• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skrining Edinburgh Postnatal Depression Scale (Epds) Pada Post Partum Blues-harry Kurniawan Gondo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skrining Edinburgh Postnatal Depression Scale (Epds) Pada Post Partum Blues-harry Kurniawan Gondo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

 SKRININ

 SKRINING EDINBUG EDINBURGH POSTNRGH POSTNAATTALAL DEPRESDEPRESSION SCASION SCALE LE   POST P

 POST PARTUM ARTUM BLUES BLUES 

(EPDS)

(EPDS) P

P

ADA

ADA

Harry Kurniawan Gondo

Harry Kurniawan Gondo

Bagian Obstetri & Ginekologi

Bagian Obstetri & Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Surabaya

Abstrak : Abstrak :

Abstract : Abstract : Kela

Kelainainannpsikpsikiatriatriiumuumummterjterjadiadipadpadaawanwanitaitahamhamilildandanpaspascacaberbersalisalin,n,namnamununseringseringtidtidakakterdterdiagiagnosnosisis da

danntertertantangaganini..SeSekikitatarrsatsatuudadaririemempapattwawaninitatahamihamilldadannpapascascabebersrsalialinnmumungngkikinnmemengngalaalamimigagangngguguanan  psikiatri

 psikiatrinamunnamunmayoritasmayoritaspasienpasientersebuttersebuttidaktidakmendapatkanmendapatkanpenangananpenangananadekuatadekuatsebagaisebagaibagianbagiandaridari  pelayanan

 pelayanan obstetri. obstetri. Kelainan Kelainan depresi depresi umum umum terjadi terjadi pada pada kehamilan, kehamilan, mempengaruhi mempengaruhi 9-23% 9-23% masamasa anterpartum, dan 12-16% masa postpartum. Dari kejadian tersebut 3-11% mengalami bentuk paling anterpartum, dan 12-16% masa postpartum. Dari kejadian tersebut 3-11% mengalami bentuk paling  berat

 beratdaridaridepresi,depresi,kelainankelainandepresidepresimayormayor.. Ka

KatataKuKuncncii::PoPoststPartPartumumBlBlueues,s,ninilailaiEPEPDSDS

 Psychiatry

 Psychiatry disorders happened disorders happened at at pregnant woman pregnant woman and postpartum, and postpartum, yet it yet it is is often] often] not be not be diagnosed diagnosed  and

andtrtreateated.ed.OneOnefrfromomfoufourrprpregnegnantantwomwomananandandpospostpatparturtummpospossibsibleleexpexperieeriencenceofofpsypsychichiatratryytrtrouboublele bu

buttththeepapatitienenttmamajojoritrityynonottgegetthahandndlilingngofofadadeqequauattasaspapartrtofofserservicviceeofofobstobstetretri.i.PsPsychychiaiatrytrydidisosorrdedersrs most happed, depresi at pregnancy, influencing 9-23% a period of/to anterpartum, and 12-16% a most happed, depresi at pregnancy, influencing 9-23% a period of/to anterpartum, and 12-16% a  period

 period postpartum. postpartum. Of Of the the occurence occurence 3-13-11% 1% experiencing experiencing of of heaviest heaviest form form of of depresi, depresi, disparity disparity of  of   major

majordeprdepresi.esi.  Keyword

 Keyword::PostPostPartumPartumBlues,Blues,EPDS EPDS 

PENDAHULUAN PENDAHULUAN DEFINISI DEFINISI Ad Ad bebentnt elelaiai anan sisikikiatatriri papascsc pa

pascascapepersrsalialinanan,n,3.3.PsikPsikososisis papascasca pepersarsalinlinanan ap

ap anan alal jaja anan arar lu

lueses erervavaririasas isiselel ruru ununiaia PrPrevevalalenensisi st

stpapartrtumum blblueue ananzaza iaia sesebaba yaya 8080 ra

ra 8 8 isis anan

ma

masisingng-m-masiasingngpepenenelilitiatian.n.DiDi AsAsiaia prprevevalealensns ter

terjadijadinyanyadepdepresiresipaspascacaperpersalisalinannanantantaraara3,53,5 hi

hingnggaga 6363,3 d,3 dimimanan MalaMalaysysiaia dada PaPakikiststanan

me

menjnjadad peperinringkgkatatyayangngterterenendada dada tetertirtingnggigi Ps

Psikikososisis papascsc pepersrsalalininanan susudada didikekenana sesejaja ja

jamama HiHipopokrkratateses kekejajadidianan inin rerelalatiti jajararangng kelahi

kelahiran,ran,psikopsikosissispascapascapersalipersalinannanmerupamerupakankan sa

salala sasatutu asas kekegagawawatdtdararururatatanan didi ididanan obs

obstetrtetr (St(StoneonedandanMenMenkenken 202008)08)

Def

Definiinisisidepdepresiresipaspascacaperpersalisalinannan(DP(DPP)P) te

tersrsedediaia aiaitutu Po

Postpstparartutu blblueue

ti ti tata icic PENDAHULUAN PENDAHULUAN DEFINISI DEFINISI Ada 3 bentuk kelainan psikiatri pasca

Ada 3 bentuk kelainan psikiatri pasca  persalinan:

 persalinan: 1. 1. , , 2. 2. DepresiDepresi  pasca

 pasca persalinan, persalinan, 3. 3. Psikosis Psikosis pasca pasca persalinan.persalinan. Pel

Pelapoaporan ran preprevalvalensensi i kejkejadiadian an pospostpatparturtumm  blues

 blues bervariasi bervariasi diseluruh diseluruh dunia. dunia. PrevalensiPrevalensi  postpartum

 postpartum blues blues di di TTanzania anzania sebanyak sebanyak 80%80% sementara di Jepang 8%. Hal ini disebabkan sementara di Jepang 8%. Hal ini disebabkan ol

oleh eh kukuranrangngnya ya krikriterteria ia didiagnagnososis is dandan me

metotododolologi gi pepenenelitlitian ian yayang ng beberbrbeda eda papadada masing-masing

masing-masing penelitian. Dpenelitian. Di i Asia, Asia, prevalensiprevalensi ter

terjadijadinyanyadepdepresiresipaspascacaperpersalisalinannanantantaraara3,53,5%% hingga 63,3% dimana Malaysia dan Pakistan hingga 63,3% dimana Malaysia dan Pakistan

menjadi peringkat yang terendah dan tertinggi. menjadi peringkat yang terendah dan tertinggi. Psikosis pasca persalinan sudah dikenal sejak  Psikosis pasca persalinan sudah dikenal sejak   jaman

 jaman Hipokrates, Hipokrates, kejadian kejadian ini ini relatif relatif jarang.jarang. Meskipun angka kejadiannya 1 – 4 per 1000 Meskipun angka kejadiannya 1 – 4 per 1000 kelahi

kelahiran,ran,psikopsikosissispascapascapersalipersalinannanmerupamerupakankan sala

salah h satu satu kaskasus us kegkegawaawatdatdarurruratan atan dibdibidaidangng obs

obstetrtetrii(St(StoneonedandanMenMenkenken,,202008)08)..

