• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari. seseorang terhadap stimulus atau obyek. Sikap menurut Newcomb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari. seseorang terhadap stimulus atau obyek. Sikap menurut Newcomb"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dan Konsep Terkait 1. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Sikap menurut Newcomb menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

a. Komponen pokok sikap

Allport, 1954 (Dalam Notoatmodjo,2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (Tend to Behave) b. Berbagai tingkatan sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan 1) Menerima (Receiving) : Menerima diartikan bahwa orang (Subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (Objek)

2) Merespon (Responding) : Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

(2)

indikasi dari sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

1) Menghargai (Valuing) : mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

i. Bertanggung jawab (Responsible) : Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi

c. Indikator sikap kesehatan

Telah diuraikan diatas bahwa sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti diatas yakni :

1) Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap ; gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit dan sebagainya.

(3)

2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara pemeliharaan dan cara-cara (Berperilaku) hidup sehat, dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi (istirahat) atau istirahat cukup dan sebagainya bagi kesehatannya.

3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2003)

d. Pembentukan sikap

Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Sikap yang ada pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor fisiologis dan psikologis serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semuanya ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.

Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga dapat bersifar negatif. Objek sikap akan dipersepsi oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam

(4)

sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi objek sikap individu akan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan, proses belajar dan hasil proses belajar ini akan merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap, dan ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan mengiringi hasil kognisi terhadap objek sikap sebagai sikap evaluatik, yang bersifat positif atau negatif. Hasil evaluasi aspek afeksi akan mengait segi konasi yaitu merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap, kesiapan untuk bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan. (Walgito, 2003)

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know): Tahu diartikan dengan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat ini adalah

(5)

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension): Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

c. Aplikasi (Application): Aplikasi diartikan dengan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisis (Analisys): Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis): Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation): Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).

(6)

3. Kanker Payudara

a. Pengertian kanker payudara

Kanker adalah perkembangan sel yang tidak terkendali dan tidak mempunyai pola. Bila wanita telah berimur 40 tahun lebih ditemukan benjolan di buah dadanya ia harus segera memeriksakannya ke dokter (Caroline, 2001).

b. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor risiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara yaitu :

1) Umur lebih 30 tahun

2) Melahirkan anak pertama pada usia kurang 35 tahun 3) Tidak kawin dan nulipara

4) Usia menars kurang 12 tahun 5) Usia menopause lebih 55 tahun

6) Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara 7) Terapi hormonal lama

8) Mempunyai kanker payudara kontra laterial

9) Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium 10) Pernah mengalami radiasi didaerah dada

11) Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik atau kakak

(7)

fibrokistik yang ganas ( Mansjoer arif, 2000 ).

Pada abad ke-20 ini sudah banyak diketahui tentang kanker payudara, akan tetapi kita tidak menemukan kunci untuk mengendalikannya seperti dengan 2 kanker yang lain misalnya :

1. Penyebab kanker paru-paru ialah merokok, dan kita mengetahui pada mereka yang tidak merokok, frekuensinya lebih rendah daripada mereka yang merokok.

2. Pada kanker serviks uteri dengan pemeriksaan apus dan dari getah vagina menurut Papani Colaou dapat dibuat diagnosis dini, dan hal ini sangat penting untuk pengobatan.

Pada kanker payudara belum ada cara yang memudahkan dibuatnya diagnosis dini. Ahli-ahli berpendapat bahwa untuk mencapai ini harus dilakukan pendidikan masyarakat. Untuk menemukan kanker pada waktu dini beberapa pedoman diberikan oleh Haagenson, yang mengemukakan bahwa ada lima golongan wanita yang mempunyai predisposing factor untuk kanker payudara, dan yang perlu diperiksa dengan teratur yakni : 1) Wanita yang mempunyai anggota keluarga yamg menderita penyakit

ini

1) Wanita yang menderita penyakit kista di kedua payudara 2) Wanita yang telah menderita kanker dipayudara yang satu 3) Wanita yang menderita perubahan lobular pada kedua payudara 4) Wanita yang mempunyai banyak papiloma dikedua payudara

(8)

c. Tanda dan gejala

Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan atau massa di payudaranya, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d orange) Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastatis jauh. Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Dalam anamnesis juga ditanyakan adanya faktor-faktor resiko pada klien dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran timor ( Mansjoer arif, 2000 ).

Untuk meminimalkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sebaiknya pemeriksaan dilakukan lebih 1 minggu dihitung dari hari pertama haid. Teknik pemerikaan fisis adalah sebagai berikut :

1. Posisi duduk

Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas kesamping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadaan payudara kiri dan kanan, simetris atau tidak, adakah kelainan papila letak dan bentuknya, retraksi puting susu, kelainan kulit berupa peau d orange, dimpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. Lakukan juga dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat apakah ada bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.

2. Posisi berbaring

Sebaiknya dipunggung diganjal bantal, lakukan palpasi mulai dari kranial setinggi iga ke 2 sampai distal setinggi iga ke 6 serta daerah sub aeolar

(9)

dan papila atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah papila untuk melihat apakah ada cairan yang keluar. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien, tulang belakang dan paru. Metastatis jauh dapat bergejala sebagai berikut :

a) Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi, ataxia, paresis, paralisis

b) Paru : Efusi, sesak nafas

c) Hati : Kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi d) Tulang : Nyeri, patah tulang ( Mansjoer arif, 2000 ). d. Stadium Kanker

1) Stadium I : Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran kurang 2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis tanpa dugaan metastasis aksila

2) Stadium II : Tumor dengan diameter kurang 2 cm dengan metastatis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan atau tanpa metastasis aksila

3) Stadium III a : Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat.

(10)

4) Stadium III b : Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atu tumor yang tekah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks.

5) Stadium IV : Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh (Mansjoer arif, 2000). e. Komplikasi

Potensial komplikasi dapat mencakup yang berikut: limfedema. Limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus aksilaris dan sistem limfe diangkat maka sistem kolateral dan auksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Limfedema biasanya dapat dicegah dengan meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang lebih proksimal. Jika terjadi limfedema keluasannya biasanya berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan (Smeltzer, 2001). f. Pengobatan Kanker Payudara

1) Pengobatan lokal kanker payudara

Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal. Prosedur yang paling sering digunakan untuk penatalaksanaan kanker payudara lokal adalah mastektomi dengan atau tanpa rekonstruksi dan bedah penyelamatan payudara yang dikombinasi dengan terapi radiasi.

(11)

a) Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan keseluruhan jaringan payudara dan nodus limfe aksilaris

b) Bedah dengan menyelamatkan payudara / lumpektomi / mastektomi segmental atau kuadrantektomi

Reseksi kuadran payudara yang sakit dan pengangkatan nodus aksilaris ( diseksi nodus aksilaris ) untuk mengangkat tumor, diikuti dengan perjalanan terapi radiasi untuk mengangkat penyakit mikroskopik, residual.

1) Pengobatan sistemik kanker payudara

Kemoterapi diberikan untuk menyingkirkan penyebaran penyakit mikro metastik. Meskipun kemoterapi secara umum dilakukan setelah mastektomi, tidak ada satupun cara standart untuk menyusun urutan sesi kemoterapi selanjutnya pada saat pasien menjalani bedah penyelamatan payudara dan terapi radiasi.

Program kemoterapi untuk kanker payudara menggabungkan beberapa preparat untuk meningkatkan penghancuran sel tumor dan untuk meminimalkan resistensi medikasi. Preparat kemoterapiutik yang paling sering digunakan dalam kombinasi adalah cytoxan (C), methot rexate (M), Fluorouracil (F), dan adriamycin (A). Regimen CMF atau CAF adalah protokol pengobatan yang umum.

Efek samping terhadap kemoterapi mencakup : mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesia (kerontokan rambut), mukositis,

(12)

dermatitis, keletihan, penambahan berat badan dan depresi sum-sum tulang.

3) Terapi Hormonal

Terapi hormonal dapat mencakup pembedahan untuk mengangkat kelenjar endokrin (yaitu : ovarium, pituitari, atau kelenjar adrenal ) dengan tujuan untuk menekan sekresi hormon. Ooforektomi (pengangkatan ovarium) adalah satu pengobatan pilihan bagi wanita pra menstrual dengan tumor tergantung estrogen.

Tomoxipen adalah pengobatan hormonal primer yang digunakan dalam kanker payudara akhir-akhir ini. Megace,dietilstilbestrol (DES), Fluksimesteron (Halotestin )dan Aminoglutethimid (Cytadren) adalah preparat hormonal lain yang digunakan untuk menekan tumor tergantung hormon (Smeltzer, 2001).

Yang penting untuk prognosis adalah : 1) Besarnya tumor primer

2) Banyaknya / besarnya kelenjar aksila yang positif 3) Fiksasi kedasar dari tumor primer

4) Tipe histologik tumor atau invasi ke pembuluh darah 5) Tingkatan tumor anaplastik

6) Umur atau keadaan menstruasi penderita 7) Kehamilan ( Hanifa Wiknjosastro, 1999 ).

(13)

g. Pencegahan

1) Usaha – usaha kesehatan

Dalam garis besarnya usaha – usaha kesehatan, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu :

a. Usaha pencegahan (preventif) b. Usaha pengobatan (kuratif) c. Usaha rehabilitasi

2) Usaha – usaha pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “Preventive medicine for the doctor in his community” membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha – usaha pencegahan itu adalah :

a) Masa sebelum sakit

1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)

2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).

b) Pada masa sakit

1. Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal, serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (Early diagnosis and prompt treatment).

2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).

(14)

3) Rehabilitasi (Rehabilitation). (Entjang, 2000) 3) Pencegahan kanker payudara

Mencegah kanker payudara dapat dimulai dari menghindarkan faktor penyebab, kemudian juga menemukan kasus dini sehingga dapat dilakukan pengobatan kuratif.

Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali sekitar hari ke 8 menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter bila ada yang dicurigai dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan pada waktu tertentu terutama bila usianya diatas 35 tahun.

Dalam stadium awal secara umum kanker payudara memberi hasil pengobatan yang lebih baik dibanding stadium lanjut. Oleh karena itu perempuan sebaiknya memahami tentang kanker payudara sehingga bisa mendeteksi secara dini terhadap gejala-gejala terjadinya kanker payudara (Suardi, 2006)

Umumnya pada keadaan dini ( awal ) sebelum kanker meluas ke sekitarnya dan menyebar kealat tubuh lainnya, kanker tumbuh setempat dan tidak menimbulkan keluhan maupun gejala. Keadaan ini sering menyebabkan orang yang sudah terkena kanker tidak menyadarinya. Karena itu kalau ada benjolan atau kelainan, walaupun dirasa tidak mengganggu perlu diwaspadai sebagai kemungkinan kanker sampai terbukti memang bukan kanker.

(15)

Lebih dini kanker ditemukan dan diobati dengan cepat dan tepat, makin lebih besar kemungkinannya untuk sembuh. Hasil pengobatan terutama tergantung pada tingkatan kanker saat ditemukan, masih tingkat dini atau sudah tingkat lanjut. Penemuan kanker dini dapat menyelamatkan anda, dan dengan cara pengobatan yang ada sekarang kemungkinan disembuhkan dari penyakit ini lebih baik daripada waktu – waktu sebelumnya.

Organisasi kesehatan sedunia menyatakan bahwa 1/3 sampai ½ dari semua jenis kanker dapat dicegah, 1/3 lagi dapat disembuhkan jika ditemukan pada tahap permulaan atau dini, sisanya dapat diringankan penderitanya. Oleh karena itu usaha mencegah kanker dan menemukan kanker pada tahap dini merupakan usaha yang paling penting, karena disamping membebaskan masyarakat dari penderitaan kanker, juga menekan biaya pengobatan kanker yang terjadi. (Wardoyo, 1997).

(16)

B. Kerangka Teori

(Walgito, 2003)

C. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel bebas : Tingkat pengetahuan kanker payudara Variabel terikat : Sikap pencegahan kanker payudara

D. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan wanita usia diatas 35 tahun dengan Sikap pencegahan kanker payudara di Lebdosari Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat.

Faktor pembentukan

sikap:

Pengetahuan

Pengalaman

Cakrawala

Keyakinan

Proses belajar

Sikap

Tingkat Pengetahuan kanker

payudara

Sikap pencegahan kanker

payudara

payudara

(17)

E. Penelitian Terkait

Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suharni pada tahun 2005 dengan judul “ Hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku wanita usia reproduktif dalam deteksi dini kanker payudara di desa Kwangen, Gemolong, Sragen ”.

Dalam penelitian tersebut dihasilkan bahwa persentasi sebagian besar (88,9%) memiliki pengetahuan tinggi dan yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak ( 11,1 % ). Perilaku wanita usia produktif dalam deteksi dini kanker payudara di desa Kwangen sebagian besar ( 87,8 % ) memiliki perilaku negatif dan responden yang berperilaku positif hanya 12,2 %.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh melalui lembar kegiatan atau lembar evaluasi yang merupakan hasil komunikasi guru dan anak setiap pertemuan pembelajaran dalam setiap siklus lalu

[r]

M.Khafid Anwar, 2014, Analisa Perubahan Kecepatan Terhadap Kapasitas Produksi Mesin Pemarut Dan Pemeras Ketela Sebagai Tahap Awal Proses Pembuatan Biothanol,

Menurunnya produksi padi di Kalimantan Barat disebabkan adanya penurunan luas panen dan produktivitas pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, sementara

You might, for example, define a [] method on the Document class, a method that will make Document instances look like an arrays of words:..

Sikap seks pranikah sebelum diberi penyuluhan pada remajakelas X di SMA Negeri 1 Tangen sebagian besar termasuk dalam kategori cukup sejumlah 30 siswa

Bentuk tindakan preventif yang dilakukan orang tua dalam melindungi anak dilakukan dengan cara mengarahkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan anak usia dini dan

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan oleh Panitia Ujian Tingkat Sarjana (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai