STRATEGI MARKETING PRODUK SAYUR ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO (UPAYA MENEMBUS PASAR SUPERMARKET BESAR DITINJAU DARI
TEORI MANAJEMEN PEMASARAN PHILIP KOTLER)
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Islam (S.Sos.I)
Oleh : Dayan Setiawan NIM: B74212065
PROGAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Dayan Setiawan, 2016. Strategi Marketing Produk Sayur Organik Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto (Upaya Menembus Pasar Supermarket Besar Ditinjau Dari Teori Manajemen Pemasaran Philip Kotler).
Fokus masalah yang diteliti adalah Bagaimana strategi marketing yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dalam memasarkan produk sayuran organic sampai ke supermarket besar ?
Untuk menjawab permasalahan tersebut, metode yang digunakan adalah metode Penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena bias mendapatkan data yang lebih mendalam, terpercaya, dan bermakna, sehingga peneliti bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dalam upaya memasarkan produk sayuran organik agar mampu menembus pasar supermarket besar atau pasar modern maka pondok pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto menggunakan strategi diantaranya analisa pesaing, analisa bahan baku yang mendukung pembuatan produk, analisa pelanggan. Setelah menganalisa selanjutnya Pondok Pesantren Riyadlul Jannah melakukan perencanaan, adapun perencanaan yang dilakukan antara lain memasarkan ke pasar supermarket besar, kemudian mengupayakan agar mendapat kepercayaan dari pihak supermarket bahwa produk sayur organik yang diproduksi mempunyai kualitas yang baik. Selanjutnya setelah melakukan perencanaan maka selanjutnya melakukan pelaksanaan. Yang paling utama dilakukan oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah yaitu mendaftarkan produk sayuran organik secara legal guna mendapatkan lisensi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTESTISITAS SKRIPSI .. v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I : PENDAHULUN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ...6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Konsep ... 7
F. Sistematika Pembahasan ... 10
BAB II : STRATEGI MARKETING MENEMBUS PASAR MODERN ...12
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...12
B. Manajemen Pemasaran Dalam Teori Philip Kotler ...16
1. Analisa ... 17
2. Perencanaan ... 19
4. Pengendalian...21
5. Marketing Dalam Islam ... 22
C. Menembus Pasar Menurut Philip Kotler ...26
BAB III : METODE PENELITIAN ... 28
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 28
B. Lokasi Penelitian ... 29
C. Jenis dan Sumber Data ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Teknik Validitas Data ... 34
F. Teknik Analisis Data ... 36
G. Tahap-tahap Penelitian ... 37
BAB IV: STRATEGI MARKETING PRODUK SAYURAN ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO DI TINJAU DARI TEORI PHILIP KOTLER ....43
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ...43
1. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...43
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...45
3. Struktur Organisasi di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...45
5. Bentuk Program Kerja Extern ...50
6. Pengembangan Program Kerja Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...51
7. Pelaksanaan Program Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...52
8. Organisasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto.53 9. Sejarah Sayuran Organik Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...54
10. Visi dan Misi Sayuran Organik Green Leaf Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...55
11. Struktur Organisasi Green Leaf Yang Ada Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto ...56
B. Upaya Menembus Pasar ... 57
1. Melihat Peluang Usaha ...58
2. Menetapkan Target Penjualan ...58
3. Pelaksanaan Kegiatan Pemasaran ...60
4. Proses Mengontrol Pemasaran ...61
C. Strategi Marketing Dalam Tinjauan Teori Philip Kotler ...63
BAB V : PENUTUP ...81
A. Temuan ...81
B. Saran dan Rekomendasi ...82
C. Keterbatasan Penelitian ...83
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33
Tabel 4.1 Personil Green Leaf di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia pasti tidak terlepas dari kegiatan bisnis.
Bisnis merupakan bagian aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, tidaklah mungkin dalam komunitas manusia lepas dari aktivitas
bisnis ini dimanapun dan kapanpun saja.1 Keterlibatan muslim dalam bisnis bukan merupakan suatu hal yang baru. Namun sudah berlangsung
sejak empat belas abad yang lalu. Hal tersebut tidaklah mengejutkan
karena islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegitan bisnis, dan
anjuran tersebut juga terdapat dalam Al-Qur’an.2
Oleh karena itu dalam perubahan yang sekarang, pondok pesantren
bukan lagi menjadi tempat untuk mendalami ilmu agama islam. Akan
tetapi santri juga diajarkan untuk mandiri salah satunya dengan
membangun pondok pesantren entrepreneur. Demikian juga dengan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, sebagai salahsatu Pondok Pesantren
yang ada di Mojokerto, Pondok ini mengembangkanpendidikan yang
berbasis entrepreneurship pada santri yang ada di pondok itu. Seperti
setiap santri di kasih wawasan dengan cara dilibatkan langsung denganapa
yang di kelola oleh pondok pesantren tersebut. Misalnya, dalam
pengelolaan Rijan (Riyadlul Jannah)Swalayan, Green Leaf (Budi daya
1 Muhammad Djakfar. 2009. Hukum Bisnis. UIN-Malang Press (Anggota IKAPI). Malang. Hal 33
2
2
Sayur dan PadiOrganik), Restaurant, Perikanan, Peternakan, dan
Pertukangan.3
Salah satu bisnis yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah adalah produk sayuran organik. Kegiatan bisnis ini adalah
sebagai pendukung kegiatan sosial. Sayur-mayur seperti bayam dan sawi
tumbuh dengan suburnya di beberapa green house yang berada di belakang pondok. Panen sayur-mayur bisa dilakukan tiap hari karena
rentang waktu menanam hingga panen yang pendek.4 Sayuran organik didapatkan dengan cara menggunakan sistem pertanian yang tidak
mempergunakan bahan kimia tetapi menggunakan bahan organik yang
bertema akrab dengan lingkungan dengan cara memupuk dengan kompos,
pupuk kandang, quano, pupuk hijau, limbah-limbah pabrik sawit, rumah
tangga, ternak. Untuk memberantas hama dan penyakit dengan pestisida
alami seperti daun tembakau, daun mimba, brotowali, gadung, mengkudu,
mahoni, tuba, daun pepaya, sirsak, srikaya dan jarak.
Sebagaimana jenis tanaman hortikultura, kebanyakan tanaman
sayuran mempunyai nilai komersial cukup tinggi. Sebab tanaman sayuran
merupakan produk pertanian yang senantiasa dikonsumsi setiap saat.
Produk organik telah mendominasi pasar di sebagian besar negara
3
Inayatul Khusnah, 2011. ”Pesantren Dan Entrepreneurship (Upaya Pesantren Riyadlul Jannah
Pacet Mojokerto Dalam Pembentukan Jiwa Entrepreneurship Santrinya) . “kripsi, Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hal 7
4Syam NR, 2012, Pesona Pemandangan Bak Pertaaman Surga, diakses pada tanggal 14 maret
3
berkembang dengan saling menguntungkan produsen dan konsumen.5 Dengan melihat kebutuhan terhadap sayuran yang kontiniu maka nilai
pasar tanaman ini cukup baik. Kecenderungan produksinya dari tahun ke
tahun meningkat, jarang mengalami penurunan yang berarti. Bahkan
akhir-akhir ini ada kecenderungan di masyarakat untuk mengurangi
konsumsi makanan yang berlemak tinggi, terutama dari bahan hewani
beralih ke bahan nabati yang disebut vegetarian. Di masyarakat modern ini
pola hidup sehat menjadi salah satu ukuran standar kualitas. Bukan
sekadar menyeimbangkan antara kesibukan dan olah raga. Tetapi, pola
hidup sehat bisa dimulai dari konsumsi makanan. Semakin jauh makanan
itu dari kandungan obat-obatan kimia atau pestisida, kemungkinan untuk
meningkatkan standar hidup sehat kian terbuka lebar.6 Maka dari itu banyak masyarakat yang memilih untuk mengkonsumsi sayuran organik.
Rata-rata sayur-mayur seperti bayam dan sawi memakan waktu 7
hari atau selama satu minggu. Sehingga, jika mempunyai green house
sebanyak 7 buah, otomatis akan tanam dan sekaligus panen tiap hari.
Keadaan alam pegunungan memang sangat cocok untuk pengembangan
perkebunan semacam ini. Dikawasan lereng belakang gedung ponpes yang
berdiri pada tahun 1990 ini, beberapa green house yang terbuat dari bambu
beratap plastik dan dilengkapi dengan air yang memancar lewat
selang-selang ini berdiri berjejer. Di pintu masukya diberi nomor yang
5
Musa Hubeis, Hardiana Widyastuti, Nur Hadi Wijaya. 4. Prospek Cerah Produksi Sayuran
Organik Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Petani .Risalah Kebijakan Pertanian Ddan Lingkungan.
Vol 1, No. 2, Hal. 111.
6Neny Theresia Hasiuan.2008.Analisis Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan
4
menunjukkan kapan menanam. Sehingga dapat diperkirakan kapan
sayurakan dipanen. Tiap harinya sayur-mayur yang sudah dipanen akan
dipress rapi dalam plastik. Petugas dari beberapa swalayan siap
menjemput.7
Adapun sistem pertanian yang dikembangkan di pesantren ini
bersifat organik, yaitu sayuran yang bebas akan pestisida. Adapun jumlah
green house ada 25 rumah masing dibangun dalam ukuran 5 x 8 m, 5 x 10
m dan 5 x 15 m. Agar pihak pondok dapat memenuhi permintaan rutin,
pengembangan sayuran di tiap-tiap green house dilakukan secara bergilir
dengan selisih 2 hari. Artinya, tidak semua jenis sayur ditanam serentak,
melainkan secara bergantian supaya tiap 2 hari bisa dilakukan pemanenan.
Adapun sayuran yang di tanam meliputi kangkung, bayam merah, bayam
hijau, pakcoy dan sawi. Ponpes Riyadlul Jannah mampu mengirim sayur
organik beberapa jenis ke supermarket sebanyak 200 bungkus tiap 2 hari
sekali. Sementara tiap-tiap jenis sayuran, dipanen ketika umur 20 hari.
Harga 1 bungkus sayuran dibanderol Rp 2400oleh pihak supermarket.
Sementara 1 bungkus sayuran hanya berkapasitas 250 gram saja tandas
ustadzd yusuf. Para santri yang mempunyai minat dalam bidang pertanian
diajari bagaimana cara menanam tanaman organik, merawat serta
memanen hasil itu. Santri dilibatkan secara langsung dalam setiap proses
ini sehingga buktinyata kerja keras para santri ini adalah dengan masuknya
7Syam NR, 2012, Pesona Pemandangan Bak Pertaaman Surga, diakses pada tanggal 14 maret
5
sayuran organik ini ke supermarket–supermarket di seluruh Surabaya dan
Sidoarjo dengan merk produk Green Leaf.8
Namum dalam menjalankan bisnis pasti di butuhkan strategi
khusus untuk memasarkannya. Tingkat persaingan dalam dunia bisnis
menuntut setiap perusahaan untuk lebih dapat mengunggulkan segala
kemampuannya dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan.
Setiap kegiatan tersebut memerlukan sebuah konsep pemasaran yang
mendasar agar efektif dan efisien sesuai dengan orientasi perusahaan
terhadap pasar.9
Baik pasar lokal maupun pasar ekspor, produsen dihadapkan pada
persaingan yang ketat. Alat persaingan yang digunakan para pemain
disuatu pasar adalah pemilihan strategi yang tepat. Dalam kondisi
demikian, dituntut kemampuan adaptasi yang tinggi agar organisasi atau
perusahaan tetap bertahan dan mampu memenangkan persaingan. Oleh
karena itu, organisasi harus memiliki strategi marketing yang tepat dalam
merespons perubahan lingkungan dan kondisi kompetisi yang ketat.10
8
Inayatul Khusnah, 2011. Pesantren Dan Entrepreneurship (Upaya Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto Dalam Pembentukan Jiwa Entrepreneurship Santrinya). Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel. Surabaya. Hal 106-107
9
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa. 2009.Manajemen Bisnis Syariah. CV. ALFABETA. Bandung. Hal 257
6
B. Rumusan Masalah
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah mempunyai kegiatan bisnis
yang bergerak di bidang pertanian yang memproduksi sayur-sayuran,
sampai sekarang sayuran organik ini mampu menembus supermarket
besar. Oleh karena itu penulis ingin memfokuskan penelitian pada
rumusan masalah bagaimana strategi marketing yang dilakukan oleh
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dalam memasarkan produk sayuran
organik sampai ke supermarket besar?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka peneliti bisa mengkatagorikan
tujuan dari penelitian untuk menggambarkan strategi marketing yang
dilakukan oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dalam upaya menembus
pasar supermarket besar.
D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan diatas, Peneliti juga mengharapkan Penelitian ini
memiliki Kegunaan, diantaranya:
1. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan disiplin ilmu sosial
dan politik. Dan sebagai tambahan wacana bagi kalangan akademisi
mengenai ilmu manajemen pemasaran. Khususnya bagi kalangan
akademisi yang berkonsentrasi pada strategi marketing.
7
Dari segi praktis, diharapkan Penelitian ini menjadi tambahan
informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan data mengenai manajemen
khususnya di bagian marketing. Dan juga sebagai barometer untuk
memberi gambaran kepada masyarakat, khususnya para akademisi ilmu
manajemen tentang penerapan strategi marketing dalam memasarkan
sebuah produk.
E. Definisi Konsep
Untuk memperoleh gambaran yang lebih mudah, jelas singkat dan
mudah dimengerti mengenai judul proposal ini, maka penulis perlu
menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul tersebut sebagai
berikut:
1. Strategi Marketing
Dalam konteks strategi pemasaran hingga saat ini belum dicapai
konsensus mengenai definisi dan lingkup strategi pemasaran secara
komprehensif. Bennet mendefinisikan sebagai pernyataan mengenai bagaimana sebuah merek atau lini produk mencapai tujuannya. Tull
dan Kahle merumuskannya sebagai alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan
untuk melayani pasar sasaran bersangkutan. Strategi pemasaran juga
dipandang sebagai rencana untuk memaksimumkan peluang meraih
8
dikendalikan perusahaan, seperti desain produk, periklanan,
pengendalian biaya, dan pengetahuan pasar.11 2. Sayuran
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang murah serta
berfungsi sebagai pengatur metabolisme dalam tubuh sehingga dapat
meningkatkan tingkat kecerdasan dan ketahanan tubuh terhadap
serangan penyakit serta kanker dan influenza, sayuran juga
mengandung serat yang berguna untuk membantu proses pencernaan
sehingga dapat mencegah kanker usus.12 Sayuran merupakan bentuk turunan dari kata "sayur", komponen pendamping nasi (atau pangan
pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak kental. "Sayuran" adalah
segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk jamur) yang ikut
dimasak bersama sayur tersebut; dengan pengungkapan lain: segala
sesuatu yang dapat atau layak disayur. Apabila dimakan secara segar
bagian tumbuhan itu biasanya disebut lalapan. Istilah "sayuran" tidak
bersifat ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari
tumbuhan, terutama daun (juga beserta tangkainya). Beberapa sayuran
adalah bagian tumbuhan yang tertutup tanah, seperti wortel, kentang,
dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif,
seperti bunga (misalnya kecombrang dan turi), buah (misalnya terong
dan kapri), dan biji (misalnya buncis dan kacang merah).Bagian
11
Fandy Tjiptono,2015. Strategi Pemasaran. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Hal 17 12Neny Therisia Hasibuan. 8.