Def

Definiinisisidepdepresiresipaspascacaperpersalisalinannan(DP(DPP)P) te

terdrdapapat at dadalalam m 2 2 sistsistem em didiagagnonosisis s yayangng ter

tersedsedia, ia, yaiyaitutu  Postpartum

 Postpartum bluesblues

 Diagnost

 Diagnostic ic and and StatistStatistical ical  SKRININ

SKRINING G EDINBUREDINBURGH GH POSTN POSTN T T DEPRESDEPRESSION SION SC SC LELE POST

POST P P RTUM RTUM BLUESBLUES

EPDS)

EPDS)

ADA

ADA

Harry Kurniawan Gondo

Harry Kurniawan Gondo

Bagian

Bagian Obstetri

Obstetri

Ginekologi

Ginekologi

Fakultas Ke

Fakultas Ke

dokteran Un

dokteran Universitas

iversitas

Wijaya

Wijaya Kusuma Su

Kusuma Su

rabaya

rabaya

Abstrak : Abstrak :

Abstract : Abstract : Kela

Kelainaina psikpsikiatriatr umuumu terjterjadiadipadpad wanwanitaitahamhamilildandanpascapascaberbersalisalin,n,namnamununseriseringngtidtidakakterdterdiagiagnosnosisis da

da tertertantangaganini SeSekikitata satsat dadaririemempapa wawaninitatahahamimi dada papascascabebersrsaliali mumungngkiki memengngalaalamimigagangngguguanan psik

psikiatriatr namnamununmaymayorioritastaspasienpasienterstersebuebu tidtidakakmenmendapdapatkatkananpenpenanganganaana adeadekuakua sebsebagaaga bagbagianiandardar pe

pelalayayanana obobststetetriri KeKelalaininanan dedeprpreses umumumum teterjrjadad papadada kekehahamimilalan,n, mempmempenengagaruruhihi 9-9-23 23 mamasasa an

anterterpaparturtum,m, dada 1212-1-16 masa6 masapopostpstpartartumum DaDaririkejakejadidianantertersebsebutut 3-3- 1 meng1 mengalaalamimibebentntukukpapalilingng bera

bera dardar depdepresiresi kelkelainainanandepdepresiresimaymayoror Ka

KatataKuKuncnc PoPoststPaPartrtumumBlBlueues,s,ninilailaiEPEPDSDS Ps

Psycychihiatatryrydidisoso dedersrshahappenppeneded atatprpregegnanantntwowomama anan popoststpapartrtumum yeye ititisisofofteten]n]nono bebedidiagagnonosese and

andtrtreateated.ed.OneOnefrfromomfoufou prpregnegnantantwomwomananandandpospostpatparturtu pospossibsibleleexpexperieeriencenceofofpsypsychichiatratr trtrouboublele bu

bu thth papatitienen mamajojoritrit nono gege hahandndlilingngofofadadeqequaua asaspapartrtofofserservicvic ofofobobststetretri.i.PsPsychychiaiatrytrydidisoso dedersrs mo

mostst hahappppeded dedeprpreses atat prpregegnanancnc ininflflueuencncinin 9-9-23 23 pepeririodod ofof/t/t ananteterprparartutum,m, anan 1212-1-16 6 pe

peririodod popoststpapartrtumum OfOf thth ococcucu enencece 3-3- 1 1 exexpeperirienencicingng ofof heheavavieiestst foformrm ofof dedeprpresesi,i, didispspararitit ofof major

majordeprdepresi.esi. Keyw

(2)

Internationa Statistical Classificatio of Diseases an Relate Health Problems ICD-10;WHO, 2007 Ma cé ciet Postpartu blue Postpartum blue (D Th DS IV elaina epresi mayo akibat pasc bersalin da terdapa tanda-tanda bahw gejal depresi

la ar an

internasiona yang mendedikasika diri untu el an ti ai ai an si iatr asca ersali an me defi isikan ak ik at ca er al se ai

Lenovo 2010; O'Hara danSegre,2008)

i 3, y u : 1 , 2 persalinan Karena ketiga-nya memilik gejala yan saling tumpan tindih belum jelas apakah

la er eb ru an el in

sa ebih ea in ti an ia ap eb su tu ej an an berkesinambungan (Pearlstei 009; Stone danMenken 2008; isner dkk 2002)

a n

transien dar peningkatan reaktifitas emosional an dialam le se ar dari wanita dala an tu tu sc er al Gejala klinis jela terlihat dari hari ke hingga beberap jamhinggabeberap harikemudian.

Untu mencapai Kriteri depres pasca depres setidaknya selama minggu Sebaga ta baha ejal anggua ti ur anggua nafsu makan,kehilangantenaga perasaa tidak

er arga atau erasaa ersalah, kehila ga konsentrasi, danpikira tentangbunuh diri.

si osis asca persalinan merupaka entu terb ru ar kelainan psikiatr pasc

kebingungan, mood swing, delusi, halusinasi, paranoid, perilak tidak terorganisir gangguan penilaian, dan gangguan fungsi Psikosi pasc

perburukandari gangguandepres mayor

Etiologi depresipasca persalinanbelum menawarkan etiolog depres pasca persalina psikologi. Sudu pandan biolog memandan perubaha fisiologi selam kehamilan pasca depresi berasal dari defisiensi nutrisi dan/ata KLASIFIKASI

Postpartum Blues

Depresi pasc persalina

Psikosis pasc persalina

ETIOLOGI  Manual of Mental Disorders

 International Statistical  Classification of Diseases and Related Health  Problems (ICD-10; WHO, 2007)

 Marcé Society,  Postpartum blues  Po st part um bl ue s (DSM IVTR; APA, 2000) dan . The DSM IV-TR mengategorikan DPP sebagai suatu kelainan depresi mayor akibat pasca bersalin dan terdapat tanda-tanda bahwa gejala depresi timbul dalam jangka waktu 1 minggu pasca  persalinan. Menurut ICD-10, DPP ialah kelainan ringan dari mental dan yang timbul dalam waktu 6 minggu pasca persalinan.  Namun beberapa penelitian mendapatkan kejadian DPP pasca persalinan lebih dari 1  bulan. suatu organisasi internasional yang mendedikasikan diri untuk  melakukan penelitian mengenai kelainan  psikiatri pasca persalinan, mendefinisikan  penyakit psikiatri pasca persalinan sebagai suatu episode yang terjadi dalam satu tahun setelah kelahiran bayi. (Cunningham dan Lenovo, 2010; O'Hara dan Segre, 2008)

Depresi pasca persalinan dibagi menjadi 3, yaitu : 1. , 2. Depresi pasca persalinan, 3. Psikosis pasca  persalinan. Karena ketiga-nya memiliki gejala yang saling tumpang tindih, belum jelas apakah kelainan tersebut merupakan kelainan yang terpisah, lebih mudah dipahami seandainya ketiganya dianggap sebagai suatu kejadian yang berkesinambungan. (Pearlstein, 2009; Stone dan Menken, 2008;Wisner dkk, 2002)

ialah keadaan

transien dari peningkatan reaktifitas emosional yang dialami oleh separuh dari wanita dalam  jangka waktu satu minggu pasca persalinan. Gejala klinis jelas terlihat dari hari ke 3 hingga hari ke 5, kemudian menghilang dalam  beberapa jam hingga beberapa hari kemudian.

Untuk mencapai Kriteria depresi pasca  persalinan, harus ditemukan gejala klasik 

depresi setidaknya selama 2 minggu. Sebagai tambahan, gejala gangguan tidur, gangguan nafsu makan, kehilangan tenaga, perasaan tidak   berharga atau perasaan bersalah, kehilangan

konsentrasi, dan pikirantentang bunuh diri. Psikosis pasca persalinan merupakan  bentuk terburuk dari kelainan psikiatri pasca  persalinan. Onset terjadi pada minggu ke 2 hingga 4 pasca persalinan. Psikosis. Gejala klinis psikosis postpartum terdiri dari kebingungan, mood swing, delusi, halusinasi,  paranoid, perilaku tidak terorganisir, gangguan  penilaian, dan gangguan fungsi. Psikosis pasca  pe rsalina n pada umu mn ya me rup akan gangguan bipolar namun bisa merupakan  perburukan dari gangguan depresi mayor.

