• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI GROSS β DAN PENGUKURAN PARAMETER AIR DI PERAIRAN WONOSARI, GUNUNG KIDUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI GROSS β DAN PENGUKURAN PARAMETER AIR DI PERAIRAN WONOSARI, GUNUNG KIDUL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI GROSS β DAN PENGUKURAN PARAMETER AIR

DI PERAIRAN WONOSARI, GUNUNG KIDUL

Tri Rusmanto, Mulyono, Bambang Irianto

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id

ABSTRAK

IDENTIFIKASI GROSS β DAN PENGUKURAN PARAMETER AIR DI PERAIRAN WONOSARI, GUNUNG KIDUL. Kualitas air diperairan Wonosari yang dikonsumsi

penduduk tentunya harus dipantau agar tetap aman dan bersih dari

pencemaran.Telah dilakukan identifikasi dan analisis parameter air yaitu pH, suhu, bau, warna, padatan terlarut (ss), kesadahan, kekeruhan, BOD, COD, bakteri E. Coli dan gross β di perairan Wonosari. Sampling dilaksanakan pada bulan maret dan Juli 2009 di 6 lokasi yaitu : Sumur bor Argobinangun, Tawarsari, Siono, Gelung , air sungai Pancuran, dan Winong. Hasil pengukuran parameter air dan besarnya radioaktivitas beta di perairan Wonosari yang khusus dikosumsi masyarakat ( air sumur bor ) berturut-turut yang terbesar adalah :ph = 8, bau = tak berbau, warna =

tak berwarna, suhu = 30 oC, kesadahan = 323,20 mg/lt, kekeruhan = 1 mg/lt, padatan

terlarut (SS)= 258 mg/lt, COD = 12 mg/lt, BOD = 2,8 mg/lt, E.Coli = 240 npm, gross-β

= 0,17 + 0,09 Bq/lt (sumur bor), 0,21 + 0,09 ( air sungai).Semua parameter tersebut masih di bawah kadar maksimum menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No/214/KPTS/1991 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002.

Kata kunci: Wonosari, Parameter air, Spektrometer-β, Lingkungan.

ABSTRACT

IDENTIFIKATION OF GROSS-β AND PARAMETERS MEASUREMENT OF WATER PARAMETERS TAKEN FROM WONOSARI WATER SUPPLY, GUNUNG KIDUL..

Water quality taken from Wonosariwater supply, Gunung Kidul consumed by the people should be monitored in order to be known the level of contaminants. The identifikation and parameter analisys has been, was pH, thermometer, smell,colour, suspended solid, alkalinity, muddiness, BOD, COD, Eserchia Colli and gross betta from Wonosari water supply. Sampling were caried aut at March 2009 and Yuly 2009, at bared wells or Argobinangun, Tawarsari, Siono, Gelung, Pancuran water river and Winong. The result show parameter and radioactivity-betta in the water samples were

pH : 8, smell : non smell, colour : non colour, themometer : 30 0C, alkalinity : 323,20

mg/lt, muddiness : 1 ntu, suspended solid ; 258 mg/lt, COD : 12 mg/lt, BOD : 2,8 mg/lt, Eserchia colli : 240 npm/100 ml and gross-β : 0,17 + 0,09 Bq/lt (artesian well) and 0,21 + 0,09 ( river water ). All parameter were lower than maximum permisible decided by Governor Decision of Yogyakarta Special Region No/214/Kpts/1991 and Decree of the Minister of Public Health of Republic of Indonesia Number 907/Menkes/SK/VII/2002.

Keyword: Wonosari, Parameters, Spectrometry-β, Enviromental.

PENDAHULUAN

ilayah Gunung Kidul yang dapat dikatakan identik dengan kekeringan,yang letak

geografisnya terdiri dari banyak pegunungan kapur, dan dibawahnya banyak dialiri sungai bawah tanah. Pada tahun 1987, bencana kekeringan diderita oleh sekitar 193.900 jiwa di

(2)

tujuh kecamatan wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, penduduk kawasan ini rela melakukan apa saja. Mereka mengkonsumsi air dari telaga-telaga yang ada sekalipun di telaga tersebut juga berlangsung aktifitas mandi, cuci, dan memandikan ternak. Juga sumber-sumber air lainnya seperti gua-gua yang terdapat aliran sungai bawah tanah (1).