9
tumbuhan lainnya yang juga dianggap sayuran adalah tongkol jagung.
Meskipun bukan tumbuhan, bagian jamur yang dapat dimakan juga
digolongkan sebagai sayuran. Walaupun berkadar air tinggi,
buah-buahan tidak dianggap sayur-sayuran karena biasanya dikonsumsi
karena rasanya yang manisdan tidak cocok untuk disayur. Beberapa
sayuran dapat pula menjadi bagian dari sumber pengobatan, bumbu
masak, atau rempah-rempah.13 3. Organik
organik sendiri dikategorikan menjadi dua:
a. Organik adalah segala sesuatu yang berasal dari unsur makhluk
hidup entah itu hewan atau tumbuhan dimana dampaknya pasti
berhubungan juga dengan organisme hidup.
b. Organik yang kedua menjadi istilah yang digunakan untuk
menyebut pegawai atau bagian dari sebuah instansi khususnya
instansi pemerintah, dimana yang dimaksud pegawai disini
adalah pegawai tetap.
Jika berkaitan dengan kesehatan dan makanan maka pengertian yang
pas adalah pengertian yang pertama. Yaitu bahan makanan yang cara
pengolahan maupun bahannya semuanya berasal dari makhluk hidup
tanpa ada campuran bahan kimia sama sekali. Sehingga kita
akanmenemukan hubungannya bukan mengapa bahan organik bisa
membantu kita untuk terhindar dari penyakit. Karena tanpa disadari
13Hendoko Retno Putro, 2008, Pengertian Sayuran, diakses pada tanggal 29 Maret 2016 dari
10
sebenarnya, bahan kimia lah yang menjadi penyebab berbagai penyakit
ini, khususnya adalah kanker yang saat ini menjadi musuh terbesar
umat manusia di dunia.14
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka
berfikir dalam penulisan skripsi. Untuk lebih mudah memahami penulisan
skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, sebagai berikut:
Bab I menjelaskan tentang pendahuluan, yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
konseptual dan sistematika pembahasan.
Bab II menjelaskan tentang tentang kajian teoritik dan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti. Bab ini menjelaskan tentang teori dan
kepustakaan dari judul penelitian, langkah yang diambil dalam
penyelesaian bab iniadalah mencocokkan beberapa literatur yang ada, baik
dari buku, skripsi, maupun jurnal yang sesuai dengan judul penelitian.
Bab III menjelaskan tentang metode penelitian yang dipergunakan
peneliti untuk mencocokkan data atau informasi yang telah
didapat.Sehingga mempermudah peneliti dalam menyusun skripsi dengan
persetujuan dosen pembimbing.
Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian, dimana hasil penelitia
ini adalah yang terpenting dalam penulisan skripsi.
14Mas Joko, 2015, Pengertian Dan Definisi Bahan Organik, Diakses pada tanggal 29 maret 2016
11
Bab V menjelaskan tentang penutup yang berisi kesimpulan dari
12
BAB II
STRATEGI MARKETING MENEMBUS PASAR MODERN A. Penelitian Terdahulu
Dalam proses penulusuran karya-karya ilmiah yang sama atau
mirip dengan penyusunan karya ilmiah ini, maka penulis menelusuri untuk
mencari beberapa kerangka karya ilmiah diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
No Judul Obyek Penelitian Hasil
1. Penyusunan Strategi Pemasaran
Berdasarkan Prilaku Konsumen Dalam Pembelian Sayuran Segar (Studi Kasus: Proyek Penelitian Eco Urban Farming ITS Surabaya). Penetian oleh Hanifah Kurniasari dan Ahmad Rusdiansyah. 2014 Strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dalam pembelian sayuran segar.
Produsen akan memilih kesegaran produk, manfaat produk bagi kesehatan, jaminan kualitas, kebersihan produk, pelayanan yang ramah, tersedia beragam jenis produk, lokasi tempat belanja mudah diakses, ketersediaan jenis produk yang diinginkan, menawarkan harga khusus atau potongan harga, harga produk sesuai kualitas produk dan dapat memilih sendiri produk yang diinginkan.
2 Analisa
Keberlanjutan Praktik Pertanian Organik di Kalangan Petani (Kasus: Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah). UGM. Penelitian oleh Aero Widiarta. 2011 Analisis Keberlanjutan Praktik Pertanian Organik Di Kalangan Petani
Analisis pengaruh praktik pertanian organik terhadap kerberlanjutan ekonomi petani secara statistik melalui uji Paired Samples T-test dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows dilakukan untuk memperkuat analisis finansial usahatani. Berdasarkan perhitungan statistik, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang berarti, praktik pertanian organik berpengaruh secara signifikan terhadap keberlanjutan ekonomi petani.
3 Analisis Strategi Usaha Sayuran Organik di PT Anugerah Bumi Persada “RR Organik Farm”, Kabupaten Cianjur. IPB. Penelitian oleh Santi Rosita. 2008
Analisis Strategi Usaha Sayuran Organik
13
iklim dan gejala alam. 4 Strategi
Pengembangan Pertanian Organik Sayuran di Kelurahan Kakaskasen Dua Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Penelitian oleh Juwit Walewangko. 2015
Strategi Pengembangan Pertanian Organik Sayuran
mempunyai kerjasama dengan Dinas Pertanian, Lurah, dan BP3K, sarana produksi organik tersedia dan Kelemahan yaitu petani masih menggunakan bahan kimia sekitar 10% di dalam tanah, produk organik belum memiliki label sehingga harganya sama dengan an-organik
5 Strategi Pemasaran Sayuran Prusahaan Pacet Segar Cianjur. Penelitian oleh Yeni Kusumawaty dan Tengku Harunur Rasyid Strategi Pemasaran Sayuran
Perusahaan Pacet Segar menerapkan strategi pemasaran walaupun belum optimal. Segmen pasar ditetapkan berdasarkan geografis dan pendekatan pembelian dengan target pasarswalayan, restoran, dan pedagang sayur di Jakarta dan Jawa Barat
Kekuatan perusahaan antara lain budidaya bebas pestisida, pengalaman dalam bisnis sayur, sebagian besar milik sendiri, kualitas baik, citra perusahaan baik,dan lokasi strategis. Kelemahan mencakup ketergantungan pada satu kelompok pelanggan.
Alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT adalah, pengembangan pasar, integrasi horizontal, peningkatan kapasitas, diversifikasi produk, mencari permoalan lain, peningkatan SDM, peningkatan teknologi, peningkatan promosi.
Kesimpulan: Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan perbedaan atara penelitian
yang saat ini peneliti lakukan:
1. Penelitian pertama, Penelitian ini membahas mengenai Strategi
pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dalam pembelian sayuran
segar. Persamaan dengan penelitian yang saat ini peneliti lakukan
adalah: sama-sama membahas mengenai strategi pemasaran.
