• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MELALUI KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN DAN LINGKUNGAN RIIL PADA PEMBELAJARAN FIQH KELAS VIII DI MTS NEGERI KRIAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING MELALUI KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN DAN LINGKUNGAN RIIL PADA PEMBELAJARAN FIQH KELAS VIII DI MTS NEGERI KRIAN."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI

TERBIMBING MELALUI KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN DAN

LINGKUNGAN RIIL

(Pada Pembelajaran Fiqh Kelas VIII di MTs Negeri Krian)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Konsentrasi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

HANUM ASRUNNIZAR F03212031

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)

Yang bertanda t

Nama

NIM

Program

Institusi

dengan ini me

keseluruhan adalah has

yang dirujuk sumbernya

PERYANTAAN KEASLIAN

nda tangan di bwah ini saya:

: Hanum Asrunnizar

: F03212031

: Magister (S-2)

: Program Pascasarjana UIN Sunan Am

menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa T

hasil penelitian atau karya saya sendiri, kecuali p

nya.

Surabaya, 16 J

Saya yang m

Hanum Asrun

mpel Surabaya

TESIS ini secara

i pada baian-bagian

, 16 Juni 2016

ng menyatakan,

(3)

Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag.

PERSETUJUAN

Tesis Hanum Asrunnizar ini telah disetujui

Pada tanggal 20 Juni 2016

Oleh

Pembimbing

Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag.

ui

(4)

Tim Penguji:

1. Prof. Masdar Hilmy, MA,

2. Dr. Muhammad Salik, M.P

3. Dr. Hj. Evi Fatimatur R., M

Direktur,

Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag.

NIP. 195601031985031002

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Tesis oleh Hanum Asrunnizar ini telah diuji

pada tanggal 29 Agustus 2016

, Ph.D (Ketua / Penguji) : ...

.Pd. (Penguji Utama) : ...

., M.Ag (Pembimbing/Penguji) : ...

Surabaya, 07 Oktobe

Direktur,

Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag.

NIP. 195601031985031002

uji

...

...

...

ktober 2016

Direktur,

Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag.

(5)
(6)

ABSTRAK

Tesis, Implementasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui Kunjungan Perpustakaan dan Lingkungan Riil Dalam Pelajaran Fiqh di Kelas VIII di MTs Negeri Krian Oleh: Hanum Asrunnizar, NIM. F03212031 Dosen Pembimbing Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Pd.I. Konsentrasi: Pendidikan Agama Islam. Program: Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil dalam pelajaran Fiqh di kelas VIII di MTs Negeri Krian ?. 2.Bagamana faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pembelajaran berbasis inkuiri melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil dalam pembelajaran Fiqh di kelas VIII di MTs Negeri Krian?

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi dan observasi, yang kemudian disajikan secara kualitatif deskriptif. Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran fiqh kelas VIII MTsN Krian, Kepala Sekolah, dan para peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil dalam pelajaran Fiqh di kelas VIII di MTs Negeri Krian sangat baik. Hal ini dikarenakan para pendidik memiliki motivasi dan semangat yang tinggi untuk menerapkan beberapa metode dalam proses pembelajaran. Secara keseluruhan, implementasi metode pembelajaran inkuiri dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang penulis paparkan. Meskipun ada beberapa poin yang masih belum terlaksana dikarenan memang dirasa belum saatnya diterapkan. Penulis juga menemukan bebrapa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi pembelajaran inkuiri yakni: terdapatnya sarana, motivasi pendidik dan antusiasme peserta didik sebagai faktor pendukungnya. Adapun sebagai faktor penghambat adalah terlalu memakan banyak waktu dan kurangnya kompetensi pendidik.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Kegunaan Penelitian ... 11

F. Kerangka Teoritik ... 12

G. Penelitian Terdahulu ... 16

H. Metode Penelitian... 19

(8)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Berbasis Inkuiri

1. Pengertian pembelajaran berbasis inkuiri ... 27

2. Manfaat dan tujuan pembelajaran berbasis inkuiri ... 30

3. Macam-macam pembelajaran berbasis inkuiri ... 33

4. Tahap-tahap mengajar menggunakan metode inkuiri ... 37

B. Karakteristik Pembelajaran Fiqh Kelas VIII 1. Sistem Pembelajaran Fiqih ... 44

2. Proses Pembelajaran Fiqih ... 45

3. Perencanaan Pembelajaran Fiqih ... 49

4. Tujuan Pembelajaran Fiqih ... 50

5. Materi Pembelajaran Fiqih ... 53

C. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui Kunjungan Perpustakaan dan Linkungan Riil 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 58

2. Fungsi dan Peran Perpustakaan Sekolah ... 59

3. Manfaat Perpustakaan Sekolah ... 65

4. Lingkungan Riil ... 66

5. Implementasi Metode Inkuiri Terbimbing melalui Kunjungan Perpustakaan dan Linkungan Riil ... 69

(9)

B. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 79

C. Keadaan Peserta Didik ... 80

D. Potensi dan Karakteristik MTs Negeri Krian ... 80

E. Program Kerja Perpustakaan MTs Negeri Krian ... 82

BAB IV PENYAJIAN DATA ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Implementasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri Melalui Kunjungan Perpustakaan dan Lingkungan Riil (Pada Pembelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Negeri Krian) ... 85

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri Melalui Kunjungan Perpustakaan dan Lingkungan Riil (Pada Pembelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Negeri Krian) ... 92

B. Analisis Data 1. Analisis Data dari Hasil Penelitian dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri Melalui Kunjungan Perpustakaan dan Lingkungan Riil (Pada Pembelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Negeri Krian) ... 97 2. Analisis Data Faktor Pendukung dan Penghambat dalam

(10)

Perpustakaan dan Lingkungan Riil (Pada Pembelajaran Fiqih Kelas VIII di MTs Negeri Krian) ... 110

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 115 B. Saran ... 117 DAFTAR PUSTAKA

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dalam Bab 1 ditegaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.1 Menunjukkan bahwa interaksi dalam pembelajaran tidak hanya antara peserta didik dengan pendidik, akan tetapi juga dengan lingkungan belajar yang bisa menjadi sumber belajar. Jadi sumber belajar bukan lagi berpusat pada pendidik, peserta didik juga bisa menemukannya dalam lingkungan belajar disekitarnya.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Seels bahwa pada setiap lembaga pendidikan terdapat sumber belajar yang dapat diaktualisir,2 termasuk perpustakaan dan lingkungan riil. Perpustakaan adalah tempat bisa menjadi salah satu sumber belajar. Disana peserta didik bisa mencari sendiri apa yang diinginkan. Sedangkan dalam lingkungan riil, peserta didik bisa melihat kenyataan apa yang ada di sekitarnya. Peserta didik dapat melihat bagimana implementasi sebuah ilmu yang mereka pelajari terhadap kehidupan sehari-hari.

1

Mulyasa,Menjadi Guru Profesional(Bandung: Rosda Karya, 2005), 15

2

(12)

2

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Pada intinya setiap kurikulum memiliki tujuan yang baik bagi setiap peserta didik. Selain adanya perubahan kurikulum, juga perlu diterapkan strategi, model, teknik, pendekatan, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang diajarkan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu siswa juga mempunyai peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, yaitu dengan merubah pola belajar siswa, misalnya siswa yang semula pasif saat ini harus dituntut lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, materi pelajaran yang diterima tidak hanya berasal dari guru, tetapi siswa juga harus mengembangkannya dari berbagai referensi yang ada seperti buku-buku lain di perpustakaan, media cetak, media elektronik, maupun lingkungan sekitar.

Guru yang memiliki kompetensi akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menarik, menyenangkan, dan lebih mampu mengelola kelas, sehingga materi yang dipelajari dapat dipahami secara optimal. Salah satu kompetensi guru yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar adalah memahami berbagai model pembelajaran dan mampu menggunakannya dengan baik.

(13)

3

mulai dari mu’amalah, ibadah maupun syari’ah, sehingga guru seharusnya memilih model pembelajaran yang tepat dengan materi pembelajaran yang disajikan, agar terjadi proses pembelajaran yang komunikatif antara guru dan siswa sebagaimana yang dikehendaki, sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan, fasilitas, karakteristik siswa, guru dan materi pelajaran.

Dengan banyaknya strategi pembelajaran yang berkembang, guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran harus lebih selektif dan kreatif dalam memilih suatu strategi yang akan diterapkan. Salah satu strategi efektif yang bisa bersentuhan langsung dengan kehidupan siswa adalah dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.3 Hal ini akan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan nyata mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini juga merupakan salah satu usaha agar pembelajaran Aqidah Akhlak dapat lebih bermakna bagi siswa.

Secara ideal, seorang anak harus mempunyai minat untuk belajar yang berasal dari dirinya sendiri. Minat yang berasal dari siswa sendiri, jauh lebih baik dari pada dorongan yang timbul karena tujuan ekstrinsik seperti mencapai angka yang baik, saingan dengan murid yang lain dan sebagainya. Pengetahuan yang merupakan hasil dari proses belajar, bukan

3

(14)

4

hanya seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah-kaidah yang siap diambil dan diingat. Oleh karena itu manusia harus mengkontruksi pengetahuan yang didapatnya melalui pengalaman nyata. Filosofi inilah yang mendasari implementasi pendekatan kontekstual.4

Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang memiliki siswa tersebut oleh Bobbi Deporter dinamakan sebagai unsur modelitas belajar. Menurutnya ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestetis. Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, artinya siswa akan lebih cepat belajar dengan cara menggunakan indra penglihatannya. Tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat pendengarannya, sedangkan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.5

Tujuan utama belajar adalah agar apa yang dipelajari berguna dikemudian hari. Selain itu, agar terjadi perubahan yang berarti pada pola pikir dan perilaku siswa. Pendidikan agama islam yang memiliki fungsi untuk menanamkan nilainilai luhur dalam diri siswa, diharapkan dapat membentuk generasi muda Islam yang tangguh dan berakhlak mulia.

Efektifitas pembelajaran agama Islam dari aspek internal dapat diwujudkan melalui usaha yang dilakukan guru dalam menimbulkan daya

4

Ibid, 14

5

(15)

5

tarik peserta didik dalam mengembangkan pola-pola pembelajaran yang optimal.6 (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (Q.S. Al-Ahzab : 21)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kubicek bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik. Penelitian lain yang senada juga diungkapkan oleh Bilgin juga menyebutkan bahwa siswa dengan kelompok inkuiri terbimbing yang belajar secara kooperatif mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap penguasaan konsep materi pelajaran dan menunjukkan sikap yang positif.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif menggunakan proses fisik dalam menemukan sendiri beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru sehingga materi pelajaran tidak hanya sebagai materi saja tetapi juga membangun moral siswa. Model pembelajaran ini

6

(16)

6

merupakan model pembelajaran alternatif yang dipilih dalam proses kegiatan belajar mengajar, mengingat dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengubah siswa untuk dapat menemukan suatu konsep melalui kreativitas secara langsung sehingga model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan dapat terjadi komunikasi aktif secara langsung antara guru dengan siswa, jadi perkembangan siswa dapat menuju ke arah yang diharapkan, maka perlu ditumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan untuk menggunakan keterampilan proses antara lain mengajukan pertanyaan, menduga jawabannya, merancang penyelidikan, melakukan percobaan, mengolah data, mengevaluasi hasil, dan mengkomunikasikan temuannya kepada orang lain dengan berbagai cara.

(17)

7

bersifat berkesinambungan, pembelajaran akan lebih cepat dipahami apabila siswa sudah mempunyai bekal sebelum mengikuti pelajaran, sehingga tingkat kemampuan awal siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran.

Pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk proses menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam adalahr pembelajaran yang di dalamnya mengakomodasikan keterlibatan siswa secara fisik maupun mental dan pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri atau membangun gagasan-gagasan baru dan memperbaharui gagasan lama yang sudah ada pada struktur kognitif. Di samping itu siswa juga diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya, melakukan observasi dan melakukan pemecahan masalah secara bersama-sama dalam kerangka kegiatan ilmiah, dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan abstraksi atau suatu proses pemaknaan kehidupan sehari-hari yang dirujukkan dengan teori atau contoh yang ada.

(18)

8

individu lain (masyarakat). Konteks seperti inilah yang dapat dijadikan bahan pengamatan ketika seorang guru agama akan mengajarkan pendidikan agama Islam dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.

Dalam hal ini mencari dan menemukan prinsip-prinsip pembelajaran maupun tugas yang diberikan peserta didik sebagai bahan discovery inquiry baik di kelas maupun diluar kelas. Ini berarti bahwa tekanan dalam pendekatan discovery inquiry adalah sebagai usaha menemukan dan meneliti pola-pola, hubungan, fakta, pertanyaan-pertanyaan, pengertian, kesimpulankesimpulan, masalah-masalah, pemecahan-pemecahan dan implikasi-implikasi yang ditonjolkan oleh salah satu bidang studi.7

Fiqh berarti ilmu yang membahas tentang hukum atau perundang-undangan Islam berdasarkan atas Al-Qur’an hadits, ijma’ dan qias. Fiqh berhubungan dengan hukum perbuatan setiap mukallaf, yaitu hukum wajib, haram, mubah, makruh, sah, batal, berdosa, berpahala, dan sebagainya. Keputusan yang dihasilkan dari pemikiran dan pemahaman hukum agama harus selakalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, tempat, dan tidak boleh berhenti atau membeku.8

Oleh karena itu pembelajaran Fiqh sangatlah menarik untuk di lakukakan penerapan inkuiri ini. Karena terdapat ijma’ dan qiyas dimana adanya proses penemuan hokum yang dilakukan oleh para ulama’. Berawal dari pembelajaran melalui kunjungan perspustakaan siswa dapat

7

J. Drost,Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan(Jakarta: PT Gramedia, 1999), 42

8

(19)

9

menemukan ilmu awal yang telah ditemukan oleh para terdahulunya. Bagaimana prosesnya dan bagaimana hasil yang didapatnya. Selanjutnya akan mereka relasikan terhadap lingkungan riil. Bagaimana yang pada lingkungan sekitar mereka.

Sebagaimana pembelajaran inkuiri yang telah diterapkan di MTs Negeri Krian pada mata pelajaran Fiqh, membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pelaksanaan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing di tempat tersebut dengan judul “Implementasi model pembelajaran berbasis inkuiri melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil dalam pembelajaran Fiqh di kelas VII di MTs Negeri Krian”.

B. Identifikasi Dan Batasan Masalah

(20)

10

C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, penelitian ini akan berusaha menjawab permasalahan tentang implementasi manajemen berbasis sekolah dalam upaya meningkatkan mutu berbasis sekolah. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing

melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil dalam pelajaran Fiqh di kelas VIII di MTs Negeri Krian ?

2. Bagamana faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pembelajaran berbasis inkuiri melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil dalam pembelajaran Fiqh di kelas VII di MTs Negeri Krian?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil dalam pelajaran Fiqh di kelas VIII di MTs Negeri Krian?

(21)

11

dan lingkungan riil dalam pembelajaran Fiqh di kelas VII di MTs Negeri Krian?

E. Kegunaan Penelitian

Nilai guna dari segala sesuatu adalah merupakan satu hal yang sangat penting. Begitu pula halnya dengan penelitian ini, mengingat suatu penelitian bukan merupakan suatu kegiatan yang tak bertujuan. Tetapi penelitian adalah merupakan suatu proses mengamati, menganalisis, merekonstruksi menuju ke perubahan yang lebih baik. Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini dapat dirinci ke dalam dua hal, yakni :

1. Secara teoritis, penelitian ini sebagai sebuah kajian ilmiah yang tidak hanya sebatas pengayaan terhadap perpustakaan, akan tetapi menjadi bahan acuan yang bisa didiskusikan dan dikritisi bagi mahasiswa sesudahnya yang tertarik terhadap problematika yang sama atau yang mirip yang terjadi di daerahnya atau di lembaga tempat mereka mengajar. Di samping itu penelitian ini berguna sebagai kontribusi pemikiran terhadap guru bahwa pentingnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mencari jawaban dari sebuah pembelajaran secara mandiri dari perpustakaan dan lingkungan riil dengan tetap adanya bimbingan dari guru.

2. Secara praktis, kegunaan dari hasil penelitian ini antara lain :

(22)

12

pembelajaran mata pelajaran Fiqh dalam rangka peningkatan motivasi dan prestasi belajar.

b. Guru, agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk mengembangkan program-program pembelajaran yang lain. c. Siswa, agar lebih meningkatkan prestasi belajar Fiqh dengan

meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran Fiqh dengan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan perpustakaan dan lingkungan riil.

F. Kerangka Teoritik

(23)

13

1. Inkuiri terbimbing

Inkuiri nantinya akan membahas tentang problemsolving atau pemecahan masalah. Yang nantinya bagi siswa akan menciptakan teori baru, atau dengan suatu teori lama yang kemudian di kembangkan.9 Metode berjalan diawali dengan pertanyaan, kemudian pemberian intruksi, dilanjutkan dengan pertanyaan selanjutkan, yang nantinya memjadikan siswa memahami jawabannya dari pertanyaan.10

Inkuiri adalah metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.

2. Perpustakaan

Perpustakaanadalah kumpulan buku dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan atau

9

Karen L Medsker dan Kristina M Holdsworth, Models and Strategies for Training Design (About ISPI.Printed in United states of Amirica, 2001),193

10

(24)

14

kesenangan.11 Bisa diartikan juga sebagai suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan merupakan buku (nonbook material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumer informasi.12

Perpustakaan bisa diartikan suatu ruangan yang digunakan untuk menyimpan koleksi bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun non-buku yang disusun secara sistematis sebagai penunjang setiap program pendidikan, pengajaran dan penelitian pada setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan dan sudah dilengkapi dengan fasilitas guna mempermudah pencapaian tujuan.

3. Lingkungan riil

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan nyata akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari dan bereksplorasi untuk menemukan sesuatu yang baru bagi dirinya.13

Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan riil akan bertambah kemungkinan bahwa siswa dapat mengembangkan sikap yang posistif terhadap pekerjaan mereka sejak awal pembelajaran. Sikap

11

Bafadal Ibrahim,Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 13

12

HS Lasa,Manajemen Perpustakaan Sekolah.(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), 3

13

(25)

15

tersebut dapat dipupuk secara positif dengan membuat mereka mengenal bahwa keterampilan mereka berkembang bersama dengan berlangsungnya pengajaran.

4. Fiqh

Secara bahasa, Fiqh berasal kata “faqiha” yang berarti mengerti/ paham. Menurut istilah Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili/ terperinci, dari Al Qur’an dan Hadis. Hal-hal yang terutama dibahas di dalamnya yaitu tentang ibadah dan mu’amalah.14

Fiqh dalam arti tekstual dapat diartikan pemahaman dan perilaku yang diambil dari agama. Kajian dalam fiqh meliputi masalah‘Ubudiyah (persoalan-persoalan ibadah), A hwal Syakhsiyyah (keluarga),Mu’amalah (masyarakat), danSiyasah (negara).

Pendapat lain mengatakan, fiqh merupakan kajian ilmu Islam yang digunakan untuk mengambil tindakan hukum terhadap sebuah kasus tertentu dengan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam syariat Islam yang ada.15 Dalam perkembangan selanjutnya fiqh mampu menginterpretasikan teks-teks agama secara kontekstual. jadi, fiqh adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syariah, yang berhubungan dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan

14

Muhammad Nur Ali,Kamus A gama Islam(Cirebon: Penerbit An-Nizam, 2004), 64-65.

15

(26)

16

ataupun perbuatan Pembelajaran fiqh adalah sebuah proses belajar untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli atau naqli.

G. Penelitian Terdahulu

Judul yang diangkat pada penelitian ini yaitu implementasi model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui kunjungan perpustakaan lingkungan riil pada mata pelajaran Fiqh, mengandung variabel yang sungguh menarik untuk di telaah, apakah tema atau topik yang sama sudah pernah diteliti sebelumnya.

Berikut ini verifikasi tulisan yang berhubungan dengan implementasi model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui kunjungan perpustakaan lingkungan riil pada mata pelajaran Fiqh dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya:

(27)

17

ketegangan psikis. Salat berfungsi sebagai relaksasi, menumbuhkan afirmasi (ketegasan), membangun ESQ, pembangkit energi batin, mengasah prinsip hidup menjadi lebih kokoh, membangun pengalaman positif, melatih integritas serta munculnya nilai nilai psikologi yang terdapat pada setiap gerakan dan doa dalam salat. Azan dan ikamah merupakan sarana ekspresif menularkan kebesaran Allah. Salat jamaah adalah contoh pelatihan sekaligus simbol dari kondisi energi. Salat jamaah dalam skala apa pun melambangkan arti penting sinergi dan kolaborasi dari berbagai tingkatan. Sedangkan zikir dan doa sesudah salat adalah sebagai pembimbing siswa menemukan spiritual wisdom (bijaksana dalam bersikap),integritas, komitmen, rasa percaya diri dan merasa aman.16

