• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERHASILAN PRAKTIKUM SISWA SMK NEGERI 5 PALU DITINJAU DARI KETERLAKSANAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN | Muhtar | JSTT 6934 23141 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERHASILAN PRAKTIKUM SISWA SMK NEGERI 5 PALU DITINJAU DARI KETERLAKSANAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN | Muhtar | JSTT 6934 23141 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Muhtar,1 Jusman Mansyur dan I Komang Werdhiana2

1(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako) 2(Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract

This reseacrh is action-research which adapted from Wenning’s Model of Inquiry Lab (2005). The objective of this research is to describe the application of lesson plan to practice in SMK. The focus of the study is on the subject of motion and force of the motorcycle components. Application of the practice to be guided lesson plan described by using Riel’s action-research (2013). This research have a collaborative feature which is between the researcher with the relevant educator friends or source experts participated on the observation as the critical friend. The technique to collect of the datas include observations, interviews, tests and analysis of documents. The technique of data analysis in this research is descriptive analysis of comparative and critical analysis techniques. The results showed that enforceability of lesson plan (RPP) in cycle 1 is enough category, cycle 2 is good category and cycle 3 is very good category. The aspects of attitude assessment cycle 1 is enough category, cycle 2 is enough category and cycle 3 good category. Aspects of skills and completeness portfolio cycle 1 is not good enough category, cycle 2 is enough category and cycle 3 enough category. The description of the practicum activities goes well according to procedures on the practicum module and the students were able to find the concept based on the practicum activities. Based on the result of this research, it can be concluded that the prepartion, implementation and the factor is influential in implementing the lesson plan practice on the subject of motion and force of the motorcycle components in SMK implemented as planned with good results.

Keywords: Model of Inquiry Lab, Integration Theory and Practice, Learning of Vocational School (SMK).

Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kemdiknas (2007) melalui Permendiknas Nomor 16 mengamanahkan kompetensi pedagogik guru antara lain (1) menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu, (2) melaksanakan pembelajaran mendidik di kelas, laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar yang dipersyaratkan, (3) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

SMK merupakan tingkat pendidikan yang diarahkan untuk dapat memberikan keluaran terhadap penyediaan tenaga terampil

dan siap pakai. Karakteristik proses pembelajaran di SMK yaitu 40% aspek teori dan 60% di desain dalam kegiatan praktik. Melalui pembelajaran yang berbasis praktikum, diharapkan peserta didik mampu mengurangi kekeliruan dalam proses konsep pengetahuan dan sebaliknya memberikan pengalaman praktik untuk menemukan sendiri konsep pengetahuan yang sesuai dengan konsep yang benar.

(2)

kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional. Salah satu pengembangan kompetensi profesional tenaga pendidik yaitu tindakan reflektif terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan (Kemdiknas, 2010).

Wenning (2010) menyatakan bahwa tingkatan inquiry terhadap kemampuan intelektual peserta didik yaitu (1) hypothetical inquiry (2) real word applications (3) inquiry lab (4) inquiry lesson (5) interactive demonstration dan (6) discovery learning. Penelitian ini berfokus pada kegiatan oleh guru untuk memberikan pengajaran praktik yang dilaksanakan di laboratorium (inquiry lab). Inquiry lab menekankan guru melaksanakan kegiatan praktik di laboratorium dengan persiapan yang tepat terhadap tujuan dan indikator pembelajaran.

Khan and Muzaffar (2009) menyatakan bahwa keterampilan peserta didik dapat dibentuk dari pendekatan hypotetical inquiry, dimana peserta didik diarahkan untuk melakukan penyelidikan secara langsung melalui desain kegiatan pembelajaran terhadap suatu konsep tertentu. Kemampuan peserta didik dalam menyerap pengetahuan secara khusus pada aspek keterampilan dapat dilakukan melalui pendekatan inquiry lab.