Etiologi depresi pasca persalinan belum diketahui secara pasti. Beberapa teori menawarkan etiologi depresi pasca persalinan  berasal dari perspektif biologi maupun  psikologi. Sudut pandang biologi memandang  perubahan fisiologis selama kehamilan/ pasca  persalinan dan menduga bahwa gangguan depresi berasal dari; defisiensi nutrisi dan/atau KLASIFIKASI

Postpartum Blues

Depresi pasca persalinan

Psikosis pasca persalinan

(3)

gangguan keseimbangan metabolisme, anemia defisiensi besi sensitifitas terhadap fluktuas progesteron, termasu fluktuasi dari hormon

an er id ak if

an erubahan adar asam lema ksit si da arginin-vasopressin Keterlibatan syste perubaha dari platelet serotoni transporte bindin dan penurunan postsynaptic serotonin-1Areceptor bindin pad cingulate anterio dan rt al esiotemp ra en ru adar en ak rj

bula pertam masa nifas, penuruna kualitas tidu da peningkata gelomban pendek tidur dilaporkan Perubaha hormon da pola tidu

apat er eran alam terjadin an seba ai ar si sc rs li an ck Postpartumdepression,2009

(estradiol,estriol da estron) da progestero

em er eb ri

mencapai kada sebelu kehamila pada hari chorio ic gonadotr pi (H G) da kortisol

yang meningka saat kehamila da mencapai mengalam penuruna saat persalinan Kada mera gsan pr duks dari thyr id ormone t r i o r o a n t h ) , Sebaga konsekuensinya, thyroid-stimulating

as re rm

tiroid ebas se ingg ka ar T3 da T4 beba li te ah

konstan (Yim dkk 2009; Bloch dkk 2006) Estradiol dan estriol merupakan bentuk aktif dar estroge yan dibentuk ole plasenta, da meningka selam kehamilan10 da 1000 kali lipat. Akibat sintesi estradio berasal dari aktifitas metabolism hat janin,konsentras saat

a n e r

percobaan pada hewan, estradio menguatkan fungsi neurotransmitter melalu peningkata sintesi dan mengurang pemecahan serotonin,

menyebabka depres pasca persalinan. Namun suat penelitian menyatakan bahw tida ad perbedaan berarti dar perubahan estradiol atau

ee es ri at an if ad wanita depresidantidak depresi

a i hypothalamus-pituitary-adrenal

Hubungan perubahan hormonal pad mas nifa dengan depresi pasc persalina

gangguan keseimbangan metabolisme, anemia defisiensi besi, sensitifitas terhadap fluktuasi dan penurunan kadar hormon estrogen dan  progesteron, termasuk fluktuasi dari hormone gonad dan kadar hormon steroid neuroaktif  lainnya yang mengalami fluktuasi setelah  persalinan, perubahan kadar sitokin, dan (HPA) axis dan perubahan kadar asam lemak, oksitosin, dan arginin-vasopressin. Keterlibatan system serotonin didasari oleh laporan adanya  perubahan dari platelet serotonin transporter   binding dan penurunan postsynaptic

serotonin-1Areceptor binding pada cingulate anterior dan kortikal mesiotemporal. Penurunan kadar   progesteron pada awal pasca persalinan

mengakibatkan terjadinya insomnia. Pada  bulan pertama masa nifas, penurunan kualitas tidur dan peningkatan gelombang pendek tidur  dilaporkan. Perubahan hormon dan pola tidur  dapat berperan dalam terjadinya dan sebagai faktor dari depresi pasca persalinan. (Beck, 1999; Stone SD, Menken AE, 2008; AJOG, Postpartum depression, 2009)

Selama kehamilan, kadar estrogen (estradiol,estriol, dan estron) dan progesteron m en in gk at a ki ba t d ar i p la se nt a y an g memproduksi hormon tersebut. Akibat dari kelahiran plasenta saat persalinan, kadar  estrogen dan progesteron menurun tajam, mencapai kadar sebelum kehamilan pada hari ke 5. Kadar dari beta-endorfin, human chorionic gonadotropin (HCG), dan kortisol

yang meningkat saat kehamilan dan mencapai kadar maksimal saat menjelang aterm juga mengalami penurunan saat persalinan. Kadar  estrogen yang tinggi selama kehamilan merangsang produksi dari thyroid hormone- b i n d i n g g l o b u l i n , m e n g i k a t T 3 (triiodothyronine) dan T4 (thyroxine), sehingga kadar T3 dan T4 bebas menurun. Sebagai konsekuensinya, thyroid-stimulating h o r m on e ( T SH ) m e ni n gk a t u n t u k   mengkompensasi rendahnya kadar hormon tiroid bebas, sehingga kadar T3 dan T4 bebas tetap normal. Dengan menurunnya kadar  thyroid hormone-binding globulin setelah  persalinan, kadar total T3 dan T4 menurun, sedangkan kadar T3 dan T4 bebas relatif  konstan. (Yim dkk, 2009; Bloch dkk, 2006)

Estradiol dan estriol merupakan bentuk  aktif dari estrogen yang dibentuk oleh plasenta, dan meningkat selama kehamilan 100 dan 1000 kali lipat. Akibat sintesis estradiol berasal dari aktifitas metabolism hati janin, konsentrasi saat kehamilan sangat tinggi. Berdasarkan  percobaan pada hewan, estradiol menguatkan fungsi neurotransmitter melalui peningkatan sintesis dan mengurangi pemecahan serotonin, sehingga secara teoritis penurunan kadar  estradiol akibat persalinan berperan dalam menyebabkan depresi pasca persalinan. Namun suatu penelitian menyatakan bahwa tidak ada  perbedaan berarti dari perubahan estradiol atau free estriol saat kehamilan tua dan nifas pada wanita depresi dan tidak depresi.

Kadar prolaktin meningkat selama k e ha m il a n, m e nc a pa i p un c ak n ya s a at  persalinan, dan pada wanita yang tidak  hypothalamus-pituitary-adrenal 

Hubungan perubahan hormonal pada masa nifas dengan depresi pasca persalinan

(4)

en al se ti ea ebel

merangsan sel lactotropi di hipofisis anterio

menyusui sekalipun, kadar prolaktin teta akan

erasaa cemas, depresi, an sifa asar pada wanitatidakhamildengan hiperprolaktinemia.

selama kehamila sebaga akibat peru ahan

diproduksi oleh trofoblas, feta membra da si eg si te rk ra adarny kare en aruh progesteron, an hipotalamus, kada CR plasenta meningka karen pengaruh glukokortikoid. CRH plasenta selanjutny diregulasi (sepert di hipotalamus) oleh vasopressin norepinefrin angiotensi II prostaglandin, neuropeptid da oksitosin le an an eh ct an interleukin,dandihambat ole inhibi dannitrit maternal selama kehamilan akibat sekresi CRH intrauteri kedalam sirkulas maternal. Kada tertinggi ditemukan selam persalinan Kada RH maternal me ingkat sela kehamila persalinan preterm (Beck, 2002; Dennis 2005;

amashit dkk,2000

rotein pe gika ntuk RH terdapat la en a, ta em an si

proteinpengikat pad sirkulasi maternal selama hamil, sediki meningka pada usia kehamila 35 minggu da menuru drastic hingga aterm.. Placental CR da materna CR merangsan hipofisis anterio untu meningkatkan ACTH sehingga merangsan sekresi maternal kortiso

ar ek ad enal te sm

ortisol, an juga erkorelasi enga RH se terjad ipercortic lism ad kehamilan.