Sedangkan perbedaan dengan penelitian kali ini adalah: peneliti
pertama lebih memfokuskan pada perilaku konsumen, sedangkan
penelitian kali ini lebih memfokuskan pada upaya menembus
14
2. Penelitian Kedua, penelitian ini membahas mengenai Analisis
Keberlanjutan Praktik Pertanian Organik Di Kalangan Petani. Dimana
penelitian ini mendapatkan data mengenai Pengaruh praktik pertanian
organik terhadap keberlanjutan ekonomi petani dapat diketahui
melalui analisis perbandingan tingkat input dan output serta finansial
antara usahatani organik dan konvensional serta penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Perbedaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan saat ini adalah, membahas mengenai cara
memasarkan produk sayuran organik dan penelitian kaliini
menggunakan metode kualitatif.
3. Penelitian ketiga, penelitian ini membahas mengenai Analisis Strategi
Usaha Sayuran Organik. Dimana penelitian ini mendapatkan data
mengenai kekuatan utama perusahaan adalah ramah lingkungan
sedangkan kelemahan utama adalah volume produksi yang masih
rendah. Peluang utama perusahaan adalah pangsa pasar sayuran
organik yang akan terus meningkat dan loyalitas konsumen dan
permintaan untuk sayuran organik cukup tinggi. Ancaman utama bagi
perusahaan yaitu pangsa pasar pesaing semakin luas, adanya hama dan
penyakit yang menyerang tanaman serta perubahan iklim dan gejala
alam. Hal yang membedakan penelitian kal ini adalah, peneliti hanya
mencari strategi marketing yang dilakukan di Pondok Pesantren
15
4. Penelitian keempat, penelitian ini membahas mengenai Strategi
Pengembangan Pertanian Organik Sayuran. Dimana penelitian ini
mendapatkan data mengenai faktor yang mempengaruhi
pengembangan pertanian antara lain lingkungan internal terdiri dari
kekuatan yaitu petani telah berpengalaman dan menguasai teknologi,
mempunyai kerjasama dengan Dinas Pertanian, Lurah, dan BP3K,
sarana produksi organik tersedia dan Kelemahan yaitu petani masih
menggunakan bahan kimia sekitar 10% di dalam tanah, produk
organik belum memiliki label sehingga harganya sama dengan
an-organik. Yang membedakan dengan penelitian kali ini adalah, peneliti
fokus pada marketing dalam memasarkan produk sayuran organik
dalam upaya menembus supermarket besar.
5. Penelitian kelima, penelitian ini membahas mengenai Strategi
Pemasaran Sayuran. Dimana penelitian ini mendapatkan data
Perusahaan Pacet Segar menerapkan strategi pemasaran walaupun
belum optimal. Segmen pasar ditetapkan berdasarkan geografis dan
pendekatan pembelian dengan target pasarswalayan, restoran, dan
pedagang sayur di Jakarta dan Jawa Barat. Perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan saat ini adalah, tempat penelitian
yang berbeda mengingat setiap perusahaan pasti mempunyai strategi
16
B. Manajemen Pemasaran Dalam Teori Philip Kotler
Strategi pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian. Mencakup gagasan, barang
dan jasa yang tujuannya adalah menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak
yang terlibat.1415 Manajemen pemasaran dapat diterapkan di semua pasar. misalnya sebuah perusahaan makanan, direktur personalia menangani
pasar tenaga kerja, direktur pembelian menangani pasar bahan baku.
Mereka harus menetapkan tujuan dan mengembangkan strategi untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan dalam pasar-pasar tersebut.16
Gambar 2.1 Proses Strategi Marketing
17
15
Philip Kotler. 1996. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan pengendalian. Erlangga. Jakarta. Hal 14
16
Philip Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran. PT. Prenhallindo. Jakarta. Hal 13-14 17
17
1. Analisa
Tujuan analisis adalah untuk memepertajam gambaran masalah
pemasaran yang telah dirumuskan, sehingga pelaksanaan riset
selanjutnya akan lebih mudah dan terarah. Pada langkah kedua riset
ini, berbagai macam data dari perusahaan yang bersangkutan dengan
masalah dikumpulkan dan dianalisis.18 Perusahaan-perusahaan yang berhasil biasanya menganalisa, mengenali, menanggapi kebutuhan dan
kecenderungan yang belum terpenuh dengan cara yang
menguntungkan.19 Untuk menganalisa kesempatan pasar kegiatan tersebut dapat dilakukan/diuraikan sebagai berikut:
a. Penetrasi pasar, langkah pertama yang perlu dipertimbangkan
adalah merk utama perusahaan apakah dapat mencapai
penetrasi pasar yang lebih luas yaitu penjualan yang semakin
besar pada kelompok pembeli sasaran yang sekarang tanpa
mengubah produk tersebut.20 Secara umum penetrasi pasar dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu:
1) Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen
agar mereka meningkatkan pembeliannya pembelian dapat
diuraikan sebagai fungsi dari frekuensi pembelian dikalikan
dengan jumlah pembelian yang dilakukan. Suatu
perusahaan dapat mendorong konsumennya untuk membeli
18
Siswanto Sutojo. 1988. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. LPPM, PT. Pustaka Binaman Pressindo, IKAPI. Jakarta. Hal 27
19
Philip Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Prenhallindo. Jakarta. Hal 155 20
18
lebih sering sekaligus untuk membeli lebih banyak pada
setiap pembelian.
2) Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik
atau mempengaruhi konsumen saingan. Sarana yang
digunakan tidak berbeda dengan yang diuraikan pada butir
satu di atas, perbedaannya hanya pada sasaran atau target
yang hendak dicapai yaitu pada konsumen saingan.
3) Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik
yang bukan pemakai (nonusers) atau calon konsumen yang berapa dalam lingkungan pasar. Sarana sebenarnya tidak
berbeda dengan yang digunakan atau yang terdapat pada
butir satu diatas, perbedaannya terletak pada sasaran atau
target yang hendak dicapai yaitu para calon konsumen dan
yang bukan pemakai.21
b. Penilaian kesempatan pasar, hal ini bertujuan mengidentifikasi
kesempatan dan menentukan kesempatan mana yang tepat bagi
perusahaan. Namun demikian yang harus diperhatikan oleh
setiap perusahaan, bahwa setiap kesempatan yang baik dan
menarik tidak selamanya tepat bagi sebuah perusahaan. Hal ini
disebabkan, bahwa suatu kesempatan pemasaran harus sesuai
21
19
sasaran yang akan dicapai dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.22 2. Perencanaan
Rencana pemasaran adalah instrumen sentral untuk mengarahkan dan
mengoordinasikan usaha pemasaran.23 Dengan perkembangan yang begitu cepat dengan tingkat pesaingan yang semakin berat
mengarahkan setiap perusahaan harus memandang ke depan dalam
menentukan langkahnya dan bagaimana usaha dan cara untuk
mencapainya.24 Perusahaan biasanya mempersiapkan rencana
tahunan, rencana jangka panjang, dan rencana strategik. Rencana
tahunan menggambarkan situasi pemasaran sekarang, tujuan
perusahaan, strategi pemasaran untuk tahun tersebut, program
tindakan, anggaran dan pengendalian. Rencana jangka panjang
menggambarkan faktor-faktor dan kekuatan-kekuatan utama yang
mempengaruhi organisasiselama beberapa tahun ke depan.
Perencanaan strategik merupakan proses untuk mengembangkan dan
menjaga suatu kecocokan strategi diantara tujuan dan kemampuan
organisasi dengan peluang pemasaran yang selalu berubah.25 Selain itu tugas dari pemasaran meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu:
22
Marius P. Angipora.1999. Dasar-Dasar Pemasaran. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Hal 14-16 23
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid1. PT. Indeks. Hal 53
24
Marius P. Angipora.1999. Dasar-Dasar Pemasaran. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Hal 28-29 25
20
a. Menetapkan pembeli sasaran
Didalam kehidupan dunia usaha, sebagian besar perusahaan tidak
dapat atau tidak bersedia melayani pembeli potensial hasil
produksinya. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi, keuangan
atau pemasaran tidak memungkinkannya ataupun karena melayani
seluruh pembeli potensial dirasa tidak efisien.
b. Perkiraan jumlah penjualan
Seperti halnya dengan dengan rencan pemasaran itu sendiri
perkiraan jumlah penjualan yang ingin dicapai dapat disusun baik
untuk jangka panjang, misalnya lima tahun, maupun untuk jangka
pendek, misalnya triwulan. Perkiraan penjualan yang disusun
secara baik akan merupakan titik tolak yang baik pula dalam
penyusunan anggaran penjualan dan anggaran pemasaran.
c. Kombinasi kebijakan pemasaran
Bila pengusaha telah memutuskan kelompok pembeli sasaran dan
perkiraan jumlah penjualan, maka mereka perlu menyusun
berbagai kombinasi kebijakan pemasaran untuk merebut pembeli
sasaran dari perusahaan pesaing.26 3. Pelaksanaan
Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran
menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi
mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif
26
21
melaksanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program
tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta
struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting
dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.
4. Pengendalian
Berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi
atau perusahaan sangat tergantung pada kemampuan pimpinan untuk
mengarahkan dan mengendalikan semua kegiatan pelaksanaaan di
bidang pemasaran. Pengendalian pemasaran merupakan dasar yang
penting bagi keberhasilan usaha di bidang pemasaran khususnya dan
organisasi atau perusahaan umumnya.27 Ada tiga tipe pengendalian diantaranya:
a. Pengendalian rencana tahunan
Tujuan dari pengendalian rencana tahunan adalah untuk menjamin
bahwa perusahaan mencapai penjualan, keuntungan dan sasaran
lain yang sudah dibuat dalam rencana tahunan. Hal tersebut
meliputi empat langkah, yang pertama manajemen harus
menetapkan sasaran-sasaran triwulan atau bulanan dalam rencana
tahunan. Kedua, pimpinan harus memantau kegiatannya ditempat
pemasaran. Ketiga, pimpinan harus menentukan penyebab
gagalnya kegiatan yang cukup serius. Keempat, pimpinan harus
27
22
mengambil tindakan koreksi untuk menutup kesenjangan antara
sasaran dan kegiatan.
b. Pengendalian profitabilitas
Di samping pengendalian rencan tahunan, perusahaan perlu
mengukur profitabilitas produk, teritorial, kelompok konsumen,
jalur perniagaan dan besarnya pesanan. Informasi ini akan
membantu manajemen untuk menentukan apakah produk atau
kegiatan pemasaran harus diperluas, dikurangiatau dihilangkan.
c. Pengendalian strategis
Pengendalian strategis ini bertujuan untuk menentukan
kesempatan dan berbagai masalah serta rekomendasi tindakan
jangka pendek maupun jangka panjang untuk meningkatkan
prestasi perusahaan secara keseluruhan.28 5. Marketing Dalam Islam
Sebagai umat muslim hendaknya kita melakukan kegiatan
marketing yang sesuai dengan ajaran islam. Seperti yang
dikemukakan oleh hermawan bahwa secara umum pemasaran islami
adalah strategi bisnis, yang harus memayungi seluruh aktivitas dalam
sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses, menciptakan,
menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu
perusahaan, atau perorangan, yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih
28
23
lanjut Hermawan menguraikan karakteristik dari syari’ah marketing
ini terdiri atas beberapa unsur, yaitu:
a. Theistis (Rabbaniyah)
b. Etis (Akhlaqiyah)
c. Realistis (Al-Waqiiyyah)
d. Humanistis (Al-Insaniyah)
Jika kita tinjau keempatelemen diatas, pertama berdasarkan
ketuhanan, yaitu suatu keyakinan yang bulat bahwa semua gerak gerik
manusia selalu berada dibawah pengawasan ilahi. Oleh sebab itu
semuainsan harus berperilaku sebaik mungkin, tidak berperilaku licik,
suka menipu, mencuri milik orang lain, suka memakan harta orang lain
dengan jalan yang bathildan sebagainya. Kondisi ini diyakini oleh umat
muslim sehingga menjadi pegangan hidup, tidak tergoyahkan. Nilai
Rabbaniyah ini melekat atau menjadi darah daging dalam pribadi setiap
muslim, sehingga dapat menahan perbuatan-perbuatan tercela dalam dunia
bisnis.
Kedua Etis, artinya semua prilaku berjalan diatas norma etika yang
berlaku umum. Hal ini menjadi panduan para marketer syariah selalu
memelihara setiap tutur kata, perilaku dalam berhubungan bisnis dengan
siapa saja, konsumen, penyalur, toko, pemasok ataupun saingannya.
Ketiga Realistis, artinya sesuai dengan kenyataan, jangan
24
Rasulullah tentang sifat realistis ini ialah jika anda menjual barang ada
cacadnya, maka katakan pada calon pembeli yang sebenarnya.
Keempat Humanistis, artinya berperi kemanusiaan, hormat
menghormati sesama, marketing berusaha membuat kehidupan menjadi
lebih baik. Jangan sampai kegiatan marketing malah sebaliknya merusak
tatanan hidup dimasyarakat, menjadikan perikehidupan bermasyarakat
terganggu, seperti kehidupan hewan tidak ada aturan dan yang kuat yang
berkuasa.29
Tanpa memperhatikan intensitas persaingan, perusahaan harus
bersaingsecara etis. Etika pemasaran merujuk pada prinsip atau nilai-nilai
moral secaraumum yang mengatur perilaku seseorang atau sekelompok.
Standar-standarhukum mungkin tidak selalu etis atau sebaliknya,
standar-standar etika belumtentu sesuai dengan standar-standar hukum, karena hukum
merupakan nilai-nilai dan standar-standar yang dapat dilaksanakan oleh
pengadilan. Etika terdiri dari nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral
seseorang bukan perintah-perintah sosial.
Prinsip-prinsip pemasaran islami menurut Abdullah Gymnastiar
dan Hermawan Kertajaya adalah:
29
25
a. Berlaku adil
Pada dasarnya kompetitor akan memperbesar pasar, sebab
tanpa kompetitor industri tidak dapat berkembang dan
kompetitor ini perlu diikuti mana yang bagus dan mana yang
jelek, dimana kompetitor yang bagus perlu ditiru.
b. Tanggap terhadap perubahan
Selalu ada perubahan dalam kegiatan perindustrian, sehingga
langkah bisnis akan terus berubah untuk menyesuaikan dengan
pasar. Kompetisi yang semakin sengit tidak dapat dihindari,
arus globalisasi dan teknologi akan membuat pelanggan
semakin pintar dan selektif sehingga jika kita tidak sensitif
terhadap perubahan maka kita akan kehilangan pelanggan.
c. Berbuat yang terbaik dari sisi produk dan harga
Dalam konsep pemasaran islami, tidak diperbolehkan menjual
barang kualitas rendah dengan harga yang tinggi, hal ini
dikarenakan pemasaran islami adalah pemasaran yang fair
dimana harga sesuai dengan barang/produk.
d. Rela sama rela dan adanya hak khiyar pada pembeli (hak
pembatalan terhadap transaksi)
Pada prinsip ini, marketer yang mendapatkan pelanggan
haruslah memelihara hubungan yang baik dengan mereka. Dan
dipastikan pelanggan puas terhadap pelayanan yang diberikan,
26
the costumer, namun keep the costumer saja tidaklah cukup, perlu pula grow the costumer, yaitu value yang diberikan kepada pelanggan perlu ditingkatkan sehingga dengan
bertambahnya pelayanan, pelanggan juga akan mengikuti
pertambahan tersebut.
e. Tidak curang
Dalam pemasaran islami tadlis sangatlah dilarang, seperti
penipuan menyangkut kuantitas, kualitas, dan waktu
penyerahan barang dan harga.30
C. Menembus Pasar Menurut Philip Kotler
Ada tiga strategi menembus pasar secara luas antara lain:
1. Lisensi.
Lisensi merupakan cara yang mudah bagi produsen untuk terlibat
dalam pemasaran. Pemberi lisensi memberi izin pada perusahaan
untuk menggunakan manufaktur, merk dagang, paten, rahasia dagang,
atau hal lain untuk mendapatkan bayaran atau royalti. Pemegang
lisensi memperoleh keahlian produksi atau produk terkenal tanpa harus
mulai dari awal.
2. Usaha patungan.
Membentuk patungan mungkin perlu dikarenakan ekonomi atau
dana yang tidak mencukupi serta tidak menutup kemungkinan bahwa
pereusahaan kekurangan sumber daya finansial, fisik, atau manajerial
30
27
untuk menjalankan usaha itu sendiri. Kekurangan dari usaha patungan
ini memungkinkan mitranya tidak menyetujui kebijakan investasi,
pemasaran, atau kebijakan lain.
3. Investasi langsung.
Investasi langsung merupakan kepemilikan langsung atas perakitan
fasilitas perakitan atau manufaktur. Investor dapat membeli sebagian
atau seluruh kepemilikan perusahaan yang membangun fasilitasnya
sendiri. Kelemahan investasi langsung adalah perusahaan membuka
investasinya yang besar terhadap risiko seperti pasar yang memburuk
bahkan penyitaan.31
31
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Menurut Bog dan Taylor penelitian kualitatif
sebagai berikut :
“metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati
dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung
menunjukkan latar dan individu-individu dalam latar itu secara
keseluruhan; subjek penyelidik, baik berupa organisasi ataupun
individu, tidak dipersempit menajadi variable yang terpisah atau
menjadi hipotesis, tetapi dipandang sebagai bagian dari
keseluruha”.
Metode ini dapat digunakan untuk menggungkap dan memahami
apa yang terletak dibalik fenomena apa saja yang sedikit belum diketahui.
Metode kualitatif dapat memberikan secara detail fenomena yang ruwet
yang sulit untuk disampaikan dengan metode kuantitatif.
Dengan lain kata, metode kuantitatif lebih menekankan pada usaha
mengidentifikasi hubungan-hubungan kasual yang biasanya diproses
29
untuk mendeskripsikan fenomena, yang datanya berupa kata-kata
(ucapan), perilaku, atau dokumen, dan tidak pernah dianalisis dengan
rumus-rumus statistik, tetapi dalam bentuk narasi. Oleh karena itu peneliti
ingin menggambarkan atau menguraikan bagaimana Strategi Marketing
Sayuran Organik Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto.32
B. Lokasi Penelitian
Dalam sasaran penelitian ini, ada dua hal yang akan dijelaskan yaitu
mengenai objek penelitian dan wilayah penelitian. Objek yang akan dituju
dalam penelitian ini adalah masalah yang berkaitan dengan strategi
marketing sayuran organik (studi kasus Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Pacet Mojokerto). Sedangkan, lokasi yang dijadikan objek atau sasaran
dalam penelitian ini adalah Jalan Raya Pacet, Cangar km 1 Pacet,
[image:40.595.134.512.232.682.2]Mojokerto, Jawa Timur.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto
33
32
Rulam Ahmadi, 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta. Hal 12-14 33
30
C. Jenis dan Sumber Data
Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai
sumber. Sumber data dibedakan atas sumber data primer dan sekunder.
Mampu memahami dan mengidentifikasi sumber data akan dapat
memudahkan peneliti untuk memilih metode pengumpulan data yang
tepat guna dan hasil guna dan memudahkan melakukan pengumpulan
data.34 Untuk itu jenis dan sumber data dalam penelitian ini, sebagai berikut:
a. Jenis Data
1) Primer
Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
subjek peneliti dengan menggunakan alat pengukur atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari.35 Yang termasuk di dalam data primer yaitu subyek atau orang dan tempat. Adapun yang menjadi data
primer dalam penelitian ini adalah pengasuh Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah serta jajaran pengurus Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah khususnya pada bagian pengurus usaha
sayuran organik yang datanya didapat dengan melalui
wawancara secara langsung.
34
Ulber Silalahi. 2010.Metode Penelitian Sosia., PT Refika Aditama. Bandung. hal. 289 35
31
2) Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan
kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum
penelitian dilakukan.36 Data yang diambil dan diperoleh dari bahan pustaka yaitu mencari data atau informasi, yang berupa
benda-benda tertulis seperti buku-buku, internet, dokumen dan
karya tulis ilmiah. Data sekunder ini merupakan data
pendukung atau sebagai data pelengkap dari data primer. Data
yang termasuk ke dalam data sekunder yaitu, data yang
diperoleh dari bahan-bahan literatur yang berkaitan dengan
manajemen marketing produk sayuran di Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah Pacet Mojoketo dalam menembus pasar
supermarket besar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah medapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standard yang ditetapkan. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
yakni :
36
32
1. Observasi
Yang dimaksud observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai
alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti
telinga,penciuman, mulut dan kulit37 teknik ini digunakan untuk mengetahui dan mencatat secara langsung tentang:
a) Strategi Marketing Produk Sayuran organik yang digunakan oleh
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto.
Sehingga dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data
mengenai strategi marketing produk sayuran organik Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam upaya menembus
pasar supermarket besar mendapatkan data yang akurat.
2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan
dengan sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden,
dengan atau menggunakan pedoman wawancara teknik ini digunakan
untuk memperoleh data tentang:
37
33
a) Bentuk-bentuk strategi marketing sayuran organik yang dilakukan
oleh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam
upaya menembus pasar supermarket besar.
b) Tujuan strategi marketing dalam memasarkan sayuran organik
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam
upaya menembus pasar supermarket besar.
c) Resiko atau kendala apa yang sering di hadapi oleh Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto dalam upaya
memasarkan produk sayuran organik sampai ke supermarket
besar.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen dan cenderung menjadi data sekunder.
Pemakaian dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
notulen rapat,agenda dan lain sebagainya.
a) Kegiatan yang berlangsung dalam mengamati kegiatan
marketing sayuran organik Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Pacet Mojokerto dalam upaya menembus pasar supermarket
besar.
b) Benda mati yang bisa dijadikan bukti atau media penunjang
[image:44.595.142.516.259.576.2]pengamatan di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Mojokerto.
34
No Obyek Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1 Sumber daya manusia dan
potensi dalam mengelola sayuran organik
Seksi Pendidikan dan aktifitas
Wawancara,observasi
2 Penciptaan produk yang berkualitas
Penanggung jawab bidang pertanian sayur organic
Wawancara, observasi, dokumentasi
3 Marketing sayuran organik yang digunakan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Ketua Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Wawancara, dokumentasi
4 Proses mendapatakan sayuran organik yang berkualitas
Santri yang berperan dalam proses menanam sayuran organik
Wawancara, observasi
5 Harga yang ditetapkan dalampenjualan sayuran organik
Ketua pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto
Wawancara, dokumentasi
4. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
menggabungkan dari berbagai teknikdan sumber data yang telah
diperoleh. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Sedangkan, triangulasi sumber berarti peneliti
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama.38
Peneliti menggabungkan semua hasil penelitian, baik dari
wawancara, observasi dan dokumentasi. kemudian peneliti
mencocokkan diantara wawancara, observasi dan dokumentasi
apakah sudah sesuai atau masih terdapat keganjalan. Jika masih
terdapat keganjalan dalam triangulasi, maka peneliti perlu
melakukan penggalian data guna memperjelas data.