Kedua, Rizal Hendi Ristanto, “Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal (Studi Kasus Materi Pokok Ekositem Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sambungmacan pada Tahun Ajaran 2009/2010)”. Kemampuan awal tidak mempunyai pengaruh bersama dengan media pembelajaran multimedia dan lingkungan riil terhadap prestasi belajar biologi. Pengaruh bersama atau interaksi yang diharapkan terbangun antara kemapuan awal dengan media pembelajaran multimedia dan lingkungan riil ternyata tidak signifikan. Namun, berdasarkan analisis interaksi kemampuan awal dengan media didapatkan bahwa siswa yang

16

(28)

18

memiliki kemapuan awal tinggi dan rendah cenderung lebih cocok belajar ekosistem dengan lingkungan riil daripada multimedia. Motivasi berprestasi dengan kemampuan awal tidak memberikan pengaruh bersama terhadap prestasi belajar pbiologi. Berdasarkan analisis interaksi motivasi berprestasi dengan kemampuan awal didapatkan bahwa rata-rata prestasi belajar paling tinggi didapatkan oleh siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan kemampuan awal yang tinggi pula, namun prestasi terendah rata-rata dimiliki oleh siswa yang memilki motivasi berprestasi rendah dan kemapuan awal rendah. Motivasi berprestasi, kemapuan awal, dan media pembelajaran multimedia dan lingkungan riil juga tidak memberikan pengaruh bersama terhadap prestasi belajar biologi.17

Ketiga, I Made Tangkas, “Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMAN 3 Amlapura”. Penelitian ini menggunakan perbandingan untuk mengetahui terdapat pengaruh atau tidak dengan membandingkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung adalah siswa belajar melalui pengamatan atau observasi kemudian dari hasil eksplorasi siswa menemukan permasalahan atau pertanyaan dan membuat hipotesa atas pertanyaan/permasalahan tersebut, kemudian guru membantu dengan menunjukkan kajian pustaka untuk mencari jawaban

17

(29)

19

atas pertanyaan atau menguji hipotesanya. Pembelajaran lebih didominasi oleh guru, siswa tinggal mengikuti apa yang diminta oleh guru. Konsep-konsep secara langsung dinberikan oleh siswa kemudian baru diberikan penguatan bukan diperoleh melalui proses penemuan. Ini berbalik dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Sehingga terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep antara siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung. Rata-rata pemahaman konsep siswa yang mengikuti model pembelajaran inquiri terbimbing lebih besar dari rata-rata kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung.18

Menurut ketiga penelitian di atas belum ada yang membahas secara konkrit mengenai penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing yang terfokuskan pada kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil, terlebih pada mata pelajaran Fiqh kelas VIII yang berada di MTs Negeri Krian. Sehingga dapat diketahui bahwa penelitian tentang implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan rill pada mata pelajaran Fiqh kelas VIII di MTs Negeri Krian berbeda dan belum dilakukan oleh penelitian sebelumnya.

18

(30)

20

H. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu masalah untuk mencari bukti dalam penelitian masalah tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Sumadi Suryabrata, penelitian dilakukan karena adanya hasrat ingin tahu manusia, yang berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya baik alam besar ataupun alam kecil.19

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bigdan dan Taylor bahwa pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.20

Objek penelitian yang akan dilakukan peneliti dalam hal ini “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui Kunjungan Perpustakaan dan Lingkungan Riil dalam Pembelajaran Fiqh di Kelas VIII di MTs Negeri Krian“.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yang mana peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui berdasarkan data empiris dengan metode penelitian ini, tentu dapat memudahkan peneliti agar lebih dekat dengan subyek yang sedang

19

Sumadi Suryabrata,Metodologi penelitian(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 2

20

(31)

21

diteliti oleh peneliti dan lebih peka terhadap pengaruh berbagai fenomena yang terjadi di lapangan.

Dengan demikian dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang implementasi model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing melalui kunjungan perpustakaan dan lingkungan riil.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan, tidak ada lain merupakan syarat yang wajib dilakukan di dalam penelitian kualitatif, guna untuk memperoleh data yang obyektif yang mendalam dengan mengamati sekaligus mendengar secara cermat. Dengan demikian peneliti sebagai pengamat, peneliti berperan serta dalam kehidupan sehari-hari subyeknya pada setiap situasi yang diinginkannya untuk dapat dipahaminya.21

Jadi, pengamatan berperan serta pada dasarnya berarti mengadakan pengamatan lebih teliti dan absah sekalipun itu sampai pada sekecil-kecilnya pun terhadap objek yang harus ditelitinya. Maka pengamatan berperan serta berasumsi bahwa cara terbaik dan mungkin satu-satunya cara untuk memahami beberapa bidang kehidupan sosial ialah dengan jalan membaurkan diri ke dalam diri orang lain dalam susunan sosialnya.

3. Sumber Data

21

(32)

22

Data adalah segala informasi mengenai variabel yang akan diteliti berdasarkan sumbernya. Menurut Arikunto sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sementara data dibedakan menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh nara sumbernya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh nara sumbernya. Sumber data yang dipergunakan:

a. Sumber data langsung (data primer), yaitu data yang diperoleh penulis melalui obsevasi dan wawancara dengan subyek yang diteliti. Dalam hal ini sumber informan dari guru Fiqh di MTs Negeri Krian, disamping itu interview terhadap siswa dan pihak yang terkait sebagai tambahan informan

b. Sumber data Tidak langsung (data sekunder), yaitu data-data yang di ambil dari instansi terkait atau lembaga sekolah yang diteliti baik berupa dokumen, informasi media atau teknologi yang telah berkembang dan buku-buku yang dianggap menunjang dalam proses penulisan ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan beberapa teknik untuk pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

(33)

23

Sebelum melakukan langkah awal yaitu wawancara, penulis terlebih dahulu melakukan observasi, yaitu melakukan pengamatan secara mendalam terhadap obyek yang diteliti.

Dalam metode ini pengamatan merupakan teknik yang paling penting sebelum melakukan penelitian untuk memperoleh suatu data, dengan metode observasi hasil yang di peroleh peneliti lebih jelas dan terarah sesuai dengan tujuan. Agar di peroleh pengamatan yang jelas untuk menghindari kesalahfahaman dengan obyek. Maka penulis mengamati secara langsung untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya. Dengan cara mengobservasi bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran guru Fiqh di MTs Negeri Krian.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan menggunakan alat yang di namakan interview guide(panduan wawancara).22

Teknik wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian adalah teknik wawancara tak berstruktur, yaitu wawacara yang tidak mengacu pada panduan wawancara secara mutlak, melainkan pertanyaannya mengalir sesuai dengan pernyataan dari informan secara alami. Penulis berharap memperoleh jawaban yang sesuai

22

(34)

24

keadaan dengan cara bebas dan tidak terikat. Akan tetapi justru data yang di hasilkan dari wawancara ini adalah sebagai salah satu sumber utama untuk pengumpulan data. Kiranya karena pertanyaan yang diajukan adalah bukan sebuah angket akan tetapi wawancara yang bebas tetapi tidak keluar dari topic utama yakni tentang teori dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran, dan juga tentang sertifikasi guru.

c. Dokumentasi

Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti dari buku-buku, dokumen seputar profil sekolah berupa sejarah, visi misi, keadaan guru dan siswa dan sebagainya.

5. Analisa Data

(35)

25

akan dipelajari serta membuat kesimpulan yang akan diceritakan kepada orang lain.23

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai jenuh. Berikut macam analisis data kualitatif:

a. DataReduction(reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.24

b. DataDisplay (penyajian data)

Cara menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Selain berupa teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik yang akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.

c. Conclution Drawing / V erification

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

23

Robert C Bogdan,Qualitative Research for Education; an Introduction to Theory and Metods

(London: Allyn and Bacon, 2000), 82

24

(36)

26

remang-remang atau gelap sehingga menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dan memahami secara sistematis apa yang di ungkapkan dalam penelitian ini, maka dapat di uraikan gambaran secara menyeluruh tentang isi tesis ini, maka penulis akan memaparkan dalam sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab Pertama: Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teori, penelitian tedahulu, metode penelitian dan Sistematika pembahasan.

Bab Kedua: Kajian teoritik, mengenai pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, implementasi pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing yang menggunakan perpustakaan dan lingkungan riil

Bab Ketiga: Gambaran umum obyek penelitian, yang mencakup deskripsi lokasi penelitian, profil, keadaan tenaga pendidik dan kependidikan.

(37)

27

(38)

27

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Berbasis Inkuiri

1. Pengertian pembelajaran berbasis inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry yaitu menemukan. Metode inkuiri adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis (teliti dalam menghadapi sesuatu) dan sistematis (teratur).25

(39)

28

Pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh pendidik guna menarik dan memberi informasi kepada peserta didik, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh pendidik dapat membantu peserta didik dalam menghadapi tujuan.26 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.27 Dalam pembelajaran pendidik memerlukan waktu persiapan untuk menyiapkan segala sesuatunya. Dari perangkat pembelajaran, materi, strategi, media agar tercapai tujuan pembelajaran tersebut.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.28 Suatu pembelajaran tidaklah harus berada dalam ruangan, atau dalam kelas. Pembelajaran bisa dilaksanakan di luar ruangan, seperti di lapangan, laboratorium, halaman, perpustakaan, lingkungan rumah. Sumber belajar tidak harus berasal dari 1 orang, akan tetapi bisa berasal dari siapapun dan berupa apapun. Inti dari suatu pembelajaran adalah adanya proses interaksi, ada sumber belajar dan menjadi lingkungan belajar.

Pembelajaran harus ada proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam

26

Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), 7.

27

(40)

29

pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan belajar. Unsur tersebut adalah menjadi hal pokok atau inti dalam pembelajaran yang harus dipenuhi. Jika salah satu dari tidak terpenuhi maka tujuan dari pembelajaran tersebut akan tidak terpunuhi. Namun jika unsur utama tersebut terpenuhi, maka tujuan dari pembelajaran pasti akan tercapai.

Pembelajaran dengan metode inkuiri merupakan satu komponen penting dalam pembaruan pendidikan. Karena dalam pembelajaran dengan metode ini peserta didik di dorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan pendidik mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.29

Jadi inkuiri memberikan kepada peserta didik pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan kreatif. Peserta didik diharapkan mengambil inisiatif, mereka dilatih bagaimana memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh keterampilan. Inkuiri memungkinkan peserta didik dalam berbagai tahap perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan mereka bekerja sama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Peserta didik tidak hanya berlatih untuk melihat masalah yang ada disekitar, tapi mereka juga diajarka untuk bisa menganalisa dan memberikan solusi.

Melakukan inkuiri berarti melibatkan diri dalam tanya jawab, mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Karena itu metode inkuiri dalam

29

(41)

30

proses belajar mengajar adalah strategi yang melibatkan peserta didik dalam tanya jawab, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Dalam pelaksanaan peserta didik bertanggung jawab untuk memberi ide atau pemikiran dan pertanyaan untuk dieksplorasi (diselidiki), mengajukan hipotesa untuk diuji, mengumpulkan dan mengorganisir data yang dipakai untuk menguji hipotesa dan sampai pada pengambilan kesimpulan yang masih tentative (sebagai percobaan).30

2. Manfaat dan tujuan pembelajaran berbasis inkuiri

Maksud utama metode ini adalah memberikan latihan kepada peserta didik dalam berfikir. Metode ini dapat menghindarkan untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa, menimbang- keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup.31 Metode inkuiri juga dikembangkan dalam mengajar peserta didik untuk memahami proses penelitian. Metode inkuiri suatu metode yang merangsang peserta didik untuk berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan pemecahannya. Suchman tertarik untuk membantu peserta didik melakukan penelitian secara mandiri dan disiplin. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa anak-anak selalu memiliki rasa ingin tahu.

Pendidik menginginkan peserta didik mempertanyakan mengapa suatu peristiwa terjadi dan menelitinya dengan cara mengumpulkan data dan mengolah data secara logis. Dengan demikian maka metode inkuiri akan memperkuat dorongan alami untuk melakukan eksplorasi dengan semangat

30

(42)

31

besar dan dengan penuh kesungguhan. Dengan inkuiri peserta didik dilatih untuk lebih mengasah kemampuan berfikir logis dengan memanfaatkan kemampuan otaknya dengan maksimal.

Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan kunci pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri yang khas dari pada suatu kegiatan inteligensi (kecerdasan). Metode ini mengembangkan kemampuan berfikir yang dipupuk dengan adanya kesempatan untuk mengobservasi problema mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun suatu hipotesa, mencari hubungan data yang hilang dari data yang telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah tersebut.

Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu telah diikuti dan di kontrol dari data yang pertama dan yang berhasil dikumpulkan dan di analisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan. Cara berfikir semacam itu benar-benar dapat dikembangkan dengan menggunakan metode pemecahan masalah.32

(43)

32

membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lainnya. inkuiri sebagai teknik pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan mengajar berlangsung harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dalam belajar.

Tujuan metode inkuiri adalah agar peserta didik terangsang oleh tugas, dan kreatifmencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu, mencari sumber sensir,dan mereka belajar bersama dalam kelompok. Tujuan utama dari pada penggunaan metode inkuiri adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir, terutama di dalam mencari sebab akibat dan tujuan suatu masalah.33 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode pengajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang sebelumnya belum mereka ketahui.

(44)

33

Sedangkan menurut Roestiyah tujuan metode inkuiri adalah agar peserta didik terangsang oleh tugas, dan kreatif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu, mencari sumber sendiri dan mereka belajar sendiri dalam kelompok. Selain itu juga disebutkan tujuan umum dari latihan inkuiri adalah menolong peserta didik mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu.

Dapat disimpulkan tujuan dari metode inkuiri ini adalah untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan intelektual dan ketrampilannya yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan dan menyelidikinya untuk mendapatkan jawaban sesuai dengan keingintahuan mereka. Dengan member kesempatan pada peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang sebelumnya belum mereka ketahui dengan memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

3. Macam-macam inkuiri

(45)

34

mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya.35

Metode inkuiri lebih menekankan peran aktif peserta didik baik fisik maupun mental dalam proses pembelajaran. Metode penemuan disebut juga sebagai metode induktif . Metode induktif dimulai dengan memberikan berbagai kasus, fakta, contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Peserta didik dibimbing untuk menemukan dan menyimpulkan prinsip dasar yang dipelajarinya.36

the essence of inquiry teaching isarrangingthe learning environment to facilitate student centered instruction and giving sufficient guidance to ensure direction and success in discovering scientific concepts and principles.37

Maksudnya esensi dari pembelajaran inkuiri adalah mengatur lingkungan belajar untuk memudahkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (peserta didik belajar aktif) dan memberikan petunjuk yang cukup untuk memastikan kelancaran dan keterarahan dalam menemukan prinsip dan konsep ilmiah. Salah satu cara yang digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik agar terarah ke tujuan dan menggunakan ingatannya adalah melalui pertanyaan. Selain itu, diskusi juga termasuk cara untuk mengembangkan perilaku inkuiri.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan inkuiri, peserta didik memperoleh konsep-konsep dengan cara

35

Winataputra, Udin S,Strategi Belajar Mengajar(Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001), 222

36

(46)

35

menemukan sendiri. Peserta didik diharapkan dapat menyelidiki sendiri untuk mencari jawaban atas pertanyaan. Metode pembelajaran ini lebih menekankan pada pencarian (search) pengetahuan daripada perolehan (acquisition) pengetahuan. Ada tiga macam metode inkuiri, yaitu metode inkuiri terbimbing, metode inkuiri bebas dan metode inkuiri bebas yang dimodifikasi.38

a. Inkuiri terbimbing (guided inquiry)

Metode inkuiri terbimbing merupakan metode inkuiri yang dilaksanakan dengan bimbingan. Guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada peserta didik. Sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru, peserta didik tidak merumuskan masalah. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Petunjuk tersebut biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya membimbing. Metode ini digunakan bagi peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan metode inkuiri.

b. Inkuiri bebas (free inquiry)

(47)

36

bimbingan dari guru. Metode ini digunakan bagi peserta didik yang sudah berpengalaman belajar dengan metode inkuiri.

c. Inkuiribebasyang dimodifikasi (modified free inquiry)

Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode inkuiri bebas, tetapi guru yang menyiapkan masalah bagi peserta didik. Guru hanya memberikan permasalahan, kemudian peserta didik diundang untuk memecahkan masalah tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Dalam hal ini, peserta didik diberi kesempatan yang luas untuk memecahkan masalah yang telah ditentukan melalui inisiatif dan caranya sendiri.

Peserta didik diharuskan merencanakan garis besar prosedur penelitian atau eksperimen yang digunakan untuk membuat rancangan dan melakukan eksperimen. Guru hanya menyajikan masalah dan menyediakan bahan dan alat yang diperlukan peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut. Selanjutnya peserta didik diberi kebebasan yang cukup luas untuk memecahkan masalah.

(48)

37

4. Tahap mengajar menggunakan metode inkuiri

Tugas pendidik dalam metode inkuiri adalah sebagai dinamisator, yakni merangsang terjadinya self analysis, merangsang terjadinya interaksi, memuji dan membesarkan hari peserta didik untuk lebih bergairah dalam kegiatan-kegiatannya. Sesuai dengan kutipan dibawah ini:39

Teacher are responsible for guiding, moulding and improving the career of the community. They are like torch-light in darkness. A s the earth derives tight and energy from the sun, similiarly the pupils receive knowledge and guidence from their teacher. The teacher are like the moon and the students are just like the star so the seekers of knowledge and the learned teacher accupy on exceptionally prominent place in society.

Untuk memutuskan apakah untuk menggunaka kognitif inkuiri pada aktivitas pembelajaran, designer instruksi sebaiknya menjawab pertanyaan pada table di bawah ketika membutuhkan analisa. Jika jawaban positif, teori kognitif inkuiri merupakan metode efektif dalam desain istruksional.40

Tabel 2. 1 pedoman penggunaan metode inkuiri

Pertanyaan Analisis Iya Tidak

Apakah kamu mau si belajar belajar untuk diri mereka sendiri? Apakah mereka nyaman dengan cara belajar individual?

Apakah si belajar butuh kemampuan berpikir untuk mencapai keberhaslan proses inkuiri?

Apakah si belajar mengutamakan pengalaman dan pengetahuan berdasar persiapan mereka pada proses inkuiri dengan memperhatikan teori?

Apakah instruksi mengijinkan kebutuhan waktu dalam proses pengajaran waktu?

Apakah ada akses pada sumber yang dbutuhkan untuk mendukung proses inkuiri?

Desain pembelajaran berdasar teori inkuiri sangat menantang karena rangkaian yang teliti, dan memang, ketepatan pengajaran inkuiri bergantung

39

(49)

38

pada fasilitas instruktur pada metode ini dan kemajuan si belajar terhadap tujuan. Lalu, aturan keras pada aktivitas belajar tidak bisa dibentuk. Keberhasilan pengalaman pembelajaran berdasar metode inkuiri membutuhkan pendekatan antara desainer instruksional dan instruktur itu sendiri. Hal ini dapat dijangkau dengan baik dengan menyediakan konteks yang banyak dari materi bidang studi:

a. Bimbingan khusus pada aturan dan teori yang dipelajari b. Variable yang digunakan dalam pembentukan aturan c. Faktor yang dapat mempengaruhi nilai variable

d. Penyampaian kasus yang banyak-hipotesis dan sebaliknya-dan rangkaian yang di sarankan

e. Bermacam contoh tandingan yang instruktur dapat pada pembmbngan proses inkuiri.

Tantangan pada desainer adalah dalam berpikir melalui proses inkuiri untuk melihat bagian penting aturan dari awal hingga akhir dan untuk menyediakan instruktur dengan mater yang dibutuhkan untuk mencapa tujuan pembelajaran pada suatu bagian.41

Tabel 2.2 tahap pengembangan inkuiri

Langkah Desain Instruksi

1 Buat daftar aturan atau teori yang kamu inginkan dalam mengajar

2 Identifikasi masalah realistis dan merangsang si belajar umtuk bekerja padanya dimana memperkenankan mereka mendapatkan aturan atau teori.

(50)

39

4 Buat daftar faktor yang mempengaruhi nilai dari variable yang dipikirkan

5 Kembangkan scenario dan masalah yang cukup bervariasi dan penggabungan faktor untuk mengatur kemajuan si belajar secara efektif ketika dialog.

6 Kembangkan contoh yang bertentangan yang membantu si belajar mengidentifikasi faktor tepat yang berpengaruh kuat terhadap harga variable.

7 Kembangkan hipotesis masalah yang merangsang si belajar untuk memikirkan ranah dari faktor

Adanya kebebasan peserta didik untuk menemukan dan mencari informasi” Peserta didik diberi kebebasan untuk mengungkapkan hipotesisnya, menyusun eksperimen yang mau digunakan, dan mencari

informasi apapun yang dianggap perlu untuk memecahkan persoalan dalam

penelitiannya. Lingkungan atau suasana yang responsif: ada laboratorium,

komputer, kelas, pustaka, dan sarana yang mendukung terjadinya proses

inkuiri. Fokus: persoalan yang mau didalami harus jelas arahnya, dan dapat

dipecahkan peserta didik.42

Dalam inkuiri yang terarah persoalan memang harus sangat jelas. Bila

muncul banyak persoalan yang diajukan oleh peserta didik dengan melihat

gejala yang ada, dapat dipilih salah satu yang terpenting dan soal itu memang

mungkin dipecahkan oleh peserta didik. Dengan begitu peserta didik lebih

fokus untuk mengulas dan mendalaminya persoalan tersebut. Fokus peserta

didik tidak bercabang kepada permasalahan yang lain. Jadi satu persatu

permasalahan bisa teratasi dan dapat memberikan solusi yang lebih baik.

42

(51)

40

Agar sesuai dengan tugas sebagai dinamisator, Dibawah ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan pendidik ketika mengaplikasikan metode inkuiri dalam suatu pembelajaran, diantaranya:43

a. Memilih Contoh Positif dan negatif

Strategi ini digunakan terutama pada inti faktor relevan. Jenis positif adalah bentuk di mana semua faktor memiliki nilai tertentu yang konsisten dengan variabel yang dicari. Sebagai contoh, jika variabel yang dicari adalah pemimpin yang mendorong perilaku yang diinginkan, maka jenis positifnya merupakan pemimpin yang mendorong dan memberi penghargaan pada perilaku tersebut secara konsisten. Sementara perilaku pengawasan negatif merupakan sikap yang sama sekali tidak memberikan faktor yang relevan.

b. Memvariasikan Kasus Secara Sistematis

Strategi ini merupakan strategi yang baik untuk menyoroti faktor yang relevan yang harus dikecualikan atau dipertimbangkan oleh peserta didik dalam penyelidikan. Pendidik menghadirkan kasus yang bervariasi dari faktor-faktor yang relevan secara sistematik. Sebagai contoh, ketika mengajar tentang motivasi, pendidik dapat menghadirkan kasus-kasus perilaku motivasi yang bervariasi, seperti tipe dan manfaat.

c. Memilih Contoh yang Berlawanan

Strategi lain yang digunakan adalah memilih contoh yang berlawanan. Strategi ini menuntut peserta didik untuk memperhatikan

43

(52)

41

perbedaan dari faktor-faktor yang mempengaruhi variabel di bawah pertimbangan. Contohnya, ketika peserta didik berdiskusi tentang pekerja motivasi dan mengusulkan aturan tentang pengawas-pengawas yang dibutuhkan untuk mengenal dan memberi penghargaan pada aksi yang diinginkan, pendidik kemudian memberi contoh yang berlawanan dari pengawas yang terus-menerus memuji meskipun dengan contoh-contoh yang sedikit dari aksi yang diinginkan. Pendidik kemudian bertanya kepada peserta didik apakah kebiasaan ini akan menghasilkan pekerja yang termotivasi. Dengan memberikan contoh yang berlawanan dapat mengilustrasikan ketidakcukupan dari faktor yang diterima sendiri atau dapat mendemonstrasikan bahwa faktor yang diterima merupakan faktor yang tidak penting.

d. Menggeneralisasikan Kasus secara Hipotesis

(53)

42

e. Membuat Hipotesis

Membuat peserta didik supaya membangkitkan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan faktor yang berbeda pada variabel dibawah diskusi merupakan strategi yang sangat berguna pada pembelajaran inkuiri. Hal ini merupakan langkah yang kritis diantara cara-cara pembelajaran pada lingkungan inkuiri. Ketika kasus tertentu diperiksa, peserta didik dapat terdorong untuk membuat perluasan yang diaplikasikan pada masing-masing kasus.

f. Menguji Hipotesis

Ketika hipotesis terbentuk, pendidik memberi dorongan pada peserta didik untuk mengujinya. Pegujian ini seharusnya dilakukan secara sistematis supaya dapat mengevaluasi bermacam-macam faktor yang dapat digunakan untuk merumuskan masalah.

g. Memikirkan Alternatif Prediksi

Pendidik sering bertanya pada peserta didik untuk mempertimbangkan tingkat yang berbeda dari nilai-nilai untuk faktor di bawah pertimbangan. Contohnya, ketika berdiskusi tentang tujuan pengaturan sebagai alat yang memotivasi, faktor yang dipertimbangkan mungkin adalah tingkatan yang mana pekerja mendukung tujuan tertentu. Pendidik dapat meminta peserta didik untuk mempertimbangkan kondisi dari dukungan yang tinggi, medium, dan lambat.

(54)

43

Salah satu strategi paling menyenangkan dan efektif adalah mengizinkan penyelidikan pada proses dengan jalur yang salah sampai kemudian peserta didik bertanya pada pendidik hingga ia dapat menemukan dan dapat mengulangi langkah yang sama tanpa terjebak oleh kesalahan sebelumnya. Cara lain untuk melakukan strategi ini adalah mengambil pengamatan peserta didik, menjelaskan kaidah atau hipotesis yang benar kemudian menyarankan contoh yang berlawanan yang dapat mendemonstrasikan kekurangan kaidah tersebut.

i. Menelusuri Konsekuensi-konsekuensi

Ketika pelajar berdasar pada konsep yang salah, pendidik menggunakan pertanyaan dan membolehkan peserta didik menelusuri akibat dari kesalahan konsep tersebut pada kesimpulan. ketika peserta didik menemukan akibat dari adanya kesalahan tersebut, efeknya mereka telah men”debug” teori itu. Mereka telah belajar dua hal: peserta didik belajar mengevaluasi teori dengan menguji akibat-akibatnya, dan peserta didik

akan tercegah dari membuat kesalahan yang sama pada penyelidikan

selanjutnya

j. Mempertanyakan Kekuasaan

Mempertanyakan kekuasaan pada peserta didik yang dilakukan oleh

pendidik, mendorong mereka untuk tidak melihat pendidik ataupun buku

sebagai sesuatu yang benar, tetapi lebih sebagai menerima kaidah-kaidah

(55)

44

strategi ini adalah peserta didik belajar untuk berpikir dengan tepat dan mempertanyakan faktor-faktor yang muncul kemudian.

B. Karakteristik Pembelajaran Fiqh Kelas VIII

1. Sistem Pembelajaran Fiqh

Pembelajaran Fiqh merupakan suatu proses menjadikan peserta didik belajar memahami hukum-hukum Islam yang bersifat amali yang digali dari dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits agar dapat memengaruhi sikap berdasarkan

pemahaman yang diperoleh, serta terampil mempraktikkan pemahamannya

dalam kehidupan sehari-hari. Hukum-hukum Islam tersebut menyangkut

seluruh aspek kehidupan, sehingga lulusan yang dihasilkan dari pembelajaran

Fiqh diharapkan akan menjadikan masyarakat lebih baik dan tentunya

memberikan nilai spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat.

Mata pelajaran Fiqh adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik dalam

mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang

kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, pelatihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan, dan keteladanan.44

Pembelajaran Fiqh sebagai suatu sistem tidak dapat terlepas dari

unsur-unsur yang membentuk pola interaksi dan saling memengaruhi. Unsur-unsur-unsur

yang saling terkait dalam pembelajaran meliputi: tujuan, pendidik, peserta

44

Depag RI Direktorat Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Pendidikan A gama Islam untuk Sekolah Umum (Jakarta: Depag RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Jenderal

(56)

45

didik (peserta didik), isi/materi, metode, dan lingkunga.45 Unsur ini tidak jauh berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Karena pada setiap mata pelajaran memiliki kesamaan dalam beberapa aspek pendidikan, yakni: materi pelajaran, pendidik, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan pola hubungan pendidik dan peserta didik.

2. Proses Pembelajaran Fiqh

Proses pendidikan harus dilaksanakan dengan memanfaatkan semua komponen yang terkait dengannya agar mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan fungsinya masing- masing, tetapi tetap dengan tujuan yang sama untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Jika komponen tersebut kurang terpenuhi, maka tujuan dari pendidikan akan tidak berjalan dengan lancar atau tidak terpenuhi dengan maksimal. Jadi komponen tersebut harus terpenuhi dengan baik.

Konsep belajar dan mengajar menjadi padu dalam satu kegiatan ketika terjadi interaksi antara pendidik peserta didik atau peserta didik peserta didik dalam pengajaran yang berlangsung. Di sinilah belajar dan mengajar bermakna sebagai suatu proses pembelajaran.46 Proses pembelajaran akan terjadi apabila ada interaksi dan komunikasi antara pendidik dan peserta didik. Tidak semua interaksi dan komunikasi merupakan proses pembelajaran. Dan jika terdapat pendidik dan peserta didik tapi tidak ada interaksi, juga belum bisa dikatakan

45

(57)

46

proses pembelajaran. Jadi proses pembelajaran harus ada pendidik dan peserta didik, dan ada interksi antara keduanya.

Interaksi dan komunikasi merupakan proses pembelajaran apabila dilaksanakan dengan bimbingan pendidik dengan alur kegiatan dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Segi transformasi (proses) pendidikan meliputi: kurikulum atau materi pembelajaran, metode mengajar dan teknik penilaian, sarana atau media, sistem administrasi, pendidik dan unsur-unsur personal lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan.47

Proses pembelajaran juga berkaitan dengan sistem administrasi dan unsur personal lainnya. Proses pembelajaran akan berjalan baik apabila didukung oleh sistem administrasi yang baik pula. Sistem administrasi akan menjadi baik apabila didukung oleh personal-personal yang kompeten sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling memengaruhi namun faktor integratirnya terutama terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya.

Keenam faktor pendidikan tersebut meliputi: faktor tujuan, faktor pendidik, faktor peserta didik, faktor isi/materi, faktor metode pendidikan, dan faktor situasi lingkungan.48 Komponen proses pembelajaran saling memengaruhi antara satu dan lainnya. Walaupun demikian, kemampuan pendidik masih menjadi faktor dominan dalam pelaksanaannya. Situasi

47

(58)

47

lingkungan juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Situasi yang bising, panas, dan kotor akan mengganggu proses pembelajaran. Oleh karena itu, situasi lingkungan belajar harus dikondisikan setenang dan senyaman mungkin agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.

Selain faktor pendekatan, masih banyak faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran, antara lain kurikulum, program pengajaran, kualitas pendidik, materi, strategi, sumber belajar, dan teknik penilaian.49 Ada faktor pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik yang turut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Pendekatan yang dilakukan harus lebih berpihak kepada peserta didik, artinya pendekatan tersebut lebih menyentuh ke peserta didik, lebih menempatkan peserta didik sebagai pelaku belajar, sedangkan pendidik hanya sebagai motivator, fasilitator, dan organisator.

Setidaknya ada empat komponen yang harus terintegrasi dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan alat pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara operasional oleh pendidik agar hasilnya dapat diukur. Agar hasil pembelajaran tersebut dapat diukur, maka setiap tujuan pembelajaran harus ditentukan pula indikator- indikator pembelajarannya. Materi pembelajaran dipilih sesuai dengan tujuannya. Materi-materi yang tidak sesuai dengan tujuan harus dihindari.

49

(59)

48

Pendidik juga harus terampil memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, metode pembelajaran sebaiknya bervariasi dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Instrumen penilaian penting disusun setelah pendidik menetapkan tujuan, materi, metode dan alat pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan oleh pendidik adalah bahwa antara tujuan, materi, metode dan alat, serta penilaian harus ada kesesuaian dan keterkaitan. Jika hal tersebut kurang sesuai atau kurang ada keterkaitan maka transfer materi akan tenganggu.

Suatu pembelajaran dikatakan berhasil bila mencapai hasil yang diharapkan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari pencapaian tujuannya. Tujuan pembelajaran yang merupakan hasil yang diharapkan dapat dilihat atau diukur melalui indikator-indikatornya. Apabila indikator-indikator tersebut tercapai maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran berhasil.50

(60)

49

3. Perencanaan Pembelajaran Fiqh

Pendidik yang baik akan selalu berusaha agar pembelajaran yang dilakukannya berhasil. Salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan tersebut adalah penyusunan perencanaan pembelajaran. Perencanaan perlu dibuat sebelum melaksanakan proses pembelajaran agar kegiatan pembelajaran terarah. Perencanaan perlu dibuat dengan baik, karena pembelajaran melibatkan banyak faktor di dalamnya, sehingga harus dikoordinir agar pembelajaran mempunyai arah yang jelas dan pendidik tidak perlu menerka-nerka tentang apa yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran berfungsi memberi pendidik pemahaman yang jelas tentang tujuan pendidikan dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.51 Perencanaan pembelajaran merupakan proses untuk memproyeksikan langkah- langkah tertentu untuk mengkoordinasi unsur-unsur pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan.52

Perencanaan pembelajaran dibuat oleh pendidik sebelum mengajar, bukan sebaliknya dibuat setelah mengajar. Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang standar proses menyebutkan bahwa perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

51

Gambar

Tabel 2. 1 pedoman penggunaan metode inkuiri
Tabel 2.2 tahap pengembangan inkuiri
Tabel 2.3 kompetensi dasar materi Fiqh

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan Laporan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Tehnik Universitas Muria Kudus..

bidang apotek Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi.. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan

“kita sebagai pendidik tidak boleh memandang masalah secara hitam-putih pak, diah itu telah banyak menanggung beban hidup, sudah selayaknya kita ikut mendampingi dan membantunya ,bukan malah menambah

Menurt Sahertian menegaskan bahwa tujuan supervisi kunjungan kelas adalah menolong guru-guru dalam hal pemecahan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Dalam

[r]

Dalam partai politik Amir Syariffudin tergabung Partai Indonesia (Partindo), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), Gabungan Politik Indonesia (Gapi), dan Partai

Penyelesaian masalah optimasi dengan program linier dimulai dengan menentukan variabel-variabel keputusan yang hendak dicari nilai variabel optimumnya, lalu

Wakaf yang telah sah -baik dengan cara perbuatan atau perkataan- harus dijalankan dan tidak boleh dibatalkan (dengan kata lain: orang yang mewakafkan tidak boleh rujuk/kembali