P e n i n g k a t a g l u k o k o r t i ko i me ginisiasikan um an alik ne ativ ad

en at le as te

kortisol Kada kortisol mencapai puncakny berhubungan denganmaturasi par jani akibat

ipertrof orte adrenal. Pasc ersalinan, kada kortiso kembali normal pada hari ke 4-5. Sistem CR sanga berpera dalam terjadiny depresi Distribus saraf CR yang sanga luas.

perilak terhada stressor Peningkatan kada CR dapa menyebabka terjadinya depresi. (CohendanNonacs,2005)

el sa se ta er al ra is HP alam er adinya ep si

pasc persalina

menyusui kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam 3 minggu pasca persalinan. Dengan pelepasan oksitosin, hormon yang merangsang sel lactotropik di hipofisis anterior,  pember ia n ASI me mper ta ha nkan ka da r   prolaktin tetap tinggi. Namun pada wanita

menyusui sekalipun, kadar prolaktin tetap akan kembali seperti sebelum hamil. Prolaktin diduga memiliki peran dalam terjadinya  perasaan cemas, depresi, dan sifat kasar pada wanita tidak hamil dengan hiperprolaktinemia.

Perubahan dramatis pada axis HPA terjadi selama kehamilan sebagai akibat perubahan d ar i k ad ar p ro ge st e ro n d an e st r og en . Corticotrophin releasing homone (CRH) diproduksi oleh trofoblas, fetal membran dan desidua, di regulasi oleh steroid, berkurang kadarnya karena pengaruh progesteron, dan  be rl aw an an de ngan um pa n ba li k pa da

hipotalamus, kadar CRH plasenta meningkat karena pengaruh glukokortikoid. CRH plasenta selanjutnya diregulasi (seperti di hipotalamus) oleh vasopressin, norepinefrin, angiotensin II,  prostaglandin, neuropeptida Y, dan oksitosin. Pelepasan CRH dirangsang oleh activin dan interleukin, dan dihambat oleh inhibin dan nitrit oksida. Peningkatan progresif kadar CRH maternal selama kehamilan akibat sekresi CRH intrauterin kedalam sirkulasi maternal. Kadar  tertinggi ditemukan selama persalinan. Kadar  CRH maternal meningkat selama kehamilan dalam keadaan stress, preeclampsia, dan  persalinan preterm. (Beck, 2002; Dennis, 2005;

Yamashita dkk, 2000)

Protein pengikat untuk CRH terdapat  pada sirkulasi manusia, dan diproduksi di  plasenta, fetal membran dan desidua. Kadar   protein pengikat pada sirkulasi maternal selama

kehamilan tidak berbeda dengan saat tidak  hamil, sedikit meningkat pada usia kehamilan 35 minggu dan menurun drastic hingga aterm.. Placental CRH dan maternal CRH merangsang hipofisis anterior untuk meningkatkan ACTH, sehingga merangsang sekresi maternal kortisol dari korteks adrenal. Maternal plasma CRH  berbanding lurus dengan kadar ACTH dan kortisol, yang juga berkorelasi dengan CRH, sehingga terjadi hipercorticolisme pada kehamilan.

P e n i n g k a t a n g l u k o k o r t i k o i d menginisiasikan umpan balik negative pada axis HPA, menghambat pelepasan maternal CRH, namun kortisol yang dilepaskan oleh korteks adrenal memiliki efek umpan balik   positif dengan CRH plasenta, sehingga

merangsang sekresi hipofisis ACTH dan kortisol. Kadar kortisol mencapai puncaknya  pada usia kehamilan 34-36 minggu, dan  berhubungan dengan maturasi paru janin akibat hipertrofi korteks adrenal. Pasca persalinan, kadar kortisol kembali normal pada hari ke 4-5. Sistem CRH sangat berperan dalam terjadinya depresi. Distribusi saraf CRH yang sangat luas. Ia menjadi regulasi utama dalam sistem otonom, endokrin, imunitas, dan respon  perilaku terhadap stressor. Peningkatan kadar 

CRH dapat menyebabkan terjadinya depresi. (Cohen dan Nonacs,2005)

Akibat pelepasan plasenta pada persalinan, Peran axis HPA dalam terjadinya depresi

(5)

11 sebelu hami pada hari ke pasc persalinan

ad is rk as ca

mengalam hipertrof kembali seperti sebelu amil pada ar asca persalinan Diduga terdapat sensitifitas yang berbed pada setiap

ersali an menyebab an terjadin depres pasca persalinan.Serotoni (5HT 5-hidroxy-tryptofan) erasal ar asam amin triptofa enzim triptofan hidroksilase, ia diubah menjad

HT Serotoni berperan dala menghambat sekresi CRH. Saat neuro-transmitter serotoni sehingga menyebabkanterjadinya depres

Lebi dari 70 faktor risiko dilaporkan sebaga

cluster yaitu (Wisne dkk 2002) 1. Faktordemografi

2. Faktorpsikososial

3. Riwaya gangguan afektif 4. Gejal depres saa kehamila 5. Perubaha hormon

Bebera el mpok tela mela ukan demografis yang berhubungan dengan kejadian

er ikahan aritas tingka pendidikan an ta sosi ap en li ia

persalinan sangat lemah, namu suat review

menjad fakto risik utama. (Bloch dkk, 2005 Cohe da Nonacs 2005 Elvira 2006 Klaini

an Arthur 2009 Mu di 009; O'Hara dkk, 1991)

e g l a l a r ni ka ha n dukungan keluarga yan kurang menjad faktor

an konsta Hubungan en an an buru en su tua, eker sa am laki-laki lebih domina dalam keluarga, mertua akti itas asca ersali an ertolo an persalinan menggunaka tenaga tradisional, m en in gk at ka n k ej ad ia n. de pr es i p as c persalinan. (Cohen da Nonacs, 2005 Dennis, Menken, 2008 amashit dkk,2000).

Ad hubungan yang sangat kuat antara depresi pasca persalinan Beberap penelitian menunjuka menstruasi bahwa riwayat depresi pasc persalina pada kehamilan sebelumnya, an at enst i, an an AKTOR RISIKO

Faktordemografi

Faktorpsikososial

Riwayat gangguanafektif kadar progesteron, estrogen dan CRH

 berkurang drastis, mencapai kadar seperti sebelum hamil pada hari ke 5 pasca persalinan. Kadar kortisol juga berkurang drastis pasca  persalinan, namun korteks adrenal yang

mengalami hipertrofi kembali seperti sebelum hamil pada hari ke 5 pasca persalinan. Diduga terdapat sensitifitas yang berbeda pada setiap wanita sehingga perubahan hormon yang terjadi pada saat kehamilan dan pasca  persalinan menyebabkan terjadinya depresi  pasca persalinan.Serotonin (5HT, 5-hidroxy-tryptofan) berasal dari asam amino triptofan, yang bisa didapatkan dari makanan. Oleh enzim triptofan hidroksilase, ia diubah menjadi 5 HT. Serotonin berperan dalam menghambat sekresi CRH. Saat neuro-transmitter serotonin terganggu, maka kadar CRH meningkat sehingga menyebabkan terjadinya depresi

Lebih dari 70 faktor risiko dilaporkan sebagai  penyebab depresi pasca persalinan. Faktor 

risiko ini dikelompokan menjadi beberapa cluster, yaitu : (Wisner dkk, 2002)

1. Faktor demografi 2. Faktor psikososial

3. Riwayat gangguan afektif  4. Gejala depresi saat kehamilan 5. Perubahan hormon

Beberapa kelompok telah melakukan  penelitian tentang beberapa variabel demografis yang berhubungan dengan kejadian depresi pasca persalinan yaitu: usia, status

 pernikahan, paritas, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi. Beberapa penelitian m e ny a ta k an h ub un ga n a n ta r a f a kt o r   demografis tersebut dengan depresi pasca  persalinan sangat lemah, namun suatu review  penelitian faktor demografi sebagai risiko terjadinya depresi pasca persalinan di asia menunjukkan hubungan yang kuat. Faktor  ekonomi, tradisi lokal, jenis kelamin bayi menjadi faktor risiko utama. (Bloch dkk, 2005; Cohen dan Nonacs, 2005; Elvira 2006; Klainin dan Arthur, 2009; Muhdi, 2009; O'Hara dkk, 1991)

K e ga g al a n d a l am p e r ni k a ha n , dukungan keluarga yang kurang menjadi faktor  yang konstan. Hubungan dengan yang buruk  dengan suami dan mertua, kekerasan dalam rumah. Di beberapa Negara di Asia dimana laki-laki lebih dominan dalam keluarga, mertua yang mengatur rumah tangga, pembatasan aktifitas pasca persalinan, pertolongan  persalinan menggunakan tenaga tradisional, m e n in g ka t k a n k e j ad i a n .d e p re s i p a s c a  persalinan. (Cohen dan Nonacs, 2005; Dennis, 2005; Klainin dan Arthur, 2009; Stone dan Menken, 2008; Yamashita dkk, 2000).

Ada hubungan yang sangat kuat antara riwayat gangguan afektif dengan kejadian depresi pasca persalinan. Beberapa penelitian menunjukan menstruasi bahwa riwayat depresi  pasca persalinan pada kehamilan sebelumnya, gangguan mood saat menstruasi, gangguan FAKTOR RISIKO

Faktordemografi

Faktor psikososial

(6)

ay lu ak si ersali an Asia riwa at an guan afekti risiko (Klainin danArthur 2009

ep at at la ai oleh anhedoni da gejala depres berupa rasa ersala ga ggua afsu ma an gangguan

tu unuh iri, an meneta seti ak ya enunju ka bahw epresi saat kehamila persalinan.( Linda danMelville 2007)

Perubaha hormon saa kehamila da

sc er al ebab

Pengukuran kada CRH-BP pada pertengaha kehamilan menjad sala satu prediktor depresi menyataka bahwa perubahan sensitifita yan berbed pada masing-masin oran terhadap

la an rs li en an ja ep es as rs li an loch dkk,2006

Depresi pasca persalinan memilik efek an ef an

terjad dari usia dini hingga dewasa Beberapa penyakit sepert hipertensi penyakit jantun korone hiperkolesterolemia, gangguan

merupakan penyakit yan diduga timbul akibat gangguan saat masa fetal. Sala sat penyebab timbulny penyakit dewasa yang berasa dari

berpotens untuk mengalami kelainan psikiatri jangk panjang.

Efe untuk ibu yan mengalami depresi perjalananny depres pasc persalinan dapa membaik, namun dapat mengalami perburukan

ja el in ep es ay au jarang terjad epresi pasc ersali an dapa berkemban menjad psikosis pasca persalinan yang terburuk dari komplikasi in iala bunu (Pearlstein 200 danWisner dkk 2002).

farmakoterapi danbeberap memerlukanterapi fisik. jeni terapi be antu dari diag osis

Menke AE, 2008). Gejala depresi saatkehamilan

Perubahanhormon

TERHADAPIBU DANANAK

PEN ALAKSANAA DEPRES ASC PERSALINAN

afektif dalam keluarga, gangguan depresi mayor sebelumnya merupakan faktor risiko tinggi untuk terjadinya depresi pasca  persalinan. Di Asia riwayat gangguan afektif 

menempati urutan pertama sebagai faktor  risiko. (Klainin danArthur, 2009)

Depresi antenatal terjadi sebelum konsepsi atau saat kehamilan, yang ditandai oleh anhedonia dan gejala depresi berupa rasa  bersalah, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, gangguan konsentrasi dan keinginan untuk bunuh diri, yang menetap setidaknya 2 minggu. Beberapa literatur dan penelitian menunjukkan bahwa depresi saat kehamilan dapat berkembang menjadi depresi pasca  persalinan.( Linda dan Melville, 2007)

Perubahan hormon saat kehamilan dan  pasca persalinan diduga menjadi penyebab t e r ja d i ny a d e pr e s i p a s ca p e rs a l in a n. Pengukuran kadar CRH-BP pada pertengahan kehamilan menjadi salah satu prediktor depresi  pasc a pe rs al in an. Sa tu peneli ti an juga

menyatakan bahwa perubahan sensitifitas yang  berbeda pada masing-masing orang terhadap  peru ba ha n horm onal ya ng te rj ad i sa at kehamilan dan persalinan menyebabkan terjadinya depresi pasca persalinan. (Bloch dkk,2006)

Depresi pasca persalinan memiliki efek   jangka pendek dan efek jangka panjang bagi

anak. Jika tidak mendapatkan penanganan

serius, komplikasi yang ditimbulkan bisa terjadi dari usia dini hingga dewasa. Beberapa  penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, hiperkolesterolemia, gangguan keseimbangan glukosa, dan non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) merupakan penyakit yang diduga timbul akibat gangguan saat masa fetal. Salah satu penyebab timbulnya penyakit dewasa yang berasal dari fetal (fetal origin of adult disorder; teori Barker) ialah keturunan dari ibu yang mengalami depresi baik antenatal maupun  pasca persalinan. Keturunan dari ibu yang mengalami depresi pasca persalinan juga  berpotensi untuk mengalami kelainan psikiatri  jangka panjang.

Efek untuk ibu yang mengalami depresi  p a s c a p e r s a l i n a n b e r v a r i a s i . D a l a m  perjalanannya depresi pasca persalinan dapat membaik, namun dapat mengalami perburukan menjadi kelainan depresi mayor. Walaupun  jarang terjadi depresi pasca persalinan dapat  berkembang menjadi psikosis pasca persalinan yang terburuk dari komplikasi ini ialah bunuh diri dan pembunuhan atas anak sendiri. (Pearlstein, 2009 danWisner dkk, 2002).

S e m u a p a s i e n d e p r es i h a r u s mendapatkan terapi berupa psikoterapi, farmakoterapi dan beberapa memerlukan terapi fisik. jenis terapi bergantung dari diagnosis,  berat penyakit, dan respon terhadap terapi sebelumnya. (Beck, 1999 dan Stone SD, MenkenAE, 2008).

Gejala depresi saatkehamilan

Perubahan hormon

EFEK DEPRESI PASCA PERSALINAN TERHADAPIBU DANANAK 

PENATALAKSANAAN DEPRESI PASCA PERSALINAN

(7)

Psikoterapi

Antidepresi

erapi lain

POSTNA ALDEPRESSIONSCALE

CarapenilaianEPDS Psikoterapi interpersonal, suatu terap jangka

masalah interpersonal seperti perubahan peran dala ruma tangga memperbaik hubungan alam pernikahan kungan sosial da stre kehidupan. Bentuk dari psikoterapi in berupa

el el

se an ag it an

apat emilih tera in iban ingkan terapi

ed am si

asca persalinan yang ringan Hambatan ar terapi in iala kesa mendapatka ca negati akibat melakukan konseling, kurangnya terapis yang terlatih untu memberikan psikoterapi, mengatur waktu terapi,danbiaya.

Depresipasca persalinanyan berat merupakan indi as ntuk emberian antide resi SR

er ihan at

anti epresi pemantauan dila ukan bersam

pengobatansebaiknya diteruskan palingsedikit ilakukan taperi an en hentia obat pemberian ful course. Harus dipertimbangkan tu ru am er an alam ha in SRSI ie skresi sebagian keci

el lu an ap em ik ek

sampin pad bayi.

erap elektrok nvulsi (E T) merupaka metodepenatalaksanaan wanita dengandepresi

farmakologi, wala pu efek terapi ar EC 8

metode penanganan depresi pasca persalinan. alau un eberap enelitia me unjuka

fa st en ri an ta risi o. Pemberia estr ge pa pasc

ersalina er ubunga en an en ru an tromboemboli.

Edinburg postnata depression scal

al ti ak ap en an persalinan.EDPS berupa kuisioner yan terdiri

ar dari erta yaan me gena agaima erasaa asie dala satu minggu terakhir

Elvira 2006 Klainin da Arthur 2009 Muhdi, 2009; O'Hara dkk 1991).

1.Pertanyaan1, 2,da

Mendapatka nila 0, 1, 2, atau dengan kota Psikoterapi Antidepresi Terapi lain T E K NI K S K R IN I N G E D I NB U R GH POSTNATALDEPRESSION SCALE Carapenilaian EPDS Psikoterapi interpersonal, suatu terapi jangka

 pendek, merupakan terapi dengan sasaran masalah interpersonal seperti perubahan peran dalam rumah tangga, memperbaiki hubungan dalam pernikahan, dukungan sosial dan stres kehidupan. Bentuk dari psikoterapi ini berupa konseling baik kelompok maupun individu yang dipimpin oleh profesional dibidang kesehatan jiwa. Bagi wanita yang menyusui dapat memilih terapi ini dibandingkan terapi medikamentosa dalam penanganan depresi  pasca persalinan yang ringan. Hambatan dari terapi ini ialah kesan mendapatkan cap negatif  akibat melakukan konseling, kurangnya terapis yang terlatih untuk memberikan psikoterapi, mengatur waktu terapi, dan biaya.

Depresi pasca persalinan yang berat merupakan indikasi untuk pemberian antidepresi. SSRI merupakan regimen obat pilihan yang dapat mulai diberikan. Dalam pemberian obat antidepresi, pemantauan dilakukan bersama ahli psikiatri. Jika gejala depresi mulai membaik selama 6 minggu pemberian,  pengobatan sebaiknya diteruskan paling sedikit selama 6 bulan untuk mencegah relaps, dilakukan tapering off dan penghentian obat dalam jangka waktu 2-4 minggu setelah  pemberian full course. Harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam pemberian obat antidepresi karena obat anti depressi dalam hal ini SRSI, diekskresi sebagian kecil melalui ASI, dan dapat mememberikan efek 

samping pada bayi.

Terapi elektrokonvulsive (ECT) merupakan metode penatalaksanaan wanita dengan depresi m ay or pa sc a p e rs al ina n y a ng t ida k   m e m be r i ka n r e s po n t e r ha d a p t e r ap i farmakologi, walaupun efek terapi dari ECT 78% efektif, namun efek samping ECT terhadap ibu dan janin tidak bisa dibilang. Pemberian estradiol merupakan salah satu metode penanganan depresi pasca persalinan. Walaupun beberapa penelitian menunjukan manfaat estrogen, pemberiannya bukannya tanpa risiko. Pemberian estrogen pada pasca  persalinan berhubungan dengan penurunan  produksi ASI dan peningkatan kejadian

tromboemboli.

Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) ialah salah satu metode untuk  m e nd e te k si d e pr e si p a sc a p e rs a li na n . Walaupun tidak umum, EPDS dapat dengan mudah digunakan selama 6 minggu pasca  persalinan.EDPS berupa kuisioner yang terdiri dari dari 10 pertanyaan mengenai bagaimana  perasaan pasien dalam satu minggu terakhir.

(Perfetti J, Clark L dan Fillmore CM, 2005; Bloch dkk, 2005; Cohen dan Nonacs, 2005; Elvira 2006; Klainin dan Arthur, 2009; Muhdi, 2009; O'Hara dkk, 1991).

1.Pertanyaan1, 2, dan 4

Mendapatkan nilai 0, 1, 2, atau 3 dengan kotak 

(8)

palingbawah mendapatkan nilai 2.Pertanyaan3,5sampaidengan10

Merupaka penilaian terbalik, dengan kotak palingbawah mendapatkan nilai

3.Pertanyaan 10 merupaka pertanyaan yang menunjukkan keinginanbunu diri.

4.Nilaimaksimal 30

5.Kemungkina depresi nilai 10 ataulebih

1.Para ib diharap untu memberika jawaban

terakhir.

2.Semua pertanyaankuisionerharus dijawab

sk ta an ra

lain.

membaca.

petugas kesehatan lain) 2. Sederhana

3. Cepat dikerjakan membutuhkan waktu 5-1 menit bag ibuuntuk menyelesaikanEPDS)

eksi in er ap si pasca persalinan

5.Lebih diterim ole pasien 6. ida memerlukanbiaya

persalinan

2.Tidak bis mengetahu penyebab dar depresi pasca persalinan

3.Belum divalidasi di Indonesia

tingka ke arahan yang er ariasi kala in menunjukan perasaansan ib dalam minggu terakhir Khusus untu nomo 10 jawaban: ya cuku sering merupaka suat tand dimana dibutuhkan keterlibata segera dari perawatan si iatri. anit ya mengalam angg an fungsi (dibuktika dengan penghindaran dari menjalankan kebersihan diri, ketidakmampuan merawa bayi juga merupaka keadaa yang membut hkan pe angana psikiatr segera

anita yang memilik skor antara da tanpa

mengalam perburukan atau membaik. EPDS wanita yang tidak menunjukka gejala depresi dapa memprediks kemungkina terjadinya depres pasc persalinan pada minggu ke da neurosis, phobia, kecemasan, atau kepribadian,

antepartum. Sensitifitas da spesifisita EPDS sanga baik Dengan menggunaka cu of poin CarapengisianEPDS

Keuntungan EPDS

Kekurangan EPDS  paling atas mendapatkan nilai 0 dan kotak 

 paling bawah mendapatkan nilai 3 2.Pertanyaan 3,5 sampai dengan 10

Merupakan penilaian terbalik, dengan kotak   paling atas mendapatkan nilai 3 dan kotak   paling bawah mendapatkan nilai 0

3.Pertanyaan 10 merupakan pertanyaan yang menunjukkan keinginan bunuh diri.

4.Nilai maksimal : 30

5.Kemungkinan depresi: nilai 10 ataulebih

1.Para ibu diharap untuk memberikan jawaban tentang perasaan yang terdekat dengan  pertanyaan yang tersedia dalam 7 hari

terakhir.

2. Semua pertanyaan kuisioner harus dijawab 3.Jawaban kuisioner harus berasal dari ibu

s e n di r i . H i nd a r i k e mu n gk i n an i b u mendiskusikan pertanyaan dengan orang lain.

4.Ibu harus menyelesaikan kuisioner ini sendiri, kecuali ia mengalami kesulitan dalam memahami bahasa atau tidak bisa membaca.

1.Mudah dihitung (oleh perawat, bidan,  petugas kesehatan lain)

2. Sederhana

3. Cepat dikerjakan ( membutuhkan waktu 5-10 menit bagi ibu untuk menyelesaikan EPDS) 4.Mendeteksi dini terhadap adanya depresi

 pasca persalinan

5. Lebih diterima oleh pasien 6. Tidak memerlukan biaya

1.Tidak bisa mendiagnosis depresi pasca  persalinan

2.Tidak bisa mengetahui penyebab dari depresi  pasca persalinan

3.Belum divalidasi di Indonesia

Para ibu yang memiliki skor diatas 10 sepertinya menderita suatu depresi dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Skala ini menunjukan perasaan sang ibu dalam 1 minggu terakhir Khusus untuk nomor 10, jawaban: ya, cukup sering, merupakan suatu tanda dimana dibutuhkan keterlibatan segera dari perawatan  psikiatri. Wanita yang mengalami gangguan fungsi (dibuktikan dengan penghindaran dari keluarga dan teman, ketidakmampuan menjalankan kebersihan diri, ketidakmampuan merawat bayi) juga merupakan keadaan yang membutuhkan penanganan psikiatri segera. Wanita yang memiliki skor antara 5 dan 9 tanpa adanya pikiran untuk bunuh diri sebaiknya dilakukan evaluasi ulang setelah 2 minggu untuk menentukan apakah episode depresi mengalami perburukan atau membaik. EPDS yang dilakukan pada minggu pertama pada wanita yang tidak menunjukkan gejala depresi dapat memprediksi kemungkinan terjadinya depresi pasca persalinan pada minggu ke 4 dan 8. EPDS tidak dapat mendeteksi kelainan neurosis, phobia, kecemasan, atau kepribadian, namun dapat dilakukan sebagai alat untuk  mendeteksi adanya kemungkinan depresi antepartum. Sensitifitas dan spesifisitas EPDS sangat baik. Dengan menggunakan cut of point Carapengisian EPDS

Keuntungan EPDS

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

hr ms M, ha I. Hormonal Aspect of P o s t p a r t u m D e p r e s s i o n Psychoneuroendocrinology ol. 23, 1998 5: 465–75

America Psychiatri Association Diagnostic andStatisticalManualof Mental Disorders, 4t Editio ex Re isio ashingto

er ca ia ri at 2000

2005:1-85

An ajani-sutjahjo Ma ders st ur J.

ex ti le

Understanding th Experiences of Perinata Depression Amon Ne Mother in Urba Psychiatry 2007; 31(1) 101–12

Ap leby L. Suicid During re nanc an in st tnat ar ri sh ed ca Journal. 1991; 302 137-40

DAFTAR PUSTAKA

Abou-Saleh MT, Ghubash M, Karim L, Khrymski M, Bhai I. Hormonal Aspect of  P o s t p a r t u m D e p r e s s i o n . Psychoneuroendocrinology, Vol. 23, 1998; 5: 465–75

American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th Edition, Text Revision. Washington. DC. American Psychiatric Association, 2000

Diagnosis dan Tatalaksana. BP FKUI . 2005:1-85

Andajani-sutjahjo, Manderson L, Astbury J. Complex emotions, Complex Problems: Understanding the Experiences of Perinatal Depression Among New Mothers in Urban I nd on es i a. C ul t ur e , M e di c in e a n d Psychiatry. 2007; 31 (1): 101–122

Appleby L. Suicide During Pregnancy and in the First Postnatal Year. British Medical Journal. 1991; 302: 137-40

(11)

Depressio Predictor Inventor JOGNN. 2002 31 394-40

Bloc M, Rotenber N, kore D, Klei E. Risk FactorsAssociate iththeDevelopment of Affective Disorders 2005; 88:9-1

Bloc M, Rotenber N, kore D, Klei E. Risk Fact rs or Earl ostpartu De ressiv Symptoms Genera Hospital Psychiatry 2006; 28:3-8

Bloc M, Schmid PJ Danaceau M, Murphy J, Nieman L, Rubino DR Effects of Gonada Postpartum De ressio Am Psychiatry 2000; 157 924-30

Australia: at li ag project.Aust ObstetGynaecol 2008 48:255-60

so et is er

During Pregnanc an Postpartum. Review of Psychiatr ol 24 Arlington American Psychiatric Publishing 2005:77-9

Postnatal Depressio Scale British Journa of Psychiatry1987 150:782-78

en is er

edia st ri si

in st at epre si cale Jo rnal fectiv isor ers. 2004 8: 163-169

en is L. sychos cial an sychol gica

Interventi ns Fo Prevention of Post atal epress system ic ew tish Medicaljournal. 2005; 331 1-8

Indonesia.International Journa of Mental Health2006; 35(1) 62–74

penerbit FKUI. 2006; 1-4

Perinatal Depression Systematic Review Gynecol, 2005;106:1071-83

Gonidakis RabavilasAD, arso E, Kreatsas to at rn ty lu s, re ce th fi st Disorders, 2007 99: 107–11

Pregna cy rocesses Preter Deli er depressions-The Need For Interdisciplinary Integration.AJOG. 2005 193:1312-22 He dric Alts le L, ur R. ormona

Change in th Postpartum an Implicatio fo Postpartum Depression Th Academ of Psychosomati medicine 1998 39 93 101

Johanson R, Chapma G, Murra D, Johnso I, te sp ta ti tu

pregnancy-associated depression. Journa Gynecology 2000 21(2): 93-7

Josefsso er G, ordi an Sy sj G. Depression Predictors Inventory. JOGNN.

2002; 31: 394-402

Bloch M, Rotenberg N, koren D, Klein E. Risk  FactorsAssociated With the Development of  Postpartum Mood Disorder. Journal of  Affective Disorders 2005; 88: 9-18

Bloch M, Rotenberg N, koren D, Klein E. Risk  Factors For Early Postpartum Depressive Symptoms. General Hospital Psychiatry. 2006; 28: 3-8

Bloch M, Schmidt PJ, Danaceau M, Murphy J,  Nieman L, Rubinow DR. Effects of Gonadal Steroids in Women With a History of  Postpartum Depression. Am J Psychiatry, 2000; 157: 924-30

Cliffe S, Black D, Bryant J, Sullivan E. Maternal Deaths in New South Wales, Australia: a data linkage project. Aust N Z J Obstet Gynaecol 2008; 48:255-60

Cohen LS, Nonacs RM. Postpartum Mood Disorder. In Mood and Anxiety Disorder  During Pregnancy and Postpartum. Review of Psychiatry Vol. 24, Arlington: American Psychiatric Publishing, 2005:77-96

Cox, J.L., Holden, J.M., and Sagovsky, R. D e te c t io n o f p os t na t a l d e pr e s si o n: Development of the 10-item Edinburgh Postnatal Depression Scale. British Journal of Psychiatry 1987; 150:782-786

Dennis CL, Can We Identify Mothers at Risk  F or P os tp ar tu m D ep re ss io n i n t he Immediate Postpartum Period Using the Edinburgh Postnatal Depression Scale? Journal of Affective Disorders. 2004; 78: 163-169

Dennis CL. Psychosocial and Psychological

Interventions For Prevention of Postnatal Depression: systematic review. British Medical journal. 2005; 331: 1-8

Edwards GD, Shinfuku N, Gittelman M, et al.Postnatal depression in Surabaya, Indonesia.International Journal of Mental Health 2006; 35 (1): 62–74

Elvira SD. Depresi Pasca Persalinan. Balai  penerbit FKUI. 2006; 1-43

Gavin NI, Gaynes BN, Lohr KN, Meltzer-Brody S, Gartlehner G, Swinson T. Perinatal Depression: a Systematic Review of Prevalence and Incidence. Obstet Gynecol, 2005;106:1071-83

Gonidakis F, Rabavilas AD, Varsou E, Kreatsas G, Christodoulou GN. Maternity blues in Athens, Greece: A study during the first 3 days after delivery. Journal of Affective Disorders, 2007; 99: 107–115

Halbreich U. The Association Between Pregnancy Processes, Preterm Delivery, Low Birth weight, and Postpartum depressions-The Need For Interdisciplinary Integration.AJOG. 2005; 193: 1312-22 Hendrick V, Altshuler LL, Suri R. Hormonal

Changes in the Postpartum and Implication for Postpartum Depression. The Academy of Psychosomatic medicine: 1998; 39: 93-101

Johanson R, Chapman G, Murray D, Johnson I, and Cox J. The North Staffordshire Maternity Hospital prospective study of   pregnancy-associated depression. Journal

o f P s yc h o s om a ti c O b s t e t r ic s & Gynecology, 2000; 21(2): 93-7

Josefsson A, Berg G, Nordin C, and Sydsjo G.

(12)

Prevalence of depressiv symptoms in late Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 2002 80(3): 251-55

Klaini ArthurDG.Postpartu depressionin Internationa Journa of Nursin Studies, 2009 1355-73

Kusumadew I, Irawari R, Elvira SD ibisono

In onesia Ps chiatric uarterly 998; 31(2) 99-110

P os tp ar tu m D er pr es si on , A nt en at a Psychiatry ol 8. 2008 24:1-1

Lind LM Melville JL Psychiatri Problems During Pregnanc an th Puerperium In Clinical ObstetricsThe Fetus Mother 3rd ed Massachusetts: Blackwell Publishing, 2007:1022-34

Depression arge rospective tu AffectDisord,2008; 108 147-57

es lk is er ce et

Emissio omograph Stud Ferti Steril 2008; 89:685-9

Cunningha FG, Lenovo KJ, eds illiams 2010:

O'Hara MW Segr LS Psychologi Disorders

of Pregnanc an th Postpartum Period. In an te ic

10th ed ippi cott illiams il ins, 2008 504-1

Effectiveness analysis. BM online 2010 340 b5203:1-8

Pearlstein Howard M, Salisbur A, Zlotnick s t a r t u e p e s s i www.AJOG.org 2009 April:357-6

erfett J, Clar L, Fillmore M. Post artu depression: Identification, Screening an

ea en is si al l. 2004 103(6): 56-6

Review of th Literature Elgi St Thomas 2002 1-17

Spinelli MG Materna Infanticide Associated it en al Ii ss even io

se s. tr

2004 161:1548-57

Disorder an Introduction In Perinata an Post artu mo is rder erspective Practicioner Springer Publishing Company 2008

isner KL, Parry BL, Pionte CM. Postpartum Medicine. ol 347.2002 2: 194-9

amashit H, oshida K, Nakano K, ashiro K. Post atal epressio in Ja anes omen

Postpartum Mood In Journa of Affectiv Prevalence of depressive symptoms in late

 p r e g na n c y a n d po s t p a r t um . Ac t a Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 2002; 80(3): 251-55

Klainin P, Arthur DG. Postpartum depression in Asian cultures: A literature review. International Journal of Nursing Studies, 2009: 1355-73

Kusumadewi I, Irawari R, Elvira SD, Wibisono S. Validation Study of the Edinburgh P os t na t al D e pr e ss i on S ca l e. J i wa , Indonesian Psychiatric Quarterly, 1998; 31(2): 99-110

Leigh B, Milgrom J. Risk Factor For  Postpartum Derpression, Antenatal Depression, and Parenting Stress. BMC Psychiatry. Vol 8. 2008; 24: 1-11

Linda LM, Melville JL. Psychiatric Problems During Pregnancy and the Puerperium. In: Clinical Obstetrics The Fetus & Mother. 3rd ed. Massachusetts: Blackwell Publishing, 2007:1022-34

Milgrom J, Gemmill AW, Bilszta JL, et al. Antenatal Risk Factors For Postnatal Depression: a Large Prospective Study. J Affect Disord, 2008; 108: 147-573

Moses-Kolko EL, Wisner KL, Price JC, et al. Serotonin 1A Receptor Reductions in Postpartum Depression: a Positron Emission Tomography Study. Fertil Steril 2008; 89: 685-92

 Neurologic and Psyciathric Disorder. In: Cunningham FG, Lenovo KJ, eds. Williams Obstetrics. 23rd ed. McGraw-Hill Co, 2010:

O'Hara MW, Segre LS. Psychologic Disorders

of Pregnancy and the Postpartum Period. In : Danforth's Obstetrics and Gynecology 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2008: 504-16

Paulden M, Et al. Screening for Postnatal D ep re ss io n i n P ri ma ry C ar e: C os t Effectiveness analysis. BMJ online. 2010; 340: b5203: 1-8

Pearlstein T, Howard M, Salisbury A, Zlotnick  C . P o s t p a r t u m D e p r e s s i o n . www.AJOG.org, 2009; April:357-64

Perfetti J, Clark L, Fillmore CM. Postpartum depression: Identification, Screening, and Treatment. Wisconsin Medical Journal. 2004; 103(6): 56-63

Sarah Leitch. Postpartum depression: A Review of the Literature. Elgin St Thomas. 2002: 1-17

Spinelli MG. Maternal Infanticide Associated With Mental Iillness: Prevention and the Promise of Saved Lives. Am J Psychiatry 2004; 161: 1548-57

Stone SD, Menken AE. Perinatal Mood Disorder: an Introduction. In Perinatal and Postpartum mood disorder: Perspectives and Treatment guide for Health Care Practicioner. Springer Publishing Company, 2008

Wisner KL, Parry BL, Piontek CM. Postpartum Depression. New England Journal Of  Medicine. Vol 347.2002; 2: 194-99

Yamashita H, Yoshida K, Nakano K, Tashiro K. Postnatal depression in Japanese Women Detecting the early onset of postnatal depression by closely Monitoring the Postpartum Mood. In: Journal of Affective

(13)

Disorders 2000; 58:145-54

amashit H, oshida K, Nakano H, ashiro N. Postnata Depression in Japanese omen

Disorder 2000 58 145-54

et tp rt ress Symptoms it Elevated orticotropin Releasin Hormon in Huma Pregnanc Arc GenPsychiatry 2009; 66(2):162-16

Reviewer Prof. Dr dr Ketu Suwiyoga,Sp. OG.(K) Disorders 2000; 58:145-54

Yamashita H, Yoshida K, Nakano H, Tashiro N. Postnatal Depression in Japanese Women Detecting the Early Onset of Postnatal Depression by Closely Monitoring the Postpartum Mood. Journal of Affective Disorders 2000; 58: 145-54

Yim IS, et al. Risk of Postpartum Depressive Symptoms With Elevated Corticotropin-Releasing Hormone in Human Pregnancy. Arch Gen Psychiatry. 2009; 66(2): 162-169

 Reviewer  Prof. Dr. dr. Ketut Suwiyoga, Sp. OG.(K)

Referensi

Dokumen terkait