• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

No. 11/ 23 /DPM Jakarta, 25 Agustus 2009

SURAT EDARAN

Kepada SEMUA PESERTA

BANK INDONESIA – SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

Perihal : Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/21/DPM Tanggal 23 Mei 2008 Perihal Penyelenggaraan Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System

Dalam rangka penyempurnaan penyelenggaraan dan kepesertaan BI-SSSS dan sehubungan dengan penerbitan ketentuan Bank Indonesia terkait Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI), Fasilitas Likuiditas Intrahari Syariah (FLIS), Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP), penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Transaksi Surat Utang Negara Secara Langsung dan Transaksi Private Placement oleh Pemerintah, penerbitan Keputusan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) terkait Pelaporan Transaksi Efek, perlu dilakukan perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/21/DPM tanggal 23 Mei 2008 perihal Penyelenggaraan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System sebagai berikut :

1. Ketentuan Butir II.E.4 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : 4. Biaya

(2)

2

dimaksud kepada Peserta melalui Administrative Messages dan/atau sarana lainnya.

b) Bank Indonesia dapat menentukan lain pengenaan biaya BI-SSSS bagi Departemen Keuangan atau lembaga lainnya yang disetujui Bank Indonesia menjadi Peserta.

2. Ketentuan Butir III.B diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : B. Persyaratan Menjadi Peserta

Pihak-pihak yang menjadi Peserta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Memiliki sarana dan prasarana sesuai persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 2.

2. Berdasarkan jenis Peserta, calon Peserta harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Telah menjadi peserta langsung dalam Sistem BI-RTGS, dalam hal calon Peserta adalah Bank;

b. Telah disetujui oleh Bank Indonesia menjadi Sub-Registry, dalam hal calon Peserta adalah Sub-Registry; dan/atau

c. Telah mengajukan permohonan menjadi Peserta Lelang SBN/ telah ditunjuk menjadi Dealer Utama/ ditetapkan sebagai Peserta Lelang SBN, dalam hal calon Peserta adalah Bank, Perusahaan Efek atau lembaga lain yang dapat menjadi Peserta Lelang SBN. 3. Bagi calon Peserta yang bukan peserta Sistem BI-RTGS antara lain

Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing, Perusahaan Efek dan/atau Sub-Registry harus menunjuk Bank Pembayar dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Penunjukan Bank Pembayar dilakukan dalam rangka : 1) pembebanan biaya BI-SSSS;

2) Setelmen Dana atas transaksi Surat Berharga; dan/atau

3) penerimaan pembayaran kupon (bunga) atau imbalan dan nilai pokok/nominal Surat Berharga pada saat jatuh waktu.

(3)

3

b. Bank Pembayar yang ditunjuk harus memberikan konfirmasi penunjukan sebagai Bank Pembayar sebagaimana contoh pada Lampiran 3 kepada Penyelenggara melalui calon Peserta.

c. Bagi calon Peserta Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing, dan Perusahaan Efek harus menunjuk 1 (satu) Bank Pembayar guna pembebanan biaya BI-SSSS sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1).

d. Bagi calon Peserta Sub-Registry harus menunjuk Bank Pembayar dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Calon Peserta Sub-Registry harus menunjuk 1 (satu) Bank Pembayar dalam rangka pembebanan biaya BI-SSSS, pelaksanaan Setelmen Dana atas transaksi Surat Berharga, dan penerimaan pembayaran kupon (bunga) atau imbalan dan nilai pokok/nominal Surat Berharga pada saat jatuh waktu, sebagaimana dimaksud pada huruf a.

2) Calon Peserta Sub-Registry dapat memilih paling banyak 9 (sembilan) Bank Pembayar lainnya dalam rangka Setelmen Dana atas transaksi Surat Berharga nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 2).

e. Dalam hal Bank Pembayar ditunjuk untuk melaksanakan Setelmen Dana sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 2), Bank Pembayar dimaksud melakukan pengelolaan data batas Setelmen Dana (settlement limit) bagi Peserta yang menunjuk sesuai kewajiban Peserta sebagaimana dimaksud pada butir D.2.d.2).

4. Bank Indonesia dapat menentukan lain persyaratan bagi lembaga lain yang disetujui Bank Indonesia menjadi Peserta.

(4)

4

3. Ketentuan Butir III.C.5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : 5. Lembaga Lain

a. Lembaga lain yang ingin menjadi Peserta dan memiliki fungsi Peserta sebagaimana butir A.2, mengajukan surat permohonan kepada Penyelenggara dengan alamat sebagaimana dimaksud pada butir C.1.a.

b. Setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, calon Peserta harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf B angka 1 dan/atau prosedur administrasi yang ditetapkan oleh Penyelenggara.

4. Lampiran 7 Pedoman Penyelenggaraan Bank Indonesia- Scripless Securities Settlement System diubah, sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.

Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 25 Agustus 2009 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Demikian agar Saudara maklum.

BANK INDONESIA,

HENDAR

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa benar Terdakwa bertamu ke rumah Saksi-1 kemudian Terdakwa meminjam sepeda motor Saksi 1 kepada Saksi-2 dengan alasan sepeda motor tersebut hanya dipinjam

[r]

[r]

Untuk mengungkapkan dan mengumpulkan berbagai data dan keterangan yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling dimanfaatkan sejumlah instrumen, baik yang berupa

Membuat persiapan mengajar RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP) ini dilaksanakan oleh praktikan sebelum proses pembelajaran di

Dinyatakan gagal, karena Tidak Ada peserta yang lulus dalam Evaluasi Penawaran dan. berdasarkan Peraturan Presiden RI nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua

Diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum

Instead, I argue that constructivist approaches are compatible with human cognitive architecture as there is flexible adaptation of guidance such as scaffolding in order