yang sama)

yang dipresentasikan dari analisis, dengan demikian pembaca

yakin bahwa intrepretasi data terkait dengan data yang

dikumpulkan.

Cara lain menggambarkan reliabilitas dan validitas:

1. Triangulasi Data, data yang dikumpulkan melalui sumber majemuk

untuk memasukkan dat pengamat, wawancara, dan diskusi

kelompok terfokus.

2. Pemeriksaan anggota, informan akan berperan sebagai pemeriksa

(47)

36

3. Pengamatan jangka panjang dan berulang di lokasi penelitian,

pengamatan tetap dan terus berulang.

4. Klarifikasi prasangka peneliti.

5. Mempertimbangkan masalah-masalah dari masukan informan.

6. Menyediakan alasan untuk keputusan mereka untuk menyediakan

masukan atau tidak.

7. Menjelaskan bagaiman mereka mengetahui tentang masukan, jenis

masukan, dan mengapa.

8. Menjelaskan bagaimana masukan dari informan telah digunakan

dalam analisis dan interpretasi data.39

F. Teknik Analisis Data

Dalam pendekatan kualitatif sangat berbeda dengan pendekatan

kuantitatif, terutama dalam penyajian data atau analisis data. Menurut

Matthew B. Miles, psikologi dan pengembangan dan Michel Huberman

ahli pendidikan dari University of Geneva, Switzerland, (Miles dan Huberman, 1992:15-21) analisis kualitatif, data yang berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam

aneka macam cara yaitu pengamatan terlibat, wawancara semi terstruktur,

dan selanjutnya diproses melalui perekaman, pencatatan, pengetikan,

tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya

disusun ke dalam teks yang diperluas.

39

(48)

37

Analisis, menurut Matthew dan Michael dibagi dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur yang dimaksud adalah:

1. Reduksi data, alur ini diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data

yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data merupakan

bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara

sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik

dan diverefikasi.

2. Penyajian data, penyajian yang dimaksud adalah sekumpulan

informasi tersusun yang memberikan kemungkian adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan

3. Penarikan kesimpulan, dari permulaan pengumpulan data, peneliti

mulai mencari arti benda-benda, pola-pola, penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.

Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan

catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan metode pencarian

[image:48.595.138.515.236.550.2]

ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan sponsor.

(49)

38

40

G. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Pralapangan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah:

a. Menyusun rencana penelitian secara fleksibel (Penyususnan

rancangan penelitian adalah berupa usulan penelitian yang

diajukan kepada ketua Prodi Manajemen Dakwah, yang berisi

tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi

dilapangan, problematika yang berisi tentang permasalahan

yang diangkat dalam penelitian).

b. Memilih lapangan penelitian (Adapun lapangan penelitian yang

dipilih oleh peneliti adalah Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan penggalian data atau informasi tentang objek

penelitian yang akan diteliti. Kemudian, ada ketertarikan yang

timbul dalam diri peneliti untuk menjadikan sebagai objek

penelitian, karena dirasa sesuai dengan disiplin ilmu peneliti

selama ini.)

40

(50)

39

c. Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian kepada

pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

d. Menjajaki dan menilai lapangan (melakukan studi

pendahuluan).

1) Pemahaman atas petunjuk dan cara hidup peserta

penelitian.

2) Memahami pandangan hidup peserta penelitian.

3) Penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempat atau

latar penelitian.

e. Memilih dan memanfaatkan peserta penelitian (Usaha untuk

memilih dan memanfaatkan informan adalah dengan cara

melalui keterangan orang yang berwenang, yaitu responden 1

selaku pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dan

responden 2 selaku pimpinan unit bisnis sayuran organik

Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto).

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat-alat tulis,

kamera, tape recorder, bahkan jas hujan dan payung jika

diperlukan serta peralatan-peralatan lain yang dapat

mendukung kelancaran penelitian di lapangan (menentukan dan

membuat instrumen penelitian).

g. Memerhatikan etika penelitian. Peneliti harus dapat menjaga

(51)

40

melakukan penelitian secara partisipatif, jangan sampai

merusak suasana.

2. Tahap pekerjaan lapangan

pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Memehami latar penelitian di mana peneliti harus:

1) Membatasi latar penelitiannya.

2) Menjaga penampilan. Peneliti kualitatif selalu tampil

sederhana, paling tidak menyesuaikan diri dengan lapangan

dan informan.

b. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan. Meskipun peneliti

harus akrab dengan informan atau anggota penelitian yang lain,

peneliti harus mengetahui batas-batas hubungan antara dirinya

dengan informan. Ini penting untuk menghindari subjektivitas

data atau hasil penelitiannya.

c. Jangka waktu penelitian. Peneliti harus menjelaskan kepada

informan atau anggota penelitian berapa lama penelitiannya

akan dilakukan.

d. Memasuki lapangan (melakukan penelitian di lapangan dengan

memperhatikan etika penelitian).

e. Keakraban hubungan. Peneliti harus bisa menjalin hubungan

secara akarab dengan informan atau dengan anggola peneliti

(52)

41

orang asing ditempat penelitian yang dilakukan, ia akan sulit

menemukan data secara holistik (terperinci dan mendalam).

f. Mempelajari bahasa yang digunakan oleh anggota penelitian.

Untuk memudahkan komunikasi di lapangan selama penelitian

berlangsung, peneliti harus mempelajari bahasa yang

digunakan oleh informan.

g. Peranan peneliti. Apabila data dikumpulkan dengan cara

observasi secara terlibat atau penelitian secara partisipatif,

maka peneliti dituntut untuk berperan sambil mengumpulkan

data.

h. Pengarahan batas penelitian. Peneliti harus menjelaskan kepada

anggota penelitian atau informan tentang batas-batas penelitian

yang akan dilakukan.

i. Mencatat data. Ini dilakukan selama peneliti melakukan

penelitian di lapangan, sambil berperan serta atau apa saja yang

dilihat (ditemukan) berkenaan dengan latar penelitian.

j. Petunjuk tentang cara mengingat data. Buatlah catatan

secepatnya, jangan menunda-nunda pekerjaan. Untuk lebih

memudahkan peneliti mengingat data, peneliti harus membuat

kode-kode tertentu berkenaan data yang akan dikumpulkan.

Hal ini mengingat data yang dikumpulkan dari lapangan.

Apalagi data hasil wawancara merupakan data yang luas dean

(53)

42

sekali dengan fokus yang diteliti. Lebih jelas tentang

pengkodean dibahas pada bab tentang penyajian data.

k. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat. Oleh karena penelitian

kualitatif menuntut keberadaan peneliti di lapangan yang

relatif lama, apalagi jika selalu berhadapan dengan situasi yang

monoton dan frekuensi penelitian yang intensif, terkadang

menimbulkan keletihan dan kejenuhan. Untuk itu peneliti harus

mengatur waktu penelitiannya dan mengatur waktu untuk

istirahat. Artinya peneliti harus menentukan waktunya

melakukan penelitian dan kapan waktunya istirahat.

l. Meneliti suatu latar yang didalamnya terdapat pertentangan.

Terkadang fenomena yang diteliti menunjukkan pertentangan

satu sama lain. Dalam kondisi seperti itu, peneliti harus bisa

menentukan benang merah yang mempertemukan antara

konteks yang diteliti dengan fenomena yang muncul di

lapangan.

m. Analisis di lapangan. Seperti telah disebutkan dalam perbedaan

penelitian kualitatif dan kuantitatif diatas, bahwa analisis data

penelitian kualitatif dilakukan semenjak peneliti masih

mengumpulkan data di lapangan.Data yang telah dikumpulkan

dan dituangklan dalam bentuk laporan lapangan, harus segera

dianalisis. Hal ini akan dapat mengungkapkan :

(54)

43

2) Hipotesis apa yang harus diuji.

3) Pertanyaan apa yang harus dan belum dijawab.

4) Metode apa yang harus digunakan untuk mencari informasi

baru.

5) Kesalahan apa yang harus diperbaiki. Analisis ini juga perlu

dilakukan untuk mendorong peneliti menulis laporan secara

berkala.41

41

(55)

43

BAB IV

STRATEGI MARKETING PRODUK SAYURAN ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO DI TINJAU

DARI TEORI PHILIP KOTLER

A. Profil Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto 1. Sejarah Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto

pondok pesantren Riyadlul Jannah adalah pondok pesantren berbasis

entrepreneur yang berada di bawah kaki gunung welirang yang terkenal

dengan wisata pemandian air panas. Pemandangan yang indah dan udara

yang sejuk menjadi ciri khas dari pondok pesantren ini. Sebagai daerah

wisata, Pacet menjadi sasaran berlibur dari wisatawan domestik maupun

manca negara. Kedatangan para wisataan itu tidak lepas dengan membawa

karakter dan budaya mereka yang otomatis punya dampak negatif bagi

penduduk, yang seperti kita ketahui bersama dan telah terjadi diberbagai

daerah bahwa misi pendangkalan ideologi bangsa telah menembus

berbagai daerah yang minus baik ekonomi maupun pendidikan. Di Pacet

telah berdiri berbagai lembaga atau yayasan yang dikelola oleh pihak yang

bergerak dalam hal tersebut dengan menawarkan berbagai fasilitas yang

sangat menarik, dengan alasan tadi tokoh-tokoh masyarakat Pacet tergerak

hatinya untuk mendirikan sebuah lembaga atau yayasan yang diharapkan

(56)

44

islam umumnya. Akhirnya datanglah KH. Mahfudz Syaubari MA dan

[image:56.595.142.503.160.551.2]

mendirikan pondok pesantren yang berdiri pada tahun 1985.42

Gambar 4.1 Lokasi Fisik Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto

Pada saat itu Pondok Pesantren Riyadlul Jannah masih bernama

As-Salam kemudian guru dari KH. Mahfudz Syaubari MA yang bernama

Syekh Muhammad Bin Alwi Al Maliki datang ke Pondok Pesantren dan

menyuruh untuk mengganti nama Pondok Pesantren Menjadi Riyadlul

Jannah.43 selain itu pondok pesantren Riyadlul Jannah mempunyai kegiatan penunjang yang bertujuan sebagai bahan pengembangan

potensi-potensi motorik dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat dan minat

santri masing-masing.

42

Hasil Dokumentasi. Buku Pedoman Pondok Pesantren Riyadlul Jannah. sabtu16juni. Pukul 14.15 43

(57)

45

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Visi: Terbentuknya manusia yang berimtaq, berbudi pekerti luhur, berkarakter, cerdas, mandiri, memiliki etos kerja, kompetitif, peduli

serta bertanggung jawab pada agama, bangsa dan negara.

Misi: a. Menanamkan keimanan, ketaqwaan serta akhlakul karimah. a. Mendidik keilmuan dan pengembangan wawasan.

b. Mengembangkan bakat, minat dan kreatifitas.

c. Mengembangkan kewirausahaan dan kemandirian.

d. Menanamkan kepedulian, pelayanan dan tanggung jawab

terhadap agama, bangsa dan negara.

[image:57.595.139.522.263.718.2]

3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah

Gambar 4.2 Struktur Pengurus Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto

a. Pengasuh : KH. Mahfudz Syaubari MA

(58)

46

c. Penasehat : 1) Agus H. Fathur Rozy. S.Pdi

1) Agus H. Maimun Jauhari, LC

2) Agus H. Ahsanul Milal. LC

d. Sekretaris : Lukman Hakim, S.Pdi

e. Wakil Direktur1 : Amir Wahyudi, S.Pdi

f. Wakil Direktur2 : H. M Ainur Rofiq, LC

g. Wakil Direktur3 : Yahya Yusuf, S.Pdi, MM

h. Wakil Direktur4 : Husnan Afandi, S.Pdi

i. Bendahara : Bahrul Imamah

j. Divisi Takhossus : H. M. Ainur Rofiq. LC

k. Divisi I’Dadi : Amir Wahyudi, S.Pdi

l. Divisi Sifir : Abdul Aziz

m. Divisi Pengajian Al-Qur’an : Iqbal

n. Divisi Pengajian Sorogan : H. Risan W. LC

o. Divisi Khitobah : Mirza Alif Romadhon

p. Divisi Pengajian Wethon : Miftahul Arifin

q. Divisi Maulid Dan Manaqib : Abadillah

r. Divisi Musyawarah : Sabarianto

s. Divisi Ekstra Kurikuler : Abdul Mufid

t. Divisi Keamanan Dan Ketertiban : Junaidi

u. Divisi Kebersihan :Ahmad Sodiq

v. Divisi Perkodaman : Syafrudin

(59)

47

x. Devisi SMA RIJAN : Husnan Afandi, S.Pdi

y. Devisi SMP RIJAN : Drs. Moh. Yasin

z. Devisi Keuangan : Siti Mahfudho

aa. Devisi Perlengkapan : Nasik Billah44

Untuk Penanggung Jawab bagian Entrepreneur:

a. Rumah Makan : Haqkul Yakin

b. RPA (Rumah Potong Ayam) : Pak Eri

c. Pertanian : Abdul Aziz

d. Perikanan : H. Abdul Rockhim

e. Sayuran Organik : Pak Kusiyono

f. Swalayan : Dede Sabarianto

g. Chiken Mr.J : An Ammafudi45

4. Program Kerja Internal Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto

a. Bentuk program kerja santri

Santri sebagai individu atau kelompok adalah faktor dominan

dalam Pondok Pesantren dan merupakan potensi yang perlu dibina

dan perlu dikembangkan secara kualitatif guna mencapai tujuan

Pondok Pesantren. Pengembangan dan pembinaan santri bertujuan

untuk membentuk dan meningkatkan sikap mental secara aktif, positif,

44

Hasil Dokumentasi. Buku Pedoman Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto. Sabtu 16 juli, pukul 14.15

45

(60)

48

dedikatif dan kualitatif serta memiliki ketrampilan sebagaimana

dimaksud dalam tujuan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.

Dengan kata lain Pondok Pesantren Riyadlul Jannah berusaha

mengantarkan s

Gambar

Tabel 4.1 Personil Green Leaf di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Proses Strategi Marketing
Gambar 3.1 Peta Lokasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebab, hewan (dalam hal ini adalah anjing) dapat berperan sebagai teman untuk komunikasi. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pendidikan yang diberikan

27 MUHAMMAD SYAHRUL RAMADHAN L SMP AL FAJAR AFIRMASI 28 MUHAMMAD ZAINUL BAQIR TARIGAN L SMP NEGERI 19 ZONASI 29 NABILA ZAHRA WULANDARI P SMP NEGERI 85 TAHAP AKHIR 30 NABILAH

• Penganalisa teknikal percaya bahawa harga dan volume boleh di gunakan untuk menunjukkan arah harga di masa akan dating. • Para penganalisa teknikal

Instrumen dari observasi dilakukan membuat kisi-kisi, kisi-kisi yang pertama, yaitu dalam karakteristik peserta program imersi, baik pemelajar maupun pengajar BIPA digali

Secara simultan melalui uji F variabel Reward, Punihsmen dan Motivasi Uji f diadapatkan mempunyai pengruh yang positif dan signifikan, diketahui nilai f hitung

In the interwar period special role in the process of clergy’s education in the Orthodox Church played College of Orthodox Theology at the University of Warsaw. The ba- sis for

Oleh itu, melihat kepada latar belakang masalah yang dinyatakan di atas, pengkaji telah membangunkan satu projek berasaskan pengawal mikro yang terkini (PIC16F84) dibina untuk

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi dengan judul Evaluasi