• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007 T1 152010016 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007 T1 152010016 BAB II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemimpin dan Kepemimpinan

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan

kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan pada satu bidang, sehingga dia

mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi

pemimpin ialah seorang yang memiliki kelebihan, sehingga dia mempunyai

kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan

untuk kearah pencapaian tertentu. Pemimpin yang baik seharusnya mau

bekerjasama dengan anggota maupun bawahannya dalam menerima gagasan

maupun pendapat orang lain untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Henry

Pratt Fairchild (Kartini Kartono, 1988: 33-34) pemimpin merupakan seorang

yang memimpin dengan jalan memprakasai tingkah laku sosial dengan

mengatur, menunjukkan, mengorganisasikan atau mengontrol usaha atau upaya

orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi.

Dari kesimpulan definisi di atas seorang pemimpin adalah pribadi yang

mempunyai kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat

(2)

mengarah pada pencapaian tujuan atau sasaran-sasaran tertentu (Kartini

Kartono, 1988:35). Pada dasarnya seorang pemimpin merupakan salah satu

orang yang bertugas mengatur, mengawasi dalam sebuah kelompok organisasi

maupun pemerintahan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Fiddler1 1967 (dalam H. Veithzal Rivai dkk, 2013: 3), kepemimpinan

pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang

menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar

bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. Dalam arti umum kepemimpinan

menunjukkan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing,

mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkahlaku orang lain

(Onong Uchjana Effendi 1981: 1).

Dari pengertian pendapat diatas kepimpinan merupakan suatu proses

individu yang mempengaruhi suatu kelompok dalam bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama.

2. Teori Kepemimpinan

Untuk memperjelas dalam mempelajari tentang ilmu teori kepemimpinan

sebagai berikut:

a. Teori Keturunan

Teori keturunan ini lebih menjelaskan bahwa seseorang menjadi

pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh

bakat-bakatnya yang luar biasa sejak lahirnya. Dia ditakdirkan lahir menjadi

(3)

Kartono, 1988: 29). Dulu karena orang tuanya menjadi seorang pemimpin

secara otomatis maka anaknya akan menjadi pemimpin yang menggantikan

orang tuanya karena adanya keturunan atau warisan, karena orang tuanya

seorang pemimpin, maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin

menggantikan orang tuanya. Hal ini sudah menjadi warisan karena adanya

faktor keturunan atau genetis, seolah-olah menjadi seorang pemimpin

biasanya tanpa memerlukan keahlian khusus dalam belajar, terjadi dengan

sendirinya karena sudah ada pengaruh pembawaan dari keturunan sendiri.

b. Teori Kelompok

Teori kelompok ini beranggapan supaya kelompok dapat mencapai

tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara

pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Teori kelompok ini dasar

perkembangannya pada psikologi sosial (Miftah Thoha, 1995: 34).

3. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah tipe kepemimpinan yang dilakukan atau

diterapkan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas untuk mempengaruhi

masyarakat dalam mengambil keputusan. Contoh tipe-tipe kepemimpinan yang

dipakai seorang pemimpin sebagai berikut:

a. Kepemimpinan Transformasional.

Kepemimpinan transformasional adalah tipe kepemimpinan yang

memadu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang

(4)

ini yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang

diindividualkan, dan yang memiliki karisma. Pemimpin tranformasioanal

mencurahkan perhatian pada keprihatinan dan kebutuhan pengembangan

dari pengikut individual. Mereka mengubah kesadaran para pengikut akan

persoalan-persoalan dengan membantu memandang masalah lama dengan

cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan

mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra untuk mencapai

tujuan kelompok (H.Veithzal, 2013: 14).

Kepemimpinan transformasional didasarkan pada ide dan motivasi

yang kuat. Menurut Bass kepemimpinan transformasional lebih

meningkatkan motivasi dan kinerja pengikutnya maupun bawahannya.

Dengan kepemimpian tranformasional, para pengikut maupun bawahan

merasakan kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan penghormatan terhadap

pemimpin, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang

awalnya diharapkan dari mereka. Pemimpin yang mengubah dan memotivasi

para pengikut dengan membuat mereka lebih menyadari pentingnya hasil

tugas, membujuk mereka untuk mementingkan kepentingan tim atau

organisasi mereka dibandingkan dengan kepentingan pribadi, dan

mengaktifkan kebutuhan mereka yang lebih tinggi. Perilaku trasformasional

dipengaruhi oleh perilaku pengaruh ideal, stimulasi intelektual dan

(5)

b. Kepemimpinan Demokratik atau demokrasi

Gaya kepemimpinan demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang

memberikan wewenang secara luas kepada bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.

Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak

informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya (H.Veithzal

Rivai dkk 2013: 267). Tipe kepemimpinan ini pemimpin lebih bebas dan

terbuka terhadap anggota, dan melalui musyawarah terdahulu bersama

anggotanya, tetapi keputusan akhir pada pemimpin. Gaya kepemimpinan

demokratis pada umumnya berasumsi bahwa pendapat orang banyak lebih

baik dari pendapatnya sendiri dan adanya bahwa partisipasi akan

menimbulkan tanggung jawab bagi pelaksananya.

Pemimpin demokratis yang tulen itu merupakan pembimbing yang

baik kelompoknya. Dia menyadari bahwa tugasnya adalah

mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas dari semua anggotanya, dengan

menekankan rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik setiap

anggotanya (Kartini Kartono, 1988: 126). Pelaksanaan dalam menjalankan

kepemimpinan demokratik tujuannya adalah untuk kepentingan bersama

(6)

4. Azas dan fungsi kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan tidak hanya dilihat dan dinilai dari segi-segi

prestasi dan materiilnya saja, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan

jasmani dan rohani bagi kelompok maupun pengikut bawahannya. Fungsi

kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun,

memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan

organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan

supervisi atau pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya

kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan

perencanaan (Kartini Kartono, 1988: 61). Azas-azas kepemimpinan yang baik

adalah:

a. Kemanusiaan yaitu mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, pembimbingan

manusia oleh manusia, mengembangkan potensi dan kemampuan setiap

individu, demi tujuan-tujuan human.

b. Efisiensi: efisiensi teknis maupun sosial, berkaitan dengan terbatasnya

sumber-sumber, materiil dan manusia, atas prinsip dan penghematan, adanya

nilai-nilai ekonomis, serta azas-azas manajemen dan modern.

c. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata menuju pada taraf

kehidupan yang lebih baik.

5. Kepemimpinan perempuan

Peran pemimpin perempuan sangat berbeda dengan cara pemimpin

(7)

perempuan, karena perempuan kebanyakan lebih mementingkan kemolekannya

saja. Seorang menganggap pemimpin perempuan itu lemah, emosional serta

kurang tegas. Menurut Mulyono Gandadiputra (dalam S.C Utami Munandar

1995: 1) perempuan diberbagai masyarakat, menurut pandangan sejarah, telah

memainkan banyak peran. Seiring zaman yang semakin berkembang banyak

perempuan yang mulai kuliah dengan pendidikan tinggi bahkan memegang

suatu jabatan penting. Salah satu impian yang diperjuangkan oleh gerakan

perempuan adalah bertambahnya pemimpin perempuan. Terbukanya

kesempatan perempuan sebagai pemimpin, berarti terbuka pula kesempatan

perempuan untuk mengambil bagian dalam keputusan yang biasanya bersifat

realistis dan pragmatis (A.Nunuk P. Murniati, 2004:65). Pemimpin perempuan

cenderung mengambil gaya kepemimpinan yang demokratis, yang mendorong

partisipasi, berbagi kekuasaan, dan informasi serta berupaya meningkatkan

harga diri pengikutnya (H.Veithzal Rivai dkk, 2013: 16).

Menurut Rosener (dalam Richard L Hughes dkk, 2012: 31), pemimpin

perempuan mendukung berkembangnya partisipasi serta berbagai kekuasaan

dan informasi, tetapi jauh melampaui yang umum dianggap sebagai manajemen

partisipatif. Ia menyebutnya sebagai kepemimpinan interaktif. Diskripsi diri

kepemimpinan perempuan mencerminkan pendekatan-pendekatan yang

didasarkan pada pengembangan harga diri orang lain dan percaya hasil kinerja

terbaik dihasilkan ketika orang bersemangat dengan pekerjaan mereka dan

(8)

Pemimpin perempuan dan laki-laki sebenarnya mempunyai tujuan yang

sama namun yang membedakan adalah bentuk kekuatan fisik saja. Hal ini

dikemukakan oleh Kimbal Young (dalam Kartini Kartono, 1988:40)

kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi

yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu,

berdasarkan akseptansi atau penerimaan kelompoknya, dan memiliki keahlian

khusus yang tepat bagi kelompoknya.

