• Tidak ada hasil yang ditemukan

MALANG GAMBARAN UMUM. PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat. Kondisi Geografi dan Iklim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MALANG GAMBARAN UMUM. PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat. Kondisi Geografi dan Iklim"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat

MALANG

GAMBARAN UMUM

Kondisi Geografi dan Iklim

Kabupaten Malang adalah sebuah kawasan yang terletak pada bagian tengah selatan wilayah Propinsi Jawa Timur. Berbatasan dengan enam kabupaten dan Samudera Indonesia. Sebelah Utara-Timur, berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Sebelah Barat- Utara, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Mojokerto. Letak geografis sedemikian itu menyebabkan Kabupaten Malang memiliki posisi yang cukup strategis. Hal ini ditandai dengan semakin ramainya jalur transportasi utara maupun selatan yang melalui Kabupaten Malang dari waktu ke waktu. Posisi koordinat Kabupaten Malang terletak antara 112o17',10,90" Bujur Timur dan 122o57',00,00" Bujur Timur dan antara 7o44',55,11" Lintang Selatan dan 8o26' ,35,45" Lintang Selatan.

Dengan luas wilayah sekitar 3.238,26 Km2 (sumber; Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Brantas), Kabupaten Malang terletak pada urutan luas terbesar kedua setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 kabupaten/kota di wilayah Propinsi Jawa Timur. Kondisi topografi Kabupaten Malang merupakan daerah dataran tinggi yang dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah pada ketinggian 250-500 meter diatas permukaan laut (dpl) yang terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi merupakan daerah perbukitan kapur (Pegunungan Kendeng) di bagian selatan pada ketinggian 0-650 meter dpl, daerah lereng Tengger-Semeru di bagian timur membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500-3600 meter dpl dan daerah lereng Kawi-Arjuno di bagian barat pada ketinggian 500-3.300 meter dpl.

Terdapat sembilan gunung dan satu penggunungan yang menyebar merata di sebelah Utara, Timur, Selatan dan Barat wilayah Kabupaten Malang. Beberapa gunung telah dikenal secara nasional yaitu Gunung Semeru (3.676 meter) gunung tertingi di Pulau Jawa, Gunung Bromo (2.329 meter), Gunung Kawi (2.651 meter), Gunung Kelud (1.731 meter), Gunung Welirang (2.156 meter) dan Gunung Arjuno (3.339 meter). Kondisi topografi yang demikian mengindikasikan potensi hutan yang besar. Hutan yang merupakan sumber air yang cukup, yang mengalir sepanjang tahun melalui sungai-sungainya mengairi lahan pertanian. Dari 18 sungai besar dan bernama di wilayah Kabupaten Malang, diantaranya, terdapat Sungai Brantas, sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur. Hulu Sungai Brantas bagian atas terdapat di wilayah Kota Batu dan hulu bawah berada di wilayah Kabupaten Malang. Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah Kabupaten Malang sebagai daerah sejuk dan banyak diminati sebagai tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Tinggi pusat pemerintahan kecamatan (Kantor Camat) dari permukaan laut berkisar antara 240-1.299 meter dpl. Berdasarkan hasil pemantauan tiga pos pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2009 suhu udara rata-rata relatif rendah, berkisar antara 22,1oC hingga 26,8oC. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 69,0 persen hingga 87,0 persen dan curah hujan rata-rata berkisar antara 4 mm hingga 727,0 mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan September, hasil pemantauan Pos

(2)

Karangploso. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi juga pada Bulan Oktober, hasil pemantauan Pos Lanud A.R Saleh.

Kondisi Administratif

Unit administrasi pemerintahan dibawah kabupaten adalah kecamatan. Setiap kecamatan membawahi beberapa kelurahan/desa dan setiap kelurahan/desa terbagi habis dalam dusun/dukuh ataupun rukun warga (RW)/ Rukun Tetangga (RT). Secara rinci wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Malang terbagi menjadi 33 wilayah kecamatan yang membawahi 12 kelurahan dan 378 desa, yang terbagi habis ke dalam 3.133 RW dan 14.054 RT. Keberhasilan pembangunan desa tidak terlepas dari kemampuan sumberdaya manusia (SDM) yang ada sebagai pelaku maupun sebagai sasaran pembangunan. Salah satu tolok ukur kemampuan SDM adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan kepala desa/lurah di Kabupaten Malang. Kepala desa dengan tingkat pendidikan SMP sekitar 24,10 persen, SMU sekitar 52,56 persen, Akademi 1,80 persen, dan Universitas 21,54 persen.

