• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas Lesson Plan Berbasis Multiple Intelligences untuk Pembelajaran Matematika pada Peserta didik SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Validitas Lesson Plan Berbasis Multiple Intelligences untuk Pembelajaran Matematika pada Peserta didik SMP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

111 Validitas Lesson Plan Berbasis Multiple Intelligences untuk Pembelajaran Matematika

pada Peserta didik SMP

Vigih Hery Kristanto1, Resty Rahajeng2

Universitas Katolik Widya Mandala Madiun: vigihhery@gmail.com

Submitted: 02-09-2017; Revised: 13-10-2017; Accepted: 18-12-2017

Abstract

The purpose of this research is to know the validity of Lesson Plan based on multiple intelligences for learning mathematics in junior high school students. This research is a simple research with qualitative type. The validity of Lesson Plan is seen through two aspects, namely the linguistic aspect and the substance (content) aspect. Thus, the instrument used in this research is the Linguistic Aspects Validation Guidance and the Substance Validation Guidelines (contents) Guidance. Validation is done by two validators Lingusitic expert field and Mathematics expert field. The results showed that the validity of linguistic aspects of 3.35 and the validity of the substance (content) of 3.82, so it can be concluded Lesson Plan based multiple intelligences for learning mathematics in junior high school students who have been compiled valid based on the language aspect. In addition, Lesson Plan based multiple intelligences for learning mathematics in junior high school students who have been compiled valid based on aspects of substance (content).

Key Word: Lesson Plan; Learning; Mathematics; Multiple Intelligences; Validity

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP. Penelitian ini merupakan penelitian sederhana dengan jenis kualitatif. Validitas Lesson Plan dilihat melalui dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan aspek substansi (isi). Dengan demikian, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedoman Validasi Aspek Kebahasaan dan Pedoman Validasi Aspek Substansi (isi). Validasi dilakukan oleh dua orang validator bidang kepakaran Lingusitik dan bidang kepakaran Matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas aspek kebahasaan sebesar 3,35 dan validitas aspek substansi (isi) sebesar 3,82, sehingga dapat disimpulkan Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP yang telah disusun valid berdasarkan aspek kebahasaan. Selain itu, Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP yang telah disusun valid berdasarkan aspek substansi (isi).

Kata Kunci: Lesson Plan; Matematika; Multiple Intelligences; Pembelajaran; Validitas PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hal yang terpenting dalam kehidupan seseorang (Sari & Syazali, 2016). Di dalam pendidikan haruslah ada proses pembelajaran, akan tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Antonius dan Elisabet Titi Betan terhadap dua orang mahapeserta didik Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun diperoleh bahwa proses pembelajaran matematika di SMPN 4 tidak

(2)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

112

maksimal. Tidak maksimalnya proses pembelajaran yang dilakukan guru diakibatkan oleh anggapan bahwa kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik hanyalah kecerdasan kognitif. Berdasarkan anggapan tersebut, maka proses pembelajaran diarahkan kepada penyampaian materi pokok secara monoton dan tidak sesuai dengan kecerdasan awal yang telah dimiliki peserta didik, padahal peserta didik memiliki banyak kecerdasan. Variasi kecerdasan yang dimiliki peserta didik ini yang biasa disebut dengan Multiple Intelligences. Multiple Intelligences (MI) atau kecerdasan jamak terdiri dari delapan tipe kecerdasan, yaitu linguistik, matematis-logis, visual-spasial, music, kinestetis, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis (Chatib, 2011). Multiple Intelligences ini berpengaruh juga terhadap hasil belajar peserta didik (Widyawati, Mardiyana, & Iswahyudi, 2014), sehingga setiap pendidik perlu kiranya untuk memperhatikan variasi kecerdasan-kecerdasan ini. Sejalan dengan beberapa Multiple Intelligences (MI) tersebut, Howard Gardner mengungkapkan terdapat satu kecerdasan lain yang terdapat dalam manusia yaitu kecerdasan spiritual (Wijayanti & Widiyatmoko, 2015). Jika proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kecerdasan masing-masing peserta didik, maka kecerdasan kognitif peserta didik akan cenderung meningkat.

Tidak maksimalnya proses pembelajaran matematika di sekolah tersebut, dikarenakan guru belum menyusun Rencana Pembelajaran (Lesson Plan) dengan baik. Penyusunan Lesson Plan sebelum guru melaksanakan pembelajaran berfungsi untuk merencanakan kegiatan belajar yang akan dilakukan peserta didik. selain itu, menyusun Lesson Plan dapat meningkatkan peluang keberhasilan suatu proses pembelajaran yang akan dilakukan. Hal ini sejalan dengan beberapa penilitan yang menunjukan terdapatnya peningkatan hasil belajar dengan perencanaan pembelajaran yang matang baik dalam segi metode, strategi, maupun model yang akan diterapkan dalam pembelajaran (Widyawati, Mardiyana, & Iswahyudi, 2014; Putra, 2015; Putra, 2016; Syazali, 2015). Dalam penelitian terdahulu yang telah peniliti lakukan Kristanto (2017) penggunaan Lesson Plan dapat berpeluang besar dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk dapat merencanakan kegiatan belajar yang akan dilakukan peserta didik, dibutuhkan tujuan pembelajaran (indikator), strategi mengajar, peralatan yang digunakan (media pembelajaran), sampai dengan penilaian yang akan dilakukan. Pada umumnya Lesson Plan yang telah disusun guru tidak mengalami proses pengujian kualitas. Setelah Lesson Plan selesai disusun, kemudian guru meminta Kepala Sekolah untuk melegalkan Lesson Plan tersebut melalui pembubuhan tanda tangan dan stempel sekolah. Hal inilah yang menyebabkan guru matematika di SMPN 4 Madiun belum dapat menyusun Lesson Plan dengan baik. C. Heri Sulistiawan melakukan pengujian kualitas untuk soal ujian sekolah matematika dan melihat kontribusi soal tersebut terhadap Ujian Nasional (Sulistiawan, 2016). Beliau merupakan guru matematika SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Pengujian kualitas yang dilakukannya meliputi beberapa hal, seperti validitas soal dan reliabilitas soal. Validitas soal dilaksanakan dengan dua bentuk, validitas isi dan validitas kriteria. Validitas isi dilakukan dengan memberikan draf soal kepada tiga orang validator ahli matematika untuk memberikan penilaian. Selain itu, dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta didik (LKS), Margaretha Madha Melissa menggunakan pengujian kualitas dengan validitas, kepraktisan, dan keefektivan (Melissa, 2016).

(3)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

113

Kriteria kepraktisan dan keefektifan suatu perangkat pembelajaran yang dalam penelitian ini dikhususkan untuk Lesson Plan, diukur berdasarkan hasil uji coba draf. Jika hal ini benar-benar diterapkan, maka semua guru tidak akan mampu menyelesaikan Lesson Plan, bahkan tidak akan mampu menyusun Lesson Plan sebelum melaksanakan pembelajaran. Agar guru mampu menyusun Lesson Plan dan Lesson Plan yang disusun dapat berkualitas, maka cukup dilakukan pengujian kualitas dengan kriteria validitas. Nurhening Yuniarti dan Soenarto juga melakukan pengujian validitas untuk instrumen evaluasi yang telah mereka susun, namun validitas yang digunakan adalah validitas konstrak (Yuniarti & Soenarto, 2016). Pengujian validitas dilakukan dengan cara membandingkan draf Lesson Plan yang telah disusun dengan dasar teoritis yang dipakai sebagai bahan penyusunan. Selain itu juga dilakukan pengujian apakah draf yang disusun konsisten dalam beberapa hal. Berdasarkan semua uraian tersebut, untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika di SMPN 4 Madiun yang tidak melibatkan banyak kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik dan guru matematika yang belum membuat Lesson Plan dengan baik, akan disusun Lesson Plan berbasis Multiple Intelligences untuk Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 4 Madiun dan mengukur validitas Lesson Plan tersebut menggunakan dua aspek, yaitu Aspek Kebahasan dan Aspek Substanti (isi). Untuk mengukur validitas aspek kebahasaan digunakan enam kriteria yaitu, kesatuan, kepaduan, kehematan, keparalelan, kevariasian, kebakuan, dan lain-lain. Kesatuan paragraf merupakan keeratan hubungan makna antarkalimat dalam paragraph (Pembinaan, 2016). Dalam penelitian ini, kesatuan teks maupun paragraf dalam Lesson Plan dinilai dengan tiga sudut pandang yang mewakili pragmatik, sintaksis, dan semantik, antara lain, penggunaan konteks sosial tertentu, anaforik selalu menunjuk pada konteks anteseden yang sama, dan semua teks sudah merujuk pada tema tertentu. Kepaduan paragraf diketahui dari struktur kalimat yang sistematis , logis, dan mudah dipahami (Pembinaan, 2016). Pada penelitian ini validator memberikan penilaian terhadap kepaduan kalimat menggunakankan pernyataan, kalimat-kalimat yang menyusun teks telah terjalin secara logis dan gramatikal, serta berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama.

Selain kepaduan, dalam penelitian ini untuk menentukan validitas kebahasaan juga digunakan kriteria kehematan. Untuk menilai kriteria kehematan dalam penelitian ini dijabarkan menjadi, tidak terdapat pengulangan subyek pada semua kalimat, tidak terdapat pemakaian superordinat pada hiponimi kata, tidak terdapat kesinoniman pada semua kalimat, dan tidak terdapat penjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Kemudian validator juga melakukan penilaian untuk kriteria keparalelan. Keparalelan merupakan salah satu alat kohesi gramatikal yang dapat digunakan untuk membangun paragraf yang padu (Pembinaan, 2016). Untuk menentukan validitas kriteria keparalelan kalimat dalam Lesson Plan, digunakan pernyataan, semua kata yang sederajat dalam suatu kalimat memiliki kategori dan imbuhan yang sama. Kriteria lain yang digunakan untuk menilai aspek kebahasaan dalam penelitian ini adalah kevariasian. Dalam penelitian ini kevariasian untuk menentukan validitas aspek kebahasaan digunakan beberapa pernyataan yaitu, awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsur subyek, tetapi juga dimulai dengan predikat dan keterangan, kalimat yang panjang diselingi dengan kalimat yang pendek, terdapat kalimat berita yang berbentuk kalimat tanya, kalimat perintah, dan kalimat seruan, terdapat kalimat tunggal dan kalimat majemuk, terdapat kalimat tak langsung dan kalimat langsung, terdapat tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, matriks, tabel, dan lain-lain. Kriteria lain yang juga

(4)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

114

digunakan untuk menentukan validitas aspek kebahasaan adalah kebakuan kalimat. Dengan demikian, pernyataan yang digunakan untuk melihat kriteria kebakuan kalimat adalah semua kalimat yang tersusun merupakan kalimat baku. Kriteria terakhir yang digunakan untuk menentukan validitas aspek kebahasaan adalah kriteria lain-lain. Kriteria lain-lain ini meliputi beberapa pernyataan, yaitu tidak terdapat kesalahan penulisan huruf, tidak terdapat kekeliruan penggunaan tanda baca, dan kerapian tampilan.

Validitas aspek substansi (isi) dari Lesson Plan didasarkan pada teori-teori terkait yang digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Lesson Plan. Format penyusunan Lesson Plan dalam penelitian ini mengikuti format Lesson Plan kreatif yang dikembangkan oleh Munif Chatib. Format Lesson Plan kreatif, diuraikan sebagai berikut (a) Header atau pembuka, yang berisi identitas dan silabus, (b) Content atau isi, terdiri dari, Apersepsi (zona alfa, warmer, pre-tech, dan scene setting), strategi mengajar, prosedur aktivitas, teaching aids, sumber belajar, proyek, (c) Footer atau penutup, terdiri dari rubrik penilaian dan komentar guru (Kristanto, 2017). Oleh karena penyusunan Lesson Plan didasarkan pada format Lesson Plan kreatif menurut Munif Chatib, maka penilaian validitas subtansi (isi) Lesson Plan menggunakan 10 kriteria, yaitu identitas, silabus, zona alfa, warmer, pre-tech, scene setting, strategi mengajar, prosedur aktivitas, media dan sumber pembelajaran, serta penilaian dan rubrik penilaian. Masing-masing kriteria dijabarkan menjadi beberapa pernyataan. Kriteria identitas, dijabarkan menjadi satu pernyataan, yaitu tentang kelengkapan dan kejelasan identitas. Kriteria silabus, dijabarkan menjadi empat pernyataan, yaitu materi dinyatakan dengan jelas, terdapat ketercakupan sikap, pengetahua n, dan keterampilan pada kompetensi inti, kesesuaian kompetensi dasar dengan indikator hasil belajar, kecakupan waktu yang dialokasikan untuk mencapai hasil belajar.

Selanjutnya, kriteria ketiga penentuan validitas aspek substansi (isi) adalah zona alfa. Kriteria ini dijabarkan menjadi dua pernyataan, yaitu brain gym dapat dilakukan dengan mudah dan brain gym menarik perhatian peserta didik. Kriteria warmer dijabarkan menjadi satu pernyataan, yaitu tentang pengaktivan materi prasyarat. Pre-tech kriteria kelima dijabarkan menjadi satu pernyataan, yaitu proses pembelajaran dinyatakan dengan jelas. Kemudian kriteria keenam scene setting dijabarkan menjadi empat pernyataan antara lain, aktivitas guru dinyatakan dengan jelas, aktivitas guru sesuai dengan pre-tech, membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan, memberikan pengalaman belajar sebelum masuk ke inti materi, dan instruksi guru dinyatan dengan jelas. Kemudian kriteria strategi mengajar diuraikan menjadi enam pernyataan antara lain, kesesuaian strategi yang digunakan dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian strategi yang digunakan dengan materi pembelajaran, keterwakilan ranah multiple intelligences pada strategi mengajar, penumbuhan/ pengembangan rasa ingin tahu, pemfasilitasan pengkonstruksian pengetahuan bagi peserta didik secara mandiri, pemfasilitasan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru, dan antar peserta didik. Kriteria selanjutnya adalah kriteria prosedur aktivitas. Dalam kriteria ini terdapat dua pernyataan yang digunakan untuk menilai, yaitu aktivitas peserta didik dinyatakan dengan jelas, aktivitas peserta didik sesuai dengan scene-setting. Kriteria lain, yaitu kriteria media dan sumber belajar. Kriteria ini memuat tiga pernyataan, yaitu dukungan media terhadap ketercapaian hasil belajar, keberadaan dan kesesuaian sumber pustaka, serta relevansi sumber belajar/ media pembelajaran dengan materi. Kriteria terakhir yang digunakan untuk melihat validitas aspek substansi (isi) adalah kriteria penilaian dan rubrik penilaian. Dalam kriteria penilaian dan rubrik penilaian terdapat tiga

(5)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

115

pernyataan yang digunakan validator untuk menilai, yaitu ketepatan pemilihan teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian butir instrumen dengan tujuan/ indikator, dan keberadaan instrumen penilaian, kunci jawaban, dan rubrik penskoran.

Menggunakan semua kriteria dalam aspek kebahasaan dan aspek substansi (isi) tersebut, ditentukan validitas Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika jenjang SMP. Dengan demikian, tujuan penelitian ini untuk mengetahui validitas Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP. Kemudian jika ternyata Lesson Plan yang disusun dinyatakan valid, maka Lesson Plan tersebut nantinya dapat diterapkan pada pembelajaran matematika di SMPN 4 Madiun. Lesson Plan ini juga dapat menambah wawasan guru, bahwa menyusun Lesson Plan yang melibatkan banyak kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik dan berkualitas dapat diupayakan serta tidak membutuhkan waktu yang lama. Manfaat yang dapat diperoleh peserta didik, jika nantinya guru dapat menerapkan Lesson Plan berbasis multiple intelligences dalam pembelajaran adalah dapat membantu peserta didik untuk menerima pelajaran dan mampu menumbuhkan nilai karakter peserta didik (Laamena, 2013). Oleh karena Lesson Plan dapat membantu peserta didik dalam menerima pelajaran maka, ada kemungkinan Lesson Plan ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Vigih Hery Kristanto, bahwa penerapan Lesson Plan berbasis multiple intelligence memiliki kecenderungan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik (Kristanto, 2017). Namun, hasil tersebut baru merupakan suatu kajian, sehingga perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian sederhana dengan jenis kualitatif. Disebut kualitatif karena hasil yang nantinya diperoleh merupakan deskripsi validitas Lesson Plan berbasis multiple intelligence untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP. Deskripsi tersebut meliputi tiga hal, yaitu kurang valid, cukup valid, atau valid. Data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini adalah data validitas yang diberikan oleh validator, sehingga instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman validasi. Pedoman validasi yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu Pedoman Validasi Aspek Kebahasaan, dan Pedoman Validasi Aspek Substansi (isi). Pedoman validasi dikembangkan sendiri oleh peneliti. Kriteria yang digunakan untuk melihat validitas aspek kebahasaan dan aspek substansi (isi) telah diuraikan secara rinci pada bagian pendahuluan. Pedoman validasi ini diberikan kepada dua validator ahli, validator pertama adalah validator dengan bidang kepakaran linguistik, dan validator kedua adalah validator pakar matematika. Validator dengan bidang kepakaran linguisik digunakan untuk menentukan validitas aspek kebahasaan, sedangkan validator bidang kepakaran matematika digunakan untuk menentukan validitas aspek substansi (isi).

Pedoman validasi yang disusun memiliki komponen-komponen sebagai berikut, (a) nama instrumen, (b) tujuan penggunaan, (c) petunjuk, (d) tabel penilaian, (e) kritik, masukkan, atau saran, dan (f) adalah identitas dari validator. Pada bagian kritik, masukkan, dan saran validator menuliskan kritik, masukkan, atau saran apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki Lesson Plan. Pada bagian identitas validator terdapat tanggal proses validasi dilakukan, nama validator, bidang kepakaran validator, dan tanda tangan validator. Dalam tabel penilaian terdapat kriteria dan penyataan hasil penjabaran

(6)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

116

dari kriteria yang digunakan validator untuk melakukan penilaian. Selanjutnya dalam tabel penilaian juga terdapat kolom nilai. Pada kolom tersebut, validator membubuhkan nilai dengan angka 1, 2, 3, atau 4. Nilai 1 bermakna kurang, nilai 2 bermakna cukup, 3 bermakna baik, dan nilai 4 bermakna sangat baik. Selanjutnya semua nilai pada semua pernyataan dijumlahkan dan ditentukan reratanya. Rerata ini untuk selanjutnya disebut dengan istilan Nilai Validitas (NVa). Penentuan NVa dilakukan dengan rumus:

𝑁𝑉𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

Setelah diperoleh NVa, selanjutnya NVa akan digolongkan ke dalam interval-interval, jika 1,00  NVa  2,00, maka Lesson Plan masuk dalam kategori kurang valid, jika 2,00 < NVa  3,00, maka Lesson Plan termasuk kategori cukup valid, jika 3,00 < NVa  4,00, maka Lesson Plan masuk dalam kategori valid. Dengan demikian, penarikan kesimpulan hasil penelitian ini didasarkan pada perolehan NVa dan NVa tersebut termasuk dalam interval yang mana sesuai dengan penjelasan interval NVa. Berdasarkan semua informasi tersebut, maka tahap pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi empat, yaitu penyusunan Lesson Plan, penyusunan Pedoman Validasi Aspek Kebahasaan dan Pedoman Validasi Aspek Substansi, pelaksanaan validasi, Analisis data dan Penarikan Kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pertama-tama kami beserta tim melakukan identifikasi bahan untuk mengembangkan Lesson Plan berbasis Multiple Intelligences di bulan Mei 2017. Proses identifikasi bahan penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menemui guru Matematika di sekolah tersebut, yaitu Ibu Sri Kusumastuti, S.Pd. Dari hasil pertemuan tersebut, terdapat beberapa hal yang kami ketahui, yaitu (a) kelas VII SMP Negeri 4 Madiun menggunakan kurikulum 2013, (b) buku referensi wajib yang digunakan oleh peserta didik adalah buku milik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, yang berjudul “Matematika: SMP/MTs Kelas VII Semester I”, (c) buku referensi wajib yang digunakan oleh guru adalah buku milik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 yang berjudul, “Buku Guru Matematika: SMP/ MTs Kelas VII”.

Setelah diperoleh beberapa informasi tersebut, kami beserta tim melakukan identifikasi bahan berdasarkan referensi wajib tersebut. Hasil identifikasi bahan sebagai berikut, (a) pokok bahasan yang dipilih sebagai bahan pengembangan Lesson Plan berbasis Multiple Intelligences adalah pokok bahasan Himpunan yang diajarkan pada Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017-2018, (b) sub pokok bahan yang dipilih adalah Sub Pokok Bahasan Operasi Himpunan yang rencana akan diajarkan kepada peserta didik mulai 4 September 2017. Berdasarkan semua informasi tersebut, mulai bulan Mei, Juni, dan Juli tahun 2017 kami menyusun draf Lesson Plan. Draf Lesson Plan yang telah tersusun disajikan dalam tabel 1.

(7)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

117

Tabel 1. Identitas Draf Lesson Plan

No. Nama Draf Isi Materi Alokasi Waktu Jumlah Halaman

1. Lesson Plan 1 Irisan Himpunan Gabungan Himpunan 2 jam pelajaran (80 menit) 6 2. Lesson Plan 2 Selisih Himpunan Komplemen Himpunan 2 jam pelajaran (80 menit) 7

Selanjutnya setelah semua draf Lesson Plan selesai disusun, kami melanjutkan untuk menyusun pedoman validasi. Bersamaan dengan penyusunan pedoman validasi tersebut, kami menghubungi dua validator, aspek kebahasaan dan aspek substansi (isi). Hasil penyusunan pedoman validasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Identitas Pedoman Validasi

No. Pedoman Validasi Jumlah Kriteria Jumlah Pernyataan

1. Aspek Kebahasaan 7 19

2. Aspek Substansi (isi) 10 28

Setelah pedoman validasi tersusun, selanjutnya kami memberikan draf Lesson Plan beserta pedoman validasi kepada masing-masing validator. Draf Lesson Plan beserta Pedoman Validasi Aspek Kebahasaan kepada ibu Dra. Agnes Adhani, M.Hum bidang kepakaran Linguistik, dan Lesson Plan beserta Pedoman Validasi Aspek Substansi (isi) kepada ibu Gregoria Ariyanti, S.Pd., M.Si. bidang kepakaran Matematika. Rangkuman has il validasi dua aspek dari Lesson Plan berbasis multiple intelligences disajikan pada tabel 3.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Validasi

No. Aspek Nilai Validasi (NVa)

1. Kebahasaan 3,35

2. Substansi (isi) 3,82

Hasil dari tabel di atas terlihat bahwa NVa Lesson Plan berdasarkan aspek kebahasaan sebesar 3,35, berdasarkan interval kriteria pada bagian metode penelitian, maka NVa = 3,35 berada pada interval 3,00 < NVa  4,00, sehingga Lesson Plan yang disus un Valid berdasarkan aspek kebahasaan. Kemudian NVa Lesson Plan berdasarkan aspek substansi (isi) sebesar 3,82, menurut interval kriteria pada bagian metode penelitian, maka NVa = 3,82 berada pada interval 3,00 < NVa  4,00, sehingga Lesson Plan yang disusun Valid berdasarkan aspek substansi (isi). Meskipun hasil Validitas diperoleh bahwa Lesson Plan yang dikembangkan Valid, validator memberikan beberapa kritik, masukkan, dan saran untuk Lesson Plan pada tabel 4.

Tabel 4. Kritik, Masukkan, dan Saran dari Validator

No. Aspek Kritik, Masukan, dan Saran

1. Kebahasaan Perlu kecermatan penulisan, penggunaan kata sifat, dan tanda baca.

2. Substansi (isi) Perlu disesuaikan antara kompetensi dasar dengan indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran belum tampak, strategi yang digunakan dalam Lesson Plan harus diperjelas, dan ranah Multiple Intelligences belum nampak.

(8)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

118

Beberapa kritik, masukan, dan saran dari validator tersebut sebagai bahan perbaikan Lesson Plan, sehingga berdasarkan kritik, masukan, dan saran tersebut kami merevisi Lesson Plan. Hasil penyempurnaan Lesson Plan setelah proses validasi tidak kami perlihatkan kembali kepada validator, karena validator telah menuliskan dengan jelas pada draf Lesson Plan, apa yang harus diperbaiki, bagaimana cara memperbaiki, dan hasil perbaikannya menjadi seperti apa.

Lesson Plan yang kami susun mendapatkan NVa dengan kesimpulan valid, untuk aspek substansi (isi) karena dasar teoritis mulai dari sistematika Lesson Plan, bahan materi, maupun penjelasan mengenai komponen-komponen dalam Lesson Plan telah sesuai dengan sumber referensi yang kami gunakan hasil dari proses identifikasi bahan. Kemudian Lesson Plan yang kami susun mendapat NVa dengan kesimpulan valid untuk aspek kebahasaan, karena pada awal sebelum penyusunan kami telah merumuskan kriteria-kriteria validitas aspek kebahasaan berdasarkan dasar-dasar teoritis dan rujukan-rujukan kebahasaan yang relevan. Selain itu, untuk mendukung kelancaran penyusunan Lesson Plan harus ada kerjasama tim yang baik dan harus ada komunikasi yang baik dengan pihak sekolah khususnya guru matematika. Tindak lanjut dari hasil penyusunan Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran pada peserta didik SMP ini, Lesson Plan akan diterapkan untuk melakukan proses pembelajaran matematika di SMP Negeri 4 Madiun Kelas VII sesuai dengan pada materi yang dipilih, yaitu operasi himpunan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil yang telah diuraikan di atas, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut, Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP yang telah disusun valid berdasarkan aspek kebahasaan. Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP yang telah disusun valid berdasarkan aspek substansi (isi).

Beberapa saran yang dapat kami sampaikan terkait dengan validitas Lesson Plan berbasis multiple intelligences untuk pembelajaran matematika pada peserta didik SMP ini adalah, agar Lesson Plan yang disusun valid berdasarkan aspek substansi (isi) maka penyusun wajib menyiapkan sumber referensi yang relevan sebagai dasar teoritis mulai dari sistematika Lesson Plan, bahan materi, maupun penjelasan mengenai komponen-komponen dalam Lesson Plan. Selain itu, penyusun juga wajib melakukan identifikasi bahan-bahan yang digunakan untuk penyusunan Lesson Plan. Agar Lesson Plan yang disusun valid berdasarkan aspek kebahasaan, maka penyusun wajib melakukan identifikasi kriteria-kriteria kebahasaan yang baik sesuai dengan dasar-dasar teoritis dan sumber-sumber rujukan kebahasaan yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Chatib, M. (2011). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences Di Indonsia. Bandung: Kaifa.

Kristanto, V. h. (2017). Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Lesson Plan Berbasis Multiple Intelligence . Al-Jabar :Jurnal Pendidikan Matematika, 25-33.

(9)

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8, No. 2, 2017, Hal 111 - 119

119

Laamena, C. M. (2013). Pembelajaran Matematika Dengan Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda) Untuk Menumbuhkan Nilai Karakter. FMIPA Universitas Pattimura (pp. 226-232). Ambon: Universitas Pattimura.

Melissa, M. M. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik Lingkaranberbasis Kecerdasan Majemuk Gardner Berorientasi Pada Prestasi Dan Kemandirian Belajar. Widya Warta, 296-309.

Pembinaan, P. (2016). Bahasa Indonesia Untuk Guru. Jakarta: Badan Pengembang dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Putra, F. G. (2015). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Software Cabri 3d di Tinjau dari Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Al-Jabar : Jurnal Pendidikan matematika, 143-153.

Putra, F. G. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Reflektif dengan Pendekatan Matematika Realistik Bernuansa Keislaman terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis . Al-Jabar : Jurnal Pendidikan Matematika, 203-210.

Sari, F. K., & Syazali, M. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran (Modul) berbantuan Geogebra Pokok Bahasan Turunan. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2), 135-152.

Sulistiawan, C. H. (2016). Kualitas Soal Ujian Sekolah Matematika Program IPA dan Kontribusinya Terhadap Hasil Ujian Nasional. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 1-10.

Syazali, M. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving berbantuan Media Maple 11 Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 91-98.

Widyawati, S., Mardiyana, & Iswahyudi, G. (2014). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Numbered Heads Together (NHT) Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Peserta Didik. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 972-983.

Wijayanti, F., & Widiyatmoko, A. (2015). Pengembangan LKS IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Tema Energi Dan Kesehatan Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Unnes Science Education Journal, 772-779.

Yuniarti, N., & Soenarto. (2016). Validitas Konstrak Instrumen Evaluasi Outcome Lembaga Pendidikan Guru Vokasional. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 221-233.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian ini bisa diambil suatu kesimpulan bahwa besarnya terpaan tayangan kartun Naruto di televisi terhadap agresivitas anak di SDN Sumber 3 kelas V dan

system), sistem tertentu (deterministic system), sistem tak tentu (probabilistik system), sistem tertutup (close system), dan sistem terbuka (open system). a) Sistem tak

Hambatan yang timbul dalam penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes). Beberapa hambatan yang muncul dalam penyusunan APBDes di Desa Ngrambe dapat

Staf dosen Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Bandung, terimakasih atas komitmen yang tinggi dalam mengajar dan memberi ilmu kepada para mahasiswanya terutama kepada

Kajian ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep arsitektur hijau yang ada di kawasan permukiman pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Kota Malang sebagai

Pelemahan Resistensi Gerakan Mahasiswa Adanya upanya resistensi yang dilakukan beberapa organisasi eksternal kampus diatas yang kemudian dapat dilemahkan oleh birokrasi

Rencana penyediaan ruang terbuka non hijau sebagai ruang terbuka publik berbentuk plaza akan dikembangkan di kawasan Pusat Kota Baru di Batoh yang terintegrasi

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana proses pembelajaran menulis rangkuman, (2) bagaimana