• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teori Dasar"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang Mineral

Mineral sampling sampling merupakan suatu metode pengambilan sampel padamerupakan suatu metode pengambilan sampel pada  proses pengolahan mineral yang nan

 proses pengolahan mineral yang nantinya bagian kecil yang diambil melaluitinya bagian kecil yang diambil melalui metode mineral sampling ini akan merepresentasikan keseluruhan mineral dalam metode mineral sampling ini akan merepresentasikan keseluruhan mineral dalam  proses pengolahan mineral. Hal ini sangat penting untu

 proses pengolahan mineral. Hal ini sangat penting untuk menentukan prosesk menentukan proses  pengolahan mineral yang akan d

 pengolahan mineral yang akan dilakukan, kesalahan dalam mineralilakukan, kesalahan dalam mineral sampling sampling (sampel yang diambil tidak merepresentasikan keseluruhan mineral) dapat (sampel yang diambil tidak merepresentasikan keseluruhan mineral) dapat mengakibatkan proses pengolahan mineral yang tidak efektif.

mengakibatkan proses pengolahan mineral yang tidak efektif.

1.2

1.2 Tujuan PercobaanTujuan Percobaan

Mempelajari teknik mineral

Mempelajari teknik mineral sampling  sampling  dengan metode dengan metode coning  coning  dan dan quartering

quartering dalam proses pengolahan mineral.dalam proses pengolahan mineral. 1.3

1.3 Batasan MasalahBatasan Masalah

Variabel bebas dari percobaan ini adalah massa awal mineral pasir besi Variabel bebas dari percobaan ini adalah massa awal mineral pasir besi dan pasir kuarsa, sementara variabel te

dan pasir kuarsa, sementara variabel terikatnya adalah ukuran ayakan, wakturikatnya adalah ukuran ayakan, waktu  pengayakan dan metode mineral

 pengayakan dan metode mineral sampling  sampling  yang digunakan yang digunakan

1.4

1.4 Sistematika PenulisanSistematika Penulisan

Laporan praktikum ini terdiri dari 5 bab, antara lain : Laporan praktikum ini terdiri dari 5 bab, antara lain : 1.

1. Bab I PendahuluanBab I Pendahuluan

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan, batasan Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

masalah dan sistematika penulisan. 2.

2. Bab II Tinjauan PustakaBab II Tinjauan Pustaka

Menjelaskan mengenai terminologi statistika dan jenis-jenis Menjelaskan mengenai terminologi statistika dan jenis-jenis  sampling.

 sampling. 3.

(2)

Menjelaskan mengenai metode penelitan, parameter penelitian, Menjelaskan mengenai metode penelitan, parameter penelitian,  prosedur percobaan, serta alat dan bahan yang

 prosedur percobaan, serta alat dan bahan yang digunakan.digunakan. 4.

4. Bab IV Hasil dan PembahasanBab IV Hasil dan Pembahasan

Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil percobaan.

hasil percobaan. 5.

5. Bab V Kesimpulan dan SaranBab V Kesimpulan dan Saran Menjelaskan mengenai

Menjelaskan mengenai kesimpulan kesimpulan dan saran-saran dan saran-saran dari prosesdari proses  praktikum.

(3)

Menjelaskan mengenai metode penelitan, parameter penelitian, Menjelaskan mengenai metode penelitan, parameter penelitian,  prosedur percobaan, serta alat dan bahan yang

 prosedur percobaan, serta alat dan bahan yang digunakan.digunakan. 4.

4. Bab IV Hasil dan PembahasanBab IV Hasil dan Pembahasan

Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari Memaparkan dan menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil percobaan.

hasil percobaan. 5.

5. Bab V Kesimpulan dan SaranBab V Kesimpulan dan Saran Menjelaskan mengenai

Menjelaskan mengenai kesimpulan kesimpulan dan saran-saran dan saran-saran dari prosesdari proses  praktikum.

(4)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Statistika 2.1. Terminologi Statistika

Sebuah ukuran dapat dinyatakan akurat jika perbedaan antara nilai dari Sebuah ukuran dapat dinyatakan akurat jika perbedaan antara nilai dari ukuran tersebut dan nilai sebenarnya terpaut oleh sebuah margin yang disetujui ukuran tersebut dan nilai sebenarnya terpaut oleh sebuah margin yang disetujui[4].[4]... Dalam banyak kasus bagaimanapun kadar tetaplah tidak diketahui sehingga Dalam banyak kasus bagaimanapun kadar tetaplah tidak diketahui sehingga kepercayaan terhadap akurasi dari suatu nilai ukuran juga tidak diketahui

kepercayaan terhadap akurasi dari suatu nilai ukuran juga tidak diketahui[[44]]... Kita. Kita harus berpedoman pada teori statistika untuk meminimalisasi kesalahan sistematik harus berpedoman pada teori statistika untuk meminimalisasi kesalahan sistematik untuk meningkatkan kepercayaan kita terhadap suatu nilai

untuk meningkatkan kepercayaan kita terhadap suatu nilai[[44]]....

Pengecekan juga dapat dilakukan dengan perbedaan antara variasi yang Pengecekan juga dapat dilakukan dengan perbedaan antara variasi yang acak dengan kesalahan sistematik sebagai akibat dari perbedaan potensial acak dengan kesalahan sistematik sebagai akibat dari perbedaan potensial[[44]].... Kesalahan yang acak (bervariasi) dengan rataan, pada suatu periode waktu, Kesalahan yang acak (bervariasi) dengan rataan, pada suatu periode waktu, cenderung mendekati nol sebaliknya pada kesalahan sistematik terintegrasi cenderung mendekati nol sebaliknya pada kesalahan sistematik terintegrasi menghasilkan nilai positif maupun negatif seperti pada gambar 2.1

menghasilkan nilai positif maupun negatif seperti pada gambar 2.1[[44]]....

Gambar 2.1

Gambar 2.1 Representasi dari kesalahan acak dan sistematik  Representasi dari kesalahan acak dan sistematik [[44]]....

Bias merupakan perbedaan antara nilai sebenarnya dan rataan jumlah dari Bias merupakan perbedaan antara nilai sebenarnya dan rataan jumlah dari nilai yang didapat dalam eksperimen dan menyebabkan persamaan kesalahan nilai yang didapat dalam eksperimen dan menyebabkan persamaan kesalahan sistematik.

(5)

reprodusibilitas. Perbedaan antara pertengahan dari sampel berulang dan nilai sebenarnya merupakan suatu ukuran yang akurat[4]..

Gambar 2.2 Perbedaan antara presisi dan akurasi[4]..

Rangkaian dari ukuran dapat dipresisi namun tidak cukup untuk merepresentasikan nilai sebenarnya, prosedur kalibrasi dan pengecekan program menentukan akurasi dan pengulangan atau duplikasi menentukan presisi. Jika tidak terdapat bias pada pengambilan sampel, Presisi akan sama dengan akurasi.  Normal tes menghasilkan perbedaan kadar dari suatu sampel ke sampel yang lain. Untuk prosedur dari sampel yang tidak mengalami bias, perbedaan kadar tidak seharusnya untuk kesalah prosedural lain[4]..

Variasi yang beragam merupakan karakteristik intrinsik dari sebuah proses acak sedangkan kesalahan sistematis atau bias merupakan perbendaan yang signifikan antara ukuran, atau nilai tengah dari sebuah rangkaian ukuran, dan nilai sebenarnya yang tidak diketahui[4]..

2.2

Blast H ole Sampling

 Blast hole sampling   merupakan pendekatan  problematic  untuk sebuah  jarak dari suatu sebab, termasuk segregasi dari drill cutting (gambar 2.3), Perbedaan ketebalan pada pemotongan dalam cone  dan memberikan untuk sub drill cutting dihasilkan oleh drilling dibawah kedalaman design  dari bench. Dengan tambahan, karena bagian atas dari bench  mengalami perpatahan karena sebelumnya dilakukan peledakan[3]..

(6)

Gambar 2.3 Gundukan dari blast hole cutting [3]..

2.3 Jenis- jenis Mineral

 Sampling

Dari mekanismenya, sampling  dapat dibagi menjadi [4].:

1.  Hand sampling

Pada hand sampling  pengambilan contoh dilakukan dengan tangan, sehingga hasilnya sangat tergantung pada ketelitian

operator.

a. Grab sampling

Pengambilan sampel pada material yang homogen dan dilakukan dengan interval tertentu dengan menggunakan sekop. Contoh yang diperoleh biasanya kurang representatif.

b. Shovel sampling

Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel , keuntungan cara ini lebih murah, waktu pengambilan cepat dan memerlukan tempat yang tidak begitu luas.

c. Stream sampling

Alat yang digunakan Hand sampling cutter. Contoh yang diambil berupa pulp (basah) dan pengambilan searah dengan aliran (stream).

(7)

Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter 0.5, 1.0, dan 1.5 inchi.

e. Coning and quatering 2. Mechanical Sampling

Teknik pengambilan contoh serta reduksi jumlah yang umum dilakukan di pabrik pengolahan adalah mechanical sampling.  Mechanical  sampling digunakan untuk pengambilan contoh dalam jumlah besar dengan hasil yang lebih representatif dibandingkan hand sampling. Dalam mechanical sampling   ini alat yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu riffle dan vein sampler .

a.  Riffle sampler

Alat ini bentuknya persegi panjang dan didalamnya terbagi  beberapa sekat yang arahnya berlawanan. Riffle-riffle ini berfungsi

sebagai pembagi conto agar dapat terbagi sama rata. b. Vein sampler 

Pada bagian dalam dilengkapi dengan revolving cutter, yaitu pemotong yang dapat berputar pada porosnya sehingga akan membentuk area yang bundar sehingga dapat memotong seluruh alur bijih.

Teknik sampling sendiri pada bidang pengolahan adalah : 1. Sub sampling  analisa

Prosedur sampling mungkin melibatkan sejumlah tahap sebelum materialnya dapat dianalisis. Urutan tahap  sampling sebagai berikut: Untuk bagian terbanyak, bulk material  adalah mengandung material non-homogen contohnya mineral, sedimen, dan  foodstuffs. Mereka mungkin terkandung dalam komposisi yang berbeda dimana distribusinya tidak seragam di dalam material. Disini sejumlah increments diambil secara acak dari berbagai point dalam bulk material  sehingga setiap bagian memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Kombinasi dari increment ini kemudian berupa gross sample. Gross sample ini

(8)

masih terlalu besar untuk analisa dan harus dibagi lagi untuk menghasilkan sub sample. Sub  sample  mungkin memerlukan  berbagai perlakuan lagi, misalnya pengecilan ukuran partikel,

mixing , dan sebagainya, sebelum sample dianalisis. 2. Metode Coning 

Dari mekanismenya, pengambilan contoh metode coning termasuk dalam kelompok  Hand sampling . Langkah-langkah yang dilakukan :

a.

Material dicampur sehingga homogen

 b.

Diambil secukupnya dan dibuat bentuk kerucut

c.

Ujung kerucut ditekan sehingga membentuk kerucut terpotong dan dibagi empat bagian sama besar

d.

Dua bagian yang berseberangan diambil untuk dijadikan contoh yang dianalisis.

3.

Pembagi Model Riffle

Pembagi Model  Riffle  termasuk kelompok mechanical  sampling yang digunakan untuk pengambilan contoh dalam  jumlah yang besar dengan hasil yang lebih representatif dibandingkan hand sampling . Alat yang dipergunakan adalah  Riffle Sampler . Alat ini berbentuk persegi panjang dan di dalamnya terbagi beberapa sekat yanga rarahnya berlawanan.  Riffle-riffle  ini berfungsi sebagai pembagi contoh agar dapat

terbagi sama rata.

Langkah selanjutnya setelah sampling adalah analisa yang meliputi  penimbangan, pengayakan, mikroskopis dan analisis kimiawi jika diperlukan. Tapi yang terpenting adalah analisis ayak. Analisis ayak sendiri adalah metode yang kita gunakan dalam kaitannya memanfaatkan pesebaran ukuran material yang kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk menilai proses sebelum ataupun menentukan proses sesudah. Analisa ayak juga dapat digunakan untuk

(9)

menentukan efisiensi berbagai peralatan, menghitung derajat liberasi, mencari  penyebab dan ukuran mineral berharga yang hilang bersama tailing[5]..

Tujuan analisis ayak adalah untuk mengetahui[5]. :

1. Jumlah produksi suatu alat

2. Distribusi partikel pada ukuran tertentu

3.  Ratio of concentration

4.  Recovery suatu mineral pada setiap fraksi

Analisis ayak dilakukan dalam suatu alat yang terdiri dari susunan ayakan dan mesin penggetar atau vibrator . Ayakan disusun dengan lubang ayakan besar di atas dan ayakan berlubang kecil di bawah secara berurutan. Sampel dimasukkan di ayakan teratas. Prinsip pemisahannya didasarkan pada ukuran relatif antara ukruan partikel dengan lubang ayakan. Partikel-partikel yang memiliki ukuran lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan lolos ayakan. Kelompok partikel ini disebut undersize atau partikel minus. Sedangkan partikel- partikel yang berukuran lebih besar daripada lubang aykan akan tertinggal di atas ayakan. Partikel ini dikelompokkan sebagai oversize  atau partikel plus. Operasi  pemisahannya dilakukan dengan melewatkan partikel-partikel di atas ayakan atau  screen  yang memiliki lubang dengan ukuran tertentu. Pengayakan dilakukan

dengan alat yang disebut ayakan atau  screen  seperti :  grizzly  yang terbuat dari  batang-batang sejajar atau plat berlubang, atau anyaman kawat berlubang[5]..

Berdasarkan model lubang pada permukaannya, ayakan dibagi menjadi tiga tipe[5]..

1. Pelat berlubang,

 Punched Plate Pelat berlubang atau punched plate yaitu pelat yang  baisanya terbuat dari baja yang diberi lubang dengan bentuk tertentu. Contoh bentuk lubang dapat dilihat pada gambar. Selain pelat yang terbuat dari baja, bahan umum yang digunakan untuk ayakan adalah karet keras atau plastik. Karet atau plastik digunakan untuk

(10)

memisahkan material yang abrasif atau digunakan pada lingkungan yang korosif

2. Anyaman Kawat, Woven Wire, Mesh

Ayakan dari anyaman kawat. Kawat terbuat dari metal yang dianyam membentuk dan menghasilkan bentuk dan ukruan lubang tertentu. Umumnya lubang berbentuk bujur sangkar, namun dapat pula  bentuk lainnya, seperti segienam.

3. Batang Sejajar, Grizzly

Ayakan dari batang sejajar, atau biasa disebut dengan grizzly atau red deck surface. Permukaan ayakan ini terbuat dari batang-batang atau rel atau rod  yang disusun sejajar dengan jarak atau celah tertentu. Ayakan  grizzly  dapat bergerak, bergetar, atau diam. Umumnya digunakan untuk operasi scalping.

Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu[5]. :

1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan

2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan 3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel

4. Komposisi air dalam material yang akan diayak

5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak Besaran untuk ukuran partikel yang digunakan dalam analisis ayakan bisa dalam skala mesh (#) ataupun milimeter (mm),

Arti skala mesh itu sendiri adalah jumlah lubang yang ada pada  permukaan ayak dalam 1 inch persegi. Semakin tinggi nilai mesh, menandakan semakin banyak lubang dan semakin kecil lubang tersebut, yang artinya semakin kecil ukuran partikel yang bisa melewatinya. Perbandingan antara luas lubang  bukaan dan luas permukaan screen disebut presentase opening [2].

Presentase opening  dipengaruhi oleh[5].:

(11)

2. Ukuran bukaan.

3. Sifat dari umpan seperti; berat jenis, kandungan air, temperatur. 4. Tipe mechanical screen yang digunakan

Kapasitas screen secara umum tergantung pada[4]. :

1. Luas penampang screen 2. Ukuran bukaan

3. Sifat dari umpan seperti ; berat jenis, kandungan air, temperatur 4. Tipe mechanical screen yang digunakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi effisiensi screen[4]. :

1. Lamanya umpan berada dalam screen 2. Jumlah lubang yang terbuka

3. Kecepatan umpan

4. Tebalnya lapisan umpan

5. Cocoknya lubang ayakan dengan bentuk dan ukuran rata-rata material yang diolah.

Terdapat tiga sifat fisik mineral, yaitu[4]. : 1.  Hardness (kekerasan)

2. Structure 3.  Fracture

Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur ikatan mineral sedangkan besar kecilnya kristal berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi derajat liberasi akan semakin sempurna proses pengolahan. Derajat liberasi adalah  perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurana dengan jumlah mineral yang sama keseluruhan. Kominusi adalah proses reduksi ukuran butiran dengan tujuan agar butiran menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat dilakukan dengan proses crushing dan grinding. Grinding  biasanya digunakan untuk proses basah dan kering sedangkan crushing  digunakan untuk proses kering saja. [4].

(12)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Berikut ini merupakan diagram alir percobaan dari praktikum kali ini,

Mencampur pasir besi dan pasir kuarsa

Menyusun ayakan Menimbang fraksi  bijih Mengkerucutkan  pasir Meratakan kerucut  pasir Melakukan quartering Menimbang masing-masing fraksi

(13)

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Mineral Sampling 

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang digunakan a.  Neraca digital

 b. Ayakan ukuran 40# dan 60# c. Mikroskop optik

d. Preparat mika 3.2.2 Bahan yang digunakan

a. Pasir kuarsa 15 gram  b. Pasir Besi 15 gram 3.3 Prosedur Percobaan

Kesimpulan

Literatur Pembahasan

Data

Mengulang untuk bagian terberat

Menghitung jumlah pasir  besi dan pasir kuarsa

Menghitung kadar pasir  besi dan pasir kuarsa

(14)

1. Mencampur pasir besi dan pasir kuarsa sebanyak masing-masing 15 gram 2. Menyusun ayakan dengan ukuran 40# dan 60#

3. Mengayak bijih selama 2 menit 4. Menimbang fraksi bijih

5. Membuat pasir membentuk kerucut 6. Menekan pasir hingga rata

7. Membagi pasir menjadi 4 bagian 8. Melakukan quartering sebanyak 20x

9. Menyatukan 2 bagian pasir yang berseberangan 10. Menimbang masing-masing bagian tersebut

11. Mengulangi prosedur 4-9 untuk bagian yang terberat sampai massa sekitar 0,5 gram

12. Menyebar bijih pada preparat mika

13. Menghitung jumlah pasir besi dan pasir kuarsa dengan mikroskop 14. Menghitung kadar besi dan kuarsa

(15)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Berikut ini merupakan hasil dari percobaan mineral sampling yang telah dilakukan dengan menggunakan mineral pasir besi dan pasir mineral masing-masing sebanyak 15 gram

Tabel 4.1 Data percobaan mineral sampling

Mineral B.J -40+60#

Berat = 3,171 gram

Butiran Jumlah butir x B.J %Berat

I II Pasir Besi 4,7 45 17 291,4 4,777 Pasir Kuarsa 2,6 206 13 569,4 9,3356 Jumlah 251 30 860,8 14,1134 Mineral -60# Berat = 19,297 gram Jumlah total (%) %galat Butiran Jumlah  butir x B.J %Berat I II Pasir Besi 47 38 399,5 50,629 55,406 10,812 Pasir Kuarsa 53 54 278.2 35,256 44,5916 10,9608 Jumlah 100 92 677,7 85,8866 99,9976

(16)

4.2 Pembahasan

Berikut ini merupakan pembahasan dari percobaan mineral sampling kali ini.

Pada percobaan mineral sampling ini, dilakukan dengan metode coning  dan quartering. Pada metode coning , campuran pasir besi dan pasir kuarsa dibentuk menggunung, proses ini dilakukan dengan tujuan agar pasir besi dan  pasir kuarsa dapat saling bercampur antara satu sama lain. Lalu pada quartering,

campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang telah dilakukan coning  diratakan dan diangkat keempat sudut kertas secara bergantian dengan tujuan agar campuran  pasir besi dan pasir kuarsa tercampur dengan lebih baik, setelah itu masing-masing dari 2 bagian yang berseberangan disatukan hal ini dilakukan agar campuran pasir besi dan pasir kuarsa bersifat heterogen, proses ini diulang sebanyak 20 kali hingga massa campuran pasir besi dan pasir kuarsa sekitar 0,6 gram, hal ini dilakukan agar membuktikan pada massa setelah proses coning  dan quartering   yaitu sebesar 0,6 gram dapat merepresentasikan seluruh campuran  pasir besi dan campuran pasir kuarsa awal sebanyak 30 gram.

 Namun pada metode coning   dan quartering   pada praktikum mineral sampling kali ini, memiliki berbagai faktor yang dapat menyebabkan kesalahan sehingga massa setelah proses coning  dan quartering  yaitu sebesar 0,6 gram tidak dapat merepresentasikan seluruh campuran pasir besi dan campuran pasir kuarsa awal sebanyak 30 gram, beberapa faktor dalam proses coning  dan quartering  yang dapat menyebabkan kesalahan yaitu:

a. Pada proses coning 

Ketika campuran pasir besi dan pasir kuarsa dibentuk kerucut menggunakan lipatan kertas, ada kemungkinan sedikit dari campuran pasir  besi dan pasir kuarsa yang terlempar keluar akibat dari gaya dorong dari lipatan kertas, sehingga ada sedikit perubahan dari massa awal campuran  pasir besi dan pasir kuarsa yang dapat mengakibatkan % galat yang

(17)

semakin besar atau perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis.

 b. Pada proses quartering 

Setelah dilakukan proses coning   pada campuran pasir besi dan  pasir kuarsa, dilakukan perataan menggunakan pulpen pada campuran  pasir besi dan pasir kuarsa, hal ini kemungkinan besar dapat mengakibatkan menempelnya sebagian kecil dari campuran pasir besi dan  pasir kuarsa sehingga ada sedikit perubahan dari massa awal campuran  pasir besi dan pasir kuarsa yang dapat mengakibatkan % galat yang semakin besar atau perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis.

Setelah diratakan, campuran pasir besi dan pasir kuarsa dilakukan  pengangkatan pada empat sudut kertas secara bergantian, hal ini mengakibatkan campuran pasir besi dan pasir kuarsa bergerak menjauhi sudut kertas yang diangkat secara bergantian sehingga gaya dorong yang diakibatkan oleh pengangkatan empat sudut kertas dapat menyebabkan campuran pasir besi dan pasir kuarsa terlempar keluar dari kertas, sehingga ada sedikit perubahan dari massa awal campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang dapat mengakibatkan % galat yang semakin besar atau  perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis.

Setelah dilakukan pengangkatan pada empat sudut kertas secara  bergantian, dilakukan pembagian menjadi 4 bagian pada campuran pasir  besi dan pasir kuarsa dengan cara mengangkat lipatan diantara 4 bagian tersebut sehingga campuran pasir besi dan pasir kuarsa akan menjauhi lipatan diantara 4 bagian tersebut, hal ini dapat menimbulkan terlemparnya  pasir besi dan pasir kuarsa, sehingga ada sedikit perubahan dari massa awal campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang dapat mengakibatkan % galat yang semakin besar atau perbedaan yang semakin besar antara data  percobaan dengan data teoritis dan juga hal ini memiliki kemungkinan

(18)

 pasir kuarsa pada keempat bagian, hal ini dapat menimbulkan tidak akuratnya sampel campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang diambil yang dapat mengakibatkan % galat yang semakin besar atau perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis.

Setelah dilakukan metode quoning dan quartering dan didapatkan campuran pasir besi dan pasir kuarsa dengan massa kurang lebih 0,5 gram, dilakukan proses pengamatan dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa menggunakan mikroskop, yang bertujuan untuk menghitung jumlah butiran dari  pasir besi dan jumlah butiran dari pasir kuarsa di dalam campuran pasir besi dan  pasir kuarsa.

Karena pengamatan dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa menggunakan mikroskop dilakukan penghitungan manual secara visual yang kemungkinan besar dapat terjadi salah hitung dari butiran yang nampak pada mikroskop yang diakibatkan oleh keterbatasan mata dan banyaknya jumlah  butiran yang terdapat dalam preparat mika, hal ini dapat menyebabkan  perhitungan % berat dari masing-masing pasir besi dan pasir kuarsa tidak akurat, sehingga dapat memperbesar % galat atau terdapat perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis.

Selain perhitungan manual yang dapat menimbulkan kesalahan dan  perbedaan yang semakin besar antara data percobaan dengan data teoritis, Hal lain

yang dapat mempengaruhi besarnya % galat dalam praktikum mineral sampling kali ini adalah salah satunya metode pengamatan mikroskop yang menyilang pada sampel acak dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa pada preparat mika dapat menimbulkan tidak terhitungnya seluruh butir pada preparat mika, sehingga sampel dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa yang terlihat pada mikroskop tidak heterogen melainkan homogen pada beberapa tempat, hal ini yang kemungkinan besar dapat menimbulkan membesarnya % galat yang mengakibatkan data percobaan semakin jauh dari data teoritis.

(19)

Pada pengamatan mikroskop, fokus dari lensa mikroskop juga dapat mempengaruhi besarnya dari %galat yang didapat dalam praktikum mineral  sampling   kali ini, yaitu karena fokus dari lensa mikroskop yang belum fokus mengakibatkan tampilan mikrostruktur yang buram sehingga tampilan dari butiran  pasir besi dan butiran pasir kuarsa terlihat sama, yang menyebabkan terjadinya

kesalahan hitung pada butiran pasir besi dan pasir kuarsa, hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada perhitungan % berat dari masing-masing mineral  pasir besi dan mineral pasir kuarsa, yang menyebabkan perbandingan data  percobaan dengan data teoritis membesar sehingga didapatkan % galat yang lebih  besar.

Pada beberapa kalimat di atas, telah disebutkan berbagai penyebab yang dapat mengakibatkan % galat membesar. Semakin besar % galat, maka dapat disimpulkan bahwa data percobaan yang didapat semakin jauh dari data teoritis. Hal ini berarti data semakin besar %galat yang didapat maka kemungkinan data memiliki kesalahan memiliki peluang yang semakin besar, Adapun di bawah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai %galat yang didapat dalam praktikum mineral  sampling  kali ini.

Dengan menggunakan perhitungan % galat yaitu %galat = (data  percobaan-data teoritis) / data teoritis, pada percobaan ini didapatkan % galat

masing-masing pada mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa sebesar 10,812 % dan 10,9608 % yang berati terdapat selisih jumlah total dari masing-masing pada mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa yaitu 5,406 % dan 5,4084 % terhadap data teoritis mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa masing-masing sebesar 50%.

Besar dari persen galat merupakan relatif terhadap seberapa penting dan  besar perubahan pada data percobaan[5], dalam percobaan kali ini penulis beropini  bahwa persen galat yang didapatkan pada percobaan yaitu masing-masing pada mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa sebesar 10,812 % dan 10,9608 %, memiliki selisih yang tidak terlalu besar dengan data teoritis, namun hal ini dapat

(20)

 berpengaruh besar terhadap percobaan kali ini dimana sampel mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa yang diambil dengan metode coning  dan quartering  pada  percobaan ini tidak dapat merepresentasikan dari masing-masing 15 gram mineral  pasir besi dan mineral pasir kuarsa yang dicampurkan.

Pengayakan juga salah satu faktor yang berpengaruh pada %galat yang dihasilkan dalam percobaan kali ini, pengayakan bertujuan untuk mendapatkan sampel pasir besi maupun pasir kuarsa dengan ukuran yang seragam. Tidak seragamnya ukuran dari pasir besi maupun pasir kuarsa dapat menyebabkan %berat dari masing-masing pasir besi dan pasir kuarsa tidak merepresentasikan sampel keseluruhan.

Selain dari berbagai faktor penyebab membesarnya % galat yang telah dijelaskan di atas seperti pengamatan dari campuran pasir besi dan pasir kuarsa menggunakan mikroskop dilakukan penghitungan manual secara visual, metode  pengamatan mikroskop yang menyilang pada sampel acak dari campuran pasir  besi dan pasir kuarsa, fokus dari lensa mikroskop yang belum fokus mengakibatkan tampilan mikrostruktur yang buram, adapun beberapa hal yang  juga dapat mempengaruhi keakuratan dari data percobaan atau besarnya % galat

dalam percobaan kali ini, yaitu penimbangan sampel menggunakan timbangan digital, ketidaktelitian dalam membaca angka yang muncul pada proses  penimbangan campuran mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa hasil  pengayakan -40+60# dan -60#, dapat menyebabkan kesalahan perhitungan persen  berat dari masing-masing mineral pasir besi dan mineral pasir kuarsa.

Pada data yang didapat juga ditemukan kesalahan dalam mencari data  berat jenis dari pasir besi yaitu 4,7 yang seharusnya 4,3[4].. Sehingga seluruh  perhitungan yang ada pada blanko percobaan kemungkinan besar tidak akurat. Hal ini menyebabkan %galat yang didapatkan dari perhitungan %galat = (data  percobaan-data teoritis) / data teoritis menjadi kurang akurat, yang menyebabkan

nilai ketidakakuratan data yang dihasilkan pada percobaan ini sangatlah tidak dapat diketahui.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berikut merupakan kesimpulan dari percobaan kali ini

1. Jumlah total dari pasir besi dan pasir kuarsa masing-masing sebanyak 55,406% dan 35,256%.

2. %galat dari pasir besi dan pasir kuarsa masing-masing adalah 10,812 dan 10,9608.

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu: 1. Lebih teliti dalam pengambilan data

(22)

DAFTAR PUSTAKA

[1] RUSDINAR, Yuni. Long term acid rock drainage (ARD) management at  PT Freeport Indonesia. American Society of Mining and Reclamation, 2006.

[2] ENGELBRECHT, Johann P., et al. Characterizing mineral dusts and other aerosols from the Middle East 

 — 

 part  1: ambient

 sampling . Inhalation toxicology, 2009.

[3] HOLMES, R. J. Sampling mineral commodities-the good, the bad, and the ugly. Journal of the Southern African Institute of Mining and Metallurgy, 2010.

[4] Wills B.A., Napier-Munn T.J., Will’s Mineral Processing Technology 7th edition, Elsevier Science & Technology Books. 2006.

[5] BUECHE, Frederick J.; HECHT, Eugene. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga, 2006.

(23)

LAMPIRAN A

(24)

Lampiran A. Contoh Perhitungan

1. %galat = {(Data percobaan –  Data teoritis) / Data teoritis} x 100% Untuk pasir besi

%galat = {(55,406 –  50) / 50} x 100% = 10,812% Untuk pasir kuarsa

%galat = {(44,5916 –  50) / 50} x 100% = 10,9608%

(25)

LAMPIRAN B

(26)

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus B.1 Jawaban Pertanyaaan

1. Hitung kadar Fe dalam pasir besi! Jawab:

Kadar Fe = 55,406/(55,406+44,5916) x 100% = 55,406% 2. Jelaskan fungsi dari garis berbentuk kotak pada preparat!

Jawab:

Garis berbentuk kotak pada preparat berfungsi sebagai garis bantu saat  penghitungan butir melalui mikroskop.

3. Jelaskan alasan mengapa bijih diayak terlebih dahulu! Jawab:

Agar bijih pasir besi dan pasir kuarsa memiliki ukuran butiran yang seragam sehingga pada proses quartering didapat hasil yang seragam.

4. Sebut dan jelaskan jenis-jenis metode mineral sampling ! Jawab:

a. Grab sampling

Pengambilan sampel pada material yang homogen dan dilakukan dengan interval tertentu dengan menggunakan sekop. Contoh yang diperoleh biasanya kurang representatif.

b. Shovel sampling

Pengambilan sampel dengan menggunakan shovel , keuntungan cara ini lebih murah, waktu pengambilan cepat dan memerlukan tempat yang tidak begitu luas.

c. Stream sampling

Alat yang digunakan Hand sampling cutter. Contoh yang diambil berupa pulp (basah) dan pengambilan searah dengan aliran (stream).

d.  Pipe sampling

Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter 0.5, 1.0, dan 1.5 inchi.

(27)
(28)

B.2 Tugas Khusus

1. Carilah contoh pekerjaan dalam bidang mineral sampling pada industri! Jawab:

Gambar B.1 Konsentrasi tembaga pada East Stream[1].

Pada gambar B.2 merupakan hasil dari mineral sampling pada PT Freeport Indonesia dengan metode post-mortem sampling. Sementara pada gambar B.2 memperlihatkan penggalian untuk mendapatkan sampel pada t ambang Grasber, PT Freeport Indonesia.

(29)

LAMPIRAN C

(30)

Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan

Gambar C.1 Mikroskop Gambar C.2 Preparat

Gambar C.3 Pasir Besi Gambar C.4 Neraca

Gambar

Gambar 2.2 Perbedaan antara presisi dan akurasi [4]. .
Gambar 2.3 Gundukan dari blast hole cutting  [3]. .
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Mineral Sampling 
Tabel 4.1 Data percobaan mineral sampling
+3

Referensi

Dokumen terkait