Kondisi Demografi

Dalam perencanaaan dan evaluasi pembangunan sangat dibutuhkan data mengenai kependudukan. Apalagi, jika dikaitkan dengan dwifungsi penduduk dalam pembangunan, yaitu sebagai fungsi subjek dan fungsi objek. Fungsi subjek bermakna bahwa penduduk adalah pelaku pembangunan, dan fungsi objek bermakna bahwa penduduk menjadi target dan sasaran pembangunan yang dilakukan. Kedua fungsi tadi harus berjalan seiring dan sejalan secara intergral.

Menurut hasil Susenas penduduk Kabupaten Malang tahun 2009 berjumlah 2.425.248 jiwa. Jumlah terserbut terdiri dari laki-laki 1.217.314 (50,19 persen) jiwa dan perempuan 1.207.934 (49,81 persen) jiwa. Berdasarkan komposisi umurnya maka penduduk Kabupaten Malang termasuk Penduduk Intermediate. Komposisi umur anak (0-14 tahun) sekitar 26,12 persen (dibawah 40 persen) dan umur tua (65+ tahun) sekitar 7,81 persen (dibawah 10 persen). Sedangkan jika dilihat menurut umur median (umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama) maka penduduk Kabupaten Malang tergolong tua dengan umur median pada kelompok 30-34 tahun. Sementara umur median intermediate berada pada kisaran 20-30 tahun dan umur median muda adalah 20 tahun kebawah. Dengan komposisi umur produktif (15-64 tahun) sekitar 66,07 persen maka sumber daya manusia Kabupaten Malang cukup potensial dalam mendukung pembangunan daerah.

Dalam publikasi kali ini BPS Kab Malang kembali bisa menampilkan data penduduk yang diambil dari registrasi. Perlu diinformasikan bahwa ada perbedaan jumlah penduduk hasil Susenas 2009 dengan data registrasi penduduk karena memang berbeda cara mendapatkannya. Menurut registrasi diantara 33 kecamatan di Kabupaten Malang, Kecamatan Singosari memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu sebesar 154.354 jiwa dengan komposisi lakilaki 77.555 jiwa dan perempuan 76.799 jiwa. Kecamatan yang memiliki penduduk terkecil adalah Kecamatan Kasembon dengan jumlah penduduk 31.368 jiwa dengan komposisi laki-laki 15.760 jiwa dan perempuan 15.608 jiwa.

Kepadatan penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2009 mencapai 810 jiwa/km2. Beberapa kecamatan yang memiliki kepadatan tinggi diatas 2000 jiwa/km2 adalah Kecamatan Kepanjen dan Pakis. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan 1500-1999 jiwa/km2 adalah Kecamatan Turen, Sumberpucung dan Pakisaji. Selebihnya memiliki kepadatan dibawah 1500 jiwa/km2. Secara keseluruhan penyebaran penduduk Kabupaten Malang memiliki ketimpangan rendah dengan nilai Indeks Gini sekitar 0,1201.

(3)

Salah satu masalah pemerintah, baik pusat maupun daerah adalah ketersedian lapangan kerja bagi penduduknya. Ketersediaan lapangan kerja kerap tidak mencukupi kebutuhan. Berdasarkan data yang ada, pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri pada tahun 2009 mencapai 2.008 jiwa menurun sekitar 63,72 persen dibanding tahun 2008. Negara tujuan yang paling banyak diminati adalah Saudi Arabia yaitu sekitar 834 jiwa (41,53 persen) dan Hongkong yaitu sekitar 680 jiwa (33,86 persen). Jika dicermati pada tabel 3.3.1 maka asal TKI Kabupaten Malang Sebagian besar dari wilayah Malang Selatan. Kasus TKI yang banyak terjadi pada tahun 2009 adalah sakit yaitu sebanyak 3 kasus, meninggal sebanyak 3 kasus. Jumlah pencari kerja yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2009 turun dari 4.625 menjadi 4.389 jiwa terdiri atas 2.162 laki-laki dan 2.227 perempuan. Sementara penempatan tenaga kerja meningkat menjadi 2.512 terdiri atas penempatan Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) 163 jiwa, dan Antar Kerja Antar Negara 2.008 jiwa.

Kondisi Perekonomian

Pertanian

Perekonomian di Kabupaten Malang didukung dari sektor pertanian. Kabupaten Malang, mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam perekonomian Kabupaten Malang. Menurut Dinas Pertanian dan Perkebunan sebagian besar wilayah Kabupaten Malang merupakan lahan pertanian, yaitu sekitar 15,44 persen (49.522 hektar) merupakan lahan sawah, 31,11 persen (99.764 hektar) adalah tegal/ladang/kebun, 6,11 persen (19.578 hektar) adalah areal perkebunan dan 2,56 persen (6.404 hektar) adalah hutan.

Fasilitas jaringan irigasi telah banyak dibangun meliputi bendungan tetap, bangunan air, sumber air, pintu air dan saluran pembawa air yang diperuntukkan untuk mencukupi kebutuhan pengairan lahan sawah seluas 43.232 hektar (Dinas Pengairan). Sebagian besar jaringan irigasi merupakan irigasi teknis yang mengairi sekitar 27.838 hektar (64,39 persen) lahan sawah. Sedangkan irigasi semi teknis sekitar 6.179 hektar (14,29 persen) dan irigasi sederhana sekitar 9.215 hektar (21,31 persen). Menurut catatan Dinas Pengiran selama tahun 2009 tidak terjadi pengalihan fungsi (mutasi) lahan.

Produksi pangan terutama padi pada tahun 2009 mencapai 416.396 ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya, bahkan dibanding tahun 2007. Produksi jagung dan ubikayu sebagai komoditi substitusinya juga mengalami kenaikan. Sementara itu, komoditi palawija lainnya seperti ubi jalar dan kedelai dan kacang tanah mngalami kenaikan pula. Kenaikan produksi padi pada tahun 2009 ternyata didukung oleh beberapa daerah penyangganya, bahkan diantaranya naik pesat, yaitu Kecamatan Dampit, Turen,Kepanjen dan Singosari. Sementara itu,daerah penyangga lainnya yang tetap memberikan andilnya adalah Kecamatan Donomulyo, Pagelaran, Sumberpucung dan Pakis.

Selain komoditi padi dan palawija, komoditi lain yang tercakup dalam tanaman bahan makanan (tabama) yang cukup potensi adalah komoditi hortikultura. Melihat kondisi alam Kabupaten Malang yang sejuk, maka wajar bila komiditi hotikultura cukup potensi. Menurut Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, tercatat 18 komoditi sayuran dan 21 komoditi buah-buahan yang potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Malang. Produksi sayuran pada tahun 2009 umumnya meningkat, sedangkan produksi buah-buahan berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Beberapa komoditi perkebunan rakyat yang tercatat pada Dinas Pertanian dan Perkebunan adalah cengkeh, kopi, tebu, kelapa, kapuk randu dan tembakau. Komoditi perkebunan rakyat umumnya terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan kecuali tebu, kapuk randu dan tembakau. Hampir semua komoditi perkebunan rakyat pada tahun 2009 produksinya meningkat kecuali produksi

(4)

cengkeh dan produksi tebu.

Populasi dan produksi ternak (daging, telor dan susu) pada tahun 2009 umumnya meningkat. Ternak andalan Kabupaten Malang adalah ternak sapi, baik sapi perah maupun sapi potong. Populasi ternak sapi (perah dan potong) dari tahun ke tahun selalu meningkat. Dari sekitar 55.833 ekor populasi sapi perah sekitar 21.857 ekor (39,15 persen) berada di Kecamatan Pujon. Sementara penyebaran ternak sapi potong cukup merata di seluruh wilayah Kabupaten Malang.

Perindustrian

Potensi pertambangan di Kabupaten Malang cukup besar baik dari sisi volume maupun variasi jenis mineral. Potensi yang cukup besar ini belum dapat digali dan dikembangkan. Hal ini terlihat dari selisih antara produksi dan potensi yang ada. Sektor industri adalah sektor yang mampu memacu laju perekonomian suatu daerah, dan akan mampu memberikan nilai tambah dengan cepat, dan pada akhirnya akan memberikan income daerah melalui PAD-nya. Tidak semua daerah cocok dan kondusif untuk dijadikan kawasan industri. Banyak faktor yang dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan sektor industri, diantaranya : ketersediaan sumber daya manusia yang handal, sumber daya alam, dan investasi yang cukup.

Beberapa kawasan di Kabupaten Malang posisinya cukup strategis untuk dijadikan kawasan industri, dimana ketersediaan tenaga kerja dan sarana angkutan/infrastruktur sangat mendukung. Namun demikian keberadaannya diharapkan tidak menggangu kelestarian ligkungan Kabupaten Malang, yang juga merupakan daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur. Sejak tahun 1990 jumlah industri besar/sedang di Kabupaten Malang terus meningkat yang puncaknya tahun 1996. Tahun 1996 tersebut jumlah industry besar/sedang mencapai sekitar 197 perusahaan. Namun semenjak krisis ekonomi tahun 1997, jumlah industri besar/sedang terus mengalami penurunan. Tahun 2000 jumlah industri besar/sedang yang masih survive/bertahan sekitar 153 perusahaan. Penurunan ini utamanya adalah disebabkan banyaknya industri besar yang tutup karena terpaan badai krisis. Sejak tahun 2001 sektor industri mulai bangkit, jumlah perusahaan industri besar/sedang naik menjadi 156 perusahaan. Kecenderungan ini terus berlanjut hingga pada tahun 2006 mencapai 264 perusahaan. Namun pada 2007, kenaikan tersebut tertahan dan mengalami penurunan menjadi 214.

Dari sekitar 211 perusahaan industry pengolahan pada tahun 2008, menurut skalanya tercatat sekitar 44 industri besar dan 167 industri sedang. Sedangkan jika dilihat komposisi subsektornya maka sekitar 40,28 persen (85 unit usaha) merupakan industri makanan dan minuman. Sekitar 18,01 persen (38 unit usaha) merupakan industri barang-barang dari logam, mesin dan mesin perlengkapan. Sedangkan sisanyam adalah industri lainnya. Perusahaan industri besar dan sedang mampu menyerap tenaga kerja sekitar 38.667 orang dengan rincian sekitar 84,31 persen (32.601 orang) tenaga produksi dan 15,69 persen (6.066 orang) tenaga lainnya. Sedangkan jika dilihat komposisi penyerapan tenaga kerja menurut subsektornya maka sekitar 30,67 persen diserap oleh Subsektor industri pengolahan makanan, minuman dan tembakau, 10,98 persen oleh industri kimia dan barangbarang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan barang-barang dari plastic dan sisanya oleh subsektor lainnya.

Perdagangan

Sektor perdagangan adalah sector tersier yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sektor andalan suatu daerah. Sektor ini akan selalu menjadi wadah aktifitas rutin penduduk untuk penyediaan kebutuhan pangan ,sandang dan papan. Tersedianya bahan kebutuhan yang cukup, harga terjangkau dan relatif stabil adalah dambaan setiap penduduk. Harga sembako bersumber dari Dinas Koperasi dan Indag Kabupaten Malang. Dari tahun ke tahun umumnya harga eceran komoditi yang tergabung kedalam Sembilan bahan pokok (sembako) mengalami peningkatan. Beberapa komoditi pangan yang

(5)

harganya naik tajam (>20 persen) adalah minyak tanah, wortel, kentang, dan daging ayam. Sedangkan harga beras naik sekitar 3,64 persen, gula pasir 18,31 persen dan tepung terigu 14,29 persen. Komoditi sandang diwakili tekstil kembang dan batik. Harga tekstil kembang naik 13,04 persen, sementara harga batik sekitar 14,50 persen. Komoditi papan diwakili semen dan seng gelombang. Harga semen naik sekitar 3,53 persen sedang seng gelombang relatif stabil.

Persediaan bahan pangan utama yang ada di gudang Bulog, menurut laporan Bulog Sub Divre VII Malang masih baik, yaitu mencapai 75.907 ton beras. Pengisian lumbung tersebut terjadi selama sebelas bulan yaitu selama periode bulan Pebruari s/d Desember 2009. Pengisian lumbung sedemikian itu ternyata sebagian besar dipasok melalui pengadaan Non-KUD.

Ekspor Kabupaten Malang Pada Tahun 2009 mengalami kenaikan volume, dan nilainya. Nilai ekspor tahun 2009 mencapai US$ 271.909.691,89 atau naik sekitar 2,18 persen dibanding tahun lalu. Jika dilihat berdasarkan negara tujuan ekspor maka empat negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika, Jepang, Malaysia, Inggris Raya dan Australia. Sementara Amerika, yang pada tahun lalu menempati urutan pertama, pada periode ini tetap sebagai negara tujuan ekspor terbesar. Komoditi ekspor terbesar dari Kabupaten Malang adalah kantong plastik, kopi dan udang, disusul kabinet audio/TV pada urutan keempat. Nilai Impor pada tahun 2009, mengalami penurunan sekitar 13,50 persen dibanding tahun lalu. Hal ini disebabkan adanya penurunan negara asal , jenis dan variasi komoditi impor. Sejalan dengan penurunan impor, jumlah perusahaan importir di Kabupaten Malang mengalami penurunan

Pendapatan Regional

Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran dinamis yang digunakan untuk melihat perubahan tingkat ekonomi antar periode. Hal ini ditunjukkan bahwa geliat perekonomian Kabupaten Malang pada tahun 2007 mampu tumbuh 6,09 persen, dan pada tahun 2008 menurun menjadi 5,76 persen. Pada tahun 2009 laju pertumbuhannya melemah kembali yaitu menjadi 5,16 persen. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, tiga sektor dominan sebagai pemicu roda perekonomian di Kabupaten Malang (dengan kontribusi terhadap total PDRB masing-masing sebesar 28,77 persen, 20,28 persen dan 23,72 persen pada tahun 2009, adalah sektor pertanian, sektor biasanya digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran suatu daerah.

Pada tahun 2009 PDRB ADHB meningkatan sebesar 10,80 persen dari tahun 2008. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar 2,425,311 jiwa sebagai faktor pembagi nilai PDRB diatas, maka dapat diketahui besarnya PDRB per kapita yaitu sebesar 10,399.851 rupiah. Jika dibanding dengan PDRB ADHB per kapita tahun 2008 yang sebesar 9,430.802 rupiah maka terjadi kenaikan sebesar 10,28 persen.

Sedangkan apabila kita lihat PDRB ADHK, maka pada tahun 2009 PDRB ADHK mengalami kenaikan 5,16 persen. Kenaikan sebesar itu jauh lebih tinggi disbanding kenaikan penduduk pertengahan tahunnya yang sebesar 0,48 persen yaitu dari 2.413.779 jiwa pada tahun 2008 menjadi 2.413.779 jiwa pada tahun 2009. Dengan kata lain tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang lebih tinggi disbanding tingkat pertumbuhan penduduknya. Hal ini berindikasi bahwa tingkat kemakmuran penduduk Kabupaten Malang semakin meningkat.

Kondisi Infrastruktur

Seiring dengan semakin meningkatkan pembangunan jalan yang terbagi atas jalan nasional jalan propinsi dan kotamadya harus selalu ditingkatkan, baik panjang maupun kualitasnya, agar pembangunan regional/nasional dapat berjalan lancar. Panjang jalan yang ada di Kabupaten Malang

(6)

mencapai 1.903,19 Km, terbagi atas jalan negara sepanjang 115,63 Km, jalan propinsi sepanjang 118,80 km dan jalan Kabupaten 1.668,76 km. Jika diamati menurut jenis permukaan, jalan aspal merupakan proporsi terbesar dibanding dengan jalan non aspal yaitu dengan komposisi sebesar 93,58 persen dari total panjang jalan. Berikutnya berupa kerikil sebesar 6,29 persen.

Sejalan hal tersebut pemerintah juga terus meningkatkan sarana dan prasarana fisik beserta tenaga guru hingga pelosok desa. Gambaran nyata tentang jumlah sekolah, guru dan murid negeri dan swasta pada setiap jenjang pendidikan di Kabupaten Malang. Pada tahun 2009 terdapat penambahan jumlah Sekolah Taman Kanakkanak (TK), yang diimbangi dengan penambahan jumlah guru. Hal ini menunjukkan keseriusan di bidang pendidikan pra sekolah. Diharapkan dengan adanya penambahan jumlah sekolah dan guru maka kebutuhan akan pendidikan pra sekolah yang layak akan terpenuhi. Sejalan dengan perkembangan TK, Sekolah Dasar (SD), pada tahun 2009 jumlah SD juga meningkat. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan guru dan murid. Jumlah guru dan murid malah mengalami penurunan. Wajib belajar sembilan tahun sudah meluas di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari data tahun 2009 bahwa jumlah Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP), guru dan murid mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding data tahun 2008. Demikian juga untuk Sekolah Menengah Atas Umum (SMU) dan Kejuruan (SMK) menunjukkan gejala yang sama dengan perkembangan SMP.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pengaruh faktor sosial terhadap keputusan nasabah

Penelitian ini dilakukan untuk mengawasi Keputusan Gubernur Provinsi Papua Nomor 188.4/336/Tahun 2017 yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua (DPRP) sesuai

Adapun tahapan pembinaan UMKM oleh BSN dari identifikasi awal proses sertifikasi dari LSPro sampai penerbitan sertifikat SNI dan pemeliharaannya, sebagai berikut: (1) Identifikasi

Dalam perkebunan karet terdapat beberapa jenis herbisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman karet adalah glifosat, parakuat (Anwar, 2009 & Kementan

Elen berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada pembeli dengan menjalin komunikasi yang baik dengan.. merespon chat di Shopee segera mungkin ketika sedang online

Bahan baku pembuatan metil ester antara lain minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak, minyak kedelai, dan lainnya.Minyak dengan asam lemak bebas tinggi akan

5 - 8 MOTOR DIJUAL PNS DKI PAKAI KARTU PEGAWAI MULTIFUNGSI Halaman 3 Sebagai identitas berfungsi sebagai aTM bisa untuk naik Transjakarta Mulai 2015 Kenaikan PBB Memberatkan Warga