E. Teknik Validitas Data
38
35
Pada bagian ini diteaknkan adalah validitas dari interpretasi.
Kemampuan menggambarkan temuan kebenaran. Hal ini bisa tidak tepat
jika peneliti menerima pentingnya keadaan dan kebenaran dengan begitu
saja. validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan
penggambaran secara tepat data yang dikumpulkan. Dalam term validitas
dipresentasikan analisis, kemudian cerminan yang diperlukan adalah:
1. Pengaruh yang kuat dari desain penelitian dan pendekatan analisis
pada hasil yang dipresentasikan.
2. Konsistensi temuan, untuk contoh, hasil analisis dapat digunakan
oleh lebih dari satu peneliti.
3. Hasil yang dipresentasikan luasannya mewakili secara keseluruhan
dan berkaitan.
4. Menggunakan data asli yang memadai dan sistematik (contoh
penggunaan kutipan bukan hanya berasal dari orang yang sama)
yang dipresentasikan dari analisis, dengan demikian pembaca
yakin bahwa intrepretasi data terkait dengan data yang
dikumpulkan.
Cara lain menggambarkan reliabilitas dan validitas:
1. Triangulasi Data, data yang dikumpulkan melalui sumber majemuk
untuk memasukkan dat pengamat, wawancara, dan diskusi
kelompok terfokus.
2. Pemeriksaan anggota, informan akan berperan sebagai pemeriksa
36
3. Pengamatan jangka panjang dan berulang di lokasi penelitian,
pengamatan tetap dan terus berulang.
4. Klarifikasi prasangka peneliti.
5. Mempertimbangkan masalah-masalah dari masukan informan.
6. Menyediakan alasan untuk keputusan mereka untuk menyediakan
masukan atau tidak.
7. Menjelaskan bagaiman mereka mengetahui tentang masukan, jenis
masukan, dan mengapa.
8. Menjelaskan bagaimana masukan dari informan telah digunakan
dalam analisis dan interpretasi data.39
F. Teknik Analisis Data
Dalam pendekatan kualitatif sangat berbeda dengan pendekatan
kuantitatif, terutama dalam penyajian data atau analisis data. Menurut
Matthew B. Miles, psikologi dan pengembangan dan Michel Huberman
ahli pendidikan dari University of Geneva, Switzerland, (Miles dan Huberman, 1992:15-21) analisis kualitatif, data yang berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam
aneka macam cara yaitu pengamatan terlibat, wawancara semi terstruktur,
dan selanjutnya diproses melalui perekaman, pencatatan, pengetikan,
tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya
disusun ke dalam teks yang diperluas.
39
37
Analisis, menurut Matthew dan Michael dibagi dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur yang dimaksud adalah:
1. Reduksi data, alur ini diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data
yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data merupakan
bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik
dan diverefikasi.
2. Penyajian data, penyajian yang dimaksud adalah sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkian adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan
3. Penarikan kesimpulan, dari permulaan pengumpulan data, peneliti
mulai mencari arti benda-benda, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan
catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan metode pencarian
[image:48.595.138.515.236.550.2]ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan sponsor.
38
40
G. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Pralapangan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah:
a. Menyusun rencana penelitian secara fleksibel (Penyususnan
rancangan penelitian adalah berupa usulan penelitian yang
diajukan kepada ketua Prodi Manajemen Dakwah, yang berisi
tentang latar belakang masalah, fenomena yang terjadi
dilapangan, problematika yang berisi tentang permasalahan
yang diangkat dalam penelitian).
b. Memilih lapangan penelitian (Adapun lapangan penelitian yang
dipilih oleh peneliti adalah Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan penggalian data atau informasi tentang objek
penelitian yang akan diteliti. Kemudian, ada ketertarikan yang
timbul dalam diri peneliti untuk menjadikan sebagai objek
penelitian, karena dirasa sesuai dengan disiplin ilmu peneliti
selama ini.)
40
39
c. Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian kepada
pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.
d. Menjajaki dan menilai lapangan (melakukan studi
pendahuluan).
1) Pemahaman atas petunjuk dan cara hidup peserta
penelitian.
2) Memahami pandangan hidup peserta penelitian.
3) Penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan tempat atau
latar penelitian.
e. Memilih dan memanfaatkan peserta penelitian (Usaha untuk
memilih dan memanfaatkan informan adalah dengan cara
melalui keterangan orang yang berwenang, yaitu responden 1
selaku pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dan
responden 2 selaku pimpinan unit bisnis sayuran organik
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto).
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat-alat tulis,
kamera, tape recorder, bahkan jas hujan dan payung jika
diperlukan serta peralatan-peralatan lain yang dapat
mendukung kelancaran penelitian di lapangan (menentukan dan
membuat instrumen penelitian).
g. Memerhatikan etika penelitian. Peneliti harus dapat menjaga
40
melakukan penelitian secara partisipatif, jangan sampai
merusak suasana.
2. Tahap pekerjaan lapangan
pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Memehami latar penelitian di mana peneliti harus:
1) Membatasi latar penelitiannya.
2) Menjaga penampilan. Peneliti kualitatif selalu tampil
sederhana, paling tidak menyesuaikan diri dengan lapangan
dan informan.
b. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan. Meskipun peneliti
harus akrab dengan informan atau anggota penelitian yang lain,
peneliti harus mengetahui batas-batas hubungan antara dirinya
dengan informan. Ini penting untuk menghindari subjektivitas
data atau hasil penelitiannya.
c. Jangka waktu penelitian. Peneliti harus menjelaskan kepada
informan atau anggota penelitian berapa lama penelitiannya
akan dilakukan.
d. Memasuki lapangan (melakukan penelitian di lapangan dengan
memperhatikan etika penelitian).
e. Keakraban hubungan. Peneliti harus bisa menjalin hubungan
secara akarab dengan informan atau dengan anggola peneliti
41
orang asing ditempat penelitian yang dilakukan, ia akan sulit
menemukan data secara holistik (terperinci dan mendalam).
f. Mempelajari bahasa yang digunakan oleh anggota penelitian.
Untuk memudahkan komunikasi di lapangan selama penelitian
berlangsung, peneliti harus mempelajari bahasa yang
digunakan oleh informan.
g. Peranan peneliti. Apabila data dikumpulkan dengan cara
observasi secara terlibat atau penelitian secara partisipatif,
maka peneliti dituntut untuk berperan sambil mengumpulkan
data.
h. Pengarahan batas penelitian. Peneliti harus menjelaskan kepada
anggota penelitian atau informan tentang batas-batas penelitian
yang akan dilakukan.
i. Mencatat data. Ini dilakukan selama peneliti melakukan
penelitian di lapangan, sambil berperan serta atau apa saja yang
dilihat (ditemukan) berkenaan dengan latar penelitian.
j. Petunjuk tentang cara mengingat data. Buatlah catatan
secepatnya, jangan menunda-nunda pekerjaan. Untuk lebih
memudahkan peneliti mengingat data, peneliti harus membuat
kode-kode tertentu berkenaan data yang akan dikumpulkan.
Hal ini mengingat data yang dikumpulkan dari lapangan.
Apalagi data hasil wawancara merupakan data yang luas dean
42
sekali dengan fokus yang diteliti. Lebih jelas tentang
pengkodean dibahas pada bab tentang penyajian data.
k. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat. Oleh karena penelitian
kualitatif menuntut keberadaan peneliti di lapangan yang
relatif lama, apalagi jika selalu berhadapan dengan situasi yang
monoton dan frekuensi penelitian yang intensif, terkadang
menimbulkan keletihan dan kejenuhan. Untuk itu peneliti harus
mengatur waktu penelitiannya dan mengatur waktu untuk
istirahat. Artinya peneliti harus menentukan waktunya
melakukan penelitian dan kapan waktunya istirahat.
l. Meneliti suatu latar yang didalamnya terdapat pertentangan.
Terkadang fenomena yang diteliti menunjukkan pertentangan
satu sama lain. Dalam kondisi seperti itu, peneliti harus bisa
menentukan benang merah yang mempertemukan antara
konteks yang diteliti dengan fenomena yang muncul di
lapangan.
m. Analisis di lapangan. Seperti telah disebutkan dalam perbedaan
penelitian kualitatif dan kuantitatif diatas, bahwa analisis data
penelitian kualitatif dilakukan semenjak peneliti masih
mengumpulkan data di lapangan.Data yang telah dikumpulkan
dan dituangklan dalam bentuk laporan lapangan, harus segera
dianalisis. Hal ini akan dapat mengungkapkan :
43
2) Hipotesis apa yang harus diuji.
3) Pertanyaan apa yang harus dan belum dijawab.
4) Metode apa yang harus digunakan untuk mencari informasi
baru.
5) Kesalahan apa yang harus diperbaiki. Analisis ini juga perlu
dilakukan untuk mendorong peneliti menulis laporan secara
berkala.41
41
43
BAB IV
STRATEGI MARKETING PRODUK SAYURAN ORGANIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH PACET MOJOKERTO DI TINJAU
DARI TEORI PHILIP KOTLER
A. Profil Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto 1. Sejarah Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto
pondok pesantren Riyadlul Jannah adalah pondok pesantren berbasis
entrepreneur yang berada di bawah kaki gunung welirang yang terkenal
dengan wisata pemandian air panas. Pemandangan yang indah dan udara
yang sejuk menjadi ciri khas dari pondok pesantren ini. Sebagai daerah
wisata, Pacet menjadi sasaran berlibur dari wisatawan domestik maupun
manca negara. Kedatangan para wisataan itu tidak lepas dengan membawa
karakter dan budaya mereka yang otomatis punya dampak negatif bagi
penduduk, yang seperti kita ketahui bersama dan telah terjadi diberbagai
daerah bahwa misi pendangkalan ideologi bangsa telah menembus
berbagai daerah yang minus baik ekonomi maupun pendidikan. Di Pacet
telah berdiri berbagai lembaga atau yayasan yang dikelola oleh pihak yang
bergerak dalam hal tersebut dengan menawarkan berbagai fasilitas yang
sangat menarik, dengan alasan tadi tokoh-tokoh masyarakat Pacet tergerak
hatinya untuk mendirikan sebuah lembaga atau yayasan yang diharapkan
44
islam umumnya. Akhirnya datanglah KH. Mahfudz Syaubari MA dan
[image:56.595.142.503.160.551.2]mendirikan pondok pesantren yang berdiri pada tahun 1985.42
Gambar 4.1 Lokasi Fisik Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto
Pada saat itu Pondok Pesantren Riyadlul Jannah masih bernama
As-Salam kemudian guru dari KH. Mahfudz Syaubari MA yang bernama
Syekh Muhammad Bin Alwi Al Maliki datang ke Pondok Pesantren dan
menyuruh untuk mengganti nama Pondok Pesantren Menjadi Riyadlul
Jannah.43 selain itu pondok pesantren Riyadlul Jannah mempunyai kegiatan penunjang yang bertujuan sebagai bahan pengembangan
potensi-potensi motorik dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat dan minat
santri masing-masing.
42
Hasil Dokumentasi. Buku Pedoman Pondok Pesantren Riyadlul Jannah. sabtu16juni. Pukul 14.15 43
45
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Visi: Terbentuknya manusia yang berimtaq, berbudi pekerti luhur, berkarakter, cerdas, mandiri, memiliki etos kerja, kompetitif, peduli
serta bertanggung jawab pada agama, bangsa dan negara.
Misi: a. Menanamkan keimanan, ketaqwaan serta akhlakul karimah. a. Mendidik keilmuan dan pengembangan wawasan.
b. Mengembangkan bakat, minat dan kreatifitas.
c. Mengembangkan kewirausahaan dan kemandirian.
d. Menanamkan kepedulian, pelayanan dan tanggung jawab
terhadap agama, bangsa dan negara.
[image:57.595.139.522.263.718.2]3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Gambar 4.2 Struktur Pengurus Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto
a. Pengasuh : KH. Mahfudz Syaubari MA
46
c. Penasehat : 1) Agus H. Fathur Rozy. S.Pdi
1) Agus H. Maimun Jauhari, LC
2) Agus H. Ahsanul Milal. LC
d. Sekretaris : Lukman Hakim, S.Pdi
e. Wakil Direktur1 : Amir Wahyudi, S.Pdi
f. Wakil Direktur2 : H. M Ainur Rofiq, LC
g. Wakil Direktur3 : Yahya Yusuf, S.Pdi, MM
h. Wakil Direktur4 : Husnan Afandi, S.Pdi
i. Bendahara : Bahrul Imamah
j. Divisi Takhossus : H. M. Ainur Rofiq. LC
k. Divisi I’Dadi : Amir Wahyudi, S.Pdi
l. Divisi Sifir : Abdul Aziz
m. Divisi Pengajian Al-Qur’an : Iqbal
n. Divisi Pengajian Sorogan : H. Risan W. LC
o. Divisi Khitobah : Mirza Alif Romadhon
p. Divisi Pengajian Wethon : Miftahul Arifin
q. Divisi Maulid Dan Manaqib : Abadillah
r. Divisi Musyawarah : Sabarianto
s. Divisi Ekstra Kurikuler : Abdul Mufid
t. Divisi Keamanan Dan Ketertiban : Junaidi
u. Divisi Kebersihan :Ahmad Sodiq
v. Divisi Perkodaman : Syafrudin
47
x. Devisi SMA RIJAN : Husnan Afandi, S.Pdi
y. Devisi SMP RIJAN : Drs. Moh. Yasin
z. Devisi Keuangan : Siti Mahfudho
aa. Devisi Perlengkapan : Nasik Billah44
Untuk Penanggung Jawab bagian Entrepreneur:
a. Rumah Makan : Haqkul Yakin
b. RPA (Rumah Potong Ayam) : Pak Eri
c. Pertanian : Abdul Aziz
d. Perikanan : H. Abdul Rockhim
e. Sayuran Organik : Pak Kusiyono
f. Swalayan : Dede Sabarianto
g. Chiken Mr.J : An Ammafudi45
4. Program Kerja Internal Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto
a. Bentuk program kerja santri
Santri sebagai individu atau kelompok adalah faktor dominan
dalam Pondok Pesantren dan merupakan potensi yang perlu dibina
dan perlu dikembangkan secara kualitatif guna mencapai tujuan
Pondok Pesantren. Pengembangan dan pembinaan santri bertujuan
untuk membentuk dan meningkatkan sikap mental secara aktif, positif,
44
Hasil Dokumentasi. Buku Pedoman Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto. Sabtu 16 juli, pukul 14.15
45
48
dedikatif dan kualitatif serta memiliki ketrampilan sebagaimana
dimaksud dalam tujuan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.
Dengan kata lain Pondok Pesantren Riyadlul Jannah berusaha
mengantarkan s