Kondisi kekeringan di Gunung Kidul terutama terjadi pada daerah di sebelah selatan hingga ke pantai selatan. Hal ini tidak sesuai dengan bagian bawah permukaan tanah yang terdapat beberapa buah aliran sungai bawah tanah. Jumlah sungai bawah tanah secara pasti belum diketahui, namun dibeberapa lokasi seperti Bribin, Seropan, Ngobaran dan Baron terdeteksi aliran sungai-sungai tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih , maka harus dilakukan monitoring /pemantauan terhadap sumber air (sumur bor, sungai) yang ada, Beberapa parameter air yang perlu diketahui sebagai syarat air bersih seperti parameter suhu, pH, warna, bau, kekeruhan, padatan terlarut (SS), kesadahan, BOD, COD, Bakteri E.Coli, dan gros-β.

Kualitas air sungai pada musim kemarau dipengaruhi terutama oleh kualitas sumber air

(belik/luweng) yang mengalir ke sungai. Pada musim penghujan, kualitas air sungai dipengaruhi oleh selain kualitas sumber air juga oleh kualitas air hujan yang masuk kesungai, baik yang langsung maupun setelah melewati lahan pertanian/perkebunan, area industri atau pekarangan rumah tangga. yang akhirnya masuk ke sungai bawah tanah atau mata air bawah tanah.. Diperkirakan kualitas air sungai pada musim penghujan memiliki harga BOD, COD, bakteri E.colli yang lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau.

Adapun tujuan penelitian ini antara lain agar dapat dipunyai data kualitas air diperairan sungai Wonosari dengan parameter suhu, pH, warna, bau, kesadahan, kekeruhan, padatan terlarut (SS), BOD, COD, E.Coli dan Gross betta. Data hasil pengukuran parameter air tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu air menurut Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No/214/KPTS/1991 mengenai Baku Mutu Air Golongan B[2] dan Keputusan Menkes RI Nomor 907 Tahun 2002[3]. Diharapkan data uji kualitas air perairan Wonosari ini dapat dipakai sebagai salah satu pertimbangan oleh Pemerintah setempat atau pihak yang berwenang dalam pemanfaatan air bersih di daerah Wonosari.

Gambar 1. Peta Pengambilan Sampel di daerah perairan Wonosari.

TATA KERJA Bahan dan Alat Bahan :

Sampel air diperairan Wonosari yaitu Sumur bor Hargobinangun, Tawarsari, Siono, Gelung dan air sungai Besule di daerah Pancuran

dan Winong, aquades, larutan EDTA, Larutan CaCO3 , dll.

Alat :

Peralatan gelas, pH meter, termometer, timbangan, alat cacah unit spektrometer –β , Titrimetri, gravimetri, alat COD, alat BOD dan NPM untuk menentukan E.Coli.

(3)

Cara Kerja:

Pengambilan sampel air di perairan Wonosari dilakukan di 4 lokasi sumur bor dan 2 lokasi Sungai , sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Lokasi dan Jumlah sampel pada musim hujan dan kemarau

No LOKASI Sampling Musim Hujan Kemarau Musim 1 Sumur Bor .Argobinangun 2 x 5 lt 2 x 5 lt 2 Sumur Bor Tawarsari 2 x 5 lt 2 x 5 lt 3 Sungai Pancuran 2 x 5 lt 2 x 5 lt 4 Sungai Winong 2 x 5lt 2 x 5lt 5 Sumur Bor Siono 2 x 5 lt 2 x 5 lt 6. Sumur Bor Gelung 2 x 5 lt 2 x 5 lt Metoda pengukuran ;

• Pengukuran suhu, pH diukur pada saat pengambilan sampel, dimasing-masing lokasi.

• Preparasi sampel untuk pengukuran gross-β dilakukan dengan mengacu Agus Taftazani (2000)[4] .

Metode pengukuran parameter dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Parameter Fisik:

• Penentuan warna , dengan metode Visual + Spektrofotometer

• .Penentuan bau dengan metode organoleptik. • Penentuan suhu, dengan termometer.

• Penentuan padatan tersuspensi dengan metode gravimetri.

• Penentuan radioaktivitas gross- β dengan alat cacah gross β (detektor GM)[4]

Parameter Kimia:

• Penentuan kesadahan dengan metode titrimetri (EDTA)

• Penentuan COD dengan metode titrimetri. • Penentuan keasaman (pH) dengan metode

potensiometri (pH-meter). Parameter Biologi:

• Penentuan bakteri E. Colli dengan metode MPN.

• Penetuan BOD hari kelima, dengan metode titrimetri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi pengambilan sampel lingkungan diperairan Wonosari dapat dilihat dalam Tabel 1 & 2. Sebagai contoh uji kualitas perairan di Wonosari, dilakukan pengambilan sampel dibeberapa sumur bor dan air sungai yang melintasi kota Wonosari dan sekitarnya

.Pengambilan contoh uji dilakukan sesuai dengan metoda sampling, bisa mewakili seluruh perairan di daerah Wonoari. Diantaranya yaitu : Sumur bor Hargobinangun, Tawarsari, Siono, dan Gelung , sedang sungai yang melintasi kota Wonosari adalah Sungai Besule Dan contoh ujinya diambil di daerah Pancuran dan daerah Winong. sebagai daerah Hulu dan Hilir. Karena didaerh antara Pancuran dan Winong banyak kegiatan yang dilakukan masyarakat sekitar misal Home Industri, peternakan, pengecetan dan lain-lain yang bisa menimbulkan dampak lingkungan atau pencemaran air. Pengambilan sampel dilakukan pada musim penghujan sekitar bulan Maret 2009 dan pada musim Kemarau bulan Agustus 2009.

Masing-masimg sampel diambil sebanyak 2 x 5 lt sebagai contoh uji, kemudian dipreparasi untuk dianalisis sesuai parameter-parameternya. Hasil pengukuran parameter fisika, kimia dan biologi diperairan Wonosari dapat dilihat pada Tabel 2.

Data perbedaan suhu udara dengan air masih < 3oC.Terlihat data pengamatan suhu, pH, SS dan bau pada Tabel 2 baik pada musim kemarau maupun penghujan masih dibawah ambang batas baku mutu menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No/214/KPTS/1991 mengenai Baku Mutu (3) Air Golongan B, untuk air rumah tangga/bahan air PAM, berarti air sungai tersebut masih baik dari segi parameter suhu, pH, bau dan warna.

Terlihat harga SS pada musim kemarau > musim penghujan, hal ini disebabkan telah terjadi kontaminasi/pengenceran dari air hujan (yang langsung maupun yang telah lewat lahan industri-pertanian-rumah tinggal).Dengan adanya pengenceran , maka akan memperkecil harga SS tersebut.

Penentuan kesadahan dengan Titrimeteri. Yaitu larutan EDTA 0,01 M sebagai titran , dimana harga dari 1 liter EDTA 0,01 M sesuai dengan 1 mg kesadahan yang dinyatakan sebagai CaCO3.

Perhitungan kesadahan :

Konsentrasi Ca2+ sebagai mg CaCO3/ Lt =

Terlihat data pengamatan kesadahan pada Tabel 2 baik pada musim kemarau maupun penghujan masih dibawah ambang batas Bakumutu air yaitu dibawah 500 mg/lt,. Sehingga

A x 1,0009 x 1000 x f B

A : ml titran EDTA yang digunakan.

B : ml Sampel ( sebelum diencerkan), 1,0009 : ekivalensi antara 1ml EDTA 0,01 M dan mg kesadahan sebagai CaCO3.

F :faktor perbedaan kadar larutan EDTA menurut standarisasi dengan CaCO3 (f <1).

(4)

air sungai tersebut masih baik dari segi angka kesadahannya.

Harga COD pada sumur bor perairan Wonosari rata-rata masih berada dibawah ambang batas baku mutu yaitu 10 mg/lt , kecuali sumur bor Tawarsari dan Siono pada musim penghujan angka COD sebesar 12 mg/lt, hal ini disebabkan karena ada pencemaran air oleh air hujan yang melewati ladang pertanian, tempat industri , tempat tinggal, peternakan dan lain-lain yang masuk kedalam badan tanah ( mata air ).Sedang pada musim kemarau angka COD berada dibawah ambang batas yang diperbolehkan. Untuk angka COD air sungai berada diatas ambang batas , tetapi hal ini tidak berpengaruh karena air sungai tidak

dikosumsi oleh penduduk dan hanya dipergunakan untuk mandi, pertanian maupun peternakan. Sehingga untuk sumur bor masih cukup aman digunakan untuk kosumsi, tetapi sebaiknya sebelum digunakan untuk air minum harus diolah (diproses) lebih dulu seperti disaring atau diendapkan.

Harga BOD perairan Wonosari pada musim kemarau maupun musim penghujan semuanya masih dibawah batas maksimum yang diperbolehkan, yaitu sebesar 5 mg/L. Sehingga masih cukup aman dari pencemaran air oleh adanya bakteri yang terbawa media air yang masuk kedalam tanah.

Tabel 2.Hasil analisis parameter air perairan Wonosari musim kemarau dan penghujan.

Parameter Satuan S.B Argobinangun S.B Tawarsari S.B Siono Penghujan .Kemarau Penghujan Kemarau Penghujan Kemarau

pH - 7 8 7 7,5 7 8

Suhu 0C 32 29 30 28 30 29

Bau - Tak bau Tak bau Tak bau Tak bau Tak bau Tak bau Warna TCU Tak warna Takwarna Takwarna Takwarna Takwarna Takwarna Kesadahan Mg/lt 290,88 223,74 323,20 269,28 296,94 184,14 Kekeruhan NTU < 1 1 <1 < 1 1 < 1 SS Mg/lt 1 256 1 249 1 258 BOD Mg/lt 1,0 2,1 1,9 1,7 1,5 2,8 COD Mg/lt < 8 < 7 12 < 7 12 < 7 E. Coli MPN/100ml - 2 - - - -

Parameter Satuan S.B Gelung S.Pancuran S.Winong Penghujan .Kemarau Penghujan Kemarau Penghujan Kemarau

pH - 7 8 7 7,5 7 7,5

Suhu 0C 30 29 31 30 31 30

Bau - Tak bau Tak bau Berbau Berbau Berbau Berbau

Warna TCU Takwarna Takwarna 2 2 5 5

Kesadahan Mg/lt 278,76 150,48 327,24 211,86 331,28 146,42 Kekeruhan NTU 1 1 3 2 3 3 SS Mg/lt 1 247 2 257 3 278 BOD Mg/lt 0,9 2,6 2,5 4,0 1,9 3,8 COD Mg/lt < 8 < 7 20 12 12 8 E. Coli MPN/100ml 240 240 Tdk dianalisa Tdk dianalisa Tdk dianalisa Tdk dianalisa

(5)

Aspek Bakteriologis

Jumlah maksimum yang dianjurkan untuk parameter bakteriogis (Esherichia Coli) adalah sebesar 2100 MPN/100 ml, Disini terlihat jumlah E.coli pada musim penghujan dan musim kemarau tidak ada perbedaan yang signifikan disemua titik sumur bor hampir sama, kecuali di sumur bor gelung jumlah E.Coli lebih besar ( 240 mpn/ 100 ml) hal ini disebabkan karena letak sumur bor berdekatan dengan sungai gelung yang digunakan untuk aktivitas penduduk, sehingga sangat mempengaruhi kondisi sumur bor.Tetapi walaupun demikian kandungan bakteri E. Coli masih dibawah ambang batas baku mutu kualita air , jadi dapat dikatakan aman dari E.Coli.

Aspek Radioaktivitas

Untuk analisis gross- β perlu dilakukan metoda analisis yaitu :

1. Uji kestabilan spektrofotometer

Untuk mengetahui apakah alat cacah dalam kondisi optimum, maka perlu dilakukan kestabilannya. Metoda statistik yang digunakan adalah chi-square, dimana jika distribusi yang diamati berada dalam wilayah distribusi teoritis, maka alat spektrofotometer bekerja dengan baik.

Nilai hitung hi-square didefinisikan sebagai berikut : 2 1 2 2 1

      − = I xi

x

x

Dimana : xi = hasil cacah ke i X = rerata hasil cacah

Untuk tingkat kepercayaan sebesar 95 % harga x harus terletak antara 2 harga batas yang telah ditentukan oleh jumlah pengukuran (n).

2. Efisiensi pencacahan gross-β .

Efisiensi gross-β dihitung berdasarkan nisbah laju cacah (cps) dan laju luruh aktivitas (dps) sumber radioisotop standar. Radioisotop standar yang digunakan adalah Sr-90. Persamaan yang digunakan adalah :

% 100 tan tan % x dar Ats dar Cns = εβ atau % 100 x dpm cpm efisiensi= dengan :

εβ

%

= Persentasi efisiensi pencacahan gross β (% cps/dps)

Cn = Laju cacah netto sumber radioisotop standar (cps)

At =Laju peluruhan/aktivitas sumber radioisotope standar pada saat t detik (dps/Bq)

cpm = Laju cacah

dpm = Aktivitas atau laju luruh.

Untuk menghitung aktivitas jenis gross-β dalam sampel dihitung dengan persamaan :

Ak-β = xL Cbegr Ctot xL Cnet εβ εβ − = , dimana :

Ak-β = aktiivitas gross-β

Cnet = Laju cacah netto,

Ctot = Laju cacah total,

Cbgr = Laju cacah background , εβ = Efisinsi deteksi ( %), L = Volume atau berat sampel.

Dari hasil analisis dan perhitungan aktivitas gross betha terhadap sampel air dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan gambar :

Lokasi 1 : Sumur bor Argobinangun Lokasi 3 : Sumur bor Siono Lokasi 2 : Sumur bor Tawarsari. Lokasi 4 : Sumur bor Gelung.

Gambar 2 . Besarnya aktivitas gross-betta dalam sumur bor diperairan Wonosari. Data hasil pengukuran radioaktivitas gross β dalam Gambar 2. menunjukan bahwa aktivitas pada musim penghujan dan kemarau tidak ada perbedaan yang signifikan, dan masih aman dari paparan radiasi betta, karena besar radioaktivitas gros β disemua titik lokasi masih dibawah batas ambang Baku Mutu . Badan Air Golongan B batas yang diperbolehkan Gross - β = 1,00 Bq/L.

Sedang besarnya radioaktivitas gross betta dalam air sungai diperairan Wonosari dapat dilihat dalam gambar 3.

Keterangan :

Lokasi 1 : Air sungai Pancuran Lokasi 2 : Air Sungai Winong

Gambar 3. Besarnya aktivitas gross betta dalam air sungai diperairan Wonosari.

(6)

Data hasil pengukuran radioaktivitas gross β menunjukan bahwa perairan sungai Wonosari baik pada musim kemarau maupun musim penghujan tidak ada perbedaan yang signifikan, sehingga dapat dikatakan aman dari segi gross β, karena besar radioaktivitas gros β disemua titik lokasi masih dibawah batas ambang baku mutu air. Badan Air Golongan B batas yang diperbolehkan Gross β = 1,00 Bq/L.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil-hasil pengukuran dan perhitungan pada sampel air dalam perairan Wonosari, antara lain sebagai berikut:

1. Setelah di identifikasi kualitas air bersih diperairan Wonosari sesuai dengan parameter air yang ada, untuk memenuhi keutuhan air bersih di perairan Wonosari, terutama dari sumur bor yang ada yaitu sumur bor Hargobinangun, Tawarsari, Siono dan Gelung rata-rata masih baik untuk dikosumsi, kecuali di sumur bor Tawarsari dan Gelung dalam musim penghujan angka COD lebih besar sedikit dari baku mutu air yang diperbolehkan yaitu 12 mg/lt, sehingga bila digunakan sebagai air kosumsi maka perlu dilakukan pengolahan/diendapkan lebih dulu.

2. Sampel air sungai Besule yang melewati kota Wonosari, diambil di daerah Pancuran hingga Winong, karena daerah itu banyak dilakukan kegiatan home industri, seperti pabrik tahu, pengecetan kendaraan, peternakan , limbah domestik dan lain-lain. Untuk parameter air seperti angka COD, BOD dan lain-lain cukup tinggi, sehingga air tersebut digunakan untuk lahan peternakan dan pertanian saja.

3. Untuk sumur bor Gelung kandungan E.Coli paling besar, karena daerah tersebut letaknya dekat dengan air sungai Gelung yang sering digunakan untuk aktivitas oleh penduduk setempat.

4. Hasil perhitungan parameter air perairan Wonosari adalah ph maksimum = 8, , kesadahan = 323,20 mg/lt, kekeruhan = 1 NTU, padatan terlarut (SS)= 258 mg/lt, COD = 12 mg/lt, BOD = 2,8 mg/lt, E.Coli = 240 npm, gross-β = 0,17 + 0,09 Bq/lt (sumur bor), 0,21 + 0,09 ( air sungai).Semua parameter tersebut masih di bawah kadar maksimum menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No/214/KPTS/1991 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002. Kadar maksimumnya yaitu pH= 6,5-8,5, SS = 500 mg/lt, kesadahan= 500 mg/lt, COD = 10 mg/lt, BOD= 5 mg/lt, E.Coli= 2400 npm/100 ml, gross betta = 1,00 Bq/lt.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2000, Laporan Pemanfaatan Sungai Bawah Tanah di Daerah Karst, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

2. ANONIM, 1991, Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Prop DIY, Yogyakarta.

3. ANONIM, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

4. AGUS TAFTAZANI, dkk, 2000, Pola Penyebaran Radioaktivitas α, β dan Kandungan Radionuklida dalam Cuplikan Kerang Hijau ( Mytilus Viridis L), Sedimen dan Air Laut di Pantai Cirebon dan Pantai Losari Jawa Barat, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM– BATAN, Yogyakarta.

TANYA JAWAB Nugroho

 Jika keamanan konsumsi air bersih mengacu pada keputusan menkes, kenapa yang diukur hanya air di perairan wonosari?

 Bagaimana dengan air sumur/kali yang ada disekitar PTAPB?

Tri Rusmanto

 Pengukuran parameter air dilakukan di

wonosari, karena ada kerjasama pihak BATAN dan Pemda wonosari dalam pemantauan air bersih

 Untuk air di sekitar PTAPB sudah dilakukan

oleh Bidang K2

L Kwin P

 Baku mutu radioaktivitas air mengacu pada Kep Gub DIY dan Kep MenKes RI, kenapa tidak mengacu pula pada perka 02 BAPETEN tentang baku mutu radioaktivitas lingkungan?

Tri Rusmanto

 Terimakaish masukannya, selanjutnya kami

akan mengacu pada perka 02 BAPETEN tentang baku mutu radioaktivitas lingkungan

Iswantoro

 Air dari sumur bor yang digunakan untuk konsumsi penduduk wonosari apakah sudah melalui water treatment sebelum masuk ke bak reservoir?

 Berapa Lt/dt debit air rata-rata yang diambil dari sumur bor oleh PDAM?

(7)

 Pada sungai Pancuran dan Winong kemungkinan besar bila terjadi pencemaran dari limbah apa?

 Apakah ada perbedaan hasil antara sampling pada bulan maret dan juli 2009? Jelaskan? Tri Rusmanto

 Air sumur bor yang digunakan untuk

konsumsi penduduk, langsung diambil dari mata air/sungai bawah tanah dan diendapkan dalam reservoir/bak penampung. Karena air sumur bor rata-rata culup bersih dimana parameter yang ada masih dibawah baku mutu air menurut SK gubernur DIY tahun 1991 dan keputusan Menteri R.I no. 907 tahun 2002

 Debit rata-rata sumur bor di wonosari antara

25 s/d 40 Liter/detik

 Pada sungai pancuran dan winong

kemungkinan terbesar pencemaran dari limbah pabrik tahu, pengecatan dan aktivitas manusia, sehingga logam-logam BOD, COD dan E. Coli cukup besar

 Pebedaan sampling pada bulan maret dan

juli tentu berbeda karena bulan maret (musim penghujan) dan bulan juli(musim kemarau).Berdasarkan pengalaman pada musim penghujan angka COD, BOD dan E.Coli lebih besar disbanding musim kemarau

Gambar

Gambar 1. Peta Pengambilan Sampel di daerah perairan Wonosari.
Tabel 1. Lokasi dan Jumlah sampel pada musim  hujan dan kemarau
Tabel 2.Hasil analisis parameter air perairan Wonosari musim kemarau dan penghujan.
Gambar  2  . Besarnya aktivitas gross-betta dalam  sumur bor diperairan Wonosari.

Referensi

Dokumen terkait

PREEMTIF PREVENTIF GAKKUM KERMA  Optimalisasi giat Binmas Nelayan baik di laut maupun di perkampungan nelayan  Optimalisasi Sosialisasi peraturan bidang perikanan kpd masy nelayan

Pembuatan profil tanah, pengamatan sifat-sifat morfologi serta pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat-sifat fisik, kimia dan mineralogi dilakukan sesuai dengan cara-cara

meneruskan dokumen hasil pengawasan Bawaslu terhadap Verifikasi Administrasi Partai Politik calon Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c kepada

Pada sapi tidak menimbulkan kerugian yang tak berarti karena tak mengakibatkan kematian, dan hanya menimbulkan gangguan atau kerusakan kulit dan bulu saja sehingga menurunkan

Peterson, Kolen&amp; Hoover (Linn,1989: 242) menyatakan, penyetaraan adalah suatu prosedur empiris yang diperlukan untuk mentransformasi skor dari tes yang satu

Pembekuan izin apotek ditetapkan untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan sejak dikeluarkan penetapan pembekuan kegiatan apotek. Pembekuan izin apotek dapat dicairkan

Bagi Australia, kebijakan Indonesia yang menolak bekerja sama untuk membuka detention center seperti yang sudah dilakukan dengan negara-negara Pasifik, berarti

Formulir Pemesanan Pembelian Unit Penyertaan beserta bukti pembayaran yang diterima secara lengkap dan disetujui oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek Reksa Dana yang