Wenning (2006) menyatakan bahwa pendekatan inquiry lab bertujuan untuk (1) dapat mengembangkan keterampilan dasar dan kemampuan untuk menggunakan alat yang berkaitan dengan kejadian serta melakukan analisis terhadap perolehan data eksperimen, (2) membantu peserta didik memahami konsep, (3) memberikan pemahaman peserta didik dari kegiatan secara langsung antara dasar teori dan hasil dari eksperimen.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan berdasarkan tahapan siklus kegiatan. Hien (2009) menyatakan salah satu tipe penelitian tindakan yaitu penelitian tindakan praktis dengan karakteristik (1) pembelajaran praktik, (2) penyelidikan berbasis individual atau tim,

(3) pengembangan guru dan pengetahuan peserta didik, (4) implementasi perencanaan pada tindakan, (5) pembimbingan guru sebagai peneliti.

Penelitian ini melakukan kajian terhadap kemampuan peneliti menerapkan RPP mata pelajaran fisika materi konsep gerak dan gaya terintegrasi pada kegiatan praktik komponen sepeda motor. Penerapan

RPP dengan muatan praktikum

memungkinkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang ilmiah, interaktif, dan kontekstual.

METODE

Tahapan penelitian tindakan menerapkan model siklus Riel’s (2013). Penelitian melibatkan satu kelas yang terdiri dari 31 siswa jurusan teknik sepeda motor di SMK Negeri 5 Palu. Penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu peneliti bersama teman pendidik yang relevan dan atau sumber ahli turut serta dalam penelitian melakukan observasi dengan fungsi utama sebagai teman kritis (critical friend).

Jenis data pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil belajar peserta didik atas kemampuan konsep yang mampu diterapkan pada komponen sepeda motor. Data sekunder berupa faktor berpengaruh pada kegiatan pembelajaran termasuk sikap dan motivasi peserta didik yang diambil melalui pengamatan dan observasi.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil observasi keterlaksanaan RPP Siklus 1 menunjukkan bahwa guru masih kategori kurang memberikan kegiatan penutup pada pembelajaran dengan persentase 28,33%. Selain itu, guru belum mampu secara maksimal (kategori cukup) menerapkan

[image:3.595.100.498.256.478.2]

strategi pembelajaran yang mendidik dan melibatkan peserta didik dalam pembelajaran dengan persentase masing-masing 76,85% dan 70,00%. Lain halnya dengan kemampuan guru menyampaikan kompetensi dan rencana kegiatan serta penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran yaitu berada pada kategori amat baik dengan persentase 91,67% dan 100 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Keterlaksanaan RPP Siklus 1

Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat empat aspek yang memerlukan penanganan antara lain strategi pembelajaran, penilaian pembelajaran, pelibatan peserta didik dan penutup pembelajaran. Secara khusus, aspek penilaian dan penutup pembelajaran butuh persiapan dan pengelolaan yang lebih sistematis dan prosedural.

Keterlaksanaan RPP pada Siklus 2 menunjukkan bahwa guru masih kategori kurang dalam memberikan kegiatan menutup

pembelajaran dengan persentase 68,33 %. Aspek lain yang diamati pada guru antara lain (1) apersepsi dan motivasi, (2) penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan, (3) penguasaan materi pembelajaran, (4) pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, (5) penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran berada dalam kategori amat baik. Data selengkapnya terdapat pada Tabel 2.

1 2 3

1 Apersepsi dan motivasi 3,00 4,00 3,40 10,40 86,67 B

2 Penyampaian kompetensi dan rencana

kegiatan 3,00 4,00 4,00 11,00 91,67 AB

3 Penguasaan materi pembelajaran 3,50 3,50 3,75 10,75 89,58 B

4 Penerapan strategi pembelajaran yang

mendidik. 2,89 3,11 3,22 9,22 76,85 C

5 Pemanfaatan sumber belajar/media

dalam pembelajaran. 3,00 3,40 3,80 10,20 85,00 B

6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran. 2,67 2,00 2,67 7,33 61,11 K

7 Pelibatan peserta didik dalam

pembelajaran. 2,60 3,00 2,80 8,40 70,00 C

8 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat

dalam pembelajaran. 4,00 4,00 4,00 12,00 100,00 AB

9 Penutup pembelajaran. 0,00 1,20 2,20 3,40 28,33 K

Kategori

(4)
[image:4.595.96.496.99.338.2]

Tabel 2 Keterlaksanaan RPP Siklus 2

Keterlaksanaan RPP siklus 3 menunjukkan bahwa dari semua aspek yang diamati, tidak terdapat persentase kategori kurang dan cukup. Meskipun demikian, terdapat dua aspek yang diamati kategori baik yaitu kegiatan penilaian dan penutup

[image:4.595.98.497.445.669.2]

pembelajaran dengan persentase masing-masing 88,89 % dan 83,33 %. Selain itu, aspek yang diamati lainnya dalam kategori amat baik. Data selengkapnya dapat memperhatikan Tabel 3.

Tabel 3. Keterlaksanaan RPP Siklus 3

Hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan RPP di Siklus 1 menunjukkan bahwa terdapat dua aspek pengamatan yang berkategori kurang yaitu kegiatan penutup dan penilaian pembelajaran. Observer pada kegiatan

penutup menyatakan bahwa “hanya dua

kelompok yang merangkum, tiga kelompok yang kurang lengkap portofolio dan arahan hanya bersifat menutup KBM”.

1 2 3

1 Apersepsi dan motivasi 3,40 4,00 3,60 11,00 91,67 AB

2 Penyampaian kompetensi dan rencana

kegiatan 3,50 4,00 4,00 11,50 95,83 AB

3 Penguasaan materi pembelajaran 3,75 3,75 3,75 11,25 93,75 AB

4 Penerapan strategi pembelajaran yang

mendidik. 3,56 3,44 3,44 10,44 87,04 B

5 Pemanfaatan sumber belajar/media

dalam pembelajaran. 3,40 3,80 3,80 11,00 91,67 AB

6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran. 3,33 3,00 3,33 9,67 80,56 B

7 Pelibatan peserta didik dalam

pembelajaran. 3,00 3,40 3,60 10,00 83,33 B

8 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat

dalam pembelajaran. 4,00 3,50 4,00 11,50 95,83 AB

9 Penutup pembelajaran. 2,40 2,60 3,20 8,20 68,33 K

No. Aspek yang diamati Rata-rata Skor/Pertemuan Jml % Kategori

1 2 3

1 Apersepsi dan motivasi 3,60 4,00 3,80 11,40 95,00 AB

2 Penyampaian kompetensi dan rencana

kegiatan 4,00 4,00 3,50 11,50 95,83 AB 3 Penguasaan materi pembelajaran 3,75 3,50 4,00 11,25 93,75 AB

4 Penerapan strategi pembelajaran yang

mendidik. 3,78 3,78 3,67 11,22 93,52 AB

5 Pemanfaatan sumber belajar/media

dalam pembelajaran. 3,80 3,60 3,80 11,20 93,33 AB 6 Pelaksanaan penilaian pembelajaran. 3,67 3,33 3,67 10,67 88,89 B

7 Pelibatan peserta didik dalam

pembelajaran. 3,40 3,80 3,60 10,80 90,00 AB

8 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat

(5)

Tindakan yang peneliti lakukan yaitu mengumumkan pada pertemuan berikutnya bahwa terdapat dua kelompok yang belum melengkapi portofolio dengan tidak berusaha merangkum hasil kegiatan pembelajaran. Selain itu, saya mengurangi nilai masing-masing kelompok berdasarkan bobot penilaian sehingga baik kelompok yang kurang lengkap maupun yang lengkap dapat melihat dampak jika tidak mengikuti proses yang dianjurkan.

Kelompok yang kurang lengkap portofolionya, dikembalikan pada pertemuan berikutnya untuk dilengkapi tetapi dengan perolehan nilai yang berbeda meskipun melakukan perbaikan. Selain itu, pada kegiatan penutup untuk pertemuan kedua peneliti upayakan menggunakan waktu untuk menyampaikan hasil kegiatan belajar sebagai kesimpulan bersama beserta rencana kegiatan belajar selanjutnya.

Sementara pada kegiatan penilaian pembelajaran, observer menyatakan bahwa

“sebagian siswa tidak peduli pembelajaran

(Lampiran 2) dan tidak ada tes tertulis secara khusus (Lampiran 3)”. Upaya yang ditempuh pada pertemuan berikutnya yaitu mempelajari sebab pada saat di dalam kelas siswa yang tidak peduli pembelajaran. Peneliti menyampaikan tujuan mereka sekolah sebagai amanah orang tua. Memberi motivasi bahwa apabila ingin mendapatkan pekerjaan yang sesuai, maka mesti membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan dan mental yang baik.

Motivasi yang diberikan peneliti memberikan dampak keseriusan siswa mengikuti pembelajaran. Keseriusan dan partisipasi aktiv siswa memudahkan guru mencapai tujuan pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran yang dihubungkan dengan keaktivan siswa sesuai pernyataan Riyanto (2009) bahwa memberi motivasi merupakan rangkaian metode pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran.

Tanggapan observer tentang catatan

“tidak ada tes tertulis”, peneliti memberikan penjelasan bahwa dalam penelitian ini tidak memberikan penilaian tertulis secara khusus atau terpisah dari lembar kegiatan praktik siswa. Siswa mengerjakan secara langsung lembar praktikum yang di dalamnya terdapat dua sampai tiga soal pertanyaan yang harus diselesaikan.

Penilaian yang dimaksud sebagai salah satu ciri penelitian yang mengintegrasikan teori dan praktik. Kegiatan mengintegrasikan teori dan praktik meningkatkan kemampuan siswa mengamati, mengolah dan menarik kesimpulan. Kemampuan siswa yang meningkat pada saat melaksanakan praktik sesuai dengan temuan Khan (2011) menyatakan bahwa kegiatan praktik di laboratorium efektif untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa mengamati, memanipulasi, mengelompokan, mengukur, menggambar dan mengkomunikasikan.

Observasi pada Siklus 2 menunjukkan bahwa peneliti masih kurang memaksimalkan perbaikan pada kegiatan penutup pembelajaran. Observer menyatakan bahwa

“kurang membimbing siswa menyimpulkan, masih ada kompetensi yang tidak direfleksi, sebagian kelompok portofolionya kurang

lengkap”. Observer mengamati bahwa peneliti masih dominan menyampaikan kesimpulan tanpa melibatkan banyak siswa. Peneliti terkadang melewatkan kompetensi tertentu dalam penyampaian refleksi pembelajaran dan kurang memperhatikan kelengkapan portofolio siswa.

(6)

Guru menguraikan kompetensi secara berurutan. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran melalui tampilan layar menggunakan infokus. Sebelum kegiatan berakhir, peneliti keliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memastikan bahwa portofolio siswa terisi sesuai petunjuk praktikum. Portofolio dimaksudkan memastikan keaktivan siswa selama kegiatan praktik berlangsung.

Keaktivan siswa selama kegiatan praktikum memudahkan siswa mencapai kompetensi pembelajaran sehingga memudahkan guru mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Suwono (2011) yang menyatakan bahwa pembelajaran lebih efektif jika siswa terlibat langsung daripada hanya pasif menerima dari pengajar.

Pengamatan Siklus 3, observer

menyatakan bahwa “semuanya sudah berjalan

dengan baik, memang siswa kita sedikit memiliki masalah dalam hal keseriusan untuk

mau belajar”. Maksud dari pernyataan

pengamat adalah peneliti mengalami peningkatan per siklus dalam melaksanakan aspek RPP dan sudah mampu menerapkan RPP dengan amat baik. Tantangan peneliti yaitu bagaimana menciptakan kesadaran siswa tentang arti penting keaktifan mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, baik pengamat maupun peneliti mencermati bahwa terjadi kecenderungan peningkatan aspek keterlaksanaan RPP dari Siklus 1 sampai Siklus 3. Komponen pada aspek yang kurang dalam pelaksanaan RPP dari setiap siklus mengalami perbaikan sehingga di Siklus 3 hanya terdapat dua komponen masuk kategori baik dan aspek yang lain kategori amat baik. Adapun data peningkatan keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada Gambar 1.

[image:6.595.118.476.402.591.2]

Gambar 1. Grafik Keterlaksanaan RPP Per Siklus

Grafik keterlaksanaan RPP menggambarkan guru melaksanakan proses tahapan pembelajaran sesuai dengan RPP. Guru mampu melakukan perubahan terhadap aspek-aspek yang masih kurang terlaksana menjadi terlaksana dengan cukup baik, baik dan amat baik. Perubahan keterlaksanaan RPP berdampak pada keterlaksanaan praktikum yang lebih baik. Praktikum yang baik akan

meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep gerak pada komponen sepeda motor.

KESIMPULAN

(7)

panduan praktikum yang merupakan lampiran RPP. Sebaliknya, guru melaksanakan kegiatan praktik senantiasa memperhatikan RPP sebagai pedoman melaksanakan pembelajaran.

Keterlaksanaan RPP yang sesuai dengan langkah pembelajaran akan memberikan jaminan kegiatan yang sistematis. Kegiatan dengan prosedur yang terencana akan menghasilkan kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu, guru mesti memiliki kemampuan mendesain RPP yang lebih sistematis sesuai tujuan pembelajaran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. Jusman Mansyur, M.Si., Ketua Tim Pembimbing dan Dr. I Komang Werdhiana, M.Si., Anggota Tim pembimbing yang telah memberikan arahan bimbingan, petunjuk, saran dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN

Hien, T. 2009. Why is action research suitable for education?. VNU Journal of science. Vol 25, 97-106. Hanoi: Vietnam.

Khan, A. 2009. Teaching of Heat and Temperature by Hypothetical Inquiry Aprroach: A Sample of Inquiry Teaching. Journal of Physic Teacher Education Online. Vol. 5. No, 2. USA: Illinois State University Physic Dept. Khan, M., and Muzaffar, Z. 2011. Effect of

Inquiry Lab Teaching Methode on the Development of Scientific Skill Through The Teaching of Biology of Pakistan. Language in India. Vol 11, hal. 169-178. Islamabad Pakistan: Sarhad University.

Kemdiknas (2010). Permendiknas No. 32 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru. Jakarta: Depdiknas.

Kemdiknas (2007). Permendiknas No. 16 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.

Purbo, Y. 2012. Pembelajaran Inquiry Minds What to Know Berbantuan Multimedia Pada Pelajaran Budidaya Rumput Laut. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 2, No. 3. Hal. 379-396, Kota Baru Kalimantan Selatan.

Riel, M. 2013. Understanding Action Research. Revisi. Melalui http://cadres.pepperdine.edu/ccar/defin e.html [12/04/2014]

Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Suwono, H. 2011. Menjadi Guru Sains

Profesional melalui Lesson Study Berbasis Inquiry. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional LS IV. FMIPA UM. Malang, 12 November. Wenning, J. 2006. A Generic Model for

Inquiry Oriented Labs in Postsecondary Introductory Physics. Journal Physics Teacher Education. Vol 3 No. 3, Hal 24-33, USA: Illinois State University.

Gambar

Tabel 1. Keterlaksanaan RPP Siklus 1  Rata-rata Skor/Pertemuan
Tabel 2 Keterlaksanaan RPP Siklus 2 Rata-rata Skor/Pertemuan
Gambar 1. Grafik Keterlaksanaan RPP Per Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Tanggal 11 Februari 2017 penulis melakukan Farm Experience bertempat di UPT Fakultas Peternakan Universitas Andalas Limau Manis dan selesai tanggal 6 April 2017, kemudian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan sosiologi dengan menggunakan logika-logika dan teori-teori sosiologi baik

Beberapa kata juga telah menjadi sebuah istilah khusus yang selalu dipakai delam artikel-artikel yang berhubungan dengan dunia mode walaupun pada awalnya kata tersebut

kombinasi antara konsentrasi dan frekuensi aplikasi giberelin berpengaruh sangat nyata pada tanaman cabai besar, Rata-rata jumlah bunga total akibat perlakuan

Ketersediaan welder di Kota Bontang yang memiliki tingkat kompetensi tinggi mengerjakan pengelasan di industri migas, membuat Badak LNG bisa mendapatkan tenaga

1. Penyebab kanker paru-paru ialah merokok, dan kita mengetahui pada mereka yang tidak merokok, frekuensinya lebih rendah daripada mereka yang merokok. Pada kanker serviks

Tapi saat itu juga, tubuh Kerta Wangsa melesat ke arahnya sambil mengayunkan pedangnya yang bergerak bergulung-gulung seperti hendak meli- pat tubuh Pendekar Rajawali Sakti..

Optimalisasi Pengoperasian PLTMH Upaya optimalisasi yang dilakukan oleh masyarakat Sadap yaitu dengan cara memanfaatkan energi listrik PLTMH pada siang hari