B. Penelitian Relevan

Berikut ini ditemukan penelitian yang relevan dengan bahasan permasalahan

yang sesuai dengan penelitian yaitu Denis Haruna Jurusan Kependidikan Islam

Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009 dengan

judul skripsinya “Model Kepemimpinan Perempuan Dalam Lembaga Pendidikan

Islam” menyimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah perempuan di MTs

Negeri Yogyakarta I dengan model kepemimpinan kontingensifiedler terlihat

adanya hubungan baik antara pemimpin terhadap anggotanya, kepercayaan

diantara pemimpin dan anggotanya dan struktur kerja yang jelas. Sedikitnya

kepala sekolah perempuan ia menunjukkan kepada masyarakat bahwa perempuan

bisa menjadi pemimpin.

Ahmad Nawawi Jurusan Pemikiran Politik Islam Fakultas Ushulludin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 dalam

skripsinya berjudul Partisipasi Politik Perempuan: Studi Kasus Bupati Perempuan

(9)

bisa ikut berpartisipasi politik dalam pemerintahan salah satunya dilakukan oleh

Rina Iriani Sriratnaningsih sebagai pemimpin kepala daerah kabupaten Karang

Anyar kedua kalinya. Rina Iriani menjalankan kepemimpinannya sebagai kepala

daerah dengan amanah dan pro rakyat. Ia membuktikan bahwa perempuan tidak

harus dikesampingkan dalam dunia politik untuk meraih kekuasaan. Rina iriani

menunjukkan kemampuan eksistensinya kepada publik sebagai pemimpin kepala

daerah mampu memimpin daerahnya dengan baik.

Penelitian yang ditulis penulis lebih membahas bahwa perempuan bisa

menjadi seorang pemimpin salah satunya dilakukan oleh Sunarti. Ia melanjutkan

kepemimpinannya dengan turun menurun yang dipilih masyarakat langsung.

Selama kepemimpinannya ia telah berhasil memimpin desanya selama 32 tahun. Ia

mampu menjalankan tugasnya dengan baik, membimbing, mengarahkan serta

mampu membawa pengaruh perubahan kehidupan masyarakat Desa Boto ke arah

(10)

C. Kerangka Berpikir

Politik

Sunarti

Gender

Pemimpin Tokoh Desa

Perubahan yang dilakukan Sunarti di desa Boto :

1. Pendidikan 2. Perekonomian

3. Peningkatan sarana dan prasarana desa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pelaksanaan Pemberian Hak Milik Atas Tanah Transmigrasi Melalui Program Sertipikasi Tanah Transmigasi di Aceh. Pelaksanaan pemberian hak milik atas tanah transmigrasi

Ada pengunjung yang kurang merasa nyaman dengan beberapa area sirkulasi di Pasar Atom Mall karena memanfaatkan ruang sirkulasi dengan peletakan stan- stan di

Dari hasil analisis data dalam penelitian ini, penulis menyarankan kepada PT Bank Perkreditan Rakyat Shinta Daya di Yogyakarta bahwa jika organisasi menginginkan dampak yang

Karakteristik limbah cair domestik sebelum terjadi pengolahan di Perumahan Green Tombro Kota Malang yaitu memiliki pH = 9, kandungan COD sebesar 296,45 mg/l, dan kandungan BOD sebesar

Donat (doughnuts atau donut) adalah pengadanan yang digoreng, dibuat dari adonan. tepung terigu, gula, telur

Hasil perbandingan lempeng untuk identifikasi senyawa aktif antibakteri dengan lempeng kromatogram pembanding, diperoleh hasil bahwa noda-noda kromatogram dari ekstrak etanol

Hasil perhitungan kadar ALP secara statistik menunjukkan adanya pengaruh penggunaan deksametason terhadap tikus jika dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol.. Hal ini