• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Kortikosteroid Topikal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efek Kortikosteroid Topikal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Sejak diperkenalkannya hidrokortison topikal pada awal tahun 50

Sejak diperkenalkannya hidrokortison topikal pada awal tahun 50 -an, kortikosteroid topikal-an, kortikosteroid topikal mendapat tempat yang teramat penting di bidang dermatologi oleh karena khasiatnya yang mendapat tempat yang teramat penting di bidang dermatologi oleh karena khasiatnya yang  begitu luas. Kortikosteroid topikal merupakan

 begitu luas. Kortikosteroid topikal merupakan sidiaan anti-inflamasi yang handal, selain itusidiaan anti-inflamasi yang handal, selain itu  juga memiliki efek antipoliferatif, vasokonstriktif serta imunosupresif.

 juga memiliki efek antipoliferatif, vasokonstriktif serta imunosupresif.1,2,3,41,2,3,4

Sediaan ini telah digunakan secara luas di seluruh dunia dalam empat dekade terakhir. Sediaan ini telah digunakan secara luas di seluruh dunia dalam empat dekade terakhir. Kortikosteroid topikal merupakan salah satu obat yang paling sering diresepkan dalam Kortikosteroid topikal merupakan salah satu obat yang paling sering diresepkan dalam  pengobatan kelainan-kelainan kulit.3 Sekitar 50% d

 pengobatan kelainan-kelainan kulit.3 Sekitar 50% dari resep yang ditulis oleh seorang ahliari resep yang ditulis oleh seorang ahli dermatologi adalah kortikosteroid topikal.

dermatologi adalah kortikosteroid topikal.55

Seiring dengan itu, perusahaan-perusahaan farmasi berlomba-lomba untuk menghasilkan Seiring dengan itu, perusahaan-perusahaan farmasi berlomba-lomba untuk menghasilkan sediaan-sediaan dengan potensi yang lebih kuat, antara lain melalui modifikasi s

sediaan-sediaan dengan potensi yang lebih kuat, antara lain melalui modifikasi s truktur truktur  molekul hidrokortison atau bentuk sintetiknya dengan melakukan halogenasi, metilasi, molekul hidrokortison atau bentuk sintetiknya dengan melakukan halogenasi, metilasi, asetilasi, esterifikasi,

asetilasi, esterifikasi, dan sebagainya.1 Begitu beragamnya kortikosteroid topikal yang ada,dan sebagainya.1 Begitu beragamnya kortikosteroid topikal yang ada, maka dilakukan penggolongan berdasarkan potensinya mulai dari

maka dilakukan penggolongan berdasarkan potensinya mulai dari yang sangat kuat atauyang sangat kuat atau sangat poten hingga potensi ringan atau lemah.

sangat poten hingga potensi ringan atau lemah.1,3,51,3,5Selain struktur molekul, beberapa faktor Selain struktur molekul, beberapa faktor  seperti konsentrasi, vehikulum serta penetrasi dapat mempengaruhi efektivitas klinis suatu seperti konsentrasi, vehikulum serta penetrasi dapat mempengaruhi efektivitas klinis suatu kortikosteroid topikal.

kortikosteroid topikal.3,53,5

Sayang sekali dibalik cerita sukses dari berbagai kortikosteroid topikal, mulai timbul Sayang sekali dibalik cerita sukses dari berbagai kortikosteroid topikal, mulai timbul  permasalahan yaitu munculnya efek-efek yang tidak diharapkan

 permasalahan yaitu munculnya efek-efek yang tidak diharapkan. Risiko yang menyertai. Risiko yang menyertai  pemakaian suatu kortikosteroid topikal sejajar dengan kekuatan terapeutikny

 pemakaian suatu kortikosteroid topikal sejajar dengan kekuatan terapeutiknya.1,4,5 Makina.1,4,5 Makin kuat potensi suatu sediaan, makin mudah atau makin besar pula kemungkinan untuk 

kuat potensi suatu sediaan, makin mudah atau makin besar pula kemungkinan untuk  timbulnya efek yang merugikan.

timbulnya efek yang merugikan.1,2,41,2,4Bahkan generasi terbaru yang telah memperlihatkanBahkan generasi terbaru yang telah memperlihatkan  peningkatan efikasi, tetap belum bebas sepenuhny

 peningkatan efikasi, tetap belum bebas sepenuhnya dari efek samping.a dari efek samping.22 EFEK SAMPING KORTIKOSTEROID TOPIKAL

EFEK SAMPING KORTIKOSTEROID TOPIKAL

Saat ini begitu banyak preparat kortikosteroid topikal yang beredar di pasaran, baik yang Saat ini begitu banyak preparat kortikosteroid topikal yang beredar di pasaran, baik yang “murni” atau kombinasi dengan bahan lain seperti antijamur, antibakteri bahkan akhir 

“murni” atau kombinasi dengan bahan lain seperti antijamur, antibakteri bahkan akhir -akhir -akhir  ini ditengarai adanya produk-produk yang ditujukan untuk masalah kecanti

ini ditengarai adanya produk-produk yang ditujukan untuk masalah kecanti kan, mengandungkan, mengandung kortikosteroid. Sedangkan masyarakat begitu mudah mendapatkan obat secara bebas. Hal-hal kortikosteroid. Sedangkan masyarakat begitu mudah mendapatkan obat secara bebas. Hal-hal ini boleh menjadi salah satu faktor yang menyebabkan makin banyak ditemuinya penderita ini boleh menjadi salah satu faktor yang menyebabkan makin banyak ditemuinya penderita yang memperlihatkan gambaran atau gejala klinis efek samping kortikosteroid topikal. yang memperlihatkan gambaran atau gejala klinis efek samping kortikosteroid topikal. Sedangkan faktor lain yang kemungkinan turut berperan adalah pemberian resep dari para Sedangkan faktor lain yang kemungkinan turut berperan adalah pemberian resep dari para dokter sendiri yang kurang tepat.

dokter sendiri yang kurang tepat.

Oleh karena itu selain pengetahuan mengenai kelainan kulit yang responsif terhadap Oleh karena itu selain pengetahuan mengenai kelainan kulit yang responsif terhadap kortikosteroid, jenis, potensi, serta cara kerja

kortikosteroid, jenis, potensi, serta cara kerja kostikosteroid topikal, perlua pula diketahui dankostikosteroid topikal, perlua pula diketahui dan diwaspadai tentang efek samping yang bisa ditimbulkan.

diwaspadai tentang efek samping yang bisa ditimbulkan. Efek-efek yang merugikan sering kali

Efek-efek yang merugikan sering kali muncul oleh karena penggunaan yang kurang tepat.muncul oleh karena penggunaan yang kurang tepat. Patut dicatat bahwa kemanjuran dan kemungkinan efek samping tergantung pada :

Patut dicatat bahwa kemanjuran dan kemungkinan efek samping tergantung pada : 1. Jenis kortikosteroid dan vehikulum

1. Jenis kortikosteroid dan vehikulum

2. Cara penggunaan : frekuensi, lama dan pemakaian dengan oklusi 2. Cara penggunaan : frekuensi, lama dan pemakaian dengan oklusi 3. Keadaan dan luasnya lesi

3. Keadaan dan luasnya lesi

4. Faktor-faktor penderita : usia, lokasi lesi. 4. Faktor-faktor penderita : usia, lokasi lesi.

(2)

Munculnya dampak-dampak yang tidak diharapkan akan meningkat, antara lain jika

kortikosteroid topikal digunakan pada kulit yang tipis atau rusak, pada anak-anak atau orang tua, atau adanay bebat oklusi.3

Efek samping kortikosteroid topikal dibedakan menjadi efek lokal dan sistemik, dimana efek  lokal jaih lebih sering didapatkan.

EFEK SAMPING LOKAL

Berbagai lesi kulit sebagai efek samping dari kortikosteroid topikal berbeda dengan efek yang timbul setelah penggunaan secara oral karena sediaan tersebut mengerahkan aksinya

dalamkonsentrasi tinggi pada tempat pengolesan. Pemakaina kortikosteroid secara topikal akan menyebabkan sediaan tersebut berada pada kulit dalam konsentrasi tinggi sehingga  berbagai efek lokal yang bervariasi dapat terjadi.

Atrofi Kulit dan Striae

Merupakan efek samping yang paling sering ditemui, dimana kulit tampak tipis, mengkilat serta hampir selalu terlihat telangiektasi-striae.1,3,4,5

Hal ini terjadi, pada penggunaan yang lama dan lebih mudah timbul pada daerah yang banyak   berkeringat, tertutup atau penetrasinya tinggi seperti ketiak, lipat paha atau daerah

intertriginosa serta wajah.3,5 Pada dasarnya dapat timbul dimanapun yang lama menggunakan kortikosteroid potensi kuat.4Biasanaya atrofi mulai terjadi setelah penggunaan 3-4 minggu.3,5 Histologis tampak penipisan epidermis disertai regresi papilla dermis. Kortikoksteroid

menyebabkan penipisan epidermis dan dermis akibat aktivitas antiproliferatif pada keratinosit dan fibroblas. Penipisan ini mengakibatkan visualisasi pembuluh darah sehingga tampaklah telangiektasi, atau superfisial karena hilangnya dinding penyangga dari kolagen.

Sedangkan striae, walaupun belum jelas betul bagaimana terjadinya, namun faktor utamanya adalah efek pada serat kolagen dan elastin.5

Akne Steroid

Ditandai oleh erupsi monomorfik berupa papulopustular folikular terutama pada tubuh bagian atas, lengan atas serta wajah.1,3,4Kelainan ini lebih sering ditemui pada penggunaan sediaan dengan potensi sangat kuat, tetapi kadang disebabkan oleh sediaan yang potensinya lebih lemah ditambah bebat oklusi.1

Hal ini dikarenakan degenerasi epitel folikular sehingga terjadi pengeluaran isi folikel.1 Pada lesi akne yang sudah ada, mula-mula kortikosteroid akan menekan reaksi i nflamasi, tetapi dengan segera tumbuh lesi baru dan dengan penghentian obat akan muncul pustulasi.1,4 Purpura, Stellate Pseudoscar, Ulserasi

Sebagai akibat dari atrofi dermal yang hebat serta hilangnya ground substance, pembuluh darah kehilangan penyangga sehingga tanpa dapat dihindari menjadi mudah pecah walau hanya karena trauma ringan. Trauma sedikit saja bisa mengakibatkan pendarahan kulit  bahkan erosi dan ulserasi, oleh karena hanya ada sedikit perlindungan terhadap pembuluh

darah akibat penipisan dermis.

Lesi purpura diserap secara lambat dan meninggalkan parut cekung, hipopigmentasi bentuk  tak beraturan (Stellate Pseudoscar).

(3)

ekstensor dari lengan bawah.4 Pada kulit yang sudah menipis, misalnya pada orang tua, lesi ini juga lebih mudah timbul. Pada akhirnya bisa timbul ulserasi yang sebenarnya.

Dermatitis Perioral

Kelainan ini ditandai oleh papula dan pustula folikular diatas kulit eritematus pada daerah  perioral (sekeliling mulut) dan tampak jelas daerah yang bebas lesi pada vermillion

 border.1,4,5

Acap kali ditemui pada wanita yang menggunakan kortilosteroid topikal potensi kuat pada wajah.1,4,5Kortikosteroid topikal yang fluorinated dianggap sebagai penyebab utama. Rosasea

Penggunaan kortikosteroid topikal potensi kuat atau sangat kuat pada wajah akan

memperburuk rosasea yang telah ada dan dapat mencetuskan gambaran seperti r osasea dengan eritema, papula, pustula, telangiektasi di pipi, hidung serta dahi.1,4

Rosasea adalah suatu kondisi wajah yang ditandai dengan gejala rasa te rbakar dan pustulasi. Penggunaan kortikosteroid topikal, acap kali memberikan per baikan bagi keluhan tersebut, akan tetapi dengan berjalannya waktu, diperlukansediaan yanglebih kuat serta pengolesan lebih sering. Bila obat ini dihentikan, akan terjadi fenomena rebound yang parah ditandai dengan eritema, pustulasi, telagniektasi seperti telah disebutkan diatas.3,5

Mekanisme munculnya ketergantungan terhadap kortikosteroid ini diduga melalui tiga fase yaitu :

1. Pemakaian kortikosteroid menghilangkan eritema, puspula, skuama serta pruritus karena efek antiinflamasi.

2. Berlanjutnya pemberian kortikosteroid menyebabkan meningkatnya pertumbuhan mikroba oleh sebab efek imunosupresi lokal.

3. Dengan penghentian obat, respon imun tak lagi tertekan sehingga kemerahan, pustulasi, skuama serta gagal kembali muncul akibat infeksi yang makin hebat.

Menutupi (Menyelubungi) dan Memperburuk Infeksi Kulit

Sering kali kortikosteroid topikal diberikan secara tidka tepat untuk kelainan infeksi primer   pada kulit. Erupsi akan mengalami perbaikan karena penekanan proses keradangan sehingga

tanda klinis infeksi tertutup atau berubah sedangkan organisme penyebab tidak diberantas.4 Salah satu teori mengatakan bahwa kortikosteroid menghambat transkripsi gen yang

mengkode peptide antibakterial.1

Sebagai contoh, penggunaan kortikosteroid topikal pada tinea menimbulkan gambaran klinis yang tidak khas dimana tepi yang meninggi, eritematus dan berbatas tegas tidak didapatkan lagi sehingga batas menjadi kabur serta meluas yang dikenal sebagai Tinea Inkognito.4 Hal lini diakibatkan oleh penekanan inflamasi, namun jamur terus tumbuh dengan subur. Kortikosteroid juga memperberat infeksi virus, terutama pada penderita dermatitis atopik. Granuloma Gluteale Infantum

Ditandai oleh adanya erupsi papulonodular atau nodulus merah kehitaman pada pantat, paha atau daerah genetalia bayi yang telah diterapi karena ruam popok yang telah ada

(4)

sebelumnya.2,4

Walaupun etiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga pemakaina kortikosteroid

topikal potensi kuat yang dioleskan di bawah penutupan celana plastik, yang merubah respon terhadap infeksi kandida sebagai penyebabnya.4

Dengan penghentian kkostikosteriod, lesi perlahan-lahan ak an menghilang, namun meninggalkan parut atrofik.4

Hepertrikosis

Terutama dijumpai pada wanita yang menggunakan kortikostetoid topikal potensi kkuat pada wajah.1Meskipun obat telah dihentikan, rambut-rambut velus yang lebih gelap dan lebih  besar ini dapat bertahan selama beberapa bulan.

Mekanisme terjadinya pertumbuhan rambut velus yang lebih kasar oleh dorongan kortikosteriod ini belum diketahui dengan pasti.1

Hipopigmentasi

Walaupun dikenal sebagai efek samping yang banyak terjadi setelah injeksi kostikosteroid intralesi, namun hipopigmentasi cukup sering ditemui setelah pemberian kortikosteroid

topikal. Khususnya pada penderita berkulit hitam.1Dalam hal ini, kortikosteroid mengganggu sintesis melanin oleh melanosit.1

Gangguan Penyembuhan Luka

Pada penggunaan kortikosteroid topikal dapat terjadi hambatan penyembuhan luka yang sudah ada sebelumnya, dikarenakan khasiat antiinflamasi dari sediaan ini yaitu melalui : 1. Efek vasokonstriksi pembuluh darah kecil sehingga ekstravasasi leukosit dan eksudasi  plasma terganggu.

2. Penurunan jumlah leukosit di tempat radang.

3. Penurunan reaktivitas jaringan ikat oleh sebab gangguan pembentukan fibroblas, ground substance serta jaringan granulasi.

Jadi, secara ringkas, efek yang merugikan ini, disebabkan menurunnya respon inflamasi dan kegagaln bergabungnya kolagen dan fibrin.

Dermatitis Kontak Alergika

Sediaan kortikosteroid topikal dapat menimbulkan dermatitis kontak baik terhadap molekul kortikosteroid itu sendiri, walaupun sangat jarang terjadi, dan acap kali terhadap vehikulum atau berbagai kompinen yang terdapat di dalamnya seperti pengawet, emulsifier, sta bilizer. Tak jarang terjadi reaksi silang antara sediaan kortikosteroid yang memiliki struktur molekul yang serupa.1

Gangguan Optalmik (Okular)

Pemakaian kortikosteroid topikal, terutama potensi kuat pada kelopak mata atau periorbital, harus diawasi dengan cermat, karena adanya risiko untuk terjadinya glaukoma, katarak, dan hipertensi okular.1,4

Salah satu penelitian memperlihatkan bahwa hipertensi okular sebagai akibat penggunaan deksametason tipikal, lebih sering, lebih hebat dan lebih cepat timbul pada anak-anak.1 Efek yang merugikan terhadap mata ini muncul sebagai akibat kemampuan kortikosteroid

(5)

untuk meningkatkan tekanan intraokular.

Sebaiknya hanya kortikosteroid potensi ringan yang digunakan di sekitar mata.5 Takifilasis

Suatu fenomena dimana penggunaan kortikosteroid topikal secara terus menerus menimbulkan toleransi akut dengan berkurangnya kemanjuran atau khasiat sediaan tersebut.1,4,5

EFEK SAMPING SISTEMIK 

Efek samping sistemik dapat timbul,jika kortikkosteroid topikal diabsorbsi secara sistemik  atau diabsorbsi dalam jumlah mencukupi ke dalam sirkulasi.4 Dampak secara sistemik ini dapat terjadi pada semua penggunaan kortikosteroid topikal.

Risiko terjadinya absorbsi semacam itu akan meningkat pada kulit yang lebih tipis, sediaan yang lebih kuat, usia yang lebih muda, penggunaan yang lebih lama serta adanya oklusi (pemabalutan). Dengan kata lain, faktor risiko untuk terjadinya efek siste mik meliputi :

 penggunaan pada bayi dan anak, penggunaan yang lama dan berlebihan, penggunaan sediaan  potensi kuat – sangat kuat, penggunaan pada area yang luas serta penggunaan bebat oklusi.1,2

Salah satu efek yang sanga mengkhawatirkan adalha penekanan sumbu Hypothalamic Pituitary Adrenal (HPA) atau HPA axis. Semua penggunaan kortikosteroid topikal yang kurang tepat dapat menimbulkan penekanan ini, namun umumnya terjadi pada pemakaian dengan sediaan potensi sangat kuat.1,3

Penekanan HPA axis mengakibatkan tidak disekresinya adrenokortikosteroid endogen,

sehingga terjadi insufisiensi adrenal, dimana parameter yang tampak adalah penurunan kadar  kortisol plasma.3,5

Selain penekanan HPA axis, dapat pula terjadi hipertensi, hiperglikemia, osteroporosis, gangguan pertumbuhan khususnya pada anak-anak, sindroma Cushing dan sebagainya.3,4 PEMAKAIAN PADA ANAK-ANAK 

Kortikosteroid topikal merupakan sediaan yang sangat efektif bagi anak-anak dan hanya didapatkan efek samping yang ringan bila digunakan kortikosteroid potensi lemah, dalam rentang waktu yang singkat, tanpa bebat oklusi.3

Walaupun begitu, pada bayi terdapat peningkatan risiko untuk timbulnya efek samping oleh karena lebih besarnya rasio area permukaan tubuh terhadap berat badan serta

kekurangmampuan untuk metabolisme obat secara cepat.2,3,5

Khususnya pada bayi prematur, dikarenakan kulit yang lebih tipis maka derajat penetrasi obat topikal menjadi sangat meningkat.2,3 Demikian pula dengan pengolesan kortikosteroid pada area popok, menyebabkan oklusi dari obat oleh popok sehingga terjadi peningkatan

 penetrasi.3

Absorbsi yang berlebihan dapat menimbulkan penenkanan prosuksi kortisol endogen, oleh karena itu penghentian setelah periode pemakaina kortikosteroid topikal yang lama, dapat mengakibatkan suatu kondisi yang disebut krisis Addison dengan gejala mual, anoreksia, hipotensi postular dari kolaps vaskular.1,3

(6)

PENUTUP

Efek samping penggunaan kortikosteroid topikal terjadi pada beberapa tingkatan yaitu : Efek Epidermal

Penipisan epidermal yang dikaitkan dengan punurunan aktivitas kinetik epidermal,

 penurunan ketebalan lapisan keratinosit, serta pendataran taut dermoepidermal. Inhibisimelanosit.

Efek Dermal

Penurunan sintesa kolagen dan pengurangan ground substance yang menyebabkan timbulnya strike dan rapuhnya penyangga jaringan pembuluh darah dermal sehingga menyebar dengan mudah mengakibatkan bintik pendarahan yang penyembuhannya membentuk stellate scar. Efek Vaskular

Vasodilatasi menetap

Mula-mula kortikosteroid menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh darah kecil yang superfisial diikuti tahap rebound vasodilatation, dimana pada tahap akhir menjadi menetap.

Fenomena rebound

Ketika vasokonstriksi menghilang, pembuluh-pembuluh darah kecil mengalami dilatasi yang  berlebihan sehingga timbul edema, peningkatan inflamasi dan terkadang pustulasi.

Absorbsi Sistemik 

Penekanan sumbu HPA

Sindroma Cushing

Retardasi pertumbuhan

Mengingat begitu banyak dan berbahayanya dampak pemakaian kortikosteroid topikal secara kurang tepat, maka untuk menghindarinya, dalam memberikan pengobatan hendaklah

 berpedoman kapada 4T,1W yaitu : Tepat Indikasi

Tepat Obat Tepat Penderita Tepat Dosis

Waspada Efek Samping KEPUSTAKAAN

1. Anigbogu AN, Maibach HI. Topikal Coeticosteroid Therapy. In : Milikan LE editor.Drug Therapy In Dermatology. New York: Marcel Dekker Inc; 2000. p. 1-23.

2. Lee M, Marks R. The Role of Corticosteroids in Dermatology. Aust Prescr 1998; 21: 9-10. 3. Baumann L, Kerdel F. Topikal Glucocorticoids. In: Freedberg IM,Eisen AZ, Wolff K, Goldsmith LA, Katz General Medicine. 5th ed. New York: McGraw Hill; 1999.p.2713-17 4. Clement M, Du Vivier A. Topikal Steroids for skin Disorders. 1st ed. USA : Blacwell Scintific Pulications; 1987.p.1-62.

5. Cornell RC, Stoughton RB. Topikal Corticosteroids. Guidelines for Therapy. Hoechst Medication Up-Date 1985.p.6-63.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya hasil dari penelitian ini, dimana konseling kelompok realita dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada pelajaran Matematika siswa kelas

Kenari (Canarium Indicum) merupakan tanaman buah tropis yang tumbuh di Indonesia yang dibudidayakan dan menjadi salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) unggulan bagi

Menu ini digunakan division administrator untuk melihat laporan pemakaian telepon yang ada hanya pada divisinya. Didalamnya terdapat pilihan untuk menyimpan laporan dalam bentuk

Formula dari respon tertinggi dipilih sebagai formula optimum, dari perhitungan didapat bahwa dari campuran manitol : laktosa (90% : 10%) mempunyai nilai respon

Faktor risiko dengan kekuatan hubungan dari yang terbesar ke yang terkecil terhadap kematian pasien sirosis hati adalah koma hepatikum, syok septik, ensefalopati

UKM yang berorientasi pada pasar memiliki keterampilan untuk menilai kebutuhan konsumen, sehingga mungkin menjadi yang pertama menawarkan produk dan jasa pada pasar serta

Dan juga pengelolaan administrasi yang baik dibutuhkan untuk dapat mempermudah pihak manajemen universitas dalam melaksanakan rekrutmen pegawai dan juga membantu

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil observasi mengenai kesulitan belajar yang dialami peserta didik mata pelajaran Bahasa Jawa terutama pada pokok bahasan unggah-ungguh