• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Jakarta. Sedangkan untuk waktu penelitian yang dimulai dari penyebaran kuesioner,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Jakarta. Sedangkan untuk waktu penelitian yang dimulai dari penyebaran kuesioner,"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

27

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Lembaga XYZ yang bertempat di wilayah

Jakarta. Sedangkan untuk waktu penelitian yang dimulai dari penyebaran kuesioner,

menghubungi, mengumpulkan, menganalisa hingga melaporkannya dalam bentuk

tesis ini adalah kurang lebih 1-3 bulan, yaitu mulai bulan Juli hingga September 2006.

3.2 Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menggunakan metode Rekayasa

Ulang Proses Bisnis (Business Process Reengineering) dengan mencoba memetakan

model procurement yang ideal dari benak user dan supplier ke dalam proses bisnis

yang baru dengan menggunakan metode gap analysis. Metode gap analysis ini dilihat

dari adanya perbedaan atau gap yang terjadi antara harapan yang diinginkan user dan

supplier berdasarkan tingkat kepentingannya dengan kinerja bagian procurement

Lembaga XYZ berdasarkan penilaian user dan supplier.

(2)

Berikut ini adalah diagram kerangka pemikiran:

(3)

29

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini memerlukan berbagai data dan informasi baik yang sifatnya

kuantitatif maupun kualitatif yang didapatkan dengan cara sebagai berikut:

v Riset Perpustakaan (Library Research)

Riset perpustakaan ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan

mempelajari dan mengumpulkan informasi yang dapat mendukung teori

penelitian berdasarkan literature, jurnal- jurnal, dan buku-buku yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

v Riset Lapangan (Field Research)

Riset lapangan ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara

survei di bagian procurement yang menjadi objek penelitian dengan tujuan

untuk lebih memahami dan mendalami masalah yang dihadapi bagian

procurement yang akan dijadikan topik dalam pembahasan penelitian tesis ini.

Dengan melakukan riset lapangan ini diharapkan data dan informasi yang

diperoleh lebih akurat. Survei yang dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner-kuesioner kepada user dan supplier untuk mendapat masukan

mengenai kinerja bagian procurement Lembaga XYZ dalam melakukan

aktivitas pelayanannya dan harapan yang ingin didapatkannya.

(4)

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Populasi dan Sampel

Penelitian ini diadakan di Lembaga XYZ, yang merupakan sebuah lembaga

pendidikan yang menyediakan berbagai macam jenjang pendidikan dan jurusan dari

tingkat Pra-Sekolah sampai dengan tingkat Strata 2 (S2). Lembaga XYZ memiliki

Sub Business Unit (SBU), berupa: School, Education/Training Center, University,

Post-Graduate & International Undergraduate; dan memiliki Centralized Division,

seperti: Marketing Division, Finance (CFO) Division, Talent Management Division.

Populasi yang diambil sebagai objek penelitian ini terbagi dua, yaitu

kueisoner untuk user Lembaga XYZ dan kuesioner untuk supplier Lembaga XYZ

yang berlokasi di Jakarta. Kuesioner untuk user dibagikan ke seluruh koresponden

yang mengarah pada masing- masing divisi Lembaga XYZ dengan populasi sebanyak

70. Sedangkan sampel untuk supplier diambil dengan metode simple random

sampling, yaitu dengan mengambil setiap anggota populasi secara acak. Dasar

pemikirannya adalah mendapatkan setiap elemen atau karakteristik yang ada dalam

populasi yang dapat lebih mewakili populasinya.

Dalam menentukan sampel dari populasi yang telah tertentu, penelitian ini

menggunakan rumus pengambilan sampel menurut Slovin (Umar, 1997), sebagai

berikut:

)

(

1

N

e

2

N

n

+

=

(5)

31

Di mana,

n = banyaknya sampel yang akan diteliti

N = jumlah populasi penelitian

e = toleransi derajat kesalahan (degree of error)

Dengan jumlah populasi penelitian (N) sebanyak 215 supplier, maka jumlah

minimal sampel penelitian apabila toleransi derajat errornya 0.1 adalah:

69

25397

.

68

)

1

.

0

(

215

1

215

2

=

+

=

n

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

§ Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari para responden, hasil jawaban

kuesioner yang kemudian dijadikan bahan untuk pengolahan data dalam

penelitian ini.

§ Data sekunder, yaitu data-data yang telah tersedia, hasil pengolahan data suatu

lembaga atau institusi tertentu, misalnya data bagian procurement,

data-data keterangan mengenai user dan supplier, dan lainnya.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menyebarkan

kuesioner kepada user dan supplier serta melakukan wawancara langsung terhadap

bagian procurement Lembaga XYZ.

(6)

3.5 Model Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja bagian procurement

Lembaga XYZ dalam memenuhi harapan user melalui beberapa faktor yang terdapat

dalam pemesanan barang, penerimaan barang, dan hubungan dengan pihak

procurement serta harapan supplier melalui beberapa faktor yang terdapat dalam

pemesanan barang, pengiriman barang, dan hubungan dengan pihak procurement.

Bentuk dari desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar:

Gambar 3.2 Analisa Kinerja Bagian Procurement dan Harapan Kepuasan User

Gambar 3.3

Analisa Kinerja Bagian Procurement dan Harapan Kepuasan Supplier

Kinerja

(X

S

)

Harapan

(Y

S

)

1. Pemesanan barang (X

S1

)

2. Pengiriman barang (X

S2

)

3. Hubungan dengan pihak

procurement (X

S3

)

1. Pemesanan barang (Y

S1

)

2. Pengiriman barang (Y

S2

)

3. Hubungan dengan pihak

procurement (Y

S3

)

GAP

Kinerja

(X

U

)

Harapan

(Y

U

)

1. Pemesanan barang (X

U1

)

2. Penerimaan barang (X

U2

)

3. Hubungan dengan pihak

procurement (X

U3

)

1. Pemesanan barang (Y

U1

)

2. Penerimaan barang (Y

U2

)

3. Hubungan dengan pihak

procurement (Y

U3

)

GAP

(7)

33

Tahapan dalam penerapan Rekayasa Ulang Proses / BPR adalah:

1. Memahami proses bisnis lama

Melakukan dokumentasi dan pemetaan proses bisnis yaitu pengadaan

barang (procurement) yang berlangsung di Lembaga XYZ khususnya melalui

obsesi dan wawancara dengan staf procurement dan departemen yang terkait.

2. Menentukan proses yang direkayasa ulang

Setelah proses-proses diidentifikasi dan dipetakan, selanjutnya ditentukan

proses mana saja yang memerlukan rekayasa ulang. Penentuan proses mana saja

yang memerlukan rekayasa ulang berdasarkan:

a) Proses-proses yang gagal

Termasuk dalam kriteria proses yang gagal adalah

proses-proses dengan data yang berlebihan, proses-proses-proses-proses yang tidak menambah nilai

bagi bagian procurement, proses yang dilakukan berulang dan

proses-proses yang kompleks dan tidak bekerja dengan baik pada kasus-kasus khusus,

seperti: pengecekan stok barang yang masih dilakukan secara manual dan

pemesanan barang ke supplier yang masih paper-based serta membutuhkan

waktu yang lama.

b) Proses-proses penting

Bobot atau dampak terhadap user adalah kriteria kedua yang harus

dipertimbangkan dalam memutuskan proses-proses mana yang harus

(8)

direkayasa ulang. Isu- isu seperti waktu proses permintaan, pengecekan

permintaan, pemesanan, penerimaan barang yang memakan waktu yang lama,

adalah proses-proses yang perlu direkayasa ulang. Pada tahap ini mulai dilihat

bagian mana yang sudah bisa dikurangi perannya.

c) Proses-proses yang layak

Kriteria ketiga adalah kelayakan, yaitu proses-proses mana yang

paling mudah untuk direkayasa ulang dan memberi dampak yang besar bagi

bagian procurement. Kelayakan ini antara lain meliputi kelayakan dari segi

biaya dan waktu dalam melakukan rekayasa ulang, kekuatan atau wewenang

tim rekayasa ulang dan komitmen manajemen.

3. Mencari alternatif proses yang diusulkan

Alternatif proses yang diusulkan dapat dicapai dengan cara antara lain

menghilangkan hambatan birokrasi, menghilangkan aktivitas yang tidak memiliki

nilai tambah, menyederhanakan proses, mengurangi waktu proses,

menghilangkan kesalahan dalam proses, standardisasi, dan otomatisasi.

(9)

35

Gambar 3.4 Tahapan Penerapan BPR

Business Perspective

v Vision & Mission v Business Strategies v Leaders v People/Employee v Business Cultural v Internal Control v Technology Available v Environment

Business Process Reengineering Existing Process Understand Current Process Flow Challenge Current Process Simulation Redesign Process Alternative Examine Information Required Feasibility Test New Process Proposal Normal Input Normal Output Radical & dramatic? Positive Impact & Internal constraint solved?

New Process Input

New Process Output No

Yes

Information Technology Perspectives

v Information System v Information Management v Information Technology Need changes

(10)

3.6 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel kinerja (X) dan var iabel harapan (Y) yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu untuk sisi user dan supplier.

Untuk sisi user, variabel kinerja (XU) didasarkan atas pengukuran kinerja

bagian procurement dari segi proses pemesanan barang (XU1), penerimaan barang

(XU2), dan hubungan mereka dengan user (XU3). Untuk variabel harapan atau

kepentingan user (YU) terhadap proses pemesanan barang (YU1), penerimaan

barang (YU2), dan hubungan mereka dengan pihak procurement (YU3).

Sedangkan untuk supplier, variabel kinerja (XS) didasarka n atas

pengukuran kinerja bagian procurement dari segi proses pemesanan barang (XS1),

pengiriman barang (XS2), dan hubungan mereka dengan supplier (XS3).

Sedangkan variabel harapan atau kepentingan supplier (YS) didasarkan atas proses

pemesanan barang (YS1), pengiriman barang (YS2), dan hubungan mereka dengan

pihak procurement (YS3).

3.7 Metode Analisa Data

Metode analisa data dalam penelitian ini adalah metode analisa statistik dan metode pemetaan kepuasan user dan supplier dengan menggunakan matriks Importance-Performance Analysis yang sebelumnya dikembangkan melalui

pemetaan kepuasan Philips Kotler.

Dalam metode analisa statistik ini, setelah data tersebut dikumpulkan dan disiapkan, maka dianalisa ke dalam 3 bagian, yaitu penyelidikan dan penyajian

(11)

37

data, pengujian kebaikan data dengan menggunakan uji reliabilitas dan validitas, dan setelah itu melakukan pengujian hipotesis parameter fungsi frekuensi variabel random tersebut atau mengenai rata-rata populasi dengan meggunakan pengujian

distribusi-t. Sedangkan dalam metode analisa pemetaan kepuasan user dan supplier, penelitian ini mengelompokkan data hasil dari responden tersebut ke

dalam matriks Importance-Performance Analysis untuk dikelompokkan sehingga diharapkan faktor-faktor yang terdapat dalam kategori penting dan memerlukan kinerja yang tinggi menjadi prioritas utama dalam membuat atau menetapkan strategi bagian procurement sehingga kinerja yang dilakukan dapat memenuhi harapan, kepentingan, atau kepuasan user dan supplier- nya.

3.7.1. Reliabilitas dan Validitas

Uji reliabilitas adalah pengujian data untuk mengukur stabilitas data dari bias atau error, serta mengukur konsistensi data antar waktu dan antar variasi data dalam instrumennya (alat/sarana pengumpulan data). Nilai hasil ukuran reliabilitas yang baik atau data tersebut dianggap reliable apabila memiliki nilai a (alpha) = 0,7 (Guilford and Ruchter, 1973). Pengukuran statistik Cronbach’s alpha digunakan dalam penelitian ini melalui proses dalam menggunakan software komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS) untuk menentukan reliabilitas data hasil dari kuesioner yang terkumpul. Adapun rumus dari Alpha Cronbach reliability coeficients (a) adalah:





=

2 2 2

1

S

S

S

N

N

i

α

(12)

di mana, a = koefisien reliabilitas N = jumlah anggota sampel S2 = varians dari total kuesioner Si2 = varians dari item individu

Uji validitas mengukur kemampuan skala pengukuran dari konsep atau rencana pengumpulan atau pengambilan data yang diterapkan dalam penelitian. Ada beberapa tipe dari uji validitas yang dapat digunakan dalam mengukur kebaikan data tersebut, antara lain content (logical) validity, criterion-related validity, dan construct validity. Content validity mengukur kecukupan dan

keterwakilan item individu (objek penelitian) yang diambil berdasarkan kons ep atau rencana pengumpulan dan pengambilan data. Criterion-related validity digunakan pada saat pengukuran item individu (objek penelitian) yang berbeda pada sebuah kriteria tertentu diharapkan sesuai yang diramalkan. Construct validity mengukur seberapa baik hasil yang diperoleh dibandingkan dengan

pengukuran berdasarkan teori mengenai pengujian yang telah didesain. Nilai hasil ukuran validitas yang baik atau data tersebut dianggap valid apabila memiliki nilai r (corrected item-total correlation) yang pos itif (umumnya r > 0.3 yang dianggap valid) dan di atas r tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan berdasarkan nilai total jumlah responden dikurangi 1 atau n-1.

(13)

39

3.7.2. Paired-difference Test atau T-test

Pengujian distribusi-t dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara rata-rata dari dua populasi dengan menggunakan sampel acak yang independen. Hipotesis yang digunakan adalah uji kanan atau right-tailed test:

H0 : µ2- µ1 = 0 atau µharapan = µkinerja

H1 : µ2- µ1 > 0 atau µharapan > µkinerja

Dengan kondisi kedua populasi berdistribusi normal, varians populasi tidak diketahui tetapi diduga berbeda nilainya, maka pengujian yang tepat untuk permasalahan ini adalah distribusi-t dengan rumus sebagai berikut:

n

s

D

t

D

/

=

n

D

D

=

i 2

(

)

2

1

1

D

D

n

s

D

i

=

i i i

Y

X

D

=

s

D

=

s

D2 di mana, t = distribusi-t

Xi = rata -rata ranking sampel kinerja bagian procurement

Yi = rata -rata ranking sampel harapan user dan supplier

Di = perbedaan ranking antara harapan dan kinerja

SD = simpangan baku atau standar deviasi ranking sampel

(14)

3.7.3. Matriks Importance-Performance Analysis

Dalam analisa matriks Importance-Performance, setiap faktor atau kategori (item) yang ditanyakan pada responden dapat dipetakan berdasarkan tingkat kepentingan yang menjadi harapan user dan supplier serta penilaian kinerja bagian procurement.

Sejumlah faktor atau kategori yang dipetakan dalam matriks importance-performance ini, dapat dikelompokkan ke dalam 4 kuadran analisa, yaitu:

§ Kuadran I, menunjukkan posisi di mana faktor atau kategori tersebut berada pada tingkat kepentingan user dan supplier yang tinggi namun kinerja yang dilakukan bagian procurement rendah. Bagian procurement perlu berkonsentrasi dalam meningkatkan kinerjanya atas faktor atau kategori tersebut.

§ Kuadran II, menunjukkan posisi di mana faktor atau kategori tersebut berada pada tingkat kepentingan user dan supplier d an kinerja bagian procurement yang tinggi, sehingga dalam hal ini strategi bagian procurement adalah mempertahankan atau melanjutkan kinerja yang baik tersebut.

§ Kuadran III, menunjukkan posisi di mana faktor atau kategori tersebut berada pada tingkat kepentingan user dan supplier dan kinerja bagian procurement yang rendah. Strateginya adalah bagian procurement cukup menempatkan faktor atau kategori tersebut dalam prioritas yang rendah.

(15)

41 § Kuadran IV, menunjukkan posisi di mana faktor atau kategori tersebut berada pada tingkat kepentingan user dan supplier yang rendah, akan tetapi memiliki kinerja bagian procurement yang tinggi, sehingga strategi yang ditempuh antara lain mengurangi kinerja yang berlebihan dan mengalokasikan sumber dayanya pada faktor atau kategori di kuadran I.

Gambar 3.5 Importance-Performance Analysis Matrix

Source: John A. Martilla and John C. James, “Importance-Performance Analysis” Journal of Marketing, January 1977, p.77-79

Concentrate Here

Quadrant I

Not Satistied with the Performance but Important

Maintain Performance

Quadrant II

Satistied with the Performance and Important

Quadrant III

Not Satistied with the Performance and Not Important

Low Priority

Quadrant IV

Satistied with the Performance but Not Important Possible Overkill Extremely Important Slightly Important Excellent performance Fair performance

(16)

3.8 Hipotesis

Berdasarkan pendekatan teori dan penelitian yang relevan di atas, hipotesis yang dapat dibuat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu untuk user dan supplier.

Hipotesis untuk user adalah sebagai berikut:

Hipotesis perbedaan rata-rata keseluruhan antara harapan dan kinerja H0 : user puas terhadap kinerja bagian procurement secara keseluruhan

H1 : user tidak puas terhadap kinerja bagian procurement secara keseluruhan

Hipotesis untuk supplier adalah sebagai berikut:

Hipotesis perbedaan rata-rata keseluruhan antara harapan dan kinerja H0 : supplier puas terhadap kinerja bagian procurement secara keseluruhan

H1 : supplier tidak puas terhadap kinerja bagian procurement secara

keseluruhan

3.9

Hasil Akhir Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan meliputi: § Performance Evaluation dari hasil kuesioner yang disebarkan

Dari kuesioner yang telah dibagikan, baik kepada user dan kepada supplier, mereka menilai kinerja bagian procurement menurut pengalaman

mereka selama ini. Hal tersebut dapat dijadikan masuka n untuk pengembangan sistem yang lebih baik di masa mendatang.

(17)

43 § Standard Operating Procedure (SOP)

“A Standard Operating Procedure is a set of instructions having the force of a

directive, covering those features of operations that lend themselves to a

definite or standardized procedure without loss of effectiveness.”

Dengan penerapan e-procurement yang baru di Lembaga XYZ, perlu dibuat suatu standar prosedur yang harus dilakukan agar sistem dapat berjalan dengan baik dan efektif. Standar prosedur tersebut meliputi proses pemesanan barang, pengiriman barang, penerimaan barang, dan retur barang.

§ Rekomendasi untuk sistem e-procurement berupa Dashboard Suggestion Di sini penulis mencoba memberikan beberapa rekomendasi untuk penerapan sistem e-procurement yang baru disesuaikan dengan kebutuhan bagian procurement agar sistem baru ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi bagian procurement seperti tujuan awal upaya penerapan sistem baru yang dilakukan Lembaga XYZ. Rekomendasinya berupa site map, dan beberapa rancangan layar sebagaimana halnya tersirat sebagai dashboard.

Gambar

Gambar 3.1  Diagram Kerangka Pemikiran
Gambar 3.2   Analisa Kinerja Bagian Procurement dan Harapan Kepuasan User

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat peneliti, dari hasil penelitian mayoritas berada pada kategori positif, artinya sikap ibu hamil dengan keikutsertaan ibu hamil dalam kelas senam hamil

Penampang stratigrafi adalah suatu gambaran urutan vertical lapisan-lapisan batuan sedimen pada lintasan batuan yang dipilih, setiap titik dalam urutan stratigrafi mengikuti

Bank BRI memiliki kualitas kredit (NPL) yang lebih baik dengan predikat sangat sehat yakni <2% dan Bank Mandiri mendapat rata-rata predikat sehat dengan nilai rasio NPL

Khususnya untuk mi instan dengan penambahan MMSM sebesar 6.5%, dapat dibuktikan bahwa MMSM dapat digunakan sebagai bahan pewarna pengganti tartarzin, terutama karena mampu

Pada tanggal 08 Juli 2010, Pengurus DPC DKI Jaya menghadiri Undangan PemProv DKI Jakarta Dinas Perindustrian dan Energi dengan acara pembahasan Rekomendasi